Anda di halaman 1dari 6

LEMBAR TUGAS MANDIRI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG


TIRTAYASA
Jalan Jenderal Sudirman Km 3 Cilegon

Nama : Fariz Ath-thaariq Shalih

Nim : 8881190008

Kelompok : A

Prognosis dan Komplikasi Anemia

Pendahuluan

Anemia adalah kondisi dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau


hematokrit (Ht) atau jumlah RBC, hal ini adalah presentasi dari kondisi yang
mendasarinya dan dapat dibagi menjadi makrositik, mikrositik atau normositik.
Pasien dengan anemia biasanya datang dengan gejala seperti lesu, lemah dan
kelelahan. Anemia yang berat dapat hadir dengan sinkop, sesak napas, dan toleransi
latihan yang berkurang. Anemia digambarkan sebagai penurunan proporsi sel darah
merah, anemia juga bukanlah diagnosis, tetapi merupakan presentasi dari kondisi
yang mendasarinya. Gejala yang timbul pada pasien yang mengalami anemia
bergantung pada etiologi anemia, ketajaman onset dan adanya komorbiditas lain,
terutama penyakit kardiovaskular. Kebanyakan pasien mengalami beberapa gejala
yang berhubungan dengan anemia ketika hemoglobin turun dibawah 7,0 g/dL.1

Erythropoietin (EPO) yang dibuat di ginjal merupakan stimulator utama


produksi sel darah merah (RBC). Hipoksia jaringan adalah stimulator utama produksi
EPO dan kadar EPO umumnya berbanding terbalik dengan konsentrasi hemoglobin,
artinya seseorang yang mengalami anemia dengan hemoglobin rendah memiliki
peningkatan kadar EPO, namun kadar EPO lebih rendah dari yang diharapkan pada
individu yang mengalami anemia dengan gagal ginjal. Pada anemia penyakit kronis
(AOCD), kadar EPO umunya meningkat, tetapi tidak setinggi yang seharusnya,
menunjukan defisiensi EPO relatif. 1

Batas normal hemoglobin (Hgb)- spesifik labolatorium akan sedikit berbeda, tetapi
secara umum, kisaran normal adalah :1

 13,5 hingga 18,0 g/dL pada pria


 12,0 hingga 15,0 g/dL pada wanita
 11,0 hingga 16,0 g/dL pada anak-anak
 Bervariasi pada kehamilan tergantung pada trimester, tetapi umumnya lebih
besar dari 10,0 g/dL
Anemia mempengaruhi sepertiga penduduk dunia dan berkontribusi terhadap
peningkatan morbiditas dan mortalitas, penurunan produktivitas kerja dan gangguan
perkembangan neurologis. Memahami etiologi anemia bervariasi dan kompleks,
sangat penting untuk mengembangkan intervensi efektif yang mengatasi penyebab
spesifik konteks anemia dan atau memnatua program pengendalian anemia.
Meskipun paling sering didiagnosis dengan konsentrasi Hb rendah atau hematokrit
rendah, anemia juga dapat didiagnosis dengan menggunakan jumlah sel darah merah,
volume sel rata-rata, jumlah retikulosit darah, analisis film darah atau elektroforesis
Hb.2
Peran penting Hb untuk membawa oksigen ke jaringan menjelaskan gejala klinis
anemia yang paling umum yang meliputi kelelahan, sesak napas, denyut nadi atau
palpitasi dan pucat konjungtiva dan palmar. Tanda – tanda klinis dan riwayat medis
digunakan untuk mendiagnosis anemia ketika data hematologi tidak tersedia, tetapi
kemampuan untuk mendeteksi anemia terbatas. Mendefenisikan konsentrasi Hb
rendah yang abnormal memerlukan pemahaman bagaimana Hb secara alami
bervariasi menurut usia, jenis kelamin, status kehamilan, faktor genetik dan
lingkungan dan ras.2

Pembahasan
Prognosis

Prognosis anemia bergantung kepada penyebab anemia, penggantian nutrisi


(zat besi, B12, asam folat) harus segera dimulai, pada kekurangan zat besi,
penggantian harus dilanjutkan setidaknya tiga bulan setelah normalisasi kadar zat
besi, untuk mengembalikan simpanan zat besi. Biasanya, defisiensi nutrisi memiliki
prognosis yang baik jika ditangani secara dini dan memadai. Anemia karena
kehilangan darah akut, jika diobati dan dihentikan lebih awal memiliki prognosis
yang baik. Prognosis jangka pendek untuk Sebagian besar pasien sangat baik, namun
jika penyebab yang mendasarinya tidak dikoreksi, prognosisnya buruk. Kekurangan
zat besi kronis dapat menyebabkan kematian akibat gangguan paru atau jantung yang
mendasarinya.1,3

Prognosis dari anemia bergantung pada penyebab anemia itu sendiri, misalnya
jika seseorang mengalami anemia yang disebabkan oleh kekurangan makanan (gizi),
memperbaiki penyebabnya dan mengonsumsi suplemen yang tepat selama beberapa
minggu atau bulan dapat mengatasi kondisi tersebut. Dalam kasus lain, anemia
mungkin permanen dan pengobatan seumur hidup diperlukan. Apapun penyebab dari
anemia dokter selaku tenaga kesehatan sangat penting untuk memantau kadar
hemoglobin untuk menyesuaikan pengobatan yang diperlukan.5

Komplikasi

Anemia jika tidak terdiagnosis atau tidak diobati untuk waktu yang lama dapat
menyebabkan kegagalan multiorgan dan bahkan kematian. Ibu hamil dengan anemia
dapat mengalami persalinan premature dan melahirkan bayi dengan berat badan lahir
rendah. Anemia selama kehamilan juga meningkatkan risiko anemia pada bayi dan
meningkatkan kehialangan darah selama kehamilan. Komplikasi lebih dominan pada
populasi yang lebih tua karena beberapa komorbiditas. Sistem kardiovaskular adalah
yang paling sering terkena pada anemia kronis. Infark miokard, angina dan gagal
jantung output tinggi adalah komplikasi yang umum. Komplikasi jantung lainnya
termasuk perkembangan aritmia dan hipertrofi jantung. Kekurangan zat besi yang
parah dikaitkan dengan sindrom kaki gelisah dan jaringan esofagus. Anemia berat
sejak usia muda dapat menyebabkan gangguan perkembangan neurologis berupa
keterlambatan kognitif, mental dan perkembangan.1

Komplikasi anemia defisiensi besi meliputi :3

 Peningkatan risiko infeksi


 Kondisi jantung
 Keterlambatan perkembangan pada anak
 Komplikasi kehamilan
 Depresi
Dalam sumber lain dijelaskan juga bahwa anemia yang tidak ditangani dengan
baik dapat menyebabkan komplikasi berupa :4
 Kelelahan yang berlangsung lama sehingga menyebabkan
produktivitas menurun
 Sistem kekebalan tubuh melemah
 Detak jantung cepat atau tidak teratur
 Gagal jantung
 Masalah kehamilan, termasuk kelelahan, persalinan premature dan
masalah dengan perkembangan janin
 Peningkatan risiko depresi pasca persalinan

Penutup

Pada kasus pemicu dijelaskan bahwa pasien anak perempuan berusia 2 tahun
3 bulan mengalami keluhan terlihat pucat, tidak suka makan nasi/lauk pauk dan berat
badan sulit naik. Pada saat dilakukan pemeriksaan labolatorium ditemukan hasil Hb
rendah, Ht rendah, trombosit tinggi dan neutrophil batang rendah, hasil tersebut
mengarahkan pasien kepada kondisi anemia, namun belum bisa ditentukan penyebab
dari anemia tersebut, perlu pemeriksaan lebih lanjut untuk menentukan etiologi dari
kondisi yang pasien alami. Prognosis anemia bergantung kepada penyebab anemia.
Biasanya, anemia yang disebabkan defisiensi nutrisi memiliki prognosis yang baik
jika ditangani secara dini dan memadai. Anemia yang disebabkan oleh kehilangan
darah akut, jika ditangani dengan baik dan dihentikan lebih awal penyebabnya
memiliki prognosis yang baik. Prognosis jangka pendek untuk Sebagian besar pasien
sangat baik, namun jika penyebab yang mendasarinya tidak dikoreksi, prognosisnya
buruk.

Prognosis untuk kasus pemicu diatas :

Ad Vitam (hidup) : ad bonam

Ad Sanactionam : ad bonam

Ad functionam : dubia ad bonam


Daftar Pustaka

1. Tuner J, Parsi M, Badireddy M. Anemia. Treasure Island (FL): StatPearls


Publishing; 2022 Jan. Available from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK499994/
2. Chaparro CM, Suchdev PS.. Anemia epidemiology, pathophysiology, and
etiology in low-middle-income countries. Ann N Y Acad Sci. 2019 Aug;
1450(1): 15–31.. Available from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6697587/
3. Matthew J, Kamran TM. Iron deficiency anemia. Treasure Island
(FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan. Available from :
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK448065/
4. Ada medical. Anemia. [Internet]. Ada. [Cited by 25 August 2022]. Available
from : https://ada.com/conditions/anemia/#complications
5. Betterhealth gov. Anemia. [Internet]. Victoria state government. [Cited by 25
August 2022]. Available from :
https://www.betterhealth.vic.gov.au/health/conditionsandtreatments/anaemia

Anda mungkin juga menyukai