Tugas Literasi Membaca
Tugas Literasi Membaca
Untuk memperdalam pengalaman belajar tentang Desain Pembelajaran Berbasis Literasi Membaca, Bapak/Ibu perlu mengerjakan tugas dengan keterangan
sebagai berikut.
1. Tugas berupa rancangan skenario pembelajaran berbasis literasi membaca sesuai dengan tingkat kemahiran yang dipilih.
2. Pembuatan materi pembelajaran harus sesuai dengan konten, konteks, indikator, cakupan isi dan kebahasaan.
4. Tugas ini dikerjakan secara individu dan dilaporkan dengan cara mengunggahnya pada fitur unggah file yang ada pada akhir topik ini.
5. Hasil pekerjaan diunggah dalam bentuk PDF dengan format penamaan file sebagai berikut : Penugasan 1_ Nama Peserta_Instansi.
Kholifatul Ifadah
Kozin, S.Pd.I
Masrokhan
Maulida Silva
Muhammad Ihsan
Jabatan : Peserta
Komponen Uraian
Tingkat Kemahiran : CK 1
Kompetensi : Menemukan dan Memilih Informasi Tersurat yang Relevan pada Teks atau Antar Teks (L1)
Konten : Sastra
Konteks : Sosial
A. Indikator
B. Materi Pembelajaran
C. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
- Menyampaikan salam
- Berdo’a
- Presensi
- Menyiapkan fisik dan psikis peserta didik dalam mengawali kegiatan pembelajaran.
- Menjelaskan materi atau tujuan pembelajaran hari ini yang akan disampaikan
Kegiatan Inti
1. Literasi
2. Oerientasi
3. Kolaborasi
- Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas dan dikomunikasi di depan kelas isi cerita Malin Kundang
4. Refleksi
- Peserta didik diberi kesempatan untuk menyampaikan pengalaman belajar secara bergantian
Kegiatan Akhir
Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk menulis kembali cerita malin kundang sesuai pemahaman masing-masing
D. Media Pembelajaran
E. Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilaian
Ulangan tertulis
2. Bentuk Penilaian
Pilihan ganda
F. Penguatan
Peserta didik diberi tugas untuk membaca teks Sastra sosial dan mengerjakan LKPD untuk menemukan informasi tersurat dalam teks
G. Pengayaan
Peserta didik diberikan gambar atau video yang berkaitan dengan cerita dan diminta untuk menuliskan hubungan antara cerita dan gambar atau video tersebut
H. LKPD
Kholifatul Ifadah
Masrokhan
Maulida Silva
Muhammad Ihsan
Kelas Kelas 4
Indikator Capaian Kompetensi - Mengidentivikasi karakter dan watak tokoh dalam cerita rakyat
- Mengidentivikasi alur cerita atau konflik yang dihadapi tokoh dalam cerita rakyat
Petunjuk pengerjaan
subkompetensi
tingkat kemahiran
tingkat kemahiran
11 Memuat LKPD
Semakin hari, Malin semakin beranjak dewasa. Ia merasa sudah saatnya untuk
menggantikan ibunya bekerja. Namun, Malin memiliki keinginan lain ketika melihat
banyak teman sebayanya bisa kaya raya dalam waktu cepat setelah berjualan di kota.
“Mak, Malin ingin merantau ke kota seberang. Malin akan menghasilkan banyak uang untuk Emak dari sana.” Ibu Malin sangat terkejut mendengar keinginan putra
kesayangannya itu.
“Jangan, Malin. Tetaplah di sini bersama Emak. Emak tidak ingin ada hal buruk yang menimpamu jika merantau ke kota.”
Malin berupaya meyakinkan ibunya bahwa ia akan baik-baik saja di kota. Dengan hati yang gelisah, Ibu Malin melepaskan putranya yang hendak merantau.
“Hati-hati di sana ya, Nak. Jangan lupa untuk cepat pulang.” Ibu Malin memeluk Malin dengan sangat erat. Dia melambaikan tangan di tepi Pantai Air Manis untuk
mengantarkan kepergian Malin.
Beberapa lama kemudian, Malin tidak kunjung pulang ke rumah. Bertahun-tahun, ibunya hanya hidup sendirian. Hingga pada suatu hari, Ibu Malin mendapatkan kabar
dari salah satu anak temannya yang juga merantau di kota seberang.
“Malin sudah menikah dengan putri seorang bangsawan, Bu. Dia tidak mungkin akan kembali ke sini,” jelas anak teman Ibu Malin yang baru saja kembali dari kota
seberang.
Dua bulan kemudian, Istri Malin yang sedang hamil mengidamkan berlibur ke Pantai Air Manis. Karena sangat menyayangi istrinya, Malin mengabulkan permintaan
istrinya itu. Di dalam perjalanan, Malin teringat dengan ibunya. Malin merasa malu jika ia harus mengenalkan ibunya kepada istrinya.
Saat kapal mereka sudah menepi di pinggir pantai, Ibu Malin yang sedang berjualan ikan melihat anaknya dari kejauhan. Ia sangat yakin itu adalah Malin. Sang ibu
bergegas berlari dan memeluk tubuh Malin.
“Lepaskan! Siapa kau?” Ibu Malin terkejut ketika tubuhnya didorong oleh Malin.
“Ibu? Apa perempuan lusuh ini ibumu? Kenapa kau berbohong, Malin? Kau bilang kau anak bangsawan sepertiku!” Istri Malin sangat marah menemukan kebohongan
Malin yang terungkap.
Malin bersikeras tidak mengakui ibunya. Ia bahkan menarik tubuh istrinya untuk meninggalkan pantai.
Ibu Malin merasa sangat sedih sekaligus marah. Iapun berdoa kepada Tuhan dan menyumpahi Malin agar dikutuk menjadi batu.
Teriakan Malin sia-sia karena tidak lama setelahnya, kapal Malin terombang-ambing oleh ombak hingga karam dan terpecah.
Keesokan paginya, semua orang di Pantai Air Manis terkejut menemukan banyak kepingan kapal yang berserakan. Namun, mereka lebih terkejut saat menemukan batu
berbentuk manusia tengah bersujud.
Kutukan Ibu Malin menjadi nyata. Ia menemukan anaknya yang ia kutuk menjadi batu. Ibu Malin menangis dan menyesali ucapannya.