Anda di halaman 1dari 2

Matahari masih bersinar dengan teriknya siang itu, sinarnya yang panas menyengat

seakan ingin membakar semua apa yang ada diatas permukaan bumi ini, hingga tak
heran banyak orang lebih memilih untuk tetap berada didalam rumah mereka karena
mereka tak tahan akan panasnya sinar matahari pada siang itu.
Diantara teriknya terpaan sinar sang surya, sebuah lembah terlihat berdiri dengan
suburnya, sejauh mata memandang, pohon-pohon berbagai jenis dan ragam tumbuh dengan
suburnya dilembah tersebut, dari jenis yang mudah ditemui hingga sampai jenis yang
amat langka sekalipun ada dilembah itu, hingga tak heran orang-orang dunia
persilatan memberikan nama Lembah Obat kepada lembah tersebut, tapi keberadaan
Lembah Obat ini hanya segelintir orang saja yang mengetahuinya. Sehingga bisa
terbilang sangat jarang ada orang yang dapat mencapai tempat itu.
Siang itu, dua sosok tubuh tampak berjalan menaiki Lembah Obat, keduanya adalah dua
sosok kakek-kakek yang mengenakan serba putih, gerakan keduanya begitu santai, tapi
anehnya, setiap kali keduanya bergerak, tubuh keduanya sudah berada beberapa tombak
didepan, padahal langkah keduanya terlihat begitu perlahan dan sangat perlahan,
tapi hasilnya sungguh mengejutkan, dapat dipastikan kalau kedua kakek ini bukanlah
orang sembarangan. Kedua-duanya terus melangkah menaiki Lembah Obat menuju
kepuncak.
Tanpa halangan dan waktu yang relatif singkat, kedua-duanya telah tiba dipuncak
Lembah Obat, tapi begitu tiba dipuncak Lembah Obat, keduanya dikejutkan oleh sebuah
suara yang langsung menegur keduanya.
�bujul buneng, rupanya bukan kita saja yang ada keperluan ditempat ini.......!!�.
suara itulah yang mengejutkan sosok kedua kakek ini yang terlihat langsung
menghentikan langkah mereka, seketika pandangan mereka terarah kearah asal suara.
�weleh-weleh, bener-bener cebol, rupanya Sigila Tuak dan Datuk Langitpun ikut
datang kemari......sama seperti kita hee...hee....�. ucap suara yang satunya lagi
terdengar tertawa.
�Sepasang Raja Aneh Seruling Dewa........�. ucap kakek ternyata adalah sosok Datuk
Langit mengenali kedua sosok aneh yang ada dihadapan mereka. Sedangkan yang berada
disebelahnya kakek yang selalu membawa bumbung tuak kemanapun dia pergi, dia tak
lain adalah Sigila Tuak.
�ho.....ho......rupanya kalian juga ada disini cebol, jangkung....�. ucap Sigila
Tuak lagi yang rupanya sudah kenal cukup akrab dengan kedua orang kakek yang
berperawakan sangat berlawanan tersebut, dimana yang disebut dengan cebol oleh
Sigila Tuak, adalah sosok seorang kakek bertubuh cebol dengan kepala plontos
sedangkan yang satunya lagi adalah sosok seorang kakek bertubuh jangkung, sungguh
berlawanan dengan kakek yang bertubuh cebol yang ada disebelahnya, tapi kedua-
duanya sama-sama berkepala plontos satu sama lain. Dipinggang masing-masing
terlihat sebuah seruling tersampir, didunia persilatan kedua kakek berpostur
berbeda ini dijuluki sebagai Sepasang Raja Aneh Seruling Dewa, mengenai kesaktian
dan ketinggian ilmu kanuragan yang mereka miliki, tak pernah diragukan lagi oleh
orang-orang rimba persilatan, nama sepasang Raja Aneh Seruling Dewa ini sudah
termasuk ditataran sesepuh aliran putih, bukan saja karena kehebatan ilmu Seruling
Dewa yang mereka miliki, tapi juga karena ketinggian ilmu kanuragan yang dimiliki
keduanya, sudah bukan rahasia umum lagi kalau berurusan dengan kedua kakek ini,
maka walau sampai ke ujung kolong langitpun kedua kakek ini akan terus mengejarnya
hingga urusan dengan mereka dianggap tuntas, hingga tak heran, baik tokoh-tokoh
aliran putih terutama tokoh-tokoh aliran hitam harus berpikir seribu kali kalau
ingin berurusan dengan keduanya.
�gluk.....glukk......sepertinya kita memang selalu ditakdirkan untuk selalu bertemu
jangkung.......�. ucap Sigila Tuak lagi menyeringai.
�weleh....weleh......enak disitu tak enak disini.......�. ucap Raja Jangkung lagi
tersenyum kecut.
�he....he....he.....bilang saja kalau kau menginginkan tuakku ini, tak perlu malu-
malu........gluk....gluk.......�
�nih......serrr.....�. dengan tiba-tiba saja Sigila Tuak melemparkan bumbung
ditangannya kearah si Raja Jangkung, walau terlihat biasa saja, tapi lesatan
bumbung tuak itu melebihi kecepatan sebuah anak panah yang terlepas dari busurnya.
�weleh - weleh....hebat sekali lemparanmu Sigila Tuak..... tappp...�. sebuah suara
terdengar menyambut lemparan bumbung tuak tersebut, dan mengejutkan sekali, sebuah
seruling kini terlihat menahan gerak laju bumbung tuak tersebut, dan anehnya, tidak
ada suara benda beradu, bahkan kini terlihat bumbung tuak itu malah melengket
diujung seruling tersebut, dengan sangat mengagumkan si Raja kerdil malah
menuangkan bumbung tuak yang melengket diujung serulingnya, anehnya tanpa
sedikitpun bumbung tuak itu terjatuh, bumbung itu seperti melengket diujung
seruling tersebut.
�bujul buneng......jangan kau minum sendirian kerdil, aku juga mau.......�. ucap si
Raja Cebol lagi.
�weleh....weleh...serrr........�. Raja Jangkung melemparkan kembali bumbung tuak
yang ada diujung serulingnya, kembali bumbung tuak itu melesat dengan kecepatan
tinggi kearah si Raja Cebol. Tapi dengan mudahnya si Raja Cebol menangkap bumbung
tuak itu dengan tangan kanannya, dan ;�gluk....gluk...glukk......�. terdengar suara
tuak itu masuk kedalam mulut si Raja Cebol.
�bujul buneng, sudah lama sekali aku tidak merasakan tuak seenak tuakmu ini Sigila
Tuak......�. ucap si Raja kercil lagi seraya melemparkan kembali bumbung tuak itu
kearah Sigila Tuak yang langsung menyambutnya.
�he....he.....he.....�. ketiganya tertawa bersamaan, sementara Datuk Langit hanya
ikut tersenyum melihat semua itu, lalu keempatnya segera melanjutkan langkah mereka
untuk kembali menaiki Lembah Obat. Tak lama kemudian langkah merekapun tiba didepan
sebuah gubuk sederhana.
Tapi rupanya kedatangan keempatnya seperti tengah ditunggu oleh sesosok tubuh yang
terlihat berdiri didepan pintu gubuk tersebut dengan tersenyum.
�rupanya benar firasatku kalau hari ini tempatku akan kedatangan tamu-tamu agung
dan terhormat......�. ucap kakek yang berada didepan pintu gubuk tersebut itu lagi
tersenyum menyambut keempat tamu besarnya itu.
�he.....he.....he.....maaf kalau kami akan merepotkanmu Benua...
gluk......gluk.........�. ucap Sigila Tuak lagi tertawa.
�weleh.....weleh.....sebaiknya kau sudah mempersiapkan makanan yang enak untuk kami
semua Benua.....�.
�jangan khawatir, tentu aku sudah mempersiapkannya untuk kalian, ayo mari silahkan
masuk.....�.
Lalu keempat dedengkot persilatan itupun segera memasuki gubuk tua tersebut,
sebelumnya Datuk Langit tampak terlebih dahulu menjura hormat pada sosok Peramal 5
Benua yang juga membalasnya dengan tersenyum, memang diantara mereka berempat hanya
Datuk Langit yang kurang begitu mengenal Peramal 5 Benua secara dekat.
Dan benar saja, didalam gubuk tua tersebut, Peramal 5 Benua telah mempersiapkan
berbagai macam hidangan yang cukup mengundang selera, tanpa menunggu waktu lagi
hidangan itupun sudah disantap oleh mereka, karena memang perjalanan menuju ke
Lembah Obat cukup melelahkan. Akhirnya perjamuan itupun selesai.
�Benua, kedatanganku kemari bersama Datuk Langit adalah karena......�.
�aku sudah tahu maksud kedatangan kalian semua, kalian pasti ingin menanyakan
tentang pertanda gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu.......�
�Benar, kedatangan kami memang ingin menanyakan tentang hal itu Peramal 5
Benua......�. ucap Datuk Langit lagi
�ah, jangan terlalu berbasa basi seperti itu datuk, panggil saja namaku seperti
yang lainnya.......�
�weleh....weleh, kau memang hebat Benua, tak heran namamu sebagai Peramal 5 Benua
tidak diragukan lagi......�.
�bujul buneng, sudah-sudah, sekarang katakan pada kami Benua, apa sebenarnya arti
pertanda dari gempa besar itu, aku sudah tidak sabar untuk mendengarnya......�.
�memang gempa besar yang terjadi beberapa waktu yang lalu bukan kejadian biasa,
tapi nanti saja aku akan menjelaskannya pada kalian, karena kita masih akan
kedatangan seorang tamu lagi.....�. ucap Benua lagi hingga membuat semua yang ada
ditempat itu saling pandang satu sama lain.
�siapa.......???�
�kita tunggu saja..........�. ucap Benua tersenyum.

Anda mungkin juga menyukai