KEPERAWATAN ANAK 1
“SCRENING PERKEMBANGAN, DDST “
Disusun Oleh :
Eka lia lestari 1032181032
DOSEN PENGAJAR :
Ns. Helena Golang, M.kep., Sp. Kep.An
Ns. Zakiyah Mujahidah, S.kep., M.Kep
1
DAFTAR ISI
Kata pengantar…………………………………………………………………………… 3
BAB I
1.1 Latar belakang…………………………………………………………………….. 4
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………... 4
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………….. 4
BAB II
2.1 Definisi DDST…………………………………………………………………..…… 5
2.2 Manfaat DDST………………………………………………………..……………... 5
2.3 Perkembangan DDST……………………………………………………..………… 6
2.4 Cara Menghitung DDST……………….………………………………………….... 7
2.5 Petunjuk Pemakaian ……………………………………………………………… 12
BAB III
Kesimpulan……………………………………………………………………………. 13
Daftar Pustaka………………………………………………………………………… 14
2
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “SCRENING PERKEMBANGAN, DDST”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ns. Helena Golang,
M.kep., Sp. Kep.An pada mata kuliah keperawatan anak Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang “SDRENING PERKEMBANGAN, DDST” bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada ibu Ns. Helena Golang M.kep., Sp. Kep An,
selaku dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni. Saya juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Formulir DDST adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui perkembangan
anak normal atau ada penyimpangan. Sejak dahulu masalah perkembangan anak mendapat
banyak perhatian. Berbagai tulisan mengenai perkembangan anak telah dibuat. Pada saaat ini
berbagai metode deteksi dini untuk megetahui gangguan perkembangan anak telah dibuat.
Demikian pula dengan skrining untuk mengetahui penyakit-penyakit yang potensial dapat
mengakibatkan gangguan perkembanagn anak karena deteksi dini kelainan perkembangan
anak sangat berguna agar diagnosa maupun pemulihannya dapat dilakukan lebih awal
sehingga tumbuh kembang anak dapat berlangsung seoptimal mungkin.
Penting untuk dipahami bahwa dengan skrining dan mengetahui adanya masalah pada
perkembanagan anak, tidak berarti bahwa diagnosa pasti dari kelaian tersebut telah
ditetapkan. Skrining hanyalah prosedur rutin dalam pemeriksaan tumbuh kembang anak
sehari-hari, yang dapat meberikan petunjuk jika ada sesuatu yang perlu mendapat perhatian.
Sehingga masih diperlukan anamnese yang baik, pemeriksaan fisik yang teliti dan
pemeriksaan penunjang lainnya agar diagnosa dapat dibuat, supaya intervensi dan
pengobatan dapat dilakukan sebaik-baiknya.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Penyimpangan perkembangan pada bayi dan anak usia dini sering kali sulit
dideteksi dengan pemeriksaan fisik rutin. DDST dikembangkan untuk membantu petugas
kesehatan dalam mendeteksi perkembangan anak usia dini.
Menurut study yang dilakukan oleh The public health agency of Canada, DDST adalah
metode test yang paling banyak digunakan untuk masalah perkembangan anak.
5
2.3. Perkembangan Menurut DDST II
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh
yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
proses pematangan. Disini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh,
jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa
sehingga masing-masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan
emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih, 1997).
Denver II adalah revisi utama dari standardisasi ulang dari Denver Development
Screening Test (DDST) dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-
R).Adalah salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak.Tes ini
bukan tes diagnostik atau tes IQ.Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
6
2.4. Cara menghitung usia anak
· Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan
perkembangan pada tahap pertama. Kemudian dilanjutkan dengan evaluasi
diagnostik yang lengkap.
Pelaksanaan test
7
Penting untuk anak :
1. Dibutuhkan kerjasama yang aktif dan anak sehingga anak harus merasa aman
dan senang
2. Anak tidak sedang sakit
3. Anak tidak ngantuk, lapar,haus, sedang marah, rewel
4. Ruangan cukup luas, cukup ventilasi dan kesan menyenangkan bagi anak
Ajak anak bermain
8
Cara penilaian
Setelah dilakukan tes, dilakukan penilaian, apakah Lulus (Passed = P), gagal
tetapi belum melampaui batas umur (Fail = F), gagal karena sudah melampaui batas umur
(Delay = D) ataukah anak tidak mendapatkan kesempatan tugas atau anak menolak
melakukan tugas (No opportunity = NO). Setelah itu dihitung pada masing-masing
sector, berapa yang P, F, dan D,
9
Penilaian Peritem
a) Penilaian item “Lebih” (advance) nilai lebih tidak perlu diperhatikan dalam
penilaian test secara keseluruhan (karena biasanya hanya dapat dilakukan oleh
anak yang lebih tua)
b) Penilaian itm “OK“ atau normal. Nilai tidak perlu di perhatikan dalam
penilaian test secara keseluruhan. Nilai OK dapat diberikan pada anak dalam
kondisi berikut :
Anak “gagal” (G) atua “menolak” (M) melakukan tugas untuk item disebelah
kanan garis usia, kondisis ini wajar karena item disebelah kanan garis usia
pada dasarnya merupakan tugas untuk anak yang lebih tua
Anak “Lulus” / Lewat (L), “Gagal” (G) atau “Menolak” (M) melakukantugas
untuk item didaerah putih kotak (daerah 25 %-75%). Jika anak lulus, sudah
tentu hal ini dianggap normal
c) Penilaian item P = peringkatan (C=caution)
Nilai “Peringatan” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)
melakukan tugas untuk item yang dilalui oleh garis usia pada daerah gelap
kotak (daerah 75% - 90%). Hal ini karena hasil riset menunjukkan bahwa
sebanyak 75% - 90% anak di usia tersebut sudah berhasil (Lulus) melakukan
tugas tersebut. Dengan kata lain, mayoritas anak sudah bisa melaksanakan
tugas dengan baik
10
d) Penilaian item T= “Terlambar” (D = Delayed).
Nilai “Terlambat” diberikan jika anak “Gagal” (G) atau “Menolak” (M)
melakukan tugas untuk item di sebelah kiri garis usia sebab tugas tersebut
memang ditujukan untuk anak yang lebih muda. Seorang akan seharusnya
mampu melakukan tugas untuk kelompok usia yang lebih muda, yang
tentunya berupa tugas-tugas yang lebih ringan. Jika, tugas untuk anak yang
lebih muda tidak dapat dilakukan atau ditolak, anak tentu akan
mendapatkanpenilaian T (terlambat). Huruf T ditulis di sebelah kanan item
dengan hasil penilaian “Terlambat”.Perlu diperhatikan bahwa ada dua macam
T. Pertama, terlambat karena anak mengalami kegagalan (G).T jenis ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Suspek”.Kedua,
terlambat karena anak menolak melaksanakan tugas (M). T jenis ini
memungkinkan anak mendapat interpretasi penilaian akhir “Tak dapat diuj
e) Penilaian item “Tak ada kesempatan” (No Opportunity). Nilai “Tak” ini tidak
perlu diperhatikan dalam penilaian tes secara keseluruhan.Nilai “Tak ada
kesempatan” diberikan jika anak mendapat skor “Tak” atau tidak ada
kesempatan untuk mencoba atau melakukan tes.
11
10. Lulus bila menggambar selain bentuk tertutup, gagal dalam pergerakan yang terus
menerus
11. Garis mana yang lebih panjang ?(bukan lebih besar). Putar kertas terbaik dan ulangi
(lulus 3 dari 3 atau 5 dari 6)
12. Lulus bila garis yang bersilang dekat dengan titik tengah
13. Biarkan anak meniru dahulu, dan jika gagal perlihatkan
14. Dalam memberikan nilai, setiap pasangan (2 lengan, 2 tungkai dll) dihitung sebagai satu
bagian
15. Tempatkan satu kubus dalam gelas dan goyangkan perlahan dekat telinga anak, tetapi
jangan terlihat ulangi dengan telinga lain
16. Tunjuk gambar dan minta anak menyebutkann
17. Dengan menggunakan boneka beritahu anak, tunjukan pada saya hidung, mata,telinga,
mulut, tangan, kaki, perut, rambut,
18. Dengan menggunakan gambar, tanya kepada anak, yang mana yang terbang ?berbunyi
meong ? berbicara
19. Tanyakan kepada anak apa yang kamu lakukan jika kamu sedang kedingina
20. Lulus jika anak secara benar menempatkan dan mengatakan beberapa bnyak balok pada
kertas
Observasi :
Suatu garis digambar dari atas sampai bawah berdasarkan usia anak, pemeriksa
harus menguji masing-masing tonggak yang disilang dengan garis ini. Setiap tongak
mempunyai potongan yang menunjukan presentase populasi “standar” yang harus
mampu melakukan tugas ini. Kegagalan dalam melakukan suatu hal yang dilalui oleh 90
% anak-anak adalah signifikan, dua kegagalan dari empat hal utama menunjukan
keterlambatan perkembangan, haruslah diketahui bahwa test ini merupakan alat skrening
untuk keterlambatan perkembangan, tetapi bukan test “intelegensia” Fungsional anak
saat ini memberikan pengertian kedalam karakteristik anak sekarang. Perkembangan
bahasa, motorik, dan sosial anak dan kematangannya direfleksikan dalam tingkah
lakunya sekarang.
12
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
DDST (Denver Devplopmant Screening Test) adalah salah satu dari metode screening
terhadap kelainan perkembangan anak, test ini bukanlah test diagnosa atau test IQ. DDST
memenuhi semua persyaratan yang diperlukan untuk metode screening yang Baik. Test ini
mudah dan cepat (15-20menit), dapat diandalkan dan menunjukkan validitas yang baik.
“Denver scale” adalah test screening untuk masalah kognitif dan perilaku pada anak pra
sekolah. Test ini dikembangkan wlliam K. Frankenburg (yang mengenalkan pertama kali) dan
J.B.Doods pada tahun 1967. DDST dipublikasikan oleh Denver Developmental Material, Inc., di
Denver, Colorado. DDST merefleksikan persentase kelompok anak usia tertentu yang dapat
menampilkan tugas perkembangan tertentu. Test ini dapat dilakukan oleh dokter spesialis, tenaga
profesional kesehatan lainnya, atau tenaga professional kesehatan dalam layanan social. Dalam
perkembangan lainnya DDST mengalami beberapa kali revisi. Revisi terakhir adalah Denver II
yang merupakan hasil revisi dan standarisasi dari DDST dan DDST-R (revised denver
developmental screening test). Perbedaaan denver II dengan screening terdahulu terletak pada
item-item test, bentuk, interprestasi dan rujukan.
13
DAFTAR PUSTAKA
Latubessy, A., & Wijayanti, E. (2018). Model DDST (Denver Development Screening Test)
untuk Monitoring Perkembangan Anak Berbasis Expert System. Simetris: Jurnal Teknik Mesin,
Elektro dan Ilmu Komputer, 9(1), 205-210.
Padila, P., Andari, F. N., & Andri, J. (2019). Hasil Skrining Perkembangan Anak Usia Toddler
antara DDST dengan SDIDTK. Jurnal Keperawatan Silampari, 3(1), 244-256.
14