Anda di halaman 1dari 79

LAPORAN STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN DI RUANG NIFAS

& RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUBU RAYA

Dosen Pembimbing : Ns. Sri Ariyanti, M.Kep

Untuk Memenuhi Penugasan Seminar Kelompok Profesi Ners


Stase Manajemen Keperawatan

DISUSUN OLEH :
AFRILIMUNIKA BURI SRP20317086
CHRISTOFORUS PRATAMA SRP20317085
EDY JUNIARDI SRP20317087
FRANSISKA EDA SRP20317077
MARWAH NUR FITRIA SRP20317089
NOVIYANTI SRP20317081
VIKTORIA EPRIYANTI SRP20317095

PROGRAM STUDI S1 NERS TAHAP PROFESI


SEKOLAH TINGGI ILMU KPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karna
berkat dan rahmatnyalah penulis dapat menyelesaikan laporan tugas profesi yang
berudul “Laporan Stase Manajemen Keperawatan Di Ruang Nifas & Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Kubu Raya”. Dalam menyelesaikan laporan ini kami
telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan keterbatasan
wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang kami miliki, kami
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna.
Terselesainya laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh
karena itu pada kesempatan ini kami ucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Asep Ahmad Saefullah selaku direktur RSUD Kubu Raya
2. Ns. Haryanto, MSN.,Ph.D selaku ketua STIK Muhammadiyah Pontianak
3. Ns.Gusti Jhoni Putra.,M.Pd.,M.Kep selaku ketua prodi STIK Muhammadiyah
Pontianak
4. Cau Kim Jiu, SKM., M.Kep., Ph.D selaku koordinator stase manajemen
keperawatan
5. Ns. Sri Ariyanti, M.Kep selaku dosen pembimbing manajemen keperawatan di
RSUD Kubu Raya
6. Ns. Ari Norma Susanti, S.Kep selaku Kasi Keperawatan RSUD Kubu Raya
7. Badariah, A.Md.Keb selaku Kepala Ruanagan Nifas
8. Yusniar, A.Md.Kep selaku Kepala Ruangan Rawat Inap
9. Teman-teman dan kakak-kakak abang-abang sejawat yang ada diruangan
rawat inap umum & rawat nifas
10. Teman-teman satu kelompok yang sudah mau dan berusaha bekerjasama
dalam pengerjaan laporan ini.
Selanjutnya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak
yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang ikut juga membantu dalam
menyelesaikan laporan ini. Apabila banyak kesalaha n ataupun kekurangan dalam
penulisan dan keterbatasan laporan kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna bagi Ruangan Nifas dan Rawat Inap.

ii
Kubu Raya, 07 April 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
C. Manfaat Penulisan.........................................................................................3
BAB II......................................................................................................................5
LANDASAN TEORI...............................................................................................5
A. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan....................................................5
BAB III..................................................................................................................12
ANALISIS SITUASIONAL SISTEM...................................................................12
MANAJEMEN RUANGAN NIFAS & RUANGAN RAWAT INAP RSUD
KUBU RAYA........................................................................................................12
A. Gambaran Umum RSUD Kubu Raya.........................................................12
B. Gambaran Sistem Manajemen Ruangan Nifas dan Ruangan Rawat Inap di
RSUD Kubu Raya..............................................................................................13
C. Analisa SWOT............................................................................................60
D. Prioritas Masalah.........................................Error! Bookmark not defined.
E. Planning Of Action (POA)..........................................................................72
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat
menyelenggarakan upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Rumah Sakit merupakan
suatu institusi yang fungsi utamanya memberikan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat (Depkes, RI 2009).
Pelayanan rumah sakit sekitar 40%-60% adalah pelayanan keperawatan.
Oleh karena itu pelayanan keperawatan harus mendapatkan perhatian yang
lebih dan menyeluruh karena kepelayanan keperawatan sangat menentukan
baik buruknya citra rumah sakit. Pelayanan keperawatan di rumah sakit
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia, yang diberikan dalam
bentuk asuhan keperawatan, dilakukan melalui proses pengkajian terhadap
penyebab utama tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, penentuan
diagnosis keperawatan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan dan
pengevaluasian. Seluruh proses tersebut disebut dengan proses keperawatan
(Hubber, 2010).
Menurut Nursalam (2011) yang mengatakan bahwa untuk mewujudkan
pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan visi misi rumah sakit
tidak terlepas dari proses manajemen, yang merupakan suatu pendekatan
dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan organisasi. Penerapan
sistem manajemen keperawatan membutuhkan kemampuan manajerial yang
tangguh dimana dapat dimiliki melalui berbagai cara salah satunya dengan
meningkatkan keterampilan melalui bangku kuliah yang harus dilalui lewat
pembelajaran di lahan praktik.
Manajemen Keperawatan adalah suatu proses menyelesaikan suatu
pekerjaan melalui perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan dengan menggunakan sumber daya secara efektif, efisien dan
rasional dalam memberikan pelayanan bio-pisokosial-spiritual yang

1
2

komprehensif pada individu, keluarga dan masyarakat, baik yang sakit


maupun yang sehat melalui proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan (Asmuji, 2012). Sedangkan manajemen menurut Cherie &
Ato (2016) merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan proaktif dalam
menjalankan suatu kegiatan di organisasi, didalam manajemen tersebut
mencakup kegiatan POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controling)
terhadap staff, sarana, dan prasarana dalam mencapai tujuan organisasi.
Keempat fungsi tersebut saling berhubungan dan memerlukan keterampilan-
keterampilan teknis, hubungan antar manusia, konseptual yang mendukung
asuhan keperawatan yang bermutu, berdaya guna dan berhasil guna bagi
masyarakat.
Berdasarkan pemaparan teori-teori diatas serta hasil observasi dan
wawancara yang dilakukan oleh kelompok terkait manajemen keperawatan di
Ruangan Nifas dan Runagan Rawat Inap RSUD Kubu Raya, ditemukan data
bahwa pengelolaan manajemen pelayanan dan manajemen asuhan
keperawatan sudah terlaksana sebaik mungkin namun masih ada yang tidak
sesuai dengan proses penerapan manajemen yang benar. Hal ini dilihat dari
berbagai proses seperti perencanaan (planning), pengorganisasian
(organizing), kepegawaian (staffing), pengarahan (directing), dan pengawasan
(controlling).
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik manajemen keperawatan diharapkan
mahasiswa mampu memahami manajemen keperawatan yang diterapkan
di Ruangan Nifas dan Ruangan Rawat Inap serta mahasiswa mampu
menseimbangkan konsep teori dengan aplikasi manajemen keperawatan di
lapangan.
3

2. Tujuan Khusus
Selama berlangsungnya praktek manajemen keperawatan mahasiswa
diharapkan mampu untuk :
a. Melakukan analisa tentang gambaran umum di Ruangan Nifas dan
Ruangan Rawat Inap di RSUD Kubu Raya.
b. Melakukan analisa dari aspek manajemen di Ruangan Nifas dan
Ruangan Rawat Inap di RSUD Kubu Raya.
c. Mengidentifikasi dan menyusun prioritas permasalahan yang ada
di Ruangan Nifas dan Ruangan Rawat Inap di RSUD Kubu Raya.
d. Menyusun rencana kegiatan untuk mengatasi permasalahan yang ada
di Ruangan Nifas dan Ruangan Rawat Inap di RSUD Kubu Raya.
e. Melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kegiatan yang
telah disusun sesuai prioritas di Ruangan Nifas dan Ruangan Rawat
Inap di RSUD Kubu Raya.
C. Manfaat Penulisan
Dengan diadakannya praktek manajemen keperawatan ini diharapkan
akan memberikan manfaat kepada
1. Mahasiswa
a. Mahasiswa lebih terampil dalam penerapan aplikasi prinsip-prinsip
manajemen keperawatan di lapangan.
b. Mahasiswa mendapat pengalaman baru di lapangan dalam hal
penerapan manajemen keperawatan.
2. Perawat
a. Membantu meringankan beban kerja perawat selama praktek
berlangsung di Ruangan Nifas dan Ruangan Rawat Inap di RSUD
Kubu Raya.
b. Menambah pengetahuan tenaga perawat tentang manajemen pelayanan
dan manajemen asuhan keperawatan melalui bermain peran oleh
mahasiswa (role play) dan penyegaran yang diberikan sesuai dengan
masalah yang ditemukan.
4

3. Rumah Sakit
Data yang diperoleh dari hasil pengkajian akan membantu sebagai
bahan masukan bagi Rumah Sakit, dalam upaya peningkatan mutu
manajerial pelayanan rumah sakit.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Ruang Lingkup Manajemen Keperawatan
1. Definisi Manajemen Keperawatan
Manajemen merupakan suatu pendekatan yang dinamis dan
proaktif dalam menjalankan suatu kegiatan diorganisasi. Manajemen
tersebut mencakup kegiatan planning, organizing, actualing,
controlling (POAC) terhadap staf, sarana, dan prasarana dalam
mencapai tujuan organisasi (Nursalam, 2013).
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan
secara profesional. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan
proses keperawatan sebagai satu metode pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan keduanya dapat
saling mendukung. Proses keperawatan sebagaimana manajemen
keperawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil (Nursalam, 2013).
Asmuji (2014), menyatakan manajemen keperawatan merupakan
suatu proses menyelesaikan suatu pekerjaan melalui perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan menggunakan
sumber daya secara efektif, efisien, dan rasional dalam memberikan
pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif pada individu,
keluarga, dan masyarakat, baik yang sakit maupun yang sehat melalui
proses keperawatan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Cecep (2013), menyatakan manajemen keperawatan secara singkat
diartikan sebagai proses pelaksanaan pelayanan keperawatan melalui
upaya staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga serta masyarakat.
Manajemen keperawatan suatu tugas khusus yang harus dilaksanakan
oleh pengelola keperawatan untuk merencanakan, mengorganisasi,
mengarahkan serta mengawasi sumber-sumber yang ada baik sumber

5
6

daya manusia, alat maupun dana, sehingga dapat memberikan pelayanan


keperawatan yang efektif, baik kepada pasien, keluarga, dan masyarakat.
Jadi manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui
anggota staf keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan,
pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga serta masyarakat
sehingga tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.
2. Fungsi Manajemen Keperawatan
Kholid (2013), menyatakan fungsi manajemen keperawatan,
memudahkan perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan yang
holistik sehingga seluruh kebutuhan klien dirumah sakit terpenuhi.
Terdapat beberapa elemen dalam manajemen keperawatan berdasarkan
fungsinya yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
kepegawaian (staffing), pengarahan (directing) dan pengendalian/evaluasi
(controlling).
a. Perencanaan (Planning)
Planning memutuskan seberapa luas akan dilakukan, bagaimana
melakukannya dan siapa yang melakukannya. Fungsi perencanaan
merupakan suatu penjabaran dari tujuan yang ingin dicapai,
perencanaan sangat penting untuk melakukan tindakan. Didalam
proses keperawatan perencanaan membantu perawat dalam
menentukan tindakan yang tepat bagi klien dan menjamin bahwa klien
akan menerima pelayanan keperawatan yang mereka butuhkan dan
sesuai dengan konsep dasar keperawatan.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian suatu langkah untuk menetapkan,
mengelompokkan dan mengatur berbagai macam kegiatan, penetapan
tugas-tugas dan wewenang-wewenang seseorang, pendelegasian
wewenang dalam rangka mencapai tujuan. Fungsi pengorganisasian
merupakan alat untuk memadukan semua kegiatan yang beraspek
personil, finansial, material dan tata cara dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
7

c. Kepegawaian (Staffing)
Staffing merupakan metodologi pengaturan staff, merupakan
proses yang teratur, sistematis, berdasarkan rasional diterapkan untuk
menentukan jumlah dan jenis personal suatu organisasi yang
dibutuhkan dalam situasi tertentu. Komponen yang termasuk dalam
fungsi staffing ialah berprinsip yaitu rekruitmen, seleksi, orientasi
pegawai baru, penjadwalan tugas, dan klasifikasi pasien. Komponen
tersebut merupakan suatu proses yang mana nantinya berhubungan
dengan penjadwalan siklus waktu kerja bagi semua personel yang ada.
d. Pengarahan (Directing)
Marquis (2013), menyatakan pengarahan merupakan proses
penerapan rencana manajemen untuk menggerakkan anggota
kelonpok untuk mencapai tujuan melalui berbagai arahan. Sri (2012),
menyatakan pengarahan suatu cara untuk mengerjakan dan
memberikan bimbingan agar dapat bekerja secara optimal dan
melakukan pembagian tugas sesuai dengan sumber daya yang tersedia
berdasarkan kemampuan dan keahliannya. Sedangkan Asmuji (2014),
menyatakan pengarahan merupakan hubungan manusia dalam
kepemimpinan yang mengikat para bawahan agar bersedia mengerti
dan menyumbangkan tenaganya secara efektif serta efisien dalam
pencapaian tujuan suatu organisasi. Di dalam manajemen, pengarahan
ini bersifat sangat kompleks karena di samping menyangkut manusia
juga, menyangkut berbagai tingkah laku manusia yang berbeda-beda
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengarahan merupakan proses
penerapan rencana manajemen untuk mengerjakan dan memberikan
bimbingan agar dapat bekerja secara optimal dan melakukan
pembagian tugas sesuai dengan sumber daya yang tersedia
berdasarkan kemampuan dan keahliannya.
8

e. Pengendalian/evaluasi (Controlling)
Kholid (2013), menyatakan controlling merupakan proses
pemeriksaan apakah segala sesuatu yang terjadi sesuai dengan rencana
yang telah disepakati, instruksi yang dikeluarkan, serta prinsip-prinsip
yang ditetapkan, yang bertujuan untuk menunjukkan kekurangan dan
kesalahan agar dapat diperbaiki dan tidak terjadi lagi
3. Prinsip Dasar Manajemen Keperawatan
Agus (2010), menyatakan manajemen keperawatan dapat
dilaksanakan secara benar. Perlu diperhatikan beberapa prinsip dasar
berlaku
a. Manajemen keperawatan berlandaskan perencanaan
Perencanaan merupakan hal yang utama dan serangkaian fungsi
dan aktivitas manajemen. Tahap perencanaan dan proses manajemen
tidak hanya terdiri dan penentuan kebutuhan keperawatan pada
berbagai kondisi klien, tetapi juga terdiri atas pembuatan tujuan,
pengalokasian anggaran, identifikasi kebutuhan pegawai, dan
penetapan struktur organisasi yang diinginkan. Perencanaan
merupakan pemikiran/konsep-konsep tindakan yang umumnya tertulis
dan merupakan fungsi yang penting di dalam mengurangi risiko dalam
pengambilan keputusan, pemecahan masalah, dan efek-efek dan
perubahan.
Selama proses perencanaan, yang dapat dilakukan oleh pimpinan
keperawatan menganalisis dan mengkaji sistem, mengatur strategi
organisasi dan menentukan tujuan jangka panjang dan pendek,
mengkaji sumber daya organisasi, mengidentifikasi kemampuan yang
ada, dan aktivitas spesifik serta prioritasnya. Perencanaan dalam
manajemen mendorong seorang pemimpin keperawatan unuk
menganalisis aktivitas dan struktur yang dibutuhkan dalam
organisasinya.
9

b. Manajemen keperawatan dilaksanakan melalui penggunaan waktu


yang efektif
Manajer keperawatan yang menghargai waktu akan mampu
menyusun perencanaan yang terprogram dengan baik dan
melaksanakan kegiatan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Keberhasilan seorang pimpinan keperawatan bergantung pada
penggunaan waktunya yang efektif. Dalam keperawatan, manajemen
sangat dipengaruhi oleh kemampuan pimpinan keperawatan. Dalam
konteks ini, seorang pimpinan harus mampu memanfaatkan waktu
yang tersedia secara efektif. Hal demikian dibutuhkan untuk dapat
mencapai produktivitas yang tinggi dalam tatanan organisasinya.
c. Manajemen keperawatan melibatkan pengambilan keputusan
Berbagai situasi dan permasalahan yang terjadi dalam
pengelolaan kegiatan keperawatan memerlukan pengambilan
keputusan yang tepat di berbagai tingkatan manajerial. Semua tingkat
manajer dalam keperawatan dihadapkan pada persoalan yang berbeda
sehingga dibutuhkan metode atau cara pengambilan keputusan yang
berbeda pula. Jika salah dalam pengambilan keputusan akan
berpengaruh terhadap proses atau jalannya aktivitas yang akan
dilakukan. Proses pengambilan keputusan akan sangat dipengaruhi
oleh kemampuan komunikasi dan para manajer.
d. Manajemen keperawatan harus terorganisasi
Pengorganisasian dilakukan sesuai dengan kebutuhan organisasi
dalam rangka mencapai tujuan. Terdapat empat blok struktur
organisasi, yaitu unit, departemen, top/tingkat eksekutif dan tingkat
operasional. Prinsip pengorganisasian mencakup hal-hal pembagian
tugas (the devision of work), koordinasi, kesatuan komando,
hubungan staf dan lini, tanggung jawab dan kewenangan yang sesuai
serta adanya rentang pengawasan. Dalam keperawatan,
pengorganisasian dapat dilaksanakan dengan cara fungsional/
10

penugasan, alokasi pasien, perawatan grup/tim keperawatan, dan


pelayanan keperawatan utama.
e. Manajemen keperawatan menggunakan komunikasi yang efektif
Komunikasi merupakan bagian penting dan aktivitas manajemen.
Komunikasi yang dilakukan secara efektif mampu mengurangi
kesalahpahaman, dan akan memberikan persamaan pandangan arah
dan pengertian di antara pegawai dalam suatu tatanan organisasi.
f. Pengendalian merupakan elemen manajemen keperawatan
Pengendalian dalam manajemen dilakukan untuk mengarahkan
kegiatan manajemen sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu,
pengendalian dilaksanakan agar kegiatan yang dilakukan tidak banyak
terjadi kesalahan yang berakibat negatif terhadap klien dan pihak yang
terkait dengan manajemen. Pengendalian meliputi penilaian tentang
pelaksanaan rencana yang telah dibuat, pemberian instruksi,
menetapkan prinsip-prinsip melalui penetapan standar, dan
membandingkan penampilan dengan standar serta memperbaiki
kekurangan
4. Proses Manajemen Keperawatan.
Proses adalah suatu rangkaian tindakan yang mengarah pada suatu
tujuan. Di dalam proses, keperawatan, bagian akhir mungkin berupa
sebuah pembebasan dari gejala, eliminasi resiko, pencegahan komplikasi,
argumentasi pengetahuan atau ketrampilan, kesehatan dan kemudahan
dari kebebasan maksimal. Didalam proses manajemen Keperawatan,
bagian akhir adalah perawatan yang efektif dan ekonomis bagi semua
kelompok pasien (Meirawaty & Yudianto, 2019)
Menurut Meirawaty, (2019) Proses Manajemen Keperawatan:
a. Pengkajian – Pengumpulan data
Pada tahap ini perawat dituntut tidak hanya mengumpulkan
informasi tentang keadaan  pasien, melainkan juga mengenai institusi
(rumah sakit/puskesmas), tenaga keperawatan, administrasi dan
bagian bagian keuangan yang akan mempengaruhi fungsi organisasi
11

keperawatan secara keseluruhan. Pada tahap ini harus mampu


mempertahankan level yang tinggi bagi efisiensi salah satu bagian
dengan cara menggunkan ukuran pengawasan untuk
mengidentifikasikan masalah dengan segera, dan setelah mereka
terbentuk kemudian dievaluasi apakah rencana tersebut perlu diubah
atau prestasi yang perlu dikoreksi
b. Perencanaan
Perencanaan disini dimaksudkan untuk menyusun suatu rencana
yang strategis dalam mencapai tujuan, seperti menentukan kebutuhan
dalam asuhan keperawatan kepada semua pasien, menegakkan tujuan,
mengalokasikan anggaran belanja, memutuskan ukuran dan tipe
tenaga keperawatan yang dibutuhkan, membuat pola struktur
organisasi yang dapat mengoptimalkan efektifitas staf serta
menegakkan kebijaksanaan dan prosedur operasional untuk mencapai
visi dan misi yang telah ditetapkan.
c. Pelaksanaan
Pada tahap ini Manajemen Keperawatan memrlukan kerja melalui
orang lain, maka tahap implementasi didalam proses manajemen
terdiri dari dan bagaimana memimpin orang lain untuk menjalankan
tindakan yang telah direncanakan.
d. Evaluasi
Tahap akhir dari proses manajerial adalah melakukan evaluasi
seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan. Pada tahap ini manajemen
akan memberikan nilai seberapa jauh staf mampu melaksanakan
tugasnya dan mengidentifikasi fakto-faktor yang menghambat dan
mendukung dalam pelaksanaan.
12

BAB III
ANALISIS SITUASIONAL SISTEM
MANAJEMEN RUANGAN NIFAS & RUANGAN RAWAT INAP RSUD
KUBU RAYA
Analisis situasional fungsi manajemen dikaji oleh mahasiswa profesi Ners
STIK Muhammadiyah Pontianak untuk mencapai kompetensi praktek manajemen
keperawatan. Analisa situasional mencakup seluruh kegiatan manajemen di
Ruangan Nifas dan Ruangan Rawat Inap di RSUD Kubu Raya yaitu keadaan
ruangan, lingkungan dan orang-orang yang melaksanakan pekerjaan di Ruangan
Nifas dan Ruangan Rawat Inap. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran
tentang kekuatan dan kelemahan dalam manajemen agar dapat diberi intervensi.
A. Gambaran Umum RSUD Kubu Raya
Rumah Sakit Umum Daerah Kubu Raya mulai didirikan dengan
peletakkan batu pertama pada tanggal 6 Juli 2018, dan diresmikan pada
tanggal 6 Januari 2020, dengan kriteria Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kubu Raya Tipe D dan kapasitas tempat tidur sebanyak 50 tempat
tidur.
Hal ini tertuang pada peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 76 Tahun 2020
tentang rencana strategis pada Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kubu
Raya Tahun 2020-2024 yang ditetapkan pada tanggal 29 September 2020 .
Wilayah kerja Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Kubu Raya melingkupi
seluruh kecamatan di Kabupaten Kubu Raya terdiri dari 9 Kecamatan. Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Kubu Raya beralamatkan di Jl. Jend.
Sudirman, Kecamatan Rasau Jaya Kabupaten Kubu Raya, dan beridiri diatas
tanah seluas 6400 m², sesuai dengan izin operasional padda tanggal 3 Januari
2020.
Posisi RSUD yang terletak di pesisir wilayah Kecamatan Rasau Jaya,
menjadi tempat strategis bagi masyarakat di wilayah perairan seperti
Kecamatan Kubu, Kecamatan Terentang, dan Kecamatan Batu Ampar,
sebagai fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjut (FKRTL) di Kabupaten
13

Kubu Raya. Adapun batas administrasi wilayah kerja Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Kubu Raya adalah sebagai berikut:
1. Batas utara : Kecamatan Sungai Raya
2. Batas Timur : Kecamatan Kubu dan Teluk Pakedai
3. Batas Selatan : Kecamatan Sungai Raya
4. Batas Barat : Kecamatan Sungai Kakap
Jenis pelayanan yang diberikan di RSUD Kabupaten Kubu Raya pada
tahun 2020 terdiri dari:
1. Pelayanan IGD 24 Jam
2. Pelayanan Poliklinik Rawat Jalan
3. Pelayanan Rawat Inap
4. Pelayanan Penunjang:
a. Pelayanan Persalinan
b. Pelayanan Radiologi
c. Pelayanan Laboratorium
d. Pelayanan Farmasi
e. Pelayanan Perinatologi
f. Pelayanan Rekam Medis
g. Pelayanan Ambulance
B. Gambaran Manajemen Keperawatan RSUD Kubu Raya
Berdasarkan Peraturan Bupati Kubu Raya Nomor 109 Tahun 2019
tentang pembentukan , susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja
unit pelaksanaan teknis daerah (UPTD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)
Kubu Raya, dipimpin oleh Kepala Seksi Keperawatan dengan membidangi
bagian keperawatan dan kebidanan.
Keperawatan RSUD Kubu Raya telah membentuk Komite keperawatan
sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Kubu Raya nomor 044 tahun 2020 tentang peraturan internal staf
keperawatan (Nursing Staf By Laws) Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Kubu Raya:
14

Lampiran II : Keputusan direktur rumah sakit umum daerah kubu raya


Nomor : Tahun 2021
Tanggal : Januari 2021
Uraian Tugas Kepala Ruangan Dan Petugas Ruangan
1. Kepala Ruangan
a. Menyusun rencana kerja kepala ruangan
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga di ruangan
c. Melaksanakan orientasi kepada petugas baru
d. Menyusun jadwal dinas ruangan
2. Petugas Ruangan
a. Menyusun rencana kegiatan
b. Melaksanakan kegiatan sesuai tugas yang diberikan
c. Melaporkan pelaksanaan kegiatan secara berkala
3. Kepala Seksi Keperawatan
a. Penyusunan kebijakan teknis dibidang keperawatan
b. Perumusan program kerja dibidang keperawatan
c. Penyelenggaraan koordinasi pelaksanaan tugas dibidang keperawatan
d. Penyelenggaraan kegiatan pelayanan umum dibidang keperawatan
e. Penyelenggaraan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas dibidang
keperawatan
f. Pembinaan dan pengendalian teknis dibidang keperawatan
g. Pelaoparan dan pelaksanaan tugas dibidang keperawatan
h. Pengelolaan administrasi dibidang keperawatan
i. Melaksanakan tugas dan fungsi lain dibidang keprawatan yang
diberikanoleh direktur
4. Perawat/Perawat Pelaksana
a. Melakukan pengkajian keprawatan dasar pada individu
b. Mengajarkan perilaku hidupbersih dan sehat pada individu
c. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman atau pelindung fisik,
pada pasien untuk mencegah resiko cedera pada individu.
15

d. Memantau perkembangan pasien sesuai dengan kondisinya


(melakukan pemeriksaan fisik, mengamati keadaan pasien) pada
individu
e. Memberikan oksigenasi sederhana
f. Memberikan bantuan hidup dasar
g. Melakukan pengukuran antropometri dasar
h. Meakukan fasilitasi pasie eliminasi
i. Memantau (menghitung) keseimbangan cairan dan elektrolit
j. Melakukan mobilisasi posisi pasien
k. Mempertahankan posisi anatomis pasien
l. Melakukan fiksasi fisik
m. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat
n. Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
o. Memfasilitasi penggunaan pakaian yang mendukung kenyamanan pada
pasien
p. Melakukan pemeliharaan diri pasien
q. Meandikan pasien
r. Membersihkan mulut pasien
s. Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin
t. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan
u. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
v. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
w. Memfasilitasi suasana lingkunga yang tenang dan aman
x. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal
y. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan
kematian
z. Melakukan dokumentasi keperawatan pada tahap keterampilan
tindakan keprawatan
aa. Menyusun rencana kegiatan individu perawat
bb. Melaksanakan tugas dan fungsi lainnya yang diberikan oleh atasan
16

5. Perawat penyelia
a. Mengidientifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan
b. Melaksanakan pendidikan kesehatan pada kelompok
c. Membentuk dan mempertahankan keberadaan kelompok masyarakat
pemerhati masalah kesehatan
d. Melakukan isiolasi pasien secara kondisinya
e. Memasang alat bantu khusus lain sesuai dengan konsidi
f. Mengatur posisipasien sesuai dengan rencana tindakan pembedahan
g. Memfasilitasi lingkungan dengan suhu yang sesuai dengan kebutuhan
h. Melakukan isolasi pasien imunosubpresi
i. Memberikan pertolongan kesehatan dalam situasi gawat
darurat/bencana
j. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
k. Melakukan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
l. Melakukan terapi aktivitas kelompok stimulasi sensorik
m. Melakukan komunikasi dengan klien dengan hambatan komunikasi
n. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
o. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
p. Managemen nyeri pada setiap kondisi
q. Melakukan intervensi krisis
r. Melakukan perawatan CVC dan Port a cath
s. Melakukan perawatan pasien tranplantasi sumsum tulang
t. Melakukan perawatan pasien dengan resiko radio aktif
u. Menyiapkan pasien untuk tindakan brachioterapi
v. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
w. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal
x. Memfasilitasi suasanalingkungan yang tenang dan aman
y. Melakukan tata kelola keperawatan pada pasien dengan tindakan
medik khusus dan berisiko tinggi
17

z. Memberikan perawatan pada pasien terminal


aa. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap: diagnosis
keperawatan
bb. Melakukan dokumentasi proses keperawatan pada tahap: terampilan
tindakan keperawatan
cc. Menyusun rencana tindakan individu perawat
dd. Melaksanakan tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh atasan
6. Perawat Ahli
a. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutanpada individu
b. Melakukan pengkajian keperawatan lanjutan pada keluarga
c. Memberikan konsultasi data pengkajian keprawatan dasar/lanjut
d. Memrumuskan diagnosis keperawatan individu
e. Merumuskan diagnosis keluarga
f. Membuat prioritas diagnosa keperawatan
g. Melakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga pada setiap kondisi
h. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
i. Melakukan care finding/deteksi dini/penemuan kasus baru
j. Melakukan support kepatuhan terhadap intervensi kesehatan
k. Melakukan pendidikan kesehatan pada individu pasien
l. Mengajarkan keluarga untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarganya
m. Mengajarkan teknik kontrol infeksi pada keluarga dengan penyakit
menular
n. Melakukan skrining
o. Melakukan pendidikan kesehatan pada kelompok
p. Melakukan kegiatan memotivasi pelaksanaan program pencegahan
masalah kesehatan
q. Melakukan pendidikan kesehatan pada masyarakat
r. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan
keperawatan
s. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
18

t. Memberikan terapi modalitas


u. Melaksanakn tugas dan fungsi lain yang diberikan oleh atasan
 Menurut Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Kubu Raya Nomor 0100 tahun 2020 tentang panitia pelaksaan
Assement kompetensi tenaga perawat Rumah Sakit Umum Daerah
Kubu Raya memutuskan membentuk panitia pelaksanaan
assesment komptensi tenaga perawat pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kubu Raya sebagaimana tercantum dalam lampiran
keputusan dan keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,
apabila terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya
PANITIA PELAKSANAAN ASSESMEN KOMPETENSI
TENAGA PERAWAT
No Nama Jabatan Dalam Tim Keterangan
1. Ns. Ari Norma Ketua Panitia
Susanti, S.Kep
2. Ns. Dedi Anggota
Radhamudi,
S.Kep
3. Yusniar, Anggota
Amd.Kep
4. Nopida Anggota
Rizaminarti,
S.Kep.Ners
5. Sischa Putri Anggota
Anggrayni,
S.Kep.Ners
6. Vika Dwi Anggota
Arianingsih S,
A.md.Keb
19

7. Retno Puspitasari, Anggota


S.Tr.Keb,
M.H.Kes
8. Widiyanto, Anggota
S.Kep.Ners
9. Muammar, Anggota
S.Kep.Ners
10 Yayuk Kurniasih, Anggota
A.Md.Keb

 Menurut Surat Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah


Kubu Raya Nomor: 0101 Tahun 2020 tentang asesor kompetensi
keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kubu Raya memutuskan
keputusan direktur Rumah Sakit Umum Daerah Kubu Raya tentang
asesor kompetensi keperawatan Rumah Sakit Umum Daerah Kubu
Raya, tugas asesor kompetensi keperawatan Rumah Sakit Umum
Daerah Kubu Raya adalah sebagai berikut: Merencanakan
assesmen kompetensi perawat, Mengembangkan assesmen
kompetensi perawat, Melaksanakan assesmen kompetensi perawat,
Mengkaji ulang assesmen kompetensi perawat.
DAFTAR NAMA ASESOR KOMPETENSI KEPERAWATAN
No Nama Jabatan Dalam Tim
1. Ns. Maria Fudji Mentor dan penguji Tim
Hastuti, M.Kep (Asesor)

1. Tugas
Membantu Kepala Dinas melaksanakan upaya pelayanan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit.
2. Fungsi
a. Perumusan kebijakan di bidang kesehatan
b. Penyusunan program dan kegiatan di bidang kesehatan
20

c. Pelaksanaan kebijakan pelayanan kesehatan sesuai dengan stnadar


pelayanan rumah sakit
d. Pelaksanaan pengelolaan keuangan, barang milik daerah, bidang
kepegawaian dan administrasi umum rumah sakit
e. Pelaksanaan pelaporan dan evaluasi penyelenggaraan pelayanan
kesehatan dirumah sakit dan
f. Pelaksaan fungsi lainnya yang diberikan oleh kepala dinas kesehatan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
3. Susunan organisasi UPTD RSUD Kubu Raya terdiri dari:
a. Direktur
b. Sub bagian tata usaha
c. Seksi pelayanan dan penunjang medik
d. Seksi keperawatan
e. Unit non struktural
1). Komite medis
2). Satuan pemeriksaan internal
f. Kelompok jabatan fungsional
4. Rencana Strategi RSUD Kubu Raya
Rencana strategi RSUD Kubu Raya dalam 5 tahun kedepan dimulai pada
tahun 2020-2024 yang termasuk dalam penjabaran unit-unit pelayanan
yang ada.
Rencana strategis RSUD Kabupaten Kubu Raya antara lain:
a. Rencana pengembangan layanan
b. Strategi dan arah kebijakan
c. Rencana program dan kegiatan
d. Rencana keuangan
21

C. Gambaran Sistem Manajemen Ruangan Nifas dan Ruangan Rawat Inap


di RSUD Kubu Raya
1. Pengkajian
Pengkajian sistem manajemen di Ruangan Nifas dan Ruangan Rawat
Inap umum RSUD Kubu Raya dilakukan dengan analisa situasi ruangan
pada tanggal 5-7 April 2021 melalui metode:
a. Wawancara yang dilakukan dengan kepala ruangan, PPJA, dan
beberapa perawat/bidan pelaksana.
b. Observasi dilakukan oleh kelompok manajemen pada shift pagi dan
siang, yaitu observasi situasi dan kondisi ruangan, pelayanan asuhan
keperawatan/kebidanan, penyediaan sarana dan prasarana, sistem
kerja, dan komunikasi perawat/bidan dalam memberikan asuhan
keperawatan/kebidanan.
Gambaran hasil analisa situasi ruangan di Ruangan Nifas dan Ruangan
Rawat Inap RSUD Kubu Raya dideskripsikan sebagai berikut:
a. Man
1) Gambaran Ketenagakerjaan
1) Ruang rawat inap
Ruangan rawat inap perawat sebanyak 12 tenaga keperawatan, 1
orang kepala ruangan dengan jenjang pendidikan DIII
keprawatan, 11 orang perawat pelaksana dengan jenjang
pendidikan 7 orang S1 dan 4 orang DIII berdasarkan hasil
observasi yang dilakukan oleh kelompok, terlihat di ruangan
rawat inap belum terdapat bagan struktur organisasi.
No Nama Jabatan Pendidikan
1. Yusniar, A.Md.Kep DIII
Keperawatan
2. Adriana Evi, S. Kep. Ners S1 Keperawatan
3. Dias Perdana, S. Kep. Ners S1 Keperawatan
4. Eva Fitria Assegaf, S.Kep., S1 Keperawatan
22

Ners
5. Hamzah, Amd. Kep DIII
Keperawatan
6. Muammar, S.Kep., Ners S1 Keperawatan
7. Muhammad Wandi, S1 Keperawatan
S.Kep., Ners
8. Nuryanti, Amd.Kep DIII
Keperawatan
9. Widiyanto, S.Kep., Ners S1 Keperawatan
10. Wulandari, Amd.Kep DIII
Keperawatan
11. Yasinta Anggraini I, S1 Keperawatan
S.Kep., Ners
Perawat di Ruangan rawat inap diberikan kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan (S1 Keperawatan). Kepala
ruangan juga memberikan kesempatan kepada perawat untuk
menyampaikan kendala yang ada di ruangan. Setiap satu bulan
sekali akan ada penilaian hasil kinerja perawat oleh karu.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh kelompok,
terlihat para perawat yang bertugas di ruangan ada beberapa
perawat yang tidak memakai atribut pengenal seperti badge
nama setiap harinya
2) Ruang nifas
Bidan di ruangan nifas sebanyak 11 tenaga kebidanan, 1 orang
kepala ruangan dengan jenjang pendidikan DIII, dan 10 orang
bidan pelaksana dengan jenjang pendidikan DIII serta 1 orang
lagi dengan jenjang pendidikan DIV kebidanan.
No Nama Jabatan Pendidikan
1. Badariah, A.Md.Keb DIII Kebidanan
2. Amanda Pelda, A.Md.Keb DIII Kebidanan
23

3. Eka Pury Handayani, DIII Kebidanan


A.Md.Keb
4. Dzulhulaifah, A.Md.Keb DIII Kebidanan
5. Indardaini, A.Md.Keb DIII Kebidanan
6. Messi Arsita, A.Md.Keb DIII Kebidanan
7. Rizka Andhina, A.Md.Keb DIII Kebidanan
8. Ulfa Hardianti, A.Md.Keb DIII Kebidanan
9. Yeni Nurhandini, DIII Kebidanan
A.Md.Keb
10. Yuda Darmayanti, DIII Kebidanan
A.Md.Keb
11. Yupina, S.SiT DIV Kebidanan

Di ruang nifas memberikan waktu orientasi kepada pegawai


baru selama ruangan VK 2 minggu ruangan nifas 2 minggu.
Kepala ruangan memberikan kesempatan kepada perawat untuk
menyampaikan kendala yang ada di ruangan.
Cakupan kunjungan diruang rawat nifas masih sangat
rendah. Tenaga kebidanan belum ada yang mengikuti pelatihan
manajemen.
2) Proses Rekruitmen dan Seleksi Tenaga Kerja

Mengajukan lamaran

Tata Usaha

Kepala seksi keperawatan

Tes tulis dan wawancara

Orientasi kerja selama 1-3 bulan

Diangkat menjadi
perawat/bidan /bidankontrak
24

Perawat/Bidan yang telah lulus seleksi wawancara dan tes


tertulis akan diorientasi selama 1-3 bulan dengan ruangan yang
berbeda-beda dan akan mendapat penilaian dari karu di setiap
ruangan. Jika lulus fase orientasi, perawat akan mendapat sertifikat
dan kemudian pada bulan keempat akan diangkat menjadi
perawat/bidan kontrak.
3) Klasifikasi dan Kriteria Tingkat Ketergantungan Pasien
Klasifikasi Dan Kriteria Tingkat Ketergantungan Pasien
(berdasarkan Teori Orem)
Minimal Care :
Pasien bisa mandiri/ hampir tidak memerlukan bantuan

1. Mampu naik- turun tempat tidur


2. Mampu ambulasi dan berjalan sendiri
3. Mampu makan dan minum sendiri
4. Mampu mandi sendiri/ mandi sebagian dengan bantuan
5. Mampu membersihkan mulut (sikat gigi sendiri)
6. Mampu berpakaian dan berdandan dengan sedikit bantuan
7. Status psikologis stabil
8. Pasien dirawat untuk prosedur diagnostik
9. Operasi ringan

Partial Care
Pasien memerlukan bantuan perawat sebagian

1. Membutuhkan batuan 1 orang untuk naik- turun tempat tidur


2. Membutuhkan bantuan untuk ambulasi/ berjalan
3. Membutuhkan bantuan dalam menyiapkan makanan
4. Membutuhkan bantuan untuk makan/ disuap
5. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
6. Membutuhkan bantuan untuk berpakaian dan berdandan
7. Membutuhkan bantuan untuk BAB dan BAK (tempat tidur/ kamar mandi)
8. Post operasi minor 24 jam
9. Melewati fase akut dari post operasi mayor
10. Fase awal dari penyembuhan
11. Observasi tanda- tanda vital setiap 4 jam
12. Gangguan emosional ringan

Total Care
Pasien memerlukan bantuan perawat sepenuhnya dan memerlukan waktu perawat
25

yang lebih lama

1. Membutuhkan 2 orang atau lebih untuk mobilisasi dari tempat tidur ke


kereta dorong atau kursi roda
2. Membutuhkan latihan pasif
3. Kebutuhan nutrisi dan cairan dipenuhi melalui terapi intravena (infus) atau
NG tube (sonde)
4. Membutuhkan bantuan untuk kebersihan mulut
5. Membutuhkan bantuan penuh untuk berpakaian dan berdandan
6. Dimandikan perawat
7. Dalam keadaan inkontinensia
8. 24 jam post operasi mayor
9. Pasien tidak sadar
10. Keadaan pasien tidak stabil
11. Observasi TTV setip kurang dari jam
12. Perawatan luka bakar
13. Perawatan kolostomi
14. Menggunakan alat bantu nafas (ventilator)
15. Menggunakan WSD
16. Irigasi kandung secara terus menerus
17. Menggunakan alat traksi (skeletal traksi)
18. Fraktur dan atau pasca operasi tulang belakang/ leher
19. Gangguan emosional berat, bingung dan disorientasi

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi diruang rawat inap dan ruang nifas,
klasifikasi tingkat ketergantungan pasien diruangan rata-rata adalah parsial.

4) Perhitungan Tenaga Perawat/Bidan dan BOR


a) Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepala ruangan nifas
dan rawat inap, BOR satu bulan terakhir diruang nifas tepatnya
pada bulan maret 2021 sebesar 6, 452%, sedangkan diruang
rawat inap pada bulan maret 2021 sebesar 0,21%
b) Perhitungan tenaga perawat/bidan di ruang nifas dan rawat inap
RSUD Kubu Raya ialah berdasarkan rumus PPNI dan GILLIES.
Berikut perhitungan tenaga perawat/bidan:
(1) Ruang rawat inap
 Ruang rawat inap (Bulan Januari 2021) perhitungan
dengan rumus PPNI dengan nilai BOR 13,709%
26

[Jumlah jam perawatan x 52mg x 7 hr x jumlah TT x BOR ]


TP= x 125 %
41 jumlah mg efektif x 40 jam
[ ( 4 jam ) x 52 mg x 7 hr x 30 x 0 , 13709]
TP= x 125 %
41 jumlah mg efektif x 40 jam
5988,09
TP= x 125 %
1640
TP=¿ 4,56 dibulatkan 5
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan sebesar 5 perawat
ditambah 1 orang kepala ruangan. Jadi total perawat yang
dibutuhkan adalah 6 orang.
 Ruang rawat inap (Bulan Februari 2021) perhitungan
dengan rumus PPNI dengan nilai BOR 7,258%

[Jumlah jam perawatan x 52mg x 7 hr x jumlah TT x BOR ]


TP= x 125 %
41 jumlah mg efektif x 40 jam
[ ( 4 jam ) x 52mg x 7 hr x 30 x 0,07258]
T P= x 125 %
41 jumlah mg efektif x 40 jam
3170,29
TP= x 125 %
1640
TP=¿ 2,41 dibulatkan 2
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan sebesar 2 perawat
ditambah 1 orang kepala ruangan. Jadi total perawat yang
dibutuhkan adalah 3 orang.

 Ruang rawat inap (Bulan Maret 2021) perhitungan


dengan rumus PPNI dengan nilai BOR 13,548%
[Jumlah jam perawatan x 52mg x 7 hr x jumlah TT x BOR ]
TP= x 125 %
41 jumlah mg efektif x 40 jam
[ ( 4 jam ) x 52 mg x 7 hr x 30 x 0 , 13548]
TP= x 125 %
41 jumlah mgefektif x 40 jam
5917,76
TP= x 125 %
1640
TP=¿ 4,510 dibulatkan jadi 5 perawat
27

Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan sebesar 5 perawat


ditambah 1 orang kepala ruangan. Jadi total perawat yang
dibutuhkan adalah 6 orang.
 Ruang Rawat Inap (bulan Januari 2021) perhitungan
menurut Rumus Gillies
A × B ×365
¿
( 365−C ) × jamkerja/hari
4 ×(0,137 × 30) ×365
( 365−108 ) × 6,30
6000,6
¿
1619,1
¿ 4 perawat
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan sebesar 4 perawat
ditambah 1 orang kepala ruangan. Jadi total perawat yang
dibutuhkan adalah 5 orang.

 Ruang Rawat Inap (bulan Februari 2021) perhitungan


menurut Rumus Gillies
A × B ×365
( 365−C ) × jamkerja/hari
4 ×(0,0725 ×30)×365
¿
1619,1
3175,5
¿
1619,1
¿ 2 Perawat
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan sebesar 2 perawat
ditambah 1 orang kepala ruangan. Jadi total perawat yang
dibutuhkan adalah 3 orang.

 Ruang Rawat Inap (bulan Maret 2021) perhitungan


menurut Rumus Gillies
28

A × B ×365
( 365−C ) × jamkerja/hari
4 ×(0,1354 × 30)×365
¿
1619,1
5930,52
¿
1619,1
¿ 4 Perawat
Jadi tenaga perawat yang dibutuhkan sebesar 5 perawat
ditambah 5 orang kepala ruangan. Jadi total pe4awat yang
dibutuhkan adalah 6 orang.

(2) Ruang Nifas


 Ruang Nifas ( Bulan Januari dan Februari 2021)
Perhitungan dengan rumus PPNI dengan nilai BOR 2,581%
[Jumlah jam perawatan x 52mg x 7 hr x jumlah TT x BOR ]
TP= x 125 %
41 jumlah mg efektif x 40 jam
[ ( 2,5 jam ) x 52 mg x 7 hr x 5 x 0 ,025 81]
TP= x 125 %
41 jumlah mg efektif x 40 jam
117
TP= x 125 %
1640
TP=¿ 8,9 dibulatkan jadi 9
Jadi tenaga bidan yang dibutuhkan sebesar 9 bidan ditambah 1
orang kepala ruangan. Jadi total bidan yang dibutuhkan adalah 10
orang. Namun di hari tertentu jumlah perawat dapat melebihi
jumlah kebutuhan.
 Ruang Nifas ( Bulan Maret 2021)
Perhitungan dengan rumus PPNI dengan nilai BOR 1,290%
[Jumlah jam perawatan x 52mg x 7 hr x jumlah TT x BOR ]
TP= x 125 %
41 jumlah mg efektif x 40 jam
[2,5 jam x 52mg x 7 hr x 5 x 0,0129]
TP= x 125 %
41 jumlah mg efektif x 40 jam
58,695
TP= x 125 %
1640
29

TP=4,47 dibulatkan jadi 4


Jadi tenaga bidan yang dibutuhkan sebesar 4 bidan ditambah 1
orang kepala ruangan. Jadi total bidan yang dibutuhkan adalah 5
orang. Namun di hari tertentu jumlah perawat melebihi jumlah
kebutuhan.
 Ruang Nifas (Bulan Januari-Februari 2021)
Perhitungan dengan rumus Gillies

A × B ×365
( 365−C ) × jamkerja/hari
2,5×(0,02581 ×10) ×365
¿
882
255,51
¿
882
¿ 4 Bidan
 Jadi tenaga bidan yang dibutuhkan sebesar 4 bidan
ditambah 1 orang kepala ruangan. Jadi total bidan yang
dibutuhkan adalah 5 orang. Namun di hari tertentu jumlah
perawat dapat melebihi jumlah kebutuhan.
 Ruang Nifas ( Bulan Maret 2021) Perhitungan dengan
rumus Gillies

A × B ×365
( 365−C ) × jamkerja/hari
2,5×(0,0129 ×10) ×365
¿
882
117,17
¿
882
¿ 7 Perawat
Jadi tenaga bidan yang dibutuhkan sebesar 7 bidan ditambah 1
orang kepala ruangan. Jadi total bidan yang dibutuhkan adalah 8
30

orang. Namun di hari tertentu jumlah perawat dapat melebihi


jumlah kebutuhan.
31

Kesimpulan:
Ruangan Hasil Rumus
No Kondisi Saat Ini Kesenjangan Rekomendasi
Rawat Inap Nifas PPNI Gillies
1 11 Perawat 11 Bidan 1. Rawat Inap 1. Rawat Inap 1. Rawat Inap: 1. Rawat Inap: 1. Harapan
(Januari-Maret (Januari-Maret): Saat ini Jumlah SDM kedepannya
2021): 12 10 Perawat jumlah diruang rawat agar dapat
Perawat 2. Nifas (Januari- tenaga inap umum menambah
2. Nifas (Januari- Maret): 15 Bidan keperawatan masih jumlah SDM
Maret 2021): 13 diruangan mengalami diruang rawat
Bidan adalah kekurangan. inap dan nifas
sebanyak 11 Jumlah SDM sesuai
orang yang kebutuhan
2. Nifas: Saat diperlukan masing-
ini jumlah atau perawat masing
tenaga pada bulan ruangan
kebidanan januari-maret
diruangan 2021
adalah menggunakan
sebanyak 11 rumus PPNI
32

orang sebanyak 12
orang,
sedangkan
menurut
rumus Gillies
tenaga perawat
pada bulan
januari-maret
2021 sebanyak
10 perawat.
2. Nifas: Jumlah
SDM diruang
nifas untuk
saat ini masih
mengalami
kecukupan
karena
pengunjung
untuk diruang
33

nifas masih
kurang tetapi
jika
pengunjung
mengalami
peningkatan
maka tenaga
bidan diruang
nifas akan
mengalami
kekurangan
tenaga
kebidanan.
Perhitungan
kebutuhan
tenaga
kebidanan
pada bulan
januari-maret
34

2021
menggunakan
rumus PPNI
ialah sebanyak
13 orang
bidan.
Sedangkan
perhitungan
jumlah
kebutuhan
tenaga
kebidanan dari
bulan januari-
maret 2021
menurut
rumus Gillies
ialah sebanyak
15 orang bidan
35

3) Deskripsi Kerja
Uraian tugas yang dimiliki struktur organisasi ruangan rawat
inap dan ruang nifas di RSUD Kubu Raya sudah sesuai
berdasarkan teori manajemen ialah sebagai berikut :
a) Kepala Ruangan
Kedudukan
Kepala ruangan adalah seorang perawat/bidan profesional
yang diberi tanggung jawab dan wewenang dalam mengatur
dan mengendalikan kegiatan pelayanan keperawatan/kebidanan
di ruang rawat.
Persyaratan/Kondisi saat ini
Pendidikan : D3 keperawatan diruang rawat inap
dan D3 kebidanan di ruang nifas
Kursus/ Pelatihan : Manajemen pelayanan keperawatan/
kebidanan ruangan
Pengalaman kerja : Sebagai perawat pelaksana dan bidan
pelaksana 3-5 tahun
Kondisi fisik : Sehat jasmani dan rohani

Persyaratan Kondisi Saat Ini Kesenjangan Rekomendasi


PK 1: Ruang rawat Berdasarkan - Menganjurkan
Pendidikan D3 Inap: jenjang kepada
keperawatan Kondisi saat ini pendidikan perawat dan
dengan karu dengan bahwa Karu itu yang telah
pengalaman jenjang seharusnya yang menyelesaika
kerja > 1 tahun pendidikan D3 memiliki n pendidikan
dan menjalani keperawatan pendidikan S1 S1
masa klinis dengan keperawatan keperawatan
level 1 selama pengalaman dan D4 dan D4
3-6 tahun kerja >10 tahun kebidanan kebidanan
Ners dengan Ruang nifas: untuk
36

pengalaman Karu dengan mengikuti


kerja > 1 tahun jenjang pelatihan
dan menjalani pendidikan D3 managemen
masa klinis kebidanan ruangan
level 1 selama dengan
2-4 tahun, dan pengalaman
untuk menjadi kerja >10 tahun
perawat klinis
1, perawat
wajib
mempunyai
sertifikat
praklinis
PK 2:
Pendidikan D3
keperawatan
dengan
pengalaman
kerja >4 tahun
dan menjalani
masa klinis
level 2 selama
6-9 tahun
Ners dengan
pengalaman
kerja >3 tahun
dan menjalani
masa klinis
level 2 selama
4-7 tahun
Untuk
37

mendapatkan
perawat klinis
2 harus
mempunyai
sertifikat PK1
PK3:
Pendidikan D3
keperawatan
dengan
pengalaman
kerja >10
tahun dan
menjalani
masa klinis
level 3 selama
9-12 tahun
Ners dengan
pengalam kerja
>7 tahun dan
menjalani
masa klinis
level 3 selama
6-9 tahun
Ners spesialis
1 dengan
pengalaman
kerja 0 tahun
dan menjalani
masa klinis
level 3 selama
2-4 tahun
38

Untuk
mencapai
perawat klinis
3 dengan
lulusan D3
kperawatan
dan Ners harus
mempunyai
sertifikat PK2
PK4:
Pendidikan
ners dengan
pengalaman
kerja >13
tahun
danmenjalani
masa klinis
level IV
selama 9-12
tahun.
Ners spesialis
1 dengan
pengalaman
kerja >2 tahun
dan menjalani
masa klinis
level IV
selama 6-9
tahun
Untuk
mencapai
39

perawat klinis
IV, perawat
harus
mempunyai
sertifikat PK II

Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Ruangan
bertanggung jawab kepada kepala bidang
Keperawatan/Kebidanan/ Kepala Instansi Rawat Inap/Ruang
Nifas terhadap hal – hal:
1) Kebenaran dan ketepatan rencana kebutuhan tenaga
keperawatan
2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan
pelayanan keperawatan
3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kerja tenaga
keperawatan
4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru
5) Kebenaran dan ketepatan protap/ SOP pelayanan
keperawatan
6) Kebenaran dan ketepatan laporan berkala pelaksanaan
pelayanan keperawatan
7) Kebenaran dan ketepatan kebutuhan dan penggunaan alat
8) Kebenaran dan ketepatan pelaksanaan program bimbingan
siswa/ mahasiswa institusi pendidikan keperawatan

Wewenang

Dalam menjalankan tugasnya, kepala ruangan mempunyai


wewenang sebagai berikut:
1) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
40

2) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf


keperawatan
3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan peralatan dan mutu asuhan keperawatan
di ruang rawat
4) Menandatangani surat dan dokumen yang ditetapkan
menjadi wewenang kepala ruangan
5) Mengahadiri rapat berkala dengan kepala instansi/ kasi/
kepala rumah sakit untuk kelancaran pelaksanaan pelayanan
keperawatan.
Uraian Tugas
Melaksanakan fungsi perencanaan (P1) meliputi:
1) Menyusun rencana kerja kepala ruangan
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang rawat yang bersangkutan
3) Menyusun rencana kebutuhan tenaga keperawatan dari segi
jumlah maupun kualifikasi untuk diruang rawat koordinasi
dengan kepala perawat Ka. Instalasi
Melaksanakan fungsi pergerakan dan pelaksanaan (P2)
meliputi:
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan
pelayanan di ruang rawat melalui kerja sama dengan
petugas lain yang bertugas di ruang rawatnya
2) Menyusun jadwal/ daftar dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain yang sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan
yang berlaku di rumah sakit.
3) Melaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru/
tenaga lain yang akan kerja di ruang rawat.
4) Memberi orientasi kepada siswa/ mahasiswa keperawatan
yang menggunakan ruang rawatnya sebagai lahan praktik
41

5) Memberi orientasi kepada pasien/ keluarganya meliputi:


penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruang
rawat fasilitas yang ada dan cara penggunaannya serta
kegiatan rutin sehari – hari.
6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
asuhan keperawatan sesuai standar
7) Mengadakan pertemuan berkala/ sewaktu – waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain yang bertugas di ruang
rawatnya
8) Memberi kesempatan/ izin kepada staf keperawatan untuk
mengikuti kegiatan ilmiah/ penataran dengan koordinasi
kepala instansi/ kepala bidang perawatan
9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat – obatan
sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan/ kebijakan rumah
sakit
10)Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat agar
selalu dalam keadaan siap pakai
11)Mendampingi visite dokter mencatat instruksi dokter,
khususnya bila ada perubahan program pengobatan pasien.
12)Mengelompokkan pasien dan mengatur menempatkannya di
ruang rawat menurut tingkat kegawatan, infeksi/ non infeksi
untuk kelancaran pemberian asuhan keperawatan
13)Mengendalikan kualitas sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan
benar, hal ini penting untuk tindakan keperawatan
14)Memberi motivasi kepada petugas dalm memelihara
kebersihan lingkungan dan ruang rawat
15)Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien di ruang
rawat
16)Meneliti/ memeriksa pengisian daftar permintaan makanan
pasien berdasarkan macam dan jenis makanan pasien
42

17)Meneliti/ memeriksa ulang pada saat penyajian makanan


pasien sesuai dengan program dietnya
18)Menyimpan berkas catatan medic pasien dalam masa
perawatan di ruang rawatnya dan selanjutnya
mengembalikan berkas tersebut kebagian medical record
bila pasien keluar/ pulang dan ruang rawat tersebut
19)Membuat laporan harian mengenai pelaksanaan asuhan
keperawatan serta kegiatan lainnya di ruang rawat,
disampaikan kepada atasannya.
20)Membimbing siswa/ mahasiswa keperawatan yang
menggunakan ruang rawatnya sebagian lahan praktek
21)Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien/ keluarga
sesuai kebutuhan dasar dalam batas wewenang melakukan
serah terima pasien dan lain – lain pada saat pergantian
dinas.
Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian
(P3) meliputi:
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan
2) Mengawasi dan menilai siswa/ mahasiswa keperawatan
untuk memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan
program bimbingan yang telah ditentukan.
3) Melakukan penilaian kinerja tenaga keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
4) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan dan oat – obat.
5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai
standar yang berlaku secara mandiri atau koordinasi dengan
tim pengendalian mutu asuhan keperawatan.
b) Perawat/Bidan Penanggung Jawab Asuhan (PPJA)/(BPJA)
Kedudukan
43

Seorang perawat/bidan yang ditunjuk oleh kepala ruang


untuk memimpin suatu kelompok perawat/bidan yang diberi
tugas dan merawat secara paripurna terhadap beberapa pasien.
Persyaratan
1) Perawat
Seorang perawat senior berpengalaman yang berpendidikan
S1 Keperawatan + Ners serta memiliki kemampuan dalam
memimpin sebuah kelompok dan mempunyai sikap
berwibawa.
2) Bidan
Seorang bidan senior berpengalaman yang berpendidikan
DIV Kebidanan + profesi serta memiliki kemampuan
kepemimpinan, dan berwibawa
Bertanggung jawab
Bertanggung jawab kepada kepala ruang rawat mengenai
asuhan keperawatan/asuhan kebidanan pasien.
Uraian Tugas
1) Bersama perawat/bidan pelaksana bertanggung jawab
terhadap pelayanan keperawatan/kebidanan menyeluruh
kepada beberapa pasien sesuai dengan pembagiannya
2) Mengatur pembagian tugas diantara anggotanya sehingga
seluruh kebutuhan pasien sehubungan dengan pengobatan
dan perawatannya terpenuhi sebagaimana semestinya
3) Mengikuti visite dokter yang merawat pasien
tanggungannya dan melaksanakan segala program
pengobatan dan perawatannya
4) Menyediakan serta menyiapkan perlengkapan untuk
keperluan pelaksanaan pelayanan perawatan
5) Melaksanakan asuhan keperawatan/asuhan kebidanan
sesuai dengan tahap – tahapnya terhadap pasien
tanggungannya
44

6) Melaksanakan asuhan dan pelayanan


keperawatan/kebidanan pada pasien dengan masalah
khusus dan komplek
7) Menyusun laporan kelompoknya tentang hasil kerjanya
pada buku laporan khusus
8) Memimpin anggota kelompoknya membicarakan dan
menyelesaikan masalah yang dihadapi
9) Membantu kepala ruangan dalam membimbing dan
pengawasan siswa dan mahasiswa sekolah kesehatan
10)Melaksanakan asuhan pelayanan keperawatan/kebidanan
sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku
11)Melaksanakan pengobatan sesuai instruksi dokter jaga
gawat darurat dan atau dokter penanggung jawab
12)Melakukan tindakan awal fpada pasien – pasien gawat
sambil konsultasi dengan dokter penanggung jawab atau
dokter jaga gawat darurat
13)Berperan serta melaksanakan latihan mobilisasi pada pasien
agar dapat segera mandiri
14)Menyiapkan persyaratan administrasi dan fisik bagi pasien
– pasien
15)Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam
membahas kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan/asuhan kebidanan
16)Melakukan dinas pagi, sore, malam dan hari libur secara
bergilir sesuai jadwal dinas
17)Mengikuti pertemuan berkala yang akan diadakan oleh
kepala ruang rawat
18)Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan/asuhan kebidanan yang tepat dan benar,
sehingga tercipta sistem informasi rumah sakit yang baik
45

19)Melaksanakan serah terima tugas kepada petugas pengganti


secara fisik pada saat penggantian dinas
c) Perawat/Bidan Pelaksana
Kedudukan
Seorang tenaga keperawatan/kebidanan yang diberi
wewenang untuk melaksanakan pelayanan/ asuhan
keperawatan/asuhan kebidanan di ruang rawat.
Persyaratan
Pendidikan : Berijazah pendidikan formal
keperawatan/kebidanan dari semua jenjang
pendidikan yang disahkan oleh pemerintah/
yang berwenang minimal D3
keperawatan/D3 Kebidanan
Kursus/ Pelatihan : BTCLS, PPI
Pengalaman Kerja : Minimal 1 tahun
Kondisi fisik : Sehat jasmani dan rohani
Tanggung Jawab
Dalam melaksanakan tugasnya perawat/bidan pelaksana
di ruang rawat bertanggung jawab kepada kepala ruangan/
kepala instalasi terhadap hal – hal sebagai berikut:
1) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai standar
2) Kebenaran dan ketepatan dalam mendokumentasikan
pelaksanaan asuhan keperawatan/ kegiatan lain yang
dilakukan
Wewenang
Dalam melaksanakan tugasnya perawat pelaksana di ruang
rawat mempunyai wewenang sebagai berikut:
1) Meminta informasi dan petunjuk kepada atasan
46

2) Memberikan asuhan keperawatan/kebidanan kepada


pasien/ keluarga pasien kemampuan dan batas
kewenangannya
Uraian tugas
1) Memelihara kebersihan ruang rawat dan lingkungannya
2) Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan yang
berlaku
3) Memelihara peralatan keperawatan/kebidanan dan medis
agar selalu dalam keadaan siap pakai
4) Melakukan pengkajian keperawatan/kebidanan dan
menentukan diagnosa keperawatan, sesuai batas
kewenangannya
5) Menyusun rencana keperawatan/kebidanan sesuai dengan
kemampuan
6) Melakukan tindakan keperawatan/kebidanan kepada pasien
sesuai kebutuhan dan batas kemampuannya
7) Melatih/ membantu pasien untuk melakukan latihan gerak
8) Melakukan tindakan darurat kepada pasien (antara lain
panas, tinggi, kolap, pendarahan, keracunan, henti nafas dan
henti jantung) sesuai protap yang berlaku. Selanjutnya
segera melaporkan tindakan yang telah dilakukan kepada
dokter ruang rawat/ dokter jaga.
9) Melaksanakan evaluasi tindakan keperawatan/kebidanan
sesuai batas kemampuannya
10)Mengobservasi kondisi pasien, selanjutnya melakukan
tindakan yang tepat berdasarkan hasil observasi tersebut,
sesuai batas kemampuannya.
11)Berperan serta dengan anggota tim kesehatan dalam
membahas kasus dan upaya meningkatkan mutu asuhan
keperawatan
47

12)Melaksanakan tugas pagi, sore, malam dan hari libur secara


bergilir sesuai jadwal dinas
13)Mengikuti pertemuan berkala yang diadakan oleh kepala
ruang rawat
14)Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan di bidang
keperawatan/kebidanan antara lain melalui pertemuan
ilmiah dan penataran atas izin/ persetujuan atasan
15)Melaksanakan sistem pencatatan dan pelaporan asuhan
keperawatan/kebidanan yang tepat dan benar sesuai SAK
16)Melaksanakan serah tugas kepada petugas pengganti secara
lisan maupun tertulis, pada saat pengganti dinas
17)Memberi penyuluhan kesehatan kepada pasien dan
keluarganya sesuai keadaan dan kebutuhan pasien
18)Melatih pasien menggunakan alat bantu yang dibutuhkan
19)Melatih pasien untuk melaksanakan tindakan
keperawatan/kebidanan di rumah misalnya merawat luka,
melatih anggota gerak
20)Menyiapkan pasien pulang, meliputi surat izin pulang,
surat keterangan istirahat sakit, petunjuk diet, resep obat
untuk dirumah jika diperlukan, serta rujukan atau
pemeriksaan ulang dan lain – lain.
Pelaksanaan pembagian dipenyakit dalam (diamond) sudah
dilakukan, kepala ruangan sebagai pengawas/supervisi, ppja
melakukan tugas perencanaan asuhan keperawatan/kebidanan
dan memimpin tim dalam memberika asuhan keperawatan, dan
perawat/bidan pelaksana bertugas memberikan asuhan
keperawatan/kebidanan.
48

STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR
dr. Asep Ahmad Saefullah
Penata Tk. I / III d
NIP. 19771209 200903 1 004

KELOMPOK JABATAN SUB BAGIAN TATA USAHA


FUNGSIONAL
SATUAN
KOMITE MEDIS EVA KURNIASIH, S.K.M PEMERIKSAAN
Penata Muda Tk. I/ III b INTERNAL
NIP. 19860405 200604 2 002

SEKSI PELAYANAN DAN


SEKSI KEPERAWATAN
PENUNJANG MEDIK

dr. NOVI TRIANTO Ns. ARI NORMA SUSANTI, S.Kep


Penata / III c Penata / III c
NIP. 198811202015011001 NIP. 198401112005022002
49

4) Lingkungan Kerja
Ruangan Rawat inap terletak di sebelah kiri disamping ruang
IGD. Terdiri atas 8 ruangan yakni 2 rawat inap nifas, 2 rawat inap
umum, 2 ruang isolasi dan rawat inap anak. Yang mana didalam
setiap ruangan terdiri dari 5 bed untuk setiap ruangan bed yang
difungsikan berdasarkan berapa banyak jumlah pasien yang datang.
Rumah sakit memberikan kesempatan yang seluasnya untuk
mengembangkan dan meningkatkan SDM stafnya yaitu
memberikan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi (S1 Keperawatan), dan mengenai pengaturan
jadwal dinas disesuaikan oleh kepala ruangan. Perawat/bidan juga
diberikan kebebasan untuk mengikuti pelatihan yang terkait
dengan keperawatan yang diadakan oleh pihak Rumah Sakit.
Bagi karyawan yang sudah PNS diberi kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan, sedangkan yang honor belum diberi
kesempatan karena masih terikat kontrak. Bagi perawat disarankan
untuk mengikuti kegiatan seminar.
Kepala ruangan Rawat Inap dan Ruang Nifas juga kadang
mengadakan pertemuan bulanan. Pertemuan bulanan dilakukan
tiap bulan untuk membahas permasalahan yang terjadi selama
sebulan di ruangan Rawat Inap dan Ruang Nifas. Kepala ruangan
juga melakukan penilaian terhadap kinerja perawat/bidan, selain itu
kepala ruangan juga memberikan teguran/punishment langsung
kepada staf yang kinerjanya kurang bagus, kepala ruangan juga
memberikan pujian/reward secara langsung dan menjadikan staf
tersebut sebagai role model terhadap staf yang lain. Penilaian
kinerja perawat/bidan dilihat dari asuhan keperawatan/asuhan
kebidanan yang dilakukan pada pasien, kehadiran tepat waktu saat
shift, dan kemampuan dalam komunikasi profesional dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan/asuhan kebidanan.
50

b. Metode
1) Perencanaan
a) Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi diketahui bahwa
ruang Rawat Inap belum memiliki visi, misi dan motto
ruangan.
b) Ruang Nifas memiliki visi dan misi, serta falsafah tersendiri
dimana visi dan misi serta falsafah yang diterapkan di ruangan
selalu berpedoman pada visi, misi dan falsafah RSUD Kubu
Raya. Adapun visi dan misi serta falsafah ruang nifas adalah:
Visi Ruang Nifas
Terwujudnya pelayanan kebidanan yang berkualitas, memuaskan
dan aman bagi pelanggan dan petugas
Misi Ruang Nifas
1). Memberikan asuhan kebidanan yang profesional sesuai standar
dengan mengutamakan keselamatan pasien
2). Menciptakan hubungan baik antara petugas, pasien dan
keluarganya
3). Menyiapkan lingkungan untuk melaksanakan program
kebidanan dan penelitian tenaga kesehatan
4). Meningkatkan pencapaian indikator pelayanan sesuai target

a) Metode Asuhan Keperawatan


Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, metode
asuhan keperawatan/asuhan kebidanan yang digunakan ruang
rawat inap dan ruang nifas adalah metode perawatan
fungsional, dimana di ruangan rawat inap dan ruang nifas
menggunakan satu tim dengan satu penanggung jawab dan
beberapa perawat/bidan pelaksana.
b) Standar Asuhan Keperawatan/Kebidanan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala
ruangan, ruang inap dan ruang nifas memiliki standar asuhan
51

keperawatan (SAK)/ standar asuhan kebidanan yang terdiri


dari pengkajian keperawatan/kebidanan, diagnose
keperawatan/kenidanan, intervensi keperawatan/kebidanan,
implementasi keperawatan/kebidanan dan catatan asuhan
keperawatan/asuhan kebidanan. Ruang rawat inap/ruang nifas
juga sudah memiliki format pengkajian awal secara head to toe
yang sudah berjalan secara efektif hingga catatan asuhan
keperawatan/asuhan kebidanan sudah berjalan optimal, dengan
referensi penulisan asuhan keperawatan menggunakan standar
diagnosa Nanda Nic Noc.
Pelayanan sesuaikan SOP, Masuk ke Nifas dari igd
(gangguan kehamilan), atau pun dari VK, SOP sedang dalam
proses pembaharuan
c) Penerimaan Pasien Baru
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala
ruangan, pasien baru diterima oleh perawat yang bertugas di
Ruang rawat inap dan ruang nifas. Prosedur penerimaan pasien
baru diawali dengan penerimaan informasi (pemberitahuan)
dari IGD ataupun poliklinik. Kemudian perawat/bidan ruangan
akan mempersiapkan ruangan dan tempat tidur untuk pasien
baru. Saat pasien masuk ke ruangan, perawat/bidan akan
menerima catatan rekam medik yang berisi identitas pasien
rawat inap, ringkasan pada waktu pasien masuk, pengkajian
pasien diinstalasi gawat darurat, serta stiker nama pasien.
Setiap pasien baru berhak dan wajib menaati aturan yang
berlaku di Ruang Rawat Inap dan Ruang Nifas oleh karena itu,
pasien baru dan keluarga mendapatkan orientasi.
2) Pengorganisasian
Berdasarkan pengkajian melalui wawancara, baik di ruang
rawat inap dan ruang nifas sistem pendelegasian tugas
keperawatan/kebidanan dilakukan dengan sistem fungsional,
52

dimana pendelegasian dilakukan dari kepala ruangan kepada


PPJA/BPJA, dan selanjutnya PPJA/BPJA mendelegasikan kepada
PP/BP di dalam timnya. Setiap perawat/bidan juga bertanggung
jawab terhadap 2-4 orang pasien. Apabila kepala ruangan
berhalangan atau sakit maka yang bertanggung jawab untuk
menggantikan kepala ruangan adalah PPJA/BPJA.
3) Kepegawaian
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan kepala
ruangan, penyusunan daftar dinas pagi, sore, dan malam dilakukan
oleh kepala ruangan dengan ketentuan :
a) Ka. Ruangan : di dalam satu bulan masuk pagi senin sampai
jum’at dan libur setiap sabtu dan minggu.
b) PPJA/BPJA : dalam satu bulan lepas/ libur 9x
c) Perawat Pelaksana (PP)/ Bidan Pelaksana : di dalam satu bulan
lepas/ libur 10x
Operan tanggung jawab perawatan dilakukan setiap perawatan.
Operan tanggung jawab diikuti oleh semua perawat/bidan yang
bertugas.
Operan dilakukan yaitu dinas pagi ke dinas sore, dinas sore
ke dinas malam, dinas malam ke dinas pagi. Operan penting
dilakukan untuk mengetahui keadaan umum pasien sehingga
perawat/bidan dapat mengetahui perkembangan kondisi
kesehatan pasien dan menentukan tindakan perawatan
selanjutnya, operan dilakukan operan bed to bed. Ruangan
Rawat Inap dan Ruang Nifas melakukan timbang terima/operan
setiap harinya dan tidak ada pre/ postconference.
4) Pengarahan
Berdasarkan hasil wawancara diruang rawat inap dan nifas
gaya kepemimpinan yang diterapakan kepala ruangan di ruangan
adalah gaya kepemimpinan demokratis. Manajemen konflik
53

dilakukan dengan cara pemecahan masalah (win-win solution)


yang terdiri dari tahapan:
a) Melakukan diskusi bersama
b) Menyadari adanya perbedaan
c) Memiliki sikap empati
d) Asertif dialog dengan bebagai perbedaan, prinsip, dan
permasalahan sesuai dengan pengakuan kelompok
e) Setuju terhadap keputusan bersama

Jadi straegi yang dilakukan oleh kepala ruangan di ruang rawat


inap dan ruang nifas untuk menyelesaikan konflik dalam tim
perawat/bidan adalah “smoothing over” yaitu mempertahankan
keharmonisan kelompok, walaupun memiliki pandangan berbeda,
namun penyelesaian masalahnya selalu dengan menyatakan
komunikasi yang baik, dan tanpa emosional.
5) Pengawasan
Berdasarkan wawancara, di ruang rawat inap/ruang nifas
pemeriksan dokumentasi asuhan keperawatan/asuhan kebidanan
pasien dilakukan secara berkala oleh bagian bidang keperawatan.
Kepala ruangan memberikan penilaian kinerja kepada CI,
PPJA/BPJA dan Tata Usaha. Penilaian Perawat Pelaksana/bidan
pelaksana dilakukan oleh PPJA/BPJA, apabila terdapat
kesenjangan pada saat penilaian kinerja maka penilaian kinerja
akan dilakukan kembali oleh kepala ruangan.
Hasil penilaian kinerja perawat/bidan akan disampaikan ke
bidang keperawatan/bidang kebidanan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kualitas kinerja perawat/bidan menjadi motivasi
bagi perawat/bidan dalam menjalankan tugasnya. Untuk itu, kepala
ruangan berusaha memperhatikan bagaimana kinerja masing-
masing perawat/bidan yang dipimpinnya. Pengawasan dilakukan
dengan supervisi, namun supervisi belum berjalan secara optimal.
54

c. Material
1) Ruang Rawat Inap
Berdasarkan wawancara dan observasi kepada karu rawat inap
bahwa dalam setiap satu bulan untuk barang logistik dan barang
perlengkapan lainnya di cek langsung oleh karunya secara rutin.
Barang logistik yang dibutuhkan akan disampaikan kepada kepala
ruangan lalu dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan habis,
maka penanggungjawab peralatan akan mendaftarkannya dan
melaporkan kepada kepala ruangan.
2) Ruang Nifas
Berdasarkan wawancara dan observasi kepada karu nifas
bahwa dalam setiap satu bulan untuk barang logistik dan barang
perlengkapan lainnya di cek langsung oleh karunya secara rutin.
Barang logistik yang dibutuhkan akan disampaikan kepada kepala
ruangan lalu dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan habis,
maka penanggungjawab peralatan akan mendaftarkannya dan
melaporkan kepada kepala ruangan.
55

Denah Ruangan Rawat Inap dan Ruang Nifas RSUD Kubu Raya

R. rawat R. rawat R. rawat


isolasi 1 Ruang
isolasi 1 pria
jenasah

R. rawat
anak 2
R. rawat Taman
wanita

ta

R. rawat
anak 1
v
R. rawat
nifas 2

Ruang
dapur
R. rawat
nifas 1

Pengadaan logistik di ruangan rawat inap masih agak kurang dan


keterbatasan. Dalam pengadaan logistik baik alat tenun maupun alat
kesehatan belum diatur secara terstruktur. Sedangkan di ruang nifas
sudah menjalankan pengadaan logistik baik alat tenun maupun alat
56

kesehatan secara terstruktur, dalam penyimpanan alat tenun pada


ruang nifas disimpan ditempat khusus. Di ruangan rawat inap/ruang
nifas juga telah tersedia pembuangan sampah yang terpisah yaitu
tempat pembuangan sampah medis infeksius dan non infeksius, dan
safety box untuk benda tajam. Hanya saja tulisan keterangan untuk
sampah sudah buram tulisannya.
Tidak ada id bed dan gelang identitas untuk pengenalan identitas
pasien. Penggunaan gelang tangan sebagai identitas pasien sangat
pentring untuk memastikan identitas pasien secara jelas, dan
mempermudah melakukan pengkajian 6 benar. Di ruangan rawat inap
juga tersedia obat- obat emergency yang tersusun rapi di dalam lemari
khusus dan alat EKG Monitor masih gabung dengan ruang IGD .
Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan medis yang dibutuhkan di
ruangan dilakukan secara terstruktur dan terperinci sesuai dengan
kebutuhan ruangan. Jumlah tempat tidur di ruang rawat inap terdiri
dari 30 tempat tidur dan kesemuanya dalam kondisi yang baik.
Inventaris alat rumah tangga sudah baik seperti meja dan bantal pasien
sehingga meningkatkan rasa nyaman terhadap pasien serta pemenuhan
oksigen central yang sudah terpenuhi secara maksimal.
Di ruangan rawat inap/ruang nifas sudah menerapkan komunikasi
SBAR namun di rungan tidak terdapat poster SBAR untuk
mengingatkan perawat/bidan ruangan tentang komunikasi SBAR dan
di ruangan sudah terdapat sturktur organisasi tetapi belum ada revisi
terbaru karena terdapat pergantian staff di ruangan rawat inap dan
ruang nifas.
57

Alat- Alat Keperawatan Diruang Rawat Inap Umum (Sesuai KIR)

NO NamaAlat Jumlah Keterangan


1. Tempat sampah infeksius 1
M2 Oksigen 20
.
3. Bed 40
4. Troli 4
5. Tempat Sampah biasa 5
6. Gds 1
7. Handscrub 1
8. Alkohol Swab Menyesuiaikan
9. Kulkas 1
10. Ac 7
11. NACL Menyesuaikan
12. Masker
13. SarungTangan 5 Box
14. Stetoskop 2
15. Turnikuet 1
16. Termometer 1
17. Tensi Meter 2
18. KipasAngin 5
19. AlatPemadam 1
20. AmplobPutih Kecil
21. AmplobputihBesar 1 kotak
22. Buku Polio Besar
23. Buku Polio Kecil
24. Pulse oxymetri 1
25. Gorden 56
26. Waslap 0
27. Staples 3
28. Isi Staples Besar 2
29. Isi Staples Kecil 3
30. Kwintansi Rawat Inap Menyesuaikan
31. Handuk 0
32. Pengaris 1
33. Pengharum Ruangan 1
34. Pispot 0
35. Pulpen 2 Warna 1
36. Pulpen 6
37. Pensil 1
38. LemKertas 0
39. Resep obat 2 rim
40. Formuir Rawat Inap Menyesuaikam
58

41. FormulirTindakanKeperawatan Menyesuaikan


42. Spidol 2
43. Stik not 2 kotak
44. Surat Keterangan Di rawat Manajemen
45. Surat Keterangan istirahat Manajemen
46. Tipe x 1
47. Tissue Repil 1
48. Kompor -
49. KursiRoda 1
50. MejaPerawat 1 memanjang
52. Timbangan 1
53. Dorongan Oksigen 20
54. Baskom 5
55. Stabilo 1
56. Kalender 1
57. LemKertas 1
58. Lemisolasi 1
59. Tempat Map 3
60. Clip Paper 1 kotak
61. Rak 20
62. Tiang Infuse 30
63. Cap 4
64. Mesin Ekg 0
65. Komputer 0
66. Dispenser Air 0
67. Galon 1
68. Tensi Digital 1
69. Mesin suction 2
70. Lemari pasien 30
71. Bak instrumen 2
72. Selimut 0
73. Alas tempat tidur Menyesuaiakan
74. Sarung bantal Menyesuaikan
75. Tempat tidur kecil 2
59

Alat-alat kebidanan (Sesuai KIR)

RUANG NIFAS 1

NO NamaAlat Jumlah Keterangan


1. Tempat tidur pasien manual 5
2. Lemari pasien 5
3. Tiang infus 5
4. Tabung Oksigen SM3 4

RUANG NIFAS 2

NO NamaAlat Jumlah Keterangan


1. Tempat tidur pasien manual 5
2. Lemari pasien 5
3. Tiang infus 5
4. Matras biru 2
5. Matras dekubitus 2
6. Tabung Oksigen SM3 2
7. Tabung Oksigen SM4 2
60

D. Analisa SWOT
1. Man
Strength / kekuatan Weakness / kelemahan Opportunity / Threatened / ancaman
kesempatan
Ruang Rawat Inap Ruang Rawat Inap Ruang Rawat Inap Ruang Rawat Inap
 Ruangan rawat inap perawat sebanyak 12  Berdasarkan hasil observasi yang  Adanya kesempatan  Adanya tuntutan
tenaga keperawatan, 1 orang kepala ruangan dilakukan oleh kelompok, terlihat perawat untuk masyarakat yang
dengan jenjang pendidikan DIII keperawatan , para perawat yang bertugas di melanjutkan tinggi untuk
11 orang perawat pelaksana dengan jenjang ruangan ada beberapa perawat pendidikan dan mendapatkan
pendidikan 7 orang S1 dan 4 orang DIII yang tidak memakai atribut pelatihan pelayanan yang lebih
termasuk karu pengenal seperti badge nama  Perawat di ruang professional.
 Perawat di Ruangan rawat inap diberikan setiap harinya rawat inap
kesempatan untuk melanjutkan pendidikan (S1 mendukung dan
Keperawatan). membimbing
 Kepala ruangan memberikan kesempatan mahasiswa dalam
kepada perawat untuk menyampaikan kendala proses praktik
yang ada di ruangan. diruangan.
 Setiap satu bulan sekali akan ada penilaian
hasil kinerja perawat oleh karu.
 Berdasarkan rumus Gillies jumlah SDM yng
dibutuhkan di ruangan rawat inap berjumlah
12 orang sudah memenuhi kebutuhan SDM
yang ada di ruangan rawat inap
61

Ruang Nifas Ruang Nifas Ruang Nifas Ruang nifas


 Bidan di ruangan nifas sebanyak 11 tenaga  Cakupan kunjungan diruang  Adanya kesempatan  Cakupan kunjungan
rawat nifas masih rendah tenaga kebidanan di ruang rawat
kebidanan, 1 orang kepala ruangan dengan
 Tenaga kebidanan belum ada untuk melanjutkan nifasmasih kurang
jenjang pendidikan DIII, dan 10 orang bidan yang mengikuti pelatihan pendidikan dan  Skill tenaga
manajemen pelatihan kebidanan sulit
pelaksana dengan jenjang pendidikan DIII
 Berdasarkan dari rumus Gillies  Ruang nifas berkembang / kurang
serta 1 orang lagi dengan jenjang pendidikan jumlah SDM yang dibutuhkan di mendukung dan pengalaman karena
Ruang nifas adalah sebnyak 15 membimbing sedikitnya jumlah
DIV kebidanan.
orang, sedangkan SDM yang mahasiswa dalam pasien.
 Di ruang nifas memberikan waktu orientasi tersedia adalah sebanyak 10 proses praktik  Tenaga kebidanan
orang. Dapat disimpulkan bahwa diruangan. akan kewalahan jika
kepada pegawai baru selama ruangan VK 2
SDM di ruang nifas kurang atau terjadi kenaikan
minggu ruangan nifas 2 minggu. Kepala tidak mencukupi. jumlah pasien
ruangan memberikan kesempatan kepada
perawat untuk menyampaikan kendala yang
ada di ruangan
 Berdasarkan rumus Gillies SDM yng
dibutuhkan di ruangan nifas berjumlah 15
orang sudah memenuhi kebutuhan SDM yang
ada di ruangan nifas
62

2. Metode
Strength / kekuatan Weakness / kelemahan Opportunity / kesempatan Threatened / ancaman
Ruang rawat inap Ruang rawat inap Ruang rawat inap Ruang Nifas
 Kepala ruangan telah melakukan  Tidak memiliki visi dan misi di  Ruang rawat inap  Adanya tuntutan
tugasnya sesuai dengan peran dan ruangan merupakan ruangan yang akan pelayanan
fungsinya. Hal ini dilihat dari adanya  Ruangan rawat inap melakukan mencakup ruang rawat inap keperawatan yang
operan/ timbang terima. timbang terima/operan setiap anak, isolasi dan rawat inap lebih baik.
 Ruangan rawat inap memberikan harinya namun berdasarkan dewasa pria/wanita.  Adanya tuntutan
pelayanan kepada pasien umum dan wawancara tersebut karu akan pelayanan
BPJS. mengatakan pre dan post . keperawatan yang
 Di setiap shift, ada penanggung jawab conference tidak dilakukan. mencakup banyak
terhadap ruangan.  Untuk ruang rawat inap tidak hal seperti
 Terdapat jadwal dinas yang disusun memiliki struktur organisasi kebersihan ruangan,
setiap bulan sedangkan ruangan nifas memiliki kelengkapan aset
 Operan dilakukan yaitu dinas pagi ke struktur organisasi yang di pajang ruangan, serta
dinas sore, dinas sore ke dinas malam, di depan counter kebidanan memastikan
dinas malam ke dinas pagi. Operan  Berdasarkan wawancara dengan berfungsinya asset
penting dilakukan untuk mengetahui kepala ruangan, metode asuhan ruangan.
keadaan umum pasien sehingga keperawatan yang digunakan ruang
perawat dapat mengetahui rawat inap adalah metode
perkembangan kondisi kesehatan perawatan fungsional, dimana di
pasien dan menentukan tindakan ruangan rawat inap melaksanakan
perawatan selanjutnya, operan tugas (tindakan) tertentu
dilakukan bed to bed. berdasarkan jadwal kegiatan yang
 Deskripsi tugas perawat tersusun ada. Metode ini digunakan sebagai
dengan jelas pilihan terbatasnya jumlah dan
 Sudah adanya format dokumentasi kemampuan perawat, sehingga
63

yang terintergrasi (catatan integrasi) setiap perawat hanya mampu


yang digunakan sebagi dokumentasi memjalankan 1-2 jenis tindakan
semua tenaga medis. atau intervensi kepada semua
 Ruangan rawat inap telah difasilitasi pasien yang diawat.
dengan SOP tapi sedang diperbaharui.
 Berdasarkan wawancara, di ruang
rawat inap pemeriksan dokumentasi
asuhan keperawatan/asuhan kebidanan
pasien dilakukan secara berkala oleh
bagian bidang keperawatan. Kepala
ruangan memberikan penilaian kinerja
kepada CI, PPJA/BPJA dan Tata
Usaha.
 Terdapat komite keperawatan yang
mendukung upaya peningkatan mutu
pelayanan.
Ruang Nifas Ruang nifas Ruang nifas Ruang Nifas
 Ruangan memiliki Visi dan Misi yang  Berdasarkan hasil observasi bidan  Ruang nifas terbagi  Adanya tuntutan akan
menjadi pedoman dalam memberikan tidak melakukan timbang menjadi dua ruangan yang pelayanan kebidanan
pelayanan. terima/operan setiap harinya karena infeksi dan tidak terinfeksi. yang lebih baik.
 Ruangan nifas memberikan pelayanan tidak ada pasien tetapi berdasarkan  Hanya satu ruangan yang  Adanya tuntutan akan
kepada pasien umum dan BPJS. hasil wawancara jika ada pasien aktif digunakan. pelayanan kebidanan
 Di setiap shift, ada penanggung jawab bidan akan melakukan timbang yang mencakup
terhadap ruangan. terima/operan banyak hal seperti
 Terdapat jadwal dinas yang disusun  Berdasarkan wawancara dengan kebersihan ruangan,
setiap bulan kepala ruangan, metode asuhan kelengkapan aset
 Deskripsi tugas bidan tersusun dengan kebidanan yang digunakan ruang ruangan, serta
jelas rawat inap adalah metode memastikan
64

 Sudah adanya format dokumentasi fungsional, dimana di ruangan berfungsinya asset


yang terintergrasi (catatan integrasi) rawat inap melaksanakan tugas ruangan.
yang digunakan sebagi dokumentasi (tindakan) tertentu berdasarkan
semua tenaga medis. jadwal kegiatan yang ada. Metode
 Ruangan nifas telah difasilitasi dengan ini digunakan sebagai pilihan
SOP tapi sedang diperbaharui. terbatasnya jumlah dan
 Berdasarkan wawancara, di ruang kemampuan bidan, sehingga setiap
ruang nifas pemeriksan dokumentasi bidan hanya mampu memjalankan
asuhan keperawatan/asuhan kebidanan 1-2 jenis tindakan atau intervensi
pasien dilakukan secara berkala oleh kepada semua pasien yang dirawat.
bagian bidang keperawatan. Kepala
ruangan memberikan penilaian kinerja
kepada CI, PPJA/BPJA dan Tata
Usaha.
 Untuk pemeriksaan material dilakukan
pengecekan setiap 1 bulan sekali oleh
karu
65

3. Material
Strength / kekuatan Weakness / kelemahan Opportunity / kesempatan Threatened /
ancaman
Ruang rawat inap Ruang rawat inap Ruang rawat inap Ruang rawat inap
 Berdasarkan wawancara dengan kepala  Tidak tersedia nama bagan  Ruangann rawat inap  Adanya
Berdasarkan wawancara dan observasi kepada struktur organisasi di ruangan adalah salah satu persaingan mutu
karu rawat inap bahwa dalam setiap satu bulan rawat inap. ruangan rawat inap pelayanan antar
untuk barang logistik dan barang perlengkapan  Tempat sampah infeksius dan yang merupakan rumah Rumah Sakit
lainnya di cek langsung oleh karunya secara non infeksius sudah ada sakit tipe D yang yang secara
rutin. Barang logistik yang dibutuhkan akan tetapi tulisannya sudah tidak memungkinkan secara langsung
disampaikan kepada kepala ruangan lalu jelas patial care maupun tidak
dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan  Tidak ada gelang identitas langsung
habis, maka penanggungjawab peralatan akan klien. mempengaruhi
mendaftarkannya dan melaporkan kepada  Tidak ada tanda peringatan aspek pelayanan
kepala ruangan. lantai licin dan resiko jatuh kesehatan.
 Di ruangan rawat inap juga telah tersedia  Tidak terpasang K3
pembuangan sampah yang terpisah yaitu  Belum tersedianya denah
tempat pembuangan sampah medis infeksius ruangan
dan non infeksius, dan safety box untuk benda  Belum terdapat poster tehnik
tajam komunikasi SBAR di ruangan
 Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan rawat inap
medis yang dibutuhkan di ruangan dilakukan
secara terstruktur dan terperinci sesuai dengan
kebutuhan ruangan
66

Ruang nifas Ruang nifas Ruang nifas Ruang nifas


 Berdasarkan wawancara dengan kepala  Tempat sampah infeksius dan  Ruangan nifas adalah  Adanya
Berdasarkan wawancara dan observasi kepada non infeksius sudah ada salah satu ruangan yang persaingan mutu
karu nifas bahwa dalam setiap satu bulan tetapi tulisannya sudah tidak merupakan rumah sakit pelayanan antar
untuk barang logistik dan barang perlengkapan jelas tipe D yang Rumah Sakit
lainnya di cek langsung oleh karunya secara  Tidak ada gelang identitas memungkinkan secara yang secara
rutin. Barang logistik yang dibutuhkan akan klien. patial care langsung
disampaikan kepada kepala ruangan lalu  Tidak ada tanda peringatan maupun tidak
dilaporkan kepada instalasi. Jika persediaan lantai licin dan resiko jatuh langsung
habis, maka penanggungjawab peralatan akan  Tidak terpasang K3 mempengaruhi
mendaftarkannya dan melaporkan kepada  Belum tersedianya denah aspek pelayanan
kepala ruangan. ruangan kesehatan
 Di ruangan rawat inap/ruang nifas juga telah  Belum terdapat poster tehnik
tersedia pembuangan sampah yang terpisah komunikasi SBAR di ruangan
yaitu tempat pembuangan sampah medis nifas
infeksius dan non infeksius, dan safety box
untuk benda tajam
 Sistem pengamprahan kebutuhan peralatan
medis yang dibutuhkan di ruangan dilakukan
secara terstruktur dan terperinci sesuai dengan
kebutuhan ruangan
67

4. Money
Strength / kekuatan Weakness / kelemahan Opportunity / kesempatan Threatened /
ancaman
Ruang rawat inap Ruang rawat inap Ruang rawat inap Rawat inap
 Ruangan rawat inap dan nifas memiliki sistem  Berdasarkan hasil wawancara  Bantuan jaminan  Pasien umum
budgeting yang diatur langsung oleh Rumah karyawan yang berada diruangan pembayaran Umum dan yang memiliki
Sakit baik untuk pelayanan maupun untuk rawat inap belum memiliki BPJS. kendala dalam
pendanaan kesehatan bagi petugas kesehatan. jaminan kesehatan dan THR  Adanya izin/tugas pembayaran
 Memiliki sistem jasa BPJS dan umum belajar dari pimpinan/ pelayanan
direktur. perawatan
 Adanya kesempatan diruangan rawat
karyawan untuk inap
mendapatkan beasisiwa
dari Rumah sakit untuk
melajutkan pendidikan

Ruang nifas Ruang nifas Rung nifas Rawat nifas


 dan nifas memiliki sistem budgeting yang  Berdasarkan hasil wawancara  Bantuan jaminan  Pasien umum
diatur langsung oleh Rumah Sakit baik untuk karyawan yang berada diruangan pembayaran umum dan yang memiliki
pelayanan maupun untuk pendanaan kesehatan rawat inap belum memiliki BPJS. kendala dalam
bagi petugas kesehatan. jaminan kesehatan dan THR  Adanya izin/tugas pembayaran
 Memiliki sistem jasa BPJS dan umum belajar dari pimpinan/ pelayanan
direktur. perawatan
 Adanya kesempatan diruangan nifas
karyawan untuk
mendapatkan beasisiwa
dari Rs untuk
68

melajutkan pendidikan .

ANALISA MASALAH

NO Masalah Mg Sy Mn Nc Af Skor

Belum tersedia resiko


1 5 5 4 4 5 23
jatuh
Belum tersedia poster
2 five moment cuci 4 4 3 4 4 19
tangan
Belum tersedianya 12
3 benar pemberian obat 3 5 3 3 3 17

Belum tersedianya
struktur organisasi
4 3 3 3 3 3 15
ruangan
69

Keterangan:
Nilai 1 = Sangat kurang sesuai
Nilai 2 = Kurang sesuai
Nilai 3 = Cukup sesuai
Nilai 4 = Sesuai
Nilai 5 = Sangat sesuai

PRIOTITAS MASALAH
Total Nilai
NO Masalah C A R L Prioritas
(CxAxRxL)
Belum tersedia resiko
1 5 5 4 4 400 I
jatuh
Belum tersedia poster
2 five moment cuci 4 4 3 4 192 II
tangan
Belum tersedianya 12
3 benar pemberian obat 3 5 3 3 135 III

4 Belum tersedianya 3 3 3 3 81 IV
70

struktur organisasi
ruangan

Keterangan:
Nilai 1 = Sangat kurang sesuai
Nilai 2 = Kurang sesuai
Nilai 3 = Cukup sesuai
Nilai 4 = Sesuai
Nilai 5 = Sangat sesuai
71

E. Daftar Masalah
1. Man
a. Jumlah SDM kebidanan masih kurang jika ada peningkatan jumlah
pasien baru
b. Belum optimalnya penggunaan alat pengenal seperti badge nama
2. Metode
a. Belum tersedianya poster five moment cuci tangan, belum tersedianya
12 benar pemberian obat, belum tersedianya struktur organisasi
ruangan, belum tersedianya tulisan infeksius dan noninfeksius.
b. Belum optimal saat melakukan pre dan post conference di ruangan.
3. Material
a. Belum tersedianya tanda resiko jatuh
b. Belum tersedia poster SBAR di ruangan
c. Belum tersedianya bagan SOAPIER
d. Belum tersedia bagan struktur organisasi terbaru
e. Belum tersedianya papan jadwal dinas perawat
f. Belum tersedianya tempat dokumentasi
g. Belum tersedianya papan nama pasien
h. Belum tersedianya tulisan papan nurse station
i. Belum tersedianya bagan lima momen cuci tangan
72

F. Planning Of Action (POA)


No Masalah Rencana Tindakan Tanggal Pelaksanaan Penanggung Jawab
1. Man
a. Jumlah SDM kebidanan masih a. Membuat lembar rekomendasi
kurang jika ada peningkatan terkait penambahan jumlah SDM
jumlah pasien baru untuk dirauang rawat nifas sesuai Semua Kelompok
b. Belum optimalnya penggunaan kebutuhan.
alat pengenal seperti badge b. Membuat lembar rekomendasi
nama mengenai pengoptimalan
Semua Kelompok
penggunaan alat pengenal seperti
a. Afrilimunika Buri
badge nama.
b. Christoforus Pratama
c. Edy Juniardi
2. Metode d. Fransiska Eda
a. Membuat poster 5 moment mencuci
a. Belum tersedianya poster five e. Marwah Nurfitria
tangan, poster 12 benar obat, f. Noviyanti
moment cuci tangan, belum
g. Viktoria Epriyanti P
struktur organisasi ruangann, dan
tersedianya 12 benar pemberian
membuat keterangan tempat sampah
obat, belum tersedianya struktur
infeksius dan non infeksius.
organisasi ruangan, belum
b. Membuat lembar rekomendasi
tersedianya tulisan infeksius
untuk melakukan pre dan post
dan noninfeksius.
conference untuk ruang rawat inap
73

b. Belum optimal saat melakukan dan rawat nifas.


pre dan post conference di
ruangan.
a. Membuat papan tanda resiko jatuh
Material
3. b. Membuat poster SBAR di ruangan
a. Belum tersedianya tanda resiko
c. Membuat bagan SOAPIER
jatuh
d. Membuat bagan struktur organisasi
b. Belum tersedia poster SBAR di
diruanagan rawat nifas
ruangan
e. Menyediakan papan jadwal dinas
c. Belum tersedianya bagan
perawat
SOAPIER
f. Sediakan tempat dokumen dan
d. Belum tersedia bagan struktur
kode setiap rekam medis atau
organisasi terbaru
dokumen.
e. Belum tersedianya papan jadwal
g. Membuat lembar rekomendasi
dinas perawat
untuk menyediakan papan nama
f. Belum tersedianya tempat
pasien
dokumentasi
h. Membuat tulisan keterangan papan
g. Belum tersedianya papan nama
nurse station.
pasien
i. Membuat poster 5 moment mencuci
h. Belum tersedianya tulisan papan
74

nurse station tangan.


i. Belum tersedianya bagan lima
momen cuci tangan
DAFTAR PUSTAKA
Agus, K. (2010). Buku Ajar Manajemen Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Medika.

Asmuji. (2012). Manajemen Keperawatan Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar-


ruzz Media

Asmuji. (2014). Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta: Ar


Ruzz Media.

Cecep, T. (2013). Manajemen Pelayanan Keperawatan di Rumah Sakit, Cetakan I.


Jakarta: Trans info Media (TIM).

Cherie, Amsale., Ato Berhane Gebrekidan. 2013.Kepemimpinan dan Manajemen


Keperawatan. Imperium: Yogyakarta

DepKes, R. I. (2009). Undang-undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan. Jakarta: Depkes RI

Ernawati, N. L. A. K., Nursalam, N., & Djuari, L. (2011). Kebutuhan riil tenaga
perawat dengan metode Workload Indicator Staff Need
(WISN). Jurnal Ners, 6(1), 85-92

Gillies, D. (2000). Nursing Management asystem aprroach. Philadelphia: WB


Saunders Company.

Huber, D. (2010). Leadership and nursing care management (4rd ed). USA.

Marquis, B.L & Huston C.J. (2013). Kepemimpinan dan manajemen keperawatan.
Alih bahasa Widyawati, dkk. Jakrta: EGC

Kholid, R. (2013). Manajemen Kepemimpinan Dalam Keperawatan. Jakarta: CV


Trans Info Media

Nursalam. (2013). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik


Keperawatan Profesional (3rd ed.). Jakarta: salemba medika

Sri, A. W. (2012). Manajemen Dan Kepemimpinan Dalam Keperawatan.


Yogyakarta: Fitramaya

Anda mungkin juga menyukai