Oleh:
Anisa Kusuma Astuti G99162109
Periode: 18 – 24 Juni 2018
Pembimbing :
I. Anamnesis
A. Identitaspasien
Nama : Tn. AK
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Boyolali
No RM : 01422xx
MRS : 16 Juni 2018
Tanggal Periksa : 20 Juni 2018
B. KeluhanUtama
Nyeri kepala dan wajah
C. RiwayatPenyakitSekarang
Pasien datang ke RSDM sebagai rujukan dari RS Simo Boyolali dengan
keluhan nyeri pada kepala dan wajah. Nyeri dirasakan sejak 5 jam SMRS,
setelah pasien jatuh dari motor dengan menggunakan helm standard. Pasien
terjatuh karena menghindari lubang di jalan, dan setelah terjatuh tungkai bawah
kanan pasien di tabrak oleh motor lain. Nyeri pada bagian wajah sebelah kanan
dirasakan terus-menerus dan semakin bertambah. Keluhan pingsan (+),
muntah (+), kepala terasa nyeri (+), kejang (-). Oleh penolong, pasien segera
dibawa ke RS RS Simo Boyolali, namun karena keterbatasan sarana dan
prasarana, pasien dirujuk ke RSDM.
2
Riwayat Hipertensi : disangkal
F. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat minum alkohol : disangkal
Riwayat olahraga : Pasien jarang berolahraga
3
Sistem Gastrointestinal : mual (-) muntah (-), perut terasa panas (-), kembung (-),
sebah (-), muntah darah (-), BAB warna hitam (-), BAB
lendir darah (-), BAB sulit (-)
Sistem Genitourinaria : BAK warna kuning jernih, nyeri saat BAK (-)
Sistem Muskuloskeletal : nyeri otot (+), nyeri sendi (-), bengkak sendi (-)
Ekstremitas Atas : pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak (-/-), luka (-/-), terasa
dingin (-/-), terasa kebas (-/-), gerakan terbatas (-/-)
Bawah : pucat (-/-), kebiruan (-/-), bengkak (-/-), luka (-/-) terasa
dingin (-/-), terasa kebas (-/-), gerakan terbatas (-/-)
B. Secondary Survey
1. Kepala : bentuk mesocephal
2. Mata : edema periorbita (+/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera
ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek cahaya
(+/+), hematom periorbita(+/-), diplopia (-/-)
3. Telinga : sekret (-/-), darah (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-),nyeri
tekan tragus (-)
4. Hidung : bentuk simetris, napas cuping hidung (-), sekret (-),
keluar darah (-)
4
5. Mulut : Maloklusi (-), sianosis (-), gusi berdarah (-)
6. Leher : KGB membesar (-), peningkatan JVP (-)
7. Thorak : bentuk normochest, pengembangan dada kanan = kiri,
retraksi (-), nyeri tekan (-)
8. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis tidak kuat angkat
Perkusi : batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal, regular,bising(-)
9. Pulmo
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi : fremitus raba kanan sama dengan kiri, nyeri tekan (-/-),
krepitasi (-/-)
Perkusi : sonor/sonor
Auskultasi : suara dasar vesikuler (+/+) normal, suara tambahan (-/-)
10. Abdomen
Inspeksi : distended (-)
Auskultasi : bising usus (+) normal
Perkusi : timpani
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), defans muscular (-)
11. Ekstremitas : nyeri tekan (-)
Akral dingin Oedema
- - - -
- - - -
C. Status Lokalis
Regio Orbita
Inspeksi : tampak hematomem di regio periorbita dekstra, skin intak (+),
visus >6/60, gerak bola mata normal
Palpasi : nyeri tekan (+), hipoestesi (-)
Regio Midfacial
Inspeksi : tampak oedem di regio maksillaris dekstra, skin intak (+),
5
mallar depress (+/-)
Palpasi : nyeri tekan (+), hipoestesi (-/-)
Regio Intraoral
Inspeksi : tampak gigi tanggal (-), mukosa intraoral intak, maloklusi (-)
Palpasi : gigi goyang (-), maxilla goyang (-/-)
Regio Cruris dextra
Inspeksi : skin intak, sweeling (+), angulasi ke lateral (+)
Palpasi : NVD (-), CRT< 2 dtk
ROM : gerak ankle terbatas nyeri
IV. Assesment I
Suspek Fraktur Maksillaris dekstra
Suspek fraktur rima orbita lateral dextra
Suspek close fracture 1/3 medial tibial dextra
V. Plan I
Diagnosis
1. Cek laboratorium darah lengkap, PT, APTT
2. CT scan kepala 3D
3. Rontgen cruris dextra
Terapi
1. O2 3 lpm
2. Head up 30o
3. Oral Hygiene 3x/hari dengan betadine kumur
4. Diet cair
5. Infus NaCl 0,9% 20 tpm
6. Inj. Metamizole 1 gr/8 jam
7. Inj. Ranitidin 50 mg/12 jam
Monitoring
1. Awasi KU/VS/GCS/Lateralisasi