KEGAWATDARURATAN
Disusun oleh:
C1AA20099
2024
A. Summary Jurnal
1. Hasil Literasi
Hasil penelitian ini Pengambilan data dilaksanakan pada bulan September tahun 2019 dan
diperoleh 222 kuiesioner yang dikembalikan, dan yang memenuhi persyarataan untuk
ditindaklanjuti ke tahap pengolahan data. Data demografik berupa data jenis kelamin, tingkat
pertama pra rumah sakit. Semua data ditampilkan dalam bentuk distribusi frekuensi.
dilakukan. Hasil penelitian didapatkan nilai mean 87,31. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah pelaksanaan initial assessment yang dilakukan oleh mahasiswa dalam kategori
sangat tinggi. Saran untuk pendidikan tinggi keperawatan agar terus meningkatkan
pengetahuan dan pengalaman praktik peserta didik dalam melaksanakan initial assessment.
Hasil penelitian dari total 25 sampel, mayoritas responden dalam penelitian ini
berjenis kelamin laki-laki (52%) dengan rata-rata usia antara 25-30 tahun (80%) dan
Hari pertama pelatihan, peserta diberikan materi tentang dasar pertolongan pertama,
penilaian korban dan cidera jaringan lunak. Hari kedua pelatihan, peserta diberikan materi
pelatihan tentang bantuan hidup dasar, perdarahan dan pembalutan dan pembidaian. Selain
materi tersebut yang diberikan di kelas, peserta juga diberikan materi praktek bantuan
hidup dasar (BHD)/RJP, balut bidai dan transportasi dan stabilisasi korban. Untuk menilai
sejauh mana pengetahuan peserta dalam menerima materi pelatihan, telah dilakukan post
test tulis dan praktek BHD. Berdasarkan evaluasi post test tentang emergency first aid
course, seluruh peserta dinyatakan lulus uji tulis dengan nilai batas lulus 60. Rata-rata nilai
2. Analisis Literatur
Kejadian bencana tidak dapat terprediksi, bahkan sering kali tidak dapat dicegah (Andrews
& Quintana, 2015). Bencana menimbulkan dampak baik terhadap individu, keluarga dan
masyarakat, maupun infrastruktur bahkan negara sekalipun. Dampak akibat bencana sering
menimbulkan korban, dan cidera yang memerlukan pertolongan yang cepat sebelum mendapatkan
bantuan professional yang semestinya (Andrews & Quintana, 2015; International Federation of Red
Cross and Red Crescent Societies, 2016). Pertolongan pertama pada kodisi kegawatdaruratan tidak
hanya berkaitan dengan cedera fisik atau penyakit, tetapi juga termasuk perawatan pada awal
terjadinya sakit atau terluka. Selain itu dukungan psikososial bagi penderita juga diperlukan
Initial Assessment merupakan pengkajian awal yang dilakukan pada menit pertama
dalam menangani kegawat-daruratan pada pasien trauma yang sangat berat dan
menentukan keselamatan pasien (Suharya et al., 2018). Initial assessment merupakan suatu
siklus penilaian yang dilakukan dengan cepat untuk menangani pasien gawat dan kritis
yang diikuti dengan tindakan resusitasi (Khairari, 2021). Pengkajian ini dilakukan untuk
menemukan dengan segera kondisi pasien yang mengancam nyawa (Campbell & Alson,
2016). Perawat harus menyelesaikan pengkajian fisik dan psikososial secara cepat dan
berkelanjutan untuk melihat masalah keperawatan yang muncul dalam ruang lingkup
kegawatdaruratan. Data dari National Center for Injuriy Prevention and Control (NCIPC),
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah instalasi yang menangani pasien yang dalam
kondisi kegawatdaruratan dengan dilengkapi oleh pemberi pelayanan yang sudah memiliki
keterampilan dalam bidang gawat darurat. [1]. Pelayanaan pasien yang dalam kondisi
gawat darurat merupakan sesuatu yang sangat penting mengingat IGD Sebagai pintu
terdepan rumah sakit. IGD harus memberikan pertolongan yang cepat dan tepat untuk
kecepatan pertolongan yang diberikan kepada pasien memiliki waktu yang terstandar untuk
mendapatkan hasil penanganan yang tepat [2]. Ruang IGD merupakan ruangan dimana
pasien mendapatkan perawatan pertama kalinya. Salah satu kasus yang banyak terjadi di
Keberhasilan siswa bergantung pada lingkungan belajar yang aman. Sekolah yang tidak
aman akan menghalangi siswa untuk mencapai prestasi akademik dan non-akademik.
Ketidakamanan di sekolah dapat berupa ketidakamanan fisik atau mental. Keluarga dan masyarakat
menginginkan sekolah yang dapat menjaga siswa dari bahaya dan ancaman fisik dan mental.
Ketidakamanan ini dapat menyebabkan rasa tidak aman yang pada akhirnya akan berdampak pada
prestasi akademik dan nonakademik siswa. Siswa sekolah adalah kelompok yang sangat rentan
terhadap keadaan darurat karena banyaknya kemungkinan yang dapat terjadi pada mereka. Untuk
mengurangi risiko ini dan meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap bencana, sekolah dan
profesional darurat bekerja sama untuk mengurangi risiko ini (Austin et al., 2014).
pemberitaan di media elektronik maupun cetak yang sering kali menampilkan berita
kecelakaan baik di jalan raya, kecelakaan kerja, di sekolah ataupun di rumah tangga.
Kenapa ini bisa terjadi, salah satunya karena masyarakat Indonesia tidak tahu cara
menolong korban yang baik dan benar saat menemukan korban. Tidak jarang akibat
tindakan yang salah saat menolong bisa menambah cidera bahkan kematian. Sistem
Pelayanan Gawat Darurat Terpadu (SPGDT) menjadi solusi terpilih terbaik untuk memberi
bantuan bagi seseorang dengan kriteria “gawat darurat”. Pusponegoro (2005) menyatakan
bahwa suatu sistem yang baik akan tercermin dari waktu tanggap (Respon Time) sesaat
setelah cedera terjadi. Keberhasilan pertolongan terhadap penderita gawat darurat itu
tergantung kepada tiga hal yaitu kecepatan ditemukannya penderita, kecepatan meminta
bantuan pertolongan dan kecepatan dan ketepatan bantuan yang diberikan. Melihat ketiga
faktor tersebut dapat dimengerti bahwa pertolongan pertama di tempat kejadian ( On The
Spot ) sebaiknya dilakukan oleh penolong yang memahami prinsip resusitasi dan
stabilisasi, ekstrikasi dan evakuasi, serta cara transportasi penderita dengan benar
DAFTAR PUSTAKA
Chanif, Maryam, & Widodo, S. (2015). Optimalisasi UKS dalam Penanganan Kegawatdaruratan
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/psn12012010/article/view/1619/1671
Khairari, N. D. (2021). The Initial Assessment of Nurse Knowledge to Response Time in Traffic
https://doi.org/10.26714/mki.4.2.2021.127-132
Syamsidar, S., & Rahim, R. (2023). Efektifitas Penerapan Aplikasi Pediactric Triage
Metode Jumpstart terhadap Penanganan Awal Kegawatdaruratan pada Anak. Mando Care