Selain faktor organik ada juga faktor lain yang harus diperhatikan dalam menangani atau melihat individu yang mengalami apendisitis salah satunya adalah faktos psikologis atau psikososial, faktor ini dapat memberikan kontribusi terhadap gejala yang dialami, memodifikasi perilaku penyakit serta mempengaruhi pengobatan. Keadaan stres pada psikososial dapat memperburuk gejala gangguan pada gastrointestinal, banyak studi atau penelitian sejak tahun 1980-an dan 1990-an yang menunjukan bahwa pasien dengan dispepsia fungsional atau IBS cenderung mengalami lebih banyak kecemasan,depresi dan “triad psikosomatik” (histeria, hipokondriasis, dan depresi). Pasien yang mengalami gangguan pencernaan fungsional terkena stress lebih sering dari orang normal, stress yang kronis juga dapat memprovokasi gangguan psikologis dan ekstraintestinal khususnya pada pasien dengan dispepsia fungsional dan IBD, stress tersebut dapat dipicu oleh banyak hal seperti perceraian, hubungan yang kurang harmonis, tuntutan hukum, dan urusan bisnis. Salah satu gangguan pencernaan adalah IBD, gangguan ini merupakan gangguan yang rumit karena melibatkan banyak aspek seperti masalah kejiwaan,gejala yang tidak dapat dijelaskan dan sindrom fungsional dalam system organ lainya,kebanyakan orang yang mengalami gangguan ini memiliki keluhan tanpa penyebab. Keluhan dan gejala yang dirasakan oleh seorang individu merupakan gejala yang subjektif dibeberapa organ,namun terkadang pasien atau individu tersebut tidak menjelaskan semua gejalanya sekaligus mungkin terlihat seperti gejala yang sering ditemukan namun jika digali lebih dalam lagi gejala tersebut bukan berasal dari penyakit.1,2
Psikogenesis rasa sakit yang mungkin menyerupai usus buntu/appendicitis
merupakan salah satu masalah kompleks dari rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien dengan penyakit kejiwaan,terdapat jenis tertentu pasien yang rentan terhadap hal ini , pasien dengan gangguan ini kemudian dianggap menderita abdominal neurosis. Dari 280 pasien usus buntu 80% diklasifikasikan dengan usus buntu akut meradang (organik) dan 20% dengan usus buntu inflamasi ( non-organik), karakteristik khusus stress kehidupan seperti frustasi dapat menjadi ancaman berat bagi kedua klasifikasi dari usus buntu, disimpulkan bahwa stress kehidupan mempunyai peran penting dalam gangguan gastrointestinal.3,4
Bagi pengidap appendisitis membutuhkan dukungan dari aspek psikologis
mengingat frekuensi yang kerap terjadi dikalangan anak muda, seringkali pasien merasa takut dan terintimidasi oleh rasa sakit dan demam yang ia alami, hal yang perlu dilakukan untuk mendukung pasien dengan appendisitis yaitu memberi tahu bahwa penyakit ini merupakan penyakit yang harus diobat segera,perlu diingat proses operasi tidak secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup seseorang, dan hal lain yang harus disampaikan kepada penderita bahwa jika ia sudah melakukan operasi makan kehidupan akan membaik dan menjadi normal kembali. Hal lain yang tidak boleh terlawat yaitu perlu juga memberitahu kepada penderita bahwa intervensi bedah akan meninggalkan bekas luka beberapa sentimeter di perut bagian bawah. Pasien yang memiliki gangguan pada sistem pencernaan mungkin membutuhkan beberapa bentuk pengobatan atau bahkan psikoterapi, dan pasien dengan gangguan somatisasi pasti memiliki gejala Gastrointestinal yang mungkin memenuhi kriteria roma begitupula dengan pasien yang memiliki kecemasan atau depresi klinis kemungkinan besar membingungkan diagnosis hal ini mengartikan bahwa penilaian kejiwaan harus cermat. Selain dokter,psikolog dan psikiater dapat berkontribusi pada eksplorasi lebih lanjut mengenai intervensi manajemen stress yang masih harus dilakukan dalam menangasi pasien ini.5,6 Daftar Pustaka
1. Wilhelmsen I. The role of psychological factors in gastrointestinal
disorders. BMJ Journals 2000;47(4):iv73-5. 2. North CS, Hong BA, Alpers DH. Relationship of functional gastrointestinal disorders and psychiatric disorders: Implications for treatment. World J Gastroenterol 2007;13(14):2020-7. 3. Beaurepaire JE, Jones M, Eckstein RP, Smith RC, Piper SW, Tennant C. The acute appendicitis syndrome : psychological aspect of the inflamated and non-inflamated appendix. NIH 1992 Jul;36(5)425-37. 4. Appendicitis : Symptoms, causes, treatment, and psychological attention.[Internet].2021.[Cited 10 March 2021]. Available from : https://en.yestherapyhelps.com/appendicitis-symptoms-causes- treatment-and-psychological-attention-13343 5. Sobański JA, Klasa K, Mielimąka M, et al. The crossroads of gastroenterology and psychiatry – what benefits can psychiatry provide for the treatment of patients suffering from gastrointestinal symptoms. Przegla̜d Gastroenterologiczny 2015;10(4):222-8.