Anda di halaman 1dari 19

Paper

Peran dan Fungsi Perawat

Disusun Oleh:
Elvira Putri PJ NIM 20020
Anggita Eka Tiara NIM 20004
Delvia Nurmalita Sari NIM 20014
Cahya Novita Shari NIM 20012
Priyoto NIM 20037

Akademi Keperawatan Keris Husada


2020-2021

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawat dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik didunia maupun di Indonesia.
Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata-mata menjalankan perintah dokter
kini berupaya meningkatkan perannya sebagai mitra kerja dokter seperti yang sudah
dilakukan dinegara-negara maju. Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha
menunjukkan jati diri, profesi keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan.
Tantangan ini bukan hanya dari eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri.
Untuk itu perawat menuntut skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat
professional.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai bidang.
Saat ini perawat memiliki peran yang sangat luas dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara komprehensif.

1.2 Tujuan Makalah

- Agar dapat mengetahui dan memahami perawat sebagai peran dan fungsi perawat
- Mengetahui dan memahami pengertian dari perawat sebagai profesi

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi
Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap
seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu system. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial
baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. Peran adalah bentuk dari perilaku yang
diharapkan dari seesorang pada situasi sosial tertentu. (Kozier Barbara, 1995:21).
Perawat atau Nurse berasal dari bahasa latin yaitu dari kata Nutrix yang berarti
merawat atau memelihara. Harlley Cit ANA (2000) menjelaskan pengertian dasar seorang
perawat yaitu seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan
melindungi seseorang karena sakit, injury dan proses penuaan dan perawat Profesional adalah
Perawat yang bertanggungjawab dan berwewenang memberikan pelayanan Keperawatan
secara mandiri dan atau berkolaborasi dengan tenaga Kesehatan lain sesuai dengan
kewenanganya.(Depkes RI,2002).
Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan aktifitas perawat dalam
praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan formalnya yang diakui dan diberi
kewenangan oleh pemerintah untuk menjalankan tugas dan tanggung keperawatan secara
profesional sesuai dengan kode etik profesional.
Fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya.
Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada.
Fungsi Perawat dalam melakukan pengkajian pada Individu sehat maupun sakit
dimana segala  aktifitas  yang di lakukan  berguna  untuk  pemulihan  Kesehatan berdasarkan
pengetahuan yang dimiliki,  aktifitas  ini  dilakukan  dengan  berbagai cara untuk
mengembalikan kemandirian Pasien secepat mungkin dalam bentuk Proses Keperawatan
yang terdiri dari tahap Pengkajian, Identifikasi masalah (Diagnosa Keperawatan),
Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi.

B. Peran Perawat
Dipandang dari keamanan
Peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan dapat berperan secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung perawat dapat melakukan asuhan keperawatan pada
klien yang mengalami masalah terkait dengan ketidakterpenuhinya kebutuhan keamanan.
Adapun peran perawat dalam pemenuhan kebutuhan keamanan .
3
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dan system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.
1. Pemberi Asuhan Keperawatan
Sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat membantu klien mendapatkan
kembali kesehatannya melalui proses penyembuhan. Perawat memfokuskan asuhan pada
kebutuhan kesehatan klien secara holistic, meliputi upaya untuk mengembalikan
kesehatan emosi, spiritual dan sosial. Pemberi asuhan memberikan bantuan kepada klien
dan keluarga klien dengan menggunakan energi dan waktu yang minimal. Selain itu,
dalam perannya sebagai pemberi asuhan keperawatan, perawat memberikan perawatan
dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga
dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan
tindakan yang tepat dan sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatannya dilakukan dari
yang sederhana sampai yang kompleks.
2.   Pembuat Keputusan Klinis
Membuat keputusan klinis adalah inti pada praktik keperawatan. Untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya berfikir kritis
melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan keperawatan, baik dalam
pengkajian kondisi klien, pemberian perawatan, dan mengevaluasi hasil, perawat
menyusun rencana tindakan dengan menetapkan pendekatan terbaik bagi klien. Perawat
membuat keputusan sendiri atau berkolaborasi dengan klien dan keluarga. Dalam setiap
situasi seperti ini, perawat bekerja sama, dan berkonsultasi dengan pemberi perawatan
kesehatan profesional lainnya (Keeling dan Ramos,1995).
3.   Pelindung dan Advokat Klien
Sebagai pelindung, perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman
bagi klien dan mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan serta
melindungi klien dari kemungkinan efek yang tidak diinginkan dari suatu tindakan
diagnostic atau pengobatan. Contoh dari peran perawat sebagai pelindung adalah
memastikan bahwa klien tidak memiliki alergi terhadap obat dan memberikan imunisasi
melawat penyakit di komunitas. Sedangkan peran perawat sebagai advokat, perawat
melindungi hak klien sebagai manusia dan secara hukum, serta membantu klien dalam
menyatakan hak-haknya bila dibutuhkan. Contohnya, perawat memberikan informasi
4
tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk memutuskan tindakan yang terbaik
baginya. Selain itu, perawat juga melindungi hak-hak klien melalui cara-cara yang umum
dengan menolak aturan atau tindakan yang mungkin membahayakan kesehatan klien atau
menentang hak-hak klien. Peran ini juga dilakukan perawat dalam membantu klien dan
keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau
informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan
yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi
hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi
tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak
untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.[A.Aziz Alimul hidayat,2007]. Sebagai
contoh, perawat memberikan informasi tambahan bagi klien yang sedang berusaha untuk
memutuskan tindakan yang terbaik baginya (Potter & Perry, 2005).
4.   Manager Kasus
Dalam perannya sebagai manager kasus, perawat mengkoordinasi aktivitas anggota
tim kesehatan lainnya, misalnya ahli gizi dan ahli terapi fisik, ketika mengatur kelompok
yang memberikan perawatan pada klien. Berkembangnya model praktik memberikan
perawat kesempatan untuk membuat pilihan jalur karier yang ingin ditempuhnya.
Dengan berbagai tempat kerja, perawat dapat memilih antara peran sebagai manajer
asuhan keperawatan atau sebagai perawat asosiat yang melaksanakan keputusan manajer
(Manthey, 1990). Sebagai manajer, perawat mengkoordinasikan dan mendelegasikan
tanggung jawab asuhan dan mengawasi tenaga kesehatan lainnya.
5.   Rehabilitator
Rehabilitasi adalah proses dimana individu kembali ke tingkat fungsi maksimal
setelah sakit, kecelakaan, atau kejadian yang menimbulkan ketidakberdayaan lainnya.
Seringkali klien mengalami gangguan fisik dan emosi yang mengubah kehidupan
mereka. Disini, perawat berperan sebagai rehabilitator dengan membantu klien
beradaptasi semaksimal mungkin dengan keadaan tersebut. (Potter & Perry, 2005).
6.   Pemberi Kenyamanan
Perawat klien sebagai seorang manusia, karena asuhan keperawatan harus
ditujukan pada manusia secara utuh bukan sekedar fisiknya saja, maka memberikan
kenyamanan dan dukungan emosi seringkali memberikan kekuatan bagi klien sebagai
individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan yang unik. Dalam memberi
kenyamanan, sebaiknya perawat membantu klien untuk mencapai tujuan yang terapeutik
bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya.[Potter&Perry,2005]
5
Peran sebagai pemberi kenyamanan, merupakan merawat klien sebagai seorang
manusia, merupakan peran tradisional dan historis dalam keperawatan dan telah
berkembang sebagai sesuatu peran yang penting dimana perawat melakukan peran baru. 
Sebagai pemberi kenyamanan, perawat sebaiknya membantu klien untuk mencapai
tujuan yang terapeutik bukan memenuhi ketergantungan emosi dan fisiknya (Potter &
Perry, 2005).
7.   Komunikator
Keperawatan mencakup komunikasi dengan klien dan keluarga, antar sesama
perawat dan profesi kesehatan lainnya, sumber informasi dan komunitas. Dalam
memberikan perawatan yang efektif dan membuat keputusan dengan klien dan keluarga
tidak mungkin dilakukan tanpa komunikasi yang jelas. Kualitas komunikasi merupakan
factor yang menentukan dalam memenuhi kebutuhan individu, keluarga dan komunitas.
(Potter & Perry, 2005).
8.   Penyuluh
 Sebagai penyuluh, perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data
tentang kesehatan, mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai
apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi kemajuan dalam
pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran yang sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan klien serta melibatkan sumber-sumber yang lain misalnya
keluarga dalam pengajaran yang direncanakannya. Misalnya, ketika perawat
mengajarkan cara menyuntikkan insulin secara mandiri pada klien yanng diabetes (Potter
& Perry, 2005).
9.   Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
10. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi
perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.[A.Aziz
Alimul,2007]
11. Konsultan

6
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
tehadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
12. Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.

C. Fungsi Perawat
Definisi fungsi itu sendiri adalah suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan
perannya. Fungsi dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalankan
perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya:
1.   Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat
dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam
melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan
kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan
aktivitas dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan
cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2.   Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.
Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari
perawat primer ke perawat pelaksana.
3.   Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di
antara satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan
membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini
tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya,
seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerjasama dengan perawat
dalam pemantauan reaksi onat yang telah diberikan.

7
Peranan perawat sangat menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab
untuk memelihara dan mengelola asuhan keperawatan serta mengembangkan diri dalam
meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan keperawatan

Saatnya Perawat Terjun ke Dunia Politik


Akhir – akhir ini banyak masalah yang melanda profesi keperawatan, ini berkaitan
dengan tidak adanya seseorang perawat yang menjadi pemegang kebijakan baik di eksekutif
maupun legislatif. Disamping itu juga disinggung mengenai undang–undang keperawatan
yang sampai kini belum juga terselesaikan karena tidak adanya keterwakilan seorang perawat
dalam posisi tersebut.
Arti politik secara umum adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam
Negara. Disebutkan juga bahwa politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara
konstitusional maupun nonkonstitusional. Dalam teori politik menunjuk pada kemampuan
untuk membuat orang lain melakukan sesuatu yang tidak dikehendakinya.
Untuk melembagakan demokrasi diperlukan hukum dan perundang-undangan dan perangkat
struktural yang akan terus mendorong terpolanya perilaku demokratis sampai bisa menjadi
pandangan hidup. Karena diyakini bahwa dengan demikian kesejahteraan yang sesungguhnya
baru bisa dicapai, saat tiap individu terlindungi hak-haknya bahkan dibantu oleh Negara
untuk bisa teraktualisasikan, saat tiap individu lain sesuai dengan norma dan hukum yang
berlaku.
Ada banyak hal yang dapat dilakukan seorang perawat dalam berperan secara aktif
maupun pasif dalam dunia politik. Mulai dari kemampuan yang harus dimiliki dalam bidang
politik hingga talenta yang harus dimiliki mengenai “Sense of Politic”. Dalam wilkipedia
Indonesia disebutkan bahwa seseorang dapat mengikuti dan berhak menjadi insan politik
dengan mengikuti suatu partai politik , mengikuti ormas atau LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat). Maka dari hal tersebut seseorang berkewajiban untuk melakukan hak dan
kewajibannya sebagai insan politik guna melakukan perilaku politik yang telah disusun
secara baik oleh UUD dan perundangan hukum yang berlaku. Dari hal tersebut, perawat yang
merupakan bagian dari insan perpolitikan di Indonesia juga berhak dan berkewajiban ikut
serta dan mengambil sebuah kekuasaan demi terwujudnya regulasi profesi keperawatan yang
nyata. Dari hal tersebut juga terlihat bahwa perawat dapat memperjuangkan banyak hal
terkait dengan umat maupun nasib perawat itu sendiri.

8
Pentingnya dunia politik bagi profesi keperawatan adalah bahwasanya dunia politik
bukanlah dunia yang asing, namun terjun dan berjuang bersamanya mungkin akan terasa
asing bagi profesi keperawatan. Hal ini ditunjukkan belum adanya keterwakilan seorang
perawat dalam kancah perpolitikan Indonesia. Tidak dipungkiri lagi bahwa seorang perawat
juga rakyat Indonesia yang juga memiliki hak pilih dan tentunya telah melakukan haknya
untuk memilih wakil-wakilnya sebagai anggota legislatif namun seakan tidak ada satu pun
suara yang menyuarakan hati nurani profesi keperawatan. Tentunya hal ini tidak boleh
dibiarkan begitu saja, karena profesi kita pun membutuhkan penyampaian aspirasi yang patut
untuk didengar dan diselesaikannya permasalahan yang ada, yang tentunya akan membawa
kesejahteraan rakyat seluruh profesi keperawatan. Sulitnya menjadikan RUU Keperawatan
seringkali dikaitkan dengan tidak adanya keterwakilan seorang perawat di badan legislatif
sana.
Menjadi bagian dari dunia perpolitikan di Indonesia, diharapkan seorang perawat mampu
mewakili banyaknya aspirasi dan menyelesaikan permasalahan yang ada di profesi
keperawatan salah satunya seperti yang disebutkan diatas yaitu mengenai bagaimana
meregulasi pendidikan keperawatan yang hasil akhirnya diharapkan tercapainya kualitas
perawat bisa dipertanggung jawabkan.
Banyak hal yang dapat dilakukan oleh seorang perawat sehingga mampu terjun ke
dunia politik. Salah satu yang paling umum dilakukan adalah mendukung salah satu partai
politik. Partai politik ini akan menjadi motor penggerak pembawa di kancah perpolitikan
Indonesia. Banyak partai yang menawarkan posisi legislatif, ada partai yang melakukan
pengkaderan dari awal yang mampu menyiapkan calon-calon legislatif dari embrio yang akan
diberikan suntikan ideologi dari partai tersebut, ada juga partai yang memberikan kesempatan
kepada siapa saja yang siap untuk berjuang bersama-sama mendukung partainya dan menjadi
calon legislatif.
Organisasi Keperawatan, Partai Perawat Nasional Indonesia (PPNI) adalah organisasi
keperawatan tingkat nasional yang merupakan wadah bagi semua perawat Indonesia, yang
didirikan pada tanggal 17 Maret 1974. Menurut catatan yang ada sebelum PPNI, telah
terdapat beberapa macam organisasi keperawatan. PPNI pada awalnya terbentuk dari
penggabungan beberapa organisasi keperawatan, seperti: IPI (Ikatan Perawat Indonesia), PPI
(Persatuan Perawat Indonesia), IGPI (Ikatan Guru Perawat Indonesia), IPWI (Ikatan Perawat
Wanita Indonesia).
Setiap orang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang syah dapat
mendaftarkan diri sebagai anggota PPNI dan semua mahasiswa keperawatan yang sedang
9
belajar dapat disebut calon anggota. PPNI setiap 4 tahun sekali menyelenggarakan
musyawarah nasional. Dalam musyawarah ini selain pengurus pusat juga hadir para pejabat
dan pengurus cabang. Berbagai masalah keperawatan dibahas dalam MUNAS tersebut yang
kemudian memberikan hasil yang berupa rekomendasi atau keputusan organisasi.
Untuk mempertahankan dan mengembangkan profesi, maka organisasi profesi keperawatan
harus melakukan 5 fungsi, yaitu:
1. Definisi dan pengaturan professional melalui penyusunan dan penentuan standar
pendidikan dan praktik bagi perawat umum dan spesialis. Pengaturan dapat ditempuh
melalui pemberian izin praktik (lisensi), sertifikat, dan akreditasi. Pengaturan juga dapat
dilakukan melalui adopsi kode etik dan norma perilaku (Styles, 1983).
2. Pengembangan dasar pengetahuan untuk praktik dalam komponen luas dan sempit.
Sumbangan utama untuk pengembangan ilmu keperawatan telah diberikan oleh berbagai
ahli teori. Tujuan utama teori keperawatan adalah netralisasi ilmu keperawatan.
Tantangan bagi para perawat di masa depan adalah menggerakkan pertanyaan dan
memformulasikan teori dari teori yang telah dipublikasikan ini dan kemudian melakukan
uji hipotesa melalui penelitian keperawatan. Karena hanya penelitian yang dapat
menentukan manfaat suatu teori, penelitian memberikan sumbangan utama bagi
pengembangan pengetahuan keperawatan.
3. Transmisi nilai-nilai, norma, pengetahuan, dan keterampilan kepada anggota profesi
untuk diterapkan dalam praktik. Fungsi ini dilakukan melalui pendidikan para perawat
dan berbagai proses sosialisasi.
4. Komunikasi dan advokasi tentang nilai-nilai dan sumbangsih bidang garap kepada
masyarakat dan konstitusi. Fungsi ini menuntut organisasi perawat untuk berbicara pada
perawat dari suatu posisi kesepakatan luas. Penting bagi perawat untuk berpartisipasi
secara aktif dalam penyusunan UU dan kebijakan pemerintah.
5. Memperhatikan kesejahteraan umum dan sosial anggota. Fungsi ini dilakukan oleh
organisasi perawat dimana organisasi perawat ini memberikan dukungan moral dan
sosial bagi anggota untuk menjalankan peranannya sebagai tenaga profesional dan
mengatasi masalah profesional anggotanya.
Pada akhir makalah ini kami ingin lebih menegaskan bahwasannya politik harusnya
disikapi secara serius oleh semua pihak agar perawat Indonesia ke depan lebih siap untuk
berkompetisi di era globalisasi. Semua pihak yang terkait harus segera bersinergi dalam
rangka menciptakan perbaikan dan perubahan untuk menciptakan sistem yang lebih baik,

10
pihak – pihak tersebut antara lain adalah: Pemerintah Swasta, Organisasi profesi (PPNI)
Lembaga pendidikan Perawat dan calon perawat.
Ada beberapa hal yang menurut kami perlu segera dilakukan agar perbaikan
keperawatan
di Indonesia dapat segera tercapai, antara lain: Pengesahan UU Praktek Keperawatan,
Pembentukan Nursing Council (Nursing Board), Reformasi sistem pendidikan keperawatan
Indonesia, Peningkatan fungsi organisasi profesi.

Dipandang dari aspek hukum


1. UU yang berkaitan dengan Praktek keperawatan
UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan. Bab II (Tugas Pemerintah), pasal
10 antara lain menyebutkan bahwa pemerintah mengatur kedudukan hukum, wewenang
dan kesanggupan hukum.
2. UU No. 6 tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan.
UU ini membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana
meliputi dokter, dokter gigi dan apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan
sarjana, termasuk bidan dan asisten farmasi dimana dalam menjalankan tugas dibawah
pengawasan dokter, dokter gigi dan apoteker. Pada keadaan tertentu kepada tenaga
pendidikan rendah dapat diberikan kewenangan terbatas untuk menjalankan
pekerjaannya tanpa pengawasan langsung.
3. UU yang berkaitan dengan Praktek keperawatan
UU Kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang Wajib Kerja Paramedis.
Pada pasal 2, ayat (3) dijelaskan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda, menengah dan
rendah wajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3 tahun.
Yang perlu diperhatikan bahwa dalam UU ini, lagi posisi perawat dinyatakan sebagai
tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis, sehingga dari aspek
profesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari kewenangan tanggung jawab
terhadap pelayanannya sendiri.
4. UU yang berkaitan dengan Praktek keperawatan
SK Menkes No. 262/Per/VII/1979 tahun 1979
Membedakan paramedis menjadi dua golongan yaitu paramedis keperawatan (temasuk
bidan) dan paramedis non keperawatan. Dari aspek hukum, suatu hal yang perlu dicatat
disini bahwa tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi juga termasuk katagori tenaga
keperawatan.
11
5. UU yang berkaitan dengan Praktek keperawatan
Permenkes. No. 363/Menkes/Per/XX/1980 tahun 1980
Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga keperawatan
dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diijinkan mengadakan praktik swasta, sedangkan
tenaga keperawatan secara resmi tidak diijinkan. Peraturan ini boleh dikatakan kurang
relevan atau adil bagi profesi keperawatan. Kita ketahui negara lain perawat diijinkan
membuka praktik swasta.
6. UU yang berkaitan dengan Praktek keperawatan
SK Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/Menpan/1986, tanggal 4
November 1986, tentang jabatan fungsional tenaga keperawatan dan sistem kredit point.
Dalam sistem ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik jabatannya atau naik
pangkatnya setiap dua tahun bila memenuhi angka kredit tertentu.
Sistem ini menguntungkan perawat, karena dapat naik pangkatnya dan tidak tergantung
kepada pangkat/golongan atasannya.
7. UU yang berkaitan dengan Praktek keperawatan
1) UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992, merupakan UU yang banyak memberi
kesempatan bagi perkembangan termasuk praktik keperawatan profesional karena
dalam UU ini dinyatakan tentang standar praktik, hak-hak pasien, kewenangan
maupun perlindungan hukum bagi profesi kesehatan termasuk keperawatan.
2) Beberapa pernyataaan UU Kes. No. 23 Th. 1992 yang dapat dipakai sebagai acuan
pembuatan UU Praktik Keperawatan adalah :
a) Pasal 53 ayat 4 menyebutkan bahwa ketentuan mengenai standar profesi dan
hak-hak pasien ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
b) Pasal 50 ayat 1 menyatakan bahwa tenaga kesehatan bertugas
menyelenggarakan atau melaksanakan kegiatan sesuai dengan bidang keahlian
dan kewenangannya
c) Pasal 53 ayat 4 menyatakan tentang hak untuk mendapat perlindungan hukum
bagi tenaga kesehatan.
 Namun kenyataannya sampai sekarang UU praktek keperawatan belum juga
disahkan.

Dipandang dari segi agama [agama islam]


Mulianya Profesi Perawat

12
Menurut mantan Rektor Universitas Al-Azhar, Syeikh Mahmoud Syaltout (l973: l24),
banyak sekali petunjuk Nabi Muhammad SAW yang jelas sekali menuntut perlunya profesi
keperawatan. Perintah untuk berobat, peringatan terhadap penyakit menular, perintah
mengasingkan diri terhadap penyakit menular, penjenisan makanan-makanan sehat untuk
tubuh, dll, menunjukkan bahwa baik secara tersurat maupun tersirat Islam sangat menuntut
hadirnya para perawat di tengah masyarakat manusia. Sebab orang yang memiliki kompetensi
di bidang pengobatan dan perawatan kesehatan tidak lain adalah institusi beserta individu
perawat yang mengabdi di dalamnya.
Islam tidak membedakan apakah ia dokter, paramedis atau perawat, sepanjang ia
mengabdi di bidang pengobatan dan perawatan penyakit, maka ia merupakan orang mulia.
Bahkan dalam banyak kitab fikh dan hadits, selalu ada bab khusus yang membahas tentang
penyakit dan pengobatan (kitab al-maridh wa al-thib).
Di dalam Islamic Code of Medical Ethics diterangkan bahwa pengobatan dan
keperawatan merupakan profesi mulia. Allah menghormatinya melalui mukjizat Nabi Isa bin
Maryam dan Nabi Ibrahim yang pandai mengobati penyakit dan selalu menyebut nama Allah
sebagai penyembuh penyakitnya. Sama halnya dengan semua aspek ilmu pengetahuan, ilmu
kedokteran dan keperawatan adalah sebagian dari ilmu Allah, karena Allah-lah yang
mengajarkan kepada manausia apa yang tidak diketahuinya.
Allah berfirman:
Iqra wa rabbukal akram, alladzi allama bil qalam, allamal insana ma lam ya’lam (Bacalah
dan Tuhanmulah yang paling mulia, yang mengajar manusia dengan perantaraan qalam
(baca tulis), dan Dia mengajarkan kepada manusia segala apa yang tidak diketahuinya. (QS
al-Alaq: 3-5).
Melalui ayat ini Allah menyuruh mempelajari alam semesta beserta segenap organisme dan
anorganisme yang ada di dalamnya dengan nama dan kemuliaan Tuhan, melalui baca tulis,
eksperimen, penelitian, diagnonis, dsb. Ini terbukti dengan semakin banyaknya studi di
bidang kedokteran dan kesehatan, semakin terungkap tanda-tanda kekuasaan Allah terhadap
makhluk-makhluk-Nya.

Dipandang dari segi ekonomi


Tujuan Ekonomi keperawatan adalah untuk memajukan peran perawat dalam industri
pelayanan kesehatan sebagai bagian bisnis dan berfokus ke masa depan. Ini dilakukan
melalui penyediaan informasi dan analisis teori keperawatan yang memunculkan praktek

13
asuhan keperawatan bermutu dalam manajemen kesehatan, kekuatan finansial dan ekonomi
serta pengambilan kebijakan kesehatan di masa mendatang.
Diharapkan nantinya perawat administrator/ manajer dan praktisi keperawatan
memahami teori dan praktek aplikasi ekonomi dan memasukkan konsep-konsep ini dalam
manajemen keperawatan (Memperjuangkan Jasa Perawatan di Indonesia). Tulisan ini
diharapkan dapat menjelaskan ekonomi keperawatan dari perspektif ekonomi dalam
pendidikan-riset dan praktek askep. Yang juga relevan untuk bidang SDM tenaga kerja
perawat dan masalah staffing, dalam menghadapi issue ekonomi, dan tantangan profesi
perawat Indonesia di masa depan.
Dalam membahas ekonomi keperawatan maka nantinya akan ditemukan issu-issu menarik
seperti :
 Mekanisme suplay-demand tenaga keperawatan
 Penetapan Gaji Perawat
 Dasar ekonomi keperawatan dalam Asuhan keperawatan
 Tehnik analisa biaya pelayanan keperawatan
 Dampak TI terhadap ekonomi keperawatan
 Nursepreneur dan Dasar Investasi dalam Keperawatan
 Analisa Keuangan
 Aspek Bisnis Keperawatan
Sejalan dengan perkembangan pelayanan kesehatan di negara maju dimana telah
tercipta sistem pay-for-performance (P4P)/dibayar-untuk-kinerja pembayaran gaji perawat
berdasarkan kinerja; fokus terhadap mutu dan biaya kesehatan, konsep providers (penyedia
layanan) – payer’s (pasien yang membayar), kebijakan kesehatan dan riset yang melibatkan
perawat dalam menentukan efektifitas pembiayaan, dan peningkatan kualitas asuhan
keperawatan.

Dipandang dari segi pendidikan


Organisasi keperawatan professional terus-menerus menekankan pentingnya
pendidikan bagi perawat dalam mendapatkan dan memperluas peran baru. Sejak diakuinya
keperawatan sebagai profesi dan ditumbuhkannya Pendidikan Tinggi Keperawatan (D3
Keperawatan) dan berlakunya UU No.23 Tahun 1992,dan PERMENKES No.1239/2000;
proses registrasi dan legislasi keperawatan, sebagai bentuk pengakuan adanya kewenangan
dalam melaksanakan praktik keperawatan profesional. Ada 4 model praktik yang diharapkan
ada yaitu: model praktik di Rumah Sakit, rumah, berkelompok, dan individual. Akan tetapi

14
pelaksanaan PERMENKES tersebut masih perlu mendapatkan persiapan yang optimal oleh
profesi keperawatan.
Regulasi pendidikan akan menjadikan tidak bermunculnya institusi pendidikan keperawatan
yang hanya mencari untung, politik uang, dan institusi yang tidak melakukan penjaminan
mutu akan output perawat yang di luluskan setiap periodenya. Dengan regulasi pendidikan
keperawatan, semua menjadi terstandarisasi, profesi keperawatan yang mempunyai nilai
tawar, nilai jual, dan menjadi profesi yang dipertimbangkan.
Regulasi kewenangan perawat di lahan klinik tidak kalah pentingnya dengan regulasi
pendidikan, dimana regulasi pendidikan merupakan bagaimana kita melakukan persiapan
yang matang sebelum membuat dan memulai (perencanaan), dimana kita melakukan
pembangunan fondasi yang kokoh dan sistem yang mensupport akan terbentuknya generasi
perawat-perawat yang siap tempur. Regulasi kewenangan perawat dilahan klinik akan
menjadikan profesi keperawatan semakin mantap dalam langkahnya. Kewenangan perawat
yang mandiri, terstruktur dan ranah yang jelas akan menjadikan perawat semakin profesional
dan proporsional sesuai dengan tanggung jawab yang harus dipenuhi. Selain itu, dalam
regulasi kewenangan ini di harapkan tidak terjadi adanya overlap dan salah satu yang paling
penting adalah menghindari terjadinya malpraktik yang kemungkinan dapat terjadi.

Dipandang dari aspek sosial budaya


Budaya sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang, karena informasi-
informasi baru akan disaring kira-kira sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang
dianut. Budaya mencakup jaringan komunikasi baik formal maupun informal. Budaya
mencakup peran yang berhubungan dengan karakteristik seseorang. Suatu kebudayaan
berfokus pada kehidupan kerja, ada potensial konflik antara pengumpulan normal individu
yang berbeda dan normal kebudayaan yang berlawanan. Budaya yang kuat yang mendorong
partisipasi dan keterlibatan karyawan dalam pembagian pembuatan keputusan mempengaruhi
kinerja secara positif. Perawat dalam memberikan pelayanan tidak memandang status sosial
maupun budaya dari orang yang membutuhkan perawatan.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan masyarakat, diperlukan peraturan
tentang hubungan antara perawat dengan masyarakat, yaitu sebagai berikut:
1. Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya, senantiasa berpedoman pada tanggung
jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan terhadap keperawatan individu,
keluarga, dan masyarakat.

15
2. Perawat, dalam melaksanakan pengabdiannya dibidang keperawatan, memelihara
suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga, dan masyarakat.
3. Perawat, dalam melaksanakan kewajibannya terhadap individu, keluarga, dan
masyarakat, senantiasa dilandasi rasa tulus ikhlas sesuai dengan martabat dan tradisi
luhur keperawatan.
4. Perawat menjalin hubungan kerja sama dengna individu, keluarga, dan masyarakat,
khususnya dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan, serta upaya
kesejahteraan pada umumnya sebagai bagian dari tugas dan kewajiban bagi
kepentingan masyarakat.

Tanggung Jawab Perawat terhadap Tugas


1. Perawat memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan keperawatan sesuai
dengan kebutuhan individu, keluarga, dan masyarakat.
2. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya, kecuali jika diperlukan oleh pihak yang berwenang sesuai
dengan ketentuan hukum yang berlaku.
3. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan keterampilann keperawatan yang
dimilikinya untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
4. Perawat, dalam menunaikan tugas dan kewajibannya, senantiasa berusaha dengan penuh
kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut, dan kedudukan sosial.
5. Perawat mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien dalam melaksanakan
tugas keperawatannya, serta matang dalam mempertimbangkan kemampuan jika
menerima atau mengalih-tugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya dengan
keperawatan.

Tanggung Jawab Perawat terhadap Sejawat


Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain adalah
sebagai berikut:

16
1. Perawat memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan tenaga kesehatan lainnya,
baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam mencapai
tujuan pelayanan kesehatan secara menyeluruh.
2. Perawat menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan, dan pengalamannya kepada
sesama perawat, serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi dalam rangka
meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.

Tanggung Jawab Perawat terhadap Profesi


1. Perawat berupaya meningkatkan kemampuan profesionalnya secara sendiri-sendiri
dan/atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan, keterampilan, dan
pengalaman yang bermanfaat bagi perkembangan keperawatan.
2. Perawat menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan menunjukkan
perilaku dan sifat-sifat pribadi yang luhur.
3. Perawat berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelayanan
keperawatan, serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
4. Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.

Tanggung Jawab Perawat terhadap Negara


1. Perawat melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang telah digariskan
oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan.
2. Perawat berperan aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada masyarakat.

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keperawatan profesional mempunyai peran dan fungsi sebagai berikut yaitu :
Melaksanakan pelayanan keperawatan profesional dalam suatu sistem pelayanan kesehatan
sesuai dengan kebijakan umum pemerintah khususnya pelayanan atau asuhan keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok dan komunitas.
Dengan demikian peran dan fungsi perawat itu sangat penting untuk pelayanan
kesehatan, demi meningkatkan dan melaksanakan kualitas kesehatan yang lebih baik.

B. Saran
Dengan disusunnya paper ini mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat
mengetahui dan memahami peran dan fungsi perawat.

18
DAFTAR PUSTAKA

M. Muhammad, Siswanto. 2009. Trend dan Perkenbangan Kebutuhan Pelayanan


Keperawatan dalam Persaingan Global. Dalam Simposium Nasional Keperawatan
Universitas Airlangga
Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Nursalam. 2007. Manajement Keperawatan. Konsep dan Praktik. Edisi 2. Jakarta. Salemba
Medika
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika
Reformasi Keperawatan Indonesia. Website URL: http: //www.inna-ppni.or.id
Priharjo, Robert. 1995. Praktek Keperawatan Profesional: Konsep Dasar Dan Hukum.
Jakarta: EGC
Phenomenological Study of Becoming a Foreign Nurse. International Nursing Review
http://pioners07.blogspot.com/2009/02/saatnya-perawat-terjun-ke-dunia-politik.html
Potter & Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. 2 edition

19

Anda mungkin juga menyukai