Anda di halaman 1dari 10

TUGAS MATA KULIAH MATRIS

NARASI ILMIAH
EFEKTIVITAS PEMBERIAN KUNYIT PADA IBU POST PARTUM
DALAM MEMPERCEPAT PEMULIHAN LUKA PERINEUM SETELAH
MELAHIRKAN SECARA NORMAL DI PMB ROS AYU M AMD. KEB

Disusun oleh:
Ros Ayu Mustopa
202203152010049

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES
MALANG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah3
1.3. Tujuan3
BAB II FOKUS KAJIAN4
2.1. Nama Herbal4
2.2. Nama Binominal
2.3. Klasifikasi Ilmiah4
2.4. Penggunaan Herbal
2.5. Identitas Pasien5
2.6. Herbal yang Digunakan
2.7. Dosis5
2.8. Lama Penggunaan
2.9. Khasiat yang Didapat5
BAB III PEMBAHASAN6
3.1. Pembahasan6
BAB IV PENUTUP8
4.1. Kesimpulan8
4.2. Saran8
DAFTAR PUSTAKA9

1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
SG adalah Striae yang berkembang selama kehamilan sebagai tanda linear
pada perut, payudara, pinggul, pantat atau paha. Warna Striae dapat berkisar dari merah,
merah muda hingga menjadi coklat. SG memberikan efek pada sekitar 50-90% pada
wanita kulit putih. Meskipun tidak berbahaya, namun dapat menyebabkan rasa gatal dan
panas sekitar guratan, serta perubahan emosi akibat keadaan yang ditimbulkan sampai
masa postnatal (Ramsal, 2009). Striae Distance atau Streach Mark disebut Striae
Gravidarum (SG) ketika keadaan ini terjadi pada kehamilan, serta merupakan masalah
kulit yang umum dari keprihatinan kosmetik yang cukup bagi banyak pasien. SG
ditandai secara klinis oleh lingkaran-lingkaran linear yang awalnya eritematosa lembut dan
bertahap memudarnya warna SG atau hipopigmentasi garis atropik yang mungkin tipis atau
lebar. SG terjadi pada perut, payudara, bokong, pinggul, dan paha biasanya berkembang
setelah minggu ke 24, kehamilan (Chang et al, 2004) Penyebab SG masih belum
banyak diketahui, tetapi jelas berkaitan dengan perubahan dalam struktur kekuatan
tarik kulit dan elastisitas. Teknik peregangan kulit berhubungan dengan hormonal
(Shuster, 1979).
Terapi herbal merupakan salah satu metode pengobatan komplementer dan
alternatif, lebih disukai karena komplikasinya lebih sedikit dan biaya lebih murah
dibandingkan dengan prosedur invasive seperti terapi laser dan bedah kosmetik.
Pencegahan perkembangan Striae Distance (SD) atau Striae Gravidarum (SG) sama
dengan penyembuhan luka dan bekas luka (Mohamed, Leslie, Lotfy, 2009). Salah satu
penelitian yang pernah dilakukan menyatakan bahwa pemberian terapi dengan
memberikan salah satu garam asam yang terdiri dari garam asam L-Pirolidon
Carboxylic Acid, Asam Klorida, Asam Askorbat (Vitamin C), Asam Glukonat, dan Asam
Sulfat dapat merangsang migrasi dan proliferasi sel, serta merangsang sintesis
Endogen maupun deposisi Elastin dalam jaringan sehingga efektif dalam merangsang
potensi regeneratif dari komponen matriks ekstra seluler dari kulit untuk mencegah
terjadinya Striae pada jaringan kulit (Thomas, 2010).

2
Gambar 1.1 Kunyit
Kunyit (Curcuma Domestica) merupakan tanaman rempah tropis yang banyak
digunakan pada pengobatan herbal di Asia sejak ratusan tahun yang lalu. Menurut
Wikipedia kunyit mengandung senyawa berkhasiat obat yang disebut kurkuminoid, terdiri
dari kurkumin dan desmetoksikumin. Kunyit yang cukup tinggi kandungan Vitamin C, oleh
karena itu tumbuhan ini sering sekali dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit.
Selain itu kunyit mengandung bahan antiseptik yang cocok untuk mencegah peradangan
pada luka, dapat mengobati gatal, dan mencerahkan warna kulit (Setyorini, 2017). Kunyit
(Curcuma Domestica) merupakan jenis temu-temuan yang mengandung Kurkuminoid, yang
terdiri atas senyawa Kurkumin dan turunannya yang meliputi Desmetoksi-kurkumin dan
Bisde smetokskurkumin. Selain itu, rimpang kunyit juga mengandung minyak atsiri (Volatil
Oil) 1-3%, lemak 3%, karbohidrat 30%, protein 8%, pati 45-55%, dan sisanya terdiri dari
vitamin C, garam-garam mineral seperti zat besi, posfor, dan kalsium (Nugroho, Nurfina,
Hajah, 1998).
Kunyit telah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas baik di
Perkotaan atau di Pedesaan terutama dalam Rumah Tangga berbagai macam kegunaannya.
Kurkumin dilaporkan mempunyai aktivitas multiseluler karena dapat menangkal dan
mengurangi risiko beragam penyakit antara lain antiproliferasi dan antioksidan dengan
menghambat 97,3% aktivitas peroxidasi lipid seluler. Hampir semua kandungan
Kunyit dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan. Manfaat kandungan Vitamin C yang
terdapat dalam Kunyit dapat membantu peningkatan proliferasi sel endotelial, stimulasi
sintesis Kolagen Tipe IV, degradasi oksidasi LDL, menghambat Aterosklerosis, dan stress
intraselular dengan memelihara Kadar Α-Tocopherol pada Eritrosit dan Neuron, serta
melindungi Hepatosit dari stress oksidatif akibat paparan Alkohol Alil. Kandungan Kunyit
tersebut yang dapat diberikan sebagai terapi pada bagian jaringan dermal yang rusak
(Thomas, 2010).
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana pengaruh pemberian kunyit terhadap pemulihan luka perineum setelah
persalinan normal?
1.3 Tujuan penelitian
Mengetahui pengaruh pemberian kunyit terhadap pemulihan luka perineum setelah
persalinan normal ?

3
BAB II
FOKUS KAJIAN
2.1. Nama Herbal
Kunyit atau kunir, Kunyit tergolong dalam kelompok jahe-jahean, Zingiberaceae.
Kunyit dikenal di berbagai daerah dengan beberapa nama lokal di antaranya seperti unin
(Ambon), gorachi (Ternate) yang berarti emas Crawfurd, John (2017), turmeric (Inggris),
kurkuma (Belanda), kunyit (Indonesia dan Malaysia), janar (Banjar), kunir (Jawa), konéng
(Sunda), huni (Bima), konyè' (Madura), Kunyir (Komering). Cahang (Dayak Panyambung),
Dio (Panihing), Uinida (Talaud), Kuni (Sangir), Alawaha (Gorontalo), dan masih banyak
sebutan unik tersebar dari wilayah Indonesia mengingat indonesia memiliki beragam wilayah
dan bahasa.
2.2. Nama Binominal
Curcuma longa Linn. syn. Curcuma domestica Val.
2.3. Klasifikasi Ilmiah
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Liopsida
Subclass : Zingiberidae
Ordo : Zingiberales
Family : Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Species : Curcuma domestica val.
2.4. Penggunaan Herbal
Obat tradisional adalah salah satu metode alternatif yang dilakukan untuk
menyembuhkan penyakitnya secara medis. Pengobatan yang menggunakan bahan herbal
sebagai obat dapat diperoleh di lingkungan rumah atau sekitar (Aurelia, 2012) .Secara alami,
kunyit telah dikenal untuk merawat kulit dan membantu menyembuhkan luka. Kunyit telah
lama dikenal sebagai rimpang yang sangat berkhasiat dan digunakan sebagai obat tradisional
sebagai obat luka. Ekstrak rimpang kunyit berguna dalam proses penyembuhan luka
(Triyono, Bambang., 2005).

4
Rimpang kunyit memiliki khasiat menyejukkan, membersihkan, mengeringkan,
menghilangkan gatal. Manfaat utama tanaman kunyit, yaitu sebagai bahan obat tradisional,
bahan baku industri jamu dan kosmetik, bahan bumbu masak, peternakan dan lain-lain. Di
samping itu rimpang tanaman kunyit juga bermanfaat sebagai anti inflamasi, anti oksidan,
anti mikroba, pencegah kanker dan anti tumor (Chattopadhyay I, 2004) . Kandungan pada
kunyit yang memberikan warna dan sifat fungsional adalah kurkuminoid (Winarti,Christina
dan Nurdjanah., 2005). Senyawa ini merupakan salah satu jenis antioksidan dan berkhasiat
antara lain sebagai hipokolesteromik, kolagogum, koleretik, bakteriostatik, spasmolitik, anti
hepatotoksik dan anti-inflamasi dimana curcumin memberikan efek ke COX-2
(cyclooxygenase-2), sintesa nitrat oksida dan biomarker respon inflamasi yang
meningkatkan produksi sel makrofag dari TNF- α .
Ketersediaan rimpang kunyit yang cukup berlimpah di Indonesia merupakan potensi
besar yang perlu digali. Penyediaan preparate obat yang mudah digunakan dan murah
namun mempunyai khasiat anti inflamasi yang baik akan sangat diharapkan.
2.5. Identitas Pasien
Ny. E umur 28 tahun melahirkan anak kedua pada tanggal 3 September 2022.
2.6. Herbal yang di gunakan
Kunyit
2.7. Dosis
250 gram kunyit/ hari. mengkomsumsi dengan cara dijadikan lalapan,di makan bersama
dengan nasi dan lauk pauk lainnya.
2.8. Lama Penggunaan
1 Minggu
2.9. Khasiat yg didapatkan
Khasiat yang ibu rasakan rutin mengkomsumsi kunyit setelah bersalin, membantu ibu
dalam mempercepat proses pemulihan pengeringan luka, pada jahitan perineum. Juga
membuat badan ibu lebih rileks serta bisa beraktivitas dengan nyaman.

5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pembahasan
Tubuh kita kerap mengalami sejumlah masalah, salah satunya terbentuknya luka.
Saat tubuh kita terluka, luka-luka ini akan rentan mengalami infeksi yang kemudian bisa
menyebabkan terjadinya penumpukan nanah. Infeksi yang terus dibiarkan bisa menyebar ke
seluruh tubuh dan menyebabkan masalah yang lebih besar.
Banyak ibu setelah melahirkan normal merasa khawatir mengenai jahitan perineum
yang masih basah. Apalagi jika ibu harus melakukan berbagai aktivitas sehari-hari. Waktu
pemulihan jahitan akan berbeda-beda pada tiap ibu. Namun, umumnya ibu akan pulih dalam
waktu 2-4 minggu pasca melahirkan normal. Agar pemulihan berjalan dengan lebih baik dan
optimal, pastikan jahitan selalu bersih dan kering.
Beberapa vitamin dan mikronutrien yang diketahui dapat mendukung proses
penyembuhan luka antara lain :
 Vitamin C
Vitamin C berfungsi untuk memicu pertumbuhan jaringan ikan kolagen yang baik
dalam proses maturase penyembuhan luka. Vitamin C didapatkan dari buah yang
memiliki asam, papaya, serta sayuran hijau.
 Vitamin E
Komsumsi lebih banyak vitamin E diketahui dapat mempercepat proses inflamasi
yang terjadi pada masa akut penyembuhan. Vitamin A didapatkan dari wortel, jeruk,
telur, kentang, dsb.
 Protein
Protein merupakan zat penting yang terlibat dalam proses penyembuhan luka. Protein
membantu tubuh dalam memperbaiki jaringan yang rusak. Asuhan protein tambahan
selain dari daging-dagingan, putih telur dan susu juga dapat dari suplemen yang
mengandung albumin.
 Karbohidrat

6
Saat masa penyembuhan luka saat diperlukan memenuhi kebutuhan karbohidrat
dalam diet sehari-hari. Glukosa dapat memberikan energi untuk pembentukan sel
darah putih, produksi kolagen dan fibroblast. Sumber makanan contohnya pasta, nasi,
oatmel, buah, dsb.

Kunyit ternyata bisa kita mamfaatkan untuk menyembuhkan luka. Ini berkat sifat
antiseptic di dalam kunyit yang dapat membantu membunuh semua infeksi di tubuh dan
dikulit. Bahkan perawatan luka dengan kunyit juga mampu mengurangi peradangan dan
membuat proses penyembuhan luka menjadi lebih cepat.
Selain itu, slalu rutin ganti pembalut pasca melahirkan setiap beberapa jam agar
jahitan tetap bersih dan terhindar dari kondisi lembab. Bisa juga melakukan aktivitas ringan
agar aliran darah menjadi lebih lancar sehingga pemulihan jahitan akan lebih cepat.

7
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Hasil dari studi kasus yang betujuan mendeskripsikan membantu dalam mempercepat
pemulihan luka jahitan vulva dan perineum setelah melahirkan normal, pada masa post
partum. Sebelum dan sesudah dilakukan pemberian kunyit sebagai berikut:
1. Sebelum mengkonsumsi kunyit, Ny. E sering merasakan sakit dan perih pada luka
jahitan, sehingga mengganggu aktivitas yang dilakukan.
2. Sebelum mengkonsumsi kunyit Ny. E cepat merasa lelah dan merasakan pegal-pegal
pada bagian tubuh.
3. Setelah dilakukan pemberian kunyit untuk dikonsumsi, terdapat perbedaan yaitu
badan lebih rileks dan luka jahitan pun sudah mulai tidak ada keluhan nyeri atau
perih, sehingga aktivitas bisa dilakukakan oleh Ny. E dengan senang dan nyaman.
4.2 Saran
1. Bagi Responden
Kunyit bisa dikonsumsi dan bisa dijadikan salah satu rekomendasi makanan untuk
ibu post partum yang memiliki luka jahitan setelah melahirkan, dalam membantu
mempercepat pemulihan luka.
2. Bagi pelayanan kesehatan
Tindakan pemberian kunyit kepada ibu postpartum yang memiliki luka jahitan
perenium setelah persalinan normal, bisa membantu mempercepat pemulihan
penyembuhan luka, serta diberikan penkes bagaimana merawat luka dengan baik dan
disertai mengkomsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
3. Bagi penulis
Narasi ilmiah ini hanya menggunakan 1 responden saja sehuingga diharapkan untuk
kedepannya dapat menambah lagi responden yang lebih banyak sehingga keakuratan
manfaat kunyit untuk ibu post partum yang memiliki luka jahitan perineum bisa lebih
teruji.

8
DAFTAR PUSTAKA

Aurelia.2012.dikutip tanggal 10 januari 2013 dari http://www.sehat123.info/191/kelebihan-


obat-tradisional/

Ramsal Lerdpien Pitayakul MD, et al. Prevalence and Risk Factors of SG in Primipara. Thai
Journal of Obstetrics and Gynekology April 2009. Vol 17 PP 70-79.

Chang A. L., Agredano Y.z, Kimball A. B., Risk Factors Assiciated with SG. J.Am Acad
Dermatol 2004; 51:881-885.

Crawfurd, John (2017). Sejarah Kepulauan Nusantara: Kajian Budaya, Agama, Politik,
Hukum dan Ekonomi. 1. Diterjemahkan oleh Zara, Muhammad Yuanda. Yogyakarta:
Penerbit Ombak. hlm. 331. ISBN 9786022584698.

Chattopadhyay I, Biswas K, Bandyopadhyay U, Banerjee RK., Turmeric and curcumin:


Biological actions and Susanti Arisonya : Efektivitas ekstrak kunyit (curcuma
domestica) 125 medicinal applications. Current science [online] 2004 [cite d 2007 des
28]; 87(1): [11 screens). Dikutip tanggal 3 oktober 2012 dari
http://repository.ias.ac.in/5196/1/306.pdf

Shusters. The Cause of Striae Distance. Acta Derm Venereol.1979;59(supple):161-169.

Mohamed EL.Leslie SB, Lotfy TE. Striae Distance (Stretch Mark) and Different
Modalities
of Therapy: An Update. Dermatology Surgery. 2009;35(4):563-73.

Thomas, Mitts. 2010. Prognostic tests for development of dermal stretch marks and
implications for the preventative treatment thereof. US20100267641.

Triyono, Bambang., 2005. Perbedaan Tampilan Kolagen Di Sekitar Luka Insisi


Pada Tikus Wistar Yang Diberi Infiltrasi Penghilang Nyeri Levobupivakain Dan
Yang Tidak Diberi Levobupivakain. Semarang. Program Magister Biomedik Dan
PPDS I. Dikutip tanggal 1 April 2013. (Tesis)

Setyorini, Tantri.”9 Manfaat Kunyit”. [Dokumen di Internet].2014.Diunduh 10 Maret


2017.Avaible form: www. merdeka.com.htm.

Nugroho, Nurfina Aznam, Hajah. Manfaat dan Prospek Pengembangan Kunyit.Ungaran:


Trubus Agriwidya. 1998.

Winarti,Christina dan Nurdjanah., 2005. Peluang Tanaman Rempah Dan Obat


Sebagai Sumber Pangan Fungsional. Bogor. Jurnal Litbang Pertanian, 24(2).

Anda mungkin juga menyukai