Anda di halaman 1dari 26

BAB II

LAPORAN KASUS
2.1 ANAMNESIS (Autoanamnesis dan Alloanamnesis)
2.1.1 IDENTIFIKASI
Seorang laki-laki, Tn. SBS, usia 31 tahun, agama Islam, seorang teknisi
kitchen set , alamat Jl. SM Mansyur Lr Lebak Keranji Kel Bukit lama Kota
Palembang. Pasien datang ke instalasi gawat darurat RS Moh.Hoesin
Palembang dengan keluhan utama dada berdebar-debar yang semakin
memberat sejak 10 jam SMRS.

2.1.2 RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT


± 5 hari SMRS
Pasien mengeluh dada terasa berdebar-debar tiba-tiba saat sedang dalam
perjalanan. Berdebar-debar dirasakan hilang timbul. Berdebar-debar dirasakan
saat aktivits berat dan berkurang dengan istirahat. Sesak (-), nNyeri dada kiri
(-), keringat dingin (+), Batuk (+) berdahak, dahak kental warna kekuningan.
Demam (+) dirasakan hilang timbul, pusing (+), penglihatan berkunang-
kunang (-). Mual (+) muntah (+) sebanyak 2x, isi apa yang dimakan, darah
(-).Pasien mengeluh badan lemas (+), mudah lelah pada saat bekerja (-),
mudah merasa gugup (-), mudah berkeringat (-), pasien lebih menyukai hawa
yang dingin (-), BAB dan BAK tak ada keluhan. Nafsu makan menurun (-),
penurunan BB (-), rambut rontok (-), ruam kemerahan diwajah (-) nyeri
sendi (+) di kedua kaki da lutut. Pasien belum berobat. Pasien tetap bekerja
seperti biasa.
± 1 hari SMRS
Pasien mengeluh dada terasa semakin berdebar-debar. Pasien sedang
dalam perjalanan. Berdebar-debar berkurang dengan istirahat. Sesak (+), sesak
dipengaruhi aktvivitas, sesak semakin bertambah jika beraktivitas dan

3
4

berkurang dengan istirahat. Nyeri dada kiri (-), Keringat dingin (+) Batuk (+)
berdahak kental warna kekuningan. Demam (+) hilang timbul pusing (+),
penglihatan berkunang-kunang (-). Mual (+) muntah (+) sebanyak 3-5x, isi
apa yang dimakan, darah (-). BAB dan BAK tak ada keluhan. Pasien belum
berobat

± 5 jam SMRS
Pasien mengeluh dada terasa semakin berdebar-debar. Berdebar-debar
dirasakan terus menerus dan tidak berkurang dengan istirahat. Sesak (+),
sesak dipengaruhi aktvivitas, sesak semakin bertambah jika beraktivitas dan
berkurang dengan istirahat. Nyeri dada kiri (-), Keringat dingin (+) Batuk (+)
berdahak kental warna kekuningan. Demam (+) hilang timbul pusing (+),
penglihatan berkunang-kunang (-). Mual (+) muntah (+) sebanyak 3-5x, isi
apa yang dimakan, darah (-). BAB dan BAK tak ada keluhan. . Pasien
langsung berobat ke IGD RSMH.

2.1. 3 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


 Riwayat kencing manis disangkal
 Riwayat darah tinggi disangkal
 Riwayat sakit jantung disangkal
 Riwayat sakit asma disangkal
 Riwayat alergi disangkal
 Riwayat gondok beracun disangkal
 Riwayat sering sakit tenggorokan atau koreng-koreng dan disangkal
 Riwayat keluarga dengan keluhan yang sama disangkal
 Riawayat penyakit atau keluhan yang sama disangkal

2.1.4 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


5

 Riwayat kencing manis dalam keluarga disangkal


 Riwayat darah tinggi dalam keluarga disangkal
 Riwayat sakit jantung dalam keluarga disangkal

2.1.5 RIWAYAT SOSIAL EKONOMI


Pasien adalah seorang teknisi kitchen set. Pasien tinggal bersama
istrinya. Penghasilan pasien dan istri sekitar 4.000.000 / bulan. Pasien
berobat menggunakan BPJS kelas III. Kesan status sosial ekonomi cukup.

2.1.6 PEDIGREE

Gambar 1. Pedigree
Keterangan :
: Laki-laki : Pasien
: Perempuan

Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dan menikah


dengan istri pasien yang merupakan anak terakhir dari 5 bersaudara.
Kedua orang tua pasien tidak memiliki riwayat sakit jantung.
6

2.1.7 RIWAYAT SOSIAL DAN KEBIASAAN


 Pasien aktif berkomunikasi dengan keluarga dan tetangga pasien.
Pasien juga aktif bekerja sebagai tekhnisi kitchen set dan sering
berpergian keluar kota.
 Riwayat minum alkohol disangkal
 Riwayat minum minuman energi tidak ada
 Riwayat merokok ada ( 2-3 batang / hari ± selama 5tahun) Index
brinkman : 3 x 5 = 15 ( perokok ringan ). Pasien sudah berhenti
merokok sejak usia 20 tahun.
 Riwayat minum jamu-jamuan disangkal
 Riwayat minum obat-obatan pereda nyeri disangkal
 Riwayat konsumsi makanan dan minuman kemasan kaleng disangkal.

2.1.8 RIWAYAT NUTRISI


Riwayat makan dalam 1 bulan terakhir, pasien makan 2-3 kali sehari,
sebanyak satu sampai dua piring nasi dengan satu jenis sayur dan satu jenis
lauk. Variasi lauk beragam. Pasien hampir setiap hari mengkonsumsi nasi
bungkus.

2.1.9 KEADAAN UMUM (IGD, 13 Oktober 2018)


Keadaan umum :Tampak sakit sedang
Sensorium : Compos mentis
TD : 140/90 mmHg
Nadi : 200 x/m, reguler, isi dan tekanan cukup
RR : 28 x/m, tipe pernapasan cepat dan dalam
Temperatur : 36,5 ºC
Saturasi 02 : 98%
7

TB : 170 cm
BB : 65 kg
IMT : 21,6 kg/m2

2.2.0 KEADAAN SPESIFIK


Keadaan Spesifik :
Kepala
Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-), eksoftalmus (-), alopesia (+)
Mulut
Atropi papil lidah (-), mukosa lidah pucat (-), mukosa bibir pucat (-),lidah basah (+),
stomatitis (+)
Leher
JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-), struma (-)

Thoraks
Venektasi (-), ginekomastia (-), spider naevi (-), barrel chest (-)
Cor
I : Iktus kordis tidak terlihat
P : Iktus kordis tidak teraba
P : Batas jantung atas ICS II, batas kanan Linea Para Sternalis dextra, batas kiri
ICS V Linea mid klavikula sinistra
A : BJ I dan II normal, HR 200x/m, reguler, murmur (+) grade 1, gallop (-)

Pulmo
Anterior
I : Statis dan dinamis simetris paru kanan = kiri
P : Stemfremitus kanan = kiri
P : Sonor pada kedua lapangan paru, batas paru hepar ICS VI, peranjakan 1 jari
A : Vesikuler (+) normal, rhonki (-), wheezing (-)
8

Posterior
I : Statis simetris paru kanan = kiri
P : Stemfremitus kanan = kiri
P : Sonor pada kedua lapangan paru
A : Vesikuler (+) normal, rhonki (-), wheezing (-)

Abdomen
I : Datar, simetris
P : Lemas, hepar dan lien tidak teraba
P : Timpani, nyeri ketok costovertebrae angle (CVA) (-)
A : Bising usus (+) normal

Extremitas
Edema pretibial (-), palmar pucat (-), clubbing finger (-)

INDEKS WAYNE
Gejala Subjektif Gejala Objektif Ada Tidak
Ada
Dyspnoe d’effort +1 Tiroid teraba +3 -3
Palpitasi +2 Bising tiroid +2 -2
Capai/lelah +2 Exoptalmus +2 -
Suka panas -5 Kelopak mata tertinggal +1 -
Suka dingin +5 Hiperkinetik +4 -2
Keringat banyak +3 Tremor jari +1 -
Gugup +2 Tangan panas +2 -2
Nafsu makan meningkat +3 Tangan basah +1 -1
Nafsu makan menurun -3 Fibrilasi atrial +4 -1
9

Berat badan bertambah -3 Nadi teratur < 80x/menit - -3


Berat badan menurun +3 80-90x/menit - -
> 90x/menit +3 -
Total skor : 7
Kesan : Eutiroid

2.2 PEMERIKSAAN PENUNJANG


(ELEKTROKARDIOGRAFI, IGD tanggal 13 Oktober 2018)

ECG (13 / 10 / 18)


Irama Sinus
Regular
HR = 200 x/m
Extreme axis
Gelombang P (-)
Gelombang QS di II, II, AVF
QRS kompleks 0,012 det
RBBB
Segmen ST normal
10

Gel T normal
R di V5 atau V6 + S di V1 < 35 : LVH (-)
R/S di V1 <1 : RVH (-)
drop beat (-) : AV Block (-)
Kesan : SVT

(ELEKTROKARDIOGRAFI, IGD tanggal 14 Oktober 2018 pkl 08.00)

ECG (14 / 10 / 18)


Irama Sinus
Regular
HR = 86 x/m
Normal axis
Gelombang P normal
QRS kompleks 0,04 det
Segmen ST normal
Gel T inverted di II, III, AVF, V3-V6
R di V5 atau V6 + S di V1 < 35 : LVH (-)
R/S di V1 <1 : RVH (-)
11

drop beat (-) : AV Block (-)


Kesan : Sinus Rhytm, iskemik antero inferior

Laboratorium RSMH, tanggal 22 Oktober 2018


Darah Rutin
Hb 15.3 g/dL (13.2 – 17.3g/dL)
Leukosit 8.400 /mm3 (3.8 – 10.6/mm3)
Eritrosit 5.18 juta/mm3 (4.4 – 5.9 juta/mm3)
Hematokrit 45 % (40 – 52 %)
Trombosit 321.000/mm3 (150 – 440/mm3)
Diff Count 0/2/32/57/9

Kimia Klinik
Ureum (Serum) 10 mg/dL (10 – 50 mg/dL)
Creatinine serum 0,8 mg/dL (0.6 – 1.5 mg/dL) ↑
Gula Darah sewaktu 107 mg/dL (70 – 180 mg/dL)
SGOT 31 U/L (0 – 32 U/L)
SGPT 49 U/L (0 – 31U/L)
Natrium 148 mEq/L (135 – 148 mEq/L)
Kalium 3,8 mEq/L (3.5 – 5.0 mEq/L)
Calsium 9,0 mg/dL (8.8 – 10.2 mg/dL)
FT4 1,05 (0.70-1.48)
TSH 0,78 (0,35-4.94)
HbsAg nonreaktif
Anti HCV nonreaktif
ANA test Negatif
Anti dsDNA 66,62 ( negatif : 0-200)
Kesan: dalam batas normal
12

Urinalisa
BJ 1,020 Sedimen urine :
pH 5,0 - Epitel negatif
Protein negatif - Leukosit 0-1 /Lpb
Glukosa negatif - Eritrosit 0-1 /Lpb
Keton negatif - Silinder negatif
Darah negatif - Kristal negatif
Bilirubin negatif - Bakteri negatif
Urobilinogen 1 - Mukus negatif
Nitrit negatif - Jamur positif
Leuk. esterase negatif
Kesan : dalam batas normal

KRITERIA ARA
1. Eritema malar (Butterfly rash), ruam kupus
2. Lupus discoid
3. Fotosensitivitas, sensitif matahari
4. Ulcerasi mukokutaneus oral dan nasal, mulut dan hidung sariawan
5. Arthritis nonerosif, radang sendi
6. Nefritis, proteinuria > 0,5 g/24 jam, silinder dalam urin.
7. Ensefalopati, konvulsi, psikosis (radang otak, kejang, psikosis)
8. Pleuritis atau perikarditis
9. Sitopenia (trombositopeni, leukopenia, anemia)
10. Imunoserologi positif: antibodi antidouble stranded DNA
11. Antibodi antinuclear (ANA) positif.
Pada pasien ini hanya ditemukan 1 dari 11 kriteria sehingga diagnosis SLE pada
pasein ini dapat disingkirkan
13

PEMERIKSAAN RADIOLOGI (RONTGEN THORAX PA) 14-10-2018

Interpretasi:
Identitas ada.
Tanggal foto ada.
Side marker ada
Jenis Film : PA
Kualitas foto baik
CTR A+B/C x 100% = 3 +5/ 16 x 100% = 33% (normal)
trakea di tengah
Paru : dalam
Jaringan lunak dan tulang baik
Mediastinum elongasi aorta (-),
Diafragma tenting (-), udara bebas di bawah diafragma (-)
Sudut kostofrenikus tajam
14

2.4 RESUME
Tn. SBS, usia 31 tahun, agama Islam, seorang tekhnisi kitchen set , alamat Jl.
SM Mansyur Lr Lebak Keranji Kel Bukit lama Kota Palembang dengan keluhan
utama dada terasa berdebar-debar, sesak (+) dipengaruhi aktivitas demam (+)
hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan murmur grade 1. Pada
pemeriksaan penunjang EKG didaptkan SVT, laboratorium ASTO reactive
sehingga pada pasien ini penyebab SVT diduga dari demam rematik. Oleh karena
itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

2.5 DAFTAR MASALAH


1.SVT Stable ec demam rematik

2.6. PENGKAJIAN MASALAH


1. SVT Stable ec demam rematik
Tn. SBS, usia 31 tahun, agama Islam, seorang tekhnisi kitchen set , alamat Jl.
SM Mansyur Lr Lebak Keranji Kel Bukit lama Kota Palembang dengan keluhan
utama dada terasa berdebar-debar, sesak (+) dipengaruhi aktivitas demam (+)
hilang timbul. Pada pemeriksaan fisik didapatkan murmur grade 1. Pada
pemeriksaan penunjang EKG didaptkan SVT, laboratorium ASTO reactive
sehingga pada pasien ini penyebab SVT diduga dari demam rematik. Oleh karena
itu, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Rencana konsul :
Konsul divisi kardiovaskuler
Rencana terapi :
Non farmakologi
15

 Istirahat
 Edukasi pasien dan keluarga pasien mengenai penyakit yang diderita
pasien serta rencana pemeriksaan maupun tatalaksana selama perawatan

Farmakologi
Periksa ABC
Airway : bebas
Breathing: Spontan, pola napas cepat dan dalam
Circulation: dalam batas normal
Berikan O2 3l/m
Vagal manuver
Bisoprolol 1 x 5 mg
Diltiazem 1 x 30 mg
Bolus amiodarone 150 mg IV lambat
Drip Amiodarone 300mg dalam NS 100 cc /6 jam

2.7 DIAGNOSIS SEMENTARA


Supraventrikular takikardia stable ec demam rematik

2.8. DIAGNOSIS BANDING


Supraventrikular takikardia stable ec penyakit jantung kongenital
Supraventrikular takikardia ec endokarditis

2.9 PENATALAKSANAAN
Nonfarmakologis :
 02 3l/m
 Istirahat
16

 Edukasi : menjelaskan diagnosa, tindakan yang akan dilakukan, terapi


yang akan diberikan dan pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan.
 Diet NB Kebutuhan metabolisme basal laki-laki = 66 + (13.7x65) + (5 x 170)
– (6.8 x 31) = 1595 kkal. Selanjutnya angka kebutuhan metabolisme basal ini
kita kalikan dengan faktor aktivitas dan faktor stres sesuai dengan tabel 1 dan
2 di bawah ini.
Tabel 1. Faktor Trauma/stres
No Jenis trauma/stres Faktor
1 Tidak ada stres, pasien dalam keadaan gizi baik 1.3
2 Stres ringan : peradangan saluran cerna, kanker, bedah 1.4
3 Stres sedang : sepsis, bedah tulang, luka bakar 1.5
4 Stres berat : trauma multipel, sepsis dan bedah multisistem 1.6
5 Stres sangat berat : luka kepala berat, ISPA, luka bakar&sepsis 1.7
6 Luka bakar sangat berat 2.1
Sumber : panduan nutrisi oral, enteral & parenteral 2012

Tabel 2. Faktor aktivitas bagi orang sakit


No Aktivitas Faktor
1 Istirahat di tempat tidur 1.2
2 Tidak terikat di tempat tidur 1.3
Sumber : panduan nutrisi oral, enteral & parenteral 2012

Didapatkan kebutuhan kalori pada pasien ini = 1595x1.3x1.3=2695 kkal yang


dibulatkan menjadi 2700 kkal.
Farmakologis
 IVFD NS 0,9% gtt X/m
 Bolus amiodarone 150 mg IV pelan
 Drip amiodarone 300mg dalam NS 100 cc /6 jam
 Bisoprolol 1 x 5 mg
17

 Diltiazem 1 x 30 mg

2.10 RENCANA PEMERIKSAAN


 Echocardiografi
 USG Abdomen

2. 11 RENCANA KONSUL
 Konsul divisi kardiologi

2.12 PROGNOSIS
 Quo ad Vitam: dubia ad bonam
 Quo ad functionam: dubia ad bonam
 Quo ad sanationam: dubia ad bonam

PERKEMBANGAN SELAMA PERAWATAN


Tanggal 14 Oktober 2018 (bangsal)
S Berdebar-debar berkurang
O : Keadaan umum Sakit sedang
Sensorium Compos Mentis
TD (mmHg) 120/80 mmHg
Nadi (x/m) 80 x/menit, reguler, isi dan tekanan cukup
RR (x/m) 20 x/menit, tipe pernapasan abdominothorakal
Suhu (OC) 36,9ºC
Keadaan Spesifik Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-),
Leher : JVP (5-0) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Cor : HR: 80 x/m, BJ I dan II normal, regular, murmur
(-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
18

Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri


tekan epigastrium (-), timpani, bising usus normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema pretibia (-), palmar pucat
(-), clubbing finger (-).

Asesmen Post SVT ec demam rematik


Diagnosis banding Post SVT ec penyakit jantung kongenital
Post SVT ec endokarditis
Terapi  Follow up TTV
Non farmakologi  Edukasi
 Istirahat

Farmakologis  IVFD NS 0,9% gtt X/m


 Drip amiodarone 300mg dalam NS 100 cc /6 jam
 Bisoprolol 1 x 5 mg
 Diltiazem 1 x 30 mg
 Clobazam 1 x 10 mg malam

Tanggal 15 Oktober 2018


S Dada berdebar-debar berkurang, nyeri dada (-)
O : Keadaan umum Sakit sedang
Sensorium Compos mentis
TD (mmHg) 110/80 mmHg
Nadi (x/m) 70 x/mnt regular, isi dan tekanan cukup
RR (x/m) 20 x/mnt abdominal thorakal
Suhu (OC) 36,7 ºC
Keadaan Spesifik Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
19

Cor : HR: 73 x/m, BJ I dan II normal, regular, murmur


(-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler (+) normal, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (-), timpani, bising usus normal
Ekstremitas : Akral hangat, edema pretibia (+), palmar pucat
(-), clubbing finger (-).
Kulit : Regio cruris sinistra: excoriatum uk 12x 5 cm, warna
kulit sama dengan sekitar, lka mengering, pus tidak ada.
Diagnosa Post SVT ec demam rematik
Diagnosis Banding Post SVT ec penyakit jantung kongenital
Post SVT ec endokarditis
P:Nonfarmakologis Istirahat
Edukasi

Farmakologis  IVFD NS 0,9% gtt X/m


 Drip amiodarone 300mg dalam NS 100 cc /6 jam
 Bisoprolol 1 x 5 mg
 Diltiazem 1 x 30 mg
 Clobazam 1 x 10 mg malam
Rencana ANA Test
pemeriksaan ASTO
20

Tanggal 16 Oktober 2018


S Dada berdebar-debar berkurang
O: keadaan umum Sakit sedang
Sensorium Compos mentis
TD (mmHG) 120/80 mmHg
Nadi (x/m) 80 x/mnt regular, isi dan tekanan cukup
RR (x/m) 20 x/mnt abdominal torakal
Suhu (OC) 36,6 OC
Keadaan spesifik Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik
(-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Cor : HR: 83 x/m, BJ I dan II normal, regular,
murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (-), timpani, bising usus normal
Ekstremitas : edema pretibia (-), palmar pucat (-),
clubbing finger (-).
Pemeriksaan Echokardiografi
penunjang
21

Interpretasi:
Ruang dan dimensi jantung normal
EF 73%
Mitral valve Prolaps anterior
Mitral regurgitasi ringan
Katup-katup lain normal
Kesan:
Mitral regurgitasi mild
Mitral valve prolaps
Preserve left ventricular ejection fraction (LVEF)

Pemeriksaan Laboratorium
Penunjang ANA test Negatif
Anti dsDNA 66,62
ASTO reaktif

Diagnosis Post SVT ec Prolaps katup mitral ec demam rematik


Diagnosis Banding Post SVT ec Prolaps katup mitral ec penyakit jantung
kongenital
Prolaps katurp mitral ec prolaps katup mitral ec
endokarditis
22

Rencana pemeriksaan Analisa kromosom

Non Farmakologi Istirahat


Edukasi

Farmakologi  Amiodarone 1 x200 mg


 Bisoprolol 1 x 5 mg
 Diltiazem 1 x 30 mg
 Clobazam 1 x 10 mg malam

Tanggal 17 Oktober 2018


S Dada berdebar-debar (-)
Mual (-)
O: keadaan umum Sakit ringan
Sensorium Compos mentis
TD (mmHG) 120/80 mmHg
Nadi (x/m) 86 x/mnt regular, isi dan tekanan cukup
RR (x/m) 20 x/mnt abdominal torakal
Suhu (OC) 36,6 OC
Keadaan spesifik Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik
(-), sklera ikterik (-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Cor : HR: 88 x/m, BJ I dan II normal, regular,
murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (-), timpani, bising usus normal
Ekstremitas : edema pretibia (+), palmar pucat (-),
23

clubbing finger (-).


Diagnosis Post SVT ec Prolaps katup mitral ec demam rematik
Dignosis banding Post SVT ec Prolaps katup mitral ec penyakit jantung
kongenital
Prolaps katup mitral ec prolaps katup mitral ec
endokarditis
Pemeriksaan Analisis kromosom
penunjang
Non Farmakologi Istirahat
Edukasi

Farmakologi  Amiodarone 1 x200 mg


 Bisoprolol 1 x 5 mg
 Diltiazem 1 x 30 mg
 Clobazam 1 x 10 mg malam

Tanggal 18 Oktober 2018


S Dada berdebar-debar berkurang
O: keadaan umum Sakit sedang
Sensorium Compos mentis
TD (mmHG) 120/80 mmHg
Nadi (x/m) 80 x/mnt regular, isi dan tekanan cukup
RR (x/m) 20 x/mnt abdominal torakal
Suhu (OC) 36,6 OC
Keadaan spesifik Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik
(-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Cor : HR: 83 x/m, BJ I dan II normal, regular,
24

murmur (-), gallop (-)


Pulmo : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (-), timpani, bising usus normal
Ekstremitas : edema pretibia (-), palmar pucat (-),
clubbing finger (-).
Diagnosis Post SVT ec Prolaps katup mitral ec demam rematik
Dignosis banding Post SVT ec Prolaps katup mitral ec penyakit jantung
kongenital
Post SVT ec Prolaps katup mitral ec endokarditis

Non Farmakologi Istirahat


Edukasi
Rawat jalan
Farmakologi  Amiodarone 1 x100 mg
 Bisoprolol 1 x 5 mg
 Diltiazem 1 x 30 mg
 Clobazam 1 x 10 mg malam

PERKEMBANGAN SELAMA RAWAT JALAN

Tanggal 22 Oktober 2018


S Dada berdebar-debar (-)
Pasien aktivitas seperti biasa
O: keadaan umum Sakit sedang
25

Sensorium Compos mentis


TD (mmHG) 120/80 mmHg
Nadi (x/m) 80 x/mnt regular, isi dan tekanan cukup
RR (x/m) 20 x/mnt abdominal torakal
Suhu (OC) 36,6 OC
Keadaan spesifik Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik
(-)
Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)
Cor : HR: 83 x/m, BJ I dan II normal, regular,
murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (-), timpani, bising usus normal
Ekstremitas : edema pretibia (-), palmar pucat (-),
clubbing finger (-).
Pemeriksaan Darah Rutin
penunjang Hb 15.3 g/dL
Leukosit 10.700 /mm3 (3.8 – 10.6/mm3)
Eritrosit 5.15 juta/mm3 (4.4 – 5.9 juta/mm3)
Hematokrit 44 % (40 – 52 %)
Trombosit 354.000/mm3 (150 – 440/mm3)
Diff Count 0/2/67/23/8

Kimia Klinik
Ureum (Serum) 24 mg/dL (10 – 50 mg/dL)
Creatinine serum 0,9 mg/dL (0.6 – 1.5 mg/dL) ↑
Gula Darah sewaktu 107 mg/dL (70 – 180 mg/dL)
SGOT 31 U/L (0 – 32 U/L)
26

SGPT 49 U/L (0 – 31U/L)


Natrium 153 mEq/L (135 – 148 mEq/L)
Kalium 4,8 mEq/L (3.5 – 5.0
mEq/L)
Calsium 9,0 mg/dL (8.8 – 10.2 mg/dL)

Diagnosis Post SVT ec Prolaps katup mitral ec demam rematik


Diagnosis banding Post SVT ec Prolaps katup mitral ec penyakit jantung
kongenital
Post SVT ec Prolaps katup mitral ec endokarditis
Rencana pemerikaan Analisis kromosom
Farmakologi  Amiodarone 1 x100 mg
 Bisoprolol 1 x 2,5 mg
 Clobazam 1 x 10 mg malam

Tanggal 5 November 2018


S Dada berdebar-debar (-)
Pasien aktivitas seperti biasa
O: keadaan umum Sakit sedang
Sensorium Compos mentis
TD (mmHG) 120/80 mmHg
Nadi (x/m) 80 x/mnt regular, isi dan tekanan cukup
RR (x/m) 20 x/mnt abdominal torakal
Suhu (OC) 36,6 OC
Keadaan spesifik Kepala : Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik
(-)
27

Leher : JVP (5-2) cmH2O, pembesaran KGB (-)


Cor : HR: 83 x/m, BJ I dan II normal, regular,
murmur (-), gallop (-)
Pulmo : Vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Abdomen : datar, lemas, hepar dan lien tidak teraba, nyeri
tekan epigastrium (-), timpani, bising usus normal
Ekstremitas : edema pretibia (-), palmar pucat (-),
clubbing finger (-).
Diagnosis Post SVT ec Prolaps katup mitral ec demam rematik
Diagnosis banding Post SVT ec Prolaps katup mitral ec penyakit jantung
kongenital
Post SVT ec Prolaps katup mitral ec endokarditis
Rencana pemerikaan Analisis kromosom
Farmakologi  Amiodarone 1 x100 mg
 Bisoprolol 1 x 2,5 mg
28

Anda mungkin juga menyukai