Anda di halaman 1dari 3

Nama : Rizki Samsul Kurnia

Prodi : Sarjana Keperawatan


Kelas:B Tingkat 1
NIM :C1AA20098
Matkul : Promkes

MODEL TRANSAKSIONAL
STRESS DAN KOPING

• Stress adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi.
• Banyak hal yang memicu stress,seperti : Rasa khawatir,kesal,frustasi,perasaan
tertekan,kesedihan,pekerjaan yang berlebihan,sindrom premenstruasi (PMS)
• Diawal 1960-an dan 1970-an stress dianggap sebagai fenomena transaksional stimulus ke
perseptor
• koping (kemahiran bertahan ) adalah menstabilkan faktor yang dapat membantu individu
mempertahankan adaptasi psikososial selama periode menegangkan
• koping meliputi perilaku kognitif dan upaya mengurangi atau menghilangkan stress terkait
kondisi dan tekanan emosional ( Lazarus dan folkam,1984 : Moos dan schaefer,1993)

Ada Dua Cara Menghadapi Stress

• respon berfokus pada masalah yaitu stress dihilangkan atau dikurangi dengan memecahkan
atau mengendalikan masalah
• respon berfokus pada emosi yaitu respon  respon diarahkan pada reaksi emosional dari
peristiwa dan cenderung digunakan untuk menangani masalah masalah yang tidak terkendali.
• ketika  berhadapan dengan stresor,seseorang mengevaluasi potensi ancaman atau disebut
dengan penilaian primer, yaitu  penilaian seseorang tentang makna dari suatu peristiwa
sebagai stres,positif,terkendali,menantang atau tidak relavan . Penilaian kedua menghadapi
stresor  adalah evaluasi pengendalian stresor dan sumber daya yang dimiliki untuk
menghadapinya. ( cohen 1984 ) 

Aplikasi Model Transaksional


dari Stres dan koping

• Aplikasi ini berguna untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengaruh stres
pada orang tidak semua sama. Stress dapat menyebabkan penyakit pengalaman negatif. 
• Untuk mengatasi  stress, strategi masalah befokus koping, emosi yang befokus koping,dan
makna berbasis  koping dapat digunakan sebab penelitian yang memfasilitasi atau
menghambat praktik praktik gaya hidup ( Glanz,dkk,2002) 

Model Transaksional Stres dan Koping

 Stres adalah suatu kondisi atau keadaan tubuh yang terganggu karena tekanan psikologi. Bias
anya stres dikaitkan bukan karena penyakit fisik tetap lebih mengenai kejiwaan. Banyak hal y
ang memicu stres, seperti : rasa khwatir, kesal, kletihan, frustasi, perasaan tertekan, kesedihan
, pekerjaan yang berlebihan, sindrom premenstruasi (PMS), fokus yang berlebhan  pada suatu 
hal, perasaan bingung, berduka cita dan juga rasa takut. Stresor adalah keadaan yang diakibat
kan oleh lingkungan internal atau eksternal sehingga memengaruhi tindakan kesejahteraan da
n membutuhkan kesehatan fisik maupun  psikologis untuk mengembalikan keseimbangan (La
zarus & Cohen, 1977). Diawal 1960-an dan 1970-an, stres dianggap sebagai fenomena transa
ksional stimulus ke perseptor. Koping (kemahiran bertahan) adalah menstabilkan faktor yang 
dapat membantu individu memprtahankan adaptasi psikososial selama perode menegangkan. 
Koping meliputi perilaku kognitif dan upaya mengurangi atau menghilangkan stres terkait ko
ndisi dan tekanan emosional (Lazarus dan Folkam, 1984 ; Moos dan Schaefer, 1993). Ada du
a cara menghadapi stres. Cara pertama adalah respon berfokus pada masalah yaitu resfon diar
ahkan pada  peristiwa eksternal. Stres dihilangkan atau dikurangi dengan memecahkan atau 
mnegendalikan masalah. Cara kedua adalah respon berfokus pada emosi yaitu resfon diarahk
an pada reaksi emosional dari peristiwa dan cenderung digunakan untuk menangani masalah-
masalah yang tidak terkendali.

Model transaksional dari stres dan koping adalah suatu kerangka kerja untuk mengevaluasi pr
oses mengatasi peristiwa stres. Pengalaman stres ditafsirkan sebagai transaksi orang dengan li
ngkungannya. Transaksi ini bergantung pada dampak dari stresor eksternal. Hal ini dimediasi 
oleh penilaian pertama orang tentang streosor dan penilaian kedua pada sumber daya sosial at
au budaya sekitarnya. Ketika berhadapan dengan stresor, seseorang mengevaluas potensi anc
aman atau disebut dengan penilaian primer, yaitu  penilaian seseorang tentang makna dari sua
tu peristiwa sebagai stres, positif, terkendali, menantang, atau tidak relevan. Penilaian kedua 
menghadapi stresor adalah evaluasi  pengendalan stresor dan sumber daya yang dimiliki untu
k menghadapnya. Sebagai conto,  penilaian sumber daya masyarakat dalam mengatasi dan m
embuat sebuah pilihan seperti apa yang dapat dilakukan tentang situasi yang terjadi (cohen, 1
984). Glenz,dkk. (2002) melakukan survei, eksperimen, dan kuesieksperimen terhadap teknik 
terapi biofeedback, relaksasi, dan citra visual untuk memperkuat teorinya yang mengembang
kan kesadaran dan kontrol tanggapan pada stres. Biofeedback adalah salah satu teknik mengu
rangi stres dan ketegangan dalam menanggapi situasi sehari-hari. Teknik relaksasi mengguna
kan stimulus mental yang konstan, sikap pasif, dan lingkungan yang tenang. Teknik relaksasi 
yang umum digunakan adalah relaksasi pelatihan, hipnosis, dan yoga. Visual citra adalah tek
nik yang digunakan untuk meningkatkan suasan hati seseorang
dan meningkatkan keterampilan koping, misalnya dengan memvisualisasikan pertahanan anti
bodi menghancurkan sel tumor. 

Aplikasi Model Transaksional dari Stres dan Koping 

Aplikasi ini beguna untuk promosi kesehatan dan pencegahan penyakit. Pengaruh stres  pada 
orang tidak semua sama. Stres dapat menyebabkan penyakit pengalaman negatif. Faktor  pent
ing dalam mengatasi stres adalah apakah hal itu memengaruhi dan bagaimana orang mencarin
perawatan medis atau dukungan sosial pada orang profesional. Untuk mengatasi stres, strateg
i masalah berfokus koping, emosi yang berfokus koping, dan makna berbasis koping dapat di
gunakan sebab penelitian yang memfasilitasi atau menghambat praktik- praktik gaya hidup (
Glanz,dkk,2002

Theory of Reasoned Action (TRA)
 
TRA merupakan teori perilaku manusia secara umum, yang mana teori ini digunakan dalam b
erbagai perilaku manusia, khususnya berkaitan dengan masalah sosiopsikologis. Teori ini ke
mungkinan berkembang dan banyak dignakan untuk menentukan faktor-faktor yang berkaita
n dengan perilaku kesehatan. Teori ini menghubungkan antara keyakinan, sukaf, kehendak (i
ntention) dan perilaku. Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya cara terbaik 
mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang adalah mengetahui kehendak orang tersebut. 
Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu memperhatikan sesuat
u yang dianggap penting. Kehendak ditentukan oleh sikaf dan norma subjektif. Komponen si
kaf merupakan hasil pertimbangan untung-rugi dari perilaku tersebut (outcome of the behavo
r) dan pentingnya konsekuensi-konskuensi bagi individu (evaluation regarding the outcome). 
Aplikasi TRA 

TRA merupakan model untuk meramalkan perilaku preventif dan telah digunakan dalam berb
agai jenis perilaku sehat yang berainan, seperti pengaturan penggunaan subtansi ertentu (mer
okok, alkohol, dan narkotik), perilaku makan dan pengaturan makan, pencegahan AIDS dan p
enggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol, penggunaan alat kontrasepsi, lat
ihan kebugaran, dan praktik olahraga. TRA juga digunakan untuk memenuhi  persyaratan tin
dakan keselamatan dan kesehatan kerja K3), seperti tindakan keselamatan dalam pertambang
an batubara, ketidakhadiran karyawan, dan perilaku konsumen. 
Kelemahan TRA 

Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang, kehendak ti
dak selalu menuju perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau m
emengaruhi kehendak atau perilaku (Van Oost, 1991 dalam Smet, 1994). Meskipun demikian
, kelebihan TRA dibandingkan HBM adalah bahwa pengaruh TRA  berhubungan dengan nor
ma subjektif, Menutut TRA, seseorang dapat membuat  pertimbangan berdasarkan alasan-
alasan yang sama sekali berbeda. Hal ini berarti keputusan
seseorang untuk melakukan sesuatu tindakan tidak dibatasi pertimbangan-pertimbangan kese
hatan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat di gambar

Kelebihan TRA  
Memberikan pegangan untuk menganalisis komponen perilaku dalam item yang oprasional

Anda mungkin juga menyukai