Anda di halaman 1dari 93

MULTIAXIAL DIAGNOSTIC SYSTEM

PADA GANGGUAN PSIKOSOMATIS

Divisi Psikosomatis
Bagian Ilmu Penyakit Dalam RSMH
GANGGUAN PSIKOSOMATIK

Adalah penyakit fisik/somatis yang berhubungan


dengan gejala psikis, dapat berupa :
Gejala psikis menimbulkan gejala fisik
Penyakit fisik yang menimbulkan gejala psikis
Gejala psikis dan fisik timbul bersamaan (koinsidensi)

Berdasarkan ada tidaknya patologi sistem organ, gangguan


Psikosomatis dibagi menjadi :
Gangguan psikosomatis primer (fungsional)  tidak
ada kelainan organik
Gangguan psikosomatis sekunder (struktural)  ada
kelainan organik (karena gangguan psikis yang
berlangsung kronis)
•KEDOKTERAN PSIKOSOMATIK

Ilmu
Kedokteran
Somatis

Kurang Perlu : Ilmu


Ilmu Psikiatri Kerja Kedokteran
Sama Psikosomatis

Ilmu Psikologi
 Sigmund Freud dkk  kelainan somatis dapat
disebabkan oleh kelainan psikis. Transformasi psikis-fisik
dinamakan konversi histeri.

 Pavlovpercobaan anjing, conditioned reflex.


 Canonbinatangadanya perubahan-perubahan
mukosa lambung dalam macam-macam emosi.

 Frans Alexander, Dunbar, Weicsacker, R.Sieback,


A.Jorepatologi suatu penyakit tidak hanya dari sel, atau
jaringan saja, tetapi pada organisme yang hidup, yang
juga mempunyai jiwaberhubungan dg lingkungan
masing-masing.
 Kimbal 3 lapangan: Somatis, psikis, dan sosio-kultural
(lingkungan). Masing-masing lapangan ada hukum, tata
cara, asas masing-masing yang dalam keadaan normal,
sehat, selalu dalam keadaan seimbang. tiap-tiap
penyakit ditinjau dari ke-3 lapangan tersebut. Konsep
multikausal, ilmu kedokteran integral atau pendekatan
holistik.
PERKEMBANGAN KONSEP
KEDOKTERAN PSIKOSOMATIK
 DSM I (1952)  Psychosomatic disorders.
Kepribadian spesifik, mengakibatkan konflik spesifik,
menghasilkan gangguan psikosomatik spesifik pula.

 DSM II (1968)  Psychophysiological autonomic and


viseral disorders

 DSM III (1980) dan DSM III R (1987) Psychological


factors affectinglogical factors affecting physical
condition atau faktor psikologis yang mempengaruhi
kondisi fisis.
Modifikasi klinis dan WHO revisi ke-9 ICD, membagi
penyakit psikosomatik dalam 2 tipe :

1.Faktor psikologis mempengaruhi malfungsi fisiologis,


tanpa kerusakan jaringan  disebabkan karena ketidak
seimbangan susunan saraf outonom.

2.Faktor psikologis mempengaruhi kondisi fisik, dengan


adanya kerusakan jaringan.

Dari DSM III  psikosomatik tidak hanya berhubungan


dengan ilmu penyakit dalam  tetapi kandungan, ortopedi,
ilmu penyakit kulit, pediatri, urologi, dll.  DSM IV (1994)
PATOFISIOLOGI PENYAKIT
PSIKOSOMATIK

 Proses emosi di otak  disalurkan melalui serabut


saraf outonom vegetatif ke alat-alat viseral, seperti :
 Kardiovaskular
 Traktus digestivus
 Respiratorius
 Sistem endokrin
 Traktus urogenital, dll
 Oleh karena itu, pasien psikosomatis banyak di
bidang penyakit dalam
DSM-IV
(Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders,
fourth edition)

Ditetapkan tahun 1994 oleh American Psychiatric


Association
Dx berdasarkan Multi Axial System

Setiap pasien psikosomatis dipandang secara luas dari


berbagai aspek yaitu :
Aspek Psikologis
Aspek Sosial
Aspek Fisik
Beratnya faktor stressor
Derajat fungsi adaptasinya
AXIS V
Terapi Penyakit Psikosomatik

1. Dimensi bio-organik

2. Dimensi psiko-edukatif

3. Dimensi sosio-kultural

4. Dimensi spiritual
1. Dimensi Bio-organik

 Pem fisik lengkap & teliti  Menghilangkan pikiran


kalau ia tidak sakit berat atau tak dapat diobati.
 Obati kelainan fisik atau cacat bawaan dgn bedah
plastik/kosmetik  menghilangkan rasa rendah diri.
 Dengan obat-obatan :
a. Simptomatis
b. Sesuai penyakit yg diderita, misal ulkus peptik, asma
bronkial, angina pektoris
c. Obati psikis dengan transquilizer, anxiolitik, anti
depresi, dlll
d. Th/ neural dg Impletol
 Healty habits
2. Dimensi Psiko-edukatif

Hubungan Dokter-Pasien
Therapeutic relationship, Kepercayaan pasien-dokter
Ventilasi
Memberi kesempatan mengutarakan konflik dan isi
hatinya  Puas, lega & mengurangi ketegangannya.
Re-edukasi
Memberi keyakinan & pengertian tentang sebab
penyakitnya, sambil memperbaiki pendapat yg salah
Agama
Melihat masalah dari sudut agama dan penyelesaian
nya secara agama
3. Dimensi Sosio-Kultural

 Perbaiki kondisi sosial ekonomi.  Beri jalan keluar,


saran, pandangan, sesuai kemampuan yang ada pada
pasien

 Kapasitas adaptasi

 Tingkatkan kemampuan penyesuaian diri pasien thd


lingkungan atau keluarganya

 Manipulasi lingkungan  lingkungan dan orang-orang yg


bergaul dg pasien perlu psikoterapi demi kepentingan
pasien.
4. Dimensi Spiritual
- Melihat persoalan-persoalan, konflik-konflik batinnya
dari sudut agama, dengan memasukan, mengamalkan
ajaran-ajaran agama dalam penyelesaiannya.
Terimakasih
CASE 1

Seorang wanita 44 thn, pekerjaan PNS, menikah, memiliki


2 orang anak, datang dengan keluhan berdebar-debar dan
badan lemas jika mendengar suara keras, jika naik pesawat
atau naik kendaraan umum kecil seperti bajai. Kadang
pasien mengeluh jalan sempoyongan seperti mau jatuh.
Pasien juga sering merasa kesemutan seluruh badan dan
seperti tidak bisa mengendalikan diri. Tahun 1991 ia
pernah mengalami tabrakan dalam bajai. Ia juga takut mati
akibat penyakitnya itu dan selalu memikirkan anaknya
yang masih kecil.
Lanjutan ……CASE 1
Selain itu 3 bulan yang lalu ia juga merasa kecewa karena
tidak mendapat jabatan yang sesuai, namun ia tetap bekerja
seperti biasa tanpa menimbulkan gejala-gejala sepeti diatas.
Pemeriksaan jasmani TD 130/80 mmHg.
Pemeriksaan penunjang tidak ada kelainan.
Pertanyaan :
1.Sebutkan kemungkinan diagnosis pasien ini ?
2.Jelaskan tatalaksana pasien ini secara singkat ?
3.Sebutkan 4 gejala vegetatif imbalance yang ada pada
pasien ini dan termasuk vegetatif imbalance yg mana ?
CASE 2

Ny. N 51 tahun mengeluh nyeri perut sejak 18 bulan


yang lalu. Nyeri hilang timbul, tidak menjalar, seperti
ditusuk. Nyeri dirasakan semakin sering sejak satu tahun
terakhir.Nyeri dirasakan jika pasien emosi. Pasien sudah
berobat ke dokter ahli gastrohepatologi, ahli bedah dan
sudah operasi apendiks. Aa pernah berobat juga ke ahli
kebidanan dan dikatakan tidak ada kelainan, BAB
kadang-kadang lembek 3-4 kali sehari. Setahun yang lalu
ada konflik dengan sepupunya yaitu masalah rumah
peninggalan pamannya. Sejak usia tujuh tahun, pasien
ikut dengan pamannya karena ayahnya meninggal.
Lanjutan …… CASE 2

Selama tinggal dirumah pamannya, pasien merasa


tertekan dengan sikap istri pamannya. Pasien tamat SMP,
menikah umur 21 tahun dengan 4 anak dan 1 cucu.
Keluarga harmonis, namun pasien sering sedih karena
suami dan anaknya tidak percaya dengan keluhan pasien.
Pasien juga pernah ingin bunuh diri. Pasien seorang
muslim tetapi ibadahnya kurang teratur.
CASE 2

Pertanyaan :
1.Kemungkinan diagnosis pada pasien ini adalah :
A.Inflamatory Bowel Disease (IBD) yang kronik dan
sulit disembuhkan.
B.Sindrom Kolon Iritabel disertai gangguan cemas.
C.Kolitis ulseratif disertai gangguan cemas.
D.Sindroma Kolon Iritabel disertai depresi.
E.Inflamatori Bowel Disease (IBD) disertai depresi.
CASE 2
2. Dua usul pemeriksaan penunjang yang tepat dan perlu
diusulkan pada pasien diatas adalah :
A. Pemeriksaan darah samar pada faeses dan USG pada
abdomen.
B. Pemeriksaan bakteri atau amuba pada faeses dan USG
abdomen.
C. Pemeriksaan kolonoskopi dan biakan kuman dari faeses
D. Pemeriksaan colon in loop (barium enema) dan foto
polos abdomen.
E. Pemeriksaan USG abdomen dan foto polos abdomen
CASE 2

3. Tata laksanaan yang tepat pada pasien ini adalah :


A.Pemberian anti amuba.
B.Pemberian antibiotik yang adekuat sesuai kultur.
C.Pemberian obat simptomatik dengan psikoterapi.
D.Pemberian obat simptomatikditambah dengan anti
depresan dan psikoterapi secara bersamaan
E.Pemberian anti depresan dan psikoterapi.
CASE 2

4. Perasaan tertekan dengan sikap istri pamannya, perasaan sedih


karena tidak diperhatikan anak dan suaminya, merasa ingin bunuh
diri adalah gangguan psikosomatik dari :
A. Generalzed Anxiety Disorder (GAD)
B. Panic Disorder.
C. Depresi.
D. Stress pasca trauma
E. Gangguan campuran Anxietas

4
CASE 2

5. Hal dibawah ini merupakan stressor psikososisI pada


pasien diatas :
A. CT Scan abdomen menunjukkan hasil yang normal
B. Merasa tertekan dengan sikap istri pamannya.
C. Operasi apendiksitis.
D. Menikah pada umur 21 tahun dengan 4 anak dan 1
cucu.
E. Pernah merasa ingin bunuh diri.
TERIMA KASIH
OBAT ANTI DEPRESAN
 Mekanisme : meningkatkan jumlah neurotransmitter
aminergik pada celah sinaps dengan beberapa cara
seperti :
Menghambat reuptake neurotranmitter aminergik
Menghambat penghancuran neurotransmitter oleh
enzim monoamin oksidase
Menstabilkan sistim neurotranmisi
Mendesensitisasi reseptor yang melakukan reuptake.
 Obat-obat anti depresan yang sering digunakan ialah :

 Golongan Trisiklik (TCA).


( Amitryptylin, Imipramin, Amineptin dan opipramol )
 Golongan tetrasiklik.
(Maprotilin, Mianserin dan Amoksipen)
 Golongan RIMA : Reversible Inhibitory Monoamine Oxsidase Type-A
( Moklobemide )
 Golongan atipikal : ( Trazodone )
 Golongan SSRI : Selective Serotonin Reuptake Inhibitor
( Paroksetin, Fluoksetin, Sertalin,Fluvoksamin )
 Venlafaksin
 Bupropion.
 Tianeptine.
 Hypericum Perforatum.
Efek beberapa obat anti depresan.

Nama obat Antikolinergik Sedasi Hipotensi

Ortostatik

Gol. Trisiklik +++ +++ +++


Gol. Tetrasiklik + ++ +
Trazodon + +++ +
RIMA +/- +/- +
SSRI +/- +/- +/-
SSRE +/- +/- +/-
 Hypericum perforatum +/- +/- +/-
 Depresi dengan gejala sulit tidur, agitasi dan ketegangan
dipilih obat anti depresan golongan trisiklik atau
tetrasiklik;
 Pasien depresi dengan gejala-gejala retardasi psikomotor
seperti rasa lelah, kurang semangat, hipersomnia dipilih
obat anti depresan golongan SSRI, SSRE atau RIMA.
 Phytopharmaka seperti Hypericum perforatum dapat
diberikan pada kedua kelompok pasien diatas.
 Adanya penyakit medik yang ditemukan bersama-sama
atau adanya kontra indikasi pemakaian obat anti
depresan pada kasus-kasus tertentu harus
dipertimbangkan dalam pemilihan obat anti depresan.
GANGGUAN ANSIETAS
 Di Indonesia, prevalensi ansietas sekitar 17-27%
 Mengenai lebih banyak wanita, kecuali pada kasus
Obsessive Compulsive Disorder (OCD) dialami pria dan
wanita sama banyak.
 Ansietas dapat menurunkan kualitas dan produktifitas
kerja serta memperberat penyakit yang sudah ada.
 Ansietas → gejala cemas berlebihan, tidak realistik, tidak
proporsional, khawatir terhadap kejadian-kejadian dalam
kehidupan yang akan datang dan menimbulkan keluhan-
keluhan fisik akibat ketegangan motorik dan
hiperaktivitas sistim syaraf otonom.
 DSM-IV-TR (Diagnosis and Statistical Manual of Mental
Disorders–Text Revision) terdiri : Generalized Anxiety
Disorder (GAD), Panic Disorder (PD), Social Anxiety
Disorder (SAD), Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)
dan Posttraumatic Stress Disorder (PTSD).

 Gangguan Cemas Menyeluruh (GAD) : adanya rasa


cemas yang menyeluruh, menetap dan bertahan lama
(persistent). Tidak hanya muncul pada keadaan tertentu
tetapi bersifat mengambang (free-floating anxiety) dan
berkaitan dengan adanya stres lingkungan yang kronis.
 Gangguan panik (PD) : onset penyakit bersifat tiba-tiba
dan mendadak. Serangan ansietas biasanya berat dan
berulang-ulang, munculnya serangan tidak terduga.
 Gejala fisik yang menonjol mengenai sistem
kardiorespirasi, gastrointestinal maupun muskuloskeletal.
 Gangguan Obsesive Compulsive (OCD): adanya pikiran
obsesive yang berulang dalam bentuk yang sama
(mungkin hanya hal sepele atau tidak berarti) dan diikuti
oleh tindakan kompulsif secara ritual, stereotipik yang
berulang-ulang.
 Tindakan yang dilakukan sebenarnya tidak menghasilkan
sesuatu yang bermanfaat tetapi jika tidak melakukan
timbul ketegangan dan cemas pada dirinya. Contohnya
mencuci tangan berulang-ulang hanya karena merasa
dirinya tidak bersih.
 Stres Pasca Trauma (PTSD) : respon yang
berkepanjangan terhadap kejadian atau musibah yang
besar.
 Onsetnya terjadi setelah beberapa minggu atau
beberapa bulan setelah timbulnya trauma yang berat
tadi.
 Gejalanya muncul apabila kejadian traumatik tersebut
terulang kembali.
Penatalaksanaan Ansietas
 Memakai pendekatan Psikosomatik (pendekatan Holistik)
dan bertujuan untuk mengurangi gejala dan mengurangi
kerentanan terhadap rasa cemas yang dirasakan dan
mengganggu pasien.
 Tatalaksana → obat-obat psiko farmaka (ansiolitik) dan
psikoterapi secara bersamaan, termasuk psikoterapi
kognitif dan perilaku.
 Pengobatan secara spesifik ditujukan terhadap gejala
gangguan kognitif, fisiologik dan perilaku yang dialami
pasien.
 Edukasi, kontrol hiperventilasi dan belajar memecahkan
masalah secara efektif diberikan kepda penderita.
 Pemberian obat-obat ansiolitik → golongan
benzodiazepin / golongan non benzodiazepine
disesuaikan dengan diagnosis yang dibuat.
 Beberapa golongan anti depresan seperti golongan
Selective Seretonin Reuptake Inhibitor (SSRI) dan
golongan Inhibitor Monoamine Oxsidase type A (RIMA)
dapat dipakai untuk pengobatan gangguan cemas
sesuai indikasi yang tepat.
Axis I Disorders
Dementia
Disturbance of cognitive functioning
 Memory, judgment, abstract thinking
 Language
Often slow onset, impairment may mask underlying
medical illness
May have reversible causes
 Metabolic
 Polypharmacy
 Depression
Axis I Disorders
Delirium
Global impairment in cognitive functioning
Decreased consciousness
Course is acute
 Severity fluctuates over period of time
Visual hallucinations common
 Differ from psychotic hallucinations due to strong emotional
response.
 Psychotics are indifferent
Axis I Disorders
Substance induced disorders
Intoxication
 Maladaptive behavior, judgment impairment
 Perceptual abnormality
 Loss of attention, emotional control
 Psychomotor issues
 Features of intoxication differ based on substance
Withdrawal Syndromes
 Cessation or reduction in use of a substance of abuse
Axis I Disorders
Disorders due to general medical condition
Determination that psychiatric symptoms may be caused
by underlying medical condition
 i.e. “Major depression due to hypothyroidism”.
Axis I Disorders
Schizophrenia and Psychotic Disorders
Defined by presence of psychotic sx
 Delusions- fixed false beliefs not amenable to facts
 Persecution – being followed, harassed, conspired against
 Grandiose – special powers or abilities
 Bizarre – absurd thought
 Hallucinations- false sensory perceptions
Schizophrenia
 Most common form of psychosis
 Serious illness, accounts for 25% of all hospitalized patients.
Axis I Disorders
Schizophrenia (cont.)
Evidence suggests an organic/genetic cause
The following present at least one month:
 Deterioration in function
 ‘Active phase’ sx
 Delusions, hallucinations
 Disorganized speech or behavior
 Catatonic behavior
 Absence of mood syndrome
Axis I Disorders
Schizophrenia (cont.)
Manifestation
 Usually late adolescence, early adulthood
 Prodromal phase – gradual deterioration of function
 Active phase
Characteristics
 Disorganized thinking/behavior
 Disheveled
 Poor judgment
 Poor associations
 Loss of logical connection between one thought and the next
 Inattention, anhedonia
 Blunting of emotion
Axis I Disorders
Schizophrenia (cont.)
Treatment
 Antipsychotics – effective for hallucinations delusions
 Not usually effective for other negative symptoms
Schizophreniform disorder
 Pt. meets criteria for schizophrenia but symptoms present less than
6 months
Axis I Disorders
Other Psychotic Disorders
Brief psychotic disorder
 Acute psychosis after traumatic event
 Combat
 Death of a loved one
 Natural disaster
 Marriage
Axis I Disorders
Other Psychotic Disorders
Delusional Disorder
 Characterized by non bizarre delusions
 Differs from schizophrenia in that ADL’s are not impaired.
 Onset is usually middle to late adulthood
 Persecution – conspired against, harassed, etc.
 Jealousy – spouse or SO is cheating
 Somatic – infected w/ parasites, emit foul odor
Axis I Disorders
Mood Disorders
Major Depression
 Pervasive dysphoric mood or loss of interest lasting at least two
weeks.
 Anhedonic, guilt, hopelessness, suicidal thoughts, self reproach.
 Vegetative symptoms include
 Fatigue, loss of appetite, sleeplessness
 Inability to concentrate, and psychomotor agitation
 Often associated with underlying medical disorder and/or substance
abuse
 Primary mood disorder responds well to antidepressants
Axis I Disorders
Mood Disorders (cont.)
Bipolar disorder
 Manic-depressive
 Characterized by mania – elation or irritability
 Sx include
 Decreased need for sleep, racing thoughts
 Rapid, pressured speech
 Grandiose ideas, may believe themselves to be famous, rich,
sexy, have special powers, etc.
 Manic phase usually followed by depressed state
Axis I Disorders
Mood Disorders (cont.)
Dysthymic disorder
 More chronic, less severe form of depression
 Characterized by life-long gloomy, pessimistic outlook
 Women more often affected
 Vegetative sx not as severe as depression
Axis I Disorders
Anxiety Disorders
Panic disorder
 Recurrent, acute attacks of severe anxiety
 Attack is characterized by autonomic signs of catecholamine
release.
 Presenting complaints may mimic many medical conditions
Generalized anxiety disorder
 Free floating anxiety w/o actual anxiety attack
 Persistent worry, irritability, insomnia, muscle tension
 Symptoms are chronic
Axis I Disorders
Anxiety Disorders
Phobic disorders
 Inherent fear, avoidance of exposure or anticipated exposure to
specific situation or stimulus.
 Social phobia, etc.
Axis I Disorders
Anxiety Disorders
Other Anxiety Disorders
 Post-traumatic stress – Anxiety to a severe psychosocial stressor
 Symptoms include intrusive memories of the event.
 Nightmares, survivor guilt.
 Substance abuse frequent complication
 Obsessive-compulsive – intrusive thoughts or images that cannot be
eliminated from the mind
 Obsessive thoughts include contamination, perversion, etc.
 Compulsive behavior includes handwashing, repetitive checking,
counting, etc.
Axis I Disorders
Somatoform Disorders
C/o or symptoms for which medical dx cannot be
established
 Somatization – medically unrelated sx in multiple organ systems
 Hypochondriasis – preoccupied by fear of medical illness
 Pain disorder – pain is the sole complaint and physical ailment
unsupported.
•Tintinalli; Emergency Medicine; A Comprehensive Study Guide
Axis II Disorders
 Personality Disorders
 Defined as lifelong pattern of behavior, not related to illness, causing
considerable distress or impairment in social/occupational functioning.

Behavior Personality Disorder Group


Eccentric, odd, isolated, withdrawn, Paranoid, schizoid, schizotypical
suspicious, inhibited, no friends,
overly sensitive
Emotional, dramatic, angry, Antisocial, histrionic, borderline,
seductive, impulsive, erratic narcissistic
Anxious, fearful, nervous, cautious Dependent, avoidant, obsessive-
compulsive
Assessment/Management
Psychiatric assessment
Prehospital Decision making
 Is the patient stable or unstable?
 Underlying serious medical condition?
 Is psychiatric consultation necessary?
 Should the patient be forcibly detained for emergency evaluation?
Assessment/Management
Psychiatric assessment (cont.)
Physical Restraint
 Required for violent behavior
 Necessary if patient states they are potentially violent
 Necessary during medical condition causing disturbed behavior,
i.e. Hypoglycemia, meningitis, etc.
Assessment/Management
Initial Evaluation of Behavioral Disorder
History
 Medical & psych
 Medication/drugs, alcohol
Onset of behavior/mood change
 Rapid onset indicative of medical condition

Medical causes of Behavioral disorders


CNS infection Hypoxia
(meningitis/encephalitis) Intracranial hemorrhage
Intoxication / Withdrawal Poisoning
Hypoglycemia CNS trauma / Seizure disorder
Hypertensive encephalopathy Acute organ system failure
Assessment/Management
Mental Status Examination
Objective is to differentiate functional (psychiatric) from
organic causes.
 Abnormal mental status exam suggests organic cause.
 Levelof consciousness
 Spontaneous speech
 Language comprehension
 Communication ability
 Appearance
Assessment/Management
Physical Exam
Objective is to identify disorders that may impact
behavior disorder.
 Abnormal vital signs
 Fever
 Hypothermia
 Etc.
Diagnosis that cause Emergency Behavioral
Syndromes in the Elderly
 Delirium
 Medications (esp. anticholinergic agents), physical illness (esp. infections
and metabolic diseases), and drug withdrawal states
 Dementia
 Alzheimer’s and multi-infarct dementia. Treatable causes include drugs,
depression, endocrine disorders, subdural hematomas, ETOH dependency
 Medications
 Psychotropic drugs, digitalis, cimetidine, and anticonvulsants
 Physical Illnesses
 Renal and hepatic failure, COPD, electrolyte imbalance and CV disease
 Depression
 Bipolar disorder, major depression, psychotic depression
 ETOH intoxication/dependency
Assessment/Management
Chemical Restraint
Can be considered once as much information as possible
has been gathered and patient continues to resist physical
restraint.
 Droperidol (Inapsine)
 0.75-2.5mg IV
 1.25-5.0 mg IM
Psychotropic Medications
Antipsychotic (Neuroleptics)
MOA – block dopaminergic receptors in the CNS
Symptom specific for acute psychotic episodes
Side Effects
 Acute dystonias
 Akathisia
 Anticholinergic effects
 Cardiovascular side effects
 Evidence of torsades w/ high dose Butyrophenones
 Neuroleptic Malignant Syndrome
 Rigidity, fever, autonomic instability
Commonly used Antipsychotics

Phenothiazines Thioxanthines
Chlorpromazine Thorazine Chlorprothixene Taractan
Triflupromazine Vesprine Thiothixene Navane
Mesoridazine Serentil Loxapine Loxitane
Thioridazine Mellaril
Acetophenazine Tindal Dihydroindolones
Perphenazine Trilafon Molindone Moban
Trifluoperazine Stelazine
Fluphenazine Prolixin Butyrophenones

Haloperidol Haldol
Droperidol Inapsine
Psychotropic Medications
Atypical Agents
Clozapine
 Indicated for schizophrenia not responsive to standard agents
 Pt’s suffering severe EPS
 Tardive dyskinesia
 Side effects
 Agranulocytosis
 Strongly sedating
 Hypotension
 Can cause seizures
 Respiratory depression/arrest
Psychotropic Medications
Atypical Agents (cont.)
Risperidone
 Serotonin/dopamine antagonist
 Low risk of EPS
 Side effects
 Sedation,insomnia, constipation, weight gain
 Hypotension, QT prolongation
 Overdose sx reflect increased side effects
Psychotropic Medications
Atypical Agents (cont.)
Olanzapine
 Zyprexa – little or no EPS.
 Side effects include substantial weight gain
Quetiapine
 Seroquel
 Side effects include sedation, orthostatic hypotension, and
dizziness
Psychotropic Medications
Commonly Used Benzodiazepines
Anxiolytics - Alprazolam Xanax
Benzodiazepines Chlorazepate Tranxene
Indications Chlordiazepoxide Librium
 Severe emotional distress Diazepam Valium
 Acute panic reactions Lorazepam Ativan
 Anxiety/agitation during Midazolam Versed
psychosocial crisis Oxazepam Serax
 Non-psychiatric uses
Prazepam Centrax
 Seizure control
Hypnotics
 Muscle relaxation
 Treating withdrawal Flurazepam Dalmane
Temazepam Restoril
Triazolam Halcion
Psychotropic Medications
Anxiolytics (cont.)
Side effects
 Drowsiness, decreased mentation
 Sedation, ataxia
 Decreased respiratory effort
 Effects can be reversed with Flumazenil (Romazicon)
Psychotropic Medications
Heterocyclic Antidepressants
Indicated for major depression
Also effective for
 Dysthymic disorder
 Panic disorder
 Agoraphobia
 Obsessive compulsive
 Enuresis
 School phobia
Psychotropic Medications
Heterocyclic Antidepressants (cont.)
Side effects – common even w/ therapeutic doses
 Anticholinergic
 Cardiotoxic
T wave changes
 Prolonged QT
 AV block
 Ventricular dysrhythmias
 Orthostatic hypotension
Psychotropic Medications
Monoamine Oxidase Inhibitors
Increase nor epi and serotonin in the CNS
Used for atypical major depression
 Hyperphagia
 Hypersomnolence
 Emotional lability
 Rejection hypersensitivity
Side effects
 May precipitate a manic episode
 Potentiate sympathomimetics, oral hypoglycemics and
anticholinergics
 May precipitate hypertensive crisis
Psychotropic Medications
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRI’s)
Indicated for depression
Prozac, Paxil, Luvox, Zoloft
Side effects
 Relatively rare
 Serotonin syndrome may occur
 CNS and GI irritability
Psychotropic Medications
Combination antidepressants
Venlafaxine (Effexor)
 Combination tricyclic/SSRI
 Side effects
 Hypertension
 Discontinuation syndrome
Bupropion (Wellbutrin)
 Lowest incidence for sexual side effects
 Inhibits reuptake of nor epi and dopamine
Psychotropic Medications
Combination antidepressants
Nefazodone (Serzone)
 Blocks serotonin receptors
 Typically used for post depression insomnia
 Side effects rare
Mirtazapine (Remeron)
 Increases release of nor epi and serotonin
 Less side effects that SSRI’s
Psychotropic Medications
Mood Stabilizers
Lithium
 Indicated for acute mania and maintenance therapy in bipolar
disorder
 Also effective for other ‘explosive’ disorders and self mutilation
 Side effects/toxicity
 Neurologic symptoms progressive
 Hypotension, dysrhythmias, cardiovascular collapse
 Treatment is supportive with forced diuresis
Psychotropic Medications
Mood Stabilizers
Lithium
 Indicated for acute mania and maintenance therapy in bipolar
disorder
 Also effective for other ‘explosive’ disorders and self mutilation
 Side effects/toxicity
 Neurologic symptoms progressive
 Hypotension, dysrhythmias, cardiovascular collapse
 Treatment is supportive with forced diuresis

Anda mungkin juga menyukai