Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEPERAWATAN ANAK 1
“ KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN “

Disusun Oleh :
Eka lia lestari 1032181032

DOSEN PENGAJAR :
Ns. Helena Golang, M.kep., Sp. Kep.An
Ns. Zakiyah Mujahidah, S.kep., M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS M.H THAMRIN
JAKARTA T.A 2020-2021

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar…………………………………………………………………………… 3
BAB I
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………... 4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….. 4
BAB II
2.1 Definisi pertumbuhan dan perkembangan ………………………………………… 5
2.2 Prinsip pertumbuhan dan Perkembangan…………………………………………... 5
2.3 Ciri ciri prinsip pertumbuhan dan perkembangan………………………………… 6
2.4 Tahapan – Tahapan tumbuh Kembang ……………….………………………….... 7
2.5 Faktor Faktor tumbuh kembang…………………………………………………… 12
BAB III
Kesimpulan……………………………………………………………………………. 13
Daftar Pustaka………………………………………………………………………… 14

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK
SESUAI TAHAP PERKEMBANGAN” ini tepat pada waktunya.

2
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ns. Helena Golang,
M.kep., Sp. Kep.An pada mata kuliah keperawatan anak Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK SESUAI
TAHAP PERKEMBANGAN” bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Helena Golang M.kep., Sp. Kep An,
selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.

Jakarta, 24 April 2020

Eka Lia Lestari

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

3
Tumbuh kembang adalah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai
maturitas/dewasa, yang dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan. Ini berarti bahwa
tumbuh kembang sudah terjadi sejak didalam kandungan dan setelah kelahiran merupakan
suatu masa dimana mulai saat itu tumbuh kembang anak dapat dengan mudah diamati.
Tumbuh kembang menyakup dua peristiwa yang sifatnya berbeda namun saling berkaitan
dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam
jumlah, besar, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur
dengan ukuran berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik. Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya
kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Field, 2000)
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana prinsip tumbuh kembang?
2. Bagaimana factor yang mempengaruhi tumbuh kembang?
3. Bagaimana ciri ari tumbuh kembang?
4. Bagaimana tahapan tumbuh kembang?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana prinsip tumbuh kembang
2. Untuk mengetahui bagaimana factor yang mempengaruhi tumbuh kembang
3. Untuk mengetahui bagaimana ciri ari tumbuh kembang
4. Untuk mengetahui bagaimana tahapan tumbuh kembang

BAB II
2.1 Definisi Tumbuh Kembang

4
Pertumbuhan (Growth) dan perkembangan (Development) memiliki definisi yang
sama yaitu sama-sama mengalami perubahan, namun secara khusus keduanya berbeda.
Pertumbuhan menunjukan perubahan yang bersifat kuantitas sebagai akibat pematangan
fisik yang di tandai dengan makin kompleksnya sistem jaringan otot, sistem syaraf serta
fungsi sistem organ tubuh lainnya dan dapat di ukur (Yuniarti, 2015).

Perkembangan berarti perubahan secara kualitatif. Perkembangan adalah


bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak
kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan kemandirian (Depkes, 2006).

2.2 Prinsip Tumbuh kembang

Tumbuh kembang merupakan proses yang dinamis dan terus menerus. Prinsip
tumbuh kembang : Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti rangkaian
tertentu, perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi, dengan pola
konsisten dan kronologis dan perkembangan adalah sesuatu yang terarah dan berlangsung
terus menerus, dalam pola sebagai berikut (Dwienda, dkk 2014) :

a. Cephalocaudal : merupakan rangkaian pertumbuhan berlangsung terus dari kepala


ke arah bawah bagian tubuh. Contohnya bayi biasanya menggunakan tubuh
bagian atas sebelum mereka menggunakan tubuh bagian bawahnya (Santrock,
2011)
b. Proximodistal : perkembangan berlangsung terus dari daerah pusat (proximal)
tubuh ke arah luar tubuh (distal). Contohnya, anak-anak belajar mengembangkan
kemampuan tangan dan kaki bagian atas baru kemudian bagian yang lebih jauh,
dilanjutkan dengan kemampuan menggunakan telak tangan dan kaki dan akhirnya
jari-jari tangan dan kaki (Papilia, dkk, 2010)
c. Differentiation yaitu ketika perkembangan berlangsung terus dari yang mudah ke
arah yang lebih kompleks. Sedangkan sequential yaitu perkembang yang
kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan pola yang konsisten dan kronologis
seperti tengkurap-merangkak-berdiri- berjalan. Setiap individu cenderung
mencapai potensi maksimum perkembangannya (Yuniarti, 2015)

2.3 Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

5
Pertumbuhan akan terjadi perubahan ukuran dalam hal bertambahnya ukuran
fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada, dan
lain-lain. Pada pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada
selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjer timur, lepasnya gigi susu, atau
hilangnya refleks-refleks tertentu. Dalam pertumbuhan juga terdapat ciri baru seperti
adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada sedangkan perkembangan selalu
melibatkkan proses pertumbuhan yang diikuti dengan perubahan fungsi, seperti
perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan fungsi kelamin. Perkembangan
dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke arah kaudal atau bagian proksimal ke bagian
distal. Perkembangan memiliki tahapan yang berurutan dari kemampuan melakukan hal
yang sederhana menuju hal kemampuan hal yang sempurna. Setiap individu memiliki
kecepatan perkembangan yang berbeda (Hidayat, 2008).

Adapun ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan anak menurut Soetjiningsih


(2013) adalah :

A. Ciri pertumbuhan Pertumbuhan dapat dinilai dari beberapa perubahan yaitu :


1. Perubahan ukuran, terlihat jelas pada pertumbuhan fisik dengan
bertambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi
badan, lingkar kepala dan lain-lain.
2. Proporsi tubuh, perubahan proporsi tubuh sesuai dengan bertambahnya
umur anak, proporsi tubuh seorang bayi baru lahir sangat berbeda
dibandingkan tubuh anak ataupun orang dewasa.
3. Hilangnya ciri-ciri lama, selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal
yang terjadi perlahan-lahan seperti menghilangnya kelenjar timus,
lepasnya gigi susu dan menghilangnya refleks-refleks primitif.
4. Timbul ciri-ciri baru, dikarenakan pematangan fungsi-fungsi organ,
seperti tumbuh gigi permanen

B. Ciri perkembangan :

6
Perkembangan melibatkan perubahan, yaitu terjadi bersamaan dengan
pertumbuhan disertai dengan perubahan fungsi. Misalnya, perkembangan
sistem reproduksi disertai dengan perubahan pada organ kelamin. Perubahan-
perubahan ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan
proporsi tubuh, berubahnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai
tanda kematangan suatuorgan tubuh tertentu. Perkembangan awal menentukan
perkembangan selanjutnya. Seseorang tidak akan melewati satu tahap
perkembangan sebelum dia melewati tahapan sebelumnya. Misalnya, seorang
anak tidak akan bisa berjalan sebelum dia berdiri. Karena itu perkembangan
awal merupakan masa kritis karena akan menentukan perkembangan
selanjutnya. Perkembangan juga memiliki tahap yang berurutan, tahap ini di
lalui seorang anak mengikuti pola yang teratur dan berurutan, dan tahap-tahap
tersebut tidak bisa terjadi terbalik. Misalnya, anak lebih dahulu mampu berdiri
sebelum berjalan, mampu membuat lingkaran sebelum mampu mampu
membuat gambar kotak, dan lain-lain.

2.4 Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan

1. Neonatus
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai usia 28 hari (0 – 28 hari). Periode neonatal adalah
periode yang paling rentan untuk bayi yang sedang menyempurnakan penyesuaian
fisiologis yang dibutuhkan pada kehidupan ekstrauterin. Tingkat morbiditas dan
mortalitas neonatus yang tinggi membuktikan kerentanan hidup selama periode ini.
Transisi kehidupan bayi dari intrauterin ke ekstrauterin memerlukan banyak perubahan
biokimia dan fisiologis. Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan
kegagalan penyesuaian yang disebabkan Asfiksia, Prematuritas, kelainan kongenital yang
serius, infeksi penyakit, atau pengaruh dari persalinan.
Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa
perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi penyebab kecacatan.
Masalah ini timbul sebagai akibat dari buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan
yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan bersih, dan kurangnya
perawatan bayi baru lahir

7
2. Bayi ( 1 bulan – 1 tahun )
Bayi adalah makhluk yang hadir kedunia dengan sebuah mekanisme bawaan untuk
menyenangkan orang lain, dan hanya meminta balasan berupa kondisi lingkungan yang
tepat, yang memungkinkan bertumbuh kembangnya "benih sifat pengasih" yang secara
alami telah ada dalam dirinya (Lama,2010)
Tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan dan stimulasi pendukungnya

Berikut gambaran umum tumbuh kembang bayi umur 0-6 bulan.

a) Tumbuh kembang bayi usia 0-6 bulan


Mulai mampu mengontrol gerakan-gerakan otot-ototnya, menggerakkan
tangan dan kakinya, ketika dia bergerak seolah-olah kejang itu adalah cara dia
belajar mengendalikan diri.
b) Tumbuh kembang bayi usia 1,5 – 3 bulan
Umumnya sudah mulai mampu mengangkat kepala di posisi telungkup.
Aktif belajar mengontrol dan mengendalikan gerakan otot tangan dan kaki,
menggenggam benda-benda kecil disekitar atau yang diberikan kepadanya
c) Tumbuh kembang bayi usia 3 – 6 bulan
Motorik kasar Mampu mengangkat dan menahan kepalanya
beberapa saat lamanya. Mampu menggunakan kedua tangan untuk
menahan tubuhnya sambil bergerak maju pada posisi ditelungkupkan.
Motorik halus Mampu menggunakan kedua tangan untuk meraih
dan menggenggam sebuah benda. Mulai memasukkan semua benda yang
dipegangnya ke dalam mulut untuk mengenal benda-benda/mainannya
(Rahman, 2012)

d) Tumbuh kembang Bayi usia 7 – 9

8
Di bulan ketujuh bayi sudah mulai merangkak dengan
menggerakkan perut. Ia juga akan meniru suara kata serta meraih sebuah
benda. Tahap perkembangan bayi selanjutnya adalah ia akan dapat
memindahkan suatu benda dari tangan satu ke tangan lainnya. Selain itu,
ia juga sudah mulai merangkak. Kemudian di usia ke sembilan bulan, Ibu
dan Ayah harus mulai bersabar nih. Di tahap ini, sang bayi menyukai
meraih, menjatuhkan dan melempar obyek. 

e) Tumbuh kembang bayi 10 – 12 bulan

Usia 10 bulan bisa dibilang merupakan tahapan yang cukup ditunggu-


tunggu oleh orangtua. Di tahapan ini bayi sudah mulai belajar untuk
berdiri sendiri walau hanya bertahan beberapa detik saja. Lalu memasuki
usia 11 bulan, si Kecil akan mengerti perintah sederhana dari Mama atau
Papa. Nah, di bulan ke-12, bayi sudah mulai melangkah dan dapat
menunjukkan keinginannya dengan menggunakan bahasa tubuh

3. Toddler (1-3 tahun)


Toddler adalah periode dimana anak memiliki rentang usia 12- 36 bulan (Wong,
2004 ). Usia toddler juga disebut dengan usia bermain dan merupakan periode yang
sangat penting untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan intelektual secara
optimal (Santrock, 2011).
Pada masa ini perkembangan kemampuan berbahasa, kreatifitas, kesadaran sosial,
emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan perkembangan
berikutnya. Pertumbuhan dan perkembangan anak dimulai sejak lahir hingga mencapai
dewasa. Perkembangan (development), merupakan proses atau tahapan pertumbuhan ke
arah yang lebih maju yang bersifat psikis.
Adapun Pertumbuhan (growth), merupakan tahapan peningkatan sesuatu dalam
hal jumlah,ukuran, dan arti pentingnya. Pertumbuhan merupakan tahapan perkembangan
(a stage of development) yang bersifat fisik (Ahmad, 2011).

4. Prasekolah (3-6 tahun)

9
Anak prasekolah adalah anak yang masih dalam usia 3-6 tahun, mereka biasanya
sudah mampu mengikuti program prasekolah atau Taman Kanak–kanak. Dalam
perkembangan anak prasekolah sudah ada tahapan-tahapanya, anak sudah siap belajar
kususnya pada usia sekitar 4-6 tahun memiliki kepekaan menulis dan memiliki kepekaan
yang bagus untuk membaca. Perkembangan kognitif anak masa prasekolah berbeda pada
tahap praoperasional.
Menurut Montessori (dalam Noorlaila 2010:48), bahwa pada usia 3-5 tahun anak-
anak dapat diajari menulis membaca, dikte dengan belajar mengetik. Sambil belajar
mengetik anak-anak belajar mengeja, menulis dan membaca. Usia taman kanak-kanak
merupakan kehidupan tahun-tahun awal yang kreatif dan produktif bagi anak-anak. Oleh
karena itu sesuai dengan kemampuan tingkat perkembangan dan kepekaan belajar mereka
kita dapat juga mengajarkan menulis, membaca dan berhitung pada usia dini.
5. Usia sekolah (6-12 tahun)
Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada periode usia
pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Santrock, 2008).
Menurut Yusuf (2011) anak usia sekolah merupakan anak usia 6-12 tahun yang
sudah dapat mereaksikan rangsang intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar
yang menuntut kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca,
menulis, dan menghitung).
Umumnya pada permulaan usia 6 tahun anak mulai masuk sekolah, dengan
demikian anak mulai mengenal dunia baru, anak-anak mulai berhubungan dengan orang-
orang di luar keluarganya dan mulai mengenal suasana baru di lingkungannya. Hal-hal
baru yang dialami oleh anak-anak yang sudah mulai masuk dalam usia sekolah akan
mempengaruhi kebiasaan makan mereka. Anak-anak akan merasakan kegembiraan di
sekolah, rasa takut akan terlambat tiba di sekolah, menyebabkan anak-anak ini
menyimpang dari kebiasaan makan yang diberikan kepada mereka (Moehji, 2009).

10
6. Remaja (12-18/20 tahun)

Masa remaja (adolescence) adalah merupakan masa yang sangat penting dalam
rentang kehidupan manusia, merupakan masa transisi atau peralihan dari masa kanak-
kanak menuju kemasa dewasa. Ada beberapa pengertian menurut para tokoh-tokoh
mengenai pengertian remaja seperti: Elizabeth B. Hurlock Istilah adolescence atau remaja
berasal dari kata latin (adolescene), kata bendanya adolescentia yang berarti remaja yang
berarti “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa‟‟ bangsa orang-orang zaman purbakala
memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain
dalam rentang kehidupan anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu
mengadakan reproduksi

Menurut Piaget dalam Syamsussabri (2013), perkembangan kognitif anak dari


usianya sangat berbeda. Perkembangan kognitif ini meliputi kemampuan intelegensi,
kemampuan berpersepsi dan kemampuan mengakses informasi, berfikir logis,
memecahkan masalah kompleks menjadi simpel dan memahami ide yang abstrak menjadi
konkrit

1) Pada tahap sensori-motor (0-2 tahun) perilaku anak banyak melibatkan motorik,
belum terjadi kegiatan mental yang bersifat berpikir.
2) Pada tahap pra operasional (2-7 tahun) pada tahap ini operasi mental yang jarang
dan secara logika tidak memadai. Anak belajar menggunakan dan
merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Mereka hanya
menggunakan penalaran intuitif bukan logis dan mereka cenderung egosentris.
3) Pada tahap operasional konkrit (7-12) anak sudah mampu menggunakan logika
serta mampu mengklasifikasikan objek menurut berbagai macam cirinya seperti,
tinggi, besar, kecil, warna, bentuk, dan seterusnya.
4) Pada tahap operasional-formal (mulai 12 tahun) anak dapat melakukan
representasi simbolis tanpa menghadapi objek-objek yang ia pikirkan. Pola pikir
menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai sudut yang berbeda.

11
2.5 Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Setiap individu akan mengalami siklus yang berbeda pada kehidupan manusia
dapat secara cepat maupun lambat tergantung individu dan lingkungannya. Proses cepat
dan lambat tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor herediter, faktor lingkungan dan faktor
hormonal

1) Faktor Herediter Faktor herediter meliputi bawaan, jenis kelamin, ras dan suku
bangsa. Faktor ini ditentukan dengan intensitas, kecepatan dalam pembuahan sel
telur, tingkat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan, usia pubertas dan
berhentinya pertumbuhan tulang. Pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
jenis kelamin laki-laki setelah lahir akan cenderung lebih cepat dibandingkan
dengan anak perempuan serta akan bertahan sampai usia tertentu. Baik anak laki-
laki maupun perempuan akan mengalamai pertumbuhan yang lebih cepat ketika
mereka mencapai masa pubertas (Hidayat, 2008).
2) Faktor Lingkungan Faktor lingkungan memiliki faktor yang memegang peran
penting dalam menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah di miliki.
Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal.
Lingkungan prenatal atau lingkungan dalam kandungan juga meliputi gizi pada
saat ibu hamil, lingkungan mekanis, zat kimia atau toksin dan hormonal.
Sedangkan lingkungan postnatal atau lingkungan setelah lahir dapat
mempengaruhi tumbuh kembang anak seperti budaya lingkungan, sosia; ekonomi
keluarga, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam keluarga dan
status kesehatan (Hidayat, 2008).
3) Faktor Hormonal Hormon somatotropin (growth hormone) berperan dalam
mempengaruhi pertumbuhan tinggi badan dengan menstimulasi terjadinya
proliferasi sel kartilago dan sistem skeletal. Hormon tiroid berperan menstimulasi
metabolisme tubuh. Hormon glukokortikoid mempunyai fungsi menstimulasi
pertumbuhan sel interstisial dari testis (untuk memproduksi testoteron) dan
ovarium (untuk memproduksi estrogen), selanjutnya hormon tersebut akan
menstimulasi perkembangan seks, baik pada laki-laki maupun perempuan yang
sesuai dengan peran hormonnya (Kompasiana, 2010).

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar,


ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran
berat (gram, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan
metabolik. Sedangkan perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan
(skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan (Field, 2000)

Prinsip- prinsip tumbuh kembang Cephalocaudal dan Proximodistal, tahapan


tumbuh kembang Neonatus (lahir – 28 hari), Bayi (1 bulan – 1 tahun), Toddler (1-3
tahun), Prasekolah (3-6 tahun), Usia sekolah (6-12 tahun), Remaja (12-18/20 tahun),
factor yang mempengaruhi tumbuh kembang yaitu factor bawaan, lingkungan dan
hormonal

13
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Erlangga,2003), hal.206 2 Jhon W.
Saripudin, A. (2019). Analisis Tumbuh Kembang Anak Ditinjau Dari AspekPerkembangan
Motorik Kasar Anak Usia Dini. Equalita: Jurnal Pusat Studi Gender dan Anak, 1, 114-130.

Santri, A., Idriansari, A., & Girsang, B. M. (2014). Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak usia Toddler (1-3 tahun) dengan riwayat bayi berat lahir
rendah.  Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat.

14

Anda mungkin juga menyukai