Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan pada umumnya bertujuan untuk menjadikan manusia cerdas,

terampil, berakhlak mulia, memahami diri dan lingkungan serta dapat

mengaplikasikan apa yang telah diajarkan baik di lingkungan lembaga formal

maupun nonformal. Pendidikan memiliki peran yang sangat vital dalam kehidupan

sosial manusia yaitu bertujuan untuk mengembangkan pola pikir individu dalam

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai spiritual.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111

tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah, Layanan

Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan membantu siswa mencapai

perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar,

sosial dan karier oleh karena itu bimbingan dan konseling di sekolah memiliki

peranan penting dalam membantu peserta didik dalam mencapai tugas-tugas

perkembangan sebagaimana tercantum dalam Standar Kompetensi Kemandirian

Peserta Didik (SKKPD).

Sekolah merupakan sarana untuk menuntut ilmu secara formal. Sekolah beperan

sebagai lembaga pendidikan yang memiliki tugas untuk mengembangkan potensi

yang dimiliki anak didiknya agar mampu mencapai kompetensi yang diharapkan.

Dalam menempuh pendidikan di sekolah para siswa sering mengadapi masalah –

masalah sosial yang tekadang dapat menimbulkan krisis jati diri. Salah satu bentuk

1
upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi itu adalah dengan

memberikan layanan bimbingan dan konseling.

Bimbingan dan konseling menempati bidang pelayanan pribadi dalam

keseluruhan proses dan kegiatan pendidikan. Dalam hubungan ini pelayanan

bimbingan dan konseling diberikan kepada siswa dalam upaya agar siswa dapat

menemukan pribadi, mengenai lingkungan dan merencanakan masa depan.

Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi dimaksudkan agar peserta didik

mengenai kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya secara positif

dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih lanjut.

Pada umumnya dalam pergaulan dengan teman sebayanya, seorang remaja

cenderung diam, hal ini bisa saja terjadi karena kecemasan tidak bisa diterima oleh

kelompoknya. Menurut Calhoun (1990), orang yang berperilaku asertif mampu

menyatakan “Inilah saya. Saya perlu diperhitungkan Saya mempunyai hak untuk

menjadi seperti yang saya inginkan, serta saya akan menjalankan semua keputusan

saya”. Kemampuan asertif sangat diperlukan oleh siswa, karena apabila tidak

memiliki perilaku asetif maka ia akan menjadi individu yang tidak bebas, selalu

dibawah kekuasaan atau tekanan orang lain dan selalu menuruti oranglain tanpa

memeperdulikan dirinya.

Perilaku asertif menurut Steven dan Howard bisa juga diartikan sebagai

kemampuan menyampaikan secara jelas pikiran dan perasaan kita, membela diri dan

mempertahankan pendapat (dalam Hamzah B. Uno,2006).

2
Perilaku asertif dapat juga disamakan dengan proaktif, dimana perilaku proaktif

merupakan kemampuan memilih respon. Menurut Covey (1997), seseorang yang

bersikap proaktif mampu memberi jeda antara datangnya stimulus dengan keputusan

untuk memberi respon, pada saat jeda tersebut seseorang yang proaktif dapat

membuat pilihan dan mengambil respon yang dipandang terbaik bagi dirinya.

Tegasnya, orang yang memiliki perilaku asertif selalu berpikir win-win solution atau

masing-masing merasa diuntungkan.

Perilaku non asertif hampir ditemukan pada sebagian besar siswa kelas XII

Bahasa SMAN I Nubatukan. Hal ini diketahui melalui jurnal penanganan masalah

serta observasi awal yang menunjukan rata – rata siswa tidak jujur, tidak terbuka

dan tidak berani menyampaikan permasalahan yang mereka alami. Kondisi lain

yang memprihatinkan adalah ketika ditanya tentang cita – cita ataupun rencana

untuk melanjutkan studi, sebagian besar dari siswa tidak berani untuk

menyampaikan dengan alasan takut gagal dan sebagian lain menjawab belum

memiliki rencana. Rendahnya perilaku asertif siswa sebagaimana yang dipaparkan

di atas maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tindakan bimbingan dan

konseling dengan judul “Meningkatkan Perilaku Asertif Melalui Layanan

Bimbingan Kelompok Teknik Home Room pada Siswa Kelas XII Bahasa SMAN I

Nubatukan Tahun Pelajaran 2018/2019

3
B. Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasikan permasalahan

dalam penelitian ini sebagai berikut :

a) Rendahnya perilaku asertif siswa kela XII Bahasa I SMA Negeri I Nubatukan

b) Perlu intervensi melalui pelaksanaan layanan bimbingan konseling kelompok

c) Layanan bimbingan konseling kelompok teknik home room perlu dilaksanakan

secara maksimal

C. Batasan Masalah

Agar penelitian ini jelas dan terarah maka perlu dilakukan pembatasan masalah

sehingga hasil yang akan dicapai sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan

uraian pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka penelitian

tindakan bimbingan konseling ini dibatasi pada upaya peningkatan perilaku asertif

siswa kelas XII Bahasa I SMA Negeri I Nubatukan melalui layanan bimbingan

kelompok teknik home room 2018/2019

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah yang tepat dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1) Bagaimana gambaran perilaku asertif siswa kelas XII Bahasa I SMAN I

Nubatukan sebelum diberi layanan bimbingan kelompok teknik home room?

2) Bagaimanakah penerapan layanan bimbingan kelompok teknik home room

dalam meningkatkan perilaku asertif siswa kelas Bahasa I SMAN Nubatukan?

4
3) Bagaimanakah gambaran perilaku asertif siswa kelas XII Bahasa I SMAN I

Nubatukan setelah diberi layanan bimbingan kelompok teknik home room?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka secara lebih rinci tujuan dari penelitian

ini diuraikan sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui gambaran perilaku asertif siswa kelas XII Bahasa SMAN I

Nubatukan sebelum diberi layanan bimbingan kelompok teknik home room

b) Untuk mengetahui hubungan layanan bimbingan kelompok teknik home room

dalam meningkatkan perilaku asertif siswa kelas XII Bahasa I SMA Negeri 1

Nubatukan tahun ajaran 2018 / 2019.

c) Untuk mengetahui hasil peningkatan perilaku asertif siswa kelas XII Bahasa I

SMAN I Nubatukan setelah diberikan tindakan layanan bimbingan kelompok

teknik home room

F. Manfaat Penelitian

a) Manfaat Teoritis

Teoretis Secara teoretis, penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk

menambah kazanah kekayaan ilmu pengetahuan, terutama yang terkait dengan

ilmu psikologi dan konseling kelompok.

5
b) Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat dari penelitian ini meliputi :

1) Bagi Guru

Sebagai bahan pengalaman dalam penggunaan strategi dalam penyajian

layanan Bimbingan kelompok teknik home room.

2) Bagi Lembaga Pendidikan

Sebagai penunjang keberhasilan proses dan hasil belajar, serta sebagai upaya

dalam meningkatkan kompetensi tenaga pendidik (guru) dalam suatu

lembaga pendidikan.

3) Bagi pemerhati psikologi dan konseling

Sebagai intrumen penting dalam pengembangan inovasi dalam bidang

pendidikan terutama aspek psikologi dan bimbingan kelompok

Anda mungkin juga menyukai

  • PENGESAHAN
    PENGESAHAN
    Dokumen3 halaman
    PENGESAHAN
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Sos-1
    Lampiran Sos-1
    Dokumen25 halaman
    Lampiran Sos-1
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen4 halaman
    Kata Pengantar
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • PENGESAHAN
    PENGESAHAN
    Dokumen3 halaman
    PENGESAHAN
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • PENGESAHAN
    PENGESAHAN
    Dokumen3 halaman
    PENGESAHAN
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Lampiran Bahasa
    Lampiran Bahasa
    Dokumen16 halaman
    Lampiran Bahasa
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen8 halaman
    Kata Pengantar
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Halaman Judul
    Halaman Judul
    Dokumen1 halaman
    Halaman Judul
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Lembar Pengesahan
    Lembar Pengesahan
    Dokumen2 halaman
    Lembar Pengesahan
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen28 halaman
    Bab Iv
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen9 halaman
    Bab Iii
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • PTK Bahasa
    PTK Bahasa
    Dokumen97 halaman
    PTK Bahasa
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • LKPD Kelas Xii
    LKPD Kelas Xii
    Dokumen4 halaman
    LKPD Kelas Xii
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen27 halaman
    Bab Ii
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan
    Pendahuluan
    Dokumen14 halaman
    Pendahuluan
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat
  • Lembar Kerja Peserta Didik
    Lembar Kerja Peserta Didik
    Dokumen2 halaman
    Lembar Kerja Peserta Didik
    Martinus Ola
    Belum ada peringkat