Anda di halaman 1dari 56

Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Response (RVR) + Right

Ventricular Hypertrophy (RVH) + Hiperkalemi

Hidayanti Br Siregar (G1A217103)

Hidayanti Br Siregar (G1A217103)


KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
BAGIAN/SMF KARDIOLOGI RSUD RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN
Pembimbing:dr.Muhammad Hatta , Sp.JP (K) FIHA
UNIVERSITAS JAMBI
2019
Atrial fibrilasi (AF), aritmia yang paling sering dijumpai, bukan keadaan yang
mengancam jiwa secara langsung

Prevalensi usia Rasio laki-laki : perempuan = 3:2


WHO mengestimasi bahwa pada tahun 2045-2050 prevalensi Atrial Fibrilasi
akan meningkat

Fibrilasi atrium memiliki resiko stroke 5 kali lebih tinggi dan resiko gagal
jantung 3 kali lebih tinggi

PENDAHULUAN

2
3

Keluhan Utama :
Anamnesa : Autoanamnesa dan alloanamnesa
Pasien datang dengan keluhan sesak yang memberat
sejak ± 2 hari SMRS

Nama : Ny. A
Umur : 41 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : IRT
Alamat : Purwodadi
Masuk RS : 04 juli 2019
Riwayat Perjalanan Penyakit

± 1 minggu
± 2 hari SMRS
SMRS
• 1 minggu SMRS os sudah mengeluhkan
• Pasien datang dengan keluhan sesak keluhan sesak. Sesak biasanya dapat
yang memberat sejak ± 2 hari SMRS. berkurang dengan istirahat. Os merasa mudah
sesak dirasakan terus menerus, tidak lelah saat melakukan aktifitas seperti menyapu
hilang saat istirahat. Os lebih nyaman atau memasak. Mengeluh sering terbangun
dengan posisi duduk. malam hari karena sesak dan tidur dengan
• Sejak 2 hari SMRS jantung os merasa bantal yang tinggi. Os juga mengeluh batuk,
batuk berdahak berwarna kuning.
berdebar-debar, di rasakan terus
• Nyeri dada (-), pusing (+), mual (-), muntah (-),
menerus seperti genderang didalam sering merasa kepanasan(-), pasien juga
dada. Keluhan ini dirasakan semakin mengaku berat badan berkurang hingga 10 kg
memberat dan semakin sering. dalm 1 bulan terakhir.
Riwayat Kebiasaan Riwayat penyakit keluarga

• Riwayat penggunaan obat-obatan disangkal (-) riwayat


alkohol (-). • Riwayat keluhan yang sama (-)
• Olahraga (-)
• Riwayat penyakit jantung (-)
• Riwayat Diabetes Mellitus (-)
• Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat sosial, ekonomi, pribadi
• Riwayat penyakit jantung (-)
tidak bekerja dan tinggal bersama suami
• Riwayat Diabetes Mellitus disangkal dan anaknya.
• Riwayat hipertiroid (-)

• Riwayat Hipertensi disangkal

• Riwayat penyakit paru kronis (-)


5
• Riwayat stroke (-)
6
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
GCS : Compos Mentis (E4 M6 V5)

RR Sp02
Suhu HR TD

36,7 C 140 120/80 mmHg 40 x/menit 99 %


x/menit
Kulit
PEMERIKSAAN FISIK Sawo matang, pigmentasi (-),
Mata bintik kemerahan (-)
Conjungtiva anemis (-),Exopthalmus (-),
Sklera ikterik (-), pupil isokor, Refleks Kepala
cahaya (+/+), mata cekung (-) Normocephal, rambut tdk
mudah dicabut
Hidung
Deviasi septum (-), Telinga
epistaksis (-)
Dbn
Leher Mulut
Pembesaran KGB (-) JVP 5+3cm Bibir kering (-), atrofi papil (-),
H2O gusi berdarah(-)
Faring
Jantung
Tonsil T1/T1, hiperemis (-) I: Iktus kordis terlihat
Paru Inspeksi: P :Iktus kordis teraba di ICS V linea
Simetris, ginekomastia (-), midclavicula sinistra
spider naevi (-) retraksi (-) P:
Palpasi:nyeri tekan (-) Fremitus taktil Atas: ICS II Linea parasternal sinistra
ka=ki Kiri: ICS V Linea Axillary anterior sinistra
Perkusi: sonor Kanan: ICS III Linea parasternal dextra
Auskultasi: vesikuler (+/+) Rhonki (+/ A : BJ I/II ireguler/ireguler, murmur diastolik
+) ,Wh (-/-) di apex jantung dengan derajat 4/4 gallop (-/-
Ekstremitas sup
Abdomen
Akral hangat, peteki (-),
Inspeksi : Datar
pitting edema (-), CRT
Auskultasi : BU (+)
<2 detik
Palpasi : supel, nyeri tekan
epigastrium (-), reflus
hepatojugular (-), hepatomegali(-),
splenomegali(-)
Perkusi : Timpani
Ekstremitas inf
Akral hangat, peteki (-),
pitting edema (-/-), CRT
<2 detik

PEMERIKSAAN FISIK

Identifikasi Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang


04 juli 2019 PEMERIKSAAN LABORATORIUM

DARAH ELEKTROLIT DAN FAAL GINJAL DAN FAAL


RUTIN HATI
Jenis Hasil Normal
Pemeriksaan Jenis Hasil Normal
WBC 11,15 (4-10,0 103/mm3) Pemeriksaan
HGB 14,6 (11,0-16 g/dl) Na 137,24 (135-148 mmol/L)
PLT 175 (100-300 103/mm3)
K 6,82 (3,5-5,3 mmol/L)
MCV 98 (80-100 fl)
Cl 109,77 (98-110mmol/L)
MCH 31,7 (27-34 pg)
Ca 1,19 (1,19-1,23 mmol/L)
MCHC 332 (320-360g/dl)

Kesan : Dalam batas normal


Ureum 35 (15-39)

GDS: 132 mg/dl Kreatinin 1.1 (0,9-1,3)

Kesan : Hiperkalemi
04 juli 2019 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
FAAL HATI

Parameter Hasil Harga Normal

SGOT 127 < 40 g/dl

SGPT 157 < 41g/dl


EKG (1 juli 2019 pukul 00.30 )

Irama : AF
Ritme : Aritmia (AF)
Axis : Right Axis Deviation
Frekuensi : 150 x/menit
Regularitas : Ireguler
Gel.P : Sulit dinilai / tidak
tampakgelompang P yang jelas
PR Interval : sulit dinilai
QRS Interval : 0,06 s
ST segmen : isoelektris
RVH : (+) = R/S di v1 =
5/1= 5
Kesan : Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular
Response (RVR) + Right Ventricular
Hypertrophy (RVH)
Rontgen Thorax

Jantung kesan membesar dengan cornus


pulmonal menonjol dan apeks jantung
terangkat. Aortakalsifikasi. Mediastinum
superior tidak melebar. Trakea ditengah. Hilus
kanan suram. Hilus kiri tertutup bayangan
jantung. Infiltrat di erihiler kanan kiri dan
parakardial kanan. Kedua hemidiafragma licin.
Kedua sinus kostofrenicus lancip. Jaringan
lunak dinding dada terlihat baik.
Kesan : Kardiomegali RVH dengan aorta
kalsifikasi. Infiltrat di perihiler kanan kiri dan
parakardial kanan DD/ bronkopneumonia
Diagnosa

Atrial Fibrilasi Rapid Ventricular Response (RVR)


+ Right Ventricular Hypertrophy (RVH) +
Hiperkalemi
TATALAKSANA

Farmakologis:
02 2 lpm Nasal kanul
IVFD RL 500cc/24jam
Inj. Furosemid 3 x1 amp
Inj. Ranitidin 2 x 50 mg
Amiodarone bolus iv 5 mg habis dalam 20 menit
Lanjut 1mg/ 6jam pertama lanjut 0,5mg/18 jam kedua
TATALAKSANA

• Monitor EKG ulang konsul Sp.JP EKG


• Amiodarone bolus iv 5 mg habis dalam 20 menit
Lanjut 1mg/ 6jam pertama lanjut 0,5mg/18 jam kedua :
STOP ganti Digoxin 0,25 mg diencerkan dalam 20cc
dan habis dalam 20 menit
• Simarc 1 x 2mg
• Drip furosemid 5 mg/jam
• PO.Kalitake 2 X 1 saset
• Rawat ICCU
• Inj.Ca glukonas 1 amp
Dextrose 40% 1 fls + 10 UI insulin
ANJURAN PEMERIKSAAN
• ECHO
• Cek ulang elektrolit post koreksi

EDUKASI
• Penjelasan tentang efek samping pengobatan dan komplikasi
kepada keluarga pasien
IGD TD N RR SpO2 Follow up IGD
00.30 120/80 140 40 97

00.30 120/80 154 36 98

00.45 120/70 142 34 98

01.00 110/80 140 34 98

01.15 100/70 152 32 97

01.30 100/60 132 32 98

02.00 100/60 140 28 97

04.00 90/60 130 23 96

05.00 100/60 115 23 97

06.00 100/60 103 23 97 The Power of PowerPoint |


thepopp.com
17
Follow up 2-7-2019

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
18
Follow up 2-7-2019

A : Atrial Fibrilasi Rapid


Ventricular Response (RVR) +
Suspect.Mitral Stenosis + Right
Ventricular Hypertrophy (RVH) +
Hiperkalemi

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
19
Follow up 2-7-2019

◉ P : 02 nasal canul 2 lpm


◉ IVFD RL 500cc/24jam
◉ Drip Furosemid 3mg / jam
◉ Dextrose 40% 1 fls + 10 unit insulin
◉ Inj.Ceftriaxone 1 x 2g
◉ Inj. Ranitidin 2 x 40 mg
◉ PO. Kalitake 2 X 1 saset
◉ PO. Laxadyn syrup 1 X 1C
◉ PO.Ambroxol 3 X 10 mg
◉ PO.Digoxin 1 X 0,25 mg
◉ PO.Atorvastatin 1 X 20 mg
◉ PO.Curcuma tab 1 x 1 tab
◉ PO.Allopurinol 3 x 100mg
◉ Simarc 1 x 2mg
◉ Cek INR
◉ Rencana echo besok dari ruang biasa dan besok boleh pindah ruang biasa.
Follow up 3-7-2019

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
21
Follow up 2-7-2019
P : 02 nasal canul 2 lpm
IVFD RL 500cc/24jam
A : Atrial Fibrilasi Rapid Inj.Ceftriaxone 1 x 2g
Ventricular Response (RVR) + Inj. Ranitidin 2 x 40 mg
MS + Right Ventricular Inj. Furosemid 2 x 40mg
Hypertrophy (RVH) + PO. Kalitake 2 X 1 saset
Hiperkalemi PO. Laxadyn syrup 1 X 1C
PO.Ambroxol 3 X 10 mg
PO.Simarc 1 x 2 mg
PO.Digoxin 1 X 0,25 mg
Hasil INR: 1,96 PO.Atorvastatin 1 X 20 mg
PO.Curcuma tab 1 x 1 tab
PO.Allopurinol 3 x 100mg

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
22
PROGNOSIS

Quo ad vitam : Dubia ad malam


Quo ad functionam : Dubia ad malam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
Atrial Fibrilasi
takiaritmia supraventrikular yang khas, dengan
aktivasi atrium yang tidak terkoordinasi yang
mengakibatkan perburukan fungsi mekanis
atrium
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
25
The Power of PowerPoint |
thepopp.com
26
Please do not record this presentation.
Today’s contents should be kept secret because they are too useful :D

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
27
AF MENURUT CIRI-CIRI AF BERDASARKAN KECEPATAN
DARI PASIEN LAJU VENTRIKEL

AF SORANGAN (LONE) AF dengan respon ventrikel


AF NON-VALVULAR cepat: Laju ventrikel >100x/ menit
AF dengan respon ventrikel
AF SEKUNDER
normal: Laju ventrikel 60-
 AF VALVULAR
100x/menit
AF dengan respon ventrikel
lambat: Laju ventrikel <60x/ menit

The Power of PowerPoint | thepopp.com 28


ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
Penyakit Anatomi Selular Elektrofisiologi
Kelompok A. Substrat yang muncul pada Ritme Sinus.
Hipertensi Dilatasi atrial Myolisis Abnormalitas konduksi
Gagal jantung Dilatasi PV Apoptosis, nekrosis Dispersi ERP
Penyakit koroner Fibrosis Pergantian kanal Aktivitas ektopik
Penyakit katup jantung
Kelompok B. Substrat yang muncul oleh karena Takikardi.
AF fokal Tidak ada atau muncul pada Tidak ada atau muncul pada Aktivitas ektopik
Atrial flutter episode AF dengan rate atrial yang episode AF dengan rate atrial yang Mikroentri ERP pendek
tinggi tinggi Dispersi ERP
Dilatasi atrial Regulasi kanal kalsium yang Konduksi yang melambat
Lapisan PV yang luas menurun
Dilatasi PV Myolisis
Kontraktilitas berkurang Regulasi connexin yang menurun
Fibrosis Supersentivitas adrenergic
Perubahan inervasi simpatik

The Power of PowerPoint | thepopp.com 29


Elektrofisiologi jantung
- Nodus SA (pacemaker) : 60-100 potensial aksi/menit
- Nodus AV : 40-60 potensial aksi/menit
- Bundle of HIS : RBB/LBB
- Serabut purkinje

The Power of PowerPoint |


thepopp.com
30
TRIGGER AF MAINTANANCE AF

 Pengeluaran fokus ektopik yang sangat  Hipotesis multiple wavelet


cepat di vena pulmonalis, vena cava  Aliran gelombang listrik terbagi menjadi
superior, ligament marshall dan struktur beberapa cabang (daughter wavelets),
otot dari sinus koronarius jumlah gelombang setiap saat tergantung

 Menimbulkan sinyal elektrik yang pada periode refraktori, kecepatan

mempengaruhi potensial aksi pada atrium konduksi, dan bentuk anatomi di atrium.

dan menggangu potensial aksi yang


dicetuskan oleh nodus SA.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 31


INTRODUCTION
ANAMNESIS

PALPITASI MUDAH LELAH PRESINKOP/SINKOP LEMAH, PUSING

ONSET, DURASI, FAKTOR PENCETUS, PENGGUNAAN RIWAYAT ABLASI


FREKUENSI CARA MENGURANGI OBAT ARITMIA AF
KELUHAN The Power of PowerPoint |
R Pthepopp.com
D KOMORBID 33
Daftar Pertanyaan
Apakah irama jantung saat episode serangan terasa teratur atau tidak
teratur ?
Apakah terdapat faktor pencetus seperti aktivitas fisik, emosi atau
asupan alkohol ?
Apakah gejala selama episode terasa sedang atau berat – derajat
keparahan dapat diekspresikan dengan menggunakan skor EHRA
Apakah episode yang dirasakan sering atau jarang, dan apakah singkat
atau cukup lama ?
Apakah terdapat riwayat penyakit penyerta seperti: hipertensi, penyakit
jantung koroner, gagal jantung, penyakit vaskular perifer, penyakit
serebrovaskular, stroke, diabetes atau penyakit paru kronik ?
Apakah ada riwayat penyalahgunaan alkohol ?
Apakah ada riwayat keluarga dengan AF ?

The Power of PowerPoint | thepopp.com 34


PEMERIKSAAN FISIK

NEUROLOGIS &
ABDOMEN
EKSTREMITAS
Ext inferior: sianosis, edema, akral Indikasi gagal jantung: asites,
dingin, nadi perifer lemah hepatomegali, teraba kapsul hebar
Tanda-tanda TIA
JANTUNG PARU

Pergeseran dari punctum maximum tanda-tanda gagal jantung


bunyi jantung tambahan (S3) (misalnya ronki, efusi pleura)

KEPALA DAN LEHER TANDA VITAL

eksoftalmus, pembesaran tiroid, HR : 110-150 x/i, tetapi jarang


peningkatan tekanan vena jugular >160-170 x/i
atau sianosis.

35
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

PEMERIKSAAN DARAH

Darah lengkap (anemia, infeksi)


Elektrolit, ureum, kreatinin serum (gangguan elektrolit atau
gagal ginjal)
Enzim jantung seperti CKMB dan atau troponin (infark
miokard sebagai pencetus FA)
Peptida natriuretik (BNP, N-terminal pro-BNP dan ANP)
memiliki asosiasi dengan FA
Peptida natriuretik, D-dimer, Fungsi tiroid, Kadar digoksin,
Uji toksikologi The Power of PowerPoint |
thepopp.com
36
EKG Ciri-ciri Atrial Fibrilasi pada gambaran
EKG sebagai berikut:
1. EKG permukaan menunjukkan pola
interval RR yang ireguler
2. Tidak dijumpai gelombang P yang jelas
pada EKG permukaan. Kadang-kadang
dapat terlihat aktivitas atrium yang
irreguler pada beberapa sadapan EKG,
paling sering pada sadapan V1
3. Interval antara dua gelombang aktivasi
atrium tersebut biasanya bervariasi,
umumnya kecepatannya melebihi
450x/menit
EKG Manifestasi EKG yang dapat menyertai Atrial
Fibrilasi antara lain:
• Laju jantung umumnya berkisar 110-140
kali/menut, tetapi jarang melebihi 160-170
kali permenit
• Dapat ditemukan denyut dengan konduksi
aberan (QRS lebar) setelah siklus interval
R_R panjang pendek (fenomena Ashman)
• Preeksitasi
• Hipertrofi ventrikel kiri
• Blok berkas cabang
• Tanda infark akut/lama
• Elektrokardiogram juga diperlukan untuk
memonitor interval QT dan QRS dari
pasien yang mendapatkan terapi
antiaritmia untuk AF.
PENEGAKKAN DIAGNOSTIK
SIX-MINUTES Moniter Holter atau
FOTO TORAKS WALK TEST event recording
• Foto toraks biasanya normal • Membantu menilai apakah • Berguna untuk menegakkan
strategi kendali laju sudah
• Bukti gagal jantung atau diagnosis atrial fibrilasi
adekuat atau belum (target nadi
tanda-tanda patologi paroksismal, dimana pada saat
<110x/menit setelah berjalan 6-
parenkim atau vaskular paru menit). presentasi, atrial fibrilasi tidak
(misalnya emboli paru, • Menyingkirkan iskemia sebelum
terekam pada EKG.
pneumonia). memberikan obat antiaritmia
kelas 1c

• Untuk mereproduksi fa yang


dicetuskan oleh aktivitas fisik

The Power of PowerPoint | thepopp.com 39


E VA L U A S I K L I N I S
• Skor simtom untuk menilai perkembangan gejala selama penanganan FA
• Hanya memperhitungkan derajat gejala yang benar-benar disebabkan oleh
FA

The Power of PowerPoint | thepopp.com 40


TATA L A K S A N A

The Power of PowerPoint | thepopp.com 41


TATA L A K S A N A
Pemilihan Terapi Antitrombotik

Tabel CHA2-DS2-VASc Sistem Skoring untuk


Risiko Stroke pada Atrial Fibrilasi
SKOR
Congestive HF 1
Hipertensi 1
Usia ≥ 75 tahun 2
Diabetes mellitus 1
Stroke/TIA/TE 2
Penyakit vascular 1
Usia 65-74 tahun 1
Perempuan 1

The Power of PowerPoint | thepopp.com 42


Pilihan terapi pada pasien dengan penyakit ginjal kronik
TATA L A K S A N A dan
faktor risiko stroke (CHADS2 ≥1).
Terapi Antitrombotik
• Antagonis vitamin K (warfarin atau Coumadin)
Berfungsi dalam proses pembentukan sumbatan fibrin
untuk mengurangi atau mencegah koagulasi
Peak plasma time dalam waktu ± 1 jam
• Antikoagulan baru (AKB)
• Dabigatran etexilate
• Rivaroxaban
• Apixaban
• Penilaian fungsi ginjal (memakai klirens kreatinin
hitung) wajib dilakukan pada pemberian AKB
karena seluruh obat tersebut sedikit banyak
diekskresi melalui ginjal.
• Antikoagulan baru tidak memiliki antidot spesifik
-> perdarahan -> tata laksananya suportif (AKB
memiliki waktu paruh yang pendek)
The Power of PowerPoint | thepopp.com 43
TATA L A K S A N A FA S E A K U T
Tatalaksana Laju FASE AKUT Terapi intravena untuk kendali laju fase akut

• Medikamentosa:

• Obat IV mempunyai respon yang lebih


cepat untuk mengontrol respon irama
ventrikel.

• Digoksin atau amiodaron


direkomendasikan untuk mengontrol laju
ventrikel pada pasien dengan AF dan
gagal jantung atau adanya hipotensi.

• Pada fase akut, target rate adalah 80-100


x/I
The Power of PowerPoint | thepopp.com 44
TATA L A K S A N A
Tatalaksana jangka panjang Obat untuk kendali laju.

• Medikamentosa:

• FA simtomatik yang sudah terjadi


lama

• Fase jangka panjang dengan obat


oral

• Kendali laju dipertimbangkan


sebagai terapi awal pada pasien
usia tua dan keluhan minimal (skor
EHRA 1). The Power of PowerPoint | thepopp.com 45
TATA L A K S A N A
Tatalaksana Rate

• Ablasi nodus AV Beberapa keterbatasan ablasi nodus AV

• Ablasi nodal AV tidak mengubah kebutuhan jangka


• Ablasi kateter pada sistem konduksi AV
panjang untuk antikoagulasi.
dan implantasi alat pacu jantung • Meskipun ritme escape junctional yang memadai mungkin
permanen muncul setelah ablasi, beberapa pasien dapat menjadi
ketergantungan dengan alat pacu jantung akibat dari
• Untuk menetapkan kontrol permanen dari
ritme escape.
tingkat ventrikel • Pacu ventrikel kanan menghasilkan abnormal kontraksi
LV, dan perburukan hemodinamik akut

The Power of PowerPoint | thepopp.com 46


TATA L A K S A N A
Tatalaksana Irama
• Pilihan pertama untuk terapi dengan kendali irama adalah
memakai obat antiaritmia

• Obat paling efektif dilakukan dalam 7 hari setelah


terjadinya AF. Kardioversi farmakologis kurang efektif
pada FA persisten.

• Obat antiaritmia yang ada di Indonesia : amiodaron dan


propafenon

• Amiodaron dalam penggunaan jangka panjang


mempunyai efek toksik

• Propafenon tidak boleh diberikan pada pasien


dengan penyakit jantung koroner atau gagal jantung
sistolik

The Power of PowerPoint | thepopp.com 47


TATA L A K S A N A
Tatalaksana Irama
• Fase akut dengan kardioversi elektrik: • Fase akut dengan PILDAKU:

• Dilakukan pada pasien AF yang mengalami • Propafenon oral (450-600 mg)


hemodinamik tidak stabil • Efektivitas propafenon oral tersebut mencapai
• Pasien yang masih simtomatik dengan 45% dalam 3 jam
gangguan hemodinamik : kardioversi • Indikasi : pasien dengan simtom yang berat
farmakologis dengan antiaritmia IV atau dan AF jarang (sekali dalam sebulan).
kardioversi elektrik

The Power of PowerPoint | thepopp.com 48


TATA L A K S A N A O P E R AT I F
CATHETER ABLATION
Sayatan pada daerah paha. -> masuk kateter kedalam pembuluh darah utama hingga
masuk kedalam jantung-> bagian ujung kateter terdapat elektroda yang berfungsi
menghancurkan fokus ektopik

MAZE OPERATION
Hampir sama dengan catheter ablation

Mengahasilkan suatu “labirin” yang berfungsi untuk membantu menormalitaskan system


konduksi sinus SA.

ARTIFICIAL PACEMAKER
Alat pacu jantung yang ditempatkan di jantung, yang berfungsi mengontrol irama dan
denyut jantung.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 49


The Power of PowerPoint | thepopp.com 50
KASUS TEORI
• keluhan sesak ± 2 hari SMRS. sesak dirasakan terus menerus, tidak Anamnesa pada psien AF didaptkan:

hilang saat istirahat. Os lebih nyaman dengan posisi duduk. Palpitasi. Umumnya diekspresikan oleh pasien sebagai:

• Sejak 2 hari SMRS jantung os merasa berdebar-debar, di rasakan terus pukulan genderang, gemuruh guntur, atau kecipak ikan di

menerus seperti genderang didalam dada. Keluhan ini dirasakan dalam dada.

semakin memberat dan semakin sering. • Mudah lelah atau toleransi rendah terhadap aktivitas fisik

• 1 minggu SMRS Sesak biasanya dapat berkurang dengan istirahat. Os • Presinkop atau sinkop

merasa mudah lelah saat melakukan aktifitas seperti menyapu atau • Kelemahan umum, pusing

memasak. Mengeluh sering terbangun malam hari karena sesak dan


TANDA GAGAL JANTUNG
tidur dengan bantal yang tinggi. Os juga mengeluh batuk, batuk

berdahak berwarna kuning.

• Nyeri dada (-), pusing (+), mual (-), muntah (-), sering merasa

kepanasan(-), pasien juga mengaku berat badan berkurang hingga 10

kg dalm 1 bulan terakhir.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 51


KASUS TEORI

• Riwayat penyakit jantung (-)


Pada teori terdapat faktor resiko terjadiny fibrilasi atrium yaitu
• Riwayat Diabetes Mellitus disangkal
penyakit kardiovaskuler seperti hipertensi, diabetes melitus,
• Riwayat hipertiroid (-)
obesitas, penyakit jantung bawaan hipertiroid, penyakit
• Riwayat Hipertensi disangkal
jantung korones, dan lainnya.
• Riwayat penyakit paru kronis (-)

• Riwayat stroke (-)

The Power of PowerPoint | thepopp.com 52


KASUS TEORI
KASUS TEORI
KASUS TEORI
THANK YOU!
The Power of PowerPoint | thepopp.com 56

Anda mungkin juga menyukai