TM 3
TM 3
(Pertemuan ke 3)
A. Kondisi Terminal
Kondisi terminal adalah suatu proses yang progresi menuju kematian berjalan
melalui suatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial, dan spiritual bagi individu.
Perawatan terminal dapat dimulai pada minggu-minggu,hari-hari dan jaminan terakhir
kehidupan, yang bertujuan:
1. Mempertahankan hidup
2. Menurunkan stress
3. Meringankan dan mempertahankan kenyamanan selama mungkin
Secara umum, kematian adalah sebagian proses dari kehidupan yang dialami
olehsiapasaja meskipun demikian, hal tersebut tetap saja menimbulkan perasaan nyeri dan
takut, tidak hanya pasien, akan tetapi juga keluarganya, bahkan pada mereka yang
merawat dan mengurusnya.
1
- Cemas diungkapkan dengan cara menggerakkan otot rahang dan kemudian
mengendor
- Rasa sedih diungkapkan dengan mata setengah terbuka atau menangis
2. Hubungan dengan orang lain
Kecemasan timbul akibat ketakutan akan ketidakmampuan untuk berhubungan
secara interpersonal serta akibat penolakan.
2
Gambaran pada tahap ini, yaitu:
- Klien tidak banyak bicara
- Sering menangis
- Putus asa
e) Tahap acceptance atau menerima
Adalah akhirnya klien dapat menerima kenyataan dengan kesiapan.
Gambaran pada tahap ini yaitu:
- Tenang/damai
- Mulai ada perhatian terhadap suatu objek yang baru
- Berpartisipasi aktif
- Tidak mau banyak bicara
- Siap menerima maut
Tidak semua orang dapat melampaui kelima tahap tersebut dengan baik, dapat
saja terjadi ketidakmampuan menggunakan adaptasi dan timbul bentuk-bentuk
reaksi lain. Jangka waktu periode tahap tersebut juga sangat individual.
3
Secara umum, pengaplikasian caring pada klien menjelang ajal berupa:
a. Peningkatan Kenyamanan
Kenyamanan bagi klien menjelang ajal termasuk pengenalan dan peredaan distres
psikobiologis. Perawat memberi berbagai tindakan penenangan bagi klien sakit
terminal. Kontrol nyeri terutama penting karena nyeri mengganggu tidur, nafsu
makan, mobilitas, dan fungsi psikologis. Higiene personal adalah bagian rutin dari
mempertahankan kenyamann klien dengan penyakit terminal. Klien mungkin pada
akhirnya bergantu ng pada perawat atau keluarganya untuk pemunuhan kebutuhan
dasarnya.
b. Pemeliharaan Kemandirian
Sebagian besar klien menjelang ajal menginginkan sebanyak mungkin mapan diri.
Mengizinkan klien untuk melakukan tugas sederhana seperti mandi dan makan akan
mempertahankan martabat dan rasa makna diri. Ketika klien tidak mampu secara fisik
untuk melakukan perawatan diri, perawat dapat memberikan dorongan dengan
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan untuk memberikan rasa kontrol diri pasien.
Perawat mencari isyarat non-verbal yang menunjukan ketidakinginan berpartisipasi
dalam perawatan. Perawat tidak boleh memaksakan partisipasi, terutama jika
ketidakmampuan secara fisik membuat partsipasi menjadi sulit.
4
d. Peningkatan Ketenangan Spiritual
Memberikan ketenangan spiritual mempunyai arti lebih besar dari sekedar
kunjungan rohaniawan. Perawat dapat memberi dukungan kepada klien dalam
mengekspresikan filosofi kehidupan. Ketika kematian mendekat, klien sering mencari
ketenangan dengan menganalisis nilai dan keyakinan yang berhubungan dengan hidup
dan mati. Perawat dan keluarga dapat membantuklien dengan mendengarkan dan
mendorong klien untuk mengekspresikan tentang nilai dan keyakinan. Perawat dan
keluarga dapat memberikan ketenangan spiritual dengan menggunakan keterampilan
komunikasi, mengekspresikan simpati, berdoa dengan klien, membaca literatur yang
memberi inspirasi, dan memainkan musik.
e. Dukungan untuk Keluarga yang Berduka
Anggota keluarga harus didukung melewati waktu menjelang ajal dan kematian
dari orang yang mereka cintai dan, waktu yang bersamaan, siap sedia untuk
memberikan dukungan. Perawat harus mengenali nilai anggota keluarga sebagai
sumber dan membantu mereka untuk tetap berada dengan klien menjelang ajal.
Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perawat dalam mempersiapkan klien,antara lain:
1) Fase Denial
- Beri keamanan emosional yaitu dengan memberikan sentuhan dan ciptakan
suasana tenang
- Konfirmasikan rasa takut terhadap sesuatu yang tidak diketahuinya dengan
menanyakan kepada klien apa yang dipersepsikannya tentang kehidupan
setelah mati
- Tanyakan tentang pengalaman klien menghadapi kematian yang diketahui
klien, tanyakan apa saja ketakutan yang dihadapi proses kematian
- Menganjurkan klien untuk tetap diam dalam pertahanan dengan tidak
menghindar dari situasi sesungguhnya.
2) Fase Anger
- Pertahankan sentuhan fisik dan suasana tenang dan juga rahasia klien
- Membicarakan klien untuk mengekspresikan keinginan,apa yang dan sedang
terjadi pada mereka
- Beri perhatian dan lingkungan yang nyaman dan cegah injury
3) Fase Bargaining
- Ajarkan klien agar dapat membuat keputusan dalam hidupnya yang bermakna
5
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor
6
Edited with the trial version of
Foxit Advanced PDF Editor