Anda di halaman 1dari 6

PENUGASAN

1. DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI MEMBACA

Untuk memperdalam pengalaman belajar tentang Desain Pembelajaran Berbasis Literasi Membaca, Bapak/Ibu perlu mengerjakan tugas dengan keterangan

sebagai berikut.

1. Tugas berupa rancangan skenario pembelajaran berbasis literasi membaca sesuai dengan tingkat kemahiran yang dipilih.

2. Pembuatan materi pembelajaran harus sesuai dengan konten, konteks, indikator, cakupan isi dan kebahasaan.

3. Penentuan konten dan konteks sesuai dengan kelompok masing-masing.

4. Tugas ini dikerjakan secara individu dan dilaporkan dengan cara mengunggahnya pada fitur unggah file yang ada pada akhir topik ini.

5. Hasil pekerjaan diunggah dalam bentuk PDF dengan format penamaan file sebagai berikut : Penugasan 1_ Nama Peserta_Instansi.

6. Format dan sistematika jawaban terdapat pada lembar berikutnya.


1. DESAIN PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI MEMBACA

Nama : Kelompok 3 Kelas D-201

 Kholifatul Ifadah

 Kozin, S.Pd.I

 Masrokhan

 Maulida Silva

 Muhammad Ihsan

Jabatan : Peserta

Instansi : Madrasah Ibtidaiyah

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS LITERASI MEMBACA

Komponen Uraian

Tingkat Kemahiran : CK 1

Kompetensi : Menemukan dan Memilih Informasi Tersurat yang Relevan pada Teks atau Antar Teks (L1)

Subkompetensi : Menemukan Infoirmasi tersurat dalam cerita Rakyat

Konten : Sastra

Konteks : Sosial

Model Pembelajaran : LOK-R

A. Indikator

1. Siswa dapat menemukan informasi tokoh dalam cerita

2. Siswa dapat menyebutkan tokoh dalam cerita

B. Materi Pembelajaran

Legenda Malin Kundang

C. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

- Menyampaikan salam

- Berdo’a

- Presensi

- Menanyakan kondisi siswa

- Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.

- Melakukan apersepsi tentang materi-materi yang pernah diajarkan sebelumnya

- Menjelaskan materi atau tujuan pembelajaran hari ini yang akan disampaikan

Kegiatan Inti

1. Literasi

- Membaca teks cerita Malin Kundang

2. Oerientasi

- Membaca dengan seksama hingga faham isi cerita Malin Kundang

3. Kolaborasi

- Peserta didik dikelompokkan menjadi kelompok kecil

- Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas dan dikomunikasi di depan kelas isi cerita Malin Kundang

4. Refleksi

- Guru menyimpulkan pembelajaran hari ini

- Peserta didik diberi kesempatan untuk menyampaikan pengalaman belajar secara bergantian

- Guru memberikan motivasi kepada peserta didik

Kegiatan Akhir
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk menulis kembali cerita malin kundang sesuai pemahaman masing-masing

D. Media Pembelajaran

- Teks cerita Malin Kundang

E. Penilaian Pembelajaran

1. Teknik Penilaian

Ulangan tertulis

2. Bentuk Penilaian

Pilihan ganda

F. Penguatan

Peserta didik diberi tugas untuk membaca teks Sastra sosial dan mengerjakan LKPD untuk menemukan informasi tersurat dalam teks

G. Pengayaan

Peserta didik diberikan gambar atau video yang berkaitan dengan cerita dan diminta untuk menuliskan hubungan antara cerita dan gambar atau video tersebut

H. LKPD

Kelompok 3 Kelas D-201

 Kholifatul Ifadah

Nama Anggota Kelompok


 Kozin, S.Pd.I

 Masrokhan

 Maulida Silva

 Muhammad Ihsan

Kelas Kelas 4

Hari/Tanggal Selasa, 15 November 2022

- Menemukan informasi tersurat dalam teks cerita rakyat

Indikator Capaian Kompetensi - Mengidentivikasi karakter dan watak tokoh dalam cerita rakyat

- Mengidentivikasi alur cerita atau konflik yang dihadapi tokoh dalam cerita rakyat

Petunjuk pengerjaan

RUBRIK PENILAIAN DESAIN PEMBELAJARAN


Nilai

No Komponen yang dinilai


Sangat Baik Baik Cukup Kurang

1 Memuat target capaian kompetensi dan

subkompetensi

2 Memuat konten dan konteks pembelajaran

3 Memuat model pembelajaran

4 Memuat indikator-indikator pembelajaran

5 Memuat materi pembelajaran

6 Memuat langkah-langkah pembelajaran

7 Memuat media pembelajaran yang inovatif

8 Memuat instrument penilaian pembelajaran

9 Memuat penguatan yang sesuai dengan

tingkat kemahiran

10 Memuat pengayaan yang sesuai dengan

tingkat kemahiran

11 Memuat LKPD

Cerita Dongeng Pendek "Malin Kundang"


Alkisah, di pesisir pantai daerah Sumatera Barat, hiduplah seorang ibu bersama anak
kesayangannya yang bernama Malin. Sejak suaminya meninggal, Ibu Malin harus
berjuang mati-matian untuk menghidupi Malin. Meskipun begitu, ia tetap merasa
bahagia karena Malin merupakan anak yang penyayang. Dia juga sangat manja.
Malin akan selalu menemani ibunya bekerja menjual ikan.

Semakin hari, Malin semakin beranjak dewasa. Ia merasa sudah saatnya untuk
menggantikan ibunya bekerja. Namun, Malin memiliki keinginan lain ketika melihat
banyak teman sebayanya bisa kaya raya dalam waktu cepat setelah berjualan di kota.

“Mak, Malin ingin merantau ke kota seberang. Malin akan menghasilkan banyak uang untuk Emak dari sana.” Ibu Malin sangat terkejut mendengar keinginan putra
kesayangannya itu.

“Jangan, Malin. Tetaplah di sini bersama Emak. Emak tidak ingin ada hal buruk yang menimpamu jika merantau ke kota.”

Malin berupaya meyakinkan ibunya bahwa ia akan baik-baik saja di kota. Dengan hati yang gelisah, Ibu Malin melepaskan putranya yang hendak merantau.

“Hati-hati di sana ya, Nak. Jangan lupa untuk cepat pulang.” Ibu Malin memeluk Malin dengan sangat erat. Dia melambaikan tangan di tepi Pantai Air Manis untuk
mengantarkan kepergian Malin.

Beberapa lama kemudian, Malin tidak kunjung pulang ke rumah. Bertahun-tahun, ibunya hanya hidup sendirian. Hingga pada suatu hari, Ibu Malin mendapatkan kabar
dari salah satu anak temannya yang juga merantau di kota seberang.

“Malin sudah menikah dengan putri seorang bangsawan, Bu. Dia tidak mungkin akan kembali ke sini,” jelas anak teman Ibu Malin yang baru saja kembali dari kota
seberang.

“Tidak, Malin pasti akan kembali.”

Dua bulan kemudian, Istri Malin yang sedang hamil mengidamkan berlibur ke Pantai Air Manis. Karena sangat menyayangi istrinya, Malin mengabulkan permintaan
istrinya itu. Di dalam perjalanan, Malin teringat dengan ibunya. Malin merasa malu jika ia harus mengenalkan ibunya kepada istrinya.

Saat kapal mereka sudah menepi di pinggir pantai, Ibu Malin yang sedang berjualan ikan melihat anaknya dari kejauhan. Ia sangat yakin itu adalah Malin. Sang ibu
bergegas berlari dan memeluk tubuh Malin.

“Lepaskan! Siapa kau?” Ibu Malin terkejut ketika tubuhnya didorong oleh Malin.

“Malin, ini aku, ibumu.”

“Ibu? Apa perempuan lusuh ini ibumu? Kenapa kau berbohong, Malin? Kau bilang kau anak bangsawan sepertiku!” Istri Malin sangat marah menemukan kebohongan
Malin yang terungkap.

“Tidak, dia bukan ibuku!”

Malin bersikeras tidak mengakui ibunya. Ia bahkan menarik tubuh istrinya untuk meninggalkan pantai.

Ibu Malin merasa sangat sedih sekaligus marah. Iapun berdoa kepada Tuhan dan menyumpahi Malin agar dikutuk menjadi batu.

Langit bergemuruh setelah doa itu terdengar.


Malin menyesali perbuatan yang ia lakukan kepada ibunya.

“Ibu maafkan anakmu yang durhaka ini!”

Teriakan Malin sia-sia karena tidak lama setelahnya, kapal Malin terombang-ambing oleh ombak hingga karam dan terpecah.

Keesokan paginya, semua orang di Pantai Air Manis terkejut menemukan banyak kepingan kapal yang berserakan. Namun, mereka lebih terkejut saat menemukan batu
berbentuk manusia tengah bersujud.

Kutukan Ibu Malin menjadi nyata. Ia menemukan anaknya yang ia kutuk menjadi batu. Ibu Malin menangis dan menyesali ucapannya.

Anda mungkin juga menyukai