Anda di halaman 1dari 36

CRITICAL BOOK REPORT

DOSEN PENGAMPU :DR. KUSTORO BUDIARTA ME

MATA KULIAH: KEWIRAUSAHAAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
KEVIN YOSUA HUTAURUK (7193510067)
PUTRI NOVIYANTI MANIK(7193510055)
METSA FAJRIYANTI KUSUMAH SUWANDI (2007318)
ENDA PERNANDA TUMANGGER (7193510057)
CINDY MANALU (7191210009)

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas CBR (Critical Book Report).

Makalah ini penulis susun dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kriteria-kriteria yang
telah disepakati bersama oleh BapakDR. KUSTORO BUDIARTA ME.Selaku dosen dalam
mata kuliahKewirausahaan. Harapankami yang paling besar dalam penyusunan makalah ini
adalah mudah-mudahan apa yang penulis susun ini dapat bermanfaat, baik untuk pribadi,
teman-teman, pembaca, serta pengarang-pengarang yang telah penulis gunakan buku-
bukunya dalam pemenuhan tugas ini.

Kami akui masih ada kekurangan dalam penulisan makalah ini, karena kesempurnaan
hanyalah milik Tuhan Yang Maha Esa.Maka dari itu akhir kata penulis mohon saran dan
kritik dari teman-teman maupun dosen demi tercapainya makalah yang sempurna.

Medan, 22 November 2021

Kelompok 2
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Critical Book adalah hasil kritik/bandingan tentang suatu topik materi yang pada
umumnya di perkuliahan terhadap buku yang berbeda.Penulisan Critical Book ini pada
dasarnya adalah untuk membandingkan.Setiap buku yang dibuat oleh penulis tertentu pastilah
mempunyai kekurangan dan kelebihan masing-masing.Kelayakan suatu buku dapat kita
ketahui jika kita melakukan resensi terhadap buku itu dengan perbandingan terhadap buku
lainnya.Suatu buku dengan kelebihan yang lebih dominan dibandingkan dengan kekurangan
nya artinya buku ini sudah layak untuk dipakai dan dijadikan sumber referensi bagi khalayak
ramai.

B. TUJUAN
Adapun tujuan dari critical book report adalah
1. Agar kita bisa belajar dan memahami serta menganalisis baik dan buruknya isi buku
tersebut.
2. Agar kita bisa belajar berfikir secara kritis untuk mengemukakan pendapat kita
mengenai isi buku tersebut.
3. Serta, menambah ilmu pengetahuan kita tentang dasar-dasar matematika ekonomi dan
bisnis.

C. MANFAAT
Adapun manfaat diadakan critical book report ini adalah
1. Menambah wawasan kita dalam memahami rumus-rumus dasar matematika
ekonomi dan bisnis
2. Memberi perbandingan terhadap buku dan mengembangkan ilmu pengetahuan
tentang membandingkan buku
3. Untuk memenuhi tugas mata kuliah  
BAB II
PEMBAHASAN
IDENTITAS BUKU
Indentitas Buku Utama

Judul : Entrepreneurship Sebuah Ilmu


Penulis : David S Kodrat
Penerbit : Erlangga
Kota Terbit : Jakarta
Tahun : 2015
ISBN : 007-658-016-0
Identitas Buku Pembanding
Buku Pembanding I

Judul : Kewirausahaan
Penulis : PO Abas Sunarya, Sudaryono, Asep Saefullah
Penerbit : Andi
Kota Terbit : Banten
Tahun : 2011
ISBN : 9792924914
Buku Pembanding II
Judul Buku : Entrepreneurship and Local Economic
Devlopment
Penerbit : Lexington Books
Penulis : Norman Walzer
Tempat Terbit : USA
Tahun Terbit : 2009
Jumlah Halaman : 286 Halaman
ISBN : 978-0-7391-1712-5

RINGKASAN BUKU
Ringkasan Buku Utama
BAB I
PENGEMBANGAN ENTREPRENEURSHIP UNTUK KEMAKMURAN BANGSA
Pentingnya Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi diperlukan agar kehidupan manusia menjadi lebih baik.Namun,
perkembangan ekonomi yang lambat terutama ketika disertai dengan ketimpangan yang
semakin melebar dapat menciptakan lingkungan yang penuh dengan rasa saling tidak
percaya.Hal ini dipengaruhi oleh kemudahan atau kesulitan yang dihadapi oleh para individu
untuk naik ke jenjang ekonomi yang lebih tinggi sehingga memperoleh pendapatan yang
lebih tinggi.
Prospek perekonomian di masa depan dapat tercapai sepanjang individu dan perusahaan
dapat berdagang secara bebas satu sama lain di dalam lingkup geografis yang seluas-luasnya
(sepanjang biaya trasportasi tidak melampaui keuntungan pedagang). Oleh karena itu,
perdagangan inttanegara dan antarnegara menjadi sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi.
Metode Pertumbuhan Ekonomi
1. Model pertumbuhan linier
Model pertumbuhan linier bergerak dari tahap ekstren satu ke tahap ekstrem lainnya.
a. Model yang diajukan Adam Smith
Kemakmuran perekonomian sebuah negara merupakan konsekuensi alamiah dari
spesialisasi dalam produksi melalui pembagian kerja dan perluasan perdagangan.
Smith percaya bahwa pertumbuhan sebuah negara akan terhenti pada saat terjadi
kemacetan dan keterbatasan spesialisasi produksi. Smith menunjukkan prinsip-prinsip
dasar dan asal-usul pemerintah yang digolongkan menjadi empat tahap berdasarkan
tahapan jenis sosial ekonomi mulai dari tahap primitif (perburuan), tahap
penggembalaan, tahap pertanian, dan tahap perdagangan (komersial).
b. Model yang diajukan Walt Whiltman Rostow
Tahap pertumbuhan Rostow didasarkan pada keyakinan bahwa kedaulatan negara
adalah pemberi pengaruh utama bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Setiap
masyarakat berjalan melalui lima tahapan mulai dari masyarakat tradisional,
prakondisi untuk tinggal landas, tinggal landas, dorongan menuju kedewasaan, dan
era konsumsi tinggi secara massal.
c. Model yang diajukan Alvin Toffler
Toffler menggunakan sumber kekuatan produksi untuk membagi sejarah manusia
menjadi empat tahap, yaitu: era nomaden, era pertanian, era industrialisasi, dan era
informasi. Pada era nomaden, sumber produksi adalah tenaga manusia (raw human
power). Selanjutnya, dengan mengamati cuaca yang berulang setiap 365 hari,
masyarakat menemukan cara sumber bercocok tanam. Dalam era ini, lahan
menggantikan tenaga manusia sebagai produksi yang paling kritis.Lahan dijadikan
sebagai pusat aktivitas ekonomi.
2. Model pertumbuhan sekuler
Model tahap sirkuler mendalilkan bahwa sejarah manusia berasal dari sebuah titik asal
tertentu atau situasi tertentu dan berjalan melalui serangkaian tahapa berbeda sebelum
bergerak menuju tahap akhir. Model tahap sirkuler menunjukkan bahwa tahap akhir sama
dengan titik awal atau cenderung berhubungan dengan tahap tertentu di dalam model
terscbut. Dalam hal ini, model tahap sirkuler menunjukkan bahwa sejarah mengulang
dirinya sendiri dan berjalan melalui proses evolusioner yang berbentuk pegas dalam
jangka panjang.
a. Model rancangan Karl Marx
Marx berpikir mengenai kapitalisme sebagai salah satu dari tahap yang tidak dapat
dihindari dan harus dihadapi oleh umat manusia setelah feodalisme, tetapi sebelum
sosialisme. Secara alamiah, Marx berpendapat bahwa mekanisme pasar akan berlaku
hanya di bawah kapitalisme.
b. Model rancangan Michael Porter
Teori Porter adalah model diamond yang digunakan untuk menjelaskan mengapa
suatu negara memperoleh keunggulan kompetitif.Model ini menjelaskan bahwa daya
saing suatu negara ditentukan olehl kondisi faktor seperti tenaga kerja terampil,
kondisi permintaan, industri terkait dan industri pendukung, serta strategi perusahaan,
struktur, dan persaingan.
c. Pemikiran Willian J. Baumol, Robert E. Litan, dan Carl J. Schramm
Istilah kapitalisme dipahami oleh sebagian besar orang dengan merujuk pada
karakteristik umum dan sederhana dari sebuah bentuk organisasi
ekonomi.Kapitalisme dipahami dengan sebagian besar atau sejumlah porsi signifikan
dari alat-alat produksi yang ada di dalamnya, yaitu lahan, pabrik, dan mesin produksi
dikuasai oleh sektor swasta.
Hubungan Pertumbuhan Ekonomi dengan Entrepreneurship
Perekonomian yang paling berhasil adalah perekonomian yang memiliki "campuran" antara
entrepreneur inovatif dan perusahaan-perusahaan besar yang lebih mapan.Perusahaan besar
tersebut menyempurnakan dan memproduksi inovasi-inovasi yang dikembangkan oleh para
entrepreneur secara massal. Perekonomian semacam ini terbuka bagi olah pikir dan
percobaan berkelanjutan yang akan memberikan hasil dengan jumlah yang sangat besar
karena berbagai macam keahlian dan pengetahuan yang dimiliki masyarakat luas
digabungkan dengan sekelompok perencana atau ahli apa pun.
Manfaat Entrepreneurship bagi Negara-Negara Miskin
Entrepreneurship mencipatan lapangan kerja untuk menanggulangi kemiskinan menjadi
strategi yang tetap relevan.Namun, hambatan birokrasi menyebabkan investasi dan
entrepreneurship tidak bertumbuh dengan subur karena rendahnya pengembalian atas
aktivitas ekonomi dan tingginya biaya modal.

BAB II
ENTREPRENEURSHIP SEBAGAI SEBUAH ILMU
Perkembangan Sejarah Entrepreneurship
Timbulnya entrepreneur tidak terlepas dari konteks masyarakat setempat.Sebagai contoh, di
Prancis, entrepreneur dikaitkan dengan pertanian sehingga konteks inovasi yang dimaksud di
sini adalah inovasi yang mampu mengelola hasil pertanian untuk menghasilkan panen yang
lebih banyak. Dari perspektif sejarah ini, kita dapat menyimpulkan bahwa pendidikan
entrepreneurship akan lebih berhasil jika disesuaikan dengan potensi wilayah dan konteks
masyarakat setempat.
Pendekatan dalam Entrepreneurship
Entrepreneurship adalah suatu cara berpikir, menelaah, dan bertindak yang didasarkan pada
peluang bisnis, pendekatan holistik, dan kepemimpinan yang seimbang. Pendekatan holistik
mengacu pada pembaruan nilai yang tidak lagi menggunakan shareholder approach, tetapi
saat ini lebih mengarah pada stakebolder approach. Inti dari proses entrepreneurship adalah
kreativitas untuk menemukan peluang usaha (Timmons, et al. 1987) diikuti oleh kemauan dan
tindakan untuk meraih peluang tersebut.
Entrepreneurship sebagai Sebuah Ilmu
Ilmu memiliki dua karakteristik yaitu objek dan metode. Objek sebagai material dan metode
sebagai prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang memiliki langkah-langkah
sistematis dan dapat dianalisis. Ilmu entrepreneurship memiliki asumsi bahwa manusia
adalah makhluk pekerja yang mampu menciptakan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan orang
lain. Ilmu entrepreneurship bertujuan menelaah sudut pandang seorang entrepreneur yang
menjadikan seseorang mampu menjalankan usaha dalam ekonomi pasar (Chell, 2008).

BAB III
STRATEGI MENCIPTAKAN ENTREPRENEUR SEBAGAI SALAH SATU
KOMPETENSI UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
Mengembangkan Bakat Entrepreneurship
Terdapat tiga ciri utama seorang entrepreneur, yaitu:
1. Kemampuan melihat peluang bisnis, seseorang yang mampu melihat peluang bisnis yang
berbeda dari orang lain dan memanfaatkan peluang tersebut.
2. Inovatif dan kreatif, tindakan yang dapat mengubah sesuatu menjadi lebih menarik dan
membuat seorang entrepreneur menjadi inovator.
3. Kemampuan untuk memperhitungkan resiko, sehingga seorang entrepreneur dapat
mengatasi rintangan dan menyeimbangkan resiko untuk menuju keberhasilan.
Kunci Keberhasilan Pendidikan Entrepreneurship
Ada empat kunci keberhasilan pendidikan entrepreneurship, yaitu:
1. Mampu meningkatan keahlian mahasiswa.
2. Universitas sebaiknya mempunyai competitive advantage.
3. Memiliki kemampuan mengembangkan ekonomi wilayah.
4. Mampu mengatasi tantangan global di abad ke-21.
Teknologi Pendidikan Entrepreneurship
Pendidikan entrepreneurship terintegrasi dapat dipelajari melalui dua pendekatan, yaitu:
Entrepreneurial process, yaitu tahapan yang dilakukan seorang entrepreneur hingga eksekusi
yang dikenal sebagai entrepreneurial process.Keempat tahapan ini adalah mencari peluang
usaha, menemukan peluang usaha, mengeksploitasi peluang usaha, dan
mengeksekusinya.Peluang usaha bersama-sama dengan atribut individual dan lingkungan
usaha merupakan sumber-sumber yang digunakan untuk menemukan peluang usaha,
eksploitasi peluang usaha, dan eksekusi.
Eentrepreneurial intensity, mendasarkan perilaku dan sikap entrepreneurship pada tiga
dimensi kunci, yaitu inovasi, pengambilan risiko, dan sikap proaktif (Covin dan Slevin, 1989;
Miller, 1983; dan Morris dan Sexton, 1996).
Strategi Menciptakan Entrepreneur Melalui Pendidikan
Standar akademik yang sudah benar secara teori, tetapi masih salah.Secara praktik, belum
dapat diterima serta terdapat benturan antara teori akademik dan kehidupan nyata pada
tingkat pemikiran ataupun tindakan. Berikut ini beberapa strategi yang dapat dilakukan:
 Membangkitkan inspirasi mahasiswa untuk menanamkan pola pikir seperti seorang
entrepreneur.
 Melatih kemampuan melihat peluang, kreativitas, dan mengakulasikan resiko.
 Melatih dan memingkatkan keterampilan memimpin.
 Mengembangkan jejaring bisnis yang dimiliki mahasiswa.

BAB IV
MENCARI DAN MENANGKAP PELUANG USAHA
Opportunity Recognition
Opportunity recognition menunjukkan jika kebutuhan dan keinginan konsumen sudah ada
dan sudah jelas, begitu juga dengan penawaran atau pemasoknya.Ini disebut dengan peluang
usaha yang sudah diketahui (opportunity recognition).Jika kita ingin memanfaatkan peluang
usaha jenis ini, kita hanya perlu mengamatinya apakah pelaku usaha yang telah masuk dalam
bisnis ini cukup banyak atau masih relatif sedikit.
Opportunity Discovery
Sebenarnya kebutuhan akan suatu produk sudah ada, hanya saja belum usaha yang
menyadarinya. Proses discovering atau menemukan suatu solusi dengan sengaja adalah
proses opportunitydiscovery.
Opportunity Seeking
Menangkap peluang bisnis merupakan hal yang cukup sulit karena kebutuhan konsumen atas
suatu produk belum ada, tetapi sudah ada beberapa produsen yang membuatnya. Dalam
situasi ini, entrepreneur belum tahu siapa yang akan membutuhkan produk ini, berapa harga
yang dapat diterima, bagaimana berkomunikasi secara efektif dengan prospek pengguna
produk, dan berapa besar peluangnya.
Opportunity Creating
Penciptaan peluang usaha biadanya dikenal dengan konsep blue ocean. Meskipun demikian,
entrepreneur sejati selalu melakukan terobosan dan inovasi secara terus-menerus. Bahkan,
menciptkan permintaan sehingga konsumen seakan-akan menjadi sadar akan adanya
kebutuhan tersebut. Artinya, scorang entrepreneur mampu menciptakan kebutuhan bagi
konsumen, create its own demand.
Teknik Menangkap Peluang Usaha
 Market insight, dilakukan dengan mengenali dan mengelompokkan individu untuk
diamati behavior-nya berdasarkan kejadian, manfaat, penggunaan, dan sikap lalu dengan
ini kita dapat menemukan segmen pasar yang baru.
 Competitor insight, dilakukan dengan mempelajari atau mengamati konsumen yang
menstimulasi perilaku kompetitor. Jika kita hanya mengamati perilaku kompetitor
berdasarkan produk atau rencana yang akan dikeluarkan, kita tidak dapat melakukan
tindakan proaktif. Tindakan proaktif baru dapat dilakukan ketika kita mengamati perilaku
konsumennya yang mendorong perubahan dalam produk atau bisnis kompetitor.
 Consumer insight, dilakukan dengan mengamati perubahan perilaku konsumen. Saat ini,
konsumen membeli barang agar "menjadi sesuatu". Semakin maju teknologi, semakin
cepat perubahan perilaku konsumen.
Proses Menangkap Peluang Usaha sebagai Proses Entrepreneurship
Peluang usaha yang baik mempunyai karakteristik tertentu. Adapun kriteria untuk menilai
peluang usaha adalah (Morris, 1998):
 Mengidentifikasikan peluang usaha.
 Mengembangkan konsep.
 Meenentukan persyaratan sumber-sumber.
 Mendapatkan sumber daya yang dibutuhkan.
 Menerapkan dan mengelola sumber daya.
 Menghasilkan profit.

BAB V
KREASI DAN INOVASI
Konsep Kreativitas
Kreativitas dapat dijelaskan sebagai alat untuk mengembangkan inovasi.Plato dalam bukunya
berjudul Ion menjelaskan bahwa kreativitas timbul dari inspirasi yang hebat (bersifat
ketuhanan). Proses kreasi adalah kondisi di mana kesadaran seseorang menyerah pada
kegilaan. Hal ini menunjukkan bahwa proses kreasi diperoleh dari sumber eksternal.
Sebaliknya, Aristoteles mempunyai pandangan yang berbeda. Proses kreasi menekankan
pada tingkat keahlian, kecermatan, dan ketelitian. Hal ini menunjukkan bahwa proses kreasi
berasal dari sumber internal.
Hubungan Kreativitas, Inovasi, dan Entrepreneurship
Dimulai dengan kreativitas, lalu kreativitas dikembangkan menjadi inovasi.Ketika inovasi
dilakukan di semua ragam fungsi bisnis, maka itulah entrepreneurship.Kreativitas adalah
pembentuk inovasi dan inovasi adalah pembentuk entrepreneurship.
Hubungan Inovasi dan Permintaan (Demand)
Keputusan seseorang untuk menjadi seorang entrepreneur dapat disebabkan oleh adanya
dorongan ingin menciptakan sesuatu yang baru, yang sebelumnya tidak pernah ada, atau
ingin melakukan sesuatu secara berbeda dari apa yang dilakukan kebanyakan orang. Inilah
yang dimaksud dengan peran entrepreneur sebagai pelaku inovasi (Harefa dan Siadari,
2008).Inovasi diperlukan tidak hanya untuk memenuhi dorongan yang bersifat idealistis (new
innovation), melainkan juga untuk meraih pangsa pasar.Dalam persaingan yang ketat
dibutuhkan terobosan-terobosan yang menyebabkan sebuah produk atau jasa berbeda dan
lebih baik dari lainnya.
Proses Pengembangan Produk Baru
Terdapat 7 tahap yang harus dilalui untuk merealisasikan sebuah ide bisnis menjadi produk
baru:
 Menggali ide bisnis adalah tahap awal dari langkah seorang entrepreneur
 Menyaring ide bisnis berdasarkan kapabilitas pribadi dirinya disatu sisi dan potensi
pasar disisi lain
 Mengembangkan konsep bisnis dan menguji konsep tersebut
 Menyusun strategi pemasaran
 Melakukan analisis bisnis
 Merancang pengembangan produk
 Melakukan uji pasar/tahap komersialisasi

Inovasi Teknologi (Proses), Inovasi Nilai (Produk), dan Inovasi Bisnis


- Inovasi teknologi adalah segala inovasi untuk meningkatkan nilai suatu proses
pengolahan input menjadi output yang dapat dinikmati pelanggan karena akan
memberikan efisiensi dan produktivitas tinggi.
- Inovasi nilai (produk) adalah inovasi yang melibatkan penciptaan produk baru atau
pengembangan produk secara substansial dari suatu produk yang sudah ada
sebelumnya mencakup inovasi fungsi, kemampuan teknikal, kemudahan digunakan
dan dimensi lainnya dari suatu produk.
- Inovasi model bisnis ini melibatkan perubahan cara bisnis dalam meningkatkan nilai
usaha yang bersangkutan.
Inovasi Produk dan Jasa Pada Masa Krisis Ekonomi
Perusahaan yang bertahan hidup dari krisis ekonomi dikarenakan dapat melihat peluang pada
masa masa sulit mereka akan mengembangkan berbagai produk dan layanan inovatif yang
tepat sesyai dengan kondisi pasar pada saat itu.
Manfaat Inovasi dalam Pembaruan Ekonomi
Menurut studi GEM mengungkapkan bahwa:
- Negara dengan tingkat entrepreneur yang tinggi cenderung mengalami pertumbuhan
ekonomi yang tinggi
- Dukungan keuangan sangat terkait erat dengan tingkat aktivitas entrepeneurship
- Pendidikan memiliki peran penting bagi entrepreneur

BAB VI
PEMIKIRAN DESAIN DAN PEMIKIRAN BISNIS SEBAGAI METODE
PENGAMBILAN KEPUTUSAN INOVATIF
Berpikir Desain
Pada era saat ini yang selalu memerlukan kreativitas dan inovatif maka kemampuan desain
berpikir sangat penting.Dengan desain berpikir seorang pengusaha atau entrepreneur dapat
memberikan hasil terbaik yang pelanggan butuhkan dan dpat eksplorasi perkembangan pasar
persaingan bisnis. Berpikir desain akan berfokus pada solusi inovatif. Yang pertama harus
diperhatikan adalah pencarian data. Untuk mencari inspirasi dilapangan melalui tolak ukur
dan mengamati tren. Pencarian data meliputi kebutuhan dan keinginan konsumen, kapabilitas
teknologi dan komunitas dan ketersediaan finansial.Dalam mengawali kegiatannya seseorang
yang berpikir desain berasal dari ketidaktahuan untuk menemukan kesempatan baru seperti
mendefinisikan masalah, menghadirkan dan mengevaluasi beberapa alternative solusi
kemudian mengevaluasi beberapa alternative solusinya sehingga dapat memilih alternative
terbaik dan mengeksekusinya.
Enterprise: Sistem Sosial yang Kompleks
Definisi organisasiadalah entitas sosial yang diarahkan pada tujuan,dirancangsebagai sistem
aktivitas dengan sengaja terstruktur dan terkoordinasi, dan terkait denganlingkungan
eksternal (Daft, 2013:12). Organisasi terjadi ketika orang berinteraksi dengan satusama lain
untuk melakukan fungsi-fungsi penting yang membantu mencapai tujuan. Sebagaientitas
sosial maka organisasi merupakan kumpulan orang yang saling berinteraksi satudengan yang
lainnya untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan.Orang-orang sebagaianggota organisasi
terstruktur dalam departemen-departemen yang terpisah dan memilikiperan serta tugas
masing-masing.Akitvitas yang dilakukan dalam organisasi dikoordinasikanoleh manajer
untuk mengelola sumber daya yang ada secara terus menerus demi tercapainyatujuan akhir
secara bersama-sama.Sebagai suatu entitas sosial maka organisasi tidak dapatmelakukan
aktivitasnya secara individual melainkan harus berhubungan dengan lingkungan
eksternalnya.
Struktur Sistem dan Pola Perilaku
Dalam system social yang begitu kompleks maka struktur system internal merupakan hal
yang penting untuk dibangun dalam perancangan sebuah system. Dari struktur yang kuat
inilah yang akan menentukan perilaku system yang berjalan. Maka analisis akan diawali dari
perilaku system yang diharapkan muncul.
Sosok Enterprise Desaigner
Seorang desainer melakukan oengamatan,mendengar cerita/pengalaman, dan mendapatkan
inspirasi langsung saat berada dilapangan. Seorang pemikir desain tidak harus menempuh
pendidikan sebagai desainer professional.Tetapi ada banyak orang yang kecendurungan alami
untuk menjadi seorang desainer.

BAB VII
ENTREPENEURSHIP BERBASIS TEKNOLOGI
In bisa disebut sebagai teknopreneurship. Teknopreneruship merupakan salah bagian dari
suatu proses kegiatan bisnis yang didalamnya berisikan berbasis teknologi, dengan
memiliki tujuan dan harapan agar dapat mengembangkan dan menumbuhkan jiwa
kewirausahaan dikalangan muda saat kondisi sekarang ini
Technopreneurship (technology entrepreneurship) adalah gabungan dari inovasi-inovasi
dan teknologi (kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan tekhnologi) dengan
kewirausahaan (bekerja sendiri untuk mendatangkan keuntungan melalui proses bisnis)
Technopreneurship bersumber dari sebuah invensi dan inovasi. Technopreneurship juga
diartikan sebagai kumpulan dari beberapa inovasi yang berbasis tekhnologi. Sedangkan
tekhnologi adalah cara atau metode untuk mengolah sesuatu agar terjadi efesiensi biaya
dan waktu, sehingga dapat menghasilkan produk-produk yang berkualitas.
Beberapa contoh yang terkait mengenai teknopreneur-ship seperti nama orang- orang
tekernal Steve Jobs dari Apple Inc., Sergey Brin dan Larry Page dari Google, Bill Gates
dari Microsoft, Mark Zuckerberg dari Facebook dan para Technopreneur (Teknopreneur)
terkenal lainnya di luar sana. Terkadang, hanya dengan menyebutkan nama mereka,
orang akan lebih memahami konsep dan makna teknopreneurship. Dalam meningkatkan
Technopreneurship salah satu caranya adalah menghadiri acara yang mengasah
technopreneurship, seperti Startup Weekend yang merupakan cara yang bagus.
Didalam dunia yang sangat berkembang ada 3 paradoks yang didapatkan dari perubahan
lanskap yang terjadi.
1. teknologi informasi membuat seseorang menjadi lebih mudah berkomunikasi sebagai
makhluk hidup dengan membawa pesan yang lebih emosional
2. teknologi interaktif tidak menciptakan dunia pria melainkan dunia wanita.
3. jika ingin memenangkan kompetisi di era perkembangan teknologi perusahaan harus
menawarkan keuuntungan perasaan dan bukan keuntungan rill.

BAB VIII
PENGUATAN LEMBAGA ENTREPRENEURSHIP

Modal Benih
Merupakan pendanaan untuk ide atau konsep ini merupakan tahap awal dan yang paling
beresiko dari investasi modal venturan. Teknologi baru dan inovasi memiliki peluang yang
sama untuk berhasil dari gagal.
Modal Awal(Start Up)
Ini tahap kedua dari siklus modal ventura,dalam tahap ini akan melakukan pembentukan
perusahaan, pembentukan tim, pengembangan rancangan ide bisnis.

Modal Tahap Pertama


Modal ini diberikan kepada seorang entrepreneur yang sudah memiliki produk mulai
berproduksi secara komersial dan melakukan pemasaran terbuka terhadap perluasan pasar.
Modal Tahap Kedua
Modal yang diberikan untuk mengembangkan pemasaran dan memenuhi kebutuhan modal
kerja yang bertumbuh dari sebuah perusahaan yang telah dimuali berproduksi,tetapi tidak
memiliki carus kas positif untuk memenuhi kebutuhan yang berkembang.
Keuangan Tahap Lanjut
Disediakan untuk perusahaan yang telah menghasilkan produk komersial dan telah
meletakkan dasar pemasarn yag kuat untuk melakukan ekspansi pasar, akuisisi, dan
pengembangan produk.
Pendanaan Pengembangan Ekspansi
Ini dilakukan melalui pertumbuhan organic seperti memperluas kapasitas produksi dan
pengaturan system distribusi yang tepat melalui akuisisi. Ekspansi membutuhkan pendanaan
dan dukungan kapitalis ventura baik untuk pertumbuhan organic ataupun akuisisi untuk
ekspansi.
Pendanaan Untuk Pengganti
Ini hanya menggantikan pemegang saham dengan pemegang saham lainnya. Tidak
menambahkan modal baru karena akan mengubah struktur kepemilikan.kapitalis ventura
membeli saham untuk mengurangi saham mereka diperusahaan yang tidak go public.
Pendanaan Buy Out dan Buy In
Dana yang disediakan bagi manajemen yang sedang beroperasi digunakan untuk
mendapatkan atau membeli saham bisnis-bisnis yang mereka kelola dalam jumlah signifikan
dapat disebut buy out. Sedangkan buy in merupakan dana yang disediakan untuk
memungkinkan seorang manajer membeli saham dari luar perusahaan untuk dibawa kedalam
perusahaan.
Pendanaan Turnaround
Ini bentuk langka dari keuangan tahap lanjut dimana sebagian besar kapitalis ventura
menghindarinya. Ini memiliki resiko tinggi. Ketika suatu perusahaan yang telah mapan
dinyatakan sakit maka perusahaan akan membutuhkan pendanaan dan bantuan manajemen.
Bridge Finance
Penawaran prapublik atau keuangan pra merger atau akuisisi.Ini adalah putaran terakhir dari
pembiayaan sebelum keluar dari pembiayaan yang telah direncanakan.

Modal Venturan Indonesia


Merupakan suatu investasi dalam bentuk pembiayaan berupa penyertaan modal ke dalam
suatu perusahaan swasta sebagai pasangan usaha untuk jangka waktu tertentu. Pembiayaan
modal ventura biasanya bergerak pada usaha beresiko tinggi dan memberikan laba tinggi. Ini
diberikan kepada perusahaan baru ataupun perusahaan yang memiliki ide-ide kreatif dengan
potensi yang sangat besar.
Dasar Hukum Pembiayaan Modal Ventura di Indonesia
Modal ventura adalah bentuk investasi atau pendanaan usaha yang bersifat legal dan resmi di
mata hukum. Adapun dasar-dasar hukum yang menjamin terlaksananya modal ventura secara
aman dan terkendali termuat dalam KEPPRES No. 61 Tahun 1998 tentang Lembaga
Pembiayaan Ventura serta Keputusan Menteri Keuangan No.125/KMK.013/1998 tentang
Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan. Dalam Keputusan Menteri
Keuangan No.125/KMK.013/1998, disebutkan jika salah satu tujuan diberikannya sumber
pembiayaan modal ventura adalah upaya untuk mengelola sumber pembiayaan dan
pembangunan oleh lembaga pembiayaan agar mampu menunjang pertumbuhan dan stabilitas
ekonomi.
Hambatan Perkembangan Modal Ventura di Indonesia
 Pembentukan perusahaan modal ventura di Indonesia adalah untuk melakukan
pembiayaan sebanyak-banyaknya kepada UKM, padahal pada dasarnya penyertaan
perusahaan modal ventura dilakukan kepada perusahaan individu yang berstatus
Perseroan Terbatas (PT)
 Sumber dana perusahaan modal ventura lebih besar berasal dari pinjaman dari pada
modal sendiri. Sifat pinjaman yang mengharuskan adanya pembayaran secara tetap
nominalnya setiap periode tidak sesuai dengan sifat penyertaan yang fluktuatif
penerimaan nominal dalam tiap periodenya.
 Sifat pembiayaan modal ventura adalah disamping memenuhi kebutuhan keuangan,
juga memenuhi kebutuhan non keuangan yaitu dampingan manajemen
 UKM sudah terbiasa dengan kredit. UKM lebih terbiasa melakukan pembayaran tetap
tiap periodenya layaknya angsuran kredit. Dengan angsuran tetap tiap periodenya,
UKM tidak perlu repot untuk menghitung berapa porsi yang harus dibayarkan tiap
periodenya bila dilakukan penyertaan.
 Kepemilikan usaha UKM adalah usaha keluarga. Kebanyakan usaha UKM di
Indonesia adalah dibangun oleh keluarga, sehingga tidak terjadi pemisahan yang jelas
antara harta milik keluarga dan harta milik usaha.

BAB IX
PENELITIAN EKSPERIMEN: SUATU PENDEKATAN UNTUK PENELITIAN
ENTREPRENEURSHIP
Penelitian eksperimen di terapkan ketika rekayasa sosial di butuhkan.Jenis metode penelitian
ini sangat efektif untuk mengevaluasi suatu treatment atau kebijakan yang hendak di terapkan
pada masyarakat.
Penelitian eksperimen (Experimental Research) adalah suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lainya dalam kondisi yang terkontrol
secara ketat.Penelitian eksperimen merupakan metode sistematis untuk membangun
hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat.
Penelitian eksperimen merupakan metode inti dari model penelitian yang mengandung
pendekatan kuantitatif.Dalam metode eksperimen, peneliti harus melakukan tiga persyaratan
yaitu, kegiatan mengontrol, kegiatan manipulasi, dan kegiatan observasi.
Prinsip Dasar Desain Eksperimen
 Replikasi Yaitu frekuensi atau pengulangan perlakuan dalam suatu eksperimen atau
penelitian yang sama dengan dilakukan secara berulang-ulang. Replikasi dilakukan
untuk menerapkan hasil-hasil eksperimen terdahulu, tetapi dengan cara yang pertama
kali dilakukan, khususnya segi kelompok atau unit, waktu, dan tempat. Adapun
perlakuan yang diberikan dalam replikasi tetap sama atau sedikit bervariasi sesuai
keperluan.
 Randomisasi Tujuan randomisasi adalah agar pengelompokan subjek ke dalam
kelompok ekperimen dan kontrol menjadi lebih objektif. Penentuan anggota sampel
dengan randomisasi disebut random assignment. Randomisasi bertujuan mengurangi
bias yang disebabkan oleh kesalahan sistematis (systematic error) yang dilakukan
secara sengaja oleh peneliti dalam menentukan subjek-subjek yang akan diteliti.
 Kontrol Internal Adalah mengendalikan kondisi lapangan dari heterogen menjadi
homogeny. Caranya dengan membagi unit-unit eksperimen dalam kelompok-
kelompok, sehingga antarkelompok memiliki homogenitas dan perimbangan, kecuali
perlakuan yang harus dibuat secara berbeda.imbang, kesalahan dapat diminimalkan
dan dikendalikan. Kontrol internal berguna untuk membuat prosedur uji lebih kuat,
lebih efisien, dan lebih sensitive. Hal ini karena pengelompokan yang homogen dan
berimbang, kesalahan dapat diminimalkan dan dikendalikan.
 Perlakuan Pembanding Pemberian perlakuan terhadap kelompok eksperimen
mutlak dilakuka. Peneliti sengaja memberikan pemaparan kepada subjek yang diteliti
tentang perlakuan lalu mempelajari efeknya. Untuk mempelajari bahwa penelitian
sudah memberikan efek tertentu pada subjek yang diteliti, diperlukan kelompok
pembanding yang berfungsi sebagai kelompok kontrol. Suatu penelitian dianggap
sebagai penelitian eksperimen apabila menggunakan kelompok kontrol atau KK
sebagai pembanding.
Jenis Desain Eksperimen
- Pra-eksperimen
- Desain eksperimen kuasi(semu)
- Desain Eksperimen Ulang Non-Random
- Desain Eksperimen Seri Ganda
- Desain Bergilir
- Desain Eksperimen Sampel Seri
- Desain Eksperimen Murni
- Desain Eksperimen Sederhana
- Desain Eksperimen Ulang
- Desain Eksperimen Solomon
- Pemilihan Desain Eksperimen

Ringkasan Buku Pembanding 1


Menurut David (1996) karakteristik yang dimiliki oleh seorang wirausaha memenuhi
syarat- syarat keunggulan bersaing bagi suatu perusahaan/organisasi, seperti inovatif, kreatif,
adaptif, dinamik, kemampuan berintegrasi, kemampuan mengambil risiko atas keputusan
yang dibuat, integritas, daya-juang, dan kode etik niscaya mewujudkan efektivitas
perusahaan/organisasi.
Disamping itu, dalam suatu penelitian tentang Standarisasi Tes Potensi
Kewirausahaan Pemuda Versi Indonesia; Munawir Yusuf (1999) menemukan adanya 11 ciri
atau indikator kewirausahaan, yaitu:
1. Motivasi berprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Controll
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.
Selain ciri-ciri yang telah dikemukakan di awal, berikut ini akan dijelaskan secara
lebih mendalam mengenai karakterisitik seorang wirausahawan yang disarikan dari berbagai
sumber.
a. Memiliki Kreatifitas Tinggi
Menurut Teodore Levit, kreativitas adalah kemampuan untuk berfikir yang baru dan
berbeda. Menurut Levit, kreativitas adalah berfikir sesuatu yang baru (thinking new thing),
oleh karena itu menurutnya, kewirausahaan adalah berfikir dan bertindak sesuatu yang baru
atau berfikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru. Menurut Zimmerer dalam Suryana
(2003 : 24) mengungkapkan bahwa, ide-ide kreativitas sering muncul ketika wirausaha
melihat sesuatu yang lama dan berfikir sesuatu yang baru dan berbeda.
Oleh karena itu, kreativitas adalah menciptakan sesuatu dari yang asalnya tidak
ada(generating something from nothing). Inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan
kreativitas dalam rangka memecahkan persolan-persolan dan peluang untuk meningkatkan
dan memperkaya kehidupan (inovation is the ability to apply creative solutions to those
problems ang opportunities to enhance or to enrich people’s live).
Dari definisi diatas, kreativitas mengandung pengertian, yaitu:
1. Kreativitas adalah menciptakan sesuatu yang asalnya tidak ada.
2. Hasil kerjasama masa kini untuk memperbaiki masa lalu dengan cara baru.
3. menggantikan sesuatu dengan sesuatu yang lebih sederhana dan lebih baik.
Rahasia kewirausahaan adalah dalam menciptakan nilai tambah barang dan
jasaterletak pada penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan meraih
peluang yang dihadapi tiap Berinisiatif ialah mengerjakan sesuatu tanpa menunggu
perintah.Kebiasaan berinisiatif akan melahirkan kreativitas (daya cipta) setelah itu
melahirkan inovasi.

b. Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan Tanggung Jawab.
Seorang wirausaha harus memiliki jiwa komitmen dalam usahanya dan tekad
yangbulat di dalam mencurahkan semua perhatianya pada usaha yang akan
digelutinya,didalam menjalankan usaha tersebut seorang wirausaha yang sukses terus
memiliki tekad yang mengebu-gebu dan menyala-nyala (semangat tinggi) dalam
mengembangkan usahanya, ia tidak setengah-setengah dalam berusaha, berani menanggung
resiko, bekerja keras, dan tidak takut menghadapi peluang-peluang yang ada dipasar. Tanpa
usaha yang sungguh-sunguh terhadap pekerjaan yang digelutinya maka wirausaha sehebat
apapun pasti menemui jalan kegagalan dalam usahanya.
c. Mandiri atau Tidak Ketergantungan
Sesuai dengan inti dari jiwa kewirausahaan yaitu kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif danbertindak
inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup, maka seorang
wirausaha harus mempunyai kemampuan kreatif didalam mengembangkangkan ide dan
pikiranya terutama didalam menciptakan peluang usaha didalam dirinya, dia dapat mandiri
menjalankan usaha yang digelutinya tanpa harus bergantung pada orang lain, seorang
wirausaha harus dituntut untuk selalu menciptakan hal yang baru dengan jalan
mengkombinasikan sumber-sumber yang ada disekitarnya, mengembangkan teknologi baru,
menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa
yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan
cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen.

d. Berani Menghadapi Risiko


Richard Cantillon, orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur di awal
abad ke-18, mengatakan bahwa wirausaha adalah seseorang yang menanggung
risiko.Wirausaha dalam mengambil tindakan hendaknya tidak didasari oleh spekulasi,
melainkan perhitungan yang matang. Ia berani mengambil risiko terhadap pekerjaannya
karena sudah diperhitungkan. Oleh sebab itu, wirausaha selalu berani mengambil risiko yang
moderat, artinya risiko yang diambil tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian
menghadapi risiko yang didukung komitmen yang kuat, mendorong wirausaha untuk terus
berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus nyata/jelas dan
objektif, dan merupakan umpan balik (feedback) bagi kelancaran kegiatannya (Suryana, 2003
: 14-15). Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah satu nilai
utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar
memulai atau berinisiatif. Menurut Angelita S. Bajaro, “seorang wirausaha yang berani
menanggung risiko adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan
cara yang baik” (Yuyun Wirasasmita, dalam Suryana, 2003 : 21). Wirausaha adalah orang
yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk lebih mencapai kesuksesan
atau kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Oleh sebab itu, wirausaha kurang
menyukai risiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. Keberanian untuk menanggung risiko
yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan
dan realistis. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-
tugasnya secara realistis. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada
tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Pilihan terhadap
risiko ini sangat tergantung pada :
1. daya tarik setiap alternatif
2. kesediaan untuk rugi
3. kemungkinan relatif untuk sukses atau gagal Untuk bisa memilih, sangat ditentukan
olehkemampuan wirausaha untuk mengambil risiko antara lain :
1. keyakinan pada diri sendiri
2. kesediaan untuk menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan
kemungkinan memperoleh keuntungan.
3. kemampuan untuk menilai situasi risiko secara realistis.
Pengambilan risiko berkaitan dengan berkaitan dengan kepercayaan diri sendiri. Artinya,
semakin besar keyakinan seseorang pada kemampuan sendiri, maka semakin besar keyakinan
orang tersebut akan kesanggupan mempengaruhi hasil dan keputusan, dan semakin besar pula
kesediaan seseorang untuk mencoba apa yang menurut orang lain sebagai risiko. Oleh karena
itu, pengambil risiko ditemukan pada orang-orang yang inovatif dan kreatif yang merupakan
bagian terpenting dari perilaku kewirausahaan (Suryana, 2003 : 22)

e. Motif Berprestasi Tinggi


Para ahli mengemukakan bahwa seseorang memiliki minat berwirausaha
karenaadanya motif tertentu, yaitu motif berprestasi (achievement motive). Menurut Gede
Anggan Suhanda (dalam Suryana, 2003 : 32) Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang
menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara
pribadi. Faktor dasarnya adalah kebutuhan yang harus dipenuhi. Seperti yang dikemukakan
oleh Maslow (1934) tentang teori motivasi yang dipengaruhi oleh tingkatan kebutuhan
kebutuhan, sesuai dengan tingkatan pemuasannya, yaitu kebutuhan fisik (physiological
needs), kebutuhan akan keamanan (security needs), kebutuhan harga diri (esteem needs), dan
kebutuhan akan aktualisasi diri (self-actualiazation needs). Kebutuhan berprestasi wirausaha
terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien
dibandingkan sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi pada umumnya
memiliki ciri-ciri sebagai berikut (Suryana, 2003 :33-34)
1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan-persoalan yang timbul pada dirinya.
2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dankegagalan.
3. Memiliki tanggung jawab personal yang tinggi.
4. Berani menghadapi resiko dengan penuh perhitungan.
5. Menyukai tantangan dan melihat tantangan secara seimbang (fifty- fifty). Jika tugas yang
diembannya sangat ringan, maka wirausaha merasa kurang tantangan, tetapi ia selalu
menghindari tantangan yang paling sulit yang memungkinkan pencapaian keberhasilan
sangat rendah.

f. Selalu Perspektif
Seorang wirausahawan hendaknya seorang yang mampu menatap masa dengandengan
lebih optimis. Melihat ke depan dengan berfikir dan berusaha. Usaha memanfaatkan peluang
dengan penuh perhitungan. Orang yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang
memiliki persepktif dan pandangan kemasa depan. Karena memiliki pandangan jauh ke masa
depan maka ia akan selalu berusaha untuk berkarsa dan berkarya (Suryana, 2003 : 23).
Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru serta berbeda dengan yang
sudah ada. Walaupun dengan risiko yang mungkin dapat terjadi, seorang yang perspektif
harus tetap tabah dalam mencari peluang tantangan demi pembaharuan masa depan.
Pandangan yang jauh ke depan membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsadan karya
yang sudah ada. Karena itu ia harus mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang.

g. Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi


Menurut Poppy King (wirausaha muda dari Australia yang terjun ke bisnis sejak
berusia 18 tahun), ada tiga hal yang selalu dihadapi seorang wirausaha di bidang apapun,
yakni: pertama, obstacle (hambatan); kedua, hardship (kesulitan); ketiga, very rewarding life
(imbalan atau hasil bagi kehidupan yang memukau). Sesungguhnya kewirausahaan dalam
batas tertentu adalah untuk semua orang. Mengapa? cukup banyak alasan untuk mengatakan
hal itu. Pertama, setiap orang memiliki cita-cita, impian, atau sekurangkurangnya harapan
untuk meningkatkan kualitas hidupnya sebagai manusia. Hal ini merupakan semacam
“intuisi” yang mendorong manusia normal untuk bekerja dan berusaha. “Intuisi” ini berkaitan
dengan salah satu potensi kemanusiaan, yakni daya imajinasi kreatif. Karena manusia
merupakan satu-satunya mahluk ciptaan Tuhan yang, antara lain, dianugerahi daya imajinasi
kreatif, maka ia dapat menggunakannya untuk berpikir. Pikiran itu dapat diarahkan ke masa
lalu, masa kini, dan masa depan.

h. Selalu Mencari Peluang


Esensi kewirausahaan yaitu tanggapan yang positif terhadap peluang untuk
memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik
padapelanggan dan masyarakat, cara yang etis dan produktif untuk mencapai tujuan, serta
sikap mental untuk merealisasikan tanggapan yang positif tersebut. Pengertian itu juga
menampung wirausaha yang pengusaha, yang mengejar keuntungan secara etis serta
wirausaha yang bukan pengusaha, termasuk yang mengelola organisasi nirlaba yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik bagi pelanggan/masyarakat.

i. Memiliki Jiwa Kepemimpinan


Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan
danketeladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dahulu, lebih menonjol. Dengan
menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasajasa
yang dihasilkanya lebih cepat, lebih dahulu dan segera berada dipasar. Ia selalu menampilkan
produk dan jasa-jasa baru dan berbeda sehingga ia menjadi pelopor yang baik dalam proses
produksi maupun prmasaran. Ia selalu memamfaatkan perbedaan sebagai suatu yang
menambah nilai. Karena itu, perbedaan bagi sesorang yang memiliki jiwa kewirausahaan
merupakan sumber pembaharuan untuk menciptakan nilai. Ia selalu ingin bergaul untuk
mencari peluang, terbuka untuk menerima kritik dan saran yang kemudian dijadikan peluang.
Leadership Ability adalah kemampuan dalam kepemimpinan. Wirausaha yang berhasil
memiliki kemampuan untuk menggunakan pengaruh tanpa kekuatan (power), seorang
pemimpin harus memiliki taktik mediator dan negotiator daripada diktaktor. Semangat,
perilaku dan kemampuan wirausaha tentunya bervariasi satu sama lain dan atas dasar itu
wirausaha dikelompokkan menjadi tiga tingkatan yaitu: Wirausaha andal, Wirausaha
tangguh, Wirausaha unggul. Wirausaha yang perilaku dan kemampuannya lebih menonjol
dalam memobilisasi sumber daya dan dana, serta mentransformasikannya menjadi output dan
memasarkannya secara efisien lazim disebut Administrative Entrepreneur. Sebaliknya,
wirausaha yang perilaku dan kemampuannya menonjol dalam kreativitas, inovasi serta
mengantisipasi dan menghadapi resiko lazim disebut Innovative Entrepreneur.

j. Memiliki Kemampuan Manajerial


Salah satu jiwa kewirausahaan yang harus dimiliki seorang wirausaha
adalahkemampuan untuk memanagerial usaha yang sedang digelutinya, seorang wirausaha
harus memiliki kemampuan perencanaan usaha, mengorganisasikan usaha, visualisasikan
usaha, mengelola usaha dan sumber daya manusia, mengontrol usaha, maupun kemampuan
mengintergrasikan operasi perusahaanya yang kesemuanya itu adalah merupakan
kemampuan managerial yang wajib dimiliki dari seorang wirausaha, tanpa itu semua maka
bukan keberhasilan yang diperoleh tetapi kegagalan usaha yang diperoleh.

Ringkasan Buku Pembanding 1


Menurut Geoffrey G. Meredith dalam Suryana (2001:8) Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:
         Percaya diri
         Berorientasikan tugas dan hasil
         Pengambil risiko
         Kepemimpinan
         Keorisinilan
         Berorientasi ke masa depan
         Jujur dan tekun

Menurut Munawir Yusuf (1999) Ciri kewirausahaan yaitu:


1. Motivasiberprestasi
2. Kemandirian
3. Kreativitas
4. Pengambilan resiko (sedang)
5. Keuletan
6. Orientasi masa depan
7. Komunikatif dan reflektif
8. Kepemimpinan
9. Locus of Control
10. Perilaku instrumental
11. Penghargaan terhadap uang.

Ciri dan Kemampuan Wirausahaan Tangguh:


        Berpikir dan bertindak strategik, adaptif terhadap perubahan dalam berusaha mencari
peluang keuntungan termasuk yang mengandung resiko agak besar dan dalam mengatasi
masalah.
        Selalu berusaha untuk mendapat keuntungan melalui berbagai keunggulan dalam
memuaskan langganan.
        Berusaha mengenal dan mengendalikan kekuatan dan kelemahan perusahaan(dan
pengusahanya) serta meningkatkan kemampuan dengan sistem pengendalian intern.
        Selalu berusaha meningkatkan kemampuan dan ketangguhan perusahaan terutama dengan
pembinaan motivasi dan semangat kerja serta pemupukan permodalan.

Ciri-ciri seorang wirausahaan adalah:

     Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.


     Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan
ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik dan memiliki inisiatif.
     Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
     Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap
saran dan kritik yang membangun.
     Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis
yang luas.
     Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
     Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.

Pendapat lain M. Scarborough dan Thomas W. Zimmerer (1993; 6-7 )


mengemukakan delapan karakteristik yang meliputi :
      Memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha yang dilakukannya.
      Lebih memilih risiko yang moderat.
      Percaya akan kemampuan dirinya untuk berhasil
      Selalu menghendaki umpan balik yang segera
      Berorientasi ke masa depan, perspektif, dan berwawasan jauh ke depan
      Memiliki semangat kerja dan kerja keras untuk mewujudkan keinginannya demi masa
depan yang lebih baik .
      Memiliki ketrampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai
tambah
      Selalu menilai prestasi dengan uang.

Ringkasan Buku Pembanding II

Ron Hustedde Pikirkan sebuah komunitas atau wilayah sebagai usaha wirausaha.
Entrepreneurs mengubah ide menjadi sesuatu yang berharga yang diinginkan atau dibutuhkan
orang.Mereka cenderung ingin tahu; mereka mempertanyakan status quo; mereka
mendengarkan merekapelanggan dan menemukan cara untuk memuaskan mereka. Mereka
mengubah perilaku dan pikiranpola untuk menciptakan peluang pasar baru. Jika suatu
komunitas atau wilayah bias dipandang sebagai usaha wirausaha, orang akan berharap untuk
menemukan yang serupakarakteristik: perilaku dan sikap yang terbuka untuk ide-ide baru
dankesempatan dengan lingkungan yang mendukung yang mendorong usaha baru. Ini adalah
bagian dari apa yang dimaksud dengan budaya wirausaha. Budaya Apa yang Harus
Dilakukan dengan ini pengusaha dengan budaya kewirausahaan.

MENDEFINISIKAN BUDAYA ENTREPRENEUR


Sesungguhnya, budaya membentuk dan membentuk wirausahawan yang muncul di pedesaan
spasi. Budaya dapat didefinisikan sebagai jenis pemrograman pikiran kolektif (Hof stede dan
Hofstede 2005, 4). Ini termasuk penilaian nilai dan perilaku sosial ior. Budaya komunitas
mendefinisikan apa yang dapat diterima dan mana yang tidak. Cul ture tidak kaku dan tetap;
itu berevolusi. Ini dibentuk dan dibentuk kembali oleh internal dan kekuatan eksternal,
termasuk pengusaha (Williams 1983). Penutupan dari pabrik manufaktur, peraturan
pemerintah, pembukaan utama toko diskon ritel, atau keberhasilan seorang pengusaha muda
dapat penghargaan terhadap sikap, nilai, dan perilaku tentang kewirausahaan. Budaya juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti pola pemukiman, agama, dan kondisi historis lainnya.
Misalnya, kota-kota batu bara Appalachian miliki biasanya didominasi oleh satu perusahaan,
yang mempengaruhi pemikiran dalam cara-cara halus dan mendalam yang mematahkan
semangat kewirausahaan dan inovasi. Dalam pengaturan Appalachian lainnya, seperti
Ivanhoe, Virginia, industri tradisional perekrutan percobaan telah diganti dengan tambal
sulam informal penghasilan sumber, termasuk pendekatan non-tradisional seperti barter dan
penemuan cara kreatif untuk memenuhi kebutuhan lokal dan menjual ke pasar eksternal
Budaya wirausaha dapat menginspirasi pengusaha untuk muncul. Jenis budaya ini
diekspresikan melalui sikap yang dapat dilakukan yang dimanifestasikan dalam simbol dan
perilaku yang menghargai kewirausahaan; ini dapat mencakup pernyataan nilai upacara
penghargaan, visi yang berorientasi pada masyarakat, kebijakan lokal, investasi dan
pendekatan lainnya. Budaya begitu meresap sehingga cenderung dilupakan begitu memudar
menjadi latar belakang sebagai bagian dari strategi pembangunan ekonomi. Beberapa
komunitas memiliki budaya di mana mereka merasa menjadi korban oleh kekuatan eksternal
sementara yang lain membangun kekuatan tersebut dan menyesuaikannya untuk menciptakan
peluang bagi perusahaan baru (Shaffer, Deller, dan Marcouiller 2004).
Budaya non-budaya gagal untuk mengenali kekuatan yang mempertahankan status quo
seperti wirausahawan di Appalachia yang percaya ada sikap negatif yang dirasakan terhadap
kesuksesan (Taylor, Dees, dan Swanson 2003). Suatu komunitas yang hanya mentoleransi
wirausahawan dan tidak menyambut mereka dapat dianggap memiliki budaya non-wirausaha.
Fokus pada keberhasilan kolektif daripada individu adalah salah satu dari beberapa faktor
yang menghambat budaya kewirausahaan di Kanada asli bersama dengan akses yang tidak
memadai untuk pembiayaan dan modal, kurangnya kesempatan pendidikan, dan akses
terbatas ke pasar eksternal (Levitte 2004). Ini menghasilkan sedikit pertanyaan tentang
strategi ekonomi saat ini daripada aset. dan lebih fokus pada masalah.

Beberapa ahli menyatakan bahwa budaya kewirausahaan adalah tentang kerangka kerja di
mana pengusaha memiliki potensi untuk muncul dan re-ekonomi lokal keheningan
dipromosikan (Krueger 2003). Lainnya berpendapat bahwa wirausaha masyarakat memiliki
tiga karakteristik utama: (1) massa kritis pengusaha neurs yang menangkap peluang pasar
baru; (2) sekelompok pengusaha neurs dengan komunitas yang berbeda dalam komunitas
yang dicirikan oleh jaringan pendukung yang kuat dan saling membantu diri sendiri; dan (3)
komunitas sebagai Seluruh terbuka untuk berubah (Lichtenstein, Lyons, dan Kutzhanova
2004) Richard Florida (2002) memandang komunitas yang ramah wirausaha sebagai tempat
yang menarik bagi individu yang kreatif. Artinya, mereka memelihara seni, mempromosikan
a kehidupan sipil yang sehat, menghormati keragaman, dan merayakan keunikan budaya
mereka Thornton (1999) menegaskan bahwa literatur kewirausahaan telah ditempatkan
terlalu banyak penekanan pada perspektif sisi penawaran, dengan fokus pada karakteristik
pembagi wirausaha. Dia menunjukkan keterbatasan studi tentang pengusaha sebagai kelas
dan menyarankan pemeriksaan terhadap pekerjaan baru pada perspektif sisi permintaan -
fokus pada konteks di kewirausahaan yang terjadi.

ENTREPRENEURS TIDAK ADA BISNIS KECIL


Pengusaha adalah inovator yang menciptakan produk baru, layanan baru, atau pasar baru
yang diikat di organisasi baru. Pengusaha bukan pengambil risiko tinggi; agak mereka
cenderung berbagi risiko dengan investor. Mereka menanggung risiko kegagalan tetapi juga
memetik hasil kesuksesan. Pengusaha datang dalam berbagai bentuk. Pertama, wirausahawan
sosial atau sosial berusaha memperkuat seni, rekreasi, kesehatan, lingkungan, atau aspek
lainnya kehidupan publik dan dengan demikian sangat penting dalam membentuk dan
mempertahankan kewirausahaan budaya neurial. Pengusaha sosial pedesaan ini adalah
inovator yang baru layanan, produk, atau pasar dinyatakan dalam bentuk seperti nirlaba, sipil,
atau organisasi pemerintah atau melalui jaringan informal. Seperti pengusaha bisnis, mereka
kreatif; Namun, mereka tidak selalu focus on profit. Sebaliknya, mereka berkonsentrasi pada
hasil publik seperti minimizing kemiskinan, mendidik anak-anak, atau mendukung
pengusaha.
Berorientasi pertumbuhan dari perusahaan yang sudah sukses dan termotivasi untuk tumbuh
membantah bahwa pendekatan ini hanya menutupi krim dari atas dan mengabaikan bentuk
wirausaha lain yang dapat dijalankan.

MENGAPA ENTREPRENEURSHIP
Pengusaha sosial dan bisnis memberikan manfaat ekonomi lainnya karena mereka
meningkatkan kekayaan dalam komunitas melalui hibah dan investasi eksternal dan melalui
hubungan dengan pasar eksternal. Perusahaan kecil menghitung setengah dari pekerjaan baru
yang dibuat (Headd, Ou, dan Clark 2004). Seseorang dapat membantah bahwa organisasi
wirausaha lebih efisien dan dinamis karena mereka dapat merespon lebih cepat terhadap
perubahan daripada struktur yang tinggi. organisasi besar yang diawasi Kewirausahaan harus
menjadi pusat untuk pengembangan ekonomi pedesaan.
Bisnis besar sering mengabaikan kebutuhan lokal dan menciptakan rasa ketergantungan
sementara pengusaha lokal lebih terikat erat dengan tempat, kurang tahan terhadap relokasi,
dan memiliki kecenderungan untuk menjadi tetangga yang baik (Shuman 2006) Sementara
kewirausahaan adalah perkembangan ekonomi logis strategi untuk masyarakat pedesaan,
orang harus mencatat bahwa kewirausahaan cenderung menjadi solusi jangka panjang untuk
masalah ekonomi daripada obat mujarab yang mudah diterjemahkan ke dalam upah dan
tunjangan yang mendukung keluarga. Ini juga bisa menjadi strategi pembangunan ekonomi
yang lebih luas yang mencakup peningkatan sirkulasi dolar di masyarakat, seperti meskipun
publik se ring e. mmunitas dan fasilitas regional; memperluas pembelian dengan pena non-
lokal. ple; dan mengakui peran manfaat pensiun dan tidak memberikan kompensasi sebagai
aliran pendapatan ke masyarakat.
MEMBANGUN BUDAYA ENTREPRENIAL
Pada dasarnya, sistem manusia dapat dicirikan oleh tiga kriteria: (1) keseluruhan lebih besar
daripada jumlah bagian-bagiannya, (2) semua bagian saling bergantung dan mempengaruhi
satu sama lain, dan (3) sistem kehidupan melanggengkan dirinya sendiri. beradaptasi dengan
konteksnya (Moffitt 1999) Sebuah diskusi abstrak tentang tema inti pembelajaran bersama
dan pendekatan sistem kemungkinan akan menjadi latihan frustasi bagi pengembang ekonomi
berorientasi aksi dan pemimpin masyarakat yang lebih memilih pendekatan visceral.
Akibatnya, sisa bab ini berfokus pada tujuh strategi praktis dan contoh untuk membangun
dimate kewirausahaan 1. Menciptakan peluang untuk belajar, bertanya, dan berpikir secara
berbeda tentang kewirausahaan 2. Menyambut suara segar dan merangkul keberagaman 3.
Memobilisasi sumber daya untuk wirausaha 4. Mengolah jaringan bagi pengusaha untuk
berkembang 5. Fokus pada aset, bukan defisit 6. Membangun visi bersama tentang
kewirausahaan 7. Menumbuhkan pemimpin wirausaha dan advokat Setiap strategi berakar
pada penelitian teoritis dan empiris tentang membangun budaya kewirausahaan

STRATEGI 1
MENCIPTAKAN KESEMPATAN UNTUK BELAJAR, PERTANYAAN, DAN
BERPIKIR DENGAN BERBAGAI KEPEMIMPINAN
Pemimpin dapat menciptakan peluang bagi orang untuk leam, untuk pertanyaan, dan untuk
keluar dari bekas roda tua Beberapa sarjana berpendapat bahwa budaya wirausaha
menempatkan nilai yang signifikan pada cerita mendongeng (Lounsbury dan Glynn 2001)
Cerita berfungsi sebagai inspirasi bagi calon pengusaha dan juga melegitimasi pengusaha
individu untuk investor, competitos dan orang lain yang membuat keputusan sumber
berdasarkan imerpretaion mereka dari cerita yang disajikan kepada mereka Kisah tentang
naik turunnya kewirausahaan sangat penting untuk memahami keluhuran pengembangan
produk keuangan, pemasaran, dan manajemen Ketika calon pengusaha menceritakan kisah
mereka, mereka sampai ke inti permasalahan Dengan mana mereka bergulat Metafora yang
terkait dengan kisah-kisah kewirausahaan juga memberikan pandangan ke dalam pengusaha
memiliki perspektif dan aspirasi dan dapat memagunkan orang lain dalam masyarakat (Dodd
2002) Metafora Amerika konvensional tentang entreprencurship sebagai sebuah perjalanan,
pengasuhan membangun gairah hidup. atau perang mengilustrasikan multifaset.
Investasi ini telah menyediakan Fairfield dengan 3.000 pekerjaan baru dan dekat Modal
neurial lowa. "Bilion dalam ekuitas Penduduk lokal melihat komuninyenya karena survei
Self-assessment Entrepte juga dapat memicu percakapan baru dan refleksi tentang sikap,
kapasitas, dan iklim untuk kewirausahaan Pusat RUPRI untuk Entreprencurship Pedesaan
(2006) memiliki beberapa survei dalam perangkatnya untuk Pengusaha Yang Memupuk:
Membagi Kursus bagi Pengusaha Pedesaan Survei Kewiraswastaan Komunitas Pedesaan dan
alat-alat lain telah diajukan kepada pemimpin yang dikepalai, profesional pembangunan
ekonomi, dan sosial dan pengusaha bisnis untuk memupuk perspektif yang berbeda tentang
kapasitas kewirausahaan masyarakat. Bahkan pertanyaan sederhana seperti "Di mana
entrepreneurship berhasil di daerah kita?" atau apakah kita wirausaha-ramah telah melibatkan
masyarakat dalam percakapan pencarian jiwa tentang sikap dan bantuan keuangan,
infrastruktur, dan berbagai issuc lain sebagai sosiated dengan budaya kewirausahaan

STRATEGI 2
MENYAMBUT SUARA SEGAR DAN MENINGKATKAN KERAGAMAN
Sebuah pendekatan sistem untuk kewirausahaan mencakup keragaman simbolik orientasi
tingkat masyarakat yang mengilhami masyarakat untuk terlibat dalam kontroversi kontruktif,
masyarakat Pedesaan menyediakan pengaturan di mana orang-orang bersimpati satu sama
lain dalam berbagai peran; namun, masyarakat pedesaan cenderung untuk mengambil
kontroversi pers seperti kebutuhan akan TPA baru untuk menghindari perasaan tidak nyaman
ketika bertemu dengan orang yang bersangkutan di gereja atau lorong boling. Ketiadaan
kontroversi dapat sama berbahayanya bagi komunitas sebagai konflik. Komunisme dapat
mendepolimerisasi politik di mana kontroversi diterima: orang-orang dapat menyimpang satu
sama lain tetapi tetap saling menghargai. Ketidaksuburan yang jelas dapat dirangsang oleh
fokus pada proses dan bukan pada kemenangan.
Apa yang Harus Dilakukan oleh Budaya dengan Ini Tagihan lainnya ditandatangani menjadi
undang-undang yang secara langsung mencerminkan hasil konferensi (AS. Administrasi
Bisnis Kecil, Office of Advocacy 2005) Keanekaragaman simbolis juga dicapai dengan
menyambut suara segar, terutama para pengrajin muda, guru, , petugas layanan kesehatan dan
pengusaha. Beberapa peneliti berpendapat bahwa masyarakat cenderung menjadi lebih
makmur jika mereka menerima sudut pandang yang berbeda dan menjadi tempat berlindung
bagi pekerja kreatif (Florida 2002). Satu studi menunjukkan bahwa fasilitas sumber daya
alam seperti jalur hiking, olahraga air, berburu, dan memancing serta sekelompok seni,
humaniora, dan kesempatan pendidikan menyediakan jus kreatif untuk menarik pengusaha
dan inovator lainnya (McGranahan dan Wojan 2006) Menyambut perspektif segar dan
beragam dapat menjadi bagian dari merangsang budaya kewirausahaan. Ambil kasus
Palestina, sebuah kotamadya kecil di Illinois selatan. Impian pembangunan ekonomi mereka
termasuk mendorong semua warga untuk menikmati dan mengalami seni; mendorong kerja
sama di antara seniman, pelanggan, dan penggemar; dan mempromosikan pengembangan
seniman perorangan. Proyek Relokasi Seniman Palestina (2006) adalah godaan untuk
menarik seniman dari semua genre ke kota Para seniman yang memenuhi syarat untuk lokasi
dapat memperoleh manfaat dari situs komersial dan historis, galeri seni co-op, akses ke Situs
Web, dana pinjaman bergulir , dan insentif lainnya. Inisiatif relokasi seniman melengkapi
pendekatan pembangunan ekonomi lainnya

STRATEGI 3
MEMOBILISASI SUMBER DAYA UNTUK KEWIRAUSAHAAN
Mobilisasi sumber daya adalah aspek kunci dari infrastruktur sosial wirausaha. Pedesaan
Amerika dihadapkan dengan pertumbuhan yang lambat atau penurunan pendapatan riil dan
penurunan basis pajak dalam beberapa contoh dan mereka semakin diminta untuk bergantung
pada sumber daya mereka sendiri untuk pembangunan pedesaan dan kewirausahaan
Kewirausahaan difasilitasi ketika masyarakat dapat berbagi beberapa risiko pengusaha dalam
bentuk uang, ruang, komunikasi, dan peralatan. Komunitas wirausaha bersedia untuk
melakukan dana, melalui pajak tambahan atau realokasi, untuk menyediakan sumber daya
fisik atau sumber daya manusia bagi para wirausahawan untuk berhasil The Douglas-Coffee
County Chamber dan Economic Development Au thority di Ceorgia menciptakan 240
pekerjaan tambahan di tahun saya melalui prasyarat resmi prakarsa. Mereka melihat kawasan
itu dalam kemerosotan ekonomi, mempertanyakan peran Kamar Dagang, dan melakukan
perubahan. Pertama, saya bekerja dengan para pemimpin daerah untuk memulai wirausaha
baru dan program bisnis kecil. Mereka menyiapkan publikasi Bagaimana Memulai dan
Menghasilkan Bisnis yang tersedia secara elektronik dan cetak. Untuk membuatnya jelas
bahwa di Hustoide county serius tentang entreprencurship, ia menawarkan pengurangan
pajak untuk pengusaha kecil dan menciptakan ritel informal i di mana pengecer potensial
dapat menyewa ruang setiap bulan untuk menguji ide-ide mereka Bisnis-bisnis dengan
konsep yang layak menyewa ruang permanen dan memulai operasi ini dan upaya lain
mengarah pada penunjukan mereka sebagai komunitas ramah entreprencurnial oleh
Departemen Perwakilan Georgia (Greenway 2005).

STRATEGI 4
JARINGAN BUDAYA UNTUK PENGUSAHA UNTUK MENDAPATKAN
Budaya entreprenieurial menumbuhkan jaringan bagi wirausahawan menjadi prospek Baik
jaringan formal maupun informal sangat penting untuk arus informasi dan hubungan kunci
(Flora dan Flora 1993). Adalah penting bahwa suara-suara selain elit tradisional terdengar di
jaringan-jaringan ini. Beragam kepemimpinan, termasuk laki-laki dan perempuan, latar
belakang etnis yang berbeda, dan tingkat pendapatan yang berbeda harus dipelihara selama
proses ini Sementara beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman berada di sekitar orang
lain tidak seperti mereka, budaya kewirausahaan membutuhkan keragaman bisnis yang
dimiliki oleh Hispanik meningkat dari 5 persen dari jumlah total perusahaan pada tahun 1995
10 7,4 persen pada tahun 2002 (Headd. Ou, dan Clark 2004) Mereka dalam kategori usia 55
hingga 64 juga meningkat dari 15,9 persen menjadi 19,9 persen dari bisnis selama periode
ini.
Apa Budaya Harus Dilakukan dengan IniPada tahun pertama operasinya, pusat tersebut
membantu lebih dari 100 pengusaha Hispanik menerima bantuan dan pelatihan teknis yang
signifikan. Selain itu, komunitas percontohan Schuyler, South Sioux City. Cret dan Madison
membentuk grup Roundtable Business Rounded REAP dan mengikuti kursus pelatihan bisnis
dasar lima-sesi dalam bahasa Spanyol. Komunitas percontohan ini dipilih karena
penduduknya yang tinggi penduduk Hispanik berencana untuk memperluas jangkauannya
kepada para pengusaha Hispanik dan akan terus melakukan penelitian, pengembangan, dan
membangun mitra strategis (Pembaruan Bisnis REAP 2006) Komunitas wirausaha dapat
mengatasi masalah-masalah dan kata-kata yang sulit. mereka dalam cara yang lebih inklusif
yang memungkinkan beragam suara didengar. Mereka berpikir tentang masalah dari
perspektif sistem daripada kewiraswastaan dari komunitas yang lebih luas. Jaringan
horizontal juga penting. Pengusaha cenderung belajar terbaik dari mereka yang paling seperti
diri mereka sendiri, bukan ahli. Misalnya pemilik usaha kecil dan pemimpin sipil mendirikan
Aliansi Bisnis untuk l Living Economy (RALLE) untuk menciptakan komunitas lokal yang
lebih manusiawi dan berkelanjutan. Beberapa kelompok BALLE melatih wirausahawan
sosial baru sementara yang lain mendorong komitmen negara yang lebih besar dalam energi
terbarukan dan perawatan kesehatan (Schuman 2006) Komunitas P'rogress Initiative di
wilayah Wisconsin Rapids melibatkan lebih dari 130 individu dalam jaringan klasterisasi
industri bersama dengan mentor wiraswasta tim dan tur studi. Karena inisiatif ini dan inisiatif
ramah lingkungan lainnya, lebih dari 1.000 pekerjaan telah dibuat atau dipertahankan
(Administrasi Bisnis Kecil AS, Office of Advocacy 2005) Jaringan vertikal mendorong aliran
dua arah informasi Komunitas wirausaha Entrepre tidak sepenuhnya bergantung pada sumber
daya lokal tetapi perlu menghubungkan dengan orang lain di luar komunitas untuk informasi
dan sumber daya. Jaringan vertikal dibuat pada tingkat sistem yang berbeda. Northern I Area
Community College Pusat Wirausaha Pappajohn bekerja sama dengan Departemen Ekonomi
Pembangunan rendah untuk mengidentifikasi investor informal, malaikat, untuk menciptakan
dana modal ventura berbasis komunitas dan untuk mengembangkan jaringan wirausahawan
investor di lowa utara. Enam puluh satu investor dari 16 komunitas memulai $ 1.7 juta untuk
keuntungan cap dana usaha (Zanios 2006). Jaringan ini memiliki andil dalam keberhasilan
wirausahawan; mereka menawarkan pengalaman, bukan hanya uang, dan sering menjadi
bagian dari dewan direksi pengusaha. Kelompok ini telah mengkaji 81 proposal bisnis, telah
membantu 51 dari mereka dengan bantuan teknis dan pendidikan, dan telah menyediakan
dana awal untuk 5 perusahaan. Jaringan ini melibatkan lebih dari modal, ini adalah hubungan
kritis antara mereka dengan pengusaha investasi dan bisnis di negara lain. wilayah dan
pengusaha.
Tupelo, Mississippi, adalah contoh pendekatan klasik untuk jaringan pengusaha internal dan
eksternal Tupelo adalah negara termiskin pada tahun 1940 (Grisham 1999); namun, editor
surat kabar lokal, Geome Mclean, percaya bahwa orang kaya dan miskin dapat bekerja untuk
meningkatkan kualitas kehidupan di masyarakat. Pengusaha sosial ini memandang daerah
pedesaan di sekitar Tupelo sebagai bagian dari masyarakat. Inisiatif pertamanya melibatkan
para pengusaha loal yang membeli seekor banteng untuk menginseminasi sapi perah;
tindakan model itu mengarah ke sekelompok usaha kecil susu untuk petani miskin di daerah
tersebut. Pada tahun 1948, ia membujuk 151 pemimpin bisnis lokal untuk berinvestasi di
Community Development Foundation, yang menyediakan struktur untuk perubahan besar
yang terjadi. Keberhasilan Tupelo dikaitkan dengan penduduk yang dianggap bertanggung
jawab atau menciptakan alternatif baru. Daerah pedesaan sekitarnya merupakan inisiatif pelo
yang terintegrasi, dewan pembangunan pedesaan yang baru diciptakan ke dalam Tu bersama
dengan inkubator bisnis, program pelatihan pekerja, dan up grade dari infrastruktur
pendidikan. Para pemimpin Tupelo mengunjungi dan belajar dari daerah lain yang
mendiversifikasi ekonomi mereka. Akses yang setara didorong untuk semua ras sebelum
undang-undang Hak Sipil, dan benteng-benteng lain dibuat untuk menemukan alternatif
ekonomi dan perusahaan yang akhirnya memimpin daerah tersebut untuk menjadi daerah
terkaya kedua di Nona adalah sippi (Grisham 1999) Pada intinya, budaya kewirausahaan
tidak dapat dilihat secara terpisah dari bagian lain dari komunitas atau wilayah atau berbeda
dari inisiatif lain. Pemikiran sistem melibatkan jaringan berkualitas di mana wirausahawan
saling terkait satu sama lain dan juga orang luar. Ini adalah pola pikir yang bisa menjadi
bentuk kebiasaan berpikir dalam komunitas
STRATEGI 5
FOKUS PADA ASET BUKAN DEFISIT
Ada dua pendekatan utama untuk pembangunan ekonomi.sebagai model berbasis defisit atau
kebutuhan di mana masyarakat kumpulan kebutuhan atau krisis (Wade 1989). Di bawah
model ini, komunity berkonsentrasi pada apa yang kurang dan mencari sumber daya eksternal
untuk memperbaikikebutuhan itu. Sayangnya, pendekatan defisit dapat mendemoralisasi
wargaSatu sudah dikenaldilihat sebagaikarena dia sering merasa kewalahan dengan tugas
yang ada.ment (Kretzmann dankarena aset komunitas dipetakan,tions, dan karakteristik
komunitas lainnya. Dalam pendekatan aset, hargaKnight 1993). Ini juga dikenal sebagai
pemetaan asset termasuk individu, organisasi-indiudes aset-aset masyarakat yang paling
tersedia, terutama mereka yangsumber-sumber yang terletak di dan dikendalikan oleh
penduduk.inisiatif Setiap komunitas dapat memetakan aset individualnya, termasuk
keterampilan, bakat,pengalaman, pendapatan, dan bisnis individual dan rumahan. Adajuga
aset organisasi: asosiasi bisnis dan warga, agamakelompok, dan jaringan informal lainnya.
Blok bangunan sekunder termasukaset-aset yang ada di dalam komunitas tetapi dikendalikan
oleh pihak luar.
Pendekatan berbasis aset untuk berwirausaha dimulai dengan pemahaman yang
komprehensif.analisis sive dari inti positif masyarakat dan kemudian menghubungkan
pengetahuan ituke jantung dari setiap perubahan strategis. Ini adalah penemuan segala
sesuatu yangmembawa sistem ke kehidupan. Pendekatan berbasis aset menghubungkan
orang-orang dengan yang tersembunyidan potensi yang jelas di komunitas mereka. Mereka
bisa melihat perubahan merekatidak pernah berpikir mungkin, dan orang dapat dimobilisasi
dengan antusias,kepercayaan diri, dan energi. Ini cenderung membawa yang terbaik dari
"apa" dan "apadapat. Misalnya, bandingkan dua pertanyaan berikut. Tapetes de Lana
diciptakan di Mora pada tahun 1998 untuk menghidupkan kembali tradisi yang
hilangmenenun dan mensubsidi pendapatan keluarga berpenghasilan rendah. Itu
dimulaidengan $ 20.000 dan lembaga nirlaba yang baru dibentuk untuk menawarkan
pelatihan kerjaalternatif untuk keluarga yang sejahtera. Sejarah dan tradisi memainkan
imperan penting sebagai penduduk belajar untuk melakukan pemintalan tangan, mati alami
danmenenun. Penenun dibangun alat tenun dengan bahan bekas. Berbeda dengan mantan
awalpektations banyak penenun adalah laki-laki. Mereka menghasilkan selimut wol di
tradesain ditional dan kontemporer.
Pelanggan tertarik untuk mendengarcerita tentang produk, yang menambah nilai pada
selimut. Seiring pertumbuhan bisnis,Penenun Mora sudah mulai mengkhususkan diri dalam
wol alpaka dan sekarang bekerjadengan peternak alpaca untuk memutar 2.000 hingga 4.000
pon wol per hari. Lainspin-off termasuk pusat seni, studio tembikar, dan berbasis
komunitaspabrik, dan ada rencana untuk memperluas ke teater dan pembangunan
pedesaanpusat. Dengan berfokus pada aset lokal, Mora telah membangun sebuah pondok
yang berkembang di-005) dan mengimplikasikan kualitas hidup dan harapan bagi rakyatnya
(Gomez).

STRATEGI 6
BANGUN DIBAGI VISI TENTANG KEWIRAUSAHAAN
Visi berbasis komunitas adalah gambaran besar tentang di mana komunitas atauwilayah
sedang menuju. Visi komunitas tentang kewirausahaan tidak bisa berdirisendirian; itu harus
terintegrasi penuh dengan aspek lain dari visi yang lebih luastentang arahan komunitas.
Idealnya, prosesnya melibatkan strategi utamadisebutkan sebelumnya seperti menciptakan
peluang untuk belajar, pertanyaan, danberpikir secara berbeda tentang kewirausahaan dan
fokus pada komunitas danaset daerah. Dalam banyak kasus, upaya penglihatan adalah
pekerjaan yang sedang berjalan. Sebagai contohOwen County, Kentucky, telah melibatkan
lebih dari seperempat penduduknyadalam mengembangkan visi berbasis masyarakat (RUPRI
2006).komponen kapal masih diintegrasikan ke dalam komunitas yang lebih luas vision. Tim
mengunjungi pengusaha inovatif kabupaten dan mempelajari lebih lanjuttentang
kewirausahaan muda sebagai mimpi mereka matangDalam kasus Littleton, Colorado,
beberapa ribu orang kehilangan pekerjaan merekadari penutupan perusahaan manufaktur.
Daripada fokus pada perekrutanpengusaha dari dalam-konsep yang disebut eononikberkebun
mic (RUPRI 2006).
Visi Littleton untuk kewirausahaan berfokus pada perusahaan pertumbuhan. perangkat lunak
Sistem Informasi Grafik (SIG) untuk memetakan alamat klien. "Merekaberinvestasi dalam
infrastruktur intelektual seperti sekolah-sekolah besar, pelatihan pros, dan menghubungkan
pendidikan tinggi dengan para calon pengusaha untuk dipertajaminformasi seperti tren
pemasaran dan GeoLittleton menyediakan gratisketerampilan wirausahawan dan menjaga
bisnis mereka tetap kompetitif.Littleton juga menciptakan peluang bagi organisasi
perdagangan untuk muncul dan untuk lembaga think tank, termasuk pengusaha dan
universitas, ke jaringan dan mengejar bentuk inovasi lainnya. Hasilnya adalah dari tahun
1998sampai sekarang. pekerjaan di kota telah meningkat dari 14.000 menjadi 29.000(RUIPRI
2006), Selama waktu itu, kota belum menawarkan insentif atau pajakistirahat untuk merekrut
bisnis. Konsep di balik berkebun ekonomi bisa diterapkan pada visi pedesaan untuk
berwirausaha: tanam sendiri.

STRATEGI 7
PENERANG YANG LUAR BIASA PEMIMPIN DAN ADVOKAT
Strategi ketujuh untuk mendorong budaya kewirausahaan melibatkan timbalership.
Kepadatan penduduk yang rendah di daerah pedesaan menunjukkan kurangnya kritismassa
pemimpin untuk aksi bersama. Jadi, para pemimpin wirausaha dan advo-kate harus dipelihara
melalui organisasi seperti KoperasiLayanan ketegangan, Kamar Dagang, atau organisasi sipil
dalam rangkauntuk mengisi kesenjangan modal manusia (Hustedde 1991).
Budaya kewirausahaan tidak dicirikan oleh desentralisasi atau kepemimpinan yang disengaja
tetapi oleh banyak pusat kepemimpinan yang saling terkait – polikenkepemimpinan tric
(Morse 1998). Artinya, komunitas wirausaha akanmemiliki serangkaian lingkaran yang
mewakili elemen di komunitas sepertikeuangan, pemerintah lokal, layanan sosial, seni,
pemuda, dan kelompok lain.Pemimpin dari kelompok-kelompok ini akan dapat membuat
keputusan yang dipandu oleh visi bersama.Lingkaran kepemimpinan tumpang tindih ketika
mereka sedang bersinggungan dengan berbagi sions tentang kewirausahaan. Misalnya di
Carter County. Kentucky, jadi.layanan cial bekerja bergandengan tangan dengan pendidik
yang memelihara dan mengajar kewirausahaan bagi perempuan dengan penghasilan terbatas.
Kewirausahaan mudainisiatif n Grant County, Kentucky, melibatkan kepemimpinan
polisentrisguru, pengusaha, pemimpin bisnis, dan bantuan teknis dan mantankelompok ternal
seperti Yayasan Kauffman dan beberapa universitasKepemimpinan polisentris bekerja
dengan baik jika bergerak di luar elemen yang dangkal.
Ments of team building (mis. komunikasi, perilaku sopan, danhubungan rong) untuk belajar
tim. Pemimpin dapat belajar secara kolektifberpikir bersama tentang kewirausahaan dan
bergerak dengan cara yang terkoordinasi,seperti kawanan burung bergerak di Datterns
terkoordinasi. Tempat-tempat seperti konferensi, lokakarya, meja bundar, dan lembaga think
tankting dapat menciptakan iklim bagi para pemimpin wirausaha untuk muncul. The Geor-gia
Department of Economic Development (2006) telah menciptakan sebuah inisiatifyang
menyediakan struktur untuk menata kewirausahaan berbasis komunitaspemimpin. Agar
sebuah komunitas Georgia secara resmi ditetapkan sebagaikewirausahaan-ramah, komunitas
harus mengambil beberapa langkah kunci: (1) iden-menyamakan organisasi lokal dan juara
untuk memimpin komunitas berbasisstrategi kewirausahaan: (2) meningkatkan kesadaran
masyarakat tentangkebutuhan, sumber daya, dan manfaat dari bisnis rumahan; (3)
meningkatkanTelationships dengan penyedia sumber daya negara bagian dan federal dan
lainnya di bidang pendidika sesi nasional untuk membantu pemimpin lokal belajar bagaimana
wirausahawan dapatporting; (4) mengidentifikasi wirausaha potensial, yang ada, dan
berorientasi pada pertumbuhanneurs s; (5) mengidentifikasi aset lokal yang unik yang dapat
mendukung dan memupukkewirausahaan seperti fitur bersejarah, tempat kelelawar alam, dan
pendidikankekuatan nasional; dan (6) mengunjungi dan mewawancarai pengusaha
lokal.Salah satu tujuan lembaga adalah untuk membentuk identitas regional dengan
menempatkan rekan-rekan untuk-mengumpulkan tim lintas wilayah untuk mengembangkan
dan melaksanakan proposal hibah mini.Proyek-proyek tim sudah termasuk pekerjaan teknis
dan sekolah menengah atas-atives, kontes kewirausahaan untuk cara menggunakan produk
limbah kayu, ainisiatif agritourisme ren-county, dan kesadaran kewirausahaan pro-gram.
Sebuah seminar di pedesaan Skotlandia termasuk kunjungan dengan pengusaha yang
terisolasineurs yang terhubung ke pasar global dan pertemuan dengan mereka yang
diinvestasikan dalamprogram kewirausahaan pemuda dan kebijakan kewirausahaan pedesaan.
Meskipun ada banyak manfaat pendidikan dari perjalanan ini, mantan temanPerience
membangun jaringan dukungan yang sangat kuat di antara yang beragam inikelompok
pemimpin (Hustedde 2006). menyambut para pengusaha. Budaya lebih dari sekedar sikap. Ini
tentang pola pikir kolektif yang memengaruhi perilaku dan tindakan, membentuk diterima
dan apa yang tidak.Budaya kewirausahaan berakar pada dua premis: (1) pembelajaran
bersamadan (2) pemikiran sistem. Pembelajaran bersama adalah kemampuan untuk
mempelajari pengetahuan barukeunggulan dan wawasan dan cara berbagi pengetahuan ini
dengan komunitasmempengaruhi perubahan. Berpikir sistem adalah cara melihat komunitas
sebagaijenis ekosistem di mana kewirausahaan terkait dengan aspek lainkehidupan
komunitas. Sistem kehidupan ini melanggengkan dirinya sendiri dengan beradaptasi
denganmengubah konteks kewirausahaan.Konsep belajar bersama dan pemikiran sistem
tertanamdalam tujuh strategi utama untuk membangun budaya kewirausahaan:
(1)menciptakan peluang untuk belajar, bertanya, dan berpikir secara berbeda tentang
kewirausahaan; (2) menyambut suara segar dan merangkul keanekaragaman: (3) sumber daya
bilize untuk pengusaha: (4) kembangkan jaringan untuk berwiraswasta.neurs untuk
berkembang: (5) fokus pada aset, bukan defisit atau masalah: (6)membangun visi bersama
untuk kewirausahaan; dan (7) foster entrepreneur-pemimpin ial.Ketujuh strategi ini adalah
cara untuk mengubah budaya masyarakat menjadisesuatu yang mencerminkan kekuatan
pengusaha sosial dan bisnis.Strategi tidak harus dilihat sebagai mekanis tetapi hidup dan
fleksibelpendekatan di mana pengusaha sosial dan bisnis bisa makmur.

BAB III

PEMBAHASAN
KELEBIHAN BUKU

 Kelebihan Buku Utama.

Penjelasan dalam buku mudah untuk dipahami

 Kelebihan Buku Pembanding 1

Buku Pembanding 1 menjabarkan materi nya dengan jelas, dimana penulis juga memberikan
sejenis kata-kata motivasi yang di berikan di akhir beberapa sub bab, penulis juga meberikan
jenis font yang berbeda pada tulisan motivasi.Buku ini juga dilengkapi dengan ISSBN. Hal
ini membuat semangat pembaca semakin kuat ketika membaca akhir sub bab.Selain itu Cover
buku yang menarik juga membuat orang semakin ingin membaca buku tersebut. Menurut
kelompok kami itu merupakan ide yang sangat baik untuk selalu meningkatkan semangat
pembaca dengan cara yang unik. Di bagian akhir juga penulis menyajikan kesimpulan,
sehingga ketika selesai membaca materi tersebut penulis dapat semakin mengingat dan
memahami materi yang di bahas di bab tersebut.

 Kelebihan Buku Pembanding 2

Isi dalam buku menarik menarik untuk dibaca

KELEMAHAN BUKU

 Kelemahan Buku Utama

Ada beberapa gambar yang berwarna dan ada yang tidak berwarna ,menjadikan buku menjadi
aneh untuk dilihat

 Kelemahan Buku Pembanding 1

Secara keseluruhan menurut saya buku ini sudah sangat bagus, namun mungkin yang menjadi
kekurangan nya yaitu Di bagian akhir penulis tidak membuat rangkuman atau kesimpulan,
sehingga pembaca mungkin harus membuat rangkuman sendiri agar lebih mudah paham
dengan materi di bab tersebut. Padahal dengan adanya rangkuman atau kesimppulan sangat
membantu membimbing pembaca untuk mengingat yang mana saja yang penting dan harus di
pahami.

 Kelemahan Buku Pembanding 2

Buku tidak menyediakan daftar tabel,gambar


Segi tampilan luar buku tidak menarik untuk dibaca s

BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Setelah kelompok kami meriview ketiga buku, membuat ringkasan, membuat


kelebihan dan kelemahan buku ini.kami dapat menyimpulkan bahwa ketiga buku sudah baik
dalam pemaparan materi dimana penulis menjelaskan materi di sertai dengan pendapat para
ahli pula. Walaupun ada beberapa kekurangan di setiap buku yang di riview namun ketiga
buku ini sudah bisa menjadi bahan referensi bagi mahasiswa pada matakuliah
kewirausahaan.Dan ketiga buku dapat memberikan perspektif yang lebih luas lagi mengenai
kewirausahaan bagi mahasiswa, apalagi jika mahasiswa membaca ketiga buku ini.

Saran

Saran yang dapat kami berikan sebagai reviewer adalah alangkah lebih baik bila
penulis membuat revisi untuk buku yang akan di terbitkan lagi atau buku yang akan di cetak
kembali, agar buku tersebut lebih di mengerti dan megandung makna dan kesan yang
mendalam bagi pembaca. Penulis dapat merevisi hal-hal yang menjadi kelemahan buku ini
dan mempertahankan bahkan meningkatkan hal-hal yang menjadi kelebihan di buku ini untuk
buku selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai