Anda di halaman 1dari 2

Kisah ini berawal kira-kira 5 abad silam atau 500 tahun yang lalu.

Dimana terjadi
disebuah bukit yang terlihat berdiri dengan tegarnya menjulang keangkasa, seakan
ingin menantang keperkasaan langit yang ada diatasnya. Jurang lebar tampak berada
dipinggiran bukit tersebut. Sementara itu di langit, tampak segerombolan awan
menghitam datang secara bergerombol bagaikan air bah yang siap menghantam apa saja
yang ada dihadapannya, perlahan tapi pasti keadaan diatas bukit itu mulai terlihat
mendung dan gelap.
�Glaaarrr........glarrr........�. terdengar dua kali guntur menggelegar keras
memecah kesunyian alam, tak lama kemudian secara sambung menyambung keadaan diatas
bukit itu terlihat semakin menggila, alam seakan tidak lagi bersahabat, sambung
menyambung guntur dan halilintar menggelegar dasyat seakan-akan shang yang widhi
benar-benar sudah murka. Tapi anehnya, bila dilihat dari kejauhan, hanya diatas
bukit itu saja yang menjadi tempat kemurkaan alam, sementara diluar bukit itu,
keadaan alam begitu tenang dan hening, seakan tak pernah terjadi apa-apa, sungguh
sangat mengherankan dan mengejutkan.
�werrrrr..........�. satu cahaya biru tampak terbang melesat dari arah utara,
melesat dengan kecepatan tinggi menuju kearah bukit tersebut, begitu cepatnya
lesatan cahaya biru itu akan sangat sulit ditangkap dengan pandangan mata biasa,
beberapa kali terlihat cahaya biru itu berputar-putar diatas puncak bukit tersebut,
hingga akhirya cahaya biru terlihat turun tepat dipuncak bukit tersebut.
�zeeebbb........�. bersamaan dengan turunnya cahaya biru yang cukup terang itu
keatas permukaan tanah diatas puncak bukit tersebut, bersamaan dengan itu pula
cahaya biru tersebut berubah menjelma menjadi satu sosok tubuh seorang laki-laki
berperawakan besar, wajahnya tampak dipenuhi oleh cambang dan brewok, tapi hal itu
masih tak membuat kewibawaan dan keagungan wajahnya, lelaki berperawakan besar ini
tampak mengenakan pakaian yang begitu mewah seperti layaknya pakaian seorang raja
besar, ditambah lagi sebuah mahkota berkepala naga yang tersampir dikepalanya.
Matanya yang tajam terlihat menatap keadaan disekitarnya, tapi sejauh mata
memandang hanya dataran bebatuan dan pinggiran jurang yang terlihat dihadapannya.
�wuutttt......weeessshhhh.........�. wajah lelaki ini terlihat langsung berpaling
kearah selatan saat satu cahaya merah terlihat juga melesat dengan kecepatan tinggi
kearah bukit yang ditempatnya saat ini.
�ternyata kau juga tidak lupa akan hari ini Yudha......�. entah apa maksud lelaki
berperawakan besar itu bergumam sendiri saat melihat cahaya merah yang kini semakin
dekat kearahnya.
�zeeeebbgghhhh............�. begitu menyentuh tanah, seperti halnya kemunculan
lelaki berperawakan besar itu, cahaya merah inipun ikut menjelma menjadi sosok
seorang laki-laki bertumbuh tinggi kekar, wajahnya terlihat tampan dan penuh
wibawa, begitu tenang dan memancarkan keagungan yang bgitu nyata, pakaian yang
dikenakannya pun tak jauh beda dengan sosok yang berada dihadapannya, bahkan sosok
lelaki yang baru muncul inipun ikut mengenakan mahkota berkepala naga seperti
halnya lelaki berewokan yang ada dihadapannya.
�Manggala......�
�Yudha.......�. hampir bersamaan kedua laki-laki ini terlihat saling mendekat dan
saling berpelukan, rupanya keduanya telah saling mengenal satu sama lain, ini
terlihat dari betapa hangatnya pelukan keduanya, seakan-akan keduanya sudah begitu
lama tak bertemu satu sama lain.
Perlu para pembaca ketahui sebelumnya, kedua lelaki yang hampir muncul secara
bersamaan diatas bukit tersebut, bukanlah orang-orang biasa, yang bertubuh besar
dan kekar bernama Manggala atau yang lebih dikenal sebagai Raja Naga Samudra,
penguasa istana dasar Samudra yang berada didasar lautan. Sedangkan laki-laki yang
disebut dengan nama Yudha oleh Raja Naga Samudra adalah Raja Negeri Alam Lelembut
atau yang lebih sering disebut sebagai Maharaja Alam Lelembut.
Kedua lelaki ini memang bukanlah saudara kandung, tapi kedua-duanya adalah
bersaudara seperguruan karena kedua-duanya pernah menuntut ilmu pada seorang
pertapa yang begitu waskita dan mumpuni yang bernama Panembahan Agung.
Sebagai penguasa-penguasa negeri alam lelembut dan negeri alam ghaib, tentu kedua-
duanya memiliki kesaktian yang tinggi bahkan sangat mumpuni, tapi kali ini
kedatangan keduanya ke bukit yang disebut oleh Panembahan Agung sebagai Bukit Iblis
ini bukanlah karena tidak disengaja, tapi keduanya datang ketempat ini karena
sumpah dan janji yang mereka ucapkan dihadapan guru mereka, Panembahan Agung.
Sebelum menyelesaikan menuntut ilmu kesaktian dari Panembahan Agung, sang guru
menceritakan sebuah cerita yang amat mengejutkan bagi keduanya, adapun cerita yang
mengejutkan itu adalah mengenai akan lahirnya sosok penguasa alam kegelapan yang
bernama Pangeran Iblis. Keberadaan sosok Pangeran Iblis ini sudah berlangsung
selama ribuan tahun bahkan jutaan tahun yang lalu, tapi dari generasi ke generasi,
Mahaguru hingga sampai ke Panembahan Agung bersama penerus kesaktiannya terus
berhasil menggagalkan lahirnya kembali sosok Pangeran Iblis kembali keatas muka
bumi ini. Panembahan Agung mengatakan kalau sampai Pangeran Iblis lahir dapat
terlahir kembali keatas muka bumi ini, maka selamanya bumi ini akan selalu berada
dalam kegelapan.
Oleh karena itulah sebagai murid terakhir dari Panembahan Agung, Raja Naga Samudra
dan Raja Alam Lelembutlah yang harus memikul tanggung jawab tersebut untuk mencegah
kembali lahirnya sosok Pangeran Iblis keatas muka bumi ini. Dan menurut perkiraan
Panembahan Agung, sosok Pangeran Iblis akan lahir kembali keatas muka bumi ini,
tepatnya di Bukit Iblis adalah 500 tahun sejak Panembahan Agung berhasil mencegah
lahirnya Pangeran Iblis keatas muka bumi ini.
Dan hari itu adalah hari ini, tepat 500 tahun sejak tewasnya Pangeran Iblis
ditangan Panembahan Agung diatas Bukit Iblis ini, hingga Raja Naga Samudra dan Raja
Alam Lelembutpun datang ke Bukit Iblis untuk menunaikan amanat Panembahan Agung,
guru mereka.
�zzzeegggzzzzz.........zzzeeggghhh.......�. suara gemuruh terdengar membahana di
Bukit Iblis, tepat dengan terjadinya gempa hebat diatas bukit tersebut, hal ini
membuat sosok Raja Naga Samudra dan Raja Alam Lelembut saling melepas pelukan
mereka untuk melepas rindu, keduanya terlihat langsung menatap kearah langit,
dimana langit terlihat semakin menggila. Langit seakan benar-benar mau runtuh,
saling sambar menyambar dengan kerasnya.
�ternyata apa yang dikatakan guru benar-benar nyata Manggala......�.
�benar Yudha, semula akupun begitu sulit mempercayai cerita guru, kedatanganku
kemari hanya ingin memastikan hal itu, tapi melihat apa yang terjadi saat ini,
sepertinya Pangeran Iblis itu memang benar-benar nyata.......�
�apakah menurutmu, kita akan bisa mencegah kelahiran Pangeran Iblis itu seperti
yang dilakukan guru dulu......�
�mudah-mudahan Yudha, seperti yang guru pernah katakan, kalau kita ingin
mengalahkan Pangeran Iblis, kita harus yakin akan kemampuan yang kita
miliki..........�
�Manggala.....kalau sesuatu terjadi padaku, tolong jaga.....�
�jangan berkata seperti itu Yudha, kalau kita bersama, aku yakin kita pasti bisa
mengatasi masalah ini.....�. belum lagi panjang percakapan diantara keduanya.
�zzeeggzzeggghhh.......�. kembali keduanya dikejutkan oleh gempa yang begitu dasyat
yang terjadi ditempat itu, sampai-sampai kedua Raja Penguasa Negeri Alam Lelembut
dan alam ghaib ini harus menjaga keseimbangan tubuh mereka kalau tak ingin
terjatuh.

Anda mungkin juga menyukai

  • KP 10
    KP 10
    Dokumen3 halaman
    KP 10
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • MD#1 Lembah KuraKura
    MD#1 Lembah KuraKura
    Dokumen4 halaman
    MD#1 Lembah KuraKura
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • KP 11
    KP 11
    Dokumen3 halaman
    KP 11
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • KP 8
    KP 8
    Dokumen3 halaman
    KP 8
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • KP 7
    KP 7
    Dokumen3 halaman
    KP 7
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • KP 6
    KP 6
    Dokumen2 halaman
    KP 6
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • KP 5
    KP 5
    Dokumen2 halaman
    KP 5
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • 020
    020
    Dokumen4 halaman
    020
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • KP 3
    KP 3
    Dokumen3 halaman
    KP 3
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • 019
    019
    Dokumen4 halaman
    019
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • 018
    018
    Dokumen4 halaman
    018
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat
  • 016
    016
    Dokumen4 halaman
    016
    Agatha Fitriana
    Belum ada peringkat