Anda di halaman 1dari 14

KASUS UJIAN BEDAH PLASTIK

SEORANG WANITA USIA 26 TAHUN DENGAN CONSTRICTION BAND


SYNDROME REGIO CRURIS DEXTRA





Oleh:
Annisa Marsha Evanti
G99122016

Periode: 9 Juni 14 Juni 2014


Pembimbing:
dr. Amru Sungkar, Sp.B, Sp.BP-RE




KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RSUD DR. MOEWARDI
SURAKARTA
2014
2

BAB I
STATUS PASIEN

I. Identitas Penderita
Nama : Nn. N
Umur : 26 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Alamat : Pajeng Gondang, Bojonegoro, JawaTimur
No. RM : 01255123
Masuk Bangsal : 6 Juni 2014
Pemeriksaan : 10 Juni2014

II. DATA DASAR
A. Keluhan Utama :
Bengkak pada kaki kiri semenjak lahir

B. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang dengan keluhan bengkak pada kaki kanan. Bengkak
dirasakan ada semenjak pasien lahir. Bengkak dirasakan tidak pernah
mengecil dan secara perlahan membesar. Bengkak tidak berkurang dengan
pemberian obat-obatan. Kaki dapat digerakkan dengan normal tanpa ada
hambatan pergerakan. Nyeri (-), panas (-), luka (-), borok (+), demam (-),
berwarna kebiruan (-). Sebelumnya tidak pernah ada riwayat trauma pada
kaki kanan pasien.
Ketika pasien di dalam kandungan, ibu pasien rutin control ke
bidan dan mendapat vitamin rutin namun tidak dilakukan pemeriksaan
USG. Selama kehamilan, ibu pasien tidak mengalami keluhan berarti.

3

C. Riwayat Penyakit Dahulu :
1. Riwayat trauma : disangkal
2. Riwayat kebiruan pada kaki: disangkal
3. Riwayat sakit DM : disangkal
4. Riwayat sakit hipertensi : disangkal
5. Riwayat sakit jantung : disangkal
6. Riwayat asma : disangkal
7. Riwayat alergi : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga
1. Riwayat keluhan serupa : disangkal
2. Riwayat sakit DM : disangkal
3. Riwayat sakit hipertensi : disangkal
4. Riwayat asma : disangkal
5. Riwayat sakit jantung : disangkal

E. Riwayat kehamilan ibu
Selama hamil ibu tidak pernah mengeluh dan menderita sakit kuning,
muntah berlebihan dan demam tinggi. Ibu beberapa kali mengkonsumsi
jamu, namun tidak pernah mengkonsumsi obat pil maupun minuman
keras. Ibu rutin memeriksakan bayi ke bidan dan melahirkan di bidan,
namun tidak dilakukan pemeriksaan USG.

F. Riwayat sosial ekonomi
Penderita adalah seorang wanita berusia 26 tahun. Pasien
memeriksakan diri di RSDM dengan menggunakan fasilitas BPJS.

G. Anamnesis Sistemik
1. Keluhan utama : Bengkak pada kaki kanan
2. Kulit : kuning (-), kering (-), pucat (-),
menebal (-), gatal (-), bercak-bercak
4

kuning (-), luka (-), bintik-bintik perdarahan
pada kulit (-), keringat malam (-).
3. Kepala : pusing (-), nyeri kepala (-), nggliyer (-),
kepala terasa berat (-), perasaan berputar
putar (-), rambut mudah rontok (-), vertigo
(-).
4. Mata : mata berkunang kunang (-),pandangan
kabur (-), gatal (-), mata kuning (-),bengkak
(-), bola mata menonjol (-).
5. Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), keluar lendir
atau air berlebihan (-), gatal (-).
6. Telinga : pendengaran berkurang (-), keluar cairan
atau darah (-), pendengaran berdenging (-).
7. Mulut : bibir kering (-), gusi mudah berdarah (-),
gigi mudah goyah (-), sulit berbicara (-),
papil lidah atrofi (-).
8. Tenggorokan : rasa kering dan gatal (-), nyeri untuk
menelan (-), sakit tenggorokan (-), suara
serak (-).
9. Sistem respirasi : sesak (-),batuk (-), dahak (-), darah (-),
nyeri dada (-), mengi (-).
10. Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), terasa ada yang menekan (-),
Sering pingsan (-), berdebar-debar(-),
keringat dingin (-), ulu hati terasa panas (-),
denyut jantung meningkat (-).
11. Sistem gastrointestinal : mual (-), muntah (-), sebah (-), kembung(-),
cepat kenyang (-), perut terasa penuh (-),
nafsu makan menurun (-), nyeri perut (-),
diare (-), sulit BAB (-), BAB berdarah
(-), perut nyeri setelah makan (-), BAB
warna seperti dempul (-), BAB warna hitam
5

(-).
12. Sistem musculoskeletal : lemas (-),kaku sendi (-), nyeri sendi (-),
bengkak sendi (-), nyeri otot (-), kaku otot
(-), kejang (-).
13. Sistem genitourinaria : nyeri saat BAK (-), panas saat BAK (-),
sering buang air kecil (-), air kencing
warna seperti teh (-), BAK darah (-), nanah
(-), rasa gatal pada saluran kencing (-),
rasa gatal pada alat kelamin (-).
14. Ekstremitas :
Atas : luka (-/-), kesemutan (-/-), bergetar (-/-),
ujung jari terasa dingin (-/-), bengkak (-/-),
lemah (-/-), sindaktil (-/-).
Bawah : luka (-/-), kesemutan (-/-), bergetar (-/-),
ujung jari terasa dingin (-/-), bengkak (+/-),
lemah (-/-), nyeri (-/-), sindaktil (-/-).
15. Sistem neuropsikiatri : kesemutan pada kedua tangan (-/-), kejang
(-), gelisah (-), mengigau (-)

6

H. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : Composmentis, tidak tampak sakit atau nyeri, gizi kesan
cukup
Vital sign : Frekuensi respirasi : 18 x/menit, tekanan darah: 110/80
mmHg, nadi: 84 x/menit,
Kepala : Mesocephal, tidak ada kelainan.
Mata : Konjungtiva pucat (-/-), sclera ikterik (-/-), oedem palpebra (-/-),
hematom periorbita (-/-), diplopia (-/-)
Hidung : Deviasi septum (-/-), krepitasi (-), discharge (-)
Telinga : Sekret (-/-), darah (-/-)
Mulut : Maloklusi (-)
Leher : Tidak ada kelainan
Jantung : Inspeksi: Ictus kordis tidak tampak
Palpasi: Ictus kordis tidak kuat angkat
Perkusi: Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi: Bunyi jantung I-II intensitas normal, reguler, bising
(-)
Pulmo : Inspeksi: pergerakan dinding dada kanan=kiri
Palpasi: fremitus raba kanan=kiri
Perkusi: Sonor/sonor
Auskultasi: SDV (+/+), ST (-/-)
Abdomen: Inspeksi: Distensi (-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal
Perkusi: Timpani
Palpasi: Supel, nyeri tekan (-), defans muskular (-)
Ekstremitas : Lihat status lokalis





7

Status Lokalis
Regio Cruris dekstra :
L: terdapat konstriksi yang melingkar penuh (+), massa (+) ukuran
50x10x5 cm, konsistensi keras, permukaan halus, berwarna seperti kulit
sekitar, borok (+), hiperemis (-), nyeri (-)
F: NVD (-), nyeri tekan (-)
M: ROM tidak terbatas oleh karena massa

I. ASSESTMENT
Constriction band regio cruris dextra

J. PLAN
1. Foto rontgen cruris dextra
2. Biopsi jaringan
3. Cek darah rutin, PT/APTT, golongan darah, HbsAg
















8

BAB II
TUGAS UJIAN

1. Buatlah anamnesis lengkap pasien tersebut di atas yang menunjang diagnosis!
Pada pasien ini, anamnesis dilakukan secara autoanamnesis terhadap
pasien.
a. Keluhan apa yang membuat pasien dibawa ke rumah sakit?
b. Dimana lokasi keluhan yang dialami pasien?
c. Sejak kapan peristiwa tersebut terjadi?
d. Bagaimana kronologis peristiwa tersebut?
e. Apakah pertumbuhan cepat membesar atau perlahan-lahan?
f. Pasien sudah dibawa ke mana terlebih dahulu dan diberikan penanganan
apa? Apakah terjadi perbaikan atau perburukan?
g. Adakah keluhan lain yang menyertai? Apakah terdapat nyeri?
Pembengkakan? Apakah terdapat sindaktili atau keluhan lain yang
menyertai? Limfoedema? Amputasi intrauterine?
h. Apakah pasien terganggu pergerakan atau aktivitas akibat adanya massa?
i. Sampai sedalam apa adanya konstriksi?
j. Riwayat kehamilan dan melahirkan pada ibu?
k. Apakah pasien memiliki riwayat penyakit tertentu? Riwayat adanya
kebiruan pada lesi? Riwayat trauma? Riwayat sindaktili? Riwayat alergi?
Asma? Hipertensi? DM? Penyakit jantung?
l. Apakah keluarga pasien memiliki riwayat penyakit tertentu? Riwayat
keluhan yang sama? Riwayat alergi? Asma? Hipertensi? DM? Penyakit
jantung?

2. Buatlah pemeriksaan fisik lengkap!
Gejala klinis pada pasien berupa pencekikan/konstriksi pada region cruris
kanan. Didapatkan adanya pembengkakan berukuran 50x10x5 cm
disekitar konstriksi, konsistensi keras, permukaan halus, berwarna seperti
kulit sekitar, borok (+). Tidak didapatkan adanya keluhan nyeri maupun
9

tanda peradangan. Tidak didapatkan adanya edema akibat penjepitan pada
pembuluh limfe maupun pembuluh darah superfisial, nyeri tekan (-). Tidak
didapatkan adanya keterbatasan pada pergerakan kaki kanan. Tidak
ditemukan adanya deformitas lainnya seperti sindaktil, club foot, maupun
amputasi intrauterin.

3. Buatlah diagnosis dan differential diagnosis!
Diagnosis pasien ini adalah Constriction band region cruris dextra dengan
diagnosis banding Lipoma region cruris dextra, lipofibroma region cruris
dextra.

4. Buatlah pemeriksaan penunjang (laboratorium dan radiologis) dan penilaian
dari hasil pemeriksaan penunjang tersebut!
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil pemeriksaan laboratorium darah pada pasien ini:
Laboratorium Hasil Harga Rujukan
Hb (g/dL) 11,9 13,5 17,5
Hct (%) 35 33-45
AE (10
6
/uL) 4,50 4,5-5,90
AL (10
3
/uL) 11,5 4,5-11,0
AT (10
3
/uL) 434 150-450
Gol. Darah O
HBsAg Non reaktif Non reaktif
Na (mmol/L) 139 136-145
K (mmol/L) 3,5 3,3-5,1
Cl (mmol/L) 104 98-106

b. Pemeriksaan Biopsi
Makroskopis: berupa jaringan 2 buah dilapisi kulit ukuran 2 cm dan 0,8
cm, coklat, cetak semua
10

Mikroskopis: jaringan dari region cruris dextra dilapisi epitel gepeng
berlapis dalam batas normal. Subepitelial terdiri dari jaringan fibrosa dan
jaringan lemak matur yang hiperplastis. Tidak didapatkan tanda-tanda
keganasan.

c. Pemeriksaan rontgen region cruris dextra

5. Jelaskan rencana penatalaksanaan!
Pelepasan konstriksi dapat dilakukan dengan eksisi dari pita yang menjepit
bagian tubuh tersebut, dilanjutkan dengan pembentukan ulang jaringan lunak
(recontour) dengan menggunakan metode Z atau W plasty.

Penatalaksanaan constriction band syndrome ini harus individual, dan berkisar
dari perbaikan kosmetik sampai pelepasan band limb-sparing darurat. Band
dangkal mungkin tidak memerlukan pengobatan operatif kecuali apabila
mengganggu sirkulasi atau drainase limfatik. Perbaikan kosmetik band
dangkal tanpa limfedema dapat dilakukan secara elektif. Band dalam
membutuhkan pelepasan dari band penyempitan oleh Z-plasty atau W-plasty
sirkumferensial. Dalam kasus dengan iskemia berat, yang dapat menyebabkan
osteomielitis, amputasi bagian distal dapat dipertimbangkan. Di atas plasty
(transfer sebagian digital), transfer jari kaki ke tangan, prosedur pemanjangan
tulang, dan prosedur pollisizasi telah dilakukan untuk mengembalikan fungsi
dalam kasus-kasus dengan hipoplasia digital dan amputasi.
Pada pasien dengan acrosindaktili, pemisahan jari dan rekonstruksi web
diperlukan. Perbaikan saat ini dalam diagnosis prenatal dan teknik bedah
fetoscopic akhirnya dapat memungkinkan penatalaksanaan intrauterin rahim
dari constriction band syndrome.

Penatalaksanaan sindroma ini difokuskan pada perbaikan fungsi dan
pengembangan sambil memberikan tampilan estetik yang dapat diterima.
Penatalaksanaan harus disesuaikan dengan individu. Waktu perbaikan dan
11

perencanaan bedah yang penting untuk memberikan hasil fungsional terbaik
pada tangan yang terkena dampaknya.

6. Jelaskan edukasi, penyuluhan, dan pencegahan sekunder penyakit tersebut!
Etiologi dari penyakit ini masih belum diketahui dengan jelas. Penyebab
bisa berasal dari factor intrinsik, ekstrinsik, maupun intrauterine. Tidak
diketahui adanya factor prediksi radikal bebas serta kejadian familial atau
genetic. Penanganan yang tepat pada waktu yang tepat dapat memperbaiki
kualitas hidup anak yang terkena kelainan ini. Salah satu langkah efektif yang
sudah dilakukan oleh ahli bedah diseluruh dunia dalam menangani konstriks
ini adalah dengan metode Z plasty.
Constriction band syndrome adalah sebuah abnormalitas kongenital yang
jarang terjadi dengan manifestasi kecacatan dan kelumpuhan. Ketuban pecah
dini dengan belitan dari bagian janin dengan (strand) amniotik adalah teori
utama pada saat ini untuk pengembangan sindrom ini. Manajemen sindroma
ini difokuskan pada perbaikan fungsi dan pengembangan sambil memberikan
tampilan estetik yang dapat diterima. Penatalaksanaan harus disesuaikan
dengan individu. Waktu perbaikan dan perencanaan bedah yang penting untuk
memberikan hasil fungsional terbaik pada tangan yang terkena dampak.













12

DAFTAR PUSTAKA
1. Chun Yang, Dalin Tang, et al. Using Contracting Band to Improve Right Ventricle
Ejection Fraction for Patients with Repaired Tetralogy of Fallot, a Modeling
Study Using Patient-Specific CMR-Based Two-Layer Anisotropic Models of
Human Right and Left Ventricles. 2007;60:1241-3.
2. Mert Tural, zgr zync, Aslhan Yazcolu, Ltf Sabri nderolu.
Integration of three-dimensional ultrasonography in the prenatal diagnosis of
amniotic band syndrome: A case report. Department of Obstetrics and
Gynecology, Maternal Fetal Medicine Unit, Hacettepe University Faculty of
Medicine, Ankara, Turkey. J Plast Reconstr Aesthet Surg 2009;62:416-7.
3. Gargh K, Sullivan C, Laing H, et al. The Limb-Abdominal Wall Complex Defects, a
form of Amniotic Band Sydrome: A Rare Case Report. Case Rep Med 2009;
2009:825174.
4. Kapil Gargh, Carol Sullivan, Hamish Laing, and Sujoy Banerjee. Congenital
Circumferential Constriction Band of the Abdomen: A Case Report. 2007
5. Nesibe Sinem Ciloglu, Nesrin Gumus. A Rare Form of Congenital Amniotic Band
Syndrome: Total Circular Abdominal Constriction Band. Department of Plastic
and Reconstructive Surgery, Haydarpasa Training and Research Hospital,
Istanbul, Turkey.
6. Yutaka Doi, Hitoshi Kawamata, Kazuhiro Asano, Yutaka Imai. A Case of Amniotic
Band Syndrome with Cleft Lip and Palate. 2011. Association of Oral and
Maxillofacial Surgeons of India 2011.
7. Nguyen, Ngoc Hung. Congenital constriction ring in children: sine plasty
combined with removal of brous groove and fasciotomy. 2012. EPOS 2012.
8. Richa Jaiman, Ajay N Gangopadhyay, Dinesh K Gupta, Punit Srivastava, et al. A
child presented with bilateral congenital constriction ring in lower extremity: a
case report. Department of Surgery, SN Medical College, Department of
Pediatric Surgery Uttar Pradesh, India.
9. J. B. Kim, M. G. Berry, and J. S. Watson, Abdominal
constrictionband:ararelocationforamnioticbandsyndrome, Journal of Plastic,
Reconstructive and Aesthetic Surgery, vol. 60, no. 11, pp. 12411243, 2007.
13

10. Torpin T. Amniochorionic mesoblastic fibrous strings and amniotic bands.
Associated constricting fetal anomalies or fetal death. Am J Obstet Gynecol
1965; 91: 65-75.
11. Pedersen TK, Thomsen SG. Spontaneous resolution of amniotic bands.
Ultrasound Obstet Gynecol 2001; 18: 673-4. [CrossRef]
12. Api M, Grgen H, Fcolu C, Yorganc C. Amniotic band syn- drome: a case
report. Perinatology Journal 1993; 1: 231-5.
13. Bronshtein M, Zimmer EZ. Do amniotic bands amputate fetal organs?
Ultrasound Obstet Gynecol 1997; 10: 309-11. [CrossRef]
14. Paladini D, Foglia S, Sglavo G, Martinelli P. Congenital constric- tion band of the
upper arm: the role of three-dimensional ultra- sound in diagnosis, counseling
and multidisciplinary consultation. Ultrasound Obstet Gynecol 2004; 23: 520-2.
[CrossRef]
15. Nardozza LM, Araujo EJ, Caetano AC, Moron AF. Prenatal Diagnosis of Amniotic
Band Syndrome in the Third Trimester of Pregnancy using 3D Ultrasound. J Clin
Imaging Sci 2012; 2: 22. [CrossRef]
16. Inubashiri E, Hanaoka U, Kanenishi K, Yamashiro C, Tanaka H, Yanagihara T, et al.
3D and 4D sonographic imaging of amniotic band syndrome in early pregnancy. J
Clin Ultrasound 2008; 36: 573-5. [CrossRef]
17. Patterson TJ: Congenital ring constrictions. Br J Plast Sur 1961, 14:1-31.
18. Hennigan SP, Kuo KN: Resistant talipes equinovarus associated with congenital
constriction band syndrome. J Pediatr Orthop 2000, 20:240-245.
19. Ponseti IV: Congenital clubfoot. Fundamentals of Treatment. Oxford, Oxford
University Press; 1996.
20. Herzenberg JE, Radler C, Bor N: Ponseti versus traditional methods of casting for
idiopathic clubfoot. J Pediatr Orthop 2002, 22:517-521.
21. Askins G, Ger E: Congenital constriction band syndrome. J Pediatr Orthop 1988,
8:461-466.
22. Boehm S, Limpaphayom N, Alaee F, Sinclair MF, Dobbs MB: Early results of the
Ponseti method for the treatment of clubfoot in distal arthrogryposis. J Bone
Joint Surg Am 2008, 90:1501-1507.
14

23. Fawzy M, Goon P, Logan AM. Abdominal constriction bands are a rare
complication of the amniotic band syndrome. J Plast Reconstr Aesthet Surg
2009;62:416-7.
24. Gargh K, Sullivan C, Laing H, et al. Congenital circumferential con- striction band
of the abdomen: a case report. Case Rep Med 2009; 2009:825174
25. Rosson GD, Williams EH, Dellon AL, et al. Painful pelvic constriction band
syndrome: a case report. Ann Plast Surg 2011;66:80-3.

Anda mungkin juga menyukai