Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
maupun nonformal. Pendidikan memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan
sosial manusia yaitu bertujuan untuk mengembangkan pola pikir individu dalam
tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Layanan
perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar,
sosial dan karier oleh karena itu bimbingan dan konseling di sekolah memiliki
Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu secara formal. Sekolah beperan
yang dimiliki anak didiknya agar mampu mencapai kompetensi yang diharapkan.
masalah sosial yang tekadang dapat menimbulkan krisis jati diri. Salah satu bentuk
1
upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi itu adalah dengan
bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa dalam upaya agar siswa dapat
mengenai kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif
cenderung diam, hal ini bisa saja terjadi karena kecemasan tidak bisa diterima oleh
menyatakan “Inilah saya. Saya perlu diperhitungkan Saya mempunyai hak untuk
menjadi seperti yang saya inginkan, serta saya akan menjalankan semua keputusan
saya”. Kemampuan asertif sangat diperlukan oleh siswa, karena apabila tidak
memiliki perilaku asetif maka ia akan menjadi individu yang tidak bebas, selalu
dibawah kekuasaan atau tekanan orang lain dan selalu menuruti oranglain tanpa
memeperdulikan dirinya.
Perilaku asertif menurut Steven dan Howard bisa juga diartikan sebagai
kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan kita, membela diri dan
2
Perilaku asertif dapat juga disamakan dengan proaktif, dimana perilaku proaktif
bersikap proaktif mampu memberi jeda antara datangnya stimulus dengan keputusan
untuk memberi respon, pada saat jeda tersebut seseorang yang proaktif dapat
membuat pilihan dan mengambil respon yang dipandang terbaik bagi dirinya.
Tegasnya, orang yang memiliki perilaku asertif selalu berpikir win-win solution atau
Perilaku non asertif hampir ditemukan pada sebagian besar siswa kelas XII
Bahasa SMAN I Nubatukan. Hal ini diketahui melalui jurnal penanganan masalah
serta observasi awal yang menunjukan rata – rata siswa tidak jujur, tidak terbuka
dan tidak berani menyampaikan permasalahan yang mereka alami. Kondisi lain
yang memprihatinkan adalah ketika ditanya tentang cita – cita ataupun rencana
untuk melanjutkan studi, sebagian besar dari siswa tidak berani untuk
menyampaikan dengan alasan takut gagal dan sebagian lain menjawab belum
di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tindakan bimbingan dan
Bimbingan Kelompok Teknik Home Room pada Siswa Kelas XII Bahasa SMAN I
3
B. Identifikasi Masalah
a) Rendahnya perilaku asertif siswa kela XII Bahasa I SMA Negeri I Nubatukan
secara maksimal
C. Batasan Masalah
Agar penelitian ini jelas dan terarah maka perlu dilakukan pembatasan masalah
sehingga hasil yang akan dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan
uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian
tindakan bimbingan konseling ini dibatasi pada upaya peningkatan perilaku asertif
siswa kelas XII Bahasa I SMA Negeri I Nubatukan melalui layanan bimbingan
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang tepat dalam penelitian ini
4
3) Bagaimanakah gambaran perilaku asertif siswa kelas XII Bahasa I SMAN I
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka secara lebih rinci tujuan dari penelitian
a) Untuk mengetahui gambaran perilaku asertif siswa kelas XII Bahasa SMAN I
dalam meningkatkan perilaku asertif siswa kelas XII Bahasa I SMA Negeri 1
c) Untuk mengetahui hasil peningkatan perilaku asertif siswa kelas XII Bahasa I
F. Manfaat Penelitian
a) Manfaat Teoritis
5
b) Manfaat Praktis
1) Bagi Guru
Sebagai penunjang keberhasilan proses dan hasil belajar, serta sebagai upaya
lembaga pendidikan.