Anda di halaman 1dari 9

METODE NUMERIK

Kelompok 2

Nama Anggota Kelompok : Muhammad Agus S 17310009

Alfin Febrian N 17310010

Mufidah Maliyani 17310011

Nunik Dwi C 17310012

Dina Mayang Sari 17310013

Monita Nursa S 17310014


DAFTAR ISI

A. Pengertian Metode Numerik


B. Manfaat Mempelajari Metode Numerik
C. Keterkaitan Materi Matematika di Universitas dengan Materi di Sekolah
D. Aplikasi Materi Interpolasi di Sekolah
A. Pengertian Metode Numerik
Metode numerik adalah teknik-teknik yang digunakan untuk merumuskan
masalah-masalah matematika agar dapat diselesaikan dengan operasi-operasi
aritmatika (hitungan) biasa (tambah, kurang, kali, dan bagi). Secara harfiah metode
numerik berarti cara berhitung dengan menggunakan angka-angka. Perhitungan ini
melibatkan sejumlah besar operasi-operasi hitungan yang berulang-ulang,
melelahkan, dan menjemukan. Tetapi dengan adanya komputer digital yang semakin
lama semakin cepat dalam melakukan hitungan dan dengan adanya penemuan
metode-metode baru dan beberapa modifikasi dari metode-metode lama, maka
penggunaan metode numerik dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika
mengalami kenaikan secara dramatis. Kemajuan yang cepat pada bidang metode
numerik dikarenakan perkembangan komputer itu sendiri. Kita melihat
perkembangan teknologi komputer tidak pernah berakhir. Keunggulan tiap generasi
baru komputer dalam hal waktu, memori, ketelitian, dan kestabilan perhitungan
menyebabkan pengembangan algoritma numerik yang lebih baik.

B. Manfaat Mempelajari Metode Numerik


Ada beberapa alasan mengapa mempelajari metode numeric itu penting, yaitu:
1. Mampu menangani sistem persamaan besar, Ketaklinieran dan geometri yang
rumit, yang dalam masalah rekayasa tidak mungkin dipecahkan secara analitis.
2. Mengetahui secara singkat dan jelas teori matematika yang mendasari paket
program.
3. Mampu merancang program sendiri sesuai permasalahan yang dihadapi pada
masalah rekayasa.
4. Metode numerik cocok untuk menggambarkan ketang guhan dan keterbatasan
komputer dalam menangani masalah rekayasa yang tidak dapat ditangani secara
analitis.
5. Menangani galat (error) suatu nilai hampiran (aproksimasi) dari masalah rekayasa
yang merupakan bagian dari paket program yang bersekala besar.
6. Menyediakan sarana memperkuat pengertian matematika mahasiswa. Karena
salah satu kegunaannya adalah menyederhanakan matematika yang lebih tinggi
menjadi operasi-operasi matematika yang mendasar.
7. Metode numerik merupakan alat untuk memecahkan masalah matematika yang
sangat handal. Banyak permasalahan teknik yang mustahil dapat diselesaikan
secara analitik, karena kita sering dihadapkan pada sistem-sistem persamaan yang
besar, tidak linear dan cakupan yang kompleks, dapat diselesaikan dengan metode
numeric.
8. Program paket numerik, misalnya MATLAB, MAPLE, dan sebagainya yang
digunakan untuk menyelesaikan masalah matematika dengan metode numerik
dibuat oleh orang yang mempunyai dasar-dasar teori metode numerik.
9. Banyak masalah matematika yang tidak dapat diselesaikan dengan memakai
program paket atau tidak tercakup dalam program paket. Oleh karena itu kita
perlu belajar metode numerik untuk dapat membuat program paket (software)
untuk masalah sendiri.
10. Metode numerik merupakan suatu sarana yang efisien untuk mempelajari
penggunaan komputer. Belajar pemrograman secara efektif adalah menulis
program komputer. Metode numerik mengandung bagian yang dirancang untuk
diterapkan pada komputer, misalnya membuat algoritma
11. Metode numerik merupakan suatu sarana untuk lebih memahami matematika.
Karena fungsi metode numerik adalah menyederhanakan matematika yang lebih
tinggi dengan operasi-operasi hitungan dasar.

C. Keterkaitan Materi Matematika di Universitas dengan Materi di Sekolah


Sepanjang kehidupan akademik kita di sekolah, beberapa kali kita dihadapkan
pada perubahan yang niscaya kita hadapi yaitu perubahan dari sekolah dasar ke
sekolah menengah, sekolah menengah ke perguruan tinggi, dan dari perguruan tinggi
ke lingkungan bekerja. Perubahan itu meliputi beragam dimensi dalam kehidupan kita
seperti lingkungan fisik yang baru, lingkungan sosial yang baru, cara berfikir yang
baru, pemahaman masalah yang baru, dan orang-orang terdekat yang mempengaruhi
proses belajar kita yang juga baru seperti guru, dosen atau mentor yang baru.
Fenomena transisi tersebut tertangkap ketika mengajar mata kuliah-mata kuliah
dasar matematika di tahun pertama. Beberapa mahasiswa tidak mengalami kendala
dalam menyesuaikan diri, sedangkan banyak juga di antara mahasiswa tahun pertama
yang kesulitan dalam mengikuti cara belajar matematika di perguruan tinggi. Juga ada
beberapa mahasiswa yang memerlukan waktu untuk memahami tuntutan dan cara
belajar matematika di perguruan tinggi, tapi akhirnya mereka juga mampu untuk
memenuhi tuntutan tersebut.
Bagi mahasiswa yang tidak mengalami kendala dalam menyesuaikan diri untuk
mengikuti cara belajar matematika di perguruan tinggi terungkap bahwa mereka
sudah terbiasa mengerjakan matematika di sekolah menengah dengan cara yang
kurang lebih sama dengan cara mengerjakan metematika di perguruan tinggi. Mereka
kebanyakan berasal dari sekolah-sekolah favorit yang mengajarkan matematika ke
siswa mereka dengan teliti dan tuntutan yang tinggi.
Belajar matematika dengan tindakan diterjemahkan oleh sekolah-sekolah favorit
itu dengan kewajiban untuk siswa mereka mengerjakan pekerjaan rumah matematika
dengan target tertentu. Beberapa sekolah favorit tersebut mengajarkan matematikad
dengan teliti lengkap dengan proses pembuktian yang mendukung pemahaman siswa
mereka terhadap masalah matematika. Sekolah-sekolah tersebut sadar bahwa
pengajaran matematika yang mereka ajarkan haruslah dapat menjadi jembatan bagi
anak-anak didik mereka untuk dapat mengerti mata kuliah-mata kuliah matematika di
perguruan tinggi dengan baik. Tidak jarang sekolah-sekolah tersebut membuat buku,
modul, atau lembar kerja matematika sendiri untuk dapat mengakomodasi keinginan
mereka di atas. Hal itu bisa juga karena buku-buku pelajaran yang ada di pasaran
tidak dapat diandalkan untuk memenuhi keinginan tersebut.
Salah satu hal yang juga menjadi kendala bagi mahasiswa tahun pertama dalam
belajar matematika adalah pendekatan dan cara pengorganisasian materi belajar di
perguruan tinggi yang dikarenakan oleh titik pandang pengajar. Sebagian besar
pengajar di perguruan tinggi atau dosen adalah para peneliti yang aktif dalam bidang
keahliannya. Hal ini tidak banyak terjadi untuk guru di sekolah menengah. Sebagai
peneliti pada suatu bidang tertentu maka dosen juga terpengaruh dengan bidang
keahlian yang ditelitinya. Sehingga terkadang dosen secara sadar atau tidak sadar
mengajarkan matematika mengikuti prespektif penelitian yang ditekuninya. Dalam
beberapa kesempatan dosen terkadang tidak memberikan motivasi dan aplikasi yang
cukup ketika akan memberikan suatu materi mata kuliah tertentu karena mengetahui
bahwa materi yang akan diajarkannya secara generik pasti sangat penting. Hal itu bisa
jadi karena sang dosen mendapati kenyataan bahwa dalam segenap aktifitas
penelitiannya selalu membutuhkan konsep dan pengertian tentang materi yang akan
diajarkannya tersebut. Sang dosen lupa bahwa intensitas “kepentingan” terhadap
materi tersebut tidak sama seperti yang dialami oleh para mahasiswanya.
Apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi gap yang terjadi antara cara belajar di
perguruan tinggi dengan sekolah menengah? Jawabannya adalah kedua belah pihak,
baik sekolah menengah maupun perguruan tinggi, mengupayakan gap tersebut
menjadi tidak lebar dan terjadi transisi yang mulus dari pengalaman menjadi siswa
menjadi pengalaman menjadi mahasiswa dalam hal belajar matematika. Sekolah
menengah bisa sedikit banyak mengadopsi cara belajar matematika di perguruan
tinggi untuk membuka jembatan antara matematika sekolah menengah dengan
matematika perguruan tinggi. Kemudian pihak perguruan tinggipun juga dapat
meneruskan jembatan yang telah dirintis tadi untuk menjadi utuh sehingga siswa
menjadi tidak gagap belajar matematika. Selalu memberikan motivasi baik dalam
aplikasi ataupun koneksi dengan materi yang pernah didapatkan di sekolah menengah
adalah beberapa hal yang dapat dilakukan oleh dosen untuk memberi kesempatan
mahasiswa menjalani transisi yang mulus di pembelajaran matematika perguruan
tinggi.

D. Aplikasi Materi Interpolasi di Sekolah


1. Penerapan Interpolasi Linier
Penerapan interpolasi linier terdapat pada materi :
 Sistem Koordinat
Contoh : Diketahui pada sebuah garis lurus yang melewati koordinat titik
A (3,4) dan koordinat B (15,10) pada suatu system koordinat X dan Y.
Garis AB berpotongan dengan garis vertical dengan persamaan X = 10 di
titik C. Tentukanlah koordinat titik C.
Jawaban:
Diketahui:
𝑥1 = 3
𝑦1 = 4
𝑥2 = 15
𝑦2 = 10
𝑋 = 10
Ditanya : koordinat titik C?
Penyelesaian :
(𝑋 − 𝑥1 )
𝑌 = 𝑦1 + (𝑦 − 𝑦1 )
(𝑥2 − 𝑥1 ) 2
9−3
= 4+ (10 − 4) = 4 + 3 = 7
15 − 3
Jadi koordinat C adalah (X,Y) = (10,7)
 Perhitungan Jumlah Penduduk
Contoh : Hitunglah jumlah penduduk di Semarang pada tahun 2005
berdasarkan data berikut.
Tahun 2000 2010
Jumlah Penduduk 179.300 203.200
Jawaban :
Diketahui : 𝑓(𝑥0 ) = 179.300, 𝑓(𝑥1 ) = 203.200, 𝑥0 = 2000, 𝑥1 =
2010, 𝑥 = 2005
Ditanya : 𝑓(𝑥) ….?
Penyelesaian:
𝑓(𝑥1 ) − 𝑓(𝑥0 )
𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑥0 ) + (𝑥 − 𝑥0 )
(𝑥1 − 𝑥0 )
203.200 − 179.300
= 179.300 + (2005 − 2000) = 191.250
2010 − 2000
Jadi jumlah penduduk di Semarang pada tahun 2005 yaitu 191.250

2. Penerapan Interpolasi Beda Hingga


3. Penerapan Interpolasi Polinomial Newton
4. Penerapan Interpolasi Polinomial Lagrange
5. Penerapan Interpolasi Kuadrat
DAFTAR PUSTAKA

https://www.ubaya.ac.id/2014/content/articles_detail/225/Perubahan-Cara-Belajar-Matematika---
--Transisi-dari-Sekolah-Menengah-ke-Perguruan-Tinggi.html

https://www.slideshare.net/mobile/oktiagung/metode-interpolasi-linier

https://rumusrumus.com/rumus-interpolasi/

Sutarno, Heri. Dewi Rachmatin. 2005. Metode Numerik dengan Pendekatan Algoritmik.
Bandung.

Anda mungkin juga menyukai