Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN PELAKSANAAN

KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT (KPM)


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PAREPARE
TAHUN 2022

POSKO : 85
KELURAHAN /DESA :DESA GATTARENG TOA
KECAMATAN : MARIORIWAWO
KABUPATEN : SOPPENG

Nama NIM Prodi Fakultas


Muhammad Aqsha
19.3300.013 Manajemen Dakwah FUAD
Muliadi
Hukum Keluarga
Muhammad Iqbal 19.2100.065 FAKSHI
Islam

Nurmila 19.3300.050 Manajemen Dakwah FUAD

Sitti Faisyah
19.2500.033 Hukum Pidana Islam FAKSHI
Azzahra Darwis
Manajemen
Leni Safitri 19.2900.032 FEBI
Keuangan Syariah
Pendidikan Bahasa
Andrini Safitri 19.1300.012 TARBIYAH
Inggris
Pendidikan Islam
Nurul Fatimah 19.1800.008 TARBIYAH
Anak Usia Dini
Pendidikan Agama
Sri Purnama 19.1100.058 TARBIYAH
Islam
Rismawanti 19.2100.016 Hukum Keluarga FAKSHI
Islam
Besse Angreni
19.93202.007 Pariwisata Syariah FEBI
Sulastri
Sartika Eka
19.2400.031 Ekonomi Syariah FEBI
Cahyani S
Akuntansi Lembaga
Putriana 19.2800.075 FEBI
Keuangan Syariah

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI


KOTA PAREPARE
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan pelaksanaan Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM) I Reguler tahun 2022 dengan tema “Membangun Masyarakat Berbasis Islam
dan Budaya” sebagai bentuk pertanggung jawaban peserta Kuliah Pengabdian Masyarakat
(KPM) atas apa yang telah dilaksanakan di lokasi selama 35 hari. Shalawat dan salam semoga
senantiasa tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, manusia pilihan
yang telah menyampaikan wahyu kepada umatnya yang dapat menerangi kehidupan umat Islam
hingga akhir zaman.
Penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada bapak Rahman dan Ibu
Hamriati selaku tuan rumah posko atas kesediaannya menerima peserta KPM untuk menempati
rumahnya selama 35 hari serta menjadi pengganti orang tua bagi kami selama kegiatan KPM
berlangsung. Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terimakasih yang tulus dan menghaturkan
penghargaan kepada:
1. Bapak Dr. Hannani M. Ag selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare
yang telah bekerja keras untuk mengelolah pendidikan di IAIN Parepare dengan baik.
2. Bapak Dr. M. Ali Rusdi, S. Th.I., M.H.I selaku Ketua LP2M IAIN Parepare yang telah
bekerja keras dalam menyukseskan kegiatan KPM tahun 2022
3. Ketua panitia Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) 1 tahun 2022 dan seluruh jajaran
yang telah bekerja keras sehingga KPM 1 tahun 2022 ini dapat dilaksanakan dengan baik.
4. Bapak Muhammad Majdy Amiruddin, Lc,. MMA selaku Dosen Pembimbing Lapangan
(DPL) posko Desa Gattareng Toa yang telah menuntun penulis selama ber-KPM di Desa
Gattareng Toa.
5. Bapak Andi Ashar Afwan, S.STP selaku Camat Marioriwawo yang telah menerima
penulis sebagai peserta KPM di Kecamatan Marioriwawo.
6. Bapak Muhammad Nur selaku Kepala Desa Watang Kassa yang telah menerima penulis
sebagai peserta KPM di Desa Watang Kassa dan mengarah kami selama kegiatan KPM
berlangsung.
7. Tokoh masyarakat, tokoh agama, dan seluruh pemuda Desa Gattareng Toa atas
partisipasinya selama KPM berlangsung.
8. Tidak lupa ucapan terima kasih terkhusus kepada seluruh teman-teman peserta KPM
posko Desa Gattareng Toa atas sumbangsi tenaga, pikiran dan materi demi kelancaran
kegiatan kita selama KPM berlangsung.

Akhirnya kepada Allah SWT jualah kita serahkan karya dan jerih payah kita semua karena
dari Allah-lah datangnya semua kebenaran dan kepada-Nya pula kita memohon kebenaran.
Semoga apa yang penulis sajikan dapat bermakna bagi penulis khususnya dan bagi pembaca
semua pada umumnya.
Pinrang, 12 November 2022

Penulis

Posko Desa Gattareng Toa


LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR KULIAH PENGABDIAN MASYARAKAT (KPM)
IAIN PAREPARETAHUN 2022
Disusun dan diajukan oleh:
No Nama NIM Prodi Fakultas TTD

1 Muhammad Aqsha 19.3300.013 MD FUAD


Muliadi
2 Muhammad Iqbal 19.2100.065 HKI FAKSHI
3 Nurmila 19.3300.050 MD FUAD
4 Sitti Faisyah Azzahra 19.2500.033 HPI FAKSHI
Darwis
5 Leni Safitri 19.2900.032 MKS FEBI
6 Adrini Safitri 19.1300.012 PBI TARBIYAH
7 Nurul Fatimah 19.1800.008 PIAUD TARBIYAH
8 Sri Purnama 19.1100.058 PAI TARBIYAH
9. Rismawanti 19.2100.016 HKI FAKSHI
10 Besse Angreni Sulastri 19.93202.007 PWS FEBI
11 Sartika Eka Cahyani S 19.2400.031 EKS FEBI
12 Putriana 19.2800.075 ALKS FEBI

Yang bertugas di Desa Gattareng Toa Kecamatan Marioriwawo Kabupaten Sopeng, mulai
tangga 28 September s/d 02 November 2022, telah melaksanakan kegiatan seperti yang diuraikan
dalam laporan ini.
Gattareng Toa, 12 November 2022
Dosen Pembimbing Lapangan Kepala Desa Gattareng Toa

Muhammad Majdy Amiruddin, Lc,. MMA Muhammad Nur


NIP. 198807012019031007 2 007

Mengetahui,

Ketua LP2M IAIN Parepare Camat Marioriwawo

Dr. M. Ali Rusdi, S. Th.I., M.H.I Andi Ashar Afwan, S.STP


NIP. 197611182005011002 Pangkat : Pembina
NIP. 19800110 200112 1 002
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare sebagai lembaga Pendidikan Tinggi
berusaha melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat secara optimal baik di dalam maupun di luar kampus. Program
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan salah satu kegiatan pendidikan, penelitian dan
pengabdian pada masyarakat yang terintegritas, yang dilaksanakan di luar kampus atau dalam hal
ini di tengah-tengah masyarakat baik itu di desa ataupun perkotaan yang didampingi oleh Dosen
Pembimbing Lapangan (DPL), Kepala Desa atau Kelurahan, Kepala Dusun, dan Camat.
Sebelum pelaksanaan KPM berlangsung di masyarakat, mahasiswa terlebih dulu
dibekali dengan teori-teori Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Bagaimana cara beradaptasi
sehingga mahasiswa pada lingkungan baru di tengah masyarakat. Melalui pembelajaran maupun
pembekalan terkait dengan Teori Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) mahasiswa dijarkan
bagaimana cara memecahkan masalah dan mengahdirkan solusi bersama masyarakat ketika
dihadapkan dalam sebuah masalah nantinya melalui metode Asset Based Community
Development (ABCD).
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) yang dilaksanakan oleh mahasiswa IAIN
Parepare bertepatan di Desa Rajang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Hadirnya
mahasiswa KPM diharapkan mampu bekerjasama dengan masyarakat setempat, diharapkan pula
dapat menggali dan mengembangkan potensi-potensi yang ada di Desa Watang Kassa sehingga
dapat meningkatkan ekonomi dari tiap kepala keluarga. Dalam pelakasanaan praktek lapangan
ini menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh
dari kampus yang diterapkan di lingkungan masyarakat sehingga kehadiran mahasiswa dalam
pengabdian masyarakat dapat memberikan suatu ilmu, pikiran, tenaga, ilmu agama islam
maupun seni. Melalui kegiatan KPM diharapkan mahasiswa menjadi agen of change dalam
lingkup masyarakat.
Memperhatikan hal-hal tersebut, pada tahun 2022 Kuliah Pengabdian Masyarakat
(KPM) Institut Agama Islam Negeri Parepare menetapkan tema “Membangun Masyarakat
Berbasis Islam dan Budaya”.

1.2 Dasar danlandasan KPM


1. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
4. Undang-undang Nomor 14 Tahum 2005 tentang Guru dan Dosen;
5. Undang-undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi;
6. PeraturanPemerintahNomor 19 Tahun 2005 tentangStandar Nasional
Pendidikan;
7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pola
Pengelolaam Keuangan Badan Layanan Umum;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2009 tentang Dosen;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pemyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
10. Peraturan Mentri Agama Nomor 55 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan PengelolaanPerguruan Tinggi;
11. Permenris tekdikti Nomor 44 Tahun 2015 Tentang SNPT.
12. Permenris tekdikti Nomor 62 Tahun 2016 Tentang SPMI.
13. Peraturan PresidenNomor 29 Tahun 2018 Tentang Institute Agama
Islam Negeri Parepare (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 52)
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 TentangOrganisasi Dan
Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negera Republik Indonesia Tahun
2016 Nomor 1495)
15. Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2019
tentang Organisasi dan Tata Kerja Institut Agama Islam Negeri Parepare.
16. Hal- hal yang belum diatur pada pedoman ini akan diatur pada
petunjuk pelaksanaan tekhnis.
1.3 TujuanPelaksanaan KPM
Tujuan pelaksanaan kegiatan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah:
1. Menyelenggarakan Pengabdian kepada masyarakat yang inovatif,
berkualitas dan berorientasi pada kemanfaatan dan kesejahteraan social
serta tanggap terhadap tantangan nasional dan international.
2. Wujud tri dharma perguruantinggi
3. Mengaplikasikan ilmu pengetahuan, teknologi dan pembelajaran berbasis
masyarakat (community-based learning).
4. Meningkatkan capacity building dosen.
5. Melahirkan organic intellectual.
6. Melakukan penyadaran akan potensi asset dan pember dayaan masyarakat
7. Menjadi laboratorium social sebagai akselerator pengembangan masyarakat
yang mempunyai komitmen terhadap kebenaran dan keunggulan yang diakui
secara nasional dan internasional.
8. Pengabdian kolaborasi dosen dan mahasiswa untuk menjadi sarjana penerus
pembangunan yang intelektualitasnya berwawasan kepada kerakyatan yang
mampu menghayati permasalahan kompleks yang ada di masyarakat melalui
implementasi IPTEKS secara langsung pada masyarakat serta bekerja sama
antara bidang keahlian secara terpadu.
9. Meningkatkan pengalaman mahasiswa dalam menganalisis situasi masyarakat
dan mampu memberikan solusi.
10. Menjawab permasalahan di masyarakat melalui program yang tepat
sesuai dengan kebutuhan dampingan.
11. Membangun kemitraan dengan pihak eksternal guna menunjang kegiatan
tri dharma khususnya pengabdian masyarakat.

1.4 ManfaatPelaksanaan KPM


Manfaat pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah:
1. Meneguhkan eksistensi peran IAIN Parepare dalam pemberdayaan masyarakat
sekaligus sebagai upaya membangun nilai-nilai keadilan berdasarkan
prinsip demokratis di tengah-tengah masyarakat.
2. Meneguhkan peran IAIN Parepare sebagai mitra masyarakat dalam upaya
pembangunan kemanusiaan secara nasional.
3. Memberikan penyadaran kepada masyarakat terhadap potensi dan kekuatan
asset yang mereka miliki sekaligus mampu keluardari persoalan yang mereka
hadapi.
4. Meningkatkan mitra kerjasama antara berbagai stakeholders yang ada di
tengah-tengah masyarakat.

1.5 Masalah Utama di Lokasi


Masalah utama yang dihadapi dilokasi Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah
terletak pada kondisi geografis yang masih minim akan pengetahuan teknologi, pendidikan, dan
pengelolaan lahan ramah lingkungan sekitar.Selain dari masalah geografis terdapat juga masalah
pada jaringan smart phone (hp) yang membuat masyarakat kurang akan pemahaman terkait
dengan perkembangan zaman serta peserta KuliahPengabdian Masyarakat (KPM) sulit untuk
mengakses informasi-informasi yang berkaitan dengan perkembangan zaman saat ini sehingga
mengakibatkan keterlambatan dalam pengetahuan teknologi dan informasi seputar manca negara.
Pesrta KPM di Desa Watang Kassa pun harus menjelaskan apa itu KPM, siapa mereka karena
masih sangat asing di pendengaran masyarakat terkair kata KPM dimana masyarakat hanya
mengetahuai atau sangat pasih dengan kata KKN.

1.6 Metode penyelesaian Masalah


Metode yang digunakan dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dilokasi Kuliah
Pengabdian Masyarakat (KPM) yakni:
1. Metode pendekatan sosial
Dimana mentode ini kami gunakan untuk mengetahui permasalahan serta harapan
masyarakat terhadap perkembangan dan kemajuan desa yang dicintainya
2. Metode musyawarah
Metode ini dilakukan apa bilah dalam suatu kegiatan yang kita ingin capai secara bersama
maka perlu ada muasyarah antara KepalaDesa, tokoh agama, tokoh adat serta tokoh
masyarakat dalam lingkup Desa Watang Kassa.

1.7 Waktu dan Tempat Kegiatan


Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) 1 Reguler dilaksanakan di Desa Watang Kassa
Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang pada tanggal 27 September s/d 1 November 2022.

BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN METODE PENGABDIAN

2.1 Tinjauan Literatur


2.1.1 KPM
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah bentuk kegiatan pengabdian masyarakat
oleh mahasiswa, sebagaimana dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pendidikan dan
Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Pelaksanaan kegiatan KPM biasanya
berlangsung selama satu sampai tiga bulan lamanya dan bertempat di daerah setingkat desa
sesuai yang telah ditentukan oleh penyelenggara kampus. Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM)
merupakan proses pembelajaran bagimahsiswa(i) aktif melalui dengan berbagai kegiatan
langsung di tengah-tengah masyarakat, dan mahasiswa berupaya menjadi fasilitator dari
masyarakat secara aktif, inovatif dan kreatif dalam dinamika yang terjadi di masyarakat. Adanya
keterlibatan mahasiswa menjadi harapan untuk membawa sinergi baru bagi pemuda dan
masyarakat serta menjadi kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari masyarakat.
Adapun sasaran KPM adalah (1) masyarakat umum, (2) sekolah, (3) lembaga/instansi (4) industri
atau kelompok tertentu.
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan salah kegiatan dalam pendidikan tinggi
yang diselenggarakan berdasarkan

2.2 Metode Pengabdian( ABCD)


2.2.1 KonsepAsset Based Community Development (ABCD)
Konsep Asset Based Community Development (ABCD) merupakan proses
membangun komunitas yang dimulai dengan proses menemukan aset, keterampilan
dan kapasitas warga, asosiasi warga, serta lembaga lokal (Kretzmann& McKnight,
1993). Pengembangan komunitas berbasis aset (ABCD) tersebut dibangun di atas
empatpondasi yaitu:
a. Berfokus pada aset dan kekuatan komunitas, bukan masalah dan kebutuhan;
b. Mengidentifikasi dan memobilisasi aset, keterampilan dan minat individu
dan komunitas;
c. Didorong oleh komunitas 'membangun komunitas dari dalam keluar';
d. Didorong oleh hubungan (relationship driven).
Berbeda dengan pendekatan berbasis masalah, ABCD mengasumsikan bahwa
komunitas memiliki kekuatan untuk dibangun, sehingga asset komunitas
diidentifikasi dan digunakan untuk memecahkan masalah komunitas (Kretzmann&
McKnight, 1993). ABCD tidak menolak bantuan dari luar, tapi alokasi sumber
daya terutama ditentukan oleh komunitas, bukan oleh pemerintah atau organisasi
sponsor (community driven). Jadi, meskipun ABCD membutuhkan kemitraan dengan
pihak-pihak lain (misalnya pemerintah), masyarakat tetap menjadi pengendali.
Pendekatan pengembangan masyarakat berbasis asset ini diharapkan membuka
kemungkinan bagaimana membuat perubahan nyata secara lokal, bermanfaat bagi
orang banyak dan berpeluang berdampak jangka panjang.
2.2.2 Prinsip ABCD
2.2.2.1 Setengah Terisi Berarti Lebih Berarti (Half Full Half Empty)
Dalam perspektif ABCD, melihat “gelas setengah penuh, dan bukan gela
ssetengah kosong” diartikan bahwa masalah pada bagian gelas yang kosong dan
bagiangelas yang terisi adalah aset. Gelas setengah penuh mewakili gagasan
bahwa komunitas memiliki banyak kekuatan dan kemampuan. Gelas setengah penuh
berarti ada sesuatu yang harus dikerjakan. Jadi, bukan mengatasi permasalahan
dengan melihat kebutuhan dan defisit (apa yang kurang), tetapi dengan
memetakan karunia yang ada pada setiap individu dan komunitas.
Salah satu yang perlu diingat dalam mengembangkan masyarakat dengan
menggunakan pendekatan ABCD adalah bahwa kita tidak dapat melayani komunitas
dengan baik jika kita percaya, kita adalah satu-satunya yang setengah penuh
dan komunitas yang berdayakan adalah setengah kosong. Ada aset di luar sana di
komunitas dan tugas kita adalah mengenali karunia-karunia orang lain dan
membantu mereka mengembangkan menjadi tindakan (Foot & Hopkins, 2010).
2.2.2.2 Semua Orang Punya Potensi (Nobody Has Nothing)
Setiap orang memiliki karunia. Ada kapasitas yang tidak dikenal dan aset
di setiap komunitas. Tugas kita adalah menemukan dan member kesempatan bagi
mereka untuk memanfaatkannya.
Dalam konteks ABCD, prinsip ini dikenal dengan istilah nobody has
nothing. Setiap manusia terlahir dengan kelebihannya masing-masing. Tidak ada
yang tidak memiliki potensi, walaupun sekadar kemampuan untuk tersenyum atau
memasak air. Semua orang berpotensi dan bias berkontribusi. Dengan demikian,
tidak ada alasan bagi setiap orang untuk tidak berkontribusinya terhadap
perubahan. Bahkan, keterbatasan fisik pun tidak menjadi alasan untuk tidak
berkontribusi. Ada banyak kisah dan inspirasi orang-orang sukses yang justru
berhasil membalikkan keterbatasan dirinya menjadi sebuah berkah, sebuah
kekuatan (Salahudin et al., 2015).
2.2.2.3 Partisipasi (Participatory)
Partisipasi ialah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang terhadap
pencapaian tujuan. Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok
masyarakat dalam proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupun dalam
bentuk kegiatan dengan member masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal
dan atau materi, serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil
pembangunan. Pengertian tentang partisipasi juga berarti bahwa pembuat
keputusan menyarankan kelompok atau masyarakat ikut terlibat dalam bentuk
penyampaian saran dan pendapat, barang, keterampilan, bahan dan jasa.
Partisipasidapat juga berarti bahwa kelompok mengenal masalah mereka sendiri,
mengkaji pilihan mereka, membuat keputusan, dan memecahkan masalahnya.
Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ABCD dapat dihubungkan dengan tingkat
partisipasi, karena partisipasi menunjukkan keberdayaan suatu komunitas, di
mana komunita satau masyarakat yang mengontrol semua proses pembangunan. Oleh
karena itu, slogan pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat dapat
diimplementasikan secara riil dan maksimal dalam level partisipasi.
2.2.2.4 Kemitraan (Partnership)
Seperti disebutkan sebelumnya, prinsip ABCD menganggap setiap orang
mempunyai bakat dan keterampilan. Dengan mengutamakan kekuatan relasional,
pendekatan ABCD melampaui individu dan kapasitas mereka . Kekuatan hubungan
cenderung diremehkan dalam masyarakat padahal relasi tersebut menghadirkan
kekuatan yang luar biasa dan seringkali belum dimanfaatkan untuk kebaikan
sehingga menjadi sumber energy dalam kegiatan sosial. Kekuatan relasional
memungkinkan pelipat gandakan kapasitas individu sebab seseorang tidak dapat
melakukannya sendiri dan perlu dilakukan bersama, untuk mewujudkan visi.
Partnershipmengandungpengertianadanyainteraksi dan interrelasi minimal
antaraduapihakataulebih di mana masing-masingpihakmerupakan "mitra” atau
"partner”. Kemitraanadalah proses pencarianatauperwujudanbentuk-
bentukkebersamaan yang salingmenguntungkan dan
salingmendidiksecarasukarelauntukmencapaikepentinganbersama. Salah
satutantangandalampendekatan ABCD adalahhubungankekuasaan yang tidak setara
antara masyarakat dengan pihak partner.
Partner ship merupakan modal utama yang sangat dibutuhkan untuk
memaksimalkan posisi dan peran masyarakat dalam pembangunan. Hal ini
dimaksudkan sebagai bentuk pembangunan, di mana yang menjadi motor dan
penggerak utamanya adalah masyarakat itu sendiri (community driven
development) sehingga diharapkan akan terjadi proses pembangunan yang
maksimal, berdampak empowerment dan terstruktur. Hal itu terjadi karena dalam
diri masyarakat telah terbentuk rasa memiliki (sense of belonging) terhadap
pembangunan yang terjadi di sekitarnya.
2.2.3 Pemetaan Aset
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008), asset adalah sesuatu yang memiliki
nilai tukar, modal, dan kekayaan. Aset merupakan sumber daya yang dimiliki
seseorang/komunitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat di masa depan diharapkan akan diperoleh (Martani, 2012).
Pendekatan ABCD memandang asset sebagai gelas terisi penuh yang kemudian
akan dikembangkan bersama warga. Aset yang ada dalam masyarakat atau komunitas
(community assets) terdiri dari asset individu (human capital), asetsosial
(social capital), aset agama dan budaya (spiritual capital), asetfisik
(physical capital), asset sumber daya alam(environmental capital), asset
ekonomi (financial capital), dan asset teknologi(technological capital)
Pada suatu komunitas masyarakat yang perkembangannya lebih pesat, asset
teknologi dapat dikembangkan secara bersama. Namun, pada suatu masyarakat yang
belum memberdayakan teknologi dalam kehidupan sehari-hari, aset lain (selain
asset teknologi) dapat dikembangkan. Semua aset yang ada dalam suatu komunitas
masyarakat dapat diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui potensi atau
asset utama yang dimiliki oleh suatu desa.
Pada bagian ini dijelaskan aset-aset utama yang ada di masyarakat yaitu
asset individu, asetsosial, asetfisik.
2.2.3.1 Asset Individu
Pemetaan asset individu adalah kegiatan menginventaris pengetahuan
(knowledge), kecerdasan rasa (empathy), dan keterampilan (skill) individu yang
dimiliki setiap warga dalam suatu komunitas. Hasil pemetaan asset perorangan
yang disusun berdasarkan kategori tertentu dijadikan sebagai direktori asset
perorangan yang bertujuan agar memudahkan pencarian aset yang dibutuhkan untuk
pengembangan suatu komunitas. Pendekatan lain dalam pengelompokan asset suatu
skill perorangan dapat dilihat dari segi:
a. Skill yang berhubungan dengan kemasyarakatan. Misalnya, keterampilan
dalam memimpin suatu masyarakat, keterampilan berkomunikasi dengan
berbagai kelompok masyarakat seperti kelompok remaja, usia lanjut, dan
sebagainya.
b. Skill yang terkait kewirausahaan. Misalnya, keterampilan dalam mengelola
suatu usaha, keterampilan permasaran, keterampilan yang berhubungan
dengan negosiasi dengan pihak supplier.
c. Skill yang terkait seni dan budaya. Misalnya, keterampilan atau kerajinan
tangan, menari, bermainteater, dan bermain musik.
Proses pemetaan asset individu dapat dilakukan dengan mengunjungi setiap
rumah tangga yang ada di dalam suatu komunitas, atau mengumpulkan sejumlah
atau sebagian warga dari suatu komunitas masyarakat yang dianggap paling
mengetahui warga yang ada dalam suatu komunitas. Pendekatan atau cara mana
yang akan dipilih sangat tergantung kepada besaran warga dalam suatu
komunitas.
2.2.3.2 Aset Sosial
Pemetaan asset social atau bisa juga disebut modal social adalah kegiatan
menginventaris asosiasi dan institusi yang ada pada suatu
komunitasataumasyarakat.Modal sosialterdiridari modal sosialfisik (asosiasi
dan institusi) dan modal sosial non-fisik (interaksisosial). Modal sosial non-
fisik mencangkup ikatan silaturahmi (arisan, pengajian, majelistaklim, dan
lain-lain) dan wujud gotong royong warga (pesta nikahan, panda hrumah,
panenraya, dan sebagainya). Asosiasi merupakan suatu grup yang ada dalam
komunitas masyarakat yang terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja
bersama-sama dengan suatu tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu
tujuan yang sama. Tipe Asosiasi dapat berupa: (1) berdasarkan kesamaan
keyakinan (contoh: pengajian), (2) kesamaanisu (contoh: lingkungan), dan (3)
kesamaan kompetensi atau keahlian.
Institusi merupakan suatu lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang
jelas dan biasanya sebagai salah satu factor utama dalam proses upaya
pengembangan komunitas masyarakat tertentu. Contohnya, lembaga pemerintah atau
pewakilannya yang memiliki hubungan dengan komunitas seperti komite sekolah,
komite untuk pelayanan kesehatan, keperluan pertanian dan peternakan, dan
lain-lain.
2.2.3.3 Aset Fisik
Asetfisik (physical assets) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan asset berwujud yang ada pada lokasi mitra. Aset ini mewakili
unsure bangunan (seperti perumahan, pasar, sekolah, rumah sakit, dan
sebagainya), infrastruktur dasar (seperti jalan, jembatan, jaringan air minum,
jaringan telepon, dan sebagainya). Untuk memetakan asetfisik, dapat dilakukan
bersama masyarakat mitra.
2.2.3.4 Aset Sumber Daya Alam
Aset sumber daya alam merupakan potensi alam dan hasil alam yang terdapat
pada lokasi mitra. Penggambaran asset sumber daya alam dapat dilakukan dengan
menggunakan metode transek dan kalender musim. Transek adalah alat atau metode
untuk mengetahui situasi dan sumber daya di suatu wilayah dengan cara berjalan
menelusuri wilayah tersebut.
2.2.3.5 Aset Agama dan Budaya
Identifikasi dan pemetaan modal budaya dan agama merupakan langkah yang
sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan ritual kebudayaan dan
keagamaan di dalam suatu masyarakat, termasuk kelembagaan dan tokoh-tokoh yang
berperan penting secara langsung atau tidak langsung. Penggunaan matriks
tingkat kelembagan dan diagram hubungan kelembagaan akan sangat membantu
peserta untuk mengetahui sejauh mana pentingnya keberadaan ritual kebudayaan
dan keagamaan yang ada di masyarakat serta polarelasi yang tercipta
diantaranya dan kemudian bagaimana memanfaatkannya sebagai peluang untuk
menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama. Modal budaya dan
agama perlu diintegrasikan dengan modal social untuk memberi pemahaman secara
komprehensif untuk mewujudkan impian bersama.
2.2.3.6 Aset Ekonomi
Aset ekonomi suatu masyarakat di wilayah tertentu dapat dikelola dengan
pendekatan Leaky Bucket (ember bocor). Dalam suatu wilayah arus pemasukan dan
arus keluar roda perekonomian dapat diidentifikasi bersamaan. Roda
perekonomian wilayah yang baik sejatinya memiliki arus pemasukan yang lebih
tinggi dan minim arus keluar. Jika arus keluar lebih tinggi dibandingkan arus
pemasukan, maka suatu wilayah tersebut akan suli tberkembang. Hal ini karena
uang banyak yang bocor menuju luar wilayah. Oleh karena itu, pendekatan Leaky
Bucket dapat membantu mengidentifikasi: (1) arus masuk perekonomian, 2) arus
yang ada di dalam, dan 3) arus keluar.
Semua aset yang ada kemudian diidentifikasi untuk kemudian dicari fokus
yang akan dilakukan bersama masyarakat. Prinsip low hanging fruit bias
membantu mencari tujuan pengembangan utama yang benar-benar dibutuhkan
masyarakat di wilayah mitra dampingan. Prinsip utamanya ialah mengambil asset
potensial dan peluang pengembangan program yang paling mudah dapat diterapkan,
serta masyarakat juga dapat melakukannya.
2.2.4 Tahapan Pelaksanaan dalam Pendekatan ABCD
Tahap pelaksanaan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) ABCD, terbagi
menjadi tiga tahapan besar, yaknitahap (1) persiapan, (2) pelaksanaan, dan (3)
pelaporan dan presentasihasil KPM.
2.2.4.1 Tahap Persiapan, telahdilakukan oleh panitiadenganmendata dan
membagipeserta Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM), membekali DPL dan
mengurus perizinan serta pemilihan lokasi KPM secara tepat. Pada tahap
ini peserta KPM menyiapkan mental dan tempat tinggal di lokasi KPM.
2.2.4.2 Tahap Pelaksanaan, merupakan tahap implementasi pendekatan ABCD.
Tahapan ini adalah suatu kerangka kerja atau panduan tentang apa yang
mungkin dilakukan. Setiap komunitas masyarakat dan situasi yang terjadi
berbeda-beda, maka proses ini harus disesuaikan agar bias cocok dengan
situasi tersebut yang dapat dilakukan dengan cara sebegai berikut.
1. Membangun komunikasi sosial: memahami tradisi, nilai, peran, dan fungsi
lembaga, tokoh-tokoh kunci, dan karakter masyarakat, meeting of mind,
trust building; membangun kesepakatan: pihak-pihak yang terlibat(core
group,komunitas), proses belajar bersama, pemanfaatan sarana atau media
belajar, komitmen terhadap proses/program; membangun kesepahaman: asset
based minded, inside-out (memanfaatkan asset yang ada dalam komunitas),
community driven development (INKULTURASI).
2. Menemukan dan rumuskan kekuatan yang ada di dalam komunitas terutama
untuk mengidentifikasi factor penggerak utama, dapat dilakukan dengan
menceritakan keberhasilan, transect, analisa sirkulasi keuangan, map
(DISCOVERY).
3. Kemudian menyusun mimpi 'membayangkan' yang akan dicapai dan target
kedepan berdasarkan dari kesuksesan di masa lalu, tujuan bersama ini
adalah mimpi komunitas yang harus dibuat visualisasikan atau digambar
sehingga lebih mudah dipahami dan memperkuat motivasi; dapat dibuat Low
Hanging Fruit dan High Hanging Fruit (DREAM).
4. Langkah selanjutnya, merancang kegiatan yang dapat dilakukan bersama
untuk tujuan bersama dengan bermodalkan pada aset dan kekuatan yang telah
diformulasikan (DESIGN).
5. Menentukan Langkah untuk pelaksanaan program kerja karena komunitas
masyarakat menyadari tujuan dari program dan dilaksanakan oleh orang-
orang yang sudah berkomitmen untuk melangkah bersama untuk mewujudkan
mimpi mereka yang dirumuskan dalam tabel program kerja (DEFINE).
6. Memastikan bahwa semua langkah telah dilaksanakan sehingga tujuan yang
diharapkan dapat terwujud (DESTINY).
2.2.5 Monitoring dan Evaluasi
2.2.5.1 Definisi Monitoring
Monitoring adalah proses rutin pengumpulan data dan pengukuran kemajuan
atas tujuan dari program. Monitoring mengamati perkembangan pelaksanaan
rencana suatu kegiatan, mengidentifikasi dan mengantisipasi permasalahan yang
terjadi atau mungkin akan terjadi dalam pelaksanaan program/kegiatan
(Nurdiyanah, et al., 2016). Evaluasi merupakan proses mencari sesuatu yang
berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat berupa informasi
tentang program, hasil produksi, serta prosedur tertentu (Worthen & Sanders,
1979).
Dengan demikian monitoring berfokus untuk melihat apakah program yang
dikerjakan telah sesuai dengan perencanaan di awal program (are we doing what
we said we would do?). Evaluasi berfokus untuk menilai dampak dari program
yang dikerjakan serta menilai apakah program tersebut member manfaat bagi
masyarakat(what is its value? and was it it worth doing?). Pertanyaan penting
dalam sebuah kegiatan adalah “Apakah yang direncanakan telah tercapai?”
Untuk mengetahui bahwa apa yang direncanakan telah terlaksana sesuai dengan
tujuan yang diinginkan, maka yang harus dilakukan adalah monitoring dan
evaluasi. Dengan indicator penilaian yang telah disusun bersama antara semua
pihak yang bekerja sama dalam kemitraan.
Sebuah proses kegiatan, mulai dari perencanaan, aksi, monitoring dan
evaluasi, sampai feedback merupakan satu rangkaian yang tidak dapat berdiri
sendiri (Kemmis, 1983). Proses ini diibaratkan sebuah refleksi spiral yang
setiap unsurnya saling terkait satu sama lainnya, meski dapat dibedakan antara
monitoring dan evaluasi secara jelas, tetapi keberadaan keduanya akan saling
melengkapi keberhasilan suatu program atau kegiatan.

2.2.5.2 Tujuan Monitoring dan Evaluasi


Adapun tujuan dilakukannya monitoring dan evaluasi adalah:
a. Mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan telah sesuai
dengan rencana (telaah kinerja);
b. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung diatasi;
c. Melakukan penilaian apakah pelaksanaan aktivitas sudah tepat dalam
mencapai tujuan.
2.2.5.3 Metode Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi
Beberapa teknik monitoring dan evaluasi partisipatif yang dapat dilakukan
adalah:
a. Most Significan Change (MSC) merupakan pengumpulan cerita mengenai
perubahan signifikan (SC) yang terjadi di masyarakat, serta seleksi
secara sistematis atas bagian terpenting dari cerita tersebut oleh
masyarakat sendiri. MSC dilakukan dengan:
1) Mendeskripsikan perubahanapa yang dirasakan;
2) Menjelaskan mengapa perubahan itu penting;
3) Bagaimana perubahan itu terjadi, dan;
4) Bagaimana melanjutkan perubahan tersebut.
b. Historical Timeline, komunitas dapat menceritakan perubahan apa yang
telah terjadi dalam kurun waktu tertentu. Kondisi apa yang terjadi
sebelum dan sesudah dilakukan pendampingan, serta bagaimana tingkat
partisipasi komunitas setelah diberikan dampingan diberikan melalui
gambaran diagram. Tujuan dilakukannya historical timeline adalah:
1) Untuk meningkatkan kepada partisipan apa yang telah terjadi sejak
kegiatan dimulai;
2) Untuk mengumpulkan ide-ide apa yang akan dilakukan pada tahap
berikutnya, dan;
3) Sebagai bahan diskusi dan penjelasan tentang beberapa tren (seperti
partisipasi perempuan) kualitas perubahan pada setiap
aktivitas/kegiatan.
c. Photograps. Fotografi dapat membantu memberikan gambaran mengenai
perubahan fisik di lingkungan/komunitas masyarakat dan juga konfirmasi
tentang perubahan yang telah diceritakan. Untuk menggunakan perangkat
(tools) ini, maka:
1) Berikan kamera kepada anggota komunitas;
2) Mintalah kepada komunitas untuk mengambil foto-foto yang
menggambarkan tentang perubahan di komunikasi yang terjadi karena
aktivitas yang telah dilakukan bersama-sama;
3) Tanyakan kepada komunitas mengapa foto-foto yang diambil dianggap
perubahan yang penting dan mengapa itu penting, dan;
4) Fotografi menyangkut masalah etik, sepanjang bahwa hal itu dilakukan
atas persetujuan komunitas.
d. Kartu Skor, tujuan penggunaan kartu skor adalah:
1) Menentukan gambaran perubahan kapasitas yang telah terjadi
dikomunitas dan kunci dari perubahan tersebut.
2) Untuk memberikan feedback kepada stakeholders setelah melakukan
kegiatan pendamping dengan pendekatan ABCD.
2.2.5.3 Pihak yang Melaksanakan Monitoring dan Evaluasi
Semuapihak yang terlibat dalam kegiatan sebaiknya bersama-sama juga
terlibat dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi. Setelah sebelumnya duduk
bersama di awal kegiatan untuk menetapkan indicator keberhasilan/pencapaian
kegiatan. Sehingga semua pihak yang berkontribusi sejak awal dapat melihat dan
merasakan perbedaan yang terjadi sebelum dan setelah kegiatan dilakukan. Hal
ini dimaksudkan supaya monitoring dan evaluasi (monev) menjadi refleksi
bersama dalam komunitas sehingga dapat menetapkan langkah untuk perbaikan
selanjutnya di masa datang.
Fasilitator juga bias menjadi pengamat terhadap proses monev, tetapi
tidak diperkenankan mengintervensi proses tersebut. Hal ini supaya
orisinalitas hasil monev bias dicapai tanpa khawatir adanya asumsi “asal
bapak senang” atau ABS.
Adapun untuk pelibatan lembaga lain di luar komunitas, dapat dimungkinkan
jika dalam merencanakan kegiatannya, disosialisasikan atau didiseminasikan
kepada institusi lain. Jadi, tidak menutup kemungkinan pihak lain dapat
memberikan saran untuk penyempurnaan kegiatan tersebut.
2.2.5.4 Instrumen Monitoring dan Evaluasidalam KPM ABCD
Dalam KPM terdapat dua instrumen: monitoring dan evaluasi. Pertama,
instrument evaluasi oleh mahasiswa dan masyarakat terhadap perubahan yang
dicapai. Kedua, instrument evaluasi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)
terhadap mahasiswa peserta KPM.
a. Instrumen Evaluasi oleh Mahasiswa dan Masyarakat terhadap Perubahan yang
telah dicapai. Instrumen evaluasi ini dimaksudkan untuk mengukur
perubahan dan capaian-capaian yang sudah diperoleh selama pelaksanaan
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) ABCD di lokasi yang ditentukan.
Pengukuran instrument ini diisi secara bersama-sama oleh mahasiswa dan
masyarakat, yang hasilnya dapat dijadikan pijakan untuk perbaikan dalam
upaya pemberdayaan masyarakat.
b. Instrumen Evaluasi oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) terhadap
Mahasiswa. Instrumen ini dikhususkan kepada mahasiswa peserta KPM.
Instrumen ini diisi oleh DPL sebagai acuan penilaian kinerja mahasiswa
selama mengikuti KPM. Berikut ini form instrument tersebut yang berupa
kchekc list evaluasi dan rekap itulah nilai mahasiswa peserta KPM.

BAB III

PROFIL DAN POTENSI DESA

3.1 Visi Misi


Visi : Terwujudnya keluaraga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat sejahtera, maju-mandiri, kesetaraan dan keadilan

gender serta kesadaran hukum dan lingkungan.

Misi :

1. Meningkatkan mental spritual, perilaku hidup dengan menghayati dan mengamalkan

pancasila serta meningkatkan pelaksanaan hak dan kewajiban sesuai dengan hak asasi

manusia (HAM), demokrasi, meningkatkan kesetiakawanan sosial dan kegotong

royongan serta pembentukan watak bangsa yang selaras, serasi dan selaras.

2. Meningkatkan pendidikan dan keterampilan yang diperlukan dalam upaya mencerdaskan

kehidupan bangsa serta pendapatan keluarga.


3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pangan keluarga serta upaya peningkatan

pemanfaatan pekarangan melalui halaman Asri, Teratur, Indah, dan Nyaman

(HATINYA) PKK, Sandang dan perumahanserta tata laksana rumah tangga yang sehat.

4. Meningkatkan derajat kesehatan, kelestarian lingkungan hidup serta membiasakan hidup

berencana dalam semua aspek kehidupan dan perencanaan ekonomi keluarga dengan

membiasakan menabung.

5. Meningkatkan pengelolaan Gerakan PKK baik kegiatan pengorganisasian maupun

pelaksanaan program-programnya yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi

masyarakat setempat.

3.1.1 Sejarah Desa Watang Kassa


Desa Watang Kassa merupakan salah satu kelurahan di kecamatan Batulappa,
Kabupaten Pinrang. Desa ini memiliki tiga dusun yaitu dusun kampung baru,
dusun padaloang dan dusun kassa. Penduduk desa watang kassa sebagian besar
bermata pencaharian petani, peternak, pedagang, berkebun dan merantau. Selain
itu penduduk di desa watang kassa didiminasi oleh etnis Pattinjo kehidupan
masyarakat di desa ini masih dipengaruhi oleh faktor budaya terutama faktor
tradisi kepercayaan serta sistem nilai yang ada dan masih terpelihara dalam
kehidupan sehari-hari.
3.1.2 Kondisi Desa
3.1 Letak Demografi Desa
1. Batas wilayah
a. Sebelah Timur : Desa Cendana
b. Sebelah Utara : Desa Batulappa
c. Sebelah Barat : Desa Tapporang
d. Sebelah Selatan : Kelurahan Kassa
2. Luas Wilayah
Luas Desa Watang Kassa 15325 Hektar.
3.2 KeadaanTopografi
Secara umum keadaan topografi Desa Watang Kassa mulai dari dataran
hingga daerah pengunungan tinggi dengan dibagi tiga dusun diantaranya :
Dusun Padaloang, Dusun Kampung Baru dan Dusun kassa.
Iklim Desa Watang Kassa sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia
beriklim tropis dengan dua musim, yakni Kemarau dan Hujan.
3.3 Monografi
Jumlah Penduduk
Penduduk Desa Watang Kassa terdiri atas 1.234 jiwa. Berikut perbandingan
jumlah penduduk perempuan dengan laki-laki berdasarkan data tahun
terakhir 2021-2022.
Laki-Laki Perempuan

602 632

1. Kondisi pendidikan
Berikut ini profil pendidikan yang ada di Desa Watang Kassa yang terdiri
atas SD dua (2).
Pendidika Murid Guru
n
SD 267 16
SMP - -
3.1.2.3 Keadaan Ekonomi Penduduk
Desa Watang Kassa adalah salah satu desa di wilayah Kecematan Batulappa
Kabupaten Pinrang, karena infrastruktur di desa ini belum memadai terutama
akses jalan ke beberapa dusun di desa ini masih terisolir dan sebagian besar
penduduk di desa ini bekerja sebagai petani. Berikut perbandingan persentase
jenis mata pencaharian penduduk.
Mata Pencaharian Total
Petani 390
Perkebunan 410
PNS 55
Peternak 67
Pengrajin 12

3.1.3 Kondisi Pemerintahan


1. Pembagian Wilayah Desa
Wilayah Administrasi Pemerintahan Desa Watang Kassa terdiri atas tiga
dusun yakni Dusun Kampung Baru, Dusun Padaloang dan Dusun Kassa dengan
jumlah PKK RW senamyak empat (4) buah dan jumlah PKK RT sebanyak lima
(5) buah. Berikut daftar nama dusun dan jumlah RW dan jumlah RT-nya.
Nama Dusun Jumlah RW Jumlah RT Jumlah KK
Kampung Baru 2 2 102
Kassa 1 2 110
Padang Loang 1 1 64

2. Struktur Organisasi Desa


Sturuktur Organisasi dan Tata Kerja
Pemerintah Desa Watang Kassa
Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang

KEPALA DESA
BPD
MUHAMMAD JAIS

SEKTETARIS DESA

SABIR HAPID

Kepala Seksi Kepala Urusan Kepala Urusan Kepala Urusan


Kepala Seksi Kepala Seksi
Pelayanan Tata Usaha dan Keuangan Perencanaan
Kesejahteraan Pemerintahan
Umum
ROSDIANA SYAMSINAR SAPPE SRI WAHYU MUHAMMAD
SYAHRIZAL
JAIS FAJRI SAHUR

PELAKSANA KEWILAYAHAN

Kepala Dusun Kepala Dusun


Kepala Dusun Padang Loang
Kassa Kampung Baru
ABD. ASIS HAMKA
DIING

Di dalam menanggulangi kemiskinan yang ada di Desa Watang Kassa ada


beberapa potansi wilayah yang dapat dimanfaatkan selain potensi sumber daya
manusia, perangkat desa dan organisasi kemasyarakatan. Potensi-potensi
tersebut dijabarkan sebagai berikut:
3.2.1 Potensi Sumber Daya Alam
Wilayah Desa Watang Kassa potensi sumber daya alam mayoritas dari sector
perkebunan sekitar 100% dengan komoditi kelapa, kopi, cengkeh, coklat, pinang
dan tanaman pala wija lainnya, serta 40% disektor pertanian tanaman jagung dan
hortikultura.
3.2.2 Potensi Sumber Daya Manusia
Dengan adanya potensi sumber daya alam seperti diatas maka peluang untuk
menuntaskan kemiskinan di desa Watang Kassa terbuka lebar dan hal ini harus
didukung oleh sumber daya manusia yang memadai oleh karena itu, kami memandang
bahwa segala sesuatu terletak pada manusianya itu sendiri maka pengembangan
kemampuan kapasitas SDM merupakan prioritas kami dan juga merupakan salah satu
strategi dalam penanggulangan kemiskinan di wilayah Desa Watang Kassa.
PotensiAparatDesa dan OrganisasiKemasyarakatan
Sebagai bahan dari tugas pembinaan dan pengembangan kapasitas masyarakat
maka aparat desa juga harus memiliki kemampuan yang memadai untuk mendukung
proses ini berjalan dengan baik di desa Watang Kassa, dukungan aparat Desa
Watang Kassa terhadap setiap kegiatan pengentasan kemiskinan sangat luar
biasa, ini terlihat pada perhatian dan fasilitasi yang diberikan cukup besar
sehingga hal ini menjadi suatu nilai tambah tersendiri dalam usaha
mengentaskan kemiskinan.
Hal yang sama juga diberikan oleh organisasi kemasyarakatan yang ada
seperti remaja mesjid, BPD, dan kelompok tani yang cukup banyak berpartisipasi
di dalam setiap kegiatan yang ada.

3.4 Rencana Program Kerja


Dalam Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) mahasiswa perlu menyusun sebuah
rangkaian program kerja, dimana program kerja dibutuhkan untuk menyusun strategi kerja dalam
masyarakat agar tujuan utama Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) bias tercapai dengan
maksimal.
Berdasarkan hasil observasi selama 1 pekan, penulis mendapatkan potensi-potensi yang
dimiliki oleh Desa Watang Kassa yang menurut penulis dapat dikembangkan dalam
berlangsungnya kegiatan Kuliah Pengabdian Mayarakat (KPM). Dalam penyusunan program
kerja yang telah penulis lakukan, maka dari hasil observasi yang dilakukan di paparkan kepada
tokoh masyarakat di lokasi KPM untuk melakukan diskusi dan mendapatkan kesepakatan
bersama-sama serta mengajak bekerjasama dengan para masyarakat untuk berpartisipasi dalam
seluruh pelaksanaan rangkaian program kerja penulis. Adapun program kerja pada kegiatan
KPM Reguler I tahun 2022 terdiridari program unggulan dan pogram wajib.
Pertama, program unggulan. Adapun program unggulan yang telah penulis susun
berdasarkan kesepakatan bersama yaitu GEMAS (Gemah Anak Sholeh) & Celebrate Sumpah
Pemuda. Program ini terpilih sebagai program unggulan dikarenakan melihat anak-anak di SD
219 Desa Watang Kassa sangat antusias dalam mengadakan sebuah perlombaan. Tujuannya
untuk mengembangkan bakat anak-anak di SD tersebut. Guru-guru pun sangat mendukung
program yang kami laksanakan agar anak-anak dapat mengikuti perlombaan di tingkat yang
lebih tinggi seperti tingkat kecamatan, kabupaten maupun tingkat provinsi.
Program ungulan yang kedua ialah Kripik Sikapa. Sikapa merupakan hasil alam yang
kaya akan manfaat yang diperoleh di hutan. Sikapa atau yang sering disebut dengan ubi beracun,
masyarakat Desa Watang Kassa biasanya mengolah dengan membuatnya Sokko Sikapa yang
katanya merupakan makanan orang zaman dulu. Pengolahan sikapa ini juga memerlukan waktu
yang cukup lama yakni -/+ 10 hari lamanya Maka penulis berantusias untuk mengolah sikapa ini
dengan membuatnya kripik yang memiliki ragam rasa agar semua kalangan bisa menikmatinya
sehingga masyarakat Desa Watang Kassa dapat merasakan sendiri hasil kerja mereka dari buatan
sendiri yang mereka olah dan jadikan makanan atau kripik tanpa harus mengeluarkan biaya
untuk membeli sikapa di luar dan olahan yang masyarakat buat sendiri dapat pula mereka jual
yang dapat membantu perekonomian keluarga. Penulis juga berharap melalui kegiatan ini,
kedepannya dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk meningkatkan ekonomi masyarakat di
Desa Watang Kassa.
Kemudian program unggulan yang ketiga adalah bak sampah, melihat dari kondisi di
Desa Watang Kassa yang dimana kebanyakan para warga atau masyarakat membuang sampah di
sungai sehingga menyumbat saluran air dan membuatnya keruh. Kami berinisiatif untuk
melakukan kreasi desa yakni berupa bak sampah sehingga masyarakat sekitar akan membuang
sampahnya di satu lokasi yang sudah di siapkan oleh kami.
Kedua program kerja wajib terdiri dari, yasinan malam jumat dan mengajar mengaji,
Khubah, bimbingan belajar bahasa Inggris, mengajar di sekolah, bimbingan pramuka, baksos di
mesjid dan senam sehat. Program wajib ini adalah program yang langsung di amanahkan oleh
kampus untuk seluruh peserta KPM dimana para mahasiswa dapat menjadi fasilitator sekaligus
pelaksana dalam program tersebut yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi
masyarakat Desa Watang Kassa terlebih kepada peserta KPM.
Ketiga proram kerja tambahan, terdiri dari ikut berpartisipasi dalam kegiatan Maulid
Nabi Muhammad saw di Mesjid Nurul Hidayah Desa Watang Kassa dan Rama Tama sekaligus
perpisahan kepada masyarakat-masyarakat Desa Watang Kassa. Program kerja ini merupakan
pelengkap atau tambahan dari seluruh rangkaian program kerja yang telah penulis rancang
sebelumnya.

BAB IV

HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Program Kerja


Adapun program kerja KPM Reguler 1 tahun 2022 Posko Desa Watang Kassa,
adalahsebagaiberikut:
4.1.1 Program kerja unggulan terdiri dari Gemas (gema anak sholeh), celebrate sumpah pemuda,
pembuatan kripik sikapa, dan membuat tempat sampah untuk masyarakat.
4.1.2 Program kerja wajib terdiri dari bimbingan belajar bahasa Inggris, mengajar di SD 219
Batulappa, latihan pramuka, yasinan setiap malam jum’at, membersihkan mesjid setelah sholat
subuh bersama masyarakat dan melaksanakan senam sehat bersama masyarakat, dan khutbah
bagi peserta KPM laki-laki.
4.1.3 Program kerja tambahan terdiri dari ikut berpartisipasi dalam kegiatan Maulid Nabi
Muhammad saw di Mesjid Nurul Hidayah Desa Watang Kassa dan Rama Tama sekaligus
perpisahan kepada masyarakat-masyarakat Desa Watang Kassa.

4.2 Implementasi Program Kerja


Adapun rincian program kerja yang terlaksana selama Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM) sampai dengan selesai adalah sebagai berikut.
4.2.1 Program KerjaUnggulan
a. Gemas (Gemah Anak Sholeh)
DeskripsiKe
Keterangan
giatan
Melalui kegiatan ini anak-anak dapat
meningkatkan rasa percaya diri dan juga
Tujuan menciptakan generasi qurani yang beriman,
bertaqwa, berpartisipasi, dan cerdas
intelektual.
Sasaran Siswa SD 219 Batulappa
Tanggal/ Jum’at, 28 Oktober 2022
waktuPelaks Pukul 07.30-11.00 WITA
ana
Tempat SD 219 Batulappa
Biaya Rp. 300.000
SumberBiaya Dana pribadipeserta KPM
Peran Sebagaipelaksana
Mahasiswa
Peran Penerima
Masyarakat
Hasil Berdasarkan kegiatan ini, antusias anak-anak
dan guru-guru SD 219 Batulappa cukup baik,
kegiatan GEMAS ini berpengaruh positif pada
perkembangan anak. Anak-anak terlihat
bergembira saat mengikuti kegiatan GEMAS ini.
Selain itu bagi pemenang lomba juga diberikan
hadiah yang dapat menjadi motivasi bagi anak
dan meningkatkan rasa kepercayaan diri
Persentase 100%
b. Celebrate Sumpah Pemuda
DeskripsiKe
Keterangan
giatan
Tujuan dari kegiatan celebrate sumpah pemudah
yaitu untuk membangkitkan jiwa nasionalisme
Tujuan
anak-anak dan memperkuat rasa persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia.
Sasaran Siswa SD 219 Batulappa
Tanggal/ Jum’at ,28 Oktober2022
waktuPelaks Pukul 13.30-17.00 WITA
ana
Tempat Di SD 219 Batulappa
Biaya Rp. 300.000
SumberBiaya Dana pribadipeserta KPM
Peran Sebagaipelaksana
Mahasiswa
Dengan adanya kegiatan ini diharapkan menajdi
Hasil media pembelajaran penanaman rasa nasionalisme
dan cinta tanah air kepada siswa sejak dini.
Presentase 100%

c. Membuat Kripik Sikapa


deskripsi Kegiatan
Kegiatan
Tujuan Untuk memperkenalkan makanan khas Desa
Watang Kassa
Sasaran `seluruh pembeli
Tanggal/waktu 29 September 2022, 7 Oktober 2022, 8
pelaksanaan Oktober 2022,
Bentuk Membuat kripik sikapa
kegiatan
Tempat Rumah warga dan posko
kegiatan
Biaya Rp. 100.000
Sumber Biaya Dana pribadi peserta KPM
Peran Pembuat
Mahasiswa
Peran Membantu
Masyarakat
Hasil Dari kegiatan ini kami bisa menjual makanan
khas Desa Watang Kassa dan memperkenalan
makanan ini ke orang-orang yang pertama
kali mencobanya
Kendala -
Presentase 90%

d. Membuat Tempat Sampah


Deskripsi Kegiatan
Kegiatan
Tujuan Agar masyarakat Desa Watang Kassa tidak
membuang sembarangan atau membuang sampah
di sungai, dan tujuannya yaitu ketika
masyarakat sudah membuang sampah ditempat
sampah maka langsung dibakar
Sasaran Masyarakat Desa Watang Kassa
Tanggal/Waktu 17 Oktober 2022- 25 Oktober 2022
Pelaksanaan Disesuaikan dengan cuaca
Bentuk Kegiatan Membuat tempat sampah
Tempat Kegiatan Di depan TK
Biaya Rp. 188.000
Sumber Biaya Dana pribadi peserta KPM
Peran Mahasiswa Sebagai pelaksana
Peran Membantu mahasiswa
Masyarakat
Hasil Dengan adanya tempat sampah ini masyarakat
Desa Watang Kassa diharapkan tidak
membuang sampah di sungai lagi
Kendala Mencari lahan untuk membuat tempat sampah
sangatlah susah
Presentase 90%

4.2.2 Program KerjaWajib


a. Yasinan malam jumat
DeskrpsiKegia
Keterangan
tan
Menjalinsilaturahmi dan memproleh ketenangan
Tujuan jiwa, mendekatkandirikepadaYangMahaPencipta
Allah SWT.
Anak-anak, remaja mesjid dan masyarakat
Sasaran
sekitar.
Tanggal/
Setiap malam jum’at
waktuPelaksan
Pukul 18.20-19.05 WITA
a
Bentukkegiata
Yasinan
n
TempatKegiata
Mesjid Nurul Hidayah
n
Biaya -
SumberBiaya -
Peran
Pelaksana
Mahasiswa
Peran
Ikut serta dalam pelaksanaan yasianan.
Masyarakat
Melaluiyasinan yang dilaksanakanmalamjumat,
dapatbernilaiberkah di hadapan Allah SWT.
Hasil Serta
silaturrahmiantarmasyarakattetapterjalinharmo
nis.
Kendala Kekurangan Al-Qur’an
Solusi -
Persentase 90%

b. Membantu mengajar siswa SD 219 Batulappa


DeskripsiKegi
Keterangan
atan
Agar siswa lebih aktif dan mudah dipahami
dalam menerima pelajaran serta membantu wali
Tujuan
kelas menyiapkan materi dan beberapa animasi
yang mudah dipahami oleh siswa.
Sasaran Siswa SD 219 Batulappa
Tanggal/
Setiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu
waktuPelaksan
Pukul 07.30-09.15 WITA
a
Bentukkegiata
Mengajar di sekolah dasar
n
TempatKegiata
SD 219 Batulappa
n
Biaya -
SumberBiaya -
Peran
Pelaksana
Mahasiswa
Peran
-
Masyarakat
Dalam proses mengajar siswa SD 219 sangat
bersemangat mengikiti pembelajaran dan guru-
Hasil
gurunya ikut senang karena sudah mau dibantu
untuk mengajar
Ada juga siswa yang cukup keras kepala ketika
Kendala
di tegur
Solusi -
Persentase 100%
c. Mengajar mengaji
DeskripsiKegi
Keterangan
atan
Mendampingi proses belajarmengajianak-
Tujuan
anaksertamembantu guru mengajidi suka/ boddi.
Sasaran Anak-anak.
Tanggal/
Setiap malam jum’at setelah yasinan
waktuPelaksan
setelahsholat magrib sampai adzan isya
a
Membantupengajaran mengaji
dengancaramendampingianak-anakdalam proses
Bentukkegiata
belajarmengaji. Kegiatannyaantara lain,
n
memberikanpelajaran hukumbacaan (Ilmu
Tajwid), makhrojhuruf.
TempatKegiata
Di Masjid Nurul Hidayah
n
Biaya -
SumberBiaya -
Peran
Sebagaipendamping dan pelaksana.
Mahasiswa
Peran
Pendukung
Masyarakat
Melaluipendampinganini, menjalin hubungan
lebih dekat dengan anak-anak, mengetahuai
sejauh apa capaian bacaan al-quran mereka
Hasil
serta diharapkananak-anakdapatlebihmengetahui
dan menerapkanilmu tajwid yang
telahdiberikan.
Kendala -
Solusi -
Persentase 80%

d. Latihan Pramuka
DeskripsiKegi
Keterangan
atan
Untuk melatih generasi muda agar
memaksimalkan setiap potensi yang ada dalam
Tujuan
dirinya, baik itu intelektual, spritual,
sosial, dan fisik
Sasaran Siswa kelas 3-6
Tanggal/
Setiap hari rabu sore
waktuPelaksan
Pukul015.30-17.00 WITA
a
Bentukkegiata
Latihan pramuka
n
TempatKegiata
SD 219 Batulappa
n
Biaya -
SumberBiaya -
Peran
Membantu kakak pelatih pramuka
Mahasiswa
Peran
-
Masyarakat
Hasil Siswa
Siswa susah di atur dan selalu ribut ketika
Kendala
kakak pembina pramuka sedang menjelaskan
Solusi Kesabaran dalam mengajari
Persentase 80%

e. Bimbingan belajar bahasa Inggris SD Negeri 219 Batulappa


DeskripsiKegi
Keterangan
atan
Memberikan pembelajaran tambahan terkhusus
Tujuan
pada pembelajaran bahasa inggris.
Sasaran Anak-anak SD 219 Batulappa kelas 3-6.
Tanggal/
waktuPelaksan Setiap hari Senin, Pukul 15.00-16.30 WITA
a
Bentukkegiata Memberikan pembelajaran dan bimbingan
n langsung.
TempatKegiata
SD Negeri 219 Batulappa
n
Biaya -
SumberBiaya -
Peran
Pelaksanadan falisitator.
Mahasiswa
Peran
Pendukung
Masyarakat
Hasil Peserta dapat menyebutkan huruf alfabed, kata
benda, kata bentuk, warna, hari-hari dalam
bahasa inggris dengan baik dan benar
Yang ikut kegiatan ini cuman ada beberapa
Kendala
orang
Solusi -
Persentase 100%

f. Membersihkan Mesjid
DeskripsiKegi
Keterangan
atan
Tujuan Agar nyaman ketika ditempati beribadah
Sasaran Masyarakat Desa Watang Kassa
Tanggal/
waktuPelaksan Setiap hari jum’at setelah sholat subuh
a
Bentukkegiata
Membersihkan mesjid
n
TempatKegiata
Mesjid Nurul Hidayah
n
Biaya -
SumberBiaya -
Peran Membnatu masyarakat yang jadwal
Mahasiswa membersihkannya hari jum’at
Peran
Masyarakat
Hasil Dapat diselesaikan dengan cepat
Karena kurangnya masyarakat yang datang
Kendala
membersihkan
Solusi -.
Persentase 85%

g. Senam Sehat
DeskripsiKegi
Keterangan
atan
Untuk membantu meningkatkan kebugaran jasmani,
Tujuan mengembangkan keterampilan serta menanamkan nilai
mental spritual kepada individu yang melakukannya.

Sasaran Masyarkat Desa Watang Kassa


Tanggal/ Setiap hari minggu sore
waktuPelaksan
Pukul16.00 sampai selesai WITA.
a
Bentukkegiata
Senam sehat
n
TempatKegiata
Di dekat rumah warga
n
Biaya -
SumberBiaya -
Peran
Pelaksana
Mahasiswa
Peran
Pendukung.
Masyarakat
Menumbuhkan silahturahmi antara mahasiswa dan
Hasil
masyarakat.

Sedikitnya warga yang ikut senam dikarenakan


Kendala
yang lain sibuk berkebun
Solusi -
Persentase 80%

h. Khutbah bagi peserta KPM laki-laki.


DeskripsiKegi
Keterangan
atan
Untukmengamalkanilmupengetahuansekaligusbelaj
Tujuan
ardalamhal khutbah (dakwah).
Sasaran Para jamaahlaki-lakiDesa
Tanggal/ Jum’at 24 September 2021 dan Jum’at 01
waktuPelaksan Oktober 2021.
a Pukul12:00-13:00 WITA
Bentukkegiata
Dakwah
n
TempatKegiata
Mesjid Nurul Hidayah
n
Biaya -
SumberBiaya -
Peran
Pelaksana
Mahasiswa
Peran
Penerima
Masyarakat
Hasil Melalui khutbah mahasiswamampubelajar dan
mengamalkanilmupengetahuannya di
masyarakatdalamhal khutbah (dakwah)
Kendala -
Solusi -
Persentase 100%

4.2.3 Program Kerja Tambahan


a. Ramah Tama
DeskripsiKegi
Keterangan
atan
Yaitu salah satunya untuk mempererat tali
silaturahmi dan hubungan kekeluargaan antara
Tujuan masyarakat Desa Watang Kassa dan peserta KPM
dan juga menjadi salah satu acara perpisahan
dengan masyarakat
Sasaran Semua masyarakat Desa Watang Kassa
Tanggal/ Sabtu, 28 Oktober 2022
waktuPelaksan Pukul 19.00-00.00 WITA
a
Tempat Posko peserta KPM
Biaya Rp. 700.000
Sumber Dana Dana pribadi peserta KPM
Peran Pelaksana
Mahasiswa
Peran Ikut serta dalam kegiatan ramah tama
Masyarakat
Para masyarakat dan peserta KPM turut
menikmati acara serta saling mengabadikan
moment yang mungkin tidak akan dapat
Hasil
dilupakan. Kebahagiaan tersebut terlihat dari
canda tawa serta senyuman dari para masyarakat
dan peserta KPM
Kendala -
Solusi -
Persentase 100%

b. Maulid Nabi
DeskripsiKegi
Keterangan
atan
Memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad
Tujuan
SAW.
Sasaran Semua elemen masyarakat
Tanggal/
Senin, 10 Oktober 2022
waktuPelaksan
Pukul 13:00-16.00
a
Bentukkegiata
Maulid Nabi Muhammad SAW.
n
TempatKegiata
Mesjid Nurul Hidayah
n
Biaya Rp. 160.000
SumberBiaya Dana pribadi peserta KPM
Peran
Pendukung
Mahasiswa
Peran
Pelaksana
Masyarakat
Peserta KPM dan masyarakat menjadi lebh dekat
Hasil karena saling membantu dalam menyukseskan
kegiatan maulid.
Kendala -
Solusi -
Persentase 100%

4.3 Implikasi
Pengaruh yang dirasakan oleh masyarakat maupun penulis dalam pelaksanaan
program kerja baik itu sebelum maupun setelah, banyak dari kalangan masyarakat
yang berpendapat bahwa program kerja maupun kegiatan yang dilakaukan oleh
peserta KPM memberi dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar sehingga
penulis merasa sangat bahagia dan bersyukur atas respon baik yang diberikan
oleh masyarakat Desa Watang Kassa meskipun didalamnya terdapat banyak sekali
kekurangan namun itu murni bukan keinginan.
4.4 Evlauasi Program
Selama kegiatan KuliahPengabdian Masyarakat (KPM) berlangsung di Desa
Watang Kassa. Peserta KPM telah menyusun beberapa program kerja terdiri dari
program kerja unggulan, program kerja wajib dan program kerja tambahan. Dalam
melaksanakan program kerja yang telah penulis susun terdapat beberapa kendala
yang dialami selama dilokasi dalam kegiatan yang berlangsung salah satunya
adalah kurangnya partisipasi dari masyarakat Desa Watang Kassa tehadap program
kerja peserta KPM dikarenakan kurangnya pemahamam akan kegiatan dan siapa itu
peserta KPM serta aktivitas masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya dari
pagi hingga sore di lokasi kebun masing-masing, selain itu cuaca yang tidak
menentu sering hujan membuat peserta KPM mengalami hambatan dalam melakukan
kegiatan serta waktu pelaksaan menjadi molor. Ini yang menjadi kendala dalam
melaksanakan program kerja sehingga program kerja tidak berjalan sesuai dengan
apa yang telah direncana. Evaluasi yang penulis lakukan adalah melakukan
pendakantan terhadap masyarakat kemudian mengevaluasi dengan cara bertanya
kepada masyarakat sejauh mana tingkat keberhasilan atau pengaruh yang
dirasakan oleh masyarakat sebelum dan sesudah pelaksanaan kegiatan program
kerja.Tidak banyak dari masyarakat menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan
oleh peserta KPM memberi dampak yang negatif terhadap masyarakat rata-rata
menyatakan bahwa kegiatan peserta KPM member dampak yang positif dan sangat di
terima baik oleh masyarakat sekitar. Sehingga kami mengambil kesimpulan bahwa
penilaian yang diberikan oleh masyarakat baik itu secara lisan maupun dengan
bahasa tubuh sangat menjadi acuan dalam pengambilan hasil presentasi dari
program kerja yang penulis laksanakan, meskipunada beberapa yang menjadi
kendala maupun penghambat dalam pelaksanan program kerja penulis masih dapat
melaksanakan kegiatan dengan baik.

4.5 Rekomendasi
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Reguler 1Tahun 2022 merupakan mata
kuliah yang harus dilulusi oleh setiap mahasiswa pada proses perkuliahan.
Sehingga pada pelaksanaan kuliah pengabdian masyarakat yang dilaksanakan
selama kurang lebih satu bulan. Peserta mendapatkan beberapa hal yang bisa
dijadikan sebagai rekomendasi atau diperhatikan oleh setiap instansi ataupun
masyarakat setempat untuk ditindak lanjuti. Salah satunya adalah pembangunan
infrastruktur yang masih kurang tersentu atau masih kurang perhatian dari
pemerintah terutama pada pembangunan akses jalan ke perkebunan dan jembatan
yang menjadi penyambung jalan untuk mengangkut hasil panen masyarakat serta
akses jaringan yang masih sulit untuk di akses hanya pada tempat tertentu.
Sehingga dari beberapa infrastruktur mengakibatkan perputaran perekonomian
sangat lambat. Ini yang kemudian menjadi rekomendasi pertama kami terhadap
pemerintah setempat untuk lebih peduli dan lebih memperhatikan lagi
infrastruktur yang ada di Desa Watang Kassa khususnya di dusun Padaloang.
Kemudian yang kedua adalah kurangnya penyuluhan dari dinas pertanian dan dinas
kehutanan terhadap masyarakat dalam mengelolah sumber daya alamanya sehingga
tidak hanya berfokus pada hasil pertaniannya saja. Dalam mengelolah sumber
daya alam maka perlu juga adanya penyuluhan dan pemahaman terhadap masyarakat
terkait dengan pembukaan lahan pada geografis yang dataran tinggi yang bisa
saja banyak dampak yang ditimbulkan dari pembukaan lahan yang sebenarnya tidak
dapat di buka menjadi lahan perkebunan lagi. Salah satu dampak yang
ditimbulkan adalah banyaknya lokasi yang dibuka untuk perkebunan sehingga
sumber air masyarakat berkurang. Sehingga akan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup masyarakat Desa Watang Kassa. Sehingga peserta KPM
merekomendasikan terhadap pemerintah agar kiranya memberikan penyuluhan dan
pemahaman terhadap masyarakat dalam mengelolah dan menjaga lingkungan yang
menjadi sumber penghasilan masyarakat Desa Watang Kassa agar masyarakat paham
akan hal yang belum diketahuinya. Yang ketiga adalah pengawalan penjualan
terhadap hasil panen masyarakat yang mayoritas pula dari hasil panen jagung
Bisi 2, karena seringkali para pembeli dari jagung Bisi 2 memainkan harga dari
jagung itu sendiri sehingga masyarakat resah akan rendahnya pembelian yang
terjadi sedangkan pengeluaran masyarakat dalam mengelolah tanamannya cukup
besar. Yang keempat, pemerintah sekitar juga perlu memperhatikan mengenai
kelengkapan Al-Qur’an di mesjid dan rumah guru pengaji, dimana dalam hal ini
sebagaimana yang telah dirasakan sendiri oleh peserta KPM selama di lokasi
saat mengajar mengaji banyak anak-anak yang tidak punya Al-Qur’an dan
ketersediaan Al-Qur’an di rumah pengaji sangat terbatas begitupun di mesjid
saat melakukan tadarrus. Kelima, akses jalan yang juga masih belum cukup baik.
Dalam hal ini desa Watang Kassa yang jalanannya banyak yang rusak sehingga
pada saat musim hujan menjadi lebih parah karena jalan yang bolong dipenuhi
genangan air. Keenam, mengenai fasilitas yang ada di sekolah hal ini juga
harus menjadi hal yang diperhatikan dengan baik oleh pemerintah setempat. Di
SD 219 Watang Kassa yang terletak di dusun Kassa, Desa Watang Kassa adalah
salah satu sekolah yang dalam hal fasilitas masih sangat kurang mulai dari
tiang bendera dan bendera merah putih yang tidak ada sehingga upacara bendara
yang seharusnya dilakukan setiap hari senin tidak pernah dilaksanakan dan
sarana dan prasarana yang belum memadai (papan tulis, kursi dan lain-lain).
Ketujuh, pembangunan mesjid yang ada di Suka mengalami hambatan mengenai dana,
dimana tidak adanya bantuan dana dari pemerintah untuk pembangunan Mesjid Al-
Ikhlas di Suka sehingga dalam pembangunan dana yang terkumpul murni dari
masyarakat sekitar yang notabenenya hanya berprofesi sebagai petani yang butuh
waktu kurang lebih 4 bulan untuk bisa panen, sehingga proses pembangunan
memakan waktu yang lama karena menunggu masyarakat panen terlebih dahulu. Yang
ke delapan adalah kelanjutan dari program kerja unggulan yang telah
dilaksanakan oleh peserta KPM selama ber-KPM di Desa Rajang agar masyarakat
dan pemerintah Desa Rajang dapat menindak lanjuti, sehingga masyarakat tidak
hanya berfokus pada hasil panen dari kacang hijau saja namun, bagaimana
kemudian masyarakat lebih kreatif lagi dalam mengolah hasil panen mereka
sehingga menjadi nilai ekonomis dan kami sangat berharap semua yang terlibat
dalam “Seminar Ekonomi Kreatif (Kreativitas Kacang Hijau)” bisa menjadi
petani-petani milenial apalagi dierah pandemic covid-19 seperti saat ini.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) adalah bentuk kegiatan pengabdian
masyarakat oleh mahasiswa, sebagaimana dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu
Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat.

Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) merupakan proses pembelajaran bagi


mahsiswa(i) aktif melalui dengan berbagai kegiatan langsung di tengah-tengah
masyarakat, dan mahasiswa berupaya menjadi fasilitator dari masyarakat secara
aktif, inovatif dan kreatif dalam dinamika yang terjadi di masyarakat.

Pengembangan komunitas berbasis aset (ABCD) tersebut dibangun di atas


empat pondasi yaitu: a.Berfokus pada aset dan kekuatan komunitas, bukan
masalah dan kebutuhan; b.Mengidentifikasi dan memobilisasiaset, keterampilan
dan minatindividu dan komunitas; c. Didorong oleh komunitas membangun
komunitas dari dalam keluar; d.Didorong oleh hubungan (relationship driven).

Prinsip ABCD terbagi atas beberapa bagiam yaitu Setengah Terisi Berarti
Lebih Berarti (Half Full Half Empty) Dalam perspektif ABCD, melihat “gelas
setengah penuh, dan bukan gelas setengah kosong” diartikan bahwa masalah pada
bagian gelas yang kosong dan bagian gelas yang terisi adalah aset.

Jadi, bukan mengatasi permasalahan dengan melihat kebutuhan dan defisit


(apa yang kurang), tetapi dengan memetakan karunia yang ada pada setiap
individu dan komunitas. Salah satu yang perlu diingat dalam mengembangkan
masyarakat dengan menggunakan pendekatan ABCD adalah bahwa kita tidak dapat
melayani komunitas dengan baik jika kita percaya, kita adalah satu-satunya
yang setengah penuh dan komunitas yang berdayakan adalah setengah kosong.

Partisipasi berarti peran serta seseorang atau kelompok masyarakat dalam


proses pembangunan baik dalam bentuk pernyataan maupunalam bentuk kegiatan
dengan memberi masukan pikiran, tenaga, waktu, keahlian, modal dan ataumateri,
serta ikut memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil pembangunan.

Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk pembangunan, di mana yang menjadi


motor dan penggerak utamanya adalah masyarakat itu sendiri (community driven
development) sehingga diharapkan akan terjadi proses pembangunan yang
maksimal, berdampak empowerment dan terstruktur.

Aset yang ada dalam masyarakat atau komunitas (community assets) terdiri
dari asset individu (human capital), asetsosial (social capital), aset agama
dan budaya (spiritual capital), asetfisik (physical capital), asset sumber
daya alam (environmental capital), asetekonomi (financial capital), dan
asetteknologi (technological capital) Pada suatu komunitas masyarakat yang
perkembangannya lebih pesat, asset teknologi dapat dikembangkan secara
bersama.

Semua aset yang ada dalam suatu komunitas masyarakat dapat


diidentifikasi terlebih dahulu untuk mengetahui potensi atau aset utama yang
dimiliki oleh suatu desa. Proses pemetaan aset individu dapat dilakukan dengan
mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di dalam suatu komunitas, atau
mengumpulkan sejumlah atau sebagian warga dari suatu komunitas masyarakat yang
dianggap paling mengetahui warga yang ada dalam suatu komunitas.

Asosiasi merupakan suatu grup yang ada dalam komunitas masyarakat yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang bekerja bersama-sama dengan suatu
tujuan yang sama dan saling berbagi untuk suatu tujuan yang sama.

Aset Agama dan Budaya Identifikasi dan pemetaan modal budaya dan agama
merupakan langkah yang sangat penting untuk melihat keberadaan kegiatan dan
ritual kebudayaan dan keagamaan di dalam suatu masyarakat, termasuk
kelembagaan dan tokoh-tokoh yang berperan penting secara langsung atau tidak
langsung.

Penggunaan matriks tingkat kelembagan dan diagram hubungan kelembagaan


akan sangat membantu peserta untuk mengetahui sejauh mana pentingnya
keberadaan ritual kebudayaan dan keagamaan yang ada di masyarakat serta pola
relasi yang tercipta diantaranya dan kemudian bagaimana memanfaatkannya
sebagai peluang untuk menunjang pengembangan perencanaan dan kegiatan bersama.

Setiap komunitas masyarakat dan situasi yang terjadi berbeda-beda, maka


proses ini harus disesuaikan agar bias cocok dengan situasi tersebut yang
dapat dilakukan dengan cara sebegai berikut. Membangun komunikasi sosial:
memahami tradisi, nilai, peran, dan fungsi lembaga, tokoh-tokoh kunci, dan
karakter masyarakat, meeting of mind, trust building; membangun kesepakatan:
pihak-pihak yang terlibat (core group, komunitas), proses belajar bersama,
pemanfaatan sarana atau media belajar, komitmen terhadap proses/program;
membangun kesepahaman: asset based minded, inside-out (memanfaatkan asset yang
ada dalam komunitas), community driven development (INKULTURASI).

Kemudian menyusun mimpi 'membayangkan' yang akan dicapai dan target


kedepan berdasarkan dari kesuksesan di masa lalu, tujuan bersama ini adalah
mimpi komunitas yang harus dibuat visualisasikan atau digambar sehingga lebih
mudah dipahami dan memperkuat motivasi; dapat dibuat Low Hanging Fruit dan
High Hanging Fruit (DREAM).

Langkah selanjutnya, merancang kegiatan yang dapat dilakukan bersama


untuk tujuan bersama dengan bermodalkan pada aset dan kekuatan yang telah
diformulasikan (DESIGN).

Menentukan Langkah untuk pelaksanaan program kerja karena komunitas


masyarakat menyadari tujuan dari program dan dilaksanakan oleh orang-orang
yang sudah berkomitmen untuk melangkah bersama untuk mewujudkan mimpi mereka
yang dirumuskan dalam tabel program kerja (DEFINE).

Pertanyaan penting dalam sebuah kegiatan adalah “Apakah yang


direncanakan telah tercapai?” Untuk mengetahui bahwa apa yang direncanakan
telah terlaksana sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka yang harus
dilakukan adalah monitoring dan evaluasi.

Tujuan Monitoring dan Evaluasi Adapun tujuan dilakukannya monitoring dan


evaluasi adalah mengkaji apakah kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan
telah sesuai dengan rencana (telaah kinerja), mengidentifikasi masalah yang
timbul agar langsung diatas dan melakukan penilaian apakah pelaksanaan
aktivitas sudah tepat dalam mencapai tujuan.

Tujuan dilakukannya historical timeline adalah untuk meningkatkan kepada


partisipan apa yang telah terjadi sejak kegiatan dimulai, untuk mengumpulkan
ide-ide apa yang akan dilakukan pada tahap berikutnya dan; sebagai bahan
diskusi dan penjelasan tentang beberapa tren (seperti partisipasi perempuan)
kualitas perubahan pada setiap aktivitas/kegiatan.

Untuk menggunakan perangkat (tools) ini, maka berikan kamera kepada


anggota komunitas, mintalah kepada komunitas untuk mengambil foto-foto yang
menggambarkan tentang perubahan di komunikasi yang terjadi karena aktivitas
yang telah dilakukan bersama-sama, tanyakan kepada komunitas mengapa foto-foto
yang diambil dianggap perubahan yang penting dan mengapa itu penting, dan
fotografi menyangkut masalah etik, sepanjang bahwa hal itu dilakukan atas
persetujuan komunitas.

Pihak yang melaksanakan monitoring dan evaluasi semua pihak yang


terlibat dalam kegiatan sebaiknya bersamasama juga terlibat dalam pelaksanaan
monitoring dan evaluasi. Sehingga semua pihak yang berkontribusi sejak awal
dapat melihat dan merasakan perbedaan yang terjadi sebelum dan setelah
kegiatan dilakukan.

Instrumen Evaluasi oleh Mahasiswa dan Masyarakat terhadap Perubahan yang


telah dicapai.Instrumen evaluasi ini dimaksudkan untuk mengukur perubahan dan
capaian-capaian yang sudah diperoleh selama pelaksanaan Kuliah Pengabdian
Masyarakat (KPM) ABCD di lokasi yang ditentukan.

Desa Rajang muai terbentuk pada abad ke 13 atau 1.900 Masehi yang asal
katanya adalah Arajang yang artinya raja-raja, karena seluruh raja-raja se-
Sulawesi Selatan pernah mengadakan perkumpulan di Desa Rajang untuk membahas
dan menandatangani batasan-batan wiayah kerajaan maupun lokasi tempat
melaksanakan musyawarah oleh para raja-raja yang diberi nama Dusun Patumbu
yang artinya stempel. Adapun keadaan Ekonomi Penduduk Desa Rajang adalah salah
satu desa di wilayah Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, karena infrastruktur
di desa ini belum memadai terutama akses jalan ke beberapa dusun di desa ini
masih terisolir dan sebagian besar penduduk di desa ini bekerja sebagai
petani.

Potensi Sumbe rDaya Manusia dengan adanya potensi sumber daya alam
seperti diatas maka peluang untuk menuntaskan kemiskinan di desa Rajang
terbukalebar dan hal ini harus didukung oleh sumber daya manusia yang memadai
oleh karena itu, kami memandang bahwa segala sesuatu terletak pada manusianya
itu sendiri maka pengembangan kemampuan kapasitas SDM merupakan prioritas kami
dan juga merupakan salah satustrategi dalam penanggulangan kemiskinan di
wilayah Desa Rajang.

Potensi Aparat Desa dan Organisasi Kemasyarakatan Sebagai bahan dari


tugas pembinaan dan pengembangan kapasitas masyarakat maka aparat desa juga
harus memiliki kemampuan yang memadai untuk mendukung proses ini berjalan
dengan baik di desa Rajang, dukungan aparat Desa Rajang terhadap setiap
kegiatan pengentasan kemiskinan sangat luar biasa, ini terlihat pada perhatian
dan fasilitasi yang diberikan cukup besar sehingga hal ini menjadi suatu nilai
tambah tersendiri dalam usaha mengentaskan kemiskinan.

Hal yang sama juga diberikan oleh organisasi kemasyarakatan yang ada
seperti remaja mesjid, BPD, dan kelompok tani yang cukup banyak berpartisipasi
di dalam setiap kegiatan yang ada.

Rencana Program Kerja dalam Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) mahasiswa


perlu menyusun sebuah rangkaian program kerja, dimana program kerja dibutuhkan
untuk menyusun strategi kerja dalam masyarakat agar tujuan utama Kuliah
Pengabdian Masyarakat (KPM) bisa tercapai dengan maksimal.

Dalam penyusunan program kerja yang telah penulis lakukan, maka dari
hasil observasi yang dilakukan di paparkan kepada tokoh masyarakat di lokasi
KPM untuk melakukan diskusi dan mendapatkan kesepakatan bersama-sama serta
mengajak bekerjasama dengan para masyarakat untuk berpartisipasi dalam seluruh
pelaksanaan rangkaian program kerja penulis.
Maka penulis berharap seminar dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk
memberitahukan kepada masyarakat akan banyaknya varian dari kacang hijau
maupun kreativitas yang bahan dasarnya dari kacang hijau sehingga masyarakat
Desa Rajang dapat merasakan sendiri hasil panen mereka dari buatan sendiri
yang mereka olah dan jadikan makanan tanpa harus mengeluarkan biaya untuk
membeli kacang hijau di luar dan olahan yang masyarakat buat sendiri dapat
pula mereka jual yang dapat membantu perekonomian keluarga.

Kedua program kerja wajib terdiri dari, yasinan malam jumat, penyuluhan
status jenazah, mengajar mengaji, bimbingan belajar anak usia dini, bimbingan
belajar bahasa Inggris dan Keagamaan kepada anak SD 300 Lembang, bimbingan
belajar akidah, tadarrusan, mengajarkan Hymne dan Mars IAIN Parepare di lokasi
KPM (setelah pembelajaran mengajar mengaji, pada saat seminar ekonomi kreatif
dan sebelum melaksanakan senam pagi pada anak SD 300 Lembang), dan khutbah
bagi peserta KPM laki-laki.

Program wajib ini adalah program yang langsung di amanahkan oleh kampus
untuk seluruh peserta KPM dimana para mahasiswa dapat menjadi fasilitator
sekaligus pelaksana dalam program tersebut yang diharapkan dapat memberikan
dampak positif bagi masyarakat Desa Rajang terlebih kepada peserta KPM.

Ketiga proram kerja tambahan, terdiri dari ikut berpartisipasi dalam


kegiatan World Clean Up Day, Milad BKPRMI, perlombaan untuk anak-anak,
pembuatan dan pemasangan penanda jalan serta tokoh masyarakat dan turut
berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat. Program kerja ini merupakan
pelengkap atau tambahan dari seluruh rangkaian program kerja yang telah
penulis rancang sebelumnya.

Pengadaan perkebunanan tanaman herbal. Keterangan tujuan dengan adanya


perkebunan tanaman herbal ini, lahan kosong di lokasi mesjid menjadi lebih
hidup dengan adanya tanaman herbal yang telah di tanam serta diharapkan
masyarakat dapat teredukasi terkait manfaat dari tanaman herbal.

Berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat (Panen kacang hijau,Ikut andil


dalam kegiatan vaksinasi pembuatan bakul dari daun kelapa, Mappadongngo salu,
Panen ubi kayu, Panen kacang hijau ke 2, Pembabatan rumput disekitaran pohon
kacang hijau, Membantu membabat dikebun sayur, Pemanenan coklat, Membantu
mempersiapkan makanan untuk masyarakat yang ikut membantu mengambil kayu untuk
kegiatan masuk rumah baru, maccerang tanah,Penjemuran coklat).Pengaruh yang
dirasakan oleh masyarakat maupun penulis dalam pelaksanaan program kerja baik
itu sebelum maupun setelah, banyak dari kalangan masyarakat yang berpendapat
bahwa program kerja maupun kegiatan yang dilakaukan oleh peserta KPM memberi
dampak yang positif terhadap masyarakat sekitar sehingga penulis merasa sangat
bahagia dan bersyukur atas respon baik yang diberikan oleh masyarakat Desa
Rajang meskipun didalamnya terdapat banyak sekali kekurangan namun itu murni
bukan keinginan.

Dalam melaksanakan program kerja yang telah penulis susun terdapat


beberapa kendala yang dialami selama dilokasi dalam kegiatan yang berlangsung
salah satunya adalah kurangnya partisipasi dari masyarakat Desa Rajang tehadap
program kerja peserta KPM dikarenakan kurangnya pemahamam akan kegiatan dan
siapa itu peserta KPM serta aktivitas masyarakat lebih banyak menghabiskan
waktunya dari pagi hingga sore di lokasi kebun masing-masing, selain itu cuaca
yang tidak menentu sering hujan membuat peserta KPM mengalami hambatan dalam
melakukan kegiatan serta waktu pelaksaan menjadi molor.

Evaluasi yang penulis lakukan adalah melakukan pendakantan terhadap


masyarakat kemudian mengevaluasi dengan cara bertanya kepada masyarakat sejauh
mana tingkat keberhasilan atau pengaruh yang dirasakan oleh masyarakat sebelum
dan sesudah pelaksanaan kegiatan program kerja. Tidak banyak dari masyarakat
menyatakan bahwa kegiatan yang dilakukan oleh peserta KPM memberi dampak yang
negatif terhadap masyarakat rata-rata menyatakan bahwa kegiatan peserta KPM
memberi dampak yang positif dan sangat di terima baik oleh masyarakat sekitar.
Sehingga kami mengambil kesimpulan bahwa penilaian yang diberikan oleh
masyarakat baik itu secara lisan maupun dengan bahasa tubuh sangat menjadi
acuan dalam pengambilan hasil presentasi dari program kerja yang penulis
laksanakan, meskipun ada beberapa yang menjadi kendala maupun penghambat dalam
pelaksanan program kerja penulis masih dapat melaksanakan kegiatan dengan
baik.

Salah satunya adalah pembangunan infrastruktur yang masih kurang


tersentu atau masih kurang perhatian dari pemerintah terutama pada pembangunan
akses jalan ke perkebunan dan jembatan yang menjadi penyambung jalan untuk
mengangkut hasil panen masyarakat serta akses jaringan yang masih sulit untuk
di akses hanya pada tempat tertentu.Sehingga dari beberapa infrastruktur
mengakibatkan perputaran perekonomian sangat lambat. Ini yang kemudian menjadi
rekomendasi pertama kami terhadap pemerintah setempat untuk lebih peduli dan
lebih memperhatikan lagi infrastruktur yang ada di Desa Rajang khususnya di
dusun Boddi.Kemudian yang kedua adalah kurangnya penyuluhan dari dinas
pertanian dan dinas kehutanan terhadap masyarakat dalam mengelolah sumber
daya alamanya sehingga tidak hanya berfokus pada hasil pertaniannya saja.

Dalam mengelolah sumber daya alam maka perlu juga adanya penyuluhan dan
pemahaman terhadap masyarakat terkait dengan pembukaan lahan pada geografis
yang dataran tinggi yang bisa saja banyak dampak yang ditimbulkan dari
pembukaan lahan yang sebenarnya tidak dapat di buka menjadi lahan perkebunan
lagi. Sehingga peserta KPM merekomendasikan terhadap pemerintah agar kiranya
memberikan penyuluhan dan pemahaman terhadap masyarakat dalam mengelolah dan
menjaga lingkungan yang menjadi sumber penghasilan masyarakat DesaRajang agar
masyarakat paham akan hal yang belum diketahuinya.

Yang ketiga adalah pengawalan penjualan terhadap hasil panen masyarakat


yang mayoritas pula dari hasil panen jagung Bisi 2, karena sehing kali para
pembeli dari jagung Bisi 2 memainkan harga dari jagung itu sendiri sehingga
masyarakat resah akan rendahnya pembelian yang terjadi sedangkan pengeluaran
masyarakat dalam mengelolah tanamannya cukup besar.

Yang keempat, pemerintah sekitar juga perlu memperhatikan mengenai


kelengkapan Al-Qur’an di mesjid dan rumah guru pengaji, dimana dalam hal ini
sebagaimana yang telah dirasakan sendiri oleh peserta KPM selama di lokasi
saat mengajar mengaji banyak anak-anak yang tidak punya Al-Qur’an dan
ketersediaan Al-Qur’an di rumah pengaji sangat terbatas begitupun di mesjid
saat melakukan tadarrus.

Di SD 300 yang terletak di dusun Boddi, Desa Rajang adalah salah satu
sekolah yang dalam hal fasilitas masih sangat kurang mulai dari tiang bendera
dan bendera merah putih yang tidak ada sehingga upacara bendara yang
seharusnya dilakukan setiap hari senin tidak pernah dilaksanakan dan sarana
dan prasarana yang belum memadai (papan tulis, kursi dan lain-lain).

Ketujuh, pembangunan mesjid yang ada di Suka mengalami hambatan mengenai


dana, dimana tidak adanya bantuan dana dari pemerintah untuk pembangunan
Mesjid Al-Ikhlas di Suka sehingga dalam pembangunan dana yang terkumpul murni
dari masyarakat sekitar yang notabenenya hanya berprofesi sebagai petani yang
butuh waktu kurang lebih 4 bulan untuk bisa panen, sehingga proses pembangunan
memakan waktu yang lama karena menunggu masyarakat panen terlebih dahulu.

Yang ke delapan adalah kelanjutan dari program kerja unggulan yang telah
dilaksanakan oleh peserta KPM selama ber-KPM di Desa Rajang agar masyarakat
dan pemerintah Desa Rajang dapat menindak lanjuti, sehingga masyarakat tidak
hanya berfokus pada hasil panen dari kacang hijau saja namun, bagaimana
kemudian masyarakat lebih kreatif lagi dalam mengolah hasil panen mereka
sehingga menjadi nilai ekonomis dan kami sangat berharap semua yang terlibat
dalam “Seminar Ekonomi Kreatif (Kreativitas Kacang Hijau)” bisa menjadi
petani-petani milenial apalagi dierah pandemic covid-19 seperti saat ini.

5.2 Saran
Kegiatan kuliah pengabdian masyarakat atau KPM 1 tepatnya di rajang desa suka boddi,
seharusnya sebelum hari H dari pihak kampus sendiri memberi kesempatan untuk melakukan
beberapa kesiapan sebelum terjun langsung ke lokasi KPM yang dituju,perlunya dana yang
disediakan dari pihak kampus untuk menunjang beberapa kegiatan dilokasi posko baik dalam
skala yang kecil maupun besar.
LAMPIRAN

1. Struktur Posko
2. Biodata Mahasiswa KPM

Muhammad Aqsha Muliadi, anak dari Bapak


Muliadi dan Ibu Hj. Sitti Nasriah, Anak ke 2
dari 3 bersaudara, Jenis kelamin : Laki-Laki.
TTL : Pangkajene, 27 Oktober 2000. Alamat
lengkap : Sidrap, Pangkajene,JL. HOS
Cokroaminoto. Email :
muhammadaqshamuliai@iainpare.ac.id
Pengalaman pendidikan SDN 6 Pangsid, MTs
Negeri 2 Sidrap, SMA Negeri 2 Sidrap sekarang
sedang menempuh pendidikan di IAIN parepare.
Agama : Islam. Prodi : Manajemen Dakwah
Fakultas : FUAD. Hobi : Nonton.
Motto : hati-hati ketika berbicara. Kita semua
kaca, dan ucapan kamu bisa terpantul kembali
ke dirimu sendiri.

Muhammad Iqbal, anak dari Bapak almarhum Abdul


Muis dan Ibu Andi Mulyani merupakan Anak
pertama dari 2 bersaudara, Jenis kelamin : Laki-Laki.
TTL : Parepare, 01 Mei 2001. Alamat lengkap : Jl.
Andi Makkasau Timur No. 421 Parepare. Email :
muhammadiqbal@iainpare.ac,id. Pengalaman
pendidikan SDN 19 Parepare, SMPN 10 Parepare,
SMA Negeri 2 Parepare. Dan sekarang sedang
menempuh pendidikan di IAIN parepare. Agama :
Islam. Prodi : Hukum Keluarga Islam Fakultas :
Syariah dan Ilmu Hukum Islam. Hobi : Push Rank
Mobile Legend Sampai Tembus Pagi
Motto : Motivasi Tanpa Aksi Hanyalah Halusinasi
Nurmila, anak dari Bapak M. Y
Hatijah. Jenis kelamin : Perempuan
05 Oktober 2001. Anak ke 3 dari 4
lengkap: Jln. Pabbiseang, Desa Bat
Soppeng Riaja, Kabupaten B
nurmilamila0510@gmail.com.
pendidikan SD Inpres Batupute,
Soppeng Riaja, SMA Negeri 2 B
sedang menempuh pendidikan d
Agama : Islam. Prodi : Manajemen
: FUAD. Hobi : -
Motto :-
Sitti Faisyah Azzahra Darwis anak dari Bapak H.
Darwis Nohong, S.H dan Ibu Hj. Nurjemi Hatta. Anak
ke 3 dari 3 bersaudara, Jenis kelamin: Perempuan.
TTL : Parepar, 15 Juni 2001, 06 Juni 2001. Alamat
Lengkap: Desa Uluway Barat, Kecamatan
Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja. Email:
anugrah@iainpare.ac.id. Pengalaman Pendidikan:
MIN 3 Tana Toraja, MTSN Roni Uluway, SMA
Muhammadiyah Belajen. Sekarang sedang menempuh
pendidikan S1 di IAIN PARE-PARE. Agama: Islam.
Prodi: Manajemen Dakwah. Fakultas: Ushuluddin
Adab dan Dakwah. Hobi: Tidur dan makan.
Motto: Akan indah pada waktunya.

Nurulhuda Aris, Anak dari Ayah A


Anak ke 4 dari 5 bersaudara.
Perempuan. TTL : Bojo, 15 A
lengkap : Jl. Mangga Tengah
nurulhudaaris@iainpare.ac.id. Peng
SD Negeri 12 Bojo (2007-2012
Parepare (2012-2016), SMA Neger
2019) S1: Institut Agama Islam N
Agama : Islam. Prodi : Pariwisata
Ekonomi dan Bisnis Islam. Hobi : M
Motto : Teruslah berbuat baik

Eka Oktavia, Anak dari Bapak Sy


Nanna Ria. Jenis Kelamin : Perem
Pare, 01 Oktober 2000. Alamat
Kota Pare-Pare. Email : ekaok
Pengalaman Pendidikan SD Neger
Negeri 3 ParePare, MAN 2 Pare
menempuh S1 di IAIN Parepare. A
: Hukum Keluarga Islam. Fakultas
Motto : Kesuksesan itu buka
diwujudkan
NISRAH, Anak dari Ayah Sudarman dan Ibu Isami.
Anak ke 2 dari 3 bersaudara. Jenis kelamin :
Perempuan. TTL : Barru, 06 Desember 2001. Alamat
lengkap : Dusun Wt.Nepo, Desa Nepo, Kelurahan
palanro, Kec. Mallusetasi, Kab. Barru. Email :
nisrahd10@gmail.com. Pengalama pendidikan SDN
132 Barru, SMPN 5 Barru, SMAN 4 Barru dan S1:
IAIN Pare-Pare. Agama : Islam. Prodi : Perbankan
Syariah. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam. Hobi :
Mendaki gunung, volly, makan bakso dan coklat
Motto : Berlaku tegas, keras dan memaksa untuk
kebaikan diri sendiri itu harus.

Tenriyati T, Anak dari Ayah Tarmedy T dan Ibu


Marawiah. Anak ke 1 dari 2 bersaudara. Jenis
kelamin : Perempuan. TTL : Baranti Sidrap, 23 Juni
2001. Alamat lengkap : BTN Pinrang Permai. Email :
tenriyati23@gmail.com. Pengalama pendidikan SDN
12 Pinrang, SMP Negeri 1 Pinrang, SMA Negeri 1
Pinrang dan S1: IAIN Parepare. Agama : Islam. Prodi :
Manajemen Keuangan Syariah. Fakultas : Ekonomi
dan Bisnis Islam. Hobi : menulis dan memasak
Motto : Kesuksesan akan ada jika ada tindakan

Muh. Alaf, lahir pada tanggal 5 bulan 1 2000


merupakan anak kedua dari 3 bersaudara tempat
tinggal lembah harapan jln laupe kota parepare anak
dari Bapak Hasyim dan ibu Marhani, riwayat
pendidikan SDN 216 tiroang, SMP 4 pinrang, SMKN
1 Pinrang. Email : alafbikick978@gmail.com. Prodi :
Manajemen Dakwah. Fakultas : Ushuluddin adab dan
dakwah. Hobi : Berenang
Motto : uang bisa menjadi jaminan masa depan.
Nayla Wahdania Hasanuddin, Anak dari Ayah
Hasanuddin dan Ibu Sitti Nurma. Anak ke 1 dari 3
bersaudara. Jenis kelamin : Perempuan. TTL :
Parepare, 06 September 2001. Alamat lengkap : Jl.
Chalik. Email : naylaawh@gmail.com. Pengalama
pendidikan SD 46 PAREPARE, SMPN 3
PAREPARE, MAN 2 PAREARE dan S1: IAIN
PAREPARE. Agama : Islam. Prodi : PIAUD.
Fakultas : TARBIYAH. Hobi : Olahraga
Motto : Tidak ada, jalani saja

3. Program Matriks Kerja


4. Lampiran Persuratan
5. Lkh
6.

Anda mungkin juga menyukai