Anda di halaman 1dari 9

SOP DOPS TERAPI BERMAIN DAN DDST (DENVER II)

TERAPI BERMAIN DAN DDST PADA An. M USIA 3 TAHUN 4


BULAN 1 HARI DI RUANG MELATI RSU Dr. H. KOESNADI
BONDOWOSO

Disusun Oleh:

Miftahul Jannah
1701021003

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2019
SOP PERKEMBANGAN MENURUT DENVER II (DDST II)

1. PENGERTIAN
Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat
diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut
adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ
dan sistem organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-
masing dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya
(Soetjiningsih, 1997).
Perkembangan Menurut Denver II Denver II adalah revisi utama dari
standardisasi ulang dari Denver Development Screening Test (DDST) dan
Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R). Adalah salah
satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Tes ini
bukan tes diagnostik atau tes IQ. Waktu yang dibutuhkan 15-20 menit.
a. Aspek Perkembangan yang dinilai terdiri dari 125 tugas
perkembangan. Tugas yang diperiksa setiap kali skrining hanya berkisar
25-30 tugas Ada 4 sektor perkembangan yang dinilai:
1) Personal Social (perilaku sosial)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri,
bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya.

2) Fine Motor Adaptive (gerakan motorik halus)


Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk
mengamati sesuatu, melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan otot-otot kecil,
tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
3) Language (bahasa)
Kemampuan untuk memberikan respons terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan
4) Gross motor (gerakan motorik kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
b. Alat yang digunakan
1) Alat peraga: benang wol merah, kismis/ manik-manik, Peralatan
makan, peralatan gosok gigi, kartu/ permainan ular tangga, pakaian,
buku gambar/ kertas, pensil, kubus warna merah-kuning-hijau-biru,
kertas warna (tergantung usia kronologis anak saat diperiksa).
2) Lembar formulir DDST II
3) Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara-cara
melakukan tes dan cara penilaiannya.
c. Prosedur DDST terdiri dari 2 tahap, yaitu:
Tahap pertama: secara periodik dilakukan pada semua anak yang
berusia:

a) 3-6 bulan
b) 9-12 bulan
c) 18-24 bulan
d) 3 tahun
e) 4 tahun
f) 5 tahun
g) 6 tahun
Tahap kedua: dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya
hambatan perkembangan pada tahap pertama. Kemudian
dilanjutkan dengan evaluasi diagnostik yang lengkap.

d. Penilaian
Jika Lulus (Passed = P), gagal (Fail = F), ataukah anak tidak
mendapat kesempatan melakukan tugas (No Opportunity = NO).
2. CARA PEMERIKSAAN DDST II
a. Tetapkan umur kronologis anak, tanyakan tanggal lahir anak
yang akan diperiksa. Gunakan patokan 30 hari untuk satu bulan
dan 12 bulan untuk satu tahun.
b. Jika dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke
bawah, jika sama dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke
atas.
c. Tarik garis berdasarkan umur kronologis yang memotong garis
horisontal tugas perkembangan pada formulir DDST.
d. Setelah itu dihitung pada masing-masing sektor, berapa yang P dan
berapa yang F.
e. Berdasarkan pedoman, hasil tes diklasifikasikan dalam: Normal,
Abnormal, Meragukan dan tidak dapat dites.
1) Abnormal
a) Bila didapatkan 2 atau lebih keterlambatan, pada 2 sektor atau
lebih
b) Bila dalam 1 sektor atau lebih didapatkan 2 atau lebih
keterlambatan Plus 1 sektor atau lebih dengan 1 keterlambatan dan
pada sektor yang sama tersebut tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia.
2) Meragukan
a) Bila pada 1 sektor didapatkan 2 keterlambatan atau lebih
b) Bila pada 1 sektor atau lebih didapatkan 1 keterlambatan dan
pada sektor yang sama tidak ada yang lulus pada kotak yang
berpotongan dengan garis vertikal usia.
c) Tidak dapat dites
d) Apabila terjadi penolakan yang menyebabkan hasil tes menjadi
abnormal atau meragukan.
3) Normal
Semua yang tidak tercantum dalam kriteria di atas.
Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai
anak usia 2 tahun
Advanced
Melewati pokok secara lengkap ke kanan dari garis usia kronologis
(dilewati pada kurang dari 25% anak pada usia lebih besar dari anak
tersebut)
OK
Melewati, gagal, atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis
usia antara persentil ke-25 dan ke-7

Caution
Gagal atau menolak pokok yang dipotong berdasarkan garis usia
kronologis di atas atau diantara persentil ke-75 dan ke-90
Delay
Gagal pada suatu pokok secara menyeluruh ke arah kiri garis usia
kronologis; penolakan ke kiri garis usia juga dapat dianggap sebagai
kelambatan, karena alasan untuk menolak mungkin adalah
ketidakmampuan untuk melakukan tugas tertentu Interpretasi tes
Normal
Tidak ada kelambatan dan maksimum dari satu kewaspadaan Suspect
Satu atau lebih kelambatan dan/ atau dua atau lebih banyak
kewaspadaan
Untestable
Penolakan pada satu atau lebih pokok dengan lengkap ke kiri garis usia
atau pada lebih dari satu pokok titik potong berdasarkan garis usia pada
area 75% sampai 90%
Rekomendasi untuk rujukan tes Suspect dan Untestable: Skrining ulang
pada 1 sampai 2 minggu untuk mengesampingkan faktor temporer
Cara Melakukan DDST (Denver Developmental Screening Test) Tes ini
mengalami bc;bc;rapa perkembangan dalam penggunaan, saat ini telah
terjadi revisi yang dikenal de;ngan nama DDST II. Penilaian DDST ini
meliputi empat faktor diantaranya penilaian terhadap personal sosial,
motorik halus, bahasa, dan motorik kasar. Cara melakukan penilaian
adalah sebagai bcrikut:
Persiapan Alat:
1. Lembar formulir DDST II
2. Alat bantu atau peraga, seperti benang wol merah, manik-manik,
kubus warna merah kuning hijau dan biru, permainan anak bola kecil,
bola tenis kertas dan pensil.
Prosedur penilitian:
1. Tentukan umur anak pada saat pemeriksaan.
2. Tarik garis pada lembar DDST' II sesuai dengan umur yang telah
ditentukan.
3. Lakukan pengukuran pada anak tiap komponen dengan batasan
garis yang ada mulai dari motorik kasar, bahasa, motorik halus,
dan personal sosial.
4. Tentukan hasil penilaian apakah normal, meragukan, dan
abnormal
a. Keterlambatan (abnormal) apabila tcrdapat 2
kctcrlambatan/lebih pada 2 sektor, atau bila dalam 1 scktar di
dapat 2 keterlambatan/lebih ditambah 1 sektor atau lebih
terdapat 1 keterlambatan
b. Meragukan apabila 1 sektor terdapat 2 keterlambatan/lebih,
atau 1 sektor atau le;bih didapatkan 1 keterlambatan.
c. Dapat juga dengan menentukan ada tidaknya keterlambatan
pada masing-masing sektor bila menilai tiap sektor atau tidak
menyimpulkan gangguan perkembangan keseluruhan.
(Soetjiningsih, 1998)
SOP TERAPI BERMAIN DAN PENILAIAN PERKEMBANGAN ANAK
MENGGUNAKAN DENVER II TERAPI BERMAIN STANDAR
OPERASIONAL PROSEDUR

PENGERTIAN

1. Cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan konflik dirinya yang


tidak disadari (Wong: 1991)
2. Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan untuk kesenangan yang
ditimbulkannya tanpa mempertimbangkan hasil akhirnya (Hurlock: 1978)
3. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginan dalam mengatasi
konflik dari dalam dirinya yang tidak disadari serta dengan keinginan
sendiri ubtuk memperoleh kesenangan (Roster: 1987)
TUJUAN
1. Meminimalisir tindakan perawatanyang traumatis
2. Mengurangi kecemasan
3. Membantu mempercepat penyembuhan
4. Sebagai fasilitas komunikasi
5. Persiapan untuk hospitalisasi atau surgery
6. Sarana untuk mengekspresikan perasaan
KEBIJAKAN Dilakukan di Ruang rawat inap, Poli tumbuh kembang, Poli
rawat jalan dan Tempat penitipan anak PETUGAS Perawat

PERSIAPAN PASIEN

1. Pasien dan keluarga diberitahu tujuan Bermain


2. Melakukan kontrak waktu
3. Tidak ngantuk
4. Tidak rewel
5. Keadaan umum mulai membaik
6. Pasien bias dengan tiduran atau duduk, sesuai kondisi klien
PERALATAN
1. Rancangan program bermain yang lengkap dan sistematis
2. Alat bermain sesuai dengan umur/jenis kelamin dan tujuan

PROSEDUR PELAKSANAAN
A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan kontrak waktu
2. Mengecek kesiapan anak (tidak ngantuk, tidak rewel, keadaan umum
membaik/kondisi yang memungkinkan)
3. Menyaiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Memberi petunjuk pada anak cara bermain
2. Mempersilahkan anak untuk melakukan permainan sendiri atau
dibantu
3. Memotivasi keterlibatan klien dan keluarga
4. Memberi pujian pada anak bila dapat melakukan
5. Mengobservasi emosi, hubungan inter-personal, psikomotor anak
saat bermain
6. Meminta anak menceritakan apa yang dilakukan/dibuatnya
7. Menanyakan perasaan anak setelah bermain
8. Menanyakan perasaan dan pendapat keluarga tentang permainan

D. Tahap Terminasi
Melakukan evaluasi sesuai dengan tujuan
1. Berpamitan dengan pasien
2. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
3. Mencuci tangan
4. Mencatat jenis permainan dan respon pasien serta keluarga
kegiatan dalam lembar catatan keperawatan dan kesimpulan hasil
bermain meliputi emosional, hubungan inter-personal, psikomotor
dan anjuran untuk anak dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai