Anda di halaman 1dari 33

PRESENTASI HASIL MINI RESEARCH

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN


REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN
SIKAP SISWA SMAK 1 SEWON KABUPATEN
BANTUL MENGENAI SISTEM REPRODUKSI
Disusun Oleh :
1. Ibrahim Fattah Hudiya
2. Sahanadia Kurnia Putri
3. Almas Nur Prawoto
4. Achmad Yasin Mustamin
5. Qurata Aini Dewi
6. Monica Tri Apriana
Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kedokteran
Masyarakat
Puskesmas Sewon I, Bantul, Yogyakarta 1
2018
LATAR BELAKANG
KEHAMILAN YANG TIDAK JUMLAH ABORSI YANG
DIINGINKAN DAN MASALAH TIDAK AMAN DI TAHUN
KESEHATAN REPRODUKSI 2008 = 21-22 JUTA DI
ADALAH SALAH SATU
SELURUH DUNIA DAN ADA
MASALAH UTAMA DI SELURUH
DUNIA
22 ABORSI YANG TIDAK
AMAN PER 1.000 WANITA
BERUSIA 15-44 TAHUN
PENDEKATAN EDUKASI SEKS
SEBAGAI SALAH SATU UPAYA
UNTUK MENYELESAIKAN
REMAJA MEMILIKI HAK
KEHAMILAN USIA DINI SERTA
PENYAKIT MENULAR UNTUK MENDAPATKAN
SEKSUAL LAYANAN KESEHATAN
SEKSUAL

MELIHAT PENGARUH
SISWA/ SISWI SMK BELUM
PENYULUHAN KESEHATAN
TERLALU BANYAK REPRODUKSI TERHADAP
MENGETAHUI TENTANG PENGETAHUAN DAN SIKAP
KESEHATAN REPRODUKSI SISWA/SISWI SMK MENGENAI
SISTEM REPRODUKSI 2
RUMUSAN MASALAH
Apakah penyuluhan mengenai sistem
reproduksi manusia pada remaja memiliki
pengaruh terhadap pengetahuan kesehatan
reproduksi?

???

3
TUJUAN PENELITIAN
Umum Khusus

A. PENGETAHUAN REMAJA
MENGETAHUI TERHADAP KESEHATAN
PENGARUH REPODUKSI
PENYULUHAN SISTEM
REPRODUKSI B. SIKAP DAN KEBIASAAN
TERHADAP SEKSUAL REMAJA TERUTAMA
PENGETAHUAN KALANGAN PELAJAR
KESEHATAN SMA/SEDERAJAT
REPRODUKSI
C. PENGARUH PENYULUHAN
MENGENAI TINGKAT
PENGETAHUAN SISTEM
REPRODUKSI PADA REMAJA 4
MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Bagi Kedokteran Komunitas
Meningkatkan kualitas pelayanan kedokteran, khususnya dalam
meningkatkan derajat kesehatan reproduksi remaja.

2. Manfaat Bagi Perkembangan Ilmu Kedokteran


Memberikan kontribusi dalam mengembangkan ilmu kedokteran
yang dapat meningkatkan derajat kesehatan pada pasien

3. Manfaat Bagi Responden


Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan reproduksi

4. Manfaat Bagi Puskesmas


Informasi kepada pengelola program kesehatan reproduksi,
khususnya dalam upaya pencegahan kehamilan beresiko tinggi. 5
KEASLIAN PENELITIAN

Novitasari R., • Pengaruh Penyuluhan Terhadap Tingkat


Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi
(2013) pada Siswa SMP Negeri 24 Surakarta

• Gambaran pengetahuan remaja putri


Purnamasari T., tentang resiko kehamilan di usia dini di
(2015) desa heuleut kecamatan kadipaten
majalengka tahun 2014

• Hubungan Pengetahuan dengan Sikap Remaja


Yuniarti et al Putri tentang kehamilan Usia Dini di Desa
(2011) Ciwareng Kecamatan Babakan Cikao
Kabupaten Purwakarta Tahun 2011
6
TINJAUAN PUSTAKA

PENYULUHAN

PENGETAHUAN

ANATOMI DAN
FUNGSI SISTEM
REPRODUKSI

KESEHATAN
REPRODUKSI
7
KERANGKA KONSEP

Faktor : PENGETAHUAN
1. Tingkat Pendidikan
Cara Mengatasi :
2. Tingkat social
ekonomi 1. Diskusi Kelompok
3. Adat istiadat 2. Curah pendapat
4. Kepercayaan PENGETAHUAN 3. Bola salju
Masyarakat 4. Kelompok kecil-kecil
5. Ketersiadaan Waktu 5. Memainkan peran
Masyarkat 6. Permainan simulasi
6. Metode Pendidikan
Individual SIKAP
7. Metode Pendidikan
Kelompok

8
HIPOTESIS
Penyuluhan kesehatan reproduksi
berpengaruh terhadap tingkat
pengetahuan kesehatan reproduksi
pada siswa SMK Sewon I

9
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
• Jenis penelitian menggunakan eksperimen
semu (Quasi Experimental) dengan rancangan
penelitian One Group Pretest Posttest Design
• Populasi dan sampel
Sampel:
Populasi: Subjek
peneltian: Jumlah didapatkan
Siswa/Siswi berdasarkan
Ditentukan
Kelas X SMK berdasarkan perhitungan
1 Sewon kriteria inklusi sampling terhadap
Bantul dan eksklusi jumlah subjek
penelitian 10
Rumus sampel :

Jumlah sampel setelah ditambahkan 10% adalah


55 responden

11
LOKASI DAN WAKTU
PENELITIAN

Lokasi penelitian dilaksanakan di


SMK 1 Sewon Bantul

Waktu penelitian pada tanggal 16


Januari 2018.

12
VARIABEL PENELITIAN

• Penyuluhan Kesehatan
Bebas Reproduksi

• Tingkat Pengetahuan
Terikat Kesehatan Reproduksi

13
Instrumen Penelitian

Surat ijin penelitian

Kuisioner Pretest & Posttest

Materi Penyuluhan

Media Pendukung Penyuluhan : Leaflet

14
JALANNYA PENELITIAN

Tahap persiapan

Tahap pelaksanaan
dan pengambilan data

Tahap akhir

15
ANALISIS DATA
Analisis data
Pengumpulan secara
data statistik

Analisis Analisis
Univariat Bivariat

Uji Wilcoxon
Karakteristik
Dengan
variabel
Aplikasi SPSS
16
Hasil Uji Hipotesis
A. Karakteristik Reponden
Berdasarkan Umur:
Jumlah Usia Persentase
24 15 40%
36 16 60%

Berdasarkan kejuruan:
Jumlah Kejuruan Persentase

30 Tata rias 50%

30 Tata busana 50% 17


B. Analisis Distribusi Data

 Hasil Uji Normalitas Distribusi Nilai


Pretest Dan Post Test Pengetahuan
Nilai Pretest-Posttest
Sig. .911

Nilai pretest dan posttest p>0,05 yang dapat


diinterpretasikan sebagai distribusi data
yang normal.

18
 Hasil Uji Normalitas Distribusi Nilai
Pretest Dan Post Test Sikap
Nilai Pretest-Posttest
Sig. .0000

Nilai pretest dan posttest p>0,05 yang dapat


diinterpretasikan sebagai distribusi data
yang tidak normal

19
 Distribusi Nilai Mean untuk Pengetahuan

N Mean

Pengetahuan Pretest 60 46,29%

Posttest 60 60,80%

 Distribusi Skor Sikap Terhadap Kesehatan


Reproduksi

Sikap Pretest Posttest


Buruk 20% 20%
Sedang 43,3% 18%
Baik 46,6% 62% 20
Analisis Pengaruh Penyuluhan terhadap Peningkatan
Pengetahuan dan Sikap Terhadap Kesehatan
Reproduksi pada siswa di SMK Sewon 1

• Hasil Uji Analisis Wilcoxon nilai Pengetahuan Pre


Test dan Post Test

Variabel Pretest Posttest


N (jumlah) 60 60
Mean 21,38% 30,65%
P Value 0.000

Nilai p=0,000 Artinya nilai p<0,05


Kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna
dalam pengetahuan dari dua set data.

21
• Hasil Uji Analisis Wilcoxon nilai Sikap Pre Test dan
Post Test
Variabel Pretest Posttest
N (jumlah) 60 60
Sikap Buruk: 20% Buruk : 20%
Sedang: 43,4% Sedang : 18%
Baik: 46,6% Baik : 62%
P Value 0.453

Nilai p=0,453 Artinya nilai p>0,05


Kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang
bermakna dalam sikap dari dua set data.

22
PEMBAHASAN
A. Karakteristik Reponden
Pada penelitian ini jumlah responden adalah 60
perempuan. Dilihat dari segi umur 40% persen berusia 15
dan 60% berusia 16 tahun.

B. Penyuluhan
Penambahan pengetahuan dan kemampuan
seseorang melalui tehnik praktek belajar atau instruksi untuk
mengubah atau mempengaruhi perilaku manusia secara
individu, kelompok maupun masyarakat untuk dapat lebih
mandiri dalam mencapai tujuan hidup sehat.

23
PEMBAHASAN
C. Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi
pada siswi-siswi SMK Sewon I didapatkan hasil
yang sedang karena rata-rata memiliki skor yang
cukup rendah yaitu 30% sebelum dilakukan
penyuluhan

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat


pengetahuan seseorang antara lain:
– Pendidikan
– Lingkungan
– Informasi 24
PEMBAHASAN
D. Perbedaan Pengetahuan Kesehatan Setelah
Penyuluhan
• Responden telah memiliki pengetahuan baik pada
pretest dan meningkat lebih baik dengan
peningkatan nilai tingkat pengetahuan pada posttest.
• Nilai meningkat dari 21,38% (Pretest) menjadi
30,65% (posttest)
• Rerata pretest yg lebih rendah daripada posttest
setelah penyuluhan di hari yang sama.

25
Perbedaan Pengetahuan Kesehatan
Setelah Penyuluhan
• Faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pemahaman seseorang yaitu faktor internal
yang terdiri dari faktor biologis (jasmaniah) dan
faktor psikologis (rohaniah) (FIP – UPI, 2007).
– Biologis : Kondisi fisik dan jasmani individu
– Psikologis :
• Intelegensi
• Kemauan
• Bakat
• Daya Ingat 26
• Proses mengingat suatu informasi
terdapat 3 tahapan yaitu:
• Memasukan informasi (encoding)
• Penyimpanan (storage)
• Mengingat (retrieval stage)

27
Sikap Terhadap Kesehatan
Reproduksi
• Berdasarkan hasil penelitian dapat
diketahui bahwa sikap mahasiswi di SMK
Sewon I tergolong baik.
• Setelah dilakukan penyuluhan tidak ada
perubahan pada sikap terhadap
kesehatan reproduksi pada sampel.
• Hal ini dikarenakan pada pretest sampel
sudah memiliki sikap yang baik
terhadap kesehatan reproduksi.
28
Jumlah Sampel, Waktu,
Tenaga Dan Biaya
KETERBATASAN
PENELITIAN
Tingkat Pengetahuan

Tidak Komprehensif

Hanya Satu Kali


Penyuluhan

29
KESIMPULAN
Berdasarkan tujuan penelitian dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi siswi-siswi SMK


Sewon I kelas X yaitu sebanyak 60 siswi berpengetahuan
baik dengan nilai rata-rata 60,8% pada hasil posttest.
2. Sikap remaja mengenai kesehatan reproduksi pada siswi-
siswi SMK Sewon I menunjukkan hasil baik yang
ditunjukkan dalam persentase sebesar 62%.
3. Terdapat pengaruh yang signifikan secara statistik
terhadap pengetahuan kesehatan reproduksi setelah
dilakukan penyuluhan (nilai p<0,05 yaitu 0,000)

30
SARAN
 Untuk guru SMK Negeri 1 Sewon Yogyakarta
pertahankan kedisiplinan dalam belajar mengajar
sehingga dapat memberikan suritauladan yang baik
buat siswanya.
 Untuk SMK Negeri 1 Sewon Yogyakarta diharapkan
dapat memberikan pelajaran tambahan atau ekstra
khusus untuk menambah pengetahuan siswa.
 Untuk siswa SMK Negeri 1 Sewon Yogyakarta agar
menumbuhkan rasa percaya diri dalam mengerjakan
soal-soal kuesioner yang telah dibagikan maupun
pelajaran lainnya.

31
Referensi
TERIMAKASIH

33

Anda mungkin juga menyukai