Anda di halaman 1dari 2

HKUM4409-2

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2022/23.1 (2022.2)

Fakultas : FHISIP/Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


Kode/Nama MK : HKUM4409/Arbitrase, Mediasi Dan Negosiasi
Tugas :2

No. Soal
1. Kasus Sugiharto vs Bank Swasta Syariah

Pria bernama Sugiharto Widjadja (50), warga Kota Bandung, dia bersengketa dengan sebuah bank
swasta syariah ternama di Kota Bandung terkait kredit macet.
Pada 2014, ia membeli sebuah lahan dan bangunan di Jalan Talagabodas seharga Rp 20 miliar dengan
70 persen pembiayaan atau sekitar Rp 13 miliar dibiayai bank syariah.
Sisanya, sekitar Rp 7 miliar dibayar sendiri dengan cicilan Rp 136 juta per bulan yang sudah dibayarkan
senilai Rp 1,3 miliar lebih.
Di tengah perjalanan, cicilannya bermasalah sehingga bank syariah tersebut menyita lahan dan bangunan
tersebut dengan mendaftarkan gugatannya ke Pengadilan Negeri Bandung dan dimenangkan oleh pihak
bank dalam perkara nomor 12/Pdt/Eks/2018/PN Bdg secara verstek atau putusan tidak dihadiri tergugat
dalam hal ini Sugiharto.
Pihak bank kemudian melelang lahan tersebut ke KPKNL Kota Bandung, sekaligus memenangkan lelang
tersebut dengan harga Rp 10 miliar
Sugiharto meradang, ia melawan putusan tersebut dengan kembali melayangkan gugatan perdata ke PN
Bandung denhan nomor 329/Pdt.Plw/2018/Pn Bdg.
"Kami meminta PN Bandung untuk membatalkan putusan yang memenangkan bank syariah tersebut.
Alasannya, PN Bandung tidak memiliki kewenangan untuk mengadili sengketa tersebut. Dasar hukumnya
jelas, Undang-undang Perbankan Syariah dan Perma tentang Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah.
Apalagi selama ini bank syariah tersebut justru memberlakukan denda dan bunga," kata Abdi Situmeang,
kuasa hukum Sugiharto saat ditemui di PN Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Bandung Kamis (8/11).
Saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap mediasi antara kedua pihak sebelum sidang gugatan tersebut
dimulai.
Dalam mediasi itu, hingga saat ini masih mentok belum menghasilkan solusi bagi kedua pihak.
Pihak bank syariah meminta agar Sugiharto membeli lahan tersebut namun itu menurut Abdi, tidak
rasional.
"Kami mengusulkan opsi pengembalian uang cicilan (ujrah) yang sudah dibayarkan serta pengembalian
uang modal sekitar Rp 6 miliar lebih. Itu juga ditolak. Makanya mediasi kali ini kamu usulkan opsi untuk
dijual bersama-sama," katanya

Sumber : https://www.tribunnews.com/regional/2018/11/08/berkaca-pada-kasus-sugiharto-sengketa-
perbankan-syariah-diadili-di-pengadilan-agama?page=2.

Jelaskan bagaimana pengaturan mediasi melalui litigasi dan non-litigasi?

2. Kasus Sugiharto vs Bank Swasta Syariah

Pria bernama Sugiharto Widjadja (50), warga Kota Bandung, dia bersengketa dengan sebuah bank
swasta syariah ternama di Kota Bandung terkait kredit macet.
Pada 2014, ia membeli sebuah lahan dan bangunan di Jalan Talagabodas seharga Rp 20 miliar dengan
70 persen pembiayaan atau sekitar Rp 13 miliar dibiayai bank syariah.
Sisanya, sekitar Rp 7 miliar dibayar sendiri dengan cicilan Rp 136 juta per bulan yang sudah dibayarkan
senilai Rp 1,3 miliar lebih.
Di tengah perjalanan, cicilannya bermasalah sehingga bank syariah tersebut menyita lahan dan bangunan
tersebut dengan mendaftarkan gugatannya ke Pengadilan Negeri Bandung dan dimenangkan oleh pihak
bank dalam perkara nomor 12/Pdt/Eks/2018/PN Bdg secara verstek atau putusan tidak dihadiri tergugat
dalam hal ini Sugiharto.
Pihak bank kemudian melelang lahan tersebut ke KPKNL Kota Bandung, sekaligus memenangkan lelang
tersebut dengan harga Rp 10 miliar
Sugiharto meradang, ia melawan putusan tersebut dengan kembali melayangkan gugatan perdata ke PN
Bandung denhan nomor 329/Pdt.Plw/2018/Pn Bdg.
1 dari 2
HKUM4409-2

"Kami meminta PN Bandung untuk membatalkan putusan yang memenangkan bank syariah tersebut.
Alasannya, PN Bandung tidak memiliki kewenangan untuk mengadili sengketa tersebut. Dasar hukumnya
jelas, Undang-undang Perbankan Syariah dan Perma tentang Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah.
Apalagi selama ini bank syariah tersebut justru memberlakukan denda dan bunga," kata Abdi Situmeang,
kuasa hukum Sugiharto saat ditemui di PN Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Bandung Kamis (8/11).
Saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap mediasi antara kedua pihak sebelum sidang gugatan tersebut
dimulai.
Dalam mediasi itu, hingga saat ini masih mentok belum menghasilkan solusi bagi kedua pihak.
Pihak bank syariah meminta agar Sugiharto membeli lahan tersebut namun itu menurut Abdi, tidak
rasional.
"Kami mengusulkan opsi pengembalian uang cicilan (ujrah) yang sudah dibayarkan serta pengembalian
uang modal sekitar Rp 6 miliar lebih. Itu juga ditolak. Makanya mediasi kali ini kamu usulkan opsi untuk
dijual bersama-sama," katanya

Sumber : https://www.tribunnews.com/regional/2018/11/08/berkaca-pada-kasus-sugiharto-sengketa-
perbankan-syariah-diadili-di-pengadilan-agama?page=2.

Mengapa mediasi dianggap sebagai proses alternatif penyelesaian sengketa yang efektif? Berikan
pendapat saudara.

3. Kasus Sugiharto vs Bank Swasta Syariah

Pria bernama Sugiharto Widjadja (50), warga Kota Bandung, dia bersengketa dengan sebuah bank
swasta syariah ternama di Kota Bandung terkait kredit macet.
Pada 2014, ia membeli sebuah lahan dan bangunan di Jalan Talagabodas seharga Rp 20 miliar dengan
70 persen pembiayaan atau sekitar Rp 13 miliar dibiayai bank syariah.
Sisanya, sekitar Rp 7 miliar dibayar sendiri dengan cicilan Rp 136 juta per bulan yang sudah dibayarkan
senilai Rp 1,3 miliar lebih.
Di tengah perjalanan, cicilannya bermasalah sehingga bank syariah tersebut menyita lahan dan bangunan
tersebut dengan mendaftarkan gugatannya ke Pengadilan Negeri Bandung dan dimenangkan oleh pihak
bank dalam perkara nomor 12/Pdt/Eks/2018/PN Bdg secara verstek atau putusan tidak dihadiri tergugat
dalam hal ini Sugiharto.
Pihak bank kemudian melelang lahan tersebut ke KPKNL Kota Bandung, sekaligus memenangkan lelang
tersebut dengan harga Rp 10 miliar
Sugiharto meradang, ia melawan putusan tersebut dengan kembali melayangkan gugatan perdata ke PN
Bandung denhan nomor 329/Pdt.Plw/2018/Pn Bdg.
"Kami meminta PN Bandung untuk membatalkan putusan yang memenangkan bank syariah tersebut.
Alasannya, PN Bandung tidak memiliki kewenangan untuk mengadili sengketa tersebut. Dasar hukumnya
jelas, Undang-undang Perbankan Syariah dan Perma tentang Penyelesaian Sengketa Ekonomi Syariah.
Apalagi selama ini bank syariah tersebut justru memberlakukan denda dan bunga," kata Abdi Situmeang,
kuasa hukum Sugiharto saat ditemui di PN Bandung, Jalan LLRE Martadinata, Bandung Kamis (8/11).
Saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap mediasi antara kedua pihak sebelum sidang gugatan tersebut
dimulai.
Dalam mediasi itu, hingga saat ini masih mentok belum menghasilkan solusi bagi kedua pihak.
Pihak bank syariah meminta agar Sugiharto membeli lahan tersebut namun itu menurut Abdi, tidak
rasional.
"Kami mengusulkan opsi pengembalian uang cicilan (ujrah) yang sudah dibayarkan serta pengembalian
uang modal sekitar Rp 6 miliar lebih. Itu juga ditolak. Makanya mediasi kali ini kamu usulkan opsi untuk
dijual bersama-sama," katanya

Sumber : Sumber : https://www.tribunnews.com/regional/2018/11/08/berkaca-pada-kasus-sugiharto-


sengketa-perbankan-syariah-diadili-di-pengadilan-agama?page=2.

Di Indonesia saat ini, banyak lembaga alternatif penyelesaian sengketa yang menyediakan layanan
mediasi, sebutkan 2 contoh lembaga tersebut beserta kewenangannya. Bagaimana cara menentukan
suatu sengketa dapat diajukan ke lembaga APS untuk diselesaikan melalui mediasi. Jelaskan

2 dari 2

Anda mungkin juga menyukai