Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM BAKTERIOLOGI III

UJI SENSITIVITAS REBUSAN DAUN MAYANA TERHADAP

KLEBSIELLA DENGAN METODE KERBY BAUER (SUMURAN)

DI SUSUN OLEH:

NAMA : HERSA ARMELYA DWI WARDANI.S

NIM : B1D120099

KELAS : 2020 C

KELOMPOK : 2 (DUA)

PROGRAM STUDI D IV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

FAKULTAS TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY

MAKASSAR
2022

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Uji sensitivitas rebusan daun jambu biji metode sumuran

Nama : Hersa Armelya Dwi Wardani.s

Nim : B1D120099

Hari : Kamis-Sabtu

Tanggal : 14-16 Juli 2022

Kelompok : 2 (Dua)

Rekan Kerja : 1. Rezky Mifta Aulya 4. Yohana Christi Sofianti T

2.Dini Alvionita Rasid 5. Venna Melinda

3. Annis Noviarti Salah

Penilaian :

Makassar, 19 Juli 2022

Asisten Praktikan

Habibah Gali, S.Tr.Kes Hersa Armelya d.s


NIM: B1D120099

Dosen Pembimbing

Nirmawati Angria S.Si. M.kes


NIDN: 091 8068 702
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Uji sensitivitas rebusan daun jambu biji metode sumuran

Nama : Yustika Irianti Dewi

Nim : B1D120136

Hari : Kamis-Sabtu

Tanggal : 14-16 Juli 2022

Kelompok : 5 (Lima)

Rekan Kerja : 1. Theophylia Carla Tohatta 4. Sri Anjani

2. Indah maulidya irianti 5. Fanuel Illintamon

3. Fitryah Wardayani

Penilaian :

Makassar, 19 Juli 2022

Asisten Praktikan

Habibah Gali, S.Tr.Kes Yustika Irianti Dewi


NIM: B1D120136

Dosen Pembimbing

Nirmawati Angria S.Si. M.kes


NIDN: 091 8068 702
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan dunia pengobatan yang semakin pesat telah

memunculkan beragam jenis obat-obatan baru. Penelitian untuk menemukan

sumber metabolit sekunder yang dapat digunakan untuk berbagai macam

jenis bahan obat juga terus dilakukan. Penelitian terhadap aktivitas suatu

senyawa sebagai antimikroba merupakan suatu langkah awal untuk

mengetahui kegunaan senyawa tersebut. Adanya senyawa aktif antimikroba

di bidang kesehatan merupakan informasi penting untuk penanggulangan

suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroba. (Girsang, dkk. 2019).

Mikroba merupakan mahkluk kecil yang terdapat dimana-mana

disekitar kita, baik sebagai penghuni air, tanah dan atmosfer kita. Mikroba

patogen merupakan salah satu penyebab penyakit pada manusia dan makhluk

hidup lainnya (Girsang, dkk. 2019).

Uji sensitivitas antibiotik merupakan tes yang digunakan untuk

menguji kepekaan suatu bakteri terhadap suatu antibiotik. Uji sensitivitas

bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari suatu antibiotik (Mujipradhana,

dkk. 2018). Hasil sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh

diameter zona hambat yang terbentuk, semakin besar diameter zona hambat

yang terbentuk maka pertumbuhannya semakin terhambat sehingga

dibutuhkan standar acuan untuk menentukan apakah bakteri tersebut resisten

atau sensitive terhadap suatu antibiotik. Beberapa faktor yang dapat


mempengarui diameter zona hambat diantaranya adalah waktu peresapan

bakteri dalam media agar, konsentrasi antibiotik (Mujipradhana, dkk. 2018).

Uji sensitivitas bakteri terhadap suatu antibiotik dapat dilakukan

dengan beberapa cara yaitu: difusi cakram (diffusion test), pengenceran atau

dilusi (dilusi test), antimicrobial gradient dan short automated instrumen

system. Uji sensitivitas dengan cara difusi merupakan cara yang paling

banyak digunakan karena teknis pemeriksaan lebih mudah dilakukan.

(Kusumawati. 2016).

Uji sensitivitas dengan metode difusi agar plate dapat dilakukan

dengan cara Kirby Bauer dengan teknik disc diffusion (cakram disk) atau bisa

juga menggunakan teknik sumuran. Teknik kerja dari metode Kirby Bauer

cukup sederhana dimana teknik disc diffusion akan lebih mudah dikerjakan

dibandingakan dengan teknik sumuran, akan tetapi uji sensitivitas

menggunakan teknik disc diffusion memiliki harga disk antibiotik yang relatif

mahal sehingga tidak selalu tersedia ketika dibutuhkan untuk praktikum,

sehingga teknik sumuran menjadi lebih efisien untuk digunakan.

(Kusumawati. 2016).

B. Tujuan Praktikum

1. Untuk menentukan daya hambat rebusan daun kersen pada konsentrasi


85%, 90 %, 95% dan 100%
2. Untuk menentukan konsentrasi hambat minimum (KHM) dari air rebusan

daun mayana dengan metode sumuran.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Uji sensitivitas antibiotik merupakan tes yang digunakan untuk menguji

kepekaan suatu bakteri terhadap suatu antibiotik. Uji sensitivitas bertujuan untuk

mengetahui efektifitas dari suatu antibiotik (D. Fransisca, dkk. 2020).

Hasil sensitivitas suatu bakteri terhadap antibiotik ditentukan oleh

diameter zona hambat yang terbentuk, semakin besar diameter zona hambat yang

terbentuk maka pertumbuhannya semakin terhambat sehingga dibutuhkan standar

acuan untuk menentukan apakah bakteri tersebut resisten atau sensitive terhadap

suatu antibiotik. Beberapa faktor yang dapat mempengarui diameter zona hambat

diantaranya adalah waktu peresapan bakteri dalam media agar, konsentrasi

antibiotik (Anggraini, dkk. 2020).

Antibiotik dapat diproduksi secara alamiah oleh suatu mikroorganisme

maupun secara sintesis kimia. Antibiotik merupakan senyawa kimia yang

diproduksi oleh suatu organisme dalam jumlah yang sedikit dan dapat

menghambat proses biokimia suatu organisme. Efek terapi suatu antibiotik dengan

cara menghambat pertumbuhan mikroorganisme disebut bakteriostatis, sedangkan

dengan cara membunuh mikroorganisme disebut bakterisida. (Khusuma, dkk.

2019).

Kandungan senyawa aktif dalam tanaman dapat berpotensi sebagai

antimikroba atau antibakteri Pemanfaatan bahan alam tanaman herbal sebagai

antibiotik alami dapat digunakan sebagai salah satu alternatif. Daya hambat suatu

antibiotik terhadap bakteri dalam kondisi yang sesuai dapat diketahui dengan
metode assei mikrobiologi. Metode yang biasanya digunakan dalam metode assei

mikrobiologi yaitu metode kertas saring (Kirby and Bauer) dan metode d`Aubert.

(Wastri, dkk. 2020).

Tes sensitivitas dengan metode Kirby-Bauer pada media agar Mueller

Hinton Lidi kapas steril dicelupkan kedalam suspensi bakteri, setelah meresap

pada kapas diperas dengan menekan kapas pada dinding tabung sehingga tidak

menetes pada saat dikeluarkan dari tabung suspensi bakteri, kemudian swab

merata pada media MHA diamkan selama 5 menit. Tempel cakram yang sudah

diberi antibiotik (20 L) masukkan kedalam media MHA yang telah ditanami

bakteri dengan menggunakan pinset, satu persatu cakram obat ditekan sedemikian

rupa sehingga terjadi kontak yang baik antara cakram obat dan agar. (Handayani,

dkk., 2017).

Zona hambat merupakan zona bening di sekitar cakram uji yang diukur

dalam satuan millimeter (mm). Pengujian ini dilakukan sebanyak tiga kali

pengulangan. Keseluruhan metode pengujian antibakteri pada penelitian ini

merujuk kepada rekomendasi Clinical & Laboratory Standards Institute untuk

metode difusi cakram. (Wastri, dkk. 2020).

Uji sensitivitas dengan metode difusi agar plate dapat dilakukan dengan

cara Kirby Bauer dengan teknik disc diffusion (cakram disk) atau bisa juga

menggunakan teknik sumuran. Teknik kerja dari metode Kirby Bauer cukup

sederhana dimana teknik disc diffusion akan lebih mudah dikerjakan

dibandingakan dengan teknik sumuran, akan tetapi uji sensitivitas menggunakan

teknik disc diffusion memiliki harga disk antibiotik yang relatif mahal sehingga
tidak selalu tersedia ketika dibutuhkan untuk praktikum, sehingga teknik sumuran

menjadi lebih efisien untuk digunakan. Uji sensitivitas dengan teknik sumuran

dilakukan dengan cara membuat suatu lubang atau sumuran pada media agar plate

sehingga antibiotik dapat dimasukkan, akan tetapi pada saat pembuatan sumuran

memiliki beberapa kesulitan seperti terdapatnya sisasisa agar pada suatu media

yang digunakan untuk membuat sumuran, selain itu juga besar kemungkinan

media agar retak atau pecah disekitar lokasi sumuran sehingga dapat mengganggu

proses peresapan antibiotik kedalam media yang akan mempengaruhi

terbentuknya diameter zona bening saat melakukan uji sensitivitas, sehingga

diperlukan teknik yang cukup baik untuk mendapatkan sumuran utuh yang tidak

mengganggu kerja dari uji sensitifitas antibiotik terhadap suatu bakteri.

Indonesia memiliki beragam tanaman obat yang sebagian besar telah

digunakan oleh rakyat Indonesia sendiri secara turun temurun. Obat tradisional

memiliki banyak keuntungan, yaitu bahan bakunya mudah diperolah dan harganya

yang terjangkau. Salah satu contoh tanaman obat yang bisa dimanfaatkan adalah

daun mayana. (Nanda dkk, 2018).

Tumbuhan mayana jantan (Coleus atropurpureus benth) merupakan salah

satu tanaman yang dikenal berkhasiat sebagai obat terutama bagian daunnya,

senyawa aktif yang terkandung dalam daun mayana jantan mampu bekerja

sebagai antibakteri. (Patrick, dkk. 2016)

Berdasarkan sifat toksisitas selektifnya, senyawa antimikroba mempunyai

tiga macam efek terhadap pertumbuhan mikroba yaitu:

1) Bakteriostatik memberikan efek dengan cara menghambat pertumbuhan


tetapi tidak membunuh, ditunjukkan dengan penambahan zat antimikroba pada

fase logaritmik didapatkan jumlah sel total maupun jumlah sel hidup adalah tetap;

2) Bakteriosidal memberikan efek dengan cara membunuh sel tetapi tidak

terjadi lisis sel atau pecah sel, ditunjukkan dengan penambahan antimikroba pada

kultur mikroba yang berada pada fase logaritmik didapatkan jumlah sel total tetap

sedangkan jumlah sel hidup menurun;

3) Bakteriolitik menyebabkan sel menjadi lisis atau pecah sel sehingga

jumlah sel berkurang atau terjadi kekeruhan setelah penambahan antimikroba,

ditunjukkan dengan penambahan antimikroba pada kultur mikroba yang berada

pada fase logaritmik didapatkan jumlah sel total maupun. (Nanda dkk, 2018).
BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. WAKTU PRATIKUM

Hari/Tanggal : Kamis-Sabtu, 14-16 Juli 2022

Waktu : 13.00 – 15.00 WITA

B. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1. Cawan petri

2. Tabung reaksi

3. Elmeyer

4. Gelas ukur

5. Bunsen

6. Autolave

7. Kaki tiga

8. Batang pengaduk

9. Standar kekeruhan 0,5%

10. Pingset

11. Cawan porselin

12. Pipet tetes

13. Sendok tandu

14. Mortal

15. Yeloow tip


16. Mikropipet 40ul

Bahan

1. Kertas

2. Biakan

3. Nacl

4. Swab steril

5. Almunium oil

6. Spritus

7. Kapas

8. Aquadest

9. Media MHA

10. Disc paper blank

11. Rebusan daun jambu biji

12. Sumuran / pipet pelastik

13. Antibiotik CIP

C. PRINSIP KERJA

Prinsip kerja metode sumuran adalah terdifusinya senyawa

antibakteri ke dalam media padat dimana mikroba uji telah

diinokulasikan. Hasil pengamatan yang diperoleh berupa ada atau

tidaknya daerah bening yang terbentuk di sekeliling sumuran yang

menunjukkan zona hambat pada pertumbuhan bakteri.

D. CARA KERJA

1. Pembuatan Media
a. Dihitung volume media yang akan ditimbang dengan

menggunakan rumus perhitungan media sebagai berikut:

1) Media MHA

12 × 20 : 20

240× 38
9,12 g
100

b. Ditimbang media yang telah dihitung semua volume yang

dibutuhkan yaitu: media MHA 9,12 gram.

c. Dicampurkan media dengan aquades 240ml pada tabung

erlenmeyer.

d. Dipanaskan media yang telah dicampur aquades pada tabung

erlenmeyer diatas api bunsen hingga menjadi jernih.

e. Didinginkan media yang telah dipanaskan dan diautoklaf pada

suhu 121°C selama 15 menit.

f. Dituangkan media MHA pada cawan petri.

g. Untuk lapisan pertama di tuang sebanyak 1ml media dan

biarkan mengeras.

h. Lapisan ke dua di masukkan sumuran sebanyak 4 dan di

berjarak 15mm dan di biarkan hingga mengeras.

i. Setelah itu sumuran di lepas.

j. Media dimasukkan kedalam inkubator pada suhu 35°C.

2. Pembuatan suspensi biakan

a. Di masukkan sebanyak 3cc NaCl ke dalam tabung lalu di ambil

biakan dan di masukkan ke dalam tabung yang telah terisi


NaCl.

b. Di liat perbandingan menggunakan standar kekeruhan jika

sedian belum sama atau belum mirip dengan standar

kekeruhan bisa di tambahkan NaCl.

c. Hinggal sampel mirip dengan standar keruh.

3. Pnggoresan pada media MHA

a. Di masukkan swab steril ke dalam sediaan yang telah di buat

lalu di tekan-tekan di tabung gunanya agar tidak terlalu banjir

saat penggoresaan.

b. Di goreskan pada permukaan media MHA sampai seluruh

permukaan tertutup rapat dengan goresan, biasannya di ulang

sebanyak 3x goresan pertama plate di putar 90oC, sedangkan

goresan ke dua ke goresan ke 3 plate di putar 45oC.

c. Dibiarkan selama 5 – 15 menit agar suspensi meresap

4. Pembuatan antibiotik pada rebusan daun mayana

a. Di pipet rebusan daun mayana sebanyak yang telah di tentukan

dan di beri label pada setiap cawan porselin dengan kosentrasi

yang berbeda.

b. Lalu di tamnbahkan aquadest sebanyak 5 ml di setiap kosentrasi.

c. Pada antibiotik CIP (ciprofloxacin) tablet, antibiotik tersebut di

gerus dengan menggunkan mortal hingga halus lalu di

tambahkan aquadest 5ml. cip tablet guna untuk pembanding

positif (+).
5. Pengisian sumuran pada media MHA

a. Rebusaan daun mayana yang telah di buat kosentrasi nya di

pipet menggunakan mikroppet sebanyak 40- 50ul lalu diisi di

dalam sumur.

b. Setelah pada sumuran negatif (-) dipipetkan aquadest

sebanyak 40ul.

c. Untuk sumuran positif (+) dipipetkan antibiotik cip yang telah

di larutkan dengan aquadest sebanyak 40ul.

d. Pemipetan tersebut dilakukan dengan hati-hati dan t idak

melebihi sumuran tersebut.

e. Dimasukkan ke dalam inkubator dengan suhu 37° c.

6. Pembacaan/pengukuran diameter zona hambat

a. Diukur zona hambat menggunakan penggaris.

b. Diameter zona hambat yaitu jernih di sekitar disc, diukur dari

ujung satu ke ujung yang satu melewati tengah-tengah obat.


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

NO Kosentrasi (mm) Ket

80% 85% 90% 95%

Rebusan Daun - - - - -

Mayana
(+) cip 55 mm 52 mm Sensitif

(-) aquadest - -

B. PEMBAHASAN

Hasil pemeriksaan pada antibiotik di media 1 kontrol (+) CIP

(ciprofloxacin) di dapatkan hasil zona tersebut 55 mm yang artinya

antibiotik CIP sensitif, pada kontrol (-) di dapatkan hasil tidak ada
hambatan yang artinya antibiotik resisten, ada pun pada antibiotik rebusan

koentrasi 85% zona tersebut tidak terdapat hambatan pada bakteri, dan

pada antibiotik rebusan kosentrasi 9 0 % zona tersebut tidak terdapat

hambatan pada bakteri. Terhadap bakteri pada hasil media 2 antibiotik

kontrol (+) CIP zona 52 mm hasil sensitif, pada kontrol (-) didapatkan

hasil tidak ada zona hambat, adapun pada antibiotik rebusan kosntrasi

95% zona hambat tidak ada, antibiotik rebusan kosentrasi 100% hasil zona

tidak terdapat zona hambat.

Adapun antibiotik merupakan bahan yang di hasilkan oleh MO

yang mempunyai kemampuan menghambat atau mematikan MO lain.

Menurut Benedict dan Langlyke, antibiotik merupakan suatu senyawa

kimia yang di turunkan dari atau produksi oleh MO organisme hidup yang

dalam konsentrasi kecil mempunyai kemampuan untuk menghimbisi MO

lain.

Uji sensitivitas antibiotik merupakan tes yang digunakan untuk

menguji kepekaan suatu bakteri terhadap suatu antibiotik. Uji sensitivitas

bertujuan untuk mengetahui efektifitas dari suatu antibiotik.

Resistensi antibiotik adalah kemampuan bakteri untuk bertahan

hidup dari efek serangan antibiotik. Hal ini dapat terjadi apabila bakteri

mengubah dirinya, sehingga efektivitas obat, bahan kimia, atau bahan lain

yang dirancang untuk membunuh bakteri.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uji sensitivitas yang telah dilakukan, diketahui bahwa

ekstrak daun mayana dengan konsentrasi 85%, 90%, 95%, dan 100% tidak

efektif digunakan sebagai antibakteri terhadap bakteri Klebsiella. Hal ini

dibuktikan dengan tidak timbulnya zona hambat di sekitar paper disc pada

media MHA.

B. Saran

Diharapkan agar mahasiswa sebagai praktikan tetap menggunakan semua

perlengkapan praktikum selama praktikum berlangsung serta diharapkan para

mahasiswa bersungguh-sungguh dalam melakukan praktikum agar semua

ilmu tentang uji sensivitas yang diperoleh saat praktikum dapat diterapkan

kedepnannya baik didunia kerja maupun ditengah masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Ari khusuma, dkk. 2019. Uji Teknik Difusi Menggunakan Kertas Saring Media
Tampung Antibiotik dengan Escherichia Coli Sebagai Bakteri Uji.
Jurnal kesehatan prima. Mataram.
D. Fransisca, dkk. 2020. Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun sungkai
(Peronema canescens Jack) terhadap pertumbuhan Escherichia coli
dengan metode difusi cakram Kirby-Bauer. Jurnal pengelolaan
lingkungan berkelanjutan. Kalimantan tengah.
Eko Kusumawati. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Kecombrang (Etlingera Elatior (Jack) R.M. Smith) Terhadap Bakteri
Bacillus Cereus Dan Escherichia Coli Menggunakan Metode Difusi
Sumur. Jurnal Sains dan Terapan Politeknik Hasnur. Samarinda.
Gary Efraim Girsang, dkk. 2019. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun
Jambu Biji (Psidium Guajava Linn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Escherichia Coli. Journal Medical Cendana.
Muljono Ptrick, dkk. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Mayana
Jantan (Coleus Atropurpureus Benth) Terhadap Pertumbuhan
Bakteri Streptococcus Sp. Dan Pseudomonas Sp. Jurnal e-Biomedik
Universitas Sam Ratulangi.
Iis mira anggraini, dkk. 2020. Sensitivitas Kombinasi Antibakteri Amoksisilin dan
Kotrimoksazol. Journal of Healthcare Technology and Medicine.
Jambi.
Rahmi Wastri, dkk. 2020. Zona hambat ekstrak etil asetat daun kemangi
(Ocimum basilicum) terhadap Enterococcus faecalis ATCC 29212.
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran.
Vidhiya Nanda Mujipradhana, dkk. 2018. Aktivitas Antimikroba Dari Ekstrak
Ascidian Herdmania Momus Pada Mikroba Patogen Manusia. Jurnal
Ilmiah Farmasi. Manado.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai