Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

FILSAFAT PANCASILA
“SEANDAINYA INDONESIA TANPA PANCASILA”
Dianjurkan Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah :
Pendidikan Pancasila

Di Susun Oleh Kelompok 1:


M Ridwan (2022210014)
Aslam Fajar (202210040)
Abdul Malik (2022210092)
Mahrus Afandi (2022201119)
Nisfiatus Solihah (2022210201)
Nuris Syamsih (202210189)

Dosen Pengampu:
ABDUL BARI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MADURA
PAMEKASAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu, sholawat serta salam tercurah limpahkan kepada
baginda Rasulallah SAW yang telah membimbing kami dijalan yang lurus.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Terciptanya makalah ini, tidak hanya hasil kami melainkan banyak pihak yang mendukung dan
memberikan motivasi. Sekali lagi kami ucapkan banyak-banyak terima kasih atas terselesainya
makalah ini.

Kami sebagai penyusun sangat menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran. Semoga makalah ini
memberikan manfaat kepada orang lain.

Pamekasan,16 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN................................................................................

1.1 Latar Belakang...........................................................................................


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................
1.3 Tujuan........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

2.1 Manfaat Pancasila Untuk Indonesia..........................................................


2.2 Manfaat pancasila dalam kehidupan sehari-hari.......................................
2.3 Seandainya Indonesia Tanpa Pancasila......................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pancasila adalah dasar ideologi Indonesia, pandangan hidup bangsa. Pancasila terdiri atas
lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimasutkan dengan sistem
adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk
satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan satu kesatuan yang utuh.
Kesetiaan, nasionalisme, dan patriotisme warga negara kepada bangsa dan negaranya
dapat diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap filsafat negaranya secara fromal
diwujudkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan (Undang-Undang Dasar
1945,dan peraturan perundang-undangan lainnya). Kesetian warga negara berikut tampak
dalam sikap dan tindakan, menghayati, mengamalkan dan mengamankan peraturan
perundang-undangan itu.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa manfaat pancasila untuk Indonesia?
2. Apa manfaat pancasila untuk kehidupan sehari-hari?
3. Bagaimana jika Indonesia tanpa Pancasila?

1.3 Tujuan
1. Memahami pentingnya Pancasila bagi bangsa Indonesia.
2. Memahami dampak bila Indonesia tanpa Pancasila
BAB II
PEMBAHASA
N
2.1 Manfaat Pancasila Untuk Indonesia
Selain sebagai lambang negara kita (Indonesia). Pancasila adalah ideologi dasar bagi
negara Indonesia. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa
dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Bangsa Indonesia akan lenyap dan
musnah jika tanpa adanya Pancasila. Berbagai peristiwa yang berusaha untuk
menghancurkan Pancasila dan menggantikan nilai-nilai Pancasila, dari sanalah
semakin menandakan bahwa Pancasila tidak bisa dilepaskan dari bangsa Indonesia.
Pancasila memiliki manfaat bagi masyarakatnya, Pancasila adalah anugerah norma
tertinggi dari kehidupan bangsa Indonesia. Tidak ada norma yang lebih tinggi daripada
Pancasila, karena kelima silanya adalah intisari dari seluruh nilai-nilai budaya
masyarakat Indonesia yang telah dirumuskan oleh para Bapak bangsa kita. Kita harus
mampu dan kuat untuk menjadikannya pedoman dasar bagi kehidupan bangsa dan
negara Indonesia. Pancasila memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi bangsa
Indonesia. Manfaat Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Pancasila Menjadi Cara Pandang Bangsa


Pancasila sebagai cara pandang bangsa berfungsi agar bangsa Indonesia harus
berpedoman pada Pancasila dalam kehidupan sehari-sehari. Segala bentuk budaya dan
cita-cita moral Indonesia harus bersumber dari Pancasila. Hal ini dilakukan demi
tercapainya kesejahteraan lahir dan batin.

2. Pancasila Menjadi Jiwa Bangsa


Pancasila sebagai jiwa bangsa berfungsi agar Indonesia tetap hidup dalam jiwa
Pancasila. Setiap bangsa dan negara tentu memiliki jiwa. Dalam hal ini, Pancasila
menjadi jiwa Bangsa Indonesia. Pancasila sendiri telah ada sejak Bangsa Indonesia
lahir yaitu sejak proklamasi kemerdekaan.

3. Pancasila Menjadi Kepribadian Bangsa


Pancasila sebagai pribadi Bangsa Indonesia memiliki fungsi yaitu sebagai hal yang
memberikan corak khas Bangsa Indonesia dan menjadi pembeda yang membedakan
bangsa kita dengan bangsa lain.
4. Pancasila Menjadi Perjanjian Luhur
Pancasila sebagai perjanjian luhur telah berfungsi dan desepakati melalui sidang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia tanggal 18 Agustus 1945. Walaupun
disahkannya Pancasila hanya oleh PPKI, PPKI sebenarnya hanyalah suatu badan yang
mewakili suara rakyat. Jadi Pancasila merupakan hasil perjanjian bersama rakyat.

5. Pancasila Menjadi Sumber Hukum


Pancasila menjadi sumber hukum berfungsi untuk mengatur segala hukum yang
berlaku di Indonesia. Semua hukum harus tunduk dan bersumber dari Pancasila.
Setiap hukum tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.setiap sila-sila diPancasila
adalah nilai dasarnya sedangkan hukum-hukum adalah nilai instrumental (penjabaran
dari nilai dasar).

6. Pancasila Menjadi Cita-Cita Bangsa


Pancasila seabagai cita-cita bangsa memiliki fungsi yaitu untuk menciptakan
masyarakat yang adil dan makmur. Kita harus selalu mengingat dasar negara.
Pancasila yang merupakan landasan cita-cita perjuangan Bangsa Indonesia. Nilai-nilai
Pancasila harus diterapkan untuk mewujudkan kesatuan dan persatuan bangsa.

7. Pancasila Menjadi Falsafah Hidup Bangsa


Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa berfungsi nuntuk mempersatukan Bangsa
Indonesia. Pancasila dianggap memiliki nilai yang paling benar, adil, dan bijaksana
yang diharap dapat mempersatukan bangsa.
8. Pancasila Menjadi Dasar Negara
Pancasila menjadi dasar negara memiliki fungsi sebagai pengatur segala sesuatu
kehidupan Indonesia seperti rakyat, wilayah, dan pemerintah. Selain itu Pancasila
juga menjadi penyelengara negara dan kehidupan negara.

9. Pancasila Menjadi Ideologi Bangsa


Pancasila sebagai ideologi bangsa memiliki fungsi yaitu menjadi cara berpikir Bangsa
Indonesia. Pancsila menjadi bahan renungan dalam kehidupan sehari-hari
2.2 Manfaat Pancasila Dalam kehidupan sehari-hari
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila Sila ke V yang
harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup
adalah sebagai berikut:
1. Dalam Sila Ketuhanan Yang Maha Esa terkandung nilai religius, antara lain:
Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu
dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha
Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya; Contohnya: Menyayangi tumbuh-tumbuhan dan
merawatnya; selalu menjaga kebersihan dan sebagainya (Dedees, 2016).
Dalam Islam bahkan ditekankan, bahwa Allah tidak suka pada orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi, tetapi Allah senang terhadap orang-orang yang
selalu bertakwa dan selalu berbuat baik. Lingkungan hidup Indonesia yang
dianugerahkan Tuhan Yang Maha Esa kepada rakyat dan bangsa Indonesia merupakan
karunia dan rahmat-Nya yang wajib dilestarikan dan dikembangkan kemampuannya
agar tetap dapat menjadi sumber dan penunjang hidup bagi rakyat dan bangsa Indonesia
serta makhluk hidup lainya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas Hidup itu
sendiri (Murdiono et al., 2020).
2. Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab terkandung nilai-nilai perikema-nusiaan
yang harus diperhatikan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam hal ini antara lain sebagai
berikut: Pengakuan adanya harkat dan martabat manusia dengan segala hak dan
kewajiban asasinya. Penerapan, pengamalan/ aplikasi sila ini dalam kehidupan sehari
hari yaitu: Dapat diwujudkan dalam bentuk kepedulian akan hak setiap orang untuk
memperoleh lingkungan hidup yang baik dan sehat; hak setiap orang untuk
mendapatkan informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup; hak setiap orang untuk berperan dalam rangka
pengelolaan lingkungan hidup yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan hukum yang
berlaku dan sebagainya. Dalam hal ini banyak yang bisa dilakukan oleh masyarakat
untuk mengamalkan Sila ini, misalnya mengadakan pengendalian tingkat polusi udara
agar udara yang dihirup bisa tetap nyaman; menjaga kelestarian tumbuh-tumbuhan yang
ada dilingkungan sekitar; mengadakan gerakan penghijauan dan sebagainya. Nilai-nilai
Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab ini ternyata mendapat penjabaran dalam
Undang-Undang No. 23 Tahun 1997 di atas, antara lain dalam Pasal 5 ayat (1) sampai
ayat (3); Pasal 6 ayat (1) sampai ayat (2) dan Pasal 7 ayat (1) sampai ayat (2). Dalam
Pasal 5 ayat (1) dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama atas
lingkungan hidup yang baik dan sehat; dalam ayat (2) dikatakan, bahwa setiap orang
mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang berkaitan dengan peran dalam
pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (3) dinyatakan, bahwa setiap orang
mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Retnasari & Hidayah, 2019).
Dalam Pasal 6 ayat (1) dikatakan, bahwa setiap orang berkewajiban memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran
dan perusakan lingkungan hidup dan dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa setiap orang
yang melakukan usaha dan/ atau kegiatan berkewajiban memberikan informasi yang
benar dan akurat mengenai pengelolaan lingkungan hidup. Dalam Pasal 7 ayat (1)
ditegaskan, bahwa masyarakat mempunyai kesempatan yang sama dan seluas-luasnya
untuk berperan dalam pengelolaan lingkungan hidup; dalam ayat (2) ditegaskan, bahwa
ketentuan pada ayat (1) di atas dilakukan dengan cara: Meningkatkan kemandirian,
keberdayaan masyarakat dan kemitraan; Menumbuh kembangkan kemampuan dan
kepeloporan masyarakat; Menumbuhkan ketanggap segeraan masyarakat untuk
melakukan pengawasan sosial; Memberikan saran pendapat; Menyampaikan informasi
dan /atau menyampaikan laporan.
3. Dalam Sila Persatuan Indonesia terkandung nilai persatuan bangsa, dalam arti dalam
hal-hal yang menyangkut persatuan bangsa patut diperhatikan aspek-aspek sebagai
berikut: Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia
serta wajib membela dan menjunjung tinggi (patriotisme); Pengakuan terhadap Ke
Bhinneka Tunggal Ika dan suku bangsa (etnis) dan kebudayaan bangsa (berbeda-beda
namun satu jiwa) yang memberikan arah dalam pembinaan kesatuan bangsa; Cinta dan
bangga akan bangsa dan Negara Indonesia (nasionalisme) (Sutiyono, 2018).
Penerapan sila ini dalam kehidupan sehari-hari, antara lain: Dengan melakukan
inventarisasi tata nilai tradisional yang harus selalu diperhitungkan dalam pengambilan
kebijaksanaan dan pengendalian pembangunan lingkungan di daerah dan
mengembangkannya melalui pendidikan dan latihan serta penerangan dan penyuluhan
dalam pengenalan tata nilai tradisional dan tata nilai agama yang mendorong perilaku
manusia untuk melindungi sumber daya dan lingkungan (Wahyudi, 2017). Di beberapa
daerah tidak sedikit yang mempunyai ajaran turun temurun mewarisi nilai-nilai leluhur
agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh ketentuan-ketentuan adat
di daerah yang bersangkutan, misalnya ada larangan untuk menebang pohonpohon
tertentu tanpa ijin sesepuh adat; ada juga yang dilarang memakan binatang-bintang
tertentu yang sangat dihormati pada kehidupan masyarakat yang bersangkutan dan
sebagainya. Secara tidak langsung sebenarnya ajaran ajaran nenek leluhur ini ikut secara
aktif melindungi kelestarian alam dan kelestarian lingkungan di daerah itu. Bukankah
hal ini sudah mengamalkan Pancasila dalam kehidupan masyarakat yang bersangkutan
sehari-hari.
4. Dalam Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilai-nilai kerakyatan. Dalam hal ini ada
beberapa hal yang harus dicermati, yakni: Mewujudkan, menumbuhkan, mengem-
bangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab para pengambil keputusan
dalam pengelolaan lingkungan hidup; Mewujudkan, menumbuhkan, mengem-bangkan
dan meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab masyarakat dalam
pengelolaan lingkungan hidup; Mewu-judkan, menumbuhkan, mengembangkan dan
meningkatkan kemitraan, Masyarakat, dunia usaha dan pemerintah dalam upaya
pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
5. Dalam Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia terkandung nilai keadilan
sosial. Dalam hal ini harus diperhatikan beberapa aspek berikut, antara lain: Penerapan
sila ini tampak dalam ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur masalah lingkungan
hidup. Sebagai contoh, dalam Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/1999 tentang Garis-
Garis Besar Haluan Negara (GBHN), Bagian H yang mengatur aspek-aspek pengelolaan
lingkungan hidup dan pemanfaatan sumber daya alam (Yunita & Suryadi, 2018)`
Dalam ketetapan MPR ini hal itu diatur sebagai berikut (Penabur Ilmu, 1999 :
40): Mengelola sumber daya alam dan memelihara daya dukungnya agar bermanfaat
bagi peningkatan kesejahteraan rakyat dari generasi ke generasi. Meningkatkan
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup dengan melakukan konservasi,
rehabilitasi dan penghematan penggunaan dengan menerapkan teknologi ramah
lingkungan. Mendelegasikan secara bertahap wewenang pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah dalam pelaksanaan pengelolaan sumber daya alam secara selektif dan
pemeliharaan lingkungan hidup, sehingga kualitas ekosistem tetap terjaga yang diatur
dengan undang-undang. Mendayagunakan sumber daya alam untuk sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan
lingkungan hidup, pembangunan yang berkelanjutan, kepentingan ekonomi dan budaya
masyarakat lokal serta penataan ruang yang pengaturannya diatur dengan undang-
undang.
Adapun manfaat pancasila dalam kehidupan sehari-hari lainnya adalah:
Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila adalah nilai ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila ini merupakan dasar kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berikut manfaat Pancasila dalam kehidupan
Sehari-hari:
1. Manfaat sila pertama Pancasila ini antara lain:
• Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa.
• Percaya dan takwa Tuhan Yang Maha Esa.
• Menghormati agama orang lain.
• Tidak mengganggu peribadatan orang lain yang berbeda agama.
2. Manfaat sila kedua Pancasila :
• Kita dapat lebih saling menghormati guru dan teman,
• Dapat saling tolong menolong jika yang lain mengalami kesulitan.
• Akan lebih menghormati orang tua, menyayangi saudara, dan berbuat baik kepada
tetangga.
3. manfaat sila ketiga Pancasila .:
• Mengembangkan perilaku hormat kepada anggota keluarga yang lebih tua dan
menghargai anggota keluarga yang lebih muda.
• Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan peribadi.
• Selalu menjaga kerukunan dengan sesama anggota keluarga.
4. Manfaat sila ke empat Pancasila :
• Kita tidak akan memaksakan kehendak kepada orang lain.
• Akan lebih Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama.
• Musyawarah untuk mencapai muafakat diliputi akan oleh semangat kekeluargaan.
• Juga akan Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai
hasil musyawarah.
• Mengutamakan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.
5. Manfaat sila kelima Pancasila :
• Bersikap adil terhadap semua teman di tempat bermain.
• Akan memberikan bantuan jika ada teman bermain yang kesusahan.
• Selalu menghindari sikap sombong.
• Dan akan menghargai hasil karya teman
2.3 Seandainya Indonesia Tanpa Pancasila

Pancasila digunakan sebagai dasar negara dan tidak dapat diganggu gugat, Pancasila
merupakan rumusan bersama secara demokrasi dan telah disetujui oleh banyak orang
pada saat pengesahannya sehingga memiliki kedudukan yang sangat kuat. Sangat sulit
membayangkan Indonesia bila tanpa Pancasila. Ibarat sebuah rumah, Pancasila adalah
pondasi yang kuat sehingga mampu menopang Indonesia agar kokoh. Karena Pancasila
semua kebhinekaan yang ada tidak membuat kita terpecah, melainkan diikat menjadi
suatu kekuatan yang besar.
Tetapi bagaimana jika Indonesia tanpa Pancasila?? Semua orang pasti akan
beranggapan pasti akan hancur,kacau,dan sebagainya, tetapi tidak sedikit orang juga
yang berkata Indonesia bisa tetap berdiri tanpa adanya Pancasila. Kita lihat contoh
banyak sekali negara- negara diluar sana yang hingga saat ini tetap berdiri kuat dan maju
bahkan melebihi Indonesia tanpa adanya Pancasila, hanya Malaysia saja yang memiliki
Pancasila seperti Indonesia, berdasarkan beberapa analisis saya mengenai Pancasila ini,
Pancasila hanya sebuah kontrak sosial bagi masyarakat Indonesia. Pertama-tama saya
ingin menanggapi kekeliruan pandangan yang dicetuskan banyak pihak dengan
menyatakan, Pancasila adalah sebuah ideologi . Ini adalah pendapat yang keliru. Seperti
terungkap dalan notulen Badab Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia , rumusan Pancasila ada dalam dokumen yang disiapkan dalam proses
pembentukan negsra baru, yakni Republik Indonesia. Dengan demikian jelas sekali ia
merupakan suatu dokumen politik ,bukan falsafah atau ideologi. Sebuah dokumen
politik dalam proses pembentukan negara baru biasanya merupakan sebuah kontrak
sosial, artinya persetujuan atau kompromi antara sesama warga negara tentang asas- asas
negara baru itu.

Berdasarkan risalah badan persiapan itu terlihat juga jalannya perundingan


(musyawarah) menuju tercapainya sebuah komponen itu. Asas-asas pesetujuan
mendirikan negara baru itulah yang lalu disebut Pancasila. Ia dapat disamakan dengan
dokumen-dokumen penting negara-negara lain seperti Magna Carta di Inggris, Bill of
Rights di Amerika Serikat, Droit de I’homme di Perancis dan seterusnya. Bila prinsip-
prinsip yang terkandung dalam kontrak sosial itu dilanggar maka pada hakikatnya terjadi
pembubaran negara. Begitu pula sebenarnya dengan perubahan- perubahan terhadapa
Pancasila mensyaratkan pembubaran negara terlebih dahulu. Pertanyaannya kemuadian,
apabila kini muncul gagasan-gagasan untuk melakukan perubahan terhadap Pancasila
sebuah bentuk hak mengemukakan pendapat yang dijamin oleh Pancasila itu sendiri.
Bukankah itu berarti merupakan suatu langkah menuju pembubaran negara?
Pertanyaan selanjutnya,apakah pemerintah berhak memberlakukan prinsip-prinsip
kehidupan politik selain Pancasila,seperti pembetlakuan syariah di Aceh, atau di DI
Yogyakarta memproklamirkan diri sebagai kerajaan, atau daerah lain di Indonesia ingin
menjadi daerah Katolik dan lainnya. Apa yang kemudian terjadi dengan daerah-daerah
yang menyatakan berdiri di luar Pancasila atau Republik Indonesia ? Jawaban terhadap
pertanyaan ini bukan wewenang penulis untuk menjawabnya, akan tetapi merupakan
wewenang Mahkamah Agung atau badan-badan konstitusional lainnya di Indonesia.
Berdasarkan proses sejarahnya, embrio gagasan menjadikan Pancasila sebagai ideologi
muncul tahun 1950-an. Saat itu terjadi konflik antara pemerintahan pusat dan Darul
Islam/ Tentara Islam Indonesia. Namun,proses penafsiran Pancasila menjadi ideologi
baru berkembang pada masa Orde Baru. Dalam periode ini Pancasila menjelma menjadi
ideologi negara dan menjadi slogan melalui proses indoktrinasi P-4 disusul lahirnya
peringatan Hari Kesaktian Pancasila (permualaan Orde Baru=1 Oktober).

Dengan menjadikan Pancasila sebagai ideologi, maka dengan sendirinya Pancasila


mendapatkan saingan dengan gagasan-gagasan lain dimasyarakat majemuk seperti
Indonesia yang sudah tentu memiliki berbagai macam ideologi masing-masing. Ini
adalah jeratan yang menjerumuskan rezim Orde Baru, yang mengubah kontrak sosial
menjadi ideologi negara. Ini menjadikan Pancasila harus bersaing dengan ideologi-
ideologi lain daalam masyarakat. Akan beerbeda persoalannya bila rezim itu sadar
sejarah dan tetap menjadikan Pancasila sebagai sesuatu kontrak sosial. Sebagai kontrak
sosial, Pancasila layak berdiri diatas berbagai ideologi karena ia merupakan suatu
kontrak pembentukan negara. Apabila memang ingin diubah, berarti negaranya harus
dibubarkan lebih dulu. Dengan demikian, bila kontrak sosial itu tetap disepakati, maka
selama itu pula ngara Republik Indonesia bisa tegak berdiri. Sejarah telah
membuktikann,asas-asas kontrak sosial ini sebagian besar wilayah Indonesia berhasil
menyatukan dan mengonsolidasi negara terhadap banyak rongrongan seperti gerakan
seperatisme dan lainnya. Dari sejarah rumusan diatas menunjukkan bahwa pancasila
memberikan dorongan yang luar biasa dengan nilai-nilai serta makna didalamnya. Serta
berdampak buruk apabila nilai-nilai Pancasila di atas / tidak adanya Pancasila di
Indonesia .

Kita harus mewaspadai segala upaya yang merusak ideologi Pancasila untuk
menghancurkan bangsa Indonesia. Mari bersama jaga dan junjung tinggi Pancasila dari
berbagai serangan/Ideologi lain yang tak senafas dengan nilai-nilai kehidupan sosial
masyarakat Indonesia.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan ideologi yang sesuai dengan Indonesia karena mampu mewadahi
heterogenitas Indonesia yang tinggi dengan beragamnya agama, adat, buadaya dan lain-
lain. Pancasila memiliki arti penting bagi Indonesia sebagai identitas nasional yang
kemudian menjadi ciri khas dari bangsa Indonesia yang berbeda dari bangsa yang
lainnya namun bukan berarti menganggap rendah bangsa lain, tetapi harus tetap
menjunjung persaudaraan dunia. Dalam perkembangannya, Pancasila juga mengalami
berbagai dinamika interpretasi dari masa ke masa. Bila benar Pancasila itu masih ada
pada setiap sanubari kita, Insyaallah persatuan dan kesatuan negeri ini tetap ada. Dan
bila memang benar Pancasila itu masih melekat kuat dijiwa raga kita ini, Insyallah kita
selalu mau untuk bertoleransi dalam kehidupan yang damai dan indah. Apabila pancasila
tidak ada dalam diri Bangsa Indonesia maka negara ini akan keluar dari jalur kebenaran.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.kompasiana.com/fadjarhd/indonesia-tanpa-
pancasila_54f47c34745513a42b6c8a49

http://ellbona.blogspot.co.id/2014/12/peranan/penting/pancasila/bagi.html

http://digilib.um.ac.id/index.php/politik/indonesia-malaysia-hubungan-pelik-
pascakolonial.html

http://candycoffin.blogspot.co.id/2015/03/fungsi-pancasila-bagi-imdonesia.html

Anda mungkin juga menyukai