Anda di halaman 1dari 4

LEMBAR TUGAS MANDIRI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG


TIRTAYASA
Jalan Jenderal Sudirman Km 3 Cilegon

Nama : Fariz Ath-thaariq Shalih


Nim : 8881190008
Kelompok : A

Aspek psikologis apendisitis


Selain faktor organik ada juga faktor lain yang harus diperhatikan dalam
menangani atau melihat individu yang mengalami apendisitis salah satunya adalah
faktos psikologis atau psikososial, faktor ini dapat memberikan kontribusi terhadap
gejala yang dialami, memodifikasi perilaku penyakit serta mempengaruhi
pengobatan. Keadaan stres pada psikososial dapat memperburuk gejala gangguan
pada gastrointestinal, banyak studi atau penelitian sejak tahun 1980-an dan 1990-an
yang menunjukan bahwa pasien dengan dispepsia fungsional atau IBS cenderung
mengalami lebih banyak kecemasan,depresi dan “triad psikosomatik” (histeria,
hipokondriasis, dan depresi). Pasien yang mengalami gangguan pencernaan
fungsional terkena stress lebih sering dari orang normal, stress yang kronis juga dapat
memprovokasi gangguan psikologis dan ekstraintestinal khususnya pada pasien
dengan dispepsia fungsional dan IBD, stress tersebut dapat dipicu oleh banyak hal
seperti perceraian, hubungan yang kurang harmonis, tuntutan hukum, dan urusan
bisnis. Salah satu gangguan pencernaan adalah IBD, gangguan ini merupakan
gangguan yang rumit karena melibatkan banyak aspek seperti masalah
kejiwaan,gejala yang tidak dapat dijelaskan dan sindrom fungsional dalam system
organ lainya,kebanyakan orang yang mengalami gangguan ini memiliki keluhan
tanpa penyebab. Keluhan dan gejala yang dirasakan oleh seorang individu merupakan
gejala yang subjektif dibeberapa organ,namun terkadang pasien atau individu tersebut
tidak menjelaskan semua gejalanya sekaligus mungkin terlihat seperti gejala yang
sering ditemukan namun jika digali lebih dalam lagi gejala tersebut bukan berasal
dari penyakit.1,2

Psikogenesis rasa sakit yang mungkin menyerupai usus buntu/appendicitis


merupakan salah satu masalah kompleks dari rasa nyeri yang dirasakan oleh pasien
dengan penyakit kejiwaan,terdapat jenis tertentu pasien yang rentan terhadap hal ini ,
pasien dengan gangguan ini kemudian dianggap menderita abdominal neurosis. Dari
280 pasien usus buntu 80% diklasifikasikan dengan usus buntu akut meradang
(organik) dan 20% dengan usus buntu inflamasi ( non-organik), karakteristik khusus
stress kehidupan seperti frustasi dapat menjadi ancaman berat bagi kedua klasifikasi
dari usus buntu, disimpulkan bahwa stress kehidupan mempunyai peran penting
dalam gangguan gastrointestinal.3,4

Bagi pengidap appendisitis membutuhkan dukungan dari aspek psikologis


mengingat frekuensi yang kerap terjadi dikalangan anak muda, seringkali pasien
merasa takut dan terintimidasi oleh rasa sakit dan demam yang ia alami, hal yang
perlu dilakukan untuk mendukung pasien dengan appendisitis yaitu memberi tahu
bahwa penyakit ini merupakan penyakit yang harus diobat segera,perlu diingat proses
operasi tidak secara signifikan mempengaruhi kualitas hidup seseorang, dan hal lain
yang harus disampaikan kepada penderita bahwa jika ia sudah melakukan operasi
makan kehidupan akan membaik dan menjadi normal kembali. Hal lain yang tidak
boleh terlawat yaitu perlu juga memberitahu kepada penderita bahwa intervensi
bedah akan meninggalkan bekas luka beberapa sentimeter di perut bagian bawah.
Pasien yang memiliki gangguan pada sistem pencernaan mungkin membutuhkan
beberapa bentuk pengobatan atau bahkan psikoterapi, dan pasien dengan gangguan
somatisasi pasti memiliki gejala Gastrointestinal yang mungkin memenuhi kriteria
roma begitupula dengan pasien yang memiliki kecemasan atau depresi klinis
kemungkinan besar membingungkan diagnosis hal ini mengartikan bahwa penilaian
kejiwaan harus cermat. Selain dokter,psikolog dan psikiater dapat berkontribusi pada
eksplorasi lebih lanjut mengenai intervensi manajemen stress yang masih harus
dilakukan dalam menangasi pasien ini.5,6
Daftar Pustaka

1. Wilhelmsen I. The role of psychological factors in gastrointestinal


disorders. BMJ Journals 2000;47(4):iv73-5.
2. North CS, Hong BA, Alpers DH. Relationship of functional gastrointestinal
disorders and psychiatric disorders: Implications for treatment. World J
Gastroenterol 2007;13(14):2020-7.
3. Beaurepaire JE, Jones M, Eckstein RP, Smith RC, Piper SW, Tennant C. The
acute appendicitis syndrome : psychological aspect of the inflamated and
non-inflamated appendix. NIH 1992 Jul;36(5)425-37.
4. Appendicitis : Symptoms, causes, treatment, and psychological
attention.[Internet].2021.[Cited 10 March 2021]. Available from :
https://en.yestherapyhelps.com/appendicitis-symptoms-causes-
treatment-and-psychological-attention-13343
5. Sobański JA, Klasa K, Mielimąka M, et al. The crossroads of
gastroenterology and psychiatry – what benefits can psychiatry
provide for the treatment of patients suffering from gastrointestinal
symptoms. Przegla̜d Gastroenterologiczny 2015;10(4):222-8.

Anda mungkin juga menyukai