Anda di halaman 1dari 14

 

 Pendahuluan
UU No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 ayat 1 menyatakan bahwa
“Standar sarana dan prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi”. Lebih lanjut,
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
diperjelas bahwa yang dimaksud dengan standar sarana dan prasarana adalah kriteria minimal
tentang sarana dan prasarana sebagaimana termuat dalam undang-undang di atas. Standar
tersebut dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan
dengan Peraturan Menteri. Dalam Peraturan Menteri No 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana dirinci sarana prasarana yang dibutuhkan oleh satuan pendidikan,
seperti laboratorium komputer dan kelengkapannya. Dalam Peraturan Menteri tersebut yang
dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah satuan perangkat keras
dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi untuk
mendukung pembelajaran. Sejak tahun 2005 pemerintah juga meluncurkan program
pengembangan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang didalamnya menaruh
perhatian yang tinggi terhadap penggunaan teknologi. Salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru yang mengajar di RSBI adalah mampu menggunakan TIK dalam proses
pembelajaran, lihat Panduan Penyelenggaraan Program R-SMA-BI (2009) dan Panduan
Pelaksanaan R-SMP-BI (2008). Hal-hal di atas menunjukkan bahwa pemerintah menyadari
akan pentingnya pemanfaatan TIK sebagai media dalam proses pembelajaran.
Di negara-negara maju TIK menjadi sarana penting dalam proses pembelajaran, termasuk
pembelajaran matematika. Sebagai contoh, National Council of Teachers of
Mathematics (NCTM), sebuah kelompok profesional guru-guru matematika di Amerika
Serikat menyatakan bahwa ”Teknologi merupakan sarana yang penting untuk mengajar dan
belajar matematika secara efektif; teknologi memperluas matematika yang dapat diajarkan
dan meningkatkan belajar siswa”, lihat
www.nctm.org/about/position_statement/position_statement_13.htm.
Pernyataan ini menunjukkan betapa besarnya perhatian penggunaan teknologi dalam proses
pembelajaran matematika di sekolah. NCTM memberi perhatian terhadap pentingnya
teknologi dengan menjadikan teknologi sebagai salah satu dari enam prinsip dalam
dokumen Principles and Standards for School Mathematics,  lihat van der Wall (2007).
Pernyataan posisi NCTM dalam kaitannya dengan teknologi cukup jelas, lihat Ball & Stacey
(2005):
Teknologi merupakan sarana yang penting untuk belajar dan mengajar matematika. Penting
untuk tidak memikirkan teknologi sebagai beban tambahan dari daftar apa-apa yang akan
dicapai di dalam ruangan kelas anda. Sebaliknya teknologi seharusnya menjadi alat alternatif
dari sekian banyak alat yang ada untuk membantu anak belajar matematika. Dilihat sebagai
bagian utuh dari alat-alat pembelajaran anda, teknologi dapat memperluas lingkup materi
pelajaran yang dapat dipelajari siswa dan dapat memperluas masalah yang dapat dikerjakan
oleh siswa.
Sarana TIK perlu digunakan seoptimal mungkin untuk mendukung kegiatan pembelajaran
matematika. Kondisi saat ini masih banyak guru yang belum memanfaatkan TIK sebagai
media pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan tidak semua sekolah memiliki sarana
TIK yang memadai atau masih banyak guru yang belum menguasai TIK khusunya komputer
dan internet. Makalah ini akan membahas peranan TIK dalam pembelajaran matematika.
Diharapkan pembaca, khususnya para guru, dapat mengambil manfaat untuk selanjutnya
dapat memanfaatkan TIK dalam pembelajaran matematika.
II.    Pembahasan
Banyak sarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran matematika, tetapi dalam pembahasan ini akan dibatasi pada sarana TIK
berupa kalkulator, komputer dan software yang terkait, dan internet. Berikut ini akan dibahas
hal-hal yang terkait dengan pemanfaatan sarana TIK tersebut dalam pembelajaran
matematika.
A.    Kalkulator dalam Pembelajaran Matematika
Sejak 1976, NCTM telah mempublikasikan bermacam–macam artikel, buku–buku, dan
pernyataan posisi, yang menyarankan penggunaan kalkulator secara reguler dalam pengajaran
matematika pada semua tingkatan. Pada pernyataan posisinya tahun 2005 tentang
perhitungan dan kalkulator, NCTM menjelaskan pandangannya bahwa ada tempat yang
penting dalam kurikulum untuk pengunaan kalkulator dan pengembangan berbagai jenis
keterampilan perhitungan (www.nctm.org). Sayangnya penggunaan kalkulator setiap hari di
masyarakat, dan juga dukungan profesional untuk penggunaan kalkulator di sekolah, kurang
mendapat sambutan di ruang kelas matematika, terutama pada tingkat sekolah dasar. Banyak
guru dan orang tua siswa yang belum sepaham terhadap penggunaan kalkulator dalam
pelajaran matematika di sekolah dasar dan menengah. Mereka yang tidak setuju dengan
penggunaan kalkulator umumnya khawatir bahwa kalkulator dapat merusak pemahaman
siswa terhadap matematika. Alasan ini benar apabila kalkulator tidak tepat penggunaannya.
Bagi mereka yang mempunyai pemahaman yang benar mereka akan mendukung penggunaan
kalkulator di sekolah dasar dan sekolah menengah.
Berikut ini beberapa keuntungan penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika.
1.      Kalkulator Dapat Digunakan untuk Mengembangkan Konsep
Kalkulator bisa berarti lebih dari sekedar alat untuk menghitung. Kalkulator juga dapat
digunakan secara efektif untuk mengembangkan konsep. Adding It Up: Helping Children to
Learn Mathematics (NRC, 2001) memuat beberapa penelitian jangka panjang yang telah
menunjukkan bahwa siswa kelas 4 – 6 yang menggunakan kalkulator meningkat pemahaman
konsepnya. Kegiatan untuk mengembangkan konsep dengan kalkulator disarankan terutama
dalam lingkup bilangan dan perhitungan. Berikut adalah contoh penggunaan kalkulator untuk
menemukan bilangan yang dikalikan dengan bilangan tersebut dapat menghasilkan 43.
Dalam hal ini, siswa dapat menekan 6.1  x   =  untuk mendapatkan kuadrat dari 6.1. Untuk
siswa yang baru saja mengerti bilangan desimal, aktivitas akan menunjukkan bahwa
bilangan-bilangan seperti 6.3 dan 6.4 terletak diantara 6 dan 7. Selain itu, 6.55 adalah antara
6.5 dan 6.6. Untuk pelajar yang sudah mengerti bilangan desimal, aktivitas yang sama
menyajikan pengenalan yang penuh arti dan konseptual tentang akar kuadrat.
2.      Kalkulator Dapat Digunakan untuk Drill
Kalkulator adalah alat yang sangat baik untuk drill yang tidak memerlukan komputer atau
software. Sebagai contoh, siswa ingin yang ingin mencoba perkalian dengan 7 dapat menekan
7  x  3 dan kemudian berhenti sebelum menekan  = . Tantangannya adalah mencari
jawabannya sebelum menekan tombol  = . Bilangan-bilangan yang merupakan kelipatan dari
7 dapat diperoleh dengan menekan faktor kedua dan menekan  = . Kalkulator tidak selalu
tepat digunakan. Sebagai contoh misalkan sebuah kelas dibagi menjadi dua kelompok, satu
bagian menggunakan kalkulator dan bagian lainnya menggunakan pengitungan langsung.
Untuk 3000 + 1765, kelompok yang menghitung langsung selalu menang. Kelompok tersebut
juga memenangkan perhitungan fakta-fakta sederhana dan berbagai macam masalah yang
dapat dihitung secara mental oleh siswa. Tetapi tentu saja banyak sekali perhitungan, seperti
537 x 32, dimana mereka yang menggunakan kalkulator akan menang. Hasil penelitian telah
menunjukkan bahwa pelajar dengan kemampuan rata-rata, penggunaan kalkulator
meningkatkan keterampilan dasar (NRC, 2001).
3.      Kalkulator Meningkatkan Pemecahan Masalah
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan kalkulator memperbaiki
kemampuan pemecahan masalah dari pelajar pada segala tingkatan untuk semua kelas (NRC,
2001). Mekanisme perhitungan kadang dapat memecah perhatian siswa dari problem yang
mereka kerjakan. Sambil memahami arti dari operasi, siswa harus diperkenalkan dengan
masalah nyata dengan bilangan-bilangan yang realistik. Bilangannya mungkin di atas
kemampuan mereka untuk menghitung, tetapi kalkulator membuat masalah nyata ini dapat
diselesaikan.
4.      Kalkulator Menghemat Waktu
Perhitungan dengan tangan akan memakan waktu, terutama untuk siswa usia dini yang belum
mengembangkan penguasaan teknik-teknik perhitungan. Kalkulator dapat menghemat waktu
untuk membantu menghitung pada kegiatan pembelajaran dimana kemampuan berhitung
bukan menjadi tujuan utamanya, misalnya menghitung rata-rata, mencari persentase,
mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal, dll.
Berikut ini beberapa contoh dimana penggunaan kalkulator akan memberi manfaat, lihat
Sobel dan Maletsky (2001).
1.      Bilangan Prima
Untuk mengecek apakah sebuah bilangan merupakan bilangan prima cukup diperiksa dengan
membagi bilangan tersebut dengan bilangan-bilangan prima yang lebih kecil dari akar
kuadrat bilangan tersebut. Untuk memeriksa apakah 677 merupakan bilangan prima cukup
memeriksa bilangan-bilangan prima yang kurang dari 26 sebagai faktor. Dengan
menggunakan kalkulator dengan mudah dapat diketahui bahwa bilangan-bilangan prima 2, 3,
5, 7, 11, 13, 17, 19, dan 23 bukan faktor dari 677.
2.      Desimal Berulang
Desimal berulang merupakan sebuah sumber aktivitas yang kaya untuk penggunaan
kalkulator di dalam kelas. Jika bilangan-bilangan 1 sampai 3 dibagi dengan 9, maka pada
layar kalkulator akan muncul
1/9
.1111111111
2/9
.2222222222
3/9
.3333333333
 
Dengan melihat polanya, dapat diduga pembagian bilangan 4 sampai 8 dengan 9. Aktivitas
yang menarik bagi siswa adalah mereka disuruh menduga hasil-hasil dari
100 dibagi dengan 9
2000 dibagi dengan 9
3,000, 000 dibagi dengan 9
Setelah itu para siswa dapat mengecek hasilnya dengan kalkulator.
Penggunaan kalkulator dapat juga untuk menyelidiki desimal berulang yang dibentuk oleh
pembagian 13 dengan 99, 999, dan 9999. Pada layar kalkulator akan muncul
13/99
.1313131313
13/999
.013013013
13/9999
.001301013
Siswa akan dapat menemukan pola dalam pembagian-pembagian di atas. Dengan kalkulator
siswa dapat juga menemukan pola dari pembagian, misalnya pembagian bilangan-bilangan
asli secara berurutan dengan 11.
3.      Kekonvergenan Rasio
Kalkulator dapat digunakan untuk menyelidiki persoalan konvergensi yang menarik yang
melibatkan pecahan. Mulai dengan sebuah pecahan  antara 0 dan 1. Tambahkan pembilang
dan penyebut untuk membentuk penyebut yang baru, dan tambahkan penyebut yang baru ini
dengan penyebut semula dan hasilnya digunakan sebagai pembilang yang baru.
Bila proses ini diulangi, setiap kali mulai dengan pecahan yang baru, seseorang akan
menemukan bahwa desimal-desimal yang terbentuk akan konvergen ke bentuk desimal dari .
4.      Bilangan Pi
5.      Bilangan e
Kalkulator Grafik
Kalkulator grafik berguna untuk digunakan bagi siswa sekolah menengah. Salah apabila
menganggap bahwa kalkulator grafik hanya untuk mengerjakan matematika tingkat tinggi.
Berikut adalah beberapa contoh yang mana penggunaan kalkulator grafik bermanfaat bagi
siswa sekolah menengah.

1. Layar tampilan menampilkan beragam tampilan seperti 3 + 4(5 – 6/7) untuk


ditunjukkan lengkap sebelum dihitung hasilnya. Setelah dihitung, tampilan
sebelumnya dapat diulang dan dimodifikasi. Hal ini akan meningkatkan pemahaman
notasi dan urutan operasi. Ekspresi dapat melibatkan pangkat, harga mutlak, tanpa
pembatasan nilai-nilai yang digunakan.
2. Bilangan yang sangat besar dan sangat kecil ditampilkan secara benar. Kalkulator
akan sangat dengan cepat menghitung faktorial, bahkan untuk angka yang sangat
besar, juga permutasi dan kombinasi. Kalkulator grafik menggunakan notasi ilmiah
sehingga angka yang besar dan angka yang kecil tidak tampil salah. Sebagai contoh,
23! = 1.033314797 x 10 . 40

3. Fungsi-fungsi statistik yang terprogram di dalamnya memungkinkan siswa untuk


menghitung mean, median, dan standar deviasi dari kumpulan data yang banyak tanpa
perlu komputer. Data dapat dengan mudah untuk dimasukkan, diurutkan,
ditambahkan atau diganti.

 
B.     Komputer sebagai media pembelajaran matematika
Komputer dan software-software tertentu merupakan sarana yang sangat bermanfaat untuk
proses pembelajaran matematika. Software standar yang biasanya terinstall pada sebuah
komputer/laptop adalah Microsoft Office yang di dalamnya antara lain memuat Microsoft
Word, Microsoft Power Point, dan Microsoft Excel, dan lain-lain. Microsoft Word utamanya
akan membantu guru dalam pengetikan naskah-naskah, termasuk naskah matematika.
Dengan Microsoft word guru dapat dengan mengembangkan bahan ajar, lembar kerja siswa,
instrumen evaluasi dan lain-lain.
Microsoft Power Point memberikan kemudahan bagi guru untuk membuat bahan presentasi
yang baik yang dapat memperjelas penyajian suatu materi pelajaran. Dengan PowerPoint
dimungkinkan untuk menyajikan bahan presentasi berupa objek teks (termasuk rumus-rumus
matematika), grafik,video, suara, dan objek-objek lainnya. Program animasi dalam
PowerPoint juga sangat bermanfaat bagi proses pembelajaran matematika, misalnya dalam
geometri.
Microsoft Excel merupakan sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheetyang memiliki
fitur kalkulasi dan pembuatan grafik. Microsoft Excel menyediakan banyak formula yang
terkait dengan matematika sekolah seperti aljabar, trigonometri, ilmu bilangan, matriks,
statistik, dan lain-lain. Microsoft Excel akan berguna sebagai alat bantu untuk menjelaskan
konsep atau pemecahan masalah. Sebagai contoh, di SMA dipelajari metode-metode untuk
menyelesaikan sistem persamaan linier yaitu metode eliminasi, substitusi, dan menggunakan
matriks. Untuk sistem persamaan linier dengan dua variabel, penggunaan ketiga metode tidak
mengalami kendala, tetapi untuk sistem persamaan linier dengan tiga variabel atau lebih
penggunaan matriks akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung invers matriks. Dengan
bantuan Microsoft Excel kesulitan perhitungan dapat diatasi.
Selain Microsoft Office software yang berguna untuk pembelajaran matematika adalah
MAPLE, MATLAB, GEOGEBRA, SPSS, dan lain-lain. MAPLE memiliki keunggulan untuk
matematika simbolik, sedangkan MATLAB mempunyai keunggulan numerik, GEOGEBRA
berguna untuk geometri dan aljabar, dan SPSS lebih sesuai untuk statistik.
MAPLE dapat digunakan sebagai media untuk menjelaskan banyak topik dalam matematika
sekolah seperti menyelesaikan persamaan kuadrat, polinom, sistem persamaan linier, untuk
perhitungan dengan matriks, deret, dan masih banyak lagi. Maple dapat digunakan untuk
membuat grafik fungsi dalam ruang dua atau tiga dimensi yang dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, juga dapat dibuat animasi. Fasilitas ini akan dapat membantu siswa
memahami konsep matematika yang diajarkan. Software MATLAB kurang lebih dapat
memiliki fungsi yang sama sebagai media pembelajaran matematika sekolah.
Software SPSS dapat membantu siswa memahami konsep-konsep statistika. Sebagai contoh
anggap siswa diberikan tiga kelompok data X, Y, dan Z sebagai berikut:
X: 1, 2, 2, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6, 7
Y: 1, 2, 2, 2, 2, 2, 2, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 5, 5, 6
Z: 1, 2, 2, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 5
Dengan mudah siswa SMP atau SMA dapat menghitung rata-rata dan mediannya, yakni
X Y Z
Rata-rata 4 3.12 3.47
Median 4 3 4
Siswa akan kesulitan untuk mengetahui hubungan antara rata-rata dan median suatu
kelompok data tanpa visualisasi. Dengan bantuan SPSS kepada siswa dapat ditunjukkan
histogram masing-masing kelompok data.
 
C.    Internet sebagai media pembelajaran matematika
Internet memberi sumber yang kaya akan materi pembelajaran matematika sekolah. Banyak
diantaranya dapat didownload secara bebas untuk diadopsi atau diadaptasi sebagai bahan ajar
matematika di sekolah. Banyak pula aplikasi berbasis internet atau applet yang dapat diakses
melalui web browser. Berikut ini adalah beberapa contoh sumber dari internet yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran matematika.
beberapa situs yang menarik: www.ixl.com
di situs ini terlihat banyak sekali materi matematika dari tingkat Pra-Taman Kanak-Kanak
sampai sekolah menengah.  Apabila guru menguasai TIK maka ia akan dapat memberi
petunjuk kepada siswanya dan siswa biasanya akan dengan cepat dapat menggunakan
sumber-sumber yang ada.
Contoh lain, jika dikunjungi website http://ncalculators.com/math-calculators.html akan
tampak adanya kalkulator matematika.
 
III. Kesimpulan
 
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan sarana yang penting untuk belajar dan
mengajar matematika. Kalkulator akan baik digunakan dalam proses belajar mengajar
matematika jika keterampilan perhitungan bukan menjadi tujuan utama pembelajaran.  Jika
dipakai dengan benar kalkulator dapat digunakan untuk mengembangkan konsep, untuk drill,
untuk meningkatkan pemecahan masalah, dan lain-lain. Komputer dan softwarenya
merupakan sarana yang bermanfaat untuk mengembangkan bahan ajar, untuk meningkatkan
kualitas presentasi sehingga memperjelas penyampaian materi, membantu proses perhitungan
yang sulit dilakukan secara manual, membantu menginterpretasikan suatu formula atau
konsep dalam matematika, dan lain-lain. Internet juga merupakan sarana yang sangat penting
bagi proses belajar-mengajar matematika karena melalui jaringan internet dapat diperoleh
materi-materi yang dapat diadopsi atau diadaptasi menjadi bahan ajar matematika. Selain itu
internet juga menyediakan applet, yakni aplikasi berbasis internet yang berguna untuk
mendukung atau sebagai pengayaan dalam pembelajaran matematika.
 
 
 
Daftar Pustaka
 
Ball, L. & Stacey, K., (2005), Teaching strategies for developing judicious technology use. In
W.J. Masalski & P.C. Elliot, Technology-supported mathematics learning environments, hal.
3-15, Reston, VA: National Council of Teacher of Mathematics.
National Research Council, (2001), Adding It Up: Helping Children to Learn Mathematics.
Panduan Pelaksanaan R-SMP-BI Tahun 2008, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Pertama, Jakarta
Panduan Penyelenggaraan Program R-SMA-BI Tahun 2009, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana.
Sobel, M.A. dan Maletsky, E.M., (2001), Teaching Mathematics,  Printice Hall, Boston.
Van der Wall, J.A., (2007), Elementary and Middle School Mathematics: Teaching
Developmentally, Pearson Education, Inc., Boston.
Undang-Undang No. 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
www.ixl.com
http://ncalculators.com/math-calculators.html
www.nctm.org/about/position_statement/position_statement_13.htm

Navigasi pos
Treading on the Ever Changing Technology as Teachers

Seminar Nasional Pendidikan Matematika UAD 2012

Comments are closed.

4 Jan2013
Prof. Dr. Suyono, M.Si.
Jurusan Matematika FMIPA Universitas Negeri Jakarta
*disampaikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika UAD,
29 Desember 2012
I.       Pendahuluan
UU No 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 35 ayat 1 menyatakan bahwa
“Standar sarana dan prasarana pendidikan mencakup ruang belajar, tempat berolahraga,
tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat
berkreasi dan berekreasi, dan sumber belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi”. Lebih lanjut,
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
diperjelas bahwa yang dimaksud dengan standar sarana dan prasarana adalah kriteria minimal
tentang sarana dan prasarana sebagaimana termuat dalam undang-undang di atas. Standar
tersebut dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan ditetapkan
dengan Peraturan Menteri. Dalam Peraturan Menteri No 24 Tahun 2007 tentang Standar
Sarana dan Prasarana dirinci sarana prasarana yang dibutuhkan oleh satuan pendidikan,
seperti laboratorium komputer dan kelengkapannya. Dalam Peraturan Menteri tersebut yang
dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) adalah satuan perangkat keras
dan lunak yang berkaitan dengan akses dan pengelolaan informasi dan komunikasi untuk
mendukung pembelajaran. Sejak tahun 2005 pemerintah juga meluncurkan program
pengembangan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) yang didalamnya menaruh
perhatian yang tinggi terhadap penggunaan teknologi. Salah satu kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru yang mengajar di RSBI adalah mampu menggunakan TIK dalam proses
pembelajaran, lihat Panduan Penyelenggaraan Program R-SMA-BI (2009) dan Panduan
Pelaksanaan R-SMP-BI (2008). Hal-hal di atas menunjukkan bahwa pemerintah menyadari
akan pentingnya pemanfaatan TIK sebagai media dalam proses pembelajaran.
Di negara-negara maju TIK menjadi sarana penting dalam proses pembelajaran, termasuk
pembelajaran matematika. Sebagai contoh, National Council of Teachers of
Mathematics (NCTM), sebuah kelompok profesional guru-guru matematika di Amerika
Serikat menyatakan bahwa ”Teknologi merupakan sarana yang penting untuk mengajar dan
belajar matematika secara efektif; teknologi memperluas matematika yang dapat diajarkan
dan meningkatkan belajar siswa”, lihat
www.nctm.org/about/position_statement/position_statement_13.htm.
Pernyataan ini menunjukkan betapa besarnya perhatian penggunaan teknologi dalam proses
pembelajaran matematika di sekolah. NCTM memberi perhatian terhadap pentingnya
teknologi dengan menjadikan teknologi sebagai salah satu dari enam prinsip dalam
dokumen Principles and Standards for School Mathematics,  lihat van der Wall (2007).
Pernyataan posisi NCTM dalam kaitannya dengan teknologi cukup jelas, lihat Ball & Stacey
(2005):
Teknologi merupakan sarana yang penting untuk belajar dan mengajar matematika. Penting
untuk tidak memikirkan teknologi sebagai beban tambahan dari daftar apa-apa yang akan
dicapai di dalam ruangan kelas anda. Sebaliknya teknologi seharusnya menjadi alat alternatif
dari sekian banyak alat yang ada untuk membantu anak belajar matematika. Dilihat sebagai
bagian utuh dari alat-alat pembelajaran anda, teknologi dapat memperluas lingkup materi
pelajaran yang dapat dipelajari siswa dan dapat memperluas masalah yang dapat dikerjakan
oleh siswa.
Sarana TIK perlu digunakan seoptimal mungkin untuk mendukung kegiatan pembelajaran
matematika. Kondisi saat ini masih banyak guru yang belum memanfaatkan TIK sebagai
media pembelajaran matematika. Hal ini dikarenakan tidak semua sekolah memiliki sarana
TIK yang memadai atau masih banyak guru yang belum menguasai TIK khusunya komputer
dan internet. Makalah ini akan membahas peranan TIK dalam pembelajaran matematika.
Diharapkan pembaca, khususnya para guru, dapat mengambil manfaat untuk selanjutnya
dapat memanfaatkan TIK dalam pembelajaran matematika.
II.    Pembahasan
Banyak sarana teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang dapat digunakan sebagai
media pembelajaran matematika, tetapi dalam pembahasan ini akan dibatasi pada sarana TIK
berupa kalkulator, komputer dan software yang terkait, dan internet. Berikut ini akan dibahas
hal-hal yang terkait dengan pemanfaatan sarana TIK tersebut dalam pembelajaran
matematika.
A.    Kalkulator dalam Pembelajaran Matematika
Sejak 1976, NCTM telah mempublikasikan bermacam–macam artikel, buku–buku, dan
pernyataan posisi, yang menyarankan penggunaan kalkulator secara reguler dalam pengajaran
matematika pada semua tingkatan. Pada pernyataan posisinya tahun 2005 tentang
perhitungan dan kalkulator, NCTM menjelaskan pandangannya bahwa ada tempat yang
penting dalam kurikulum untuk pengunaan kalkulator dan pengembangan berbagai jenis
keterampilan perhitungan (www.nctm.org). Sayangnya penggunaan kalkulator setiap hari di
masyarakat, dan juga dukungan profesional untuk penggunaan kalkulator di sekolah, kurang
mendapat sambutan di ruang kelas matematika, terutama pada tingkat sekolah dasar. Banyak
guru dan orang tua siswa yang belum sepaham terhadap penggunaan kalkulator dalam
pelajaran matematika di sekolah dasar dan menengah. Mereka yang tidak setuju dengan
penggunaan kalkulator umumnya khawatir bahwa kalkulator dapat merusak pemahaman
siswa terhadap matematika. Alasan ini benar apabila kalkulator tidak tepat penggunaannya.
Bagi mereka yang mempunyai pemahaman yang benar mereka akan mendukung penggunaan
kalkulator di sekolah dasar dan sekolah menengah.
Berikut ini beberapa keuntungan penggunaan kalkulator dalam pembelajaran matematika.
1.      Kalkulator Dapat Digunakan untuk Mengembangkan Konsep
Kalkulator bisa berarti lebih dari sekedar alat untuk menghitung. Kalkulator juga dapat
digunakan secara efektif untuk mengembangkan konsep. Adding It Up: Helping Children to
Learn Mathematics (NRC, 2001) memuat beberapa penelitian jangka panjang yang telah
menunjukkan bahwa siswa kelas 4 – 6 yang menggunakan kalkulator meningkat pemahaman
konsepnya. Kegiatan untuk mengembangkan konsep dengan kalkulator disarankan terutama
dalam lingkup bilangan dan perhitungan. Berikut adalah contoh penggunaan kalkulator untuk
menemukan bilangan yang dikalikan dengan bilangan tersebut dapat menghasilkan 43.
Dalam hal ini, siswa dapat menekan 6.1  x   =  untuk mendapatkan kuadrat dari 6.1. Untuk
siswa yang baru saja mengerti bilangan desimal, aktivitas akan menunjukkan bahwa
bilangan-bilangan seperti 6.3 dan 6.4 terletak diantara 6 dan 7. Selain itu, 6.55 adalah antara
6.5 dan 6.6. Untuk pelajar yang sudah mengerti bilangan desimal, aktivitas yang sama
menyajikan pengenalan yang penuh arti dan konseptual tentang akar kuadrat.
2.      Kalkulator Dapat Digunakan untuk Drill
Kalkulator adalah alat yang sangat baik untuk drill yang tidak memerlukan komputer atau
software. Sebagai contoh, siswa ingin yang ingin mencoba perkalian dengan 7 dapat menekan
7  x  3 dan kemudian berhenti sebelum menekan  = . Tantangannya adalah mencari
jawabannya sebelum menekan tombol  = . Bilangan-bilangan yang merupakan kelipatan dari
7 dapat diperoleh dengan menekan faktor kedua dan menekan  = . Kalkulator tidak selalu
tepat digunakan. Sebagai contoh misalkan sebuah kelas dibagi menjadi dua kelompok, satu
bagian menggunakan kalkulator dan bagian lainnya menggunakan pengitungan langsung.
Untuk 3000 + 1765, kelompok yang menghitung langsung selalu menang. Kelompok tersebut
juga memenangkan perhitungan fakta-fakta sederhana dan berbagai macam masalah yang
dapat dihitung secara mental oleh siswa. Tetapi tentu saja banyak sekali perhitungan, seperti
537 x 32, dimana mereka yang menggunakan kalkulator akan menang. Hasil penelitian telah
menunjukkan bahwa pelajar dengan kemampuan rata-rata, penggunaan kalkulator
meningkatkan keterampilan dasar (NRC, 2001).
3.      Kalkulator Meningkatkan Pemecahan Masalah
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan kalkulator memperbaiki
kemampuan pemecahan masalah dari pelajar pada segala tingkatan untuk semua kelas (NRC,
2001). Mekanisme perhitungan kadang dapat memecah perhatian siswa dari problem yang
mereka kerjakan. Sambil memahami arti dari operasi, siswa harus diperkenalkan dengan
masalah nyata dengan bilangan-bilangan yang realistik. Bilangannya mungkin di atas
kemampuan mereka untuk menghitung, tetapi kalkulator membuat masalah nyata ini dapat
diselesaikan.
4.      Kalkulator Menghemat Waktu
Perhitungan dengan tangan akan memakan waktu, terutama untuk siswa usia dini yang belum
mengembangkan penguasaan teknik-teknik perhitungan. Kalkulator dapat menghemat waktu
untuk membantu menghitung pada kegiatan pembelajaran dimana kemampuan berhitung
bukan menjadi tujuan utamanya, misalnya menghitung rata-rata, mencari persentase,
mengubah bentuk pecahan ke bentuk desimal, dll.
Berikut ini beberapa contoh dimana penggunaan kalkulator akan memberi manfaat, lihat
Sobel dan Maletsky (2001).
1.      Bilangan Prima
Untuk mengecek apakah sebuah bilangan merupakan bilangan prima cukup diperiksa dengan
membagi bilangan tersebut dengan bilangan-bilangan prima yang lebih kecil dari akar
kuadrat bilangan tersebut. Untuk memeriksa apakah 677 merupakan bilangan prima cukup
memeriksa bilangan-bilangan prima yang kurang dari 26 sebagai faktor. Dengan
menggunakan kalkulator dengan mudah dapat diketahui bahwa bilangan-bilangan prima 2, 3,
5, 7, 11, 13, 17, 19, dan 23 bukan faktor dari 677.
2.      Desimal Berulang
Desimal berulang merupakan sebuah sumber aktivitas yang kaya untuk penggunaan
kalkulator di dalam kelas. Jika bilangan-bilangan 1 sampai 3 dibagi dengan 9, maka pada
layar kalkulator akan muncul
1/9
.1111111111
2/9
.2222222222
3/9
.3333333333
 
Dengan melihat polanya, dapat diduga pembagian bilangan 4 sampai 8 dengan 9. Aktivitas
yang menarik bagi siswa adalah mereka disuruh menduga hasil-hasil dari
100 dibagi dengan 9
2000 dibagi dengan 9
3,000, 000 dibagi dengan 9
Setelah itu para siswa dapat mengecek hasilnya dengan kalkulator.
Penggunaan kalkulator dapat juga untuk menyelidiki desimal berulang yang dibentuk oleh
pembagian 13 dengan 99, 999, dan 9999. Pada layar kalkulator akan muncul
13/99
.1313131313
13/999
.013013013
13/9999
.001301013
Siswa akan dapat menemukan pola dalam pembagian-pembagian di atas. Dengan kalkulator
siswa dapat juga menemukan pola dari pembagian, misalnya pembagian bilangan-bilangan
asli secara berurutan dengan 11.
3.      Kekonvergenan Rasio
Kalkulator dapat digunakan untuk menyelidiki persoalan konvergensi yang menarik yang
melibatkan pecahan. Mulai dengan sebuah pecahan  antara 0 dan 1. Tambahkan pembilang
dan penyebut untuk membentuk penyebut yang baru, dan tambahkan penyebut yang baru ini
dengan penyebut semula dan hasilnya digunakan sebagai pembilang yang baru.
Bila proses ini diulangi, setiap kali mulai dengan pecahan yang baru, seseorang akan
menemukan bahwa desimal-desimal yang terbentuk akan konvergen ke bentuk desimal dari .
4.      Bilangan Pi
5.      Bilangan e
Kalkulator Grafik
Kalkulator grafik berguna untuk digunakan bagi siswa sekolah menengah. Salah apabila
menganggap bahwa kalkulator grafik hanya untuk mengerjakan matematika tingkat tinggi.
Berikut adalah beberapa contoh yang mana penggunaan kalkulator grafik bermanfaat bagi
siswa sekolah menengah.

1. Layar tampilan menampilkan beragam tampilan seperti 3 + 4(5 – 6/7) untuk


ditunjukkan lengkap sebelum dihitung hasilnya. Setelah dihitung, tampilan
sebelumnya dapat diulang dan dimodifikasi. Hal ini akan meningkatkan pemahaman
notasi dan urutan operasi. Ekspresi dapat melibatkan pangkat, harga mutlak, tanpa
pembatasan nilai-nilai yang digunakan.
2. Bilangan yang sangat besar dan sangat kecil ditampilkan secara benar. Kalkulator
akan sangat dengan cepat menghitung faktorial, bahkan untuk angka yang sangat
besar, juga permutasi dan kombinasi. Kalkulator grafik menggunakan notasi ilmiah
sehingga angka yang besar dan angka yang kecil tidak tampil salah. Sebagai contoh,
23! = 1.033314797 x 10 .40

3. Fungsi-fungsi statistik yang terprogram di dalamnya memungkinkan siswa untuk


menghitung mean, median, dan standar deviasi dari kumpulan data yang banyak tanpa
perlu komputer. Data dapat dengan mudah untuk dimasukkan, diurutkan,
ditambahkan atau diganti.
 
B.     Komputer sebagai media pembelajaran matematika
Komputer dan software-software tertentu merupakan sarana yang sangat bermanfaat untuk
proses pembelajaran matematika. Software standar yang biasanya terinstall pada sebuah
komputer/laptop adalah Microsoft Office yang di dalamnya antara lain memuat Microsoft
Word, Microsoft Power Point, dan Microsoft Excel, dan lain-lain. Microsoft Word utamanya
akan membantu guru dalam pengetikan naskah-naskah, termasuk naskah matematika.
Dengan Microsoft word guru dapat dengan mengembangkan bahan ajar, lembar kerja siswa,
instrumen evaluasi dan lain-lain.
Microsoft Power Point memberikan kemudahan bagi guru untuk membuat bahan presentasi
yang baik yang dapat memperjelas penyajian suatu materi pelajaran. Dengan PowerPoint
dimungkinkan untuk menyajikan bahan presentasi berupa objek teks (termasuk rumus-rumus
matematika), grafik, video, suara, dan objek-objek lainnya. Program animasi dalam
PowerPoint juga sangat bermanfaat bagi proses pembelajaran matematika, misalnya dalam
geometri.
Microsoft Excel merupakan sebuah program aplikasi lembar kerja spreadsheet yang memiliki
fitur kalkulasi dan pembuatan grafik. Microsoft Excel menyediakan banyak formula yang
terkait dengan matematika sekolah seperti aljabar, trigonometri, ilmu bilangan, matriks,
statistik, dan lain-lain. Microsoft Excel akan berguna sebagai alat bantu untuk menjelaskan
konsep atau pemecahan masalah. Sebagai contoh, di SMA dipelajari metode-metode untuk
menyelesaikan sistem persamaan linier yaitu metode eliminasi, substitusi, dan menggunakan
matriks. Untuk sistem persamaan linier dengan dua variabel, penggunaan ketiga metode tidak
mengalami kendala, tetapi untuk sistem persamaan linier dengan tiga variabel atau lebih
penggunaan matriks akan menimbulkan kesulitan dalam menghitung invers matriks. Dengan
bantuan Microsoft Excel kesulitan perhitungan dapat diatasi.
Selain Microsoft Office software yang berguna untuk pembelajaran matematika adalah
MAPLE, MATLAB, GEOGEBRA, SPSS, dan lain-lain. MAPLE memiliki keunggulan untuk
matematika simbolik, sedangkan MATLAB mempunyai keunggulan numerik, GEOGEBRA
berguna untuk geometri dan aljabar, dan SPSS lebih sesuai untuk statistik.
MAPLE dapat digunakan sebagai media untuk menjelaskan banyak topik dalam matematika
sekolah seperti menyelesaikan persamaan kuadrat, polinom, sistem persamaan linier, untuk
perhitungan dengan matriks, deret, dan masih banyak lagi. Maple dapat digunakan untuk
membuat grafik fungsi dalam ruang dua atau tiga dimensi yang dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang, juga dapat dibuat animasi. Fasilitas ini akan dapat membantu siswa
memahami konsep matematika yang diajarkan. Software MATLAB kurang lebih dapat
memiliki fungsi yang sama sebagai media pembelajaran matematika sekolah.
Software SPSS dapat membantu siswa memahami konsep-konsep statistika. Sebagai contoh
anggap siswa diberikan tiga kelompok data X, Y, dan Z sebagai berikut:
X: 1, 2, 2, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 5, 5, 6, 6, 7
Y: 1, 2, 2, 2, 2, 2, 2, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 5, 5, 6
Z: 1, 2, 2, 3, 3, 3, 3, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 4, 5, 5
Dengan mudah siswa SMP atau SMA dapat menghitung rata-rata dan mediannya, yakni
X Y Z
Rata-rata 4 3.12 3.47
Median 4 3 4
Siswa akan kesulitan untuk mengetahui hubungan antara rata-rata dan median suatu
kelompok data tanpa visualisasi. Dengan bantuan SPSS kepada siswa dapat ditunjukkan
histogram masing-masing kelompok data.
 
C.    Internet sebagai media pembelajaran matematika
Internet memberi sumber yang kaya akan materi pembelajaran matematika sekolah. Banyak
diantaranya dapat didownload secara bebas untuk diadopsi atau diadaptasi sebagai bahan ajar
matematika di sekolah. Banyak pula aplikasi berbasis internet atau applet yang dapat diakses
melalui web browser. Berikut ini adalah beberapa contoh sumber dari internet yang dapat
digunakan sebagai media pembelajaran matematika.
beberapa situs yang menarik: www.ixl.com
di situs ini terlihat banyak sekali materi matematika dari tingkat Pra-Taman Kanak-Kanak
sampai sekolah menengah.  Apabila guru menguasai TIK maka ia akan dapat memberi
petunjuk kepada siswanya dan siswa biasanya akan dengan cepat dapat menggunakan
sumber-sumber yang ada.
Contoh lain, jika dikunjungi website http://ncalculators.com/math-calculators.html akan
tampak adanya kalkulator matematika.
 
III. Kesimpulan
 
Teknologi informasi dan komunikasi merupakan sarana yang penting untuk belajar dan
mengajar matematika. Kalkulator akan baik digunakan dalam proses belajar mengajar
matematika jika keterampilan perhitungan bukan menjadi tujuan utama pembelajaran.  Jika
dipakai dengan benar kalkulator dapat digunakan untuk mengembangkan konsep, untuk drill,
untuk meningkatkan pemecahan masalah, dan lain-lain. Komputer dan softwarenya
merupakan sarana yang bermanfaat untuk mengembangkan bahan ajar, untuk meningkatkan
kualitas presentasi sehingga memperjelas penyampaian materi, membantu proses perhitungan
yang sulit dilakukan secara manual, membantu menginterpretasikan suatu formula atau
konsep dalam matematika, dan lain-lain. Internet juga merupakan sarana yang sangat penting
bagi proses belajar-mengajar matematika karena melalui jaringan internet dapat diperoleh
materi-materi yang dapat diadopsi atau diadaptasi menjadi bahan ajar matematika. Selain itu
internet juga menyediakan applet, yakni aplikasi berbasis internet yang berguna untuk
mendukung atau sebagai pengayaan dalam pembelajaran matematika.
 

 
Daftar Pustaka
 
Ball, L. & Stacey, K., (2005), Teaching strategies for developing judicious technology use. In
W.J. Masalski & P.C. Elliot, Technology-supported mathematics learning environments, hal.
3-15, Reston, VA: National Council of Teacher of Mathematics.
National Research Council, (2001), Adding It Up: Helping Children to Learn Mathematics.
Panduan Pelaksanaan R-SMP-BI Tahun 2008, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Pertama, Jakarta
Panduan Penyelenggaraan Program R-SMA-BI Tahun 2009, Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Atas, Jakarta.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri No 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana.
Sobel, M.A. dan Maletsky, E.M., (2001), Teaching Mathematics,  Printice Hall, Boston.
Van der Wall, J.A., (2007), Elementary and Middle School Mathematics: Teaching
Developmentally, Pearson Education, Inc., Boston.
Undang-Undang No. 20 Th 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
www.ixl.com
http://ncalculators.com/math-calculators.html
www.nctm.org/about/position_statement/position_statement_13.htm

Anda mungkin juga menyukai