Anda di halaman 1dari 10

"Pedang Sabdo Palon tingkat II : Hembusan Api Neraka!

"

Ayunan pedang Sabrang berubah cepat saat melihat Ranti


berusaha menjaga jarak dengan bergerak mundur. Dia
kemudian menusuk dari kiri bersamaan dengan datangnya
serangan Pusaran Badai Api Kegelapan milik Sutawijaya dari
arah yang berlawanan.

no
so
Mendapat serangan dahsyat dari dua arah, Ranti bereaksi
ak
cepat. Dengan ekspresi wajah yang masih terlihat tenang, dia
mencoba memadatkan udara di sekitarnya untuk meredam
serangan Sutawijaya, sambil berusaha menahan kobaran api
ic
yang meluncur ke arahnya.
W
y

Ketenangan yang ditunjukkan Ranti bukan tanpa alasan, selain


cukup yakin kemampuannya masih berada jauh di atas dua
ck

lawannya, dia juga mulai bisa membaca pola teleportasi mata


bulan Sabrang setelah sebelumnya sempat terkecoh dua kali.
Ri

"Hujan seribu Pisau Air Loji!"

Puluhan pisau air tiba-tiba muncul ketika lengan kiri Ranti


membentuk lingkaran di udara. Dia kemudian mengendalikan
pisau-pisau itu dengan lincah, sambil menghindari serangan
Sutawijaya.

"Sekarang!" Sabrang kembali bertukar posisi dengan


Sutawijaya. Dia cukup yakin Ranti juga akan bernasib sama
seperti Lakeswara yang kebingungan dengan serangan yang
selalu berubah-ubah itu.

no
so
"Ayah benar-benar pintar membaca situasi, jurus teleportasi ini
ak
tidak hanya memaksanya menarik selimut air darah tapi juga
membuatnya bingung dengan serangan kami," Sutawijaya yang
kali ini berada di sisi kiri mencoba mengganggu gerakan Ranti.
ic
W

"Tarian .... "


y
ck

DEG
Ri

Sutawijaya dan Sabrang tersentak kaget karena di waktu yang


bersamaan, Ranti juga tiba-tiba mengubah gerakan pedangnya,
seolah tahu mereka akan berpindah posisi.
"Tidak mungkin, bagaimana dia .... " Sutawijaya tetap berusaha
merangsek masuk dengan serangan yang diawali oleh gerakan
tipuan. Setelah jurus berpindah tempatnya gagal, dia ingin
memberi waktu pada Sabrang menyerang dari sisi yang
berlawanan.

Namun, lagi-lagi Ranti kembali mampu menahan serangan dari

no
dua arah itu dengan sempurna. Dia menarik puluhan pisau
airnya dan bergerak mengikuti hembusan angin dan getaran

so
tanah yang tercipta dari hentakan kaki kedua lawanya.
ak
"Berhentilah bermain jurus murahan ini dan hadapi aku dengan
ic
seluruh kemampuan kalian!" Ejek Ranti sambil melepaskan
W

serangan balik.
y

"Tarian Rajawali!"
ck
Ri

Seolah sedang mengejek Sutawijaya, Ranti menyerang balik


menggunakan jurus yang sama, namun dengan energi yang
jauh lebih mengerikan, ketika berhasil menjauhkan Sabrang
dengan pisau airnya.

Pergerakan tangan Ranti berubah dengan begitu lembut dan


mendorong pedangnya melewati celah pertahanan Sutawijaya.
Pertarungan jarak dekat yang cukup sengit langsung terjadi.
Ranti yang kali ini menggabungkan Langkah Dewa Matahari dan
Ajian pengikat waktu untuk menutup "celah" karena tidak bisa
menggunakan selimut air darah sementara waktu, nyatanya
masih terlalu tangguh bagi Sutawijaya dan Sabrang.

no
so
Jurus teleportasi yang di masa lalu sempat membuat Jaka,
Lakeswara dan beberapa pendekar terkuat lainnya tak berkutik
mampu dipatahkan dengan cepat oleh Ranti. Praktis, hanya dua
ak
kali jurus mata bulan itu berfungsi mengecoh Ranti. Selebihnya,
dengan bantuan "semesta" dia bisa menebak kapan dan di
ic
mana dua lawannya akan bertukar posisi.
W

Sebagai seni kanuragan yang ajarannya menuntut menyatu


y

dengan alam, Kitab Sabdo Loji telah "membentuk" Ranti menjadi


ck

seorang pendekar yang mampu mengendalikan unsur alam,


(kecuali api) sampai partikel terkecil.
Ri

Dengan kemampuannya inilah, hampir bisa dipastikan tidak ada


yang bisa lepas dari pengamatannya karena air, angin, udara
dan tanah akan membantu membaca gerakan lawan, baik yang
sudah atau yang belum dilakukan.
"Dia membaca teleportasiku?" Melihat Sutawijaya mulai
terdesak, Sabrang mendekat cepat untuk membantu.

"Jurus Pedang Api Abadi tingkat dua : Tarian Api Abadi!"

no
Dengan satu perubahan langkah kaki, Sabrang kemudian
melepaskan empat serangan beruntun yang semuanya

so
mengincar titik vital di tubuh Ranti.
ak
ic
Benturan demi benturan pedang Naga Api, pedang Sutawijaya
dan pisau air terus terjadi, menciptakan energi kejut yang
W

menyebar ke segala arah. Seperti sedang bertarung di bawah


guyuran hujan, pisau-pisau air Ranti yang hancur sebagian
menyembur ke udara, sedangkan sebagian lainnya membentuk
y

belasan gelembung air kecil seukuran telur.


ck
Ri

"Ini sepertinya tidak akan berhasil. Dia benar-benar telah


menguasai area pertarungan dan pergerakan kalian!!" Naga Api
yang melihat dengan jelas bagaimana sempurnanya tubuh Ranti
bereaksi pada serangan Sabrang tampak mulai khawatir. Ini
pertama kalinya dia melihat tak ada satu pun serangan Sabrang
yang mengenai lawannya dalam mode Cakra Naga.
Sabrang sebenarnya juga merasakan hal yang sama dengan
Naga Api, tapi dia memilih membuang jauh pikiran itu karena
masih percaya pada mata bulan kebanggaannya.

"Naga Api, jika kau masih bisa bicara seperti itu, bukankah lebih
baik membantuku?!" Sabrang kembali menekan dari sisi kanan,
sedangkan Sutawijaya dengan puluhan keris yang berputar di

no
atas kepalanya bergerak dari kiri.

so
"Hentakan Kaki Pelebur Waktu!"
ak
ic
W

Sabrang sempat menggunakan ajian itu untuk membekukan


waktu di sekitarnya saat bergerak mendekat. Dia ingin merusak
pola serangan Ranti sebelum melepaskan serangan.
y
ck

"Tarian Iblis Pedang!!!"


Ri

Empat serangan Sabrang mengalir tanpa ampun, mengincar


leher dan dada Ranti di waktu yang hampir bersamaan,
membuat pergerakan ketua suku Loji itu terkunci.
Ranti tampak memicingkan matanya, dia cukup terkejut Sabrang
bisa menekan sejauh ini, terlepas dari bantuan Sutawijaya yang
sesekali cukup merepotkannya.

"Apa ini hanya perasaanku saja? Tapi sepertinya gerakannya


semakin lama semakin menyatu dengan alam," Ranti
menyambut serangan dari dua arah itu dengan pertahanan

no
berlapis gelembung air.

so
ak
Seperti sedang bermain air, Ranti mengendalikan gelembung air
tipisnya dengan sempurna, untuk membelokkan semua
serangan yang datang bertubi-tubi. Dia tampak lebih berhati-hati
ic
kali ini, karena menyadari lawannya itu adalah tipe pendekar
W

langka yang akan terus berkembang dalam sebuah pertarungan.


y

"Kalian berdua benar-benar bodoh! Apa kalian pikir Sabdo Loji


ck

hanya tentang selimut air?" Ranti sempat mengibaskan


selendang yang terikat di pinggangnya sebelum membuka celah
Ri

pertahanannya. Dia terlihat begitu santai seperti sedang berlatih


walau serangan yang dilepaskan Sabrang dan Sutawijaya
semakin cepat.

"Dia .... " Menyadari ada yang tidak beres ketika celah
pertahanan Ranti yang begitu kuat tiba-tiba terbuka, Sabrang
mendekat cepat dan mencoba memperingatkan anaknya
menjauh.
Namun, sebagai seorang pendekar yang insting bertarungnya
sudah terasah, tubuh Sutawijaya refleks mendekat dan
melepaskan serangan ke arah celah itu.

no
"Sutawijaya, tunggu!! Dia .... " Belum selesai Sabrang bicara,
Ranti sudah menarik pedang airnya untuk menutup celah

so
sekaligus melepaskan serangan.
ak
"Ajian Pengikat waktu : "Hujan seribu Pisau Air Loji!"
ic
W

"Ah tidak, dia menipuku!" Belasan pisau air itu langsung


y

disambut oleh perisai energi Anom. Namun, karena tidak semua


serangan bisa dihindari, Sutawijaya terpaksa melompat ke
ck

udara, membuat pertahanannya terbuka lebar.


Ri

"Tarian Rajawali dari Langit!!"

Energi pedang yang diselimuti aura berwarna hitam dan


berbentuk paruh rajawali langsung meluncur deras ke arah
Ranti. Namun setengah detik sebelum serangannya
menghantam tubuh lawannya itu, Sutawijaya merasakan
sesuatu muncul dari belakang.

"Jangan bercanda ... Ini jauh lebih cepat dari teleportasi milik
Ayah!" Wajah Sutawijaya memucat, dia sadar tidak akan bisa
menghindari serangan itu tepat waktu walau secepat apa pun
gerakannya.

no
so
"Sutawijaya, mundur!!" Dengan wajah panik, Sabrang bergerak
ak
mendekat dan menciptakan belasan lubang dimensi untuk
menghisap setiap serangan yang mengincar tubuh Sutawijaya,
tapi karena tidak semua bisa dipatahkan, Sabrang memutuskan
ic
menukar tubuhnya sendiri dan menjauhkan anaknya.
W
y

JLEB
ck
Ri

Pisau air Ranti menghunjam deras di tubuh Sabrang hingga


tembus ke punggungnya.

"Mengorbankan diri untuk anakmu?! Aku benar-benar tersentuh,


tapi .... "
"Tapi kau telah masuk perangkapku!" Sabrang mencengkeram
pedang air Ranti cepat, dia kemudian melepaskan hawa dingin
yang sangat pekat untuk membekukan Pedang lawannya.

"Dia?!!" Ranti berusaha mencabut pedangnya cepat, tapi belum


sempat itu dilakukan, dua Naga Air yang keluar dari tubuh
Sabrang sudah mengikatnya.

no
so
"Sutawijaya!" ak
ic
WUSSHH
W
y

Tubuh Ranti tiba-tiba menjadi kaku bersamaan dengan


ck

pandangan matanya yang menghitam, dan begitu kedua bola


matanya sudah kembali normal, dia sudah berada di tengah
desa Klepu.
Ri

Anda mungkin juga menyukai