Scribd Logo
Unggah

Selamat datang di Scribd!

  • 597.penanganan Hambatan Fisik, Budaya, Bahas Dan Hambatan Lain

    Diunggah oleh

    Internis Rsuyarsi
    5 tayangan2 halaman

    Judul Asli

    597.PENANGANAN HAMBATAN FISIK, BUDAYA, BAHAS DAN HAMBATAN LAIN

    Hak Cipta

    © © All Rights Reserved

    Format Tersedia

    PDF atau baca online dari Scribd

    Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

    Apakah konten ini tidak pantas?

    Laporkan Dokumen Ini

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai PDF atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    5 tayangan2 halaman

    597.penanganan Hambatan Fisik, Budaya, Bahas Dan Hambatan Lain

    Diunggah oleh

    Internis Rsuyarsi

    Hak Cipta:

    © All Rights Reserved
    Unduh sebagai PDF atau baca online dari Scribd
    Tandai sebagai konten tidak pantas
    dari 2
    PENANGANAN HAMBATAN FISIK, BUDAYA, BAHASA DAN HAMBATAN LAIN No Dokumen Halaman RSU YARSI S9T/SPO/DIR-Y/X/2022 12 PONTIANAK - | Ditetapkan oleh 1 Rumah Sakit Umum YARSI Pontianak | STANDAR Direktur PROSEDUR Tanggal Terbit OPERASIONAL 03 Oktober 2022 (SPO) . dr. Carlos Djaafara, M.Kes NIK. 119580320210210001 Suatu proses identifikasi terhadap hambatan-hambatan yang mungkin PENGERTIAN | ‘imiliki pasien seperti hambatan dalam faktor budaya, bahasa, kebiasaan dan hambatan lainnya yang didapat menjadi penghalang, didalam memberikan | pelayanan kepada pasien Sebagai acuan petugas kesehalan untuk mengurangi dampak dari hambatan- ee hambatan yang ada pada saat memberikan pelayanan KEBLJAKAN Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan Pasien Petugas pendaftaran dibantu olch petugas kamanan (satpam) mengenali | hambatan yang dimiliki pasien yang berkunjung antara lain: | A. Hambatan Fisik | 1. Pasien difabel yang masih mampu berjalan dengan menggunakan tongkat. Pada saat masuk rumah sakit, bagian keamanan (satpam) ‘menggandeng/memapah/mengarahkan pasien difabel ke registrasi rawat jalan/admisi rawat inap sesuai dengan kebutuhannya. Selesai dengan proses pendaftaran satpam akan mengarahkan kembali pasien ke poliklinik/ruang rawat inap yang dituju. Untuk kondisi ‘gawat darurat, maka pasien difabel akan langsung diantarkan ke Instalansi Gawat Darurat dengan menggunakan kursi roda atau brankar, 2. Pasien tuna rungu, Petugas berinteraksi dengan menggunakan bahasa isyarat atau gerakan-gerakan tangan, jika petugas tidak mampu berinteraksi dengan pasien maka petugas akan melibatkan keluarga pasien yang mengerti tentang keadaan pasien. Apabila pasien datang senditi, maka petugas akan menghubungi penerjemah tuna rungu yang telah disediakan rumah sakit dengan terlebih dahulu dikomunikasikan dengan bahasa isyarat seadanya kepada pasien untuk menunggu kedatangan penerjemah. 3. Pasien tuna wicara. Petugas hanya menggunakan panca inderanya (misal: gerakan mulut, gerakan tangan, gerakan mata). bila

    Anda mungkin juga menyukai