Anda di halaman 1dari 167

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “N”

G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU, BERSALIN, BAYI BARU


LAHIR DAN NIFAS DI BPM DESWARNI JAMHUR,S.KM,M.Kes

TANGGAL 23 MEI – 04 JUNI 2022

Laporan 28 Minggu

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Mata


Kuliah Praktek Klinik Kebidanan

Oleh:
ANISA YOLANDA SASBIA
NPM. 2010070130008

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS VOKASI


UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
PADANG
2022
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Judul :“Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny “N” G1P0A0H0


Usia Kehamilan 38-39 Minggu, Bersalin, Bayi Baru Lahir Dan Nifas Di Bpm
DESWARNI JAMHUR,S.KM,M.Kes.Tanggal 28 MEI – 04 JUNI 2022”

Laporan kasus ini telah diperiksa, disetujui untuk dipertahnakan di


hadapan Tim Penguji Laporan Kasus Program Studi DIII Kebidanan Fakultas
Vokasi Universitas Baiturrahmah

Padang,05 JUNI 2022

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

( SUKMAYENTI,S.KM,M.Kes) (NOVI MAYA SARI, S.SiT,M.keb)

Mengetahui:

Ketua Program Studi DIII Kebidanan

Fakultas Vokasi

Universitas Baiturrahmah

( Hendri Devita,S.KM,M.Biomed)
TIM PENGUJI LAPORAN KASUS

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

Padang,05 JUNI 2022

Moderator

Penguji I

Penguji II
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus yang berjudul “Manajemen Asuhan
Kebidanan Pada Ibu Hamil Ny “N” G1P0A0H0 Usia Kehamilan 39-40
Minggu, Bersalin, Bayi Baru Lahir Dan Nifas Di Bpm DESWARNI
JAMHUR,S.KM,M.Kes. Tanggal 28 MEI – 04 JUNI 2022”

Laporan ini dibuat berdasarkan yang penulis dapatkan dari bangku


perkuliahan dan lahan praktek, maupun referensi-referensi dari jurnal dan
perpustakaan. Dalam menyusun Studi Kasus ini penulis mengalami banyak
kesulitan, akan tetapi berkat bimbingan dan petunjuk dari berbagai pihak Studi
Kasus ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Amri Bakhtiar, MS, DESS, Apt selaku Dekan


Fakultas Vokasi Universitas Baiturramah Padang.
2. Oktavia Puspita Sari, Dip. Rad.S.Si, M.Kes selaku
Wakil Dekan I Fakultas Vokasi Universitas
Baiturrahmah.
3. Ns. Zufrias Riaty, S.Kep, M.Kes selaku Wakil Dekan III
Fakultas Vokasi Universitas Baiturrahmah
4. Hendri Devita,S.KM,M.Biomed selaku ketua prodi DIII
Kebidanan Universitas Baiturrahamah
5. Sukmayenti,S.KM,M.Kes selaku pembimbing akademik
dan Pembimbing I Laporan Kasus ini. yang dalam
kesibukannya telah banayk memberikan bimbingan,
arahan dan dorongan kepada penulis dengan penuh
kesabaran sejak awal sampai penulis menyelesaikan
laporan ini
6. Novi Maya sari, S.SiT, M.Keb selaku pembimbing II
yang dalam kesibukannya telah banayk memberikan

i
bimbingan, arahan dan dorongan kepada penulis dengan
penuh kesabaran sejak awal sampai penulis
menyelesaikan laporan ini
7. Deswarni Jamhur,S.KM,M.Kes selaku pembimbing
lapangan yang telah banyak memberikan bimbingan dan
arahan kepada penulis selama di lapangan
8. Teristimewa kepada ayahku dan mamaku yang telah
banyak memberikan dukungan, semangat serta do’a
yang tiada hentinya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan lapaoran ini

Penulis berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas kebaikan


semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari bahwa dalam
Laporan Studi Kasus ini masih jauh dari kata kesempurnaan, hal ini karena
adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan penulis.
Oleh karena itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat penulisharapkan demi kesempurnaan Laporan Studi Kasus ini.

Padang, 05 JUNI 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN................................................................

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar Belakang............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................3
1.3.1 Tujuan Umum ...............................................................................3
1.3.2 Tujuan Khusus ..............................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian .....................................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORITIS ...................................................................8

2.1 Konsep Dasar Kehamilan (Anc) ................................................................8


2.2 Konsep Dasar Persalinan (Inc) ..................................................................29
2.3 Konsep Dasar Nifas (Pnc) .........................................................................43
2.4 Konsep Dasar Bayi Baru Lahir (Bbl) Dasar Nifas (Pnc) ...........................59
2.5 Konsep Manajemen Kebidanan..................................................................70

BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................ 74

Format Pengkajian Dan Soap ANC..................................................................74

Format Pengkajian Dan Soap INC................................................................... 94

Format Pengkajian Dan Soap PNC...................................................................122

Format Pengkajian Dan Soap BBL ..................................................................139

BAB IV PEMBAHASAN ..............................................................................149

BAB V PENUTUP .........................................................................................159

iii
5.1 Kesimpulan ...............................................................................................159

5.2 Saran ..........................................................................................................160

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 161

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data
World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun
2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah
kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di
negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di
negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di
negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara maju
hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015).
Angka Kematian Ibu di Indonesia termasuk tinggi diantara negara-negara
ASEAN.Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2012, angka kematian ibu di Indonesia masih tinggi sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Data ini merupakan acuan untuk mencapai target
AKI sesuai Sustainable Development Goals yaitu 70 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2030 (Kemenkes,2015).
Menurut hasil survei Fakultas Kedokteran Universitas Andalas tahun
2008, AKI di Sumatera Barat adalah sebesar 212 per 100.000 kelahiran hidup
(Dinkes, 2014) Kematian ibu di Indonesia tahun 2013 masih didominasi oleh
tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan sebesar 30,13%, hipertensi
dalam kehamilan sebesar 27,1%, dan infeksi sebesar 7,3%. Partus lama juga
merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia yang angka
kejadiaannya terus meningkat yaitu 1% pada tahun 2010, 1,1 % pada tahun
2011, dan 1,8% pada tahun 2012. (Kemenkes RI, 2016). Sehubungan dengan
tingginya angka kematian ibu dan bayi, khususnya pada proses persalinan,
muncul beberapa faktor yang dinyatakan sebagai penyebab dari proses
persalinan yang tidak lancar tersebut diantaranya Passage (jalan lahir),
Passanger(bayi),dan Power(kekuatan ibu). Passager dan Passanger, dapat
diperkirakan kemungkinannya dalam menyebabkan sulitnya persalinan,
namun Power atau kekuatan mengedan ibu seharusnya juga dapat diprediksi
potensinya dalam menyebabkan kesulitan pada persalinan.Kekuatan ibu dalam
proses persalinan normal yang dapat berdampak pada sulitnya persalinan
dapat diinterpretasikan dari durasi kala dua persalinan. Salah satu penyebab
partus lama adalah terjadinya pemanjangan kala II persalinan. Kala II
persalinan adalah fase dalam persalinan yang dimulai ketika dilatasi serviks
lengkap dan berakhir dengan pelahiran janin.Durasi rata-rata sekitar 50 menit
untuk nulipara dan sekitar 20 menit untuk multipara. (Cunningham, 2012).
Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan kondisi ibu hamilmenjadi
berisiko mengalami komplikasiselama kehamilan dan persalinan antara lain
adalahibu hamil yang menderita diabetes, hipertensi, malaria, empat terlalu
(terlalu muda 35 tahun, terlalu dekat jaraknya, terlalu banyak anaknya) dan
anemia yaitu kadar hemoglobin.
Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian bayi (AKB) dan Angka
Kematian Balita (AKABA) masih menjadi masalah di Kabupaten Solok
(capaian tahun 2019 : Jumlah Kematian Ibu sebanyak 14 orang ; Jumlah
Kematian bayi sebanyak 60 orang dan Jumlah kematian Balita sebanyak 70,
sedangkan pada tahun 2018 jumlah kematian ibu 10 orang dan kematian bayi
66 sudah mengalami penurunan namun masih tetap menjadi prioritas masalah
di Kabupaten Solok hal ini dapat di sebabkan karena masih banyaknya jumlah
kehamilan risiko tinggi, masih rendahnya deteksi dini masyarakat terhadap
kehamilan beresiko serta kurang mampunyai kecepatan dan ketepatan
pengambilan keputusan rujukan kehamilan risiko tinggi, demikian pula
dengan AKB yang antara lain disebabkan asfiksia (sesak nafas saat lahir), bayi
lahir dengan berat badan rendah (BBLR), Pneumonia, Maningitis
(encepalitis), sepsis, kelainan jantung , kelainan bawaan..
Upaya untuk menurunkan AKI, AKB dan AKABA dengan pelayanan
kesehatan ibu dan bayi/ anak di puskesmas PONED, namun pelaksanaan
pelayanan kesehatan masih belum optimal disebabkan karena belum
terpenuhinya prasarana dan sarana, belum meratanya pendayagunaan tenaga
kesehatan serta masih kurangnya kompetensi tenaga kesehatan. Sarana

2
pelayanan kesehatan di Kabupaten Solok jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk masih belum optimal, sehingga masih diperlukan optimalisasi
pelayanan kesehatan di tingkat dasar dan rujukan yang sesuai dengan standar.
Bpm Yosti/Bundo adalah salah satu Bpm yang terletak di Kabupaten
Solok. Saya ditempatkan oleh dosen untuk praktek disitu selama 2 minggu dan
menemukan kasus 28 minggu dengan Ny”S” G1P0A0H0 dengan Usia
Kehamilan 40-41 minggu di BPM Yosti, Str.Keb.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian latar belakang diatas, masalah yang dapt dirumuskan
adalah: bagaiaman Asuhan Kebidanan pada ibu Hamil, Bersalin, Bayi Baru
Lahir serta Nifas pada Ny”S” G1P0A0H0 Dengan Uk 40-41 minggu di BPM
Yosti, S.Tr.Keb, Kab.Solok?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


a. Tujuan Umum
Mampu menerapkan dan menjelaskan 7 langkah varney
1. Langkah  I (Pengkajian)
Pada tahap ini, bidan harus mengumpulkan data dasar klien secara
lengkap untuk mengevaluasi pasien, meliputi identitas riwayat
pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul atas indikasi, mempelajari
catatan sekarang atau laporan yang lalu, mempelajari data laboratorium
dan membuat laporan singkat untuk menentukan kondisi pasien.
Data subjektif diperoleh melalui anamnesis. Untuk memperoleh
data subyektif dapat dilakukan dengan cara menanyakan keluhan pasien,
riwayat kesehatan, riwayat haid, riwayat kehamilan, riwayat persalinan,
dan riwayat nifas. (Asuhan Kebidanan Antenatal, 2006).

Data objektif didapatkan melalui:

a.   Pemeriksaan fisik

1. Palpasi abdomen :untuk memastikan volume cairan amnion.


Jikaketuban benar-benar pecah, palpasi abdomen kadang-kadang

3
dapat mendeteksi berkurangnya cairan, karena terdapat peningkatan
molase uterus dan dinding abdomen di sekeliling janin dan
penurunan ballottement (Varney, 2010:399)

2.    Pemeriksaan anogenital dengan speculum steril

a)    Inspeksi genetalia eksterna untuk melihat adanya cairan


b)    Lihat adanya cairan yang mengalir dari ostium serviks.
c)    Lihat genangan cairan amnion, memiliki bau apek yang khas,
d)   Observasi cairan yang keluar untuk melihat adanya lanugo
e)    Lihat serviks untuk memperkirakan pembukaan jika
pemeriksaan dalam tidak dilakukan.
f)   Lihat serviks untuk mengetahui adanya prolaps tali pusat

3.    Periksa dalam (Vagina toucher) meliputi:


a)  Pembukaan pada primipara kurang dari 3 cm dan multipara
kurang dari 5 cm (dr. indogamers, 2006)
b) Ketuban sudah pecah (ketuban negatif)

b.  Pemeriksaan laboratorium

1. Uji pakis positif : dengan meneteskan air ketuban pada objek glass dan
biarkan kering, pemeriksaan mikroskop menunjukkan Kristal cairan
amnion dan gambaran daun pakis (Nurhayati, 2010)

2.  Uji kertas nitrazin positif : jika kertas nitrazin merah berubah menjadi
biru, menunjukkan adanya cairan ketuban (alkalis)

3.  Ultrasonografi : untuk pemeriksaan oligohidramnionJika pemeriksaan


sebelumnya tidak memberikan gambaran yang jelas pecah ketuban
(Varney, 2010)

2. Langkah  II (Interpretasi data)


Adalah interpretasi data untuk spesifikasi masalah atau diagnosa.
Data yang tersedia di interpretasikan sehingga diketahui diagnosa dan
masalah spesifik. Pada ibu dengan ketuban pecah dini interpretasi datanya

4
biasanya: Ny. M umur 19 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu, inpartu kala I
fase aktif dengan Ketuban Pecah Dini Janin tunggal hidup intrauterin
presentasi kepala.
3. Langkah  III (Identifikasi diagnosa dan masalah potensial)
Langkah selanjutnya adalah identifikasi masalah-masalah potensial
masalah atau penyulit yang mungkin muncul. Langkah ini penting untuk
menyusun persiapan antisipasi, sehingga kita selalu siap siaga dalam
menghadapi berbagai kemungkinan.Diagnosa potensial pada ibu dengan
KPD adalah infeksi dan terjadinya gawat janin. (Ai Yeyeh, 2010)
4. Langkah  IV (Identifikasi tindakan segera dan atau kolaborasi)
Pada langkah ini bidan menentukan kebutuhan terhadap tindakan
segera, melakukan konsultasi atau kolaborasi dengan tenaga kesehatan
lain berdasarkan kondisi klien. (Ai Yeyeh, 2010). Kolaborasi pada KPD
salah satunya adalah untuk mengantisipasi diagnosa potensial terjadinya
infeksi yaitu dengan pemberian antibiotic injeksi Cefotaxin 2 x 1 gram/
hari dan pemberian oksigen 2 liter per menit.
5. Langkah  V (Rencana menyeluruh asuhan kebidanan)
Membuat rencana asuhan komperehensif, ditentukan oleh langkah-
langkah sebelumnya, merupakan hasil pengembangan dari masalah
sekarang antisipasi masalah dan diagnosa juga melengkapi data yang
kurang serta data tambahan yang penting sebagai informasi untuk data
dasar.
6. Langkah  VI (Pelaksanaan)
Adalah implementasi dari rencana asuhan yang komprehensif, ini
mungkin seluruhnya diselesaikan oleh bidan atau sebagian oleh wanita
atau anggota team kesehatan lainnya.
7. Langkah  VII (Evaluasi)
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan asuhan yang diberikan,
meliputi apakan pemenuhan kebutuhan telah terpenuhi sesuai diagnosis
dan masalah. Rencana dianggap efektif jika pelaksanaannya memang
efektif

5
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengkaji data pada Ny”S”G1P0A0H0 UK 38-39
minggu BPM Yosti, S.Tr.Keb
2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi diagnosa pada Ny”S”G1P0A0H0
UK 38-39 minggu BPM Yosti, S.Tr.Keb
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasikan masalah-masalah potensial
yang mungkin terjadi pada Ny”S”G1P0A0H0 UK 38-39 minggu BPM
Yosti, S.Tr.Keb
4. Mahasiswa dapat menentukan tindakan segera secara mandiri,
kolaborasi, rujukan pada Ny”S”G1P0A0H0 UK 38-39 minggu BPM
Yosti, S.Tr.Keb
5. Mampu menentukan rencana tindakan asuhan kebidanan sesuai dengan
kebutuhna pada Ny”S”G1P0A0H0 UK 38-39 minggu BPM Yosti,
S.Tr.Keb
6. Mampu melaksanakan rencana asuhan yang baik dan sesuai dengan
kebutuhan pada Ny”S”G1P0A0H0 UK 38-39 minggu BPM Yosti,
S.Tr.Keb
7. Mampu mengevalusi asuhan yang baik oada Ny”S”G1P0A0H0 UK
38-39 minggu BPM Yosti, S.Tr.Keb

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis Dapat mengetahui teori dan wawasan tentang kehamilan
serta dapat mengetahui dan melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu
hamil secara komprehensif.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Klien Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat memberikan
pengetahuan kepada pasien tentang pentingnya pemeriksaan pada saat
hamil dengan melakukan pemeriksaan oleh tenaga kesehatan terutama
bidan untuk mendeteksi dini risiko kelainan pada kehamilan, Bagi
Tempat Pelayanan Kesehatan Hasil dari penerapan studi kasus ini
dapat meningkatkan sistem pelayanan kesehatan yang menyeluruh

6
serta tetap mempertahankan sikap “5S” dalam memberikan pelayanan
kesehatan yaitu senyum, sapa, salam, sopan dan santun. Serta sebagai
bahan evaluasi terhadap usaha pelayanan kesehatan khususnya dalam
memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif secara sistematis
sesuai prosedur.
b. Bagi Penulis Hasil dari penerapan studi kasus ini dapat menerapkan
teori yang didapat dalam perkuliahan yang memberikan pelayanan
asuhan kebidanan pada ibu hamil.
c. Bagi Institusi Dapat bermanfaat sebagai tolak ukur sejauh mana
mahasiswa telah memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan
komprehensif secara sistematis sesuai prosedur.

7
BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 KONSEP DASAR KEHAMILAN (ANC)


2.1.1 Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah sebuah proses yang dimulai dari tahap konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari (40
minggu) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Widatiningsih &
Dewi, 2017).
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi,
bila dihitung darisaat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal
akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9
bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12 minggu,
trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan trimester
ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (WHO, 2016).
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
kehamilan adalah suatu proses yang natural bagi perempuan, dimulai
dari konsepsi smpai lahirnya janin dengan rentang waktu 280 hari(40
minggu/9 bulan 7 hari)

2.1.2 Tanda – Tanda Kehamilan Sesuai Umur Kehamilan


Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) tanda – tanda kehamilan
dibagi menjadi tiga yaitu tanda dugaan hamil (presumtif sign), tanda
tidak pasti hamil (probable sign), dan tanda pasti hamil (positive sign).
1) Tanda−tanda dugaan hamil (presumtif sign)
Tanda dugaan (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami
pada wanita namun sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena
dapat ditemukan juga pada kondisi lain serta sebagian besar
bersifat subyektif dan hanya dirasakan oeh ibu hamil.
Yang temasuk presumtif sign adalah :
a) Amenorea Haid
Dapat berhenti karena konsepsi namun dapat pula terjadi pada
wanita dengan stres atau emosi, faktor hormonal, gangguan
metabolisme, serta kehamilan yang terjadi pada wanita yang
tidak haid karena menyusui ataupun sesudah kuretase.
Amenorea penting dikenali untuk mengetahui hari pertama
haid terakhir (HPHT) dan hari perkiraan lahir (HPL).
b) Nausea dan vomitus (mual dan muntah)
Keluhan yang sering dirasakan wanita hamil sering disebut
dengan morning sickness yang dapat timbul karena bau rokok,
keringat, masakan, atau sesuatu yang tidak disenangi. Keluhan
ini umumnya terjadi hingga usia 8 minggu hingga 12 minggu
kehamilan.
c) Mengidam
Ibu hamil ingin makanan atau minuman atau meginginkan
sesuatu. Penyebab mengidam ini belum pasti dan biasanya
terjadi pada awa kehamilan.
d) Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)
Sebagian ibu hamil dapat mengalami kelelahan hingga pingsan
terlebih lagi apabila berada di tempat ramai. Keluhan ini akan
meghilang setelah 16 minggu.
e) Mastodynia
Pada awal kehamilan mamae dirasakan membesar dan sakit.
Ini karena pengaruh tingginya kadar hormon esterogen dan
progesteron. Keluhan nyeri payudara ini dapat terjadi pada
kasus mastitis, ketegangan prahaid, penggunaan pil KB.
f) Gangguan saluran kencing
Keluhan rasa sakit saat kencing, atau kencing berulang – ulang
namun hanya sedikit keluarnya dapat dialami ibu hamil.
Penyebabnya selain karena progesteron yang meningkat juga
karena pembesaran uterus.

9
g) Konstipasi
Konstipasi mungkin timbul pada kehamilan awal dan sering
menetap selama kehamilan dikarenakan relaksasi otot polos
akibat pengaruh progesteron. Penyebab lainnya yaitu
perubahan pola makan selama hamil, dan pembesaran uterus
yang mendesak usus serta penurunan motilitas usus
h) Perubahan Berat Badan
Berat badan meningkat pada awal kehamilan karena perubahan
pola makan dan adanya timbunan cairan berebihan selama
hamil.
i) Quickening
Ibu merasakan adanya gerakan janin untuk yang pertama kali.
Sensasi ini bisa juga karena peningkatan peristaltik usus,
kontraksi otot perut, atau pergerakan isi perut yang dirasakan
seperti janin bergerak.

2) Tanda tidak pasti kehamilan (probable sign)


a) Peningkatan suhu basal tubuh
Kenaikan suhu basal lebih dari 3 minggu, kemungkinan
adanya kehamilan. Kenaikan ini berkisar antara 37,20C sampai
dengan 37,80C.
b) Perubahan warna kulit
Cloasma Gravidarum/topeng kehamilan berupa berwarna
kehitaman sekitar mata, hidung, dan pelipis yang umumnya
terjadi pada kehamilan mulai 16 minggu. Warna akan semakin
gelap jika terpapar sinar matahari. Perubahan kulit lainnya bisa
berupa hiperpigmentasi di sekitar aerola dan putting mamae,
munculnya linea nigra yaitu pigmentasi pada linea medialis
perut yang tampak jelas mulai dari pubis sampai umbilikus.
Perubahan pada kulit terjadi karena rangsangan Melanotropin
Stimulating Hormone/MSH..
c) Perubahan Payudara

10
Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar
kehamilan 6 sampai 8 minggu. Pelebaran aeroa dan
menonjolnya kalenjer montgomery, karena rangsangan hormon
steroid. Pengeluaran kolostrum biasanya kehamilan 16 minggu
karena pengaruh prolaktin dan progesteron.
d) Pembesaran Perut
Biasanya tampak setelah 16 minggu karena pembesaran uterus.
Ini bukan tanda diagnostik pasti tapi harus dihubungkan degan
tanda kehamilan lain. Perubahan kurang dirasakan
primigravida, karena kondisi otot−otot masih baik.
e) Epulis Hipertropi
pada gusi belum diketahui penyebabnya secara jelas. Dapat
tejadi juga pada infeksi lokal, pengapuran gigi atau kekurangan
vitamin C.
f) Balotement
Pada kehamilan 16 sampai 20 minggu pemeriksaan palpasi
kesan seperti ada masa yang keras, mengapung dan memantul
di uterus.
g) Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus yang dirasakan seperti tertekan dan kencang,
disebut kontraksi brackston Hics. Uterus mudah terangsang
oeh peninggian hormon oksitosin gejala ini biasanya mulai
usia 10 kehamilan 28 minggu pada primi dan semakin lanjut
kehamilannya semakin sering dan kuat.
h) Tanda Chadwick dan Goodell
Terjadi perubahan warna pada vagina atau porsio mejadi
kebiruan atau ungu yang disebut tanda chadwick. Perubahan
konsistensi serviks menjadi lunak disebut tanda goodell.

3) Tanda Pasti Kehamilan (positive sign)


a) Teraba bagian−bagian janin

11
Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin dapat diraba pada
wanita kurus dan otot perut relaksasi. Kehamilan 28 minggu
jelas bagian janin dapat diraba demikian pula gerakan janin
dapat dirasakan oleh ibu.
b) Gerakan Janin Pada kehamilan 20 minggu
gerakan janin dapat dirasakan oleh pemeriksa.
c) Terdengar Denyut Jantung Janin
Dengan menggunakan ultrasound denyut jantung janin dapat
terdengar pada usia 6 sampai 7 minggu. Jika menggunakan
dopler pada usia 12 minggu sedangkan jika menggunakan
stetoskop leannec 18 minggu. Frekuensi deyut jantung janin
antara 120 sampai dengan 160 kali permenit yang akan jelas
terdengar bila ibu tidur terlentang atau miring dengan
punggung bayi di depan.
d) Pemeriksaan Rontgent
Gambaran tulang mulai terlihat degan sinar X pada usia
kehamilan 6 minggu namun masih belum dapat dipastikan
bahawa itu adalah gambaran janin. Pada kehamilan 12 sampai
14 minggu baru dapat dipastikan gambaran tulang janin.
e) Ultrasonografi USG
dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu untuk
memastikan kehamilan dengan melihat adanya kantong
gestasi, gerakan janin dan deyut jantung janin. 11
f) Electrocardiography ECG
jantung janin mulai terihat pada kehamilan 12 minggu

2.1.3 Kasifikasi Usia Kehamilan Menurut Widatiningsih Dan Dewi


(2017)
Kehamilan dibagi menjadi :
1. Kehamilan Trimester I (1-12 minggu)
2. Kehamilan Trimester II (13−27 minggu)
3. Kehamilan Trimester III (28−40 minggu)

12
2.1.4 Perubahan Fisiologis Dan Psikologis Kehamilan Trimester Iii
Menurut Walyani (2015), Perubahan fisiologis yang dialami wanita
selama hamil yaitu :
a) Perubahan pada sistem reproduksi dan mamae
1. Uterus
Pembesaran uterus awal kehamilan disebabkan oleh peningkatan
vaskularisasi, vasodilatasi, hiperplasia dan hipertropi pada
miometrium dan perkembangan endometrium yang menjadi
decidua disebabkan karena efek estrogen dan progesteron yang
dihasikan oleh corpus luteum. Berat Uterus naik secara luar biasa
dari 30−50 gram menjadi ±1000 gram pada akhir kehamilan. Pada
akhir kehamilan uterus akan terus membesar dalam rongga pelvis,
dan seiring perkembangannya uterus akan menyentuh dinding
abdomen mendorong usus kesamping dan keatas, terus tumbuh
hingga menyentuh hati.
2. Serviks Uteri dan Vagina
Progesteron meyebabkan sel−sel endoserviks mensekresi mukus
yang kental, menutupi serviks yang dikenal dengan mucus plug.
Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi unak pada
perabaan dan disebut tanda goodell. 12 Dinding vagina
mengalami perubahan pada trimester III untuk mempersipkan
persalinan yaitu dengan mengendornya jaringan ikat, hipertropi
sel otot polos. Perubahan ini menyebabkan bertambah panjangnya
dinding vagina.
3. Fungsi Hormon dan ovarium
Setelah implantasi, villi chorionic akan mengeluarkan hormon
HCG guna mempertahankan produksi esterogen dan progesteron
corpus luteum sampai pasenta terbentuk sempurna yaitu 16
minggu. Selanjutnya pasenta akan menggantikan fungsi corpus
luteum memproduksi estrogen dan progesteron. Tingginya
esterogen dan progesteron selam hamilakan menekan produksi

13
FSH dan LH sehingga tidak terjadi maturasi folikel dan ovulasi
berhenti.
4. Perubahan pada mamae
Perubahan ada ibu hamil yaitu payudara menjadi lebih besar, dan
aerola mamae semakin hitam karena hiperpigmentasi. Gandula
montgomery makin tampak menonjol di permukaan aerola
mamae dan pada kehamian 12 minggu ke atas dari putting susu
keluar colostrum.

b) Perubahan Sistem Kardiovaskuler


Cardiac output (COP) meningkat 30%-50% selama
kehamilan dan tetap tinggi sampai persalinan. Bila ibu berbaring
terlentang maka dapat menyebabkan supine hypotension
syndrome karena pembesaran uterus menekan vena kava inferior
mengurangi venous return ke jantung. Selama awal kehamilan
terjadi penurunan tekanan darah sistolik 5 sampai 10 mmHg,
diastolik 10 sampai 15 mmHg dan setalah usia kehamilan 24
minggu akan berangsur naik dan kembali normal. 13 Volume
pasma mulai meningkat pada usia kehamiaan 10 minggu dan
mencapai batas maksimum pada usia 30 sampai dengan34
minggu. Rata-rata kenaikan berkisar 20 sampai dengan 100% dan
eritrosit juga meningkat mencapai 18 sampai dengan 30%.
Ketidakseimbangan peningkatan antara plasma dan eritrosit
mengakibatkan hemodilusi yang berdampak pada penurunan
hematokrit selama kehamilan normal dan menyebabkan anemia
fisiologis.

c) Sistem Respirasi
Kecepatan pernapasan menjadi sedikit lebih cepat untuk
memenuhi kebutuhan oksigen yang meningkat selama kehamilan
(15 sampai dengan 20%). Pada kehamilan lanjut ibu cenderung
menggunakan pernafasan dada daripada pernafasan perut, hal ini

14
disebabkan oeh tekanan ke arah diafragma akibat pembesaran
rahim.

d) Sistem Pencernaan
Pada bulan pertama kehamilan sebagian ibu mengalami
morning sickness yang muncul pada awal kehamian dan berakhir
setelah 12 minggu. Terkadang ibu mengalami perubahan selera
makan (ngidam). Gusi menjadi hiperemik dan terkadang bengkak
sehingga cenderung berdarah. Peningkatan progesteron
menyebabkan tonus otot traktus digestivus menurun sehingga
motilitas lambung berkurang. Makanan lebih lama berada di
dalam lambung sehingga menyebabkan rasa panas pada ulu hati
(heartburn). Selain itu peningkatan progesteron menyebabkan
absorbsi air meningkat di kolon sehingga menyebabkan
konstipasi.

e) Sistem Perkemihan
Aliran plasma renal meningkat 30% dan laju fitrasi
glomerulus meningkat (30 sampai dengan 50%) pada awal
kehamilan mengakibatkan poliuri. Usia kehamian 12 minggu
pembesaran 14 uterus menyebabkan penekanan pada vesika
urinaria menyebabkan peningkatan frekuensi miksi yang
fisiologis. Kehamilan trimester II kandung kencing tertarik ke
atas pelvik dan uretra memanjang. Kehamilan trimester III
kandung kencing menjadi organ abdomen dan tertekan oleh
pembesaran uterus serta penurunan kepala sehingga menyebabkan
peningkatan frekuensi buang air kecil.

f) Sistem Integumen
Peningkatan esterogen meningkatkan deposit lemak
sehingga kulit dan lemak subkutan menjadi tebal.
Hiperpigmentasi pada puting dan aerola aksila dan garis tengah

15
perut serta pada pipi, hidung, dan dahi disebabkan oleh
peningkatan Melanophore Stimulating Hormone. Keringat
berlebihan selama hami karena peningkatan laju metabolisme
basal dan suplai darah ke kulit.

g) Metabolisme Basal
Metabolisme rate (BMR) umumnya meningkat 15 sampai
dengan 20% terutama pada trimester III. Peningkatan BMR
menunjukkan peningkatan pemakaian oksigen karena beban kerja
jantung yang meningkat. Vasodilatasi perifer dan peningkatan
aktivitas kalenjer keringat membantu mengeluarkan kelebihan
panas akibat peningkatan BMR selama hamil. Ibu hamil normal
menyerap 20% zat besi yang masuk. Teh, kopi, tembakau dapat
mengurangi penyerapan zat besi, sedangkan sayuran dan vitamin
C meningkatkan penyerapan zat besi.

h) Berat Badan dan Indeks Masa Tubuh


Penambahan berat badan yang diharapkan selama
kehamilan bervariasi antara satu ibu dengan lainnya. Faktor
utama yang menjadi pertimbangan untuk rekomendasikan
kenaikan berat badan adalah body mass index (BMI) atau Indeks
Masa Tubuh (IMT) yaitu kesesuain berat badan sebelum hamil
terhadap tinggi badan, yaitu apakah ibu tergolong kurus, normal
atau gemuk. Untuk itu sangatlah penting mengetahui berat badan
ibu selama hamil. 15 Laju kenaikan berat badan optimal
tergantung pada tahap kehamilan atau trimester.
Pada trimester I dan II pertumbuhan terjadi terutama pada
jaingan ibu dan pada trimester III pertumbuhan terutama pada
fetus. Selama trimester I rata−rata 1 sampai 2,5 kg. Setelah
trimester I, pola kenaikan BB pada trimester selanjutnya yang
dianjurkan adalah ± 0,4kg /minggu untuk ibu dengan IMT
normal, untuk ibu dengan IMt rendah diharapkan 0,5kg/minggu

16
sedangkan untuk IMT tinggi 0,3kg/minggu. Namun secara rerata
kenaikan berat badan perminggu yang diharapkan untuk semua
kategori adalah 0,5kg/minggu.
Menurut Wagiyo dan Putrono (2016) menjelaskan bahwa
penambahan berat badan yang diharapkan selama kehailan
bervariasi antara ibu yang satu dengan yang lainnya. Faktor utama
yang menjadi rekomendasi pertimbangan kenaikan berat badan
adalah kesesuaian berat badan sebelum hamil dengan tinggi
badan. Kenaikan berat badan selama hail berdasarkan usia
kehailan yaitu 10 minggu 650 gram, 20 minggu 4000 gram, 30
minggu 8500 gram, dan 40 minggu 12500 gram.

i) Sistem Endokrin
Sejak trimester I terjadi peningkatan normal dari hormon
tiroksin (T4) dan triyodotironin (T3) yang mempunyai efek nyata
pada kecepatan metabolisme untuk mendukung pertumbuhan
kehamilan. Pada kondisi hiertiroid ringan, kalenjer tiroid
bertambah ukuran dan dapat diraba akibat laju metabolisme basal
meningkat, intoleransi panas dan labilitas emosional. Produksi
insulin semakin meningkat karena sel-sel penghasil insulin
bertambah ukuran dan jumlahnya. Oleh karena itu, ibu akan lebih
cepat mengalami starvation (kelaparan) bila dalam kondisi tidak
makan yang cukup lama mengakibatkan glukosa darah menurun
cepat (hipoglikemi).

j) Sistem Muskuloskeletal
Bertambahnya beban dan perubahan struktur dalam
kehamilan merubah dimensi tubuh dan pusat gravitasi
menyebabkan kondisi lordosis (peningkatan kurvatura
lumbosakral) disertai dengan mekanisme kompensasi area
vertebra servikalis (kepala cenderung fleksi ke arah anterior)
untuk mempertahankan keseimbangan. Lordosis bila tidak

17
dikoreksi akan menyebabkan ketegangan ligamen dan struktur
otot yang menimbulkan ketidaknyamanan selama hamil atau
setelahnya pada ibu yang sudah berusia lebih tua atau ibu dengan
masalah tulang belakang.

k) Sistem Neurologik Kompresi


Saraf pelvik atau stasis vaskuler akibat pombesaran uterus
dalam berakibat perubahan sensori pada tungkai. Lordosis dapat
menyebabkan nyeri karena tarikan atau penekanan pada syaraf.
Edema pada trimester akhir yang menekan saraf mediana dibawah
ligamen charpal pergelangan tangan menimbulakan carpal tunnel
syndrome ynang ditandai dengan kesemutan dan nyeri pada
tangan yang menyebar ke siku. Acroesthesia (bebal dan
kesemutan pada tangan) yang disebabkan oleh postur ibu
membungkuk yang menyebabkan tarikan pada pleksus brachialis,
pusing, rasa seperti hendak pingsan akibat instabiitas vasomotor,
postura hipotensi, atau hipoglikemi juga dapat dialami.

2) Perubahan Adaptasi Psikologis Ibu Selama Hamil


a) Trimester I (Periode penyesuaian terhadap kehamilan)
Pada awal kehamian sering muncul perasaan ambivalen
dimana ibu hamil merasa ragu terhadap kenyataan bahwa dirinya
hamil. Ambivalen dapat terjadi sekalipun kehamilan ini
direncnakan dan sangat diharapkan. Gambaran respon terhadap
ambivalen ini yaitu selama beberapa minggu awal kehamian 17
apakah ibu hamil atau tidak serta menghabiskan banyak waktu
untuk membuktikan kehamilan (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Pada trimester I ini daat terjadi labilitas emosiona, yaitu
perasaan yang mudah berubah dalam waktu singkat dan tak dapat
diperkirakan. Dapat timbul perasaan khawatir seandainya bayi
yang dikandungnya cacat atau tidak sehat, khawatir akan jatuh,

18
cemas dalam melakukan hubungan seksual dan sebagainya
(Widatiningsih & Dewi, 2017).
b) Trimester II (Periode sehat)
Trimester ini ibu merasa lebih stabil, kesanggupan mengatur
diri lebih baik, kondisi ibu lebih menyenangkan, ibu mulai
terbiasa dengan perubahan fisik tubuhnya, janin belum terlalu
besar sehingga belum menimbulkan ketidaknyamanan. Ibu sudah
mulai menerima dan mengerti tentang kehamilannya. Secara
kogniti, pada trimester II ibu cenderung membutuhkan informasi
mengenai pertumbuhan dan perkembangan bayinya serta
perawatan kehamiannya (Widatiningsih & Dewi, 2017).
c) Trimester III (Periode menunggu dan waspada)
Trimester ini ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran
bayinya. Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya
akan lahir sewaktu-waktu ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya
persalinan. Respon terhadap perubahan gambaran diri yaitu ibu
merasa dirinya aneh dan jelek (Widatiningsih & Dewi, 2017).
Ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian kusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu memerlukan ketenangan dan dukungan yang
lebih dari suami, keluarga dan bidan. Trimester ini adalah saat
persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan menjadi orang tua
(Widatiningsih & Dewi, 2017).

2.1.5 Standar Pemeriksaan Kehamilan 14t


1. Tinggi Badan dan Berat Badan
Tinggi badan cukup diperiksa 1 kali saat kunjungan
pertama. Kegunaannya apa mengukur tinggi badan? Untuk
mengategorikan risiko apabila hasil kurang dari 145 cm, berat
badan diperiksa setiap kunjungan. Selama hamil saya naik 20 kg
dan 6 bulan pasca melahirkan sudah kembali ke semula.

19
2. Tekanan Darah
Diperiksa setiap berkunjung. Tekanan darah tinggi perlu
diwaspadai ke arah hipertensi dan preeklampsia. Apabila tekanan
darah cenderung rendah, kemungkinan anemia. Tekanan darah
yang normal antara 110/80 – 120/80 mmHg.
3. Tinggi fundus uteri
Biasanya kalau kita periksa ke bidan, akan diukur tinggi
rahim dengan melakukan palpasi dengan meraba bagian
perut. Apabila periksa ke dokter, dapat dilihat melalui USG.
Kegunaannya apa mengukur tinggi fundus uteri? Untuk
mendeteksi apakah besar kehamilan sesuai dengan umur
kehamilan atau tidak. Misalnya kehamilan kembar, tentu besarnya
rahim tidak sesuai dengan usianya karena lebih besar.
4. TT
Kegunaan suntik TT ini adalah melindungi janin
dari Tetanus Neonatorum, Sehingga dengan diberikan suntik TT,
diharapkan janin terhindar dari Tetanus.
5. Tablet FE (minimal 90 Tablet)
Dokter akan memberikan resep berupa Fe dan vitamin
lainnya yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan Fe ibu hamil
karena kebutuhannya meningkat. Sedikit tips, saya pribadi kalau
minum Fe suka mual Moms. Jadi sebaiknya Fe diminum setelah
makan, tetapi sebelum tidur malam. Dan mengonsumsi buah
seperti jeruk, agar Fe cepat terserap oleh tubuh. Susu hamil saya
minum saat siang hari.
6. Tes HB
Kegunaannya mendeteksi anemia.
7. Tes protein urine
Berguna untuk mendeteksi adanya protein dalam urine dan
ditunjukkan pada ibu hamil dengan riwayat tekanan darah tinggi
dengan kaki bengkak. Namun saya tidak ada riwayat darah tinggi

20
juga melakukan pemeriksaan ini. Kegunaannya untuk mendeteksi
ibu hamil ke arah preeklampsia.
8. Tes urine reduksi
Biasanya dilakukan pada ibu hamil dengan indikasi
penyakit Diabetes Melitus atau adanya riwayat penyakit gula pada
keluarga. Apabila reduksi urine hasilnya (+), biasanya akan
dilanjutkan dengan pemeriksaan gula darah untuk memastikan
adanya Diabetes Melitus Gestasional.
9. Tekan pijat payudara
Meliputi senam payudara, perawatan payudara, pijat tekan
payudara dengan tujuan menjaga kebersihan payudara,
mengencangkan serta memperbaiki bentuk puting (misalnya
tenggelam, atau flat nipple), merangsang kelenjar susu agar
produksi ASI lancar, dan mempersiapkan laktasi. Menurut saya
hal ini sangat penting, Moms. Sejak 16 minggu hamil, ASI saya
sudah keluar. Jadi saat bayi lahir, ASI siap diminum bayi
walaupun hanya sedikit. Dengan mempersiapkan laktasi saat
hamil, bisa mencegah postpartum blues juga lho Moms.
10. Tingkat kebugaran (senam hamil)
Sudah pada tahu ya Moms, kalau senam hamil banyak
sekali manfaatnya. Mulai dari mempertahankan dan memperkuat
otot dinding perut, panggul, latihan pernapasan, kontraksi
relaksasi dll.
11. Tes VDRL (Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory)
Pemeriksaan Veneral Desease Research Laboratory adalah
tes darah untuk mengetahui adanya treponema pallidum /
penyakit menular seksual, contohnya Sipilis.
12. Temu wicara
Konseling juga merupakan salah satu hal yang harus
diberikan oleh Dokter/Bidan yang memeriksa. Pilih provider yang
komunikatif, informatif, memberikan respons positif dan bisa
diajak sharing.

21
13. Terapi Yodium (Endemic Gondok)
Wanita hamil adalah kelompok yang paling rentan
mengalami kekurangan iodium karena peningkatan kebutuhan
iodium selama hamil tidak selalu diiringi dengan asupan iodium
yang cukup. Kekurangan iodium selama hamil dapat
menyebabkan hipotiroid pada ibu dan menganggu tumbuh
kembang janin.
14. Terapi Malaria (Endemic)
Malaria pada kehamilan dapat menimbulkan berbagai
keadaan pato- logi pada ibu hamil seperti demam, anemia,
hipoglikemia, dll

Setiap ibu hamil di sarankan untuk melakukan kunjunagan ANC


yang komperhensif dan berkualitas minimal 4 kali yaitu 1 kali
sebelum bulan ke 4 kehamilan,kemudian 1 kali sekitar bulan ke 6
kehamilan dan 2 kali kunjungan sekitar bulan ke 8 dan 9 kehamilan.

2.1.6 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III Menurut Walyani


(2015)
kebutuhan ibu hamil adalah :
1. Nutrisi
Kehamilan trimester ke III, ibu hamil butuh bekal energi
yang memadai. Selain untuk mengatasi beban yang kian berat, juga
sebagai cadangan energi untuk persalinan kelak. Itulah sebabnya
pemenuhan gizi seimbang tidak boleh dikesampingkan baik secara
kualitas maupun kuantitas. Pertumbuhan otak janin akan terjadi
cepat sekali pada dua bulan terakhir menjelang persalinan. Karena
itu jangan sampai kekurangan gizi ( Walyani, 2015).
2. Oksigen
Kebutuhan oksigen adalah yang utama pada manusia termasuk
ibu hamil. Berbagai gangguan pernafasan bisa terjadi saat hamil
sehingga akan mengganggu pemenuhan kebutuhan oksigen pada

22
ibu yang akan berpengaruh pada bayi yang dikandung (Walyani,
2015).
Cara untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil perlu
latihan nafas selama hamil, tidur dengan bantal yang lebih tinggi,
makan tidak terlalu banyak, kurangi atau berhenti merokok, dan
konsul kedokter bila ada kelainan atau gangguan seperti asma dan
lain-lain (Walyani, 2015).
3. Pakaian
Meskipun pakaian bukan hal yang berakibat langsung
terhadap kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika
tetap dipertimbangkan beberapa aspek kenyamanan dalam
pakaian. Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang kurang
tepat akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang
mengganggu fisik dan psikologis ibu (Walyani, 2015).
4. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan
dengan eliminasi adalah sering buang air kecil dan konstipasi. 19
Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormon progesterone
yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos salah satunya
otot usus. Selain itu desakan usus oleh pembesaran janin juga
menyebabkan bertambahnya konstipasi (Walyani, 2015).
Tindakan pencegahan yang dilakukan adalah dengan
mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih,
5. Mobilisasi
Ibu hamil boleh melakukan aktifitas fisik biasa selama tidak
terlalu melelahkan. Ibu hamil dianjurkan untuk melakukan
pekerjaan rumah dengan dan secara berirama dengan menghindari
gerakan menyentak, sehingga mengurangi ketegangan tubuh dan
kelelahan (Walyani, 2015).
6. Body Mekanik
Secara anatomi, ligament sendi putar dapat meningkatkan
pelebaran uterus pada ruang abdomen, sehingga ibu akan

23
merasakan nyeri. Hal ini merupakan salah satu ketidaknyamanan
yang dialami ibu hamil.
7. Exercise
Menurut Walyani (2015) tujuan utama persiapan fisik dari
senam hamil sebagai berikut:
a. Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki dan memelihara
fungsi hati
b. Melatih dan menguasai teknik pernapasan
c. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding
perut, otot-otot dasar panggul dan lain-lain.
d. Membentuk sikap tubuh yang sempurna selama kehamilan.
e. Memperoleh relaksasi yang sempurna dengan latihan kontraksi
dan relaksasi.
f. Mendukung ketenangan fisik (Walyani, 2015).

8. Imunisasi
Walyani (2015) menjelaskan imunisasi selama kehamilan
sangat penting dilakukan untuk mencegah penyakit yang dapat
menyebabkan kematian ibu dan janin. Jenis imunisasi yang
diberikan adalah Tetanus Toxoid (TT) yang dapat mencegah
penyakit tetanus. Imunisasi TT pada ibu hamil harus terlebih
dahulu ditentukan status kekebalan/imunisasinya.
9. Traveling
Menurut Walyani (2015) meskipun dalam keadaan hamil,
ibu masih membutuhkan reaksi untuk menyegarkan pikiran dan
perasaan, misalnya dengan mengunjungi objek wisata atau pergi ke
luar kota.
10. Seksualitas
Selama kehamilan normal koitus boleh sampai akhir
kehamilan, meskipun beberapa ahli berpendapat tidak lagi
berhubungan selama 14 hari menjelang kelahiran. Koitus tidak
dibenarkan bila terdapat perdarahan pervaginam, riwayat abortus

24
berulang, abortus, ketuban pecah sebelum waktunya. Pada saat
orgasme dapat dibuktikan adanya fetal bradichardya karena
kontraksi uterus dan para peneliti menunjukkan bahwa wanita
yang berhubungan seks dengan aktif menunjukkan insidensi fetal
distress yang lebih tinggi (Walyani, 2015).
11. Istirahat dan Tidur
Menurut Walyani (2015) kebutuhan istirahat dan tidur ibu
hamil pada malam hari selama 7-8 jam dan siang hari selama 1-2
jam.

2.1.7 Ketidaknyamanan Dan Masalah Serta Cara Mengatasi Ibu


Hamil Trimester Iii
Menurut Widatiningsih dan Dewi (2017) ada beberapa
ketidaknyamanan selama trimester III dan cara mengatasinya yaitu :

Ketidaknyama Dasar Fisiologi Mengatasinya


nan
Nafas Pendek Pengembangan - Postur tubuh yang benar
(60% bumil) difragma terhadang - Tidur dengan bantal ekstra
oeh pembesaran - Hindari makan porsi besar
uterus ; diafagma - Jangan merokok atau hirup
terdorong ke atas Asap
(±4cm). Dapat mereda - Anjurkan berdiri secara
setelah bagian periodik dan angkat tangan
terbawah janin masuk diatas kepala,enarik nafas
PAP panjang
- Laporkan jika gejala
memburuk.
Insomnia Gerakan janin, kejang - Relaksasi
otot, peningkatan - Masase punggung atau
frekuensi miksi, nafas menggosok perut dengan
pendek, atau

25
ketidaknyamanan lain lembut dan ritmik secara
yang diaami melingkar
- Gunakan bantal untuk
menyangga bagian tubuh
saat istirahat/tidur.
- Mandi air hangat
Ginggivitis dan Hipervaskularisasi dan - Makan menu seimbang
epulis hipertropi jaringan dengan protein cukup,
gusi karena stimulisasi - Perbanyak sayuran dan buah
esterogen. Gejala akan - Jaga kebersihan gigi Gosok
hilang spontan dalam gigi dengan lembut
1 sampai 2 bulan
setelah kelahiran.
Peningkatan Penekanan kandung - Kosongkan kandung Kemih
frekuensi miksi kemih oleh bagian frekuensi Miksi kemih oleh
terendah janin bagian terendah janin kemih
secara teratur
- Batasi minum malam hari
Kontraksi Peningkatan intensitas
Braxton Hiks kontraksi uterus
sebagai persiapan
persalinan
Kram kaki Penekanan pada saraf - Kompres hangat diatas otot
kaki oleh yang sakit
pemebesaran uterus, - Dorsofleksikan
rendahnya level kaki hingga spsme hilang
kalsium yang larut - Suplementasi tablet kalsium
dalam serum, atau karbonat atau kalsium
peningkatan fosfor laktat.
dala serum. Dapat
dicetuskan oleh
kelelahan, sirkulasi

26
yang buruk, posisi jari
ekstensi saat
meregangkan kaki
atau berjalan, minum
> 1 liter susu perhari.
Edema pada Dapat disebabkan oleh - Minum air yang cukup
kaki (Nonpiting bendungan sirkulasi untuk memberikan efek
Edema) pada ekstremitas diuretic alai Istirahat
bawah, atau karena dengan kaki dan paha
berdiri atau duduk ditinggikan
lama, postur yang - Cukup latihan fisik
buruk, kurang latihan - Hubungi petugas kesehatan
fisik, pakaian yang jika edema bertambah.
ketat dan cuaca yang
panas.

2.1.8 Tanda Bahaya Trimester III


Sutanto dan Fitriana (2015) menjelaskan tanda bahaya Trimester III
yaitu:
1) Penglihatan Kabur
Penglihatan kabur yaitu masalah visual yang
mengindikasikan keadaan yang mengancam jiwa, adanya
perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, misalnya
pandangan kabur atau ada bayangan. Hal ini karena pengaruh
hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam
kehamilan. Perubahan ringan adalah normal. Perubahan
penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat
dan mungkin suatu tanda dari pre-eklamsia (Sutanto & Fitriana,
2015).
2) Bengkak Pada Wajah dan Jari-Jari Tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan
berlebihan dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari

27
kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan, dan
muka. Bengkak biasanya menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan. Hal ini dapat disebabkan adanya
pertanda anemia, gagal jantung, dan preeklamsia. Gejala anemia
dapat muncul dalam bentuk edema karena dengan menurunnya
kekentalan darah disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin.
Pada darah yang rendah kadar Hbnya, kandungan cairannya lebih
tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya (Sutanto &
Fitriana, 2015).
3) Keluar Cairan Pervaginam
Berupa air-air dari vagina pada trimester 3. Jika keluarnya
cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna putih keruh,
berarti yang keluar adalah air ketuban. Jika kehamilan belum
cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan
komplikasi infeksi intrapartum (Sutanto & Fitriana, 2015). 26
4) Gerakan Janin Tidak Terasa
Ibu hamil mulai merasakan gerakan bayinya pada usia
kehamilan 16-18 minggu pada ibu multigravida dan 18-20 minggu
pada ibu primigravida. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali
dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam) (Sutanto &
Fitriana, 2015). Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh
aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerakan janin tidak
dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan
ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm
(Sutanto & Fitriana, 2015).
5) Nyeri Perut yang Hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan
adalah tidak normal. Nyeri abdomen yang mengindikasikan
mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang
setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan
perdarahan lewat jalan lahir. Nyeri perut ini bisa berarti
appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di

28
luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul,
persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu,
solutio plasenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih
atau infeksi lain (Sutanto & Fitriana, 2015).
6) Perdarahan
Perdarahan antepartum atau perdarahan pada kehamilan
lanjut adalah perdarahan pada trimester dalam kehamilan sampai
dilahirkan. Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal
adalah merah, banyak dan kadang-kadang tapi tidak selalu disertai
rasa nyeri (Sutanto & Fitriana, 2015).

2.2 KONSEP DASAR PERSALINAN (INC)


2.2.1 Pengertian Persalinan
Persalinan merupakan proses pergerakan keluarnya janin,
plasenta, dan membran dari dalam rahim melalui jalan lahir.
Proses ini berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai
akibat kontraksi uterus dengan frekuensi, durasi, dan kekuatan
yang teratur. Mula-mula kekuatan yang muncul kecil, kemudian
terus meningkat sampai pada puncaknya pembukaan serviks
lengkap sehingga siap untuk pengeluaran janin dari rahim ibu
(Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks
dan janin turun ke dalam jalan lahir. Persalina dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehailan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala, tanpa komplikasi baik ibu maupun
janin (Asri & Clervo, 2014). Berdasarkan definisi diatas dapat
disimpulkan bahwa persalinan adalah proses pengeluaran hasil
konsepsi berupa janin, plasenta, dan membran dari dalam rahim
melalui jalan lahir

29
2.2.2 Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan Normal
Ada lima aspek dasar, atau lima benang merah, yang
penting dan saling terkait dalam asuhan persalinan normal yang
bersih dan aman, termasuk Inisiasi Menyusu Dini dan beberapa hal
yang wajib dilaksanakan bidan yaitu:
1) Aspek Pengambilan Keputusan Klinik
Membuat keputusan klinik adalah proses pemecahan masalah
yang digunakan untuk merencanakan asuhan bagi ibu dan bayi
baru lahir. Hal ini merupakan proses sistematik dalam
mengumpulkan data, mengidentifkasi masalah, membuat
diagnosis kerja atau membuat rencana tindakan yang sesuai
dengan diagnosis, melaksanakan rencana tindakan dan
akhirnya mengevaluasi hasil asuhan atau tindakan yang telah
diberikan kepada ibu dan/atau bayi baru lahir (GAVI, 2015).
2) Asuhan Sayang Ibu dan Bayi
Asuhan sayang ibu dan bayi adalah asuhan dengan prinsip
saling menghargai budaya, kepercayaan, dan keinginan sang
ibu. Tujuan asuhan sayang ibu dan bayi adalah memberikan
rasa nyaman pada ibu dalam proses persalinan dan pada masa
pasca persalinan. Salah satu prinsip dasar asuhan sayang ibu
adalah mengikutsertakan suami dan keluarga untuk memberi
dukungan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Asuhan
tersebut bisa mengurangi jumlah persalinan dengan tindakan
(GAVI, 2015).
3) Pencegahan Infeksi
Pencegahan Infeksi mutlak dilakukan pada setiap
melaksanakan pertolongan persalinan, hal ini tidak hanya
bertujuan melindungi ibu dan bayi dari infeksi atau sepsis
namun juga melindungi penolong persalinan dan orang sekitar
ataupun yang terlibat dari terkenanya infeksi yang tidak
sengaja. Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari

30
komponenkomponen lain dalam asuhan sebelum persalinan,
selama dan setelah persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini
harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk
melindungiibu, bayi baru lahir, keluarga, penolong persalinan
dan tena ga kesehatan dari infeksi bakteri, virus dan jamur
(GAVI, 2015).
4) Pencatatan SOAP dan Partograf
Pendokumentasian adalah bagian penting dari proses
membuat keputusan klinik dalam memberikan asuhan yang
diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi (GAVI,
2015). Pendokumentasian SOAP dalam persalinan:
a) Pencatatan selama fase laten kala I persalinan.
b) Dicatat dalam SOAP pertama dilanjutkan dilembar
berikutnya.
c) Observasi denyut jantung janin, his, nadi setiap 30 menit.
d) Observasi pembukaan, penurunan bagian terendah, tekanan
darah, suhu setiap 4 jam kecuali ada indikasi (GAVI, 2015).
Partograf merupakan alat untuk memantau kemajuan
persalinan yang dimulai sejak fase aktif (Mutmainah, Johan &
Llyod, 2017).
5) Rujukan Sistem
Rujukan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan
kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan
tanggung jawab secara timbale balik atas masalah yang timbul
baik secara vertical maupun horizontal ke fasilitas pelayanan
kesehatan yang lebih kompeten (Purwoastuti dan Walyani,
2015).

2.2.3 Sebab – Sebab Mulainya Persalinan


1) Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas
tertentu, setelah melewati batas tertentu, maka akan terjadi

31
kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai (Rohani, Saswita, &
Marisah, 2014).
2) Teori Penurunan Progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28
minggu, di mana terjadi penimbunan jaringan ikat sehingga
pembuluh darah 40 mengalami penyempitan dan buntu. Produksi
progesteron mengalami penurunan sehingga otot rahim lebih
sensitif terhadap oksitosin akibatnya, otot rahim mulai berkontraksi
setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu (Rohani,
Saswita, & Marisah, 2014).
3) Teori Oksitosin Internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis pars posterior.
Perubahan keseimbangan estrogen dan progesteron dapat
mengubah sensitivitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi
Braxton Hicks. Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya
usia kehamilan menyebabkan oksitosin meningkatkan aktivitas
sehingga persalinan dimulai (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
4) Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terdapat ganglion servikale. Bila
ganglion ini digeser atau ditekan oleh kepala janin akan
menimbulkan kontraksi (Mutmainah, Johan & Llyod, 2017).
5) Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur kehamilan
15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga konsepsi dapat dikeluarkan. Prostaglandin dianggap
sebagai pemicu terjadinya persalinan (Rohani, Saswita, & Marisah,
2014)

32
2.2.4 Tahapan Persalinan
1) Kala I (Kala Pembukaan)
Inpartu ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah
karena serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari
pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis
karena pergeseran-pergeseran, ketika serviks mendatar dan
membuka (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan
pembukaan serviks, sehingga mencapai pembukaan lengkap (10
cm). Persalinan kala I dibagi menjadi dua fase, yaitu fase laten
dan fase aktif (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
a) Fase laten, di mana pembukaan serviks berlangsung lambat
dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan secara bertahap sampai pembukaan 3 cm,
berlangsung dalam 7-8 jam (Rohani, Saswita, & Marisah,
2014).
b) Fase aktif (pembukaan serviks 4-10 cm), berlangsung selama
6 jam dan dibagi dalam 3 subfase.
(1) Periode akselerasi: berlangsung selama 2 jam, pembukaan
menjadi 4 cm.
(2) Periode dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam,
pembukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm.
(3) Periode deselerasi : berlangsung lambat, dalam 2 jam
pembukaan jadi 10 cm atau lengkap (Rohani, Saswita, &
Marisah, 2014).

Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi


uterus umumnya meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika
terjadi tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan
berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi penurunan
bagian terbawah janin.

33
Berdasarkan kurve Friedman, diperhitungkan pembukaan
primigravida 1 cm/jam dan pembukaan multigravida 2
cm/jam. Mekanisme membukanya serviks berbeda antara
primigravida dan multigravida. Pada primigravida, ostium
uteri internum akan membuka lebih dulu, sehingga serviks
akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum sudah
sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta
penipisan dan pendataran servkas terjadi dalam waktu yang
sama (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).

2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)


Kala II persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah
lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II
pada primipara berlangsung selama 2 jam dan pada multipara 1
jam (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
Tanda dan gejala kala II yaitu his semakin kuat, dengan
interval 2 sampai 3 menit, ibu merasa ingin meneran
bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan makin
meningkatnya tekanan pada rektum dan/atau vagina, perineum
terlihat menonjol, vulvavagina dan sfingter ani terlihat
membuka, peningkatan pengeluaran lendir dan darah (Rohani,
Saswita, & Marisah, 2014). Diagnosa kala II ditegakkan atas
dasar pemeriksaan dalam yang menunjukkan pembukaan
serviks telah lengkap, terlihat bagian kepala bayi pada introitus
vagina (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).

3) Kala III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan
berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir
(Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).

34
4) Kala IV (Kala Pengawasan)
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua
jam setelah proses tersebut (Rohani, Saswita, & Marisah,
2014).

2.2.5 Tujuan Asuhan Persalinan


1) Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan, dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman
dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi
(Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
2) menjaga kelangsungan hidup dan memberikan derajat kesehatan
yang tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui upaya yang
terintegrasi dan lengkap tetapi dengan intervensi 43 yang
seminimal mungkin agar prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal (Rohani,
Saswita, & Marisah, 2014).
3) Setiap intervensi yang akan diaplikasikan dalam asuhan
persalinan normal harus mempunyai alasan dan bukti ilmiah
yang kuat tentang manfaat intervensi tersebut bagi kemajuan
dan keberhasilan proses persalinan (Rohani, Saswita, &
Marisah, 2014).

2.2.6 Tanda – Tanda Persalinan


Menurut Oktariana (2016) tanda-Tanda Persalinan Sudah Dekat
yaitu :
1) Tanda Lightening
Menjelang minggu ke 36, tanda primigravida terjadi
penurunan fundus uteri karena kepala bayi sudah masuk pintu
atas panggul yang disebabkan : kontraksi Braxton His,
ketegangan dinding perut, ketegangan ligamnetum Rotundum,
dan gaya berat janin dimana kepala ke arah bawah. Masuknya
bayi ke pintu atas panggul menyebabkan ibu merasakan ringan

35
dibagian atas dan rasa sesaknya berkurang, bagian bawah perut
ibu terasa penuh dan mengganjal, terjadinya kesulitan saat
berjalan, sering kencing (follaksuria).
2) Terjadinya His Permulaan
Makin tua kehamilam, pengeluaran estrogen dan
progesteron makin berkurang sehingga produksi oksitosin
meningkat, dengan demikian dapat menimbulkan kontraksi
yang lebih sering, his permulaan ini lebih sering diistilahkan
sebagai his palsu. Sifat his palsu antara lain rasa nyeri ringan
dibagian bawah, datangnya tidak teratur, tidak ada perubahan
pada serviks atau tidak ada tanda-tanda kemajuan persalinan,
urasinya pendek, tidak bertambah bila beraktivitas.
Tanda-Tanda Timbulnya Persalinan (Inpartu)
a) Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat,
sering, dan teratur.
b) Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih
banyak karena robekan kecil pada serviks.
c) Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d) Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan
telah ada.
Kontraksi uterus mengakibatkan perubahan pada serviks,
frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit.

2.2.7 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Persalinan


1) Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir ibu terdiri atas 2 bagian yaitu bagian keras
(tulang panggul) dan bagian lunak (uterus, otot dasar panggul dan
perineum). Panggul tersusun dari 4 buah tulang yaitu 2 buah tulang
oscocsae, 1 tulang os sacrum, 1 tulang os cocsigis (Rohani, Saswita
& Marisah, 2014).
Menurut Walyani dan Purwoastuti (2016) Bidang Hodge
adalah bidang semu sebagai pedoman untuk menentukan kema

36
juan persalinan yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui
pemeriksaan dalam (Vagina Toucher).
Bidang hodge terbagi menjadi empat yaitu :
(a) Bidang Hodge I : bidang setinggi pintu atas panggul yang
dibentuk oleh promontorium, artikulasio sakro iliaka, sayap
sacrum, linea inominata, ramus superior os pubis, tepi atas
simpisis.
(b) Bidang Hodge II : setinggi pintu bawah simpisis pubis, sejajar
dengan bidang hodge I.
(c) Bidang Hodge III : bidang setinggi spina ischiadica, sejajar
dengan hodge I dan hodge II. 45
(d) Bidang Hodge IV : bidang setinggi os kogsigis, sejajar dengan
hodge I, II dan III.
2) Power (tenaga/kekuatan)
Kekuatan yang mendorong janin dalam persalinan adalah
his, kontraksi otot-otot perut, kontraksi diafragma, dan aksi dari
ligamen. Kekuatan primer yang diperlukan dalam persalinan
adalah his, sedangkan sebagai kekuatan sekundernya adalah tenaga
meneran ibu (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
His adalah gelombang kontraksi ritmis otot polos dinding
uterus yang di mulai dari daerah fundus uteri dimana tuba falopi
memasuki dinding uterus, awal gelombang tersebut didapat dari
‘‘pacemaker’’ yang terdapat dari dinding uterus daerah tersebut.
Waktu kontraksi, otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan
sempurna memiliki sifat kontraksi simetris, fundus dominan,
relaksasi (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
a. His Pembukaan kala I
1) His pembukaan serviks sampai terjadi pembukaan lengkap 10
cm.
2) Mulai makin, teratur dan sakit.
b. His Pengeluaran atau His Mengejan (kala II)
1) Sangat kuat, teratur, simetris, terkoordinasi dan lama

37
2) His untuk mengeluarkan janin
3) Koordinasi bersama antara his kontraksi otot perut, kontraksi
diafragma dan ligamen.
c. His Pelepasan Uri (kala III) Kontraksi sedang untuk melepaskan
dan melahirkan plasenta (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
d. His Pengiring (kala IV) Kontraksi lemah, masih sedikit nyeri
(meriang) pengecilan rahim dalam beberapa jam atau hari
(Walyani & Purwoastuti, 2016).
3) Passenger
Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak disepanjang
jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa factor yaitu ukuran
kepala janin, presetasi, letak, sikap dan posisi janin. Plasenta juga
harus melalui jalan lahir ia juga dianggap sebagai penumpang yang
menyertai janin. Waktu persalinan, air ketuban membuka serviks
dengan mendorong selaput janin ke dalam ostium uteri. Bagian
selaput janin di atas ostium uteri yang menonjol waktu terjadi his
disebut ketuban. Ketuban inilahyang membuka serviks (Rohani,
Saswita & Marisah, 2014).
4) Psikis
Banyak wanita normal bisa merasakan kegairahan dan
kegembiraan disaat mereka merasa kesakitan awal menjelang
kelahiran bayinya. Perasaan positif ini berupa kelegaan hati,
seolah-olah pada saat itulah benar-benar terjadi realitas kewanitaan
sejati yaitu munculnya rasa bangga bisa melahirkan anak (Rohani,
Saswita & Marisah,2014). Faktor psikologis meliputi melibatkan
psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual, pengalaman
melahirkan sebelumnya, kebiaasaan adat, dukungan dari orang
terdekat pada kehidupan ibu (Rohani, Saswita & Marisah,2014).
5) Penolong
Menurut Rohani, Saswita dan Marisah (2014), peran dari
penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin dala hal ini

38
tergantung dari kemampuan dan kesiapan penolong dalam
mengahadapi persalinan.

2.2.8 Perubahan Dan Adaptasi Fisiologi Psikologispada


1) Kala I
Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Kala I
a) Tekanan Darah
Tekanan darah meningkat selama terjadinya kontraksi (sistol
ratarata naik) 10-20 mmHg, diastolik naik 5-10 mmHg. Antara
kontraksi, tekanan darah kembali seperti saat sebelum persalinan.
Rasa sakit, takut, dan cemas juga akan meningkatkan tekanan
darah (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
b) Metabolisme
Metabolisme karbohidrat aerob dan anaerob akan meningkat
secara berangsur-angsur disebabkan karena kecemasan dan
aktivitas otot skeletal, penigkatan ini ditandai dengan adanya
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, curah jantung (cardiac
output), pernapasan, dan kehilangan cairan (Rohani, Saswita, &
Marisah, 2014).
c) Suhu Tubuh
Suhu tubuh sedikit meningkat oleh karena adanya peningkatan
metabolisme selama persalinan. Selama da setelah persalinan
akan terjadi peningkatan, jaga agar peningkatan suhu tidak lebih
dari 0,5-1 0C (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
d) Detak Jantung
Berhubungan dengan peningkatan metabolisme, detak jantung
akan meningkat secara dramatis selama kontraksi (Rohani,
Saswita, & Marisah, 2014).
e) Pernapasan
Laju pernapasan terjadi sedikit peningkatan oleh karena terjadinya
peningkatan metabolisme yang dianggap normal, hiperventilasi

39
yang lama dianggap tidak normal dan bisa menyebabkan alkalosis
(Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
f) Ginjal
Poliuri sering terjadi selama proses persalinan, mungkin
dikarenakan adanya peningkatan cardiac output, peningkatan
filtrasi glomerulus, dan peningkatan aliran plasma ginjal.
Proteinuria yang sedikit dianggap normal dalam persalinan
(Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
g) Gastrointestinal
Motilitas lambung dan absorpsi makanan padat secara substansi
berkurang sangat banyak selama persalinan. Selain itu,
berkurangnya pengeluaran getah lambung menyebabkan aktivitas
pencegahan hampir berhenti dan pengosongan lambung menjadi
sangat lambat, cairan tidak berpengaruh dan meninggalkan perut
dalam waktu biasa. Mual dan muntah bisa terjadi sampai ibu
mencapai persalinan kala I (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).
h) Hematologi
Haemoglobin meningkat sampai 1,2gr/100 ml selama persalinan
dan akan kembali sebelum persalinan sehari pascapersalinan,
kecuali terdapat perdarahan postpartum (Rohani, Saswita, &
Marisah, 2014).

2) Kala II
Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Kala II
a) Kontraksi His
pada kala II menjadi lebih terkoordinasi, lebih lama (25 menit),
lebih cepat kira-kira 2-3 menit sekali. Sifat kontraksi uterus
simetris, fundus dominan, diikuti relaksasi (Rohani, Saswita, &
Marisah, 2014).
b) Pergeseran organ dalam panggul
Organ-organ yang ada dalam panggul adalah vesika urinaria,
dua ereter, kolon, uterus, rektum, tuba uterina, uretra, vagina,

40
anus, perineum, dan labia. Pada saat persalinan, peningkatan
hormon relaksin menyebabkan peningkatan mobilitas sendi, dan
kolagen 49 menjadi lunak sehingga terjadi relaksasi panggul.
Hormon relaksin dihasilkan oleh korpus luteum. Karena adanya
kontraksi, kepala janin yang sudah masuk ruang panggul
menekan otot-otot dasar panggul sehingga terjadi tekanan pada
rektum dan secara refleks menimbulkan rasa ingin mengejan,
anus membuka, labia membuka, perineum menonjol, dan tidak
lama kemudian kepala tampak di vulva pada saat his (Rohani,
Saswita, & Marisah, 2014).
c) Ekspulsi janin
1. Ibu merasa ingin mengejan bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
2. Ibu merasakan peningkatan tekanan pada rektum dan
vaginanya.
3. Perineum terlihat menonjol.
4. Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka.
5. Peningkatan pengeluaran lendir dan darah (Rohani, Saswita,
& Marisah, 2014)
3) Kala III
Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Kala III yaitu : Perubahan
fisiologi kala III, otot uterus menyebabkan berkurangnya ukuran
rongga uterus secara tiba-tiba setelah lahirnya bayi. Penyusutan
ukuran rongga uterus ini menyebabkan implantasi plasenta karena
tempat implantasi menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta
tidak berubah. Oleh karena itu plasenta akan menekuk, menebal,
kemudian terlepas dari dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan
turun ke bagian bawah uterus atau bagian atas vagina (Rohani,
Saswita, & Marisah, 2014).
4) Kala IV
Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Kala IV yaitu Selama 10-45
menit berikutnya setelah kelahiran bayi, uterus berkontraksi

41
menjadi ukuran sangat kecil yang mengakibatkan pemisahan antara
dinding uterus dan plasenta, di mana nantinya akan memisahkan
plasenta dari tempat lekatnya. Pelepasan plasenta membuka sinus-
sinus plasenta dan menyebabkan perdarahan. Akan tetapi, dibatasi
sampai rata-rata 350 ml oleh mekanisme sebagai berikut: serabut
otot polos uterus tersusun berbentuk angka delapan mengelilingi
pembuluh-pembuluh darah ketika pembuluh darah tersebut melalui
dinding uterus. Oleh karena itu, kontraksi uterus setelah persalinan
bayi menyempitkan pembuluh darah yang sebelumnya menyuplai
darah ke plasenta (Rohani, Saswita, & Marisah, 2014).

Mekanisme Persalinan:
1) Pada primigravida kehamilan ke 36 minggu kepala mulai masuk
PAP sedangkan pada multigravida pada akhir kehamilan atau
persalinan biasanya sutura sagitalis melintang dengan os parietal
belakang dan depan sejajar, serta mengalami fleksi ringan.
2) Dengan adanya his kepala semakin turun dan fleksi bertambah
dengan ubun-ubun kecil lebih rendag dari ubun-ubun besar.
3) Dengan adanya his kepala semakin turun, kepala menempati PAP os
parietal depan mendapat tahanan dari pinggir atas sympisis sehingga
os parietal belakang lebih rendah dari os parietal depan disebut
dengan asyclitismus posterior.
4) Dengan adanya his kepala semakin turun, tahanan pada os parietal
depan terlepas sehingga os parietal depan dan belakang sejajar
disebut synclitismus.
5) Dengan adanya his kepala semakin turun os parietal belakang dapat
tahanan dari ujung os sacrum sehinggan os parietal depan semakin
rendah dari os pariental belakang sehingga disebut asyclitismus
anterior.
6) Dengan adanya his kepala semakin turun, kepala sampai dipintu
bawah panggul, kepala mengadakan putaran paksi dalam sehingga
ubun-ubun kecil dibawah sympisis.

42
7) Dengan adanya his kepala semakin turun, kepala sampai di dasar
panggul, rectum tertekan, ibu merasa hendak mengedan, anus
membuka, perineum menonjol dan menipis serta vulva membuka.

2.3 Konsep Dasar Nifas (Pnc)


2.3.1 Pengertian
Nifas merupakan sebuah fase setelah ibu melahirkan dengan
rentang waktu kira-kira selama 6 minggu. Masa nifas (puerperium)
dimulai setelah plasenta keluar sampai alat-alat kandungan kembali
normal seperti sebelum hamil (Asih & Risneni, 2016).
Masa Nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya pasenta
sampai alat- alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara
normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
(Walyani & Purwoastuti, 2015).
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpukan bahwa masa nifas
adalah masa pulihnya kembali organ reproduksi setelah melahirkan
seperti sebelum hamil dan membutuhkan waktu selama 6 minggu atau
40 hari.

2.3.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas


Menurut Asih & Risneni (2016), asuhan yang diberikan kepada ibu
nifas bertujuan untuk:
1) Memulihkan kesehatan klien
a) Menyediakan nutrisi sesuai kebutuhan.
b) Mengatasi anemia.
c) Mencegah infeksi dengan memperhatikan kebersihan dan
sterilisasi.
d) Mengembalikan kesehatan umum dengan pergerakan otot
(senam nifas) untuk memperlancar peredaran darah.
2) Mempertahankan kesehatan fisik dan psikologis.
3) Mencegah infeksi dan psikologis.
4) Memperlancar pembentukan dan pemberian ASI.

43
5) Mengajarkan ibu untuk melaksanakan perawatan mandiri sampai
masa nifas selesai
6) Memberikan pendidikan kesehatan dan memastikan pemahaman
serta kepentingan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB, cara
dan manfaat menyusui, pemberian imunisasi serta perawatan bayi
sehat pada ibu dan keluarganya melalui KIE.
7) Memberikan pelayanan keluarga berencana

2.3.3 Tahapan Masa Nifas


Masa nifas dibagi dalam 3 tahap, yaitu:
1) Puerpenium dini (immediate puerperium), yaitu suatu masa
kepulihan dimana ibu diperbolehkan untuk berdiri dan berjalan-
jalan (waktu 0- 24 jam postpartum).
2) Puerpenium intermedial (early puerperium), suatu masa dimana
kepulihan dari organ-organ reproduksi secara menyeluruh selama
kurang lebih 6-8 minggu.
3) Remote puerpenium (late puerperium), waktu yang diperlukan
untuk pulih dan sehat kembali dalam keadaan sempurna secara
bertahap terutama jika selama masa kehamilan dan persalinan ibu
mengalami komplikasi, waktu untuk sehat bisa berminggu-minggu,
bulan bahkan tahun (Walyani & Purwoastuti, 2015).

2.3.4 Kebijakan Program Nasional Masa Nifas


Kebijakan mengenai pelayanan nifas (puerperium) yaitu paling sedikit
ada 4 kali kunjungan pada masa nifas dengan tujuan untuk:
1) Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi
2) Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya
gangguan-gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya
3) Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa
nifas
4) Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu
kesehatan ibu nifas maupun bayinya (Walyani & Purwoastuti, 2017).

44
Berikut ini merupakan aturan waktu dan bentuk asuhan yang wajib
diberikan sewaktu melakukan kunjungan masa nifas :
1) Kunjungan 1 (6-8 jam setelah persalinan).
Tujuannya adalah :
a) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
b) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan, serta
melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.
c) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara
mencegah perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
d) Pemberian ASI awal.
e) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dengan
BBL.
f) Menjaga bayi tetap sehat melalui pencegahan hipotermia.
g) Observasi 2 jam setelah kelahiran jika bidan yang menolong
persalinan (Walyani & Purwoastuti, 2015).

2) Kunjungan 2 (hari ke 6 setelah persalinan).


Tujuannya adalah :
a. Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal,
uterus berkontraksi dengan baik, TFU di bawah pusat,
tidak ada perdarahan abnormal.
b. Menilai adanya tanda-tanda infeksi, demam dan
perdarahan.
c. Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan
cairan serta istirahat yang cukup.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta
tidak ada tanda-tanda kesulitan menyusui.
e. Memberikan konseling tentang asuhan BBL, perawatan
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan lain-lain
(Walyani & Purwoastuti, 2015).

45
3) Kunjungan 3 (hari ke 14 setelah persalinan).
Asuhan pada 2 minggu post partum sama dengan asuhan
yang diberikan pada kunjungan 6 hari post partum (Walyani
& Purwoastuti, 2015).

4) Kunjungan 4 (6 minggu setelah persalinan)


Tujuannya adalah :
a) Menanyakan penyulit-penyulit yang dialami ibu selama
masa nifas.
b) Memberikan konseling KB secara dini (Walyani &
Purwoastuti, 2015).

2.3.5 Perubahan Fisiologis Masa Nifas


1) Perubahan Sistem Reproduksi
a) Uterus Uterus
secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya kembali sebelum hamil. Involusi terjadi karena
masing-masing sel menjadi lebih kecil, karena cytoplasma nya
yang berlebihan dibuang (Walyani & Purwoastuti, 2017).
Involusi disebabkan oleh proses autolysis, pada mana zat
protein dinding rahim pecah, di absorbsi dan kemudian
dibuang dengan air kencing (Walyani & Purwoastuti, 2017).
Sebagai bukti dapat dikemukakan bahwa kadar nitrogen air
kencing sangat tinggi (Walyani & Purwoastuti, 2017).
(1) Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus
1000 gr.
(2) Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba dua jari
bahwa pusat dengan berat uterus 750 gr.
(3) Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba
pertengahan pusat simpisis dengan berat uterus 500 gr.
(4) Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba di
atas simpisis dengan berat uterus 350 gr.

46
(5) Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil
dengan berat uterus 50 gr (Walyani & Purwoastuti, 2017).

b) Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari cavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Lochea tidak lain dari pada sekret
luka, yang berasal dari luka dalam rahim terutama luka plasenta.
Macammacam lochea:
(1) Lochea rubra (cruenta): berisi darah segar dan sisa-sisa
selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo,
dan mekonium, selama 2 hari postpartum.
(2) Lochea sanguinolenta: berwarna kuning berisi darah dan
lendir, hari ke 3-7 postpartum.
(3) Lochea serosa: berwarna kuning tidak berdarah lagi, pada
hari ke 7-14 postpartum.

(4) Lochea alba: cairan putih, setelah 2 minggu.

(5) Lochea purulenta: terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah


berbau busuk.

(6) Lochea statis: lochea tidak lancar keluarnya (Walyani &


Purwoastuti, 2017).

c) Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah
persalinan, ostium eksternal dapat dimasuki oleh 2 hingga 3 jari
tangan, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup (Walyani
& Purwoastuti, 2017).
d) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang
sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa
hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap

47
berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan
vagina kembali 68 kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara
labia menjadi lebih menonjol (Walyani & Purwoastuti, 2017).
e) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi lebih kendur
karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang
bergerak maju. Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap
lebih kendur daripada keadaan sebelum melahirkan (Walyani &
Purwoastuti, 2017).

2) Perubahan Sistem Pencernaan


Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah melahirkan anak.
Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat
pencernaan mendapat tekanan yang menyebabkan colon
menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebihan pada waktu
persalinan (dehidrasi), kurang makan, hemoroid, laserasi jalan
lahir supaya buang air besar kembali teratur dapat diberikan diit
atau makanan yang mengandung serat dan memberikan cairan
yang cukup. Bila usaha ini tidak berhasil dalam waktu 2 atau 3
hari dapat ditolong dengan pemberian huknah atau gliserin spuid
atau diberikan obat laksanan yang lain (Walyani & Purwoastuti,
2017).

3) Perubahan Sistem Perkemihan


Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama.
Kemungkinan terdapat spasine sfingter dan oedema leher buli-
buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara kepala janin
dan tulang pubis selama persalinan. Urine dalam jumlah yang
besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah
melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen

48
yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang
mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang
berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu
(Walyani & Purwoastuti, 2017).

4) Perubahan Sistem Musculoskeletal


Ambulasi pada umumnya dimulia 4-8 jam post partum.
Ambulasi dini sangat membantu untuk mencegah komplikasi
dan mempercepat proses involusi (Walyani & Purwoastuti,
2017).
5) Perubahan Endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam
postpartum. Progesteron turun pada hari ke 3 postpartum. Kadar
prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang (Walyani &
Purwoastuti, 2017).
6) Perubahan Tanda-Tanda Vital
a) Suhu badan
Dua puluh empat jam postpartum suhu badan akan naik
sedikit (37,50C-38,50C) sebagai akibat kerja keras waktu
melahirkan, kehilangan cairan dan kelelahan, apabila keadaan
normal suhu badan akan naik lagi karena ada pembentukan
ASI, buah dada menjadi bengkak, berwarna merah karena
banyaknya ASI bila suhu tidak turun kemungkinan adanya
infeksi pada endometrium, mastitis, praktus, urogenitalis atau
sistem lain. Kita anggap nifas terganggu kalau ada demam
lebih dari 300C pada 2 hari berturutturut pada 10 hari yang
pertama post partum, kecuali hari pertama dan suhu harus
diambil sekurang-kurangnya 4x sehari (Walyani &
Purwoastuti, 2017).
b) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 60-80 kali permenit.
Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi itu akan lebih

49
cepat. Setiap denyut nadi yang akan melebihi 100 adalah
abnormal dan hal ini mungkin disebabkan oleh infeksi atau
perdarahan post partum yang tertunda (Walyani &
Purwoastuti, 2017).
c) Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan
rendah setelah ibu melahirkan karena ada perdarahan.
Tekanan darah tinggi pada post partum dapat menandakan
terjadinya preeklamsi post partum (Walyani & Purwoastuti,
2017).
d) Pernafasan
Keadaan pernafasan selalu berhbungan dengan keadaan suhu
dan denyut nadi. Apabila suhu dan denyut nadi tidak normal
pernafasan juga akan mengikutinya kecuali ada gangguan
khusus pada saluran pernafasan (Walyani & Purwoastuti,
2017).
7) Perubahan Sistem Kardiovaskular
Persalinan pervaginam kehilangan darah sekitar 300-400cc.
Bila kelahiran melalui sectio caesaria kehilangan darah dapat
2x lipat. Perubahan terdiri dari volume darah dan
hemokonsentrasi. Apabila pada persalinan pervaginam
hemokonsentrasi akan naik dan pada sektion caesaria
hemokonsentrasi cenderung stabil dan kembali normal setelah
4-6 minggu (Walyani & Purwoastuti, 2017).
Setelah melahirkan shunt akan hilang dengan tiba-tiba.
Volume darah ibu relatif akan bertambah keadaan ini akan
menimbulkan beban pada jantung dan dapat menimbulkan
dekompensasi kondisi pada penderita vitium cordia. Untuk
keadaan ini dapat diatasi dengan mekanisme kompensasi
dengan timbulnya hemokonsentrasi sehingga volume darah
kembali seperti sedia kala. Umumnya hal ini terjadi pada hari

50
ke 3 sampai hari ke 5 post partum (Walyani & Purwoastuti,
2017).
8) Perubahan Hematologi
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen
dan plasma serta faktor-faktor pembukaan darah meningkat
pada hari pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma
akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dan
peningkatan viskositas sehingga meningkatkan faktor
pembekuan darah. Leukositosis yang meningkat dimana
jumlah sel darah putih dapat mencapai 15.000 selama
persalinan akan tetapi tinggi dalam beberapa hari pertama dari
masa post partum. Jumlah sel darah putih tersebut masih bisa
naik lagi sampai 25.000 atau 30.000 tanpa adanya kondisi
patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosyt akan sangat
bervariasi pada awal-awal masa post partum sebagai akibat
dari volume darah, volume plasenta, dan tingkatan volume
darah yang berubah-ubah. Semua tingkatan ini akan
dipengaruhi oleh status gizi dan hidrasi wanita tersebut. Kira-
kira selama kelahiran dan masa post partum terjadi kehilangan
darah sekitar 200-500 ml. Penurunan volume dan peningkatan
sel darah pada kehamilan diasosiasikan dengan peningkatan
hematokrit dan hemoglobine pada hari ke 3 – 7 post partum
dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu post partum
(Walyani & Purwoastuti, 2017).

2.3.6 Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas


1) Nutrisi dan Cairan
Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, minum sedikitnya 3
liter air setiap hari, pil zat besi harus diminum untuk menambah zat
gizi setidaknya selama 40 hari pasca persalinan (GAVI, 2015).
2) Pemberian Kapsul Vitamin A 200.000 IU

51
Kapsul vitamin A 200.000 IU pada masa diberikan sebanyak dua
kali, pertama segera setelah melahirkan, kedua di berikan setelah
24 jam pemberian kapsul vitamin A pertama (GAVI, 2015).
Manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas yaitu meningkatkan
kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI), bayi lebih kebal
dan jarang kena penyakit infeksi, kesehatan ibu lebih cepat pulih
setelah melahirkan.
3) Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar
secepat mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari
tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk
berjalan. Ibu postpartum sudah diperbolehkan bangun dari tempat
tidur dalam 24– 48 jam postpartum. Early ambulation tidak
diperbolehkan pada ibu postpartum dengan penyulit, misalnya
anemia, penyakit jantung, paruparu, demam dan sebagainya
(GAVI, 2015).
4) Eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil 6 jam postpartum. Jika dalam 8
jam belum dapat berkemih atau sekali berkemih atau belum 74
melebihi 100 cc, maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau
ternyata kandung kemih penuh, tidak perlu menunggu 8 jam
untuk kateterisasi (GAVI, 2015). Ibu postpartum diharapkan
dapat buang air besar setelah hari ke2 postpartum. Jika hari ke-3
belum juga BAB, maka perlu diberi obat pencahar per oral atau
per rektal (GAVI, 2015).
5) Personal Hygiene
Kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi. Anjurkan
ibu untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut dua kali sehari, mencuci
tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelaminnya dan bagi ibu yang mempunyai luka episiotomi
atau laserasi, disarankan untuk mencuci luka tersebut dengan air

52
dingin dan menghindari menyentuh daerah tersebut (GAVI,
2015).
6) Istirahat dan Tidur
Sarankan ibu untuk istirahat cukup. Tidur siang atau beristirahat
selagi bayi tidur (GAVI, 2015). 7) Seksual Ibu diperbolehkan
untuk melakukan aktivitas kapan saja ibu siap dan secara fsik
aman serta tidak ada rasa nyeri (GAVI, 2015).

2.3.7 Respon Orangtua Terhadap Bayi Baru Lahir


1) Bounding Attachmet
Bounding Attachmet adalah sentuhan awal atau kontak kulit antar
ibu dan bayi pada menit-menit pertama sampai beberapa ja
setelah kelahiran bayi (Asih & Risneni, 2016). Bounding
Attachmet terdiri atas beberapa tahap yaitu perkenalan (kontak
mata, meyentuh, berbicara), bounding atau ketertarikan
(peningkatan hubungan kasih sayang dengan keterikatan batin
antara 75 orang tua dan bayi), Attachment (perasaan sayang yang
mengikat antara individu dengan individu lain) (Asih & Risneni,
2016).
2) Respon Ayah dan Keluarga
Reaksi orang tua dan bayi baru lahir berbeda-beda sesuai dengan
reaksi emosi dan pengalaman. Masalah lain juga berpengaruh
seperti jumlah anak dan masalah ekonomi (Purwoastuti &
Walyani, 2015).
3) Sibling Rivalry
Sibling Rivalry adalah adanya rasa persaingan saudara kandung
terhadap kelahiran adiknya. Biasanya hal tersebut terjadi pada
anak dengan usia 2 sampai 3 tahun (Purwoatuti & Walyani,
2015).

2.3.8 Proses Laktasi Dan Meyusui


a. Dukungan Bidan Dalam Pemberian ASI

53
Menurut Purwoastuti dan walyani (2015) dukungan bidan dalam
pemberian ASI yaitu membiarkan bayi bersama ibunya segera
sesudah dilahirkan selama beberapa jam, mengajarkan cara
merawat payudara yang sehat pada ibu untuk mecegah maslah
umum yang timbul, 78 membantu ibu pada waktu pertama kali
menyusui, menempatkan bayi dekat dengan ibunya di kamar
yang sama.
b. Manfaat Pemberian ASI
Menurut Asih dan Risneni (2016), beberapa manfaat pemberian
ASI bagi bayi, ibu, keluarga dan negara yaitu :
a) Manfaat bagi bayi
(1) Komposisi sesuai kebutuhan
(2) Kalori dari ASI memenuhi kebutuhan bayi
(3) ASI megandung zat pelindung
(4) Perkembangan psikomotorik lebih cepat
(5) Menunjang perkembangan kognitif
(6) Menunjang perkembangan penglihatan
(7) Memperkuat ikatan batin antar ibu dan anak
(8) Dasar untuk perkembangan emosi yang hangat
(9) Dasar untuk perkembangan kepribadian yang percaya
diri.

b) Manfaat bagi ibu


(1) Mencegah perdarahan paska persalinan dan mempercepat
kembalinya rahim ke bentuk semula.
(2) Mencegah anemia defisiensi zat besi
(3) Mempercepat ibu kembali ke berat badan semula
(4) Menunda kesuburan
(5) Mengurangi kemungkinan kanker payudara dan kanker
ovarium
c) Manfaat bagi keluarga
(1) Mudah dala proses pemberiannya

54
(2) Mengurangi biaya rumah tangga
(3) Bayi yang mendapat ASI jarang sakit sehingga
mengurangi biaya berobat.
d) Manfaat bagi negara
(1) Penghematan untuk subsidi anak sakit
(2) Penghematan devisa dalam hal pemberian susu formula
(3) Mengurangi polusi
(4) Mendapat sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
e) Tanda Bayi Cukup
ASI Tanda- tanda bayi mendapat cukup ASI menurut
Mansyur dan Dahlan (2014), antara lain:
a) Jumlah buang air kecilnya dalam satu hari paling sedikit 6
kali
b) Warna seni biasanya tidak berwarna kuning pucat
c) Bayi sering BAB berwarna kekuningan berbiji
d) Bayi kelihatannya puas, sewaktu-waktu merasa lapar
bangun dan tidur dengan cukup
e) Bayi sedikit menyusu 10 kali dalam 24 jam
f) Payudara ibu terasa lembut setiap kali selesai menyusui
g) Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI setiap kali
bayi mulai menyusui
h) Ibu dapat mendengar suara menelan yang pelan ketika bayi
menelan ASI
f) Cara Merawat Payudara
Berikut ini kiat masase payudara yang dapat dilakukan pada
hari ke dua usai persalinan, sebanyak 2 kali sehari. Cucilah
tangan sebelum memasase. Lalu tuangkan minyak ke dua
belah telapak tangan secukupnya. Pengurutan dimulai
dengan ujung jari, caranya:
a) Sokong payudara kiri dengan tangan kiri. Lakukan
gerakan kecil dengan dua atau tiga jari tangan kanan,

55
mulai dari pangkal payudara dan berakhir dengan
gerakan spiral pada daerah putting susu.
b) Selanjutnya buatlah gerakan memutar sambil menekan
dari pangkal payudara dan berakhir pada putting susu
diseluruh bagian payudara. Lakukan gerakan seperti ini
pada payudara kanan.
c) Gerakan selanjutnya letakkan kedua telapak tangan di
antara dua payudara. Urutlah dari tengah ke atas sambil
mengangkat kedua payudara dan lepaskan keduanya
perlahan. Lakukan gerakan ini kurang lebih 30 kali
d) Lalu cobalah posisi tangan paralel. Sangga payudara
dengan satu tangan, sedangkan tangan lain mengurut
payudara dengan sisi kelingking dari arah pangkal
payudara ke arah putting susu. Lakukan gerakan ini
sekitar 30 kali. Setelah itu, letakkan satu tangan di
sebelah atas dan satu lagi di bawah payudara. Luncurkan
kedua tangan secara bersamaan kea rah putting susu
dengan cara memutar tangan. Ulangi gerakan ini sampai
semua bagian payudara terkena (Walyani & Purwoastuti,
2017).

g) Cara Menyusui Yang Baik Dan Benar


a) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan
pada puting susu dan aerola sekitarnya. b) Bayi diletakkan
menghadap perut ibu
b) Ibu duduk dikursi yang rendah atau berbaring dengan
santai, bila
duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah (kaki
ibu tidak bergantung) dan punggung ibu bersandar pada
sandaran kursi.

56
c) Bayi dipegang pada bahu dengan satu lengan, kepala bayi
terletak pada lengkung siku ibu (kepala tidak boleh
menengadah, dan bokong bayi ditahan dengan telapak tangan)
d) Satu tangan bayi diletakkan pada badan ibu dan satu
didepan
e) Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi menghadap
payudara
f) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus
g) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang
h) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang lain
menopang dibawah
i) Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan cara
(1) Menyentuh pipi bayi dengan puting susu atau
(2) menyentuh sisi mulut bayi
j) Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi
diletakkan ke payudara ibu dengan puting serta aerolanya
dimasukkan ke mulut bayi
k) usahakan sebagian besar aerola dapat masuk kedalam mulut
bayi sehingga puting berada dibawah langit-langit dan lidah
bayi akan menekan ASI keluar
l) setelah bayi mulai menghisap payudara tidak perlu dipegang
atau disanggah.
m) Melepas isapan bayi Setelah selesai menyusui, ASI
dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada putting susu dan
aerola sekitar dan biarkan kering dengan sendirinya untuk
mengurangi rasa sakit. Selanjutnya sendawakan bayi tujuannya
untuk mengeluarkan udara dari lambung supaya bayi tidak
muntah (gumoh) setelah menyusui (Walyani & Purwoastuti,
2017).

g) Cara menyedawakan bayi :


(1) Bayi dipegang tegak dengan bersandar pada bahu ibu kemudian

57
punggungnya ditepuk perlahan-lahan
(2) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu, kemudian punggungnya
ditepuk perlahan-lahan (Walyani & Purwoastuti, 2017).

2.3.9 Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Masa Nifas


Setelah proses persalinan selesai bukan berarti tugas dan
tanggung jawab seorang bidan terhenti, karena asuhan kepada ibu
harus dilakukan secara komprehensif dan terus menerus, artinya
selama masa kurun reproduksi seorang wanita harus mendapatkan
asuhan yang berkualitas dan standar, salah satu asuhan
berkesinambungan adalah asuhan ibu selama masa nifas, bidan
mempunyai peran dan tanggung jawab antara lain:
1) Memberikan dukungan secara berkesinambungan selama masa
nifas sesuai dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi
ketegangan fisik dan psikologis selama masa nifas (Asih &
Risneni, 2016).
2) Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
(Asih & Risneni, 2016).
3) Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan
rasa nyaman (Asih & Risneni, 2016).
4) Membuat kebijakan, perencanaan program kesehatan yang
berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak, serta mampu
melakukan kegiatan administrasi (Asih & Risneni, 2016).
5) Mendeteksi komplikasi dan perluhnya rujukan (Asih & Risneni,
2016).
6) Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai
cara mencegah perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan yang
aman (Asih & Risneni, 2016). 64
7) Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan
data, menetapkan diagnosa dan rencana tindakan serta
melaksanakannya untuk mempercepat proses pemulihan,

58
mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan
bayi selama periode nifas (Asih & Risneni, 2016).

2.4 KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR (BBL)


2.4.1 Pengertian
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500
gram sampai dengan 4000 gram dan tanpa tanda – tanda asfiksia dan
penyakit penyerta lainnya (Noordiati, 2018).
Menurut Saifuddin (2014) bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu
keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur kehamnilan 37-42
minggu, lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara
spontan tanpa gangguan, menangis kuat, napas secara spontan dan
teratur, berat badan antara 2.500-4.000 gram serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterine ke kehidupan
ekstrauterin. Bayi baru lahir adalah hasil konsepsi ovum dan
spermatozoon dengan masa gestasi memungkinkan hidup di luar
kandungan. Tahapan bayi baru lahir yaitu umur 0 sampai 7 hari disebut
neonatal dini dan umur 8 sampai 28 hari disebut neonatal lanut
(Maternity, Anjany & Evrianasari, 2018).
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir dengan usia kehamilan aterm (37-42
minggu) dan berat badan normal (2.500 gram-4000 gram).

2.4.2 Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir Normal


Menurut Maternity, Anjany dan Evrianasari (2018), ciri-ciri bayi
baru lahir normal antara lain:
1. Berat badan : 2500 – 4000 gram.
2. Panjang badan lahir : 48 – 52 cm.
3. Lingkar kepala : 33 – 35 cm.
4. Lingkar dada : 30 – 38 cm.

59
5. Bunyi jantung : 120-160 x/menit.
6. Pernafasan : 40-60 x/menit.
7. Kulit kemerahan dan
8. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna.
9. Kuku telah agak panjang dan lepas.
10.Genetalia jika perempuan labia mayora telah menutupi labia
minora, jika laki-laki testis telah turun, skrotum sudah ada.
11. Refleks hisap dan menelan telah terbentuk dengan baik.
12. Refleks morrrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah
baik.
13. Refleks graps atau menggemgam sudah baik.
14. Eliminasi baik, urine dan mekonium akan keluar dalam 24 jam.
Mekonium berwarna hitam kecoklatan.

2.4.3 Adaptasi Pada Bbl


1. Adaptasi Fisik
a) Perubahan Pada Sistem Pernafasan
Perkembangan sistem pulmonar pada bayi yaitu pada umur 24
hari bakal paru-paru sudah terbentuk, 26 sampai 28 hari bakal
bronchi membesar, 6 minggu dibentuk segmen bronchus, 12
minggu diferensiasi lobus, 24 minggu dibentuk alveolus, 28
minggu dibentuk surfaktan, 34 sapai 36 minggu surfaktan
matang. Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa
mengembangkan sistem alveoli. Selama dalam uterus janin
mendapat oksigen dari 53 pertukaran gas melalui plasenta.
Setelah lahir pertukaran gasmelalui paru–paru bayi (Armini,
Sriasih, Marhaeni, 2017).
b) Rangsangan Untuk Gerak Pernafasan
Menurut Legawati (2018) Rangsangan gerakan pertama terjadi
karena beberapa hal berikut:
(1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir
(stimulasi mekanik).

60
(2) Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCo2 merangsang
kemoreseptor
yang terletak di sinus karotikus (stimulasi kimiawi).
(3) Rangsangan dingin di daerah muka dan perubahan suhu di
dalam uterus (stimulasi sensorik).
(4) Reflek deflasi hering
c) Upaya Pernafasan Bayi Pertama
Upaya nafas pertama bayi berfungsi untuk megeluarkan cairan
dalam paru dan mengembangkan jaringan alveoli paru untuk
pertama kali. Untuk mendapatkan fungsi alveol harus terdapat
surfaktan yang cukup dan aliran darah melalui paru. Surfaktan
megurangi tekanan permukaan dan membantu menstabilkan
dinding alveoli pada akhir persalinan sehingga tidak kolaps
(Noordiati, 2018).
d) Perubahan Pada Sistem Kardiovaskuler
Setelah bayi lahir paru akan berkembang menyebabkan
tekanan arteriol dalam paru berkurang. Tekanan dalam jantung
kanan turun sehingga tekanan jantung kiri lebih besar yang
mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional.
Oleh karena itu tekanan dala paru turun dan tekanan dalam
aorta desenden naik dan karena rangsangan biokimia duktus
arterious berobliterasi ini terjadi pada hari pertama (Armini,
Sriasih, Marhaeni, 2017).

e) Perubahan Pada Sistem Termoregulasi


Menurut Noordiati (2018) menjelaskan empat kemungkinan
mekanisme yang dapat menyebabkan bayi baru lahir
kehilangan panas tubuhnya.
(1) Konduksi
Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda sekitarnya yang
kontak langsung dengan tubuh bayi. Contohnya menimbang

61
bayi tanpa alas timbanga, tangan penolong yang dingin
langsung memegang BBL, meggunakan stetoskop dingin
untuk pemeriksaan BBL.
(2) Evaporasi
Panas hilang melalui proses penguapan yang bergantung
pada kecepatan dan kelembapan udara (perpindahan panas
dengan cara mengubah cairan menjadi uap). Contohnya
tidak segera mengeringkan bayi setelah lahir, tidak
mengeringkan bayi setelah mandi.
(3) Konveksi
Panas hilang dari tubuh bayi ke udara sekitarnya yang
sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung
pada kecepatan dan suhu udara). Contohnya membiarkan
bayi dekat jendela, membiarkan BBL di ruangan yang
terpasang kipas angin.
(4) Radiasi
Panas dipncarkan dari BBL keluar tubuhnya ke lingkungan
yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang
mempunyai suhu berbeda). Contohnya membiarkan bayi di
ruangan yang memiliki AC.
f) Perubahan Pada Sistem Renal
Ginjal sangat penting dalam kehidupan janin, kapasitasya kecil
hingga setelah lahir. Urine bayi encer, berwarna
kekuningkuningan dan tidak berbau. Warna cokelat
disebabkan oleh lendir bekas membrane mukusa dan udara
asam akan hilang setelah bayi banyak minum. Urine pertama
kali di buang saat lahir dan dalam 24 jam dan akan semakin
sering dengan banyak cairan (Noordiati, 2018).
g) Perubahan Pada Sistem Gastrointestinal
Kemampuan bayi cukup bulan menerima dan menelan
makanan terbatas, hubungan esofagus bawah dan lambung
belum sempurna, sehingga mudah gumoh tertama bayi baru

62
lahir dan bayi muda. Kapasitas lambung terbatas kurang dari
30 cc untuk bayi cukup bulan. Usus masih belum matang
sehingga tidak mampu melindungi diri dari zat berbahaya,
kolon bayi baru lahir kurang efisien dalam mempertahankan
air sehingga bahaya diare menjadi serius pada bayi baru lahir
(Noordiati, 2018).
h) Perubahan Pada Sistem Hepar
Segera setelah lahir hati menunjukkan perubahan kimia dan
morfologis yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan kadar
lemak serta glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang,
walaupun memakan waktu agak lama (Armini, Sriasih,
Marhaeni, 2017).
i) Perubahan Pada Sistem Imunitas
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang sehingga
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas
matang meyebabkan kekebalan alami dan buatan. Kekebalan
alami terdiri dari struktur tubuh yang mencegah dan
meminimalkan infeksi misalnya perlindungan oleh kulit
membran mukosa, fungsi saringan saluran gas, pembentukan
koloni mikroba oleh kulit dan usus dan perlindungan kimia
oleh asam lambung (Noordiati, 2018).
j) Perubahan Pada Sistem Integumen
Lailiyana dkk (2016) menjelaskan bahwa semua struktur kulit
bayi sudah terbentuk saaat lahir, tetapi masih belum matang.
Epidermis dan dermis tidak terikat dengan baik dan sangat
tipis. Verniks kaseosa juga berfungsi dengan epidermis dan
berfungsi sebagai lapisan pelindung. Kulit bayi sangat sensitif
dan mudah mengalami kerusakan. Bayi cukup bulan
mempunyai kulit kemerahan (merah daging) beberapa setelah
lahir, setelah itu warna kulit memucat menjadi warna normal.
Kulit sering terlihat berbecak, terutama didaerah sekitar
ekstremitas. Tangan dan kaki terlihat sedikit sianotik. Warna

63
kebiruan ini, akrosianois, disebabkan ketidakstabilan
vasomotor, stasis kapiler, dan kadar hemoglobin yang tinggi.
Keadaan ini normal, bersifat sementara, dan bertahan selama 7
sampai 10 hari, terutama bila terpajan udara dingin.
k) Perubahan Pada Sistem Reproduksi
Perubahan sistem reproduksi pada bayi laki-laki akan terlihat
rugae (garis-garis lipatan yang meonjol) pada skrotum, kedua
belah testis sudah mengalami desensus ke dalam skrotum,
meatus uretra pada ujung penis normal, preputium melekat
pada glanspenis, panjang penis sekitar 2cm, refleks kremaster
di temukan (MSN & Saputra, 2014).
l) Perubahan Pada Sistem Skeletal
Lailiyana dkk (2016) menjelaskan pada bayi baru lahir arah
pertumbuhan sefalokaudal pada pertumbuhan tubuh terjadi
secara keseluruhan. Kepala bayi cukup bulan berukuran
seperempat panjang tubuh. Lengan sedikit lebih panjang
daripada tungkai. Wajah relatif kecil terhadap ukuran
tengkorak yang jika dibandingkan lebih besar dan berat.
Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami distorsi akibat
molase (pembentukan kepala janin akibat tumpang tindih
tulang-tulang kepala).
m) Perubahan Pada Sistem Neuromuskuler
Menurut MSN dan Saputra (2014), ada beberapa refleks pada
bayi baru lahir yaitu :
(1) Reflek menghisap (sucking reflex)
Gerakan meghisap dimulai ketika putting susu ibu di
tempatkan di dalam mulut neonatus.
(2) Reflek menelan (Swallowing Reflex)
Neonatus akan melakukan gerakan menelan ketika pada
bagian posterior lidahnya di teteskan cairan, gerakan ini
harusterkoordinasi dengan gerakan pada reflek menghisap
(3) Reflek morrow

64
Ketika neonatus diangkat dari boks bayi dan secara tiba-
tiba diturunkan tungkainya akan memperlihatkan gerakan
ekstensi yang simetris dan diikuti oleh gerakan abduksi.
(4) Reflek mencari (rooting reflex)
Reflex mencari sumber rangsangan, gerakan
neonatusmenoleh ke arah sentuhan yang dilakukan pada
pipinya.
(5) Refleks leher yang tonic (tonic neck reflex)
Sementara neonatus dibaringkan dalam posisi telentang
dan kepalanya ditolehkan ke salah satu sisi, maka
ekstremitas pada sisi homolateral akan melakukan gerakan
ekstensi sementara ekstremmitas pada sisi kontralateral
melakukan gerakan fleksi.
(6) Refleks babinski
Goresan pada bagian lateral telapak kaki di sisi jari
kelingking ke arah dan menyilang bagian tumit telapak
kaki dan akan membuat jari-jari kaki bergerak
mengembang ke arah atas.
(7) Palmar graps
Penempatan jari tangan kita pada telapak tangan neonatus
akan membuatnya menggenggam jari tangan tersebut
dengan cukup kuat sehingga dapat menarik neonatus ke
dalam posisi duduk.

(8) Stepping Refleks


Tindakan mengangkat neonatus dalam posisi tubuh yang
tegak dengan kedua kaki menyentuh permukaan yang
rataakan memicu gerakan seperti menari.
(9) Reflek terkejut
Bunyi yang keras seperti bunyi tepukan tangan akan
menimbulkan gerakan abduksi lengan dan fleksi siku.

65
(10)Tubuh melengkung (trunk incurvature)
Ketika sebuah jari tangan pemeriksa menelusuri bagian
punggung neonatus di sebelah lateral tulang belakang
maka badan neonatus akan melakukan gerakan fleksi dan
pelvis berayun ke arah sisi rangsangan.
2) Adaptasi Psikologis
a) Reaktivitas
(The First Period Reactivity) Dimulai pada masa
persalinan dan Berakhir 30 menit setelah bayi lahir. Selama
periode ini detak jantung cepat dan pulsasi tali pusat jelas.
Selama periode ini setiap usaha harus dibuat untuk
mudahkan kontak bayi degan ibu (Armini, Sriasih,
Marhaei, 2017).

b) Fase Tidur (The Period of Unresponsive Sleep)

Fase ini berlangsung selama 30 menit sapai 2 jam


persalinan. Tingkat pernapasan menjadi lebih labat. Bayi
dala keadaan tidur, suara usus muncul tapi berkurang. Jika
mungkin, bayi tidak diganggu untuk pengujian utama dan
jangan memandikannya. Selama masa tidur memberikan
kesempatan pada bayi untuk memulihkan diri dari proses
persalinan dan periode transisi ke kehidupan di luar uterine
(Armini, Sriasih, Marhaeni, 2017).

c) Reaktivitas 2 (The Second Periode Of Reactivity)


Periode berlangsung selama 2 sampai 6 jam setelah
persalinan. Jantung bayi labil dan terjadi perubahan warna
kulit yang berhubungan dengan stimulus lingkungan.
Pemberian makan awal penting dalam pencegahan
hipoglikemia dan stimulasi pengeluaran kotoran dan
pencegahan penyakit kuning. Pemberian makan awal juga

66
menyediakan kolonisasi bakteri isi perut yang mengarahkan
pembentukan vitamin k oleh traktusintestinal (Armini, Sriasih,
Marhaeni, 2017).

2.4.4 Kebutuhan Bbl


1. Kebutuhan Fisik BBL
a) Nutrisi
Legawati (2018) menganjurkan berikan ASI sesering
mungkin sesuai keinginan ibu (jika payudara penuh) dan tentu
saja ini lebih berarti pada menyusui sesuai kehendak bayi atau
kebutuhan bayi setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam),
bergantian antara payudara kiri dan kanan. Seorang bayi yang
menyusu sesuai permintaannya bisa menyusu sebanyak 12-15
kali dalam 24 jam.

b) Cairan dan Elektrolit

Menurut Legawati (2018) air merupakan nutrien yang


berfungsi menjadi medium untuk nutrien yang lainnya. Air
merupakan kebutuhan nutrisi yang sangat penting mengingat
kebutuhan air pada bayi relatif tinggi 75-80 % dari berat badan
dibandingkan dengan orang dewasa yang hanya 55-60 %. Bayi
baru lahir memenuhi kebutuhan cairannya melalui ASI. Segala
kebutuhan nutrisi dan cairan didapat dari ASI.

c) Personal Higiene
Menurut Legawati (2018) menjelaskan memandikan
bayi baru lahir merupakan tantangan tersendiri bagi ibu
baru. Ajari ibu, jika ibu 60 masih ragu untuk memandikan
bayi di bak mandi karena tali pusatnya belum pupus, maka
bisa memandikan bayi dengan melap seluruh badan dengan
menggunakan waslap saja. Yang penting siapkan air

67
hangat-hangat kuku dan tempatkan bayi didalam ruangan
yang hangat tidak berangin. Lap wajah, terutama area mata
dan sekujur tubuh dengan lembut. Jika mau menggunakan
sabun sebaiknya pilih sabun yang 2 in 1, bisa untuk keramas
sekaligus sabun mandi. Keringkan bayi dengan cara
membungkusnya dengan handuk kering.
2. Kebutuhan Kesehatan Dasar
a) Pakaian
Pakaikan baju ukuran bayi baru lahir yang berbahan
katun agar mudah menyerap keringat. Sebaiknya bunda
memilih pakaian berkancing depan untuk memudahkan
pemasangan pakaian. Jika suhu ruangan kurang dari 25ºC
beri bayi pakaian dobel agar tidak kedinginan. Tubuh bayi
baru lahir biasanya sering terasa dingin, oleh karena itu
usahakan suhu ruangan tempat bayi baru lahir berada di
27ºC. Tapi biasanya sesudah sekitar satu minggu bayi baru
lahir akan merespon terhadap suhu lingkungan sekitarnya dan
mulai bisa berkeringat (Noordiati, 2018).
b) Sanitasi
Lingkungan Bayi masih memerlukan bantuan orang tua
dalam mengontrol kebutuhan sanitasitasinya seperti
kebersihan air yang digunakan untuk memandikan bayi,
kebersihan udara yang segar dan sehat untuk asupan oksigen
yang maksimal (Noordiati, 2018).

c) Perumahan
Kebersihan rumah juga tidak kalah terpenting. Bayi harus
terbiasa dengan sinar matahari namun hindari dengan
pancaran langsung sinar matahari dipandangan matanya. Yang
paling utama keadaan rumah bisa di jadikan sebagai tempat
bermain yang aman dan menyenangkan untuk anak (Legawati,
2018).

68
3) Kebutuhan Psikososial
a) Kasih Sayang ( Bounding Attachmet )
Ikatan antara ibu dan bayinya telah terjadi sejak masa
kehamilan dan pada saat persalinan ikatan itu akan semakin
kuat. Bounding merupakan suatu hubungan yang berawal dari
saling mengikat diantara orangtua dan anak, ketika pertama
kali bertemu. Attachment adalah suatu perasaan kasih sayang
yang meningkat satu sama lain setiap waktu dan bersifat unik
dan memerlukan kesabaran. Hubungan antara ibu dengan
bayinya harus dibina setiap saat untuk mempercepat rasa
kekeluargaan. Kontak dini antara ibu, ayah dan bayi disebut
Bounding Attachment melalui touch/sentuhan (Legawati,
2018).
b) Rasa Aman
Rasa aman anak masih dipantau oleh orang tua secara
intensif dan dengan kasih sayang yang diberikan, anak merasa
aman (Noordiati, 2018).
c) Harga Diri
Dipengaruhi oleh orang sekitar dimana pemberian kasih
sayang dapat membentuk harga diri anak. Hal ini bergantung
pada pola asuh, terutama pola asuh demokratis dan kecerdasan
emosional (Noordiati, 2018). d) Rasa Memiliki Didapatkan
dari dorongan orang di sekelilingnya (Noordiati, 2018)

2.5 Konsep Manajemen Kebidanan


Proses manajemen terdiri dari 7 langkah varney yang terutama dimana
setiap langkah disempurnakan secara priodik. Proses ini dimulai dengan
mengumpulkan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Langkah tersebut adalah
2.5.1 Pengumpulan Data

69
Pengumpulan data dasar untuk mengevaluasi keadaan pasien.
Dimana dalam data dasar ini tercatat riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan panggul. Sesuai dengan kebutuhan dan
memperhatikan catatan RS sebelumnya, dan data laboratorium serta
membandingkan dengan hasil studi.

2.5.2 Interpretasi Data


Dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah, diagnosa
dan kebutuhan klien berdasarkan inteprestasi atas data yang telah
dikumpulkan. Masalah sering menyertai diagnosa dan diagnosa
ditegakkan dalam lingkungan hidup praktek kebidanan dan
meempengaruhi standar momenklatur diagnosa kebidanan. Diagnosa
kebidanan yang ditegakkan bidan dalam lingkungan praktek bidan.

Standar nomenklatur yaitu:


a. Diakui telah disahkan oleh profesi
b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan
c. Memiliki ciri khas kebidanan
d. Didukung oleh judgement dalam lingkup praktik kebidanan
e. Dapat diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan
a) Diagnosa Ibu Hamil :
a. Hamil/Tidak
b. Primipara/Multipara
c. Usia kehamilan
d. Anak Hidup/Mati
e. Tunggal/Ganda
f. Ekstraterin/Intrauterine
g. Keadaan/Letak Janin
h. Keadaan Jalan Lahir
i. Keadaan Umum Ibu dan Janin
b) Diagnosa Ibu Bersalin :
a. Inpartu
b. Primipara/Multipara

70
c. Fase Laten/Aktif Persalinan
d. Ketuban
e. Keadaan Umum Ibu dan Janin

c) Diagnosa Ibu Nifas :

a. Nifas Hari Ke
b. Lochea
c. Kontraksi Uterus
d. Tinggi Fundus Uteri
e. Keadaan Umum Ibu
d) Diagnosa Bayi Baru Lahir :
a. Bayi Baru Lahir Normal/Tidak
b. Spontan/Tidak
c. Menangis (Kuat/Sedang/Lemah/Tidak Menangis)
d. Gerakan Aktif/Tidak Aktif/Tidak Bergerak
e. Warna Kulit Kemerahan/Pucat

2.5.3 Masalah Potensial


Mengidentifikasi masalah/diagnosa potensial berdasarkan
rangkaian masalah dan diagnosa yang terbaru. Langkah ini
membutuhkan antisipasi pemecehan bila memungkinkan dilakukan
sambil mengamati bila hal terbaru benar-benar terjadi.

2.5.4 Tindakan Segera/Kolaborasi


Apabila ditemui data yang mengidentifikasi situasi
kegawatdaruratan diamana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak (misalnya: pendarahan,
nilai Apgar yang rendah). Indikasi ini di dapat dari data yang
mengharuskan bidan untuk melakukan tindakan segera berupa
konsultasi, kolaborasi atau merujuk berdasarkan kondisi pasien.

2.5.5 Perencanaan

71
Langkah ini merupakan lanjutanb/diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Rencana ini dilihat dari kondisi
pasien atau setiap masalah yang berkaitan tentang apa yang terjadi
berikutnya, apakah dibutuhkan penyuluhan, konseling dan rujukan
untuk masalah sosial, ekonomi, kultural atau masalah psikologis
yang diperlukan. Setiap rencana asuhan harus disetujui oleh kedua
belah pihak agar dapat dilaksanakan secara efektif dan
merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan
rencana bersama klien.

2.5.6 Penatalaksanaan
Perencanaan bila dilakukan seluruhnya oleh bidan atau
sebagian lagi oleh klien atau tim kesehatan lainnya. Dalam situasi
dimana bidan beerkolaborasi dengan dokter untuk menangani klien
yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam
manajemen asuhan terhadap klien tetap bertanggungjawab terhadap
terlaksananya rencana asuhan.

2.5.7 Evaluasi
Dilakukan untuk pengecekan keberhasilan dan
keefektifitasan dari asuhan yang telah diberikan. Evaluasi
meliputi : apakah kebutuhan terpenuhi dan mengatasi diagnosa dan
masalah yang telah diidentifikasi (Artika,Y. 2016)

72
BAB III

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “S”


G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU DI BPM DESWARNI
JAMHUR,S.KM,M.Kes

Tanggal 28 MEI 2022, Pukul : 19.30 WIB

I. PENGUMPULAN DATA :
A. Identitas / Biodata :
1. Nama Ibu : Ny. “S”
2. Umur : 23 Tahun
3. Suku / Kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT
7. Alamat : SAWAH TALUK

1. Nama Suami : Tn.”H”


2. Umur : 25 Tahun
3. Suku / Kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : Petani
7. Alamat : SAWAH TALUK

B. Anamnesa (Data Subjektif) :


Tanggal Anamnesa : 28 MEI 2022

1. Alasan Kunjungan :
*
Pertama
Rutin
Ada Keluhan

2. Keluhan Utama :Sakit Pinggang dan nyeri ari-


ari hilang timbul
3. Riwayat Menstruasi :
a. Haid Pertama : 12 tahun
b. Siklus : 28 hari
c. Banyaknya : 2-3 kali ganti duk
d. Lamanya : 4-7 hari
e. Teratur / Tidak : teratur
f. Sifat Darah : kental
g. Warna Darah : merah pekat
h. Disminorhoea : ada pada awal menstruasi
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :
G:1 P:0 A:0 H:0

Tempa Penolo Bayi Nifas


Tgl Usia Jenis
N t ng BB /
Lahir / Kehami Persali Kead Lacta Kead
o. Persali Persali PB /
Umur lan nan aan si aan
nan nan JK

1. Ini

Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi :

Alat Kontrasepsi yang dipakai :tidak ada

75
Berapa Lama Pemakaian Alat Kontrasepsi :tidak ada

5. Riwayat Kehamilan Sekarang :


a. Hari Pertama Haid Terakhir : 23-08-2022
b. Tafsiran Persalinan : 30-05-2022
c. Keluhan : Trimester I : mual, muntah
Trimester II : Tidak ada

Trimester III : Tidak ada

d. Pergerakan Anak Pertama Kali : ada pada kehamilan minggu


ke-20
e. Bila Pergerakan Sudah Terasa, Pergerakan 24 Jam terakhir :
< 10 x 10 – 20 x * > 20 x

f. Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan frekuensi :


< 15 “ * > 15 “

g. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan) :


- Rasa lelah : Tidak Ada
- Mual dan Muntah yang lama : Tidak Ada
- Nyeri Perut : Tidak Ada
- Panas dan Menggigil : Tidak Ada
- Sakit Kepala Berat : Tidak Ada
- Penglihatan Kabur : Tidak Ada
- Rasa Nyeri / Panas Waktu BAK : Tidak Ada
- Rasa Panas Pada Vulva / Vagina : Tidak Ada
- Pengeluaran Cairan Pervaginam : Tidak Ada
- Nyeri, Kemerahan, Tegang Pada : Tidak Ada
Tungkai

- Edema : Tidak Ada

76
6. Pola Kebiasaan sehari-hari :
a. Biologis :
- Nutrisi : - Menu makanan sehari-hari :

 Pagi : 1 piring lontong+ susu ibu hamil


 Siang : I piring nasi+1 potong ikan+1/2
mangkok sayur bayam
 Malam : I/2 piring nasi+1 potong ikan+1/2
mangkok sayur bayam
- Minum : 12 gelas/hari

Perubahan Makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll) : ada


pada kehamilan minggu ke 1-3

- Eliminasi :

BAK :

 FrekuensI : 3-5x/hari
 Warna : kuning jernih
BAB :

 Konsistensi : lembek
 Frekuensi : 2-3x/minggu
- Aktifitas :

Senam Hamil : ada tapi jarang

Istirahat (tidur siang, tidur malam) : (siang, ½-1 jam/hari)


(malam, 6-8 jam/hari)

Pekerjaan : tidak ada

- Higiene :

Mandi : 2x/hari

77
Ganti Pakaian : 2-3x/hari

Kebersihan Ibu : bersih

- Kebiasaan Ibu yang lain :

Merokok : Tidak Ada

Minum Alkohol : Tidak Ada

Minum Obat tanpa pengawasan : Tidak Ada

- Seksualitas Selama Kehamilan :

Frekuensi : 1-2x/minggu

- Sosial Budaya :

Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan :


tidak ada

b. Psikologis :
 Perasaan Ibu dan Keluarga terhadap kehamilan : senang
 Hubungan Ibu dengan Suami dan Keluarga : baik
c. Sosial Ekonomi : mencukupi kebutuhan sehari-hari
Spiritual : ibu menjalani ibadah seperti
biasanya

7. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita :


a. Jantung : Tidak Ada
b. Ginjal : Tidak Ada
c. Asma : Tidak Ada
d. TBC Paru : Tidak Ada
e. Hepatitis : Tidak Ada
f. Diabetes Melitus : Tidak Ada
g. Dan Lain – lain : Tidak Ada
8. Riwayat Penyakit Keluarga :
a. Jantung : Tidak Ada

78
b. Hipertensi : Tidak Ada
c. Diabetes Melitus : Tidak Ada
d. Keturunan Kembar : Tidak Ada
9. Perilaku Kesehatan :
a. Merokok : Tidak Ada
b. Minum Alkohol : Tidak Ada
c. Obat – obatan : Tidak Ada
10. Riwayat Sosial :
a. Perkawinan : pertama
b. Kehamilan Ini : diterima
c. Perasaan Tentang Kehamilan Ini : senang
d. Status Perkawinan : sah
e. Kawin : 1x

C. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif) :


1. Status Emosional : CMC
2. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 110/70
b. Denyut Nadi : 80X/menit
c. Pernafasan : 22x/menit
d. Suhu : 36,5` C
e. BB Sebelum Hamil : 49 kg
f. BB Sekarang : 56 kg
g. Tinggi Badan : 147 cm
h. LLA : 23 cm
3. Pemeriksaan Khusus (Obstetri) :
a. Inspeksi (Periksa Pandang) :
- Jalan : baik
- Bentuk Badan : lordosis
- Rambut : hitam, bersih, tidak ada
ketombe
- Mata :

79
 Conjungtiva : tidak anemis
 Skelera : tidak ikterik
- Muka :
 Cloasma Gravidarum : tidak ada
 Edema : tidak ada
- Mulut :
 Caries : tidak ada
 Hygiene : tidak ada
 Stomatistis : tidak ada
- Leher :
 Kelenjer Tiroid : tidak ada pembengkakan
 Kelenjer Limfe : tidak ada pembengkakan
 Hyperpigmentasi : tidak ada
- Mamae :
 Pembesaran : simetris kiri dan kanan
 Areola Mamae : ada
 Putting Susu : menonjol
 Kolostrum : ada tapi sedikit
- Abdomen :
 Bekas Operasi : tidak ada
 Membesar : tidak ada
 Linia nigra / Alba : ada
 Strie Livide / Albikan : ada
 Gerakkan Anak : ada
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi) :
 Perineum : tidak dilakukan
 Tanda Chadwick : tidak dilakukan
 Varices : tidak dilakukan
 Edema : tidak dilakukan
 Flour Albus : tidak dilakukan
 Pengeluaran dari Vagina : tidak dilakukan
 Hygiene : tidak dilakukan

80
- Ekstremitas :
 Varices : tidak ada
 Edema : ada
 Kelainan-kelainan : tidak ada
- Palpasi Uterus :

 Leopold I : tfu setinggi px, pada fundus teraba


bundar, lunak dan tidak melenting
kemungkinan bokong janin
 Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba panjang, keras
dan memapan kemungkinan punggun janin.
Bagian sebelah kanan perut ibu teraba
benjolan-benjolan kecil kemungkinan
ekstremitas janin
 Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat
dan melenting kemungkinan kepala janin
 Leopold IV : Divergen
- Tinggi Fundus Uteri (cm) : 33 cm TBA : 3.255

b. Auskultasi :
- DJJ : 145x/menit
- Frekuensi Teratur / Tidak : teratur
- Punctum Maximum : berada di kuadran kiri
bawah perut ibu
c. Perkusi :
- Reflek Patela Ki / Ka : (+)/(+)
d. Pengukuran Panggul :

- Konjungata Eksterna : tidak dilakukan pemeriksaan

- Distansia Spinarum : tidak dilakukan pemeriksaan

- Distansia Cristarum : tidak dilakukan pemeriksaan

- Lingkar Panggul : tidak dilakukan pemeriksaan

81
D. Uji Diagnostik :
1. Hb : 11,6
2. Golongan Darah :B
3. Protein Urine : (-)

82
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “N” G1P0A0H0 USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU DI BPM
DESWARNI JAMHUR,S.KM,M.Kes

Tanggal 28 MEI 2022, Pukul : 19.30 WIB

Kunjungan I

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSEMEN PLANNING


Tanggal: 28 MEI 2022 Tp: 30/10/2021 Diagnosa: 1. menginformasikan hasil
Pukul: 19.30 WIB KU : baik Ibu hamil G1P0A0H0 pemeriksaan kepada ibu, yaitu:
Keasadaran CMC UK 40-41 minggu, janin hidup, TTV:
1. ibu mengatakan ingin tunggal, intra-uteri, Pu-ki, let TD : 110/70 mmHg
periksa kehamilannya TTV: kep U, janin baik dengan N :80x/i
2. Ibu mengatakan ini anak TD : 110/70 mmHg kehamilan normal, keadaan ibu P : 22x/i
pertamanya N :80x/i baik dan janin baik S : 36,5 C
3. ibu mengatakan sering BAK P : 22x/i BB sebelum Hamil : 49 kg
4. ibu mengatakan Hpht S : 36,5 C Dasar : BB setelah Hamil : 56 kg
tanggal 23-08-2021 1. Ny “S” G1P0A0H0 Tinggi Badan : 147 cm
BB sebelum Hamil : 49 kg 2. HPHT : 23-08-2021 LILA : 23 cm
BB setelah Hamil : 56 kg 3. Leopolod I : Tfu setinggi px, Evaluasi: ibu mengetahui
pada fundus teraba bundar,

83
Tinggi Badan : 147 cm lunak dan tidak melenting keadaanya
LILA : 23 cm kemungkinan bokong janin
4. Leopold II pada bagian 2. Memberitahu ibu bahwa sering
Inspeksi : Kiri perut ibu teraba BAK pada usia kehamilan TM3
- Kepala : bersih tidak ada panjang, itu dikarenakan adanya
ketombe keras dan memeapan penekanan terhadap kandung
- Muka : tidak odema dan kemungkinan punggung kemih yang semaki membesar,
tidak ada chloasma janin. Pada bagian kanan sehingga sering menimbulkan
gravidarum perut ibu teraba tonjolan buang air kecil setiap saat
- Mata : konjungtiva tidak kecil kemungkinan Evaluasi: ibu paham dan
anemis dan skelera tidak ekstremitas janin. mengetahui penyebab sering BAK
ikterik 5. Leopold III : pada bagian
- Leher : tidak ada bawah perut ibu teraba 3. Menyuruh ibu untuk banyak
pembekakan kelenjar keras, bulat dan melenting minum idealnya 2 liter/hari
thyroid dan limfe kemungkinan kepala janin supaya pinggang ibu tidak sakit
- Payudara: simetris ki/ka, 6. Leopold IV : Divergen dan ibu tidak dehidrasi.
putting susu menonjol dan 7.DJJ: 145x/i Evaluasi: ibu paham dan mengerti
kolostrum keluar sedikit Irama: teratur
8. Tanda-tanda vital ibu dan 4. memberitahu ibu tanda-tanda

84
Palpasi: janin dalam batas normal bahaya kehamilan, yaitu:
1. Leopold 1:Tfu setinngi pusat, -perdarahan pervaginaan
pada fundus teraba bundar, lunak masalah: tidak ada -ibu tidak mau makan dan
dan tidak melenting kemungkinan muntah terus
bokong janin kebutuhan: -gerakan janin berkurang
2. Leopold 2: pada bagian kiri 1. Informasikan hasil -bb ibu tidak naik
perut ibu teraba panjang, pemeriksaan ibu dan -kelainan letak janin
keras dan memeapan janin -ketuban pecah dini
kemungkinan punggung 2. Jelaskan kepada ibu -demam tinggi
janin. Pada bagian kanan bahwa sering BAK itu Evaluasi: ibu mengerti dan jika

perut ibu teraba tonjolan disebabkan adanya terjadi tanda seperti itu ibu segera

kecil kemungkinan penekanan oleh pergi ke BPM/RS terdekat

ekstremitas janin. kandung kemih

3. Leopold 3: pada bagian 3. Suruh ibu untuk banyak 5. memberitahu ibu tanda-tanda

bawah perut ibu teraba minum awal persalinan, yaitu:


keras, bulat dan melenting 4. Beritahu ibu tanda -keluar lendir bercampur darah
kemungkinan kepala janin bahaya kehamilan -perut mulas-mulas
4. Leopold 4: Divergen 5. Beritahu ibu tanda awal Evaluasi: ibu mengerti dan jika
persalinan terjadi tanda tanda seperti itu, ibu

85
Auskultasi: 6. Jelaskan nutrisi kepada segera pergi ke bpm terdekat
DJJ + 145x/i ibu pada kehamilan tua
Irama : teratur 7. Suruh ibu untuk senam 6. menjelaskan nutrisi kepada ibu
hamil yang sedang hamil tua yaitu
Perkusi : 8. Suruh ibu untuk dengan mengatur pola makan,
- Reflek patella: (+)/(+) mempersiapkan diri suapaya bb janin tidak terlalu
untuk persalinan besar dan memudahkan ibu
Uji Diagnostik: 9. Suruh ibu datang untuk melahirkan. Hindari
- Hb : 11,6 kembali ke bpm bila makan makanan yg
- Gol darah :B terjadi tanda-tanda mengandung gula. Makan
- Protein urine : (-) persalinan makanan seperti sayuran hijau,
- Glukosa urine: (-) telur, protein(ayam, daging),
buah buahan, kacang-kacangan.
Evalusi: ibu paham dan mengerti

7. menyuruh ibu untuk melakukan


senam hamil, gunanya
untukmenguatkan otot perut
serta memudahkan ibu untuk

86
melahirkan
Evaluasi: ibu mau melakukannya

8. menyuruh ibu dan keluarga


untuk mempersiapkan:
-diri untuk proses melahirkan
-biaya
-kendaraan
-ingin ditolong oleh bidan
siapa
-ingin bersalin dimana
-perlengkapan ibu dan bayi
Evaluasi: ibu mengerti

9. menyuruh ibu untuk datang


kembali jika terjadi tanda-tanda
mau melahirkan
Evaluasi: ibu paham dan mengerti

87
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY “N” G1P0A0H0 USIA

KEHAMILAN 38-39 MINGGU DI BPM DESWARNI JAMHUR,S.KM,M.KES

Tanggal 29 MEI 2022, Pukul : 13.20 WIB

Kunjungan 2

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMEN PLANNING


Tanggal: 29 MEI 2022 Tp: 30/10/2021 Diagnosa: 1. menginformasikan hasil
Pukul: 13.20 WIB KU : baik Ibu hamil G1P0A0H0 pemeriksaan kepada ibu,
Keasadaran CMC UK 40-41 minggu, janin hidup, yaitu:
1. ibu mengatakan ingin tunggal, intra-uteri, Pu-ki, let TTV:
periksa kehamilannya TTV: kep U, janin baik dengan TD : 120/80 mmHg
2. Ibu mengatakan ini anak TD : 120/80 mmHg kehamilan normal, keadaan ibu N :80x/i
pertamanya N :80x/i baik dan janin baik P : 22x/i
3. ibu mengatakan nyeri pada P : 22x/i S : 36,5 C
ari-ari S : 36,5 C Dasar : BB sebelum Hamil : 49 kg
4. Ibu mengatakan sering BAK 1. Ny “S” G1P0A0H0 BB setelah Hamil : 56 kg

88
BB sebelum Hamil : 49 kg 2. HPHT : 23-01-2021 Tinggi Badan : 147 cm
BB setelah Hamil : 56 kg 3. Leopolod I : Tfu setinngi px, LILA : 23 cm
Tinggi Badan : 147 cm pada fundus teraba bundar, Evaluasi: ibu mengetahui
LILA : 23 cm lunak dan tidak melenting keadaanya
kemungkinan bokong janin
Inspeksi : 4. Leopold II pada bagian 2. Memberitahu ibu bahwa
- Kepala : bersih tidak kiri perut ibu teraba bertambah itu karna kepala
ada ketombe panjang, keras dan sudah masuk PAP da nada
- Muka : tidak odema memeapan tanda- tanda ingin melahirkan
dan tidak ada chloasma kemungkinan punggung dan beritahu keluarga untuk
gravidarum janin. Pada bagian kanan menjemput pulang pakaian
- Mata : konjungtiva perut ibu teraba tonjolan ibu dan bayi untuk
tidak anemis dan kecil kemungkinan melakukan persalinan
skelera tidak ikterik ekstremitas janin. Evaluasi: ibudan keluarga
- Leher : tidak ada 5. Leopold III : pada bagian paham
pembekakan kelenjar bawah perut ibu teraba
thyroid dan limfe keras, bulat dan melenting 3. Menyuruh ibu untuk banyak
- Payudara: simetris kemungkinan kepala janin minum idealnya 2 liter/hari
ki/ka, putting susu 6. Leopold IV : Divergen supaya pinggang ibu tidak

89
menonjol dan 7. DJJ: 140x/i sakit dan ibu tidak dehidrasi.
kolostrum keluar Irama: teratur Evaluasi: ibu paham dan
sedikit 8. Tanda-tanda vital ibu dan mengerti
janin dalam batas normal
Palpasi: 4. memberitahu ibu tanda-tanda
1. Leopold 1:Tfu setinngi px, masalah: tidak ada bahaya kehamilan, yaitu:
pada fundus teraba bundar, -perdarahan pervaginaan
lunak dan tidak melenting kebutuhan: -ibu tidak mau makan dan
kemungkinan bokong janin 1. Informasikan hasil muntah terus
2. Leopold 2: pada bagian kiri pemeriksaan ibu dan -gerakan janin berkurang
perut ibu teraba panjang, janin -bb ibu tidak naik
keras dan memeapan 2. Jelaskan kepada ibu -kelainan letak janin
kemungkinan punggung bahwa sakit bertambah -ketuban pecah dini
janin. Pada bagian kanan itu karna kepala sudah -demam tinggi
perut ibu teraba tonjolan masuk PAP da nada Evaluasi: ibu mengerti dan jika
kecil kemungkinan tanda- tanda ingin terjadi tanda seperti itu ibu
ekstremitas janin. melahirkan segera pergi ke BPM/RS
3. Leopold 3: pada bagian 3. Suruh ibu untuk banyak terdekat
bawah perut ibu teraba minum

90
keras, bulat dan melenting 4. Beritahu ibu tanda 5. memberitahu ibu tanda-tanda
kemungkinan kepala janin bahaya kehamilan awal persalinan, yaitu:
4. Leopold 4: Divergen 5. Beritahu ibu tanda awal -keluar lendir bercampur
persalinan darah
Auskultasi: 6. Jelaskan nutrisi kepada -perut mulas-mulas
DJJ + 140x/i ibu pada kehamilan tua Evaluasi: ibu mengerti dan jika
Irama : teratur 7. Suruh ibu untuk senam terjadi tanda tanda seperti itu,
hamil ibu segera pergi ke bpm
Perkusi : 8. Suruh ibu untuk terdekat
- Reflek patella: (+)/(+) mempersiapkan diri
untuk persalinan 6. menjelaskan nutrisi kepada
Uji Diagnostik: 9. Anjurkan ibu dating ibu
- Hb : 11,6 kembali apabila ada yang sedang hamil tua yaitu
- Gol darah :B keluhan atau sat ada dengan mengatur pola makan,
- Protein urine : (-) tanda-tanda persalinan suapaya bb janin tidak terlalu
- Glukosa urine: (-) besar dan memudahkan ibu
untuk melahirkan. Hindari
makan makanan yg
mengandung gula. Makan

91
makanan seperti sayuran hijau,
telur, protein(ayam, daging),
buah buahan, kacang-
kacangan.
Evalusi: ibu paham dan
mengerti

7. menyuruh ibu untuk


Melakukan senam hamil,
Gunanya untuk menguatkan
otot perut serta memudahkan
ibu untuk melahirkan
Evaluasi: ibu mau
melakukannya

8. menyuruh ibu dan keluarga


untuk mempersiapkan:
-diri untuk proses melahirkan
-biaya

92
-kendaraan
-ingin ditolong oleh bidan
siapa
-ingin bersalin dimana
-perlengkapan ibu dan bayi
Evaluasi: ibu mengerti
9.Menganjurkan ibu untuk
dating kembali bila ada keluhan
dan tanda-tanda persalinan.
Evaluasi :ibu bersedia dating
kembali

93
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTA NATAL CARE PADA
NY”S” GRAVID 38-39 MINGGU DENGAN KALA 1 FASE LATEN

DI BPM DESWARNI JAMHUR,S.KM,M.Kes

Tanggal: 30 MEI 2022 Pukul: 11.00 WIB

II. PENGUMPULAN DATA :


E. Identitas / Biodata :
1. Nama Ibu : Ny. “N”
2. Umur : 23 Tahun
3. Suku / Kebangsaan : Minang/ Indonesia
4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA
6. Pekerjaan : IRT
7. Alamat : Sawah Taluk

8. Nama Suami : Tn.”H”


9. Umur : 25 Tahun
10. Suku / Kebangsaan : Minang/ Indonesia
11. Agama : Islam
12. Pendidikan : SMA
13. Pekerjaan : Petani
14. Alamat : Sawah Taluk

F. Anamnesa (Data Subjektif) :


Tanggal Anamnesa : 30 Mei 2022

1. Alasan Kunjungan :Ibu datang ke BPM karna


sudah ada tanda- tanda persalinan
2. Keluhan Utama :keluar lender bercampur darah dan
perut mules

94
3. Tanda-tanda persalinan :
a. kontaksi uterus : ada dan baik
b. frekuensi :2x10’ lamanya 30’’
c. kekuatan :kuat
d. pengeluaran pervaginaan :ada

4. Riwayat Menstruasi :
i. Haid Pertama : 12 tahun
j. Siklus : 28 hari
k. Banyaknya : 2-3 kali ganti duk
l. Lamanya : 4-7 hari
m. Teratur / Tidak : teratur
n. Sifat Darah : kental
o. Warna Darah : merah pekat
p. Disminorhoea : ada pada awal menstruasi

5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :


G:1 P:0 A:0 H:0

Tempa Penolo Bayi Nifas


Tgl Usia Jenis
N t ng BB /
Lahir / Kehami Persali Kead Lacta Kead
o. Persali Persali PB /
Umur lan nan aan si aan
nan nan JK

1. Ini

95
Riwayat Pemakaian Alat Kontrasepsi :

Alat Kontrasepsi yang dipakai :tidak ada

Berapa Lama Pemakaian Alat Kontrasepsi :tidak ada

6. Riwayat Kehamilan Sekarang :


a. Hari Pertama Haid Terakhir : 23-08-2021
b. Tafsiran Persalinan : 30-05-2021
c. Keluhan : Trimester I : mual, muntah
Trimester II : Tidak ada

Trimester III : Tidak ada

d. Pergerakan Anak Pertama Kali : ada pada kehamilan minggu


ke- 20
e. Bila Pergerakan Sudah Terasa, Pergerakan 24 Jam terakhir :
< 10 x 10 – 20 x * > 20 x

f. Bila lebih dari 20 x dalam 24 jam, dengan frekuensi :


< 15 “ * > 15 “

g. Imunisasi:
- TT 1 Tanggal : 2020
- TT 2 Tanggal : 2021
h. Keluhan yang dirasakan (bila ada jelaskan) :
- Rasa lelah : Tidak Ada
- Mual dan Muntah yang lama : Tidak Ada
- Nyeri Perut : Tidak Ada
- Panas dan Menggigil : Tidak Ada
- Sakit Kepala Berat : Tidak Ada
- Penglihatan Kabur : Tidak Ada
- Rasa Nyeri / Panas Waktu BAK : Tidak Ada
- Rasa Panas Pada Vulva / Vagina : Tidak Ada

96
- Pengeluaran Cairan Pervaginam : Tidak Ada
- Nyeri, Kemerahan, Tegang Pada : Tidak Ada
Tungkai

- Edema : Tidak Ada

i. Pola Kebiasaan sehari-hari :


d. Biologis :
- Nutrisi : - Menu makanan sehari-hari :

 Pagi : 1 piring lontong+ susu ibu hamil


 Siang : I piring nasi+1 potong ikan+1/2
mangkok sayur bayam
 Malam : I/2 piring nasi+1 potong ikan+1/2
mangkok sayur bayam
- Minum : 8 gelas/hari

Perubahan Makan yang dialami (ngidam, nafsu makan, dll) : ada


pada

kehamilan minggu ke
1-3

- Eliminasi :

BAK :

 Frekuensi : 3-5x/hari
 Warna : kuning jernih
BAB :

 Konsistensi : lembek
 Frekuensi : 2-3x/minggu
- Aktifitas :

Senam Hamil : ada tapi jarang

97
Istirahat (tidur siang, tidur malam) : (siang, ½-1 jam/hari)
(malam, 6-

8 jam/hari)

Pekerjaan : tidak ada

- Higiene :

Mandi : 2x/hari

Ganti Pakaian : 2-3x/hari

Kebersihan Ibu : bersih

- Kebiasaan Ibu yang lain :

Merokok : Tidak Ada

Minum Alkohol : Tidak Ada

Minum Obat tanpa pengawasan : Tidak Ada

- Seksualitas Selama Kehamilan :

Frekuensi : 1-2x/minggu

- Sosial Budaya :

Ibu tidak menganut kepercayaan yang merugikan kesehatan :


tidak

e. Psikologis :
 Perasaan Ibu dan Keluarga terhadap kehamilan :
senang
 Hubungan Ibu dengan Suami dan Keluarga : baik
f. Sosial Ekonomi : mencukupi kebutuhan sehari-hari
Spiritual : ibu menjalani ibadah seperti
biasanya

98
ii. Riwayat Penyakit Sistemik Yang Pernah Diderita :
i. Jantung : Tidak Ada
j. Ginjal : Tidak Ada
k. Asma : Tidak Ada
l. TBC Paru : Tidak Ada
m. Hepatitis : Tidak Ada
n. Diabetes Melitus : Tidak Ada
o. Dan Lain – lain : Tidak Ada
i. Riwayat Penyakit Keluarga :
e. Jantung : Tidak Ada
f. Hipertensi : Tidak Ada
g. Diabetes Melitus : Tidak Ada
h. Keturunan Kembar : Tidak Ada
ii. Perilaku Kesehatan :
d. Merokok : Tidak Ada
e. Minum Alkohol : Tidak Ada
f. Obat – obatan : Tidak Ada
iii. Riwayat Sosial :
f. Perkawinan : pertama
g. Kehamilan Ini : diterima
h. Perasaan Tentang Kehamilan Ini : senang
i. Status Perkawinan : sah
j. Kawin : 1x
k. Keadaan ekonomi:
- Penghasilan perbulan : 2.600.000
- Penghasilan perkapita : 100.000
- Jumlah anggota keluarga :2

b. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif) :


1. Status Emosional : CMC
2. Tanda Vital :
a. Tekanan Darah : 120/80

99
b. Denyut Nadi : 80X/menit
c. Pernafasan : 22x/menit
d. Suhu : 36,5` C
e. BB Sebelum Hamil : 49 kg
f. BB Sekarang : 56 kg
g. Tinggi Badan : 147 cm
h. LLA : 23 cm
3. Pemeriksaan Khusus (Obstetri) :
d. Inspeksi (Periksa Pandang) :
- Jalan : baik
- Bentuk Badan : lordosis
- Rambut :hitam, bersih, tidak ada
ketombe
- Mata :
 Conjungtiva : tidak anemis
 Skelera : tidak ikterik
- Muka :
 Cloasma Gravidarum : tidak ada
 Edema : tidak ada
- Mulut :
 Caries : tidak ada
 Hygiene : tidak ada
 Stomatistis : tidak ada
- Leher :
 Kelenjer Tiroid : tidak ada pembengkakan
 Kelenjer Limfe : tidak ada pembengkakan
 Hyperpigmentasi : tidak ada
- Mamae :
 Pembesaran : simetris kiri dan kanan
 Areola Mamae : ada
 Putting Susu : menonjol
 Kolostrum : ada tapi sedikit

100
- Abdomen :
 Bekas Operasi : tidak ada
 Membesar : tidak ada
 Linia nigra / Alba : ada
 Strie Livide / Albikan : ada
 Gerakkan Anak : ada
- Vulva (dilakukan jika ada indikasi) :
 Perineum : tidak dilakukan
 Tanda Chadwick : tidak dilakukan
 Varices : tidak dilakukan
 Edema : tidak dilakukan
 Flour Albus : tidak dilakukan
 Pengeluaran dari Vagina : tidak dilakukan
 Hygiene : tidak dilakukan
- Ekstremitas :
 Varices : tidak ada
 Edema : ada
 Kelainan-kelainan : tidak ada
- Palpasi Uterus :

 Leopold I : tfu 3 jari dibaawah PX, pada fundus teraba


bundar, lunak dan tidak melenting
kemungkinan
bokong janin
 Leopold II : bagian kiri perut ibu teraba panjang, keras
dan
memapan kemungkinan punggung janin.
Bagian sebelah kanan perut ibu teraba
benjolan-benjolan kecil kemungkinan
ekstremitas janin
 Leopold III : bagian bawah perut ibu teraba keras, bulat
dan melenting kemungkinan kepala janin
 Leopold IV : divergen

101
- Tinggi Fundus Uteri (cm) : 33 cm TBA : 3.410 gr

e. Auskultasi :
- DJJ : 132x/menit
- Frekuensi Teratur / Tidak : teratur
- Punctum Maximum : berada di kuadran kiri
bawah
perut ibu
f. Perkusi :
- Reflek Patela Ki / Ka : (+)/(+)
g. genetalia
- inspeksi:
- vulva dan vagina :
- oedema : tidak ada
- varices : tidak ada
- pengeluaran pervaginam : tidak ada
-perineum : baik

- pemeriksaan dalam :
- atas indikasi
- dinding vagina :
- cervix :
- kaku/lunak : Lunak
- mendatar/belum : mendatar
- bibir cervix tebal/tipis : tipis
- pembukaan :6
- keadaan ketuban :utuh
- presentasi fetus :let kep
- penururnan bagian terendah :kepala

102
c. Uji Diagnostik :
4. Hb : 11,6
5. Golongan Darah :B
6. Protein Urine : (-)

103
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN INTA NATAL CARE PADA NY”S” GRAVID 38-39 MINGGU DENGAN KALA 1
FASE LATEN DI BPM DESWARNI JAMHUR,S.KM.M.Kes

Tanggal: 30 MEI 2022 Pukul: 11.00 WIB

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSEMEN PLANING


KALA 1 Ku: baik Dx: ibu inpartu kala 1 fase aktif 1. menginformasikan hasil
Tanggal: 30 MEI 2022 Kesadaran: cmc , Ku ibu dalam keadaan baik pemeriksaan kepada ibu, yaitu:
Pukul: 11.00 WIB Ttv: Ttv:
Td : 120/80 mmHg Dasar: Td : 120/80 mmHg
1. ibu mengatakan keluar N :80x/i 1. ibu mengatakan keluar lendir N :80x/i
lendir bercampur darah dari P :22x/i bercampur darah dari P :22x/i
kemaluannya S :36,5 C kemaluannya S :36,5 C
2. ibu mengatakan nyeri BB skrg: 56kg 2. ibu mengatakan nyeri BB skrg: 56kg
bertambah TB: 147 cm bertambah TB: 147 cm
3. ibu mengatakan masih terasa -VT: Evaluasi: ibu paham dan
gerakan janinnya Inspeksi : - Pembukaan: 8 cm mengetahui keadaannya
4. ibu mengatakan lelah karena - Kepala : bersih tidak ada - penurunan kepala: H-3
ketombe 2. memberi ibu dukungan

104
sakit bertamba - Muka : tidak odema dan - ketuban: utuh psikologis dengan cara
tidak ada chloasma -DJJ: (+) 136x/i memberi ibu semangat dan
gravidarum - irama: teratur meyakinkan ibu dengan
- Mata : konjungtiva tidak - intesitas: kuat keadaan baik-baik saja serta
anemis dan skelera tidak - punctum maximum: kuadran memberi penguatan kepada
ikterik kiri bawah perut ibu ibu untuk tetap kuat
- Leher : tidak ada - HIS: (+) menghadapi proses
pembekakan kelenjar - Vital Signt dalam batas persalinan nanti
thyroid dan limfe normal Evaluasi: ibu merasa nyaman
- Payudara: simetris ki/ka, - KU ibu dan janin dalam dan tenang
putting susu menonjol dan keadaan baik
kolostrum keluar sedikit 3. menjelaskan kepada ibu cara
Masalah: tidak ada menghilangkan nyeri yaitu
Palpasi: dengan cara anjurkan ibu
1. Leopold 1:Tfu berada di 3 Kebutuhan: dengan posisi miring kiri,
jari di bawah px, pada 1. informasikan hasil kita usap punggung ibu dan
fundus teraba bundar, lunak pemeriksaan menyuruh ibu menarik nafas
dan tidak melenting 2. beri ibu dukunagn psikologis dari hidung dan
kemungkinan bokong janin 3. jelaskan cara menghilangkan mengeluarkan dari mulut

105
2. Leopold 2: pada bagian kiri nyeri Evaluasi: ibu melakukannya
perut ibu teraba panjang, 4. suruh ibu untuk makan
keras dan memeapan sedikit 4. menyuruh ibu untuk makan
kemungkinan punggung tapi sering sedikit tapi sering agar
janin. Pada bagian kanan 5. larang ibu untuk mengejan kebutuhan nutrisi ibu
perut ibu teraba tonjolan 6. suruh ibu untuk senam hamil terpenuhi dan energi ibu ada
kecil kemungkinan serta berjalan-jalan sebelum untuk persalinan nanti
ekstremitas janin. persalinan Evaluasi: ibu melakukannya
3. Leopold 3: pada bagian 7. siapkan alat-alat persalinan
bawah perut ibu teraba 5. melarang ibu untuk mengejan

keras, bulat dan melenting sebelum disuruh bidan,karena

kemungkinan kepala janin nanti takut ada pembengkakan

4. Leopold 4: divergen pada vagina ibu dan sulit


melahirkan
TBBJ : 3.410 Gram Evaluasi: ibu mengerti dan
His : 2x10’ lamanya 30’’ tidak mengejan

Pemeriksaan dalam: 6. menyuruh ibu untuk senam


- pembukaan servik: 8 cm hamil dan jalan-jalan

106
- portio: teraba tipis bertujuan untuk mempercepat
- persentase belakang kepala pertambahan pembukaan dan
Posisi : tidak teraba bagian lain, melancarkan persalinan nannti
ubun-ubun kecil kanan depan Evaluasi: ibu mau
- penurunan kepala: H-3 melakukannya
- Ketuban: utuh
7. menyiapkan alat-alat untuk
melakukan tindalkan persalinan,
seperti:
-partus set
-perlengkapan kain ibu(kain
sarung,kain panjang,gurita
perekat ibu,softek, baju ibu)
-perlengkapan bayi(bedung
bayi, popok,baju,selimut
bayi)
- lampu sorot
- suction bbl
Evaluasi: alat sudah disiapkan

107
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSEMEN PLANNING
KALA 2 KU: Baik Dx: ibu inpartu kala II KU ibu 1. memberitahu hasil pemriksaan
Tanggal: 30 MEI 2022 Kesadaran: CMC baik dan janin baik kepada ibu, yaitu:
Pukul: 12.00 TTV: TTV:
TD: 110/70mmHg Dasar: TD: 110/70mmHg
1.ibu mengatakn ingin BAB N: 90x/i - pembukaan: 10 cm N: 90x/i
2.ibu mengatakan ingin P: 22x/i - HIS: 4x10’ lamanya 40’’ P: 22x/i
mengedan S: 36.0 C - ku ibu dan janin baik S: 36.0 C
Portio: tidak teraba Evaluasi: ibu mengetahui
DJJ: 140x/i Penurunan kepala: H-4 keadaannya
His: 4x 10’ lamanya 40’’ Ketuban : pecah
VT: lengkap -djj:140x/menit 2. mengajarkan ibu cara
Pembukaan: 10 cm -ttv: ibu dan janin dalam dalam mengejan, yaitu dengan cara
Ketuban: dipecahkan normal tarik nafas dari hidung lalu
Penurunan kepala: H-4 hembuskan secara perlahan
Masalah: tidak ada lewat mulut
Evaluasi: ibu mengikuti anjuran

108
Kebutuhan: bidan
1. beritahu hasil pemeriksaan
2. ajarkan ibu cara mengejan 3. mendekatkan alat inpartu,
3. dekatkan alat inpartu seperti:
4. beri ibu dukungan untuk -partus set
persalinan -underpad
5. minta suami/keluarga -pakai celemek
mendampingi ibu -hanskoond
6. atur posisi ibu Evaluasi: alat sudah disiapkan
7. bantu persalinan
4. memberi ibu dukungan dan
semangat suapaya persalinan
ibu berjalan dengan lancer dan
menjelaskan bahwa sakit itu
normal, selalu memberi support
agar ibu tidak terlalu sakit
Evalusi: ibu tenang

5. meminta kepada

109
suami/keluarga untuk
mendampingi ibu saat
melakukan persalinan gar ibu
tidak merasa sendiri dan
semangat untuk melakukan
persalinan
Evaluasi: ibu di damping
suaminya saat persalinan
6. mengatur posisi ibu senyaman
mungkin untuk memudahkan
ibu melahirkan
Evaluasi: ibu memilih untuk
terlentang
7. membantu proses persalinan,
persalinan dibantu oleh Bidan,
3 asisten bidan dan 2
mahasiswa
Evaluasi: bayi lahir dengan
normal

110
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSEMEN PLANING
KALA 3 - KU: Baik Dx: ibu inpartu kala III, keadaan 1. menginformasikan hasil
Tanggal: 20 MEI 2022 - Bayi Lahir Spontan ibu baik pemeriksaan, yaitu:
Pukuk: 12.20 WIB - BB bayi: 3100 gr TD:120/80mmHg
- PB: 50 cm Dasar: N: 90x/i
1. Ibu mengatakan senang desan - Anus: (+) 1. bayi lahir spontan jam 18.20 P:22x/i
kelahiran bayinya. - TFU: setinggi pusat WIB S: 36,5 C
2.Ibu mengtakan lelah setelah - plasenta belum lepas: JK: Lk
persalinan - BB bayi: 3100 gr bayi lahir spontan jam 18.20 WIB
TD:120/80mmHg - PB: 50 cm JK: Lk
N: 90x/i - Anus: (+) - BB bayi: 3100 gr
P:22x/i - A/S:8/9 - PB: 50 cm
S: 36,5 C - tfu setinggi pusat - Anus: (+)
A/S:8/9 2. plasenta belum lepas - A/S:8/9
JK: LK 3. ku ibu baik - tfu setinggi pusat
KU: Baik Evaluasi: ibu mengetahui
Perdarahan: normal Masalah: tidak ada keadaannya dan bayinya

Kebutuhan: 2. melakukan suntik oksitosin

111
1. informasikan hasil pemeriksaan untuk mempercepat
2.Lakukan suntik oksitosin /merangsang keluarnya plasenta
3.letakan bayi ke dada ibu untuk Evaluasi: oksitosin telah
IMD disuntikan ke paha ibu
4.Lahirkan plasenta
5.memeriksa kelengkapan 3. meletakan bayi ke dada ibu
plasenta dan memasukannya ke untuk melakukan IMD, biarkan
dalam plastic bayi mencari putting ibu.
Evaluasi: bayi sudah di letakan
untuk IMD

4. melahirkan plasenta dengan


cara ptt, yaitu pasien
dipindahkan 5 cm dari vulva
tangan kiri berada di atas
sympisis dan mendorong kepala
arah dorsol kranial dan tangan
kanan menarik ke bawah sesuai
jalan lahir. Palsenta keluar

112
sambut dengan kedua tangan
dan putar searah jarum jam.
Evaluasi: plasenta sudah lahir

5. memeriksa kelengkapan
plasenta, yaitu dengan
melakukan masase uterus yang
lengkap yaitu plasenta selaput
dan kotiledon dan jika sudah
lengkap masukan dalam plastik
Evaluasi: plasenta lahir dengan
lengkap

113
SUBJEKTIF OBJEKTIF ASESEMEN PLANING
KALA 4 -palsenta lahir dengan spontan Dx: ibu inpartu kala IV, ku ibu 1. menginformasikan hasil
Tanggal: 30 MEI 2022 -tfu 2 jari di bawah pusat baik pemeriksaan kepada ibu, yaitu:
Pukul: 18.25 WIB -panjang tali pusat 50cm TD: 110/70mmHg
TD: 110/70mmHg Dasar: N: 78x/i
1. Ibu mengatakan sesak nafas N: 78x/i 1. plasenta lahir spontan pukul P:22x/i
2. ibu mengatakn ingin istirahat P:22x/i 18.30 WIB S:36,5 C
3.ibu mengatakan senang S:36,5 C 2. TFU 2 jari dibawah pusat -palsenta lahir dengan spontan
dengan kelahiran bayinya 3. ku ibu baik -tfu 2 jari di bawah pusat
4. panjang tali pusat 50cm -panjang tali pusat 50cm
Evaluasi: ibu menegtahui
Masalah: tidak ada keadaanya

Kebutuhan: 2. memeriksa laserasi jalan lahir,


1. informasikan hasil jalan lahir ibu robek sedikit dan
pemeriksaan langsung di jahit dengan 2
2. periksa laserasi jalan lahir jahitan oleh bidan
3. bersihkan tubuh ibu Evaluasi: laserasi sudah diperiksa
4. penatalaksaan kala IV

114
5. anjurkan ibu untuk istirahat 3. membersihkan tubuh ibu yaitu
sejenak dengan cara lap bagian bokong
6. anjurkan ibu untuk makan ibu yang berdarah serta pada
dan minum daerah vagina dengan kassa
7. suruh mobilisasi diberi Nacl sampai bersih, lalu
8. suruh ibu menyusui bayinya pasangkan kain yang dilapisi
9. bereskan alat dan softek dan gurita, lalu langsung
sterilisasikan alat pasangkan gurita pada perut ibu,
10. lengkapi patrograf setelah itu atur posisi nyaman ibu.
11. pendokumentasian Evaluasi: ibu sudah bersih dan
nyaman

4. melaksanakan kala IV yaitu


dengan mengobservasi 2 jam
post partum, vital signt, TFU,
Kontraksi uterus, pemantauan
perdarahan setiap 15’ 1 jam
pertama, 30’ 1 jam kedua
Evaluasi: penatalaksanaan kala

115
IV telah dilakukan

5. menganjurkan ibu untuk istirahat


sejenak, uintuk melepaskan rasa
letihnya dan untuk mengurangi
rasa sakitnya.
Evaluasi: ibu istirahat

6. menganjurkan ibu untuk makan


dan minum agar energy ibu
kembali dan ibu tidak lemas
setelah proses melahirkan
Evaluasi: ibu minum air the
hangat dan makan roti

7. menyuruh ibu untuk mobilisasi


bertujuan untuk membentu
jalannya penyembuhan ibu siap
melahirkan, anjurkan ibu untuk

116
-miring kanan-kiri
-menggerakan kaki
-duduk
-jalan ke kamar mandi
Evaluasi: ibu sudah mulai miring
kiri kanan
8. menyuruh ibu untuk menyusui
bayinya, serta mengajarkan ibu
cara menyusui bayi yang baik
dan benar seperti:
-peluk kepala dan tubuh bayi
dalam posisi lurus
-arahkan muka bayi ke putting
susu ibu
-kedua tangan memeluk tubuh
bayi
-pencet putting susu ibu agar
kolostrum keluar dan oleskan
kea rah areola supaya bayi

117
terangsang membuka mulut
nya
-mulut bayi terbuka, lalu
masukan putting susu ibu ke
muluit bayi
-biarkan bayi menghisap sampai
kenyang
-jika ibu merasa payudara
sebelah sudah ringan, maka
ganti posisi ke payudara
sebelahnya, lalu ssusukan bayi
seperti tadi
-jika bayi sudah kenyang,
rapikan baju ibu
-lalu sendawakan bayi dengan
cara meletakan bayi di dekat
pundak ibu agar bayi tidak
gumoh.
Evaluasi: ibu paham cara

118
menyususi bayi yang baik dan
benar

9. membereskan alat dan cuci


semua perlengkapan yang dipakai
saat persalinan, seperti partus set,
kom besar, lalu keringkan alat
dan sterilisasikan alat.
Eavaluasi: alat telah di bersihkan

10. melengkapi partograf


Evaluasi: partograf sedang dibuat

11.mencatat semua apa yang telah


dilakukan.
Evaluasi: pendokumentasian
selesai

119
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”N” POST PARTUM 6
JAM DI BPM DESWARNI JAMHUR,S.KM,M.Kes

Tanggal 30 MEI 2022 Pukul: 17.25 WIB

1. BIODATA

A. DATA SUBJEKTIF

1. nama ibu :Ny “N”

2. umur :23 Tahun

3. suku/kebangsaan :Minang/indonesia

4. agama :Islam

5. pendidikan :SMA

6. pekerjaan :IRT

7. alamat :SAWAH TALUK

1. nama Suami :Tn “H”

2. umur :25 Tahun

3. suku/kebangsaan :Minang/indonesia

4. agama :Islam

5. pendidikan :SMA

6. pekerjaan :Petani

7. alamat :SAWAH TALUK

120
B. STATUS PERKAWINAN

Umur berapa kawin : 22 tahun

Berapa kali kawin :1 kali

Lama perkawinan : 1 tahun

Suami masih ada/tidak : ada

C. DATA PERSALINAN

Alasan masuk : ibu mengatakan keluar lendir bercampur darah

Partus 1 abortus 0 hidup 1

Masa gestasi : 38-39 minggu

Tanggal persalinan : 30 MEI 2022

Jenis persalinan : normal

Lamanya persalinan : 25 Menit

Komplikasi persalinan : tidak ada

Anak : hidup

Nilai Apgar Score : 8/9

D. DATA NIFAS

Nifas hari ke :0

Tanda vital : TD 120/80 N: 80x/I P: 22x/i S: 36,5C

Keadaan umum : baik

Anemi : tidak

Payudara:

Lactasi : Asi/Ya

121
Putting susu : menonjol. Tidak lecet

Buah dada : tidak bengkak

Abdomen:

Keadaan : keras

Fundus uteri : 3 jari di bawah pusat

Tinggi : 7,5 cm

Posisi : 3 jari di bawah pusat

Kontraksi : baik

Lochea :

Warna : merah pekat

Jumlah : 10cc

Kositensi : encer

Bau : amis

Jenisnya : rubra

Kandung kencing : tidak teraba

Perineum :

Keadaan : episiotomi

Luka : kering

Jahitan : ada

Tanda radang : tidak ada

Tanda EED :

Redness : tidak ada

122
Edema : tidak ada

Achymosis : tidak ada

Drainase : tidak ada

Anus:

Hemotroid : ada

Ekstremitas:

Ekstremitas atas : udema dan sianosis tidak ada

Ekstremitas bawah : udema dan sianosis tidak ada

5. KEBUTUHAN DASAR

1. Nutrisi :

Minum sehari-hari : 8 gelas/hari


Makan dalam sehari : 3x
Makan selingan : 2x (ngemil)
Nafsu makan : ada
Jenis makanan : lauk pauk, buah-buahan, sayur

Ada makanan yang alergi : tidak ada

2. eliminasi :

BAB : tidak susah

BAK : lancer

3. pola istirahat/tidur :

Keluhan : sedikit susah

Berapa jam tidur dalam sehari: (siang 1-2 jam) (malam 7-8jam)

123
6. RENCANA KELUARGA BERENCANA:

Apakah ibu rencana KB : Ada

Metode yang dipilih : suntik 3 bulan

Kapan pemakaian alat kontrasepsi dimulai : masih dipikirkan

Lain-lain :

Berapa lama rencana pemakaian alat KB : masih dipikirkan

7. DATA PSIKOSOSIAL:

Apakah ibu merasa : senang

Apakah ibu merasa senang dengan penambahan anggota keluarga : ya

Apakah ibu merasa menyusui bayinya : iya

Apakah ibu merasa menyusui bayinya selama 2 tahun : iya

Bagaiamana tanggapan keluarga terhadap kelahiran bayinya :senang

8. RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU:

Apakah ibu pernah menderita :

TBC : Tidak ada

Diabete Melistus : Tidak ada

Eklamsia : Tidak ada

Penyakit kejiwaan : Tidak ada

PSM/Penyakit Seksual Menular : Tidak ada

124
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”N” POST PARTUM 6 JAM

DI BPM DESWARNI JAMHUR,S.KM,M.Kes

Tanggal 30 MEI 2022 pukul: 17.25 WIB

SUBJEKTIF OBJEKTIF PLANNING ASSEMEN


Tanggal: 30 MEI 2022 KU: baik Dx: ibu P1A0H1, 6 jam Post 1. memberitahu hasil pemeriksaan
Pukul: 17.25 WIB Kesadaran: CMC partum, keadaan ibu dan bayi kepada ibu, yaitu:
baik Ttv ibu:
1. ibu mengatakan lelah sudah TTV: TD: 120/80mmHg
melahirkan 6 jam yang lalu TD: 120/80mmHg Dasar: N:80x/i
2. ibu mengatakan masih lelah N:80x/i 1. ny “N” P1A0H1 post partum P:22x/i
3. ibu mengatakan sudah BAK P:22x/i 2. 6 jam S: 36,5C
ke kamar mandi S: 36,5C 3. ttv ibu dan bayi normal TFU: 3 jari di bawah pusat
4. ibu mengatakan sudah TFU: 3 jari di bawah pusat Lochea: rubra
menyusui anaknya. Lochea: Rubra Masalah: bayi rewel Ttv bayi:
5. ibu mengatakan masih sakit S: 37 C
di daerah vaginanya. Inspeksi: dalam batas normal Kebutuhan: P: 40x/i

125
dari hasil pemeriksaan 1.Beritahu hasil pemeriksaan Evaluasi: ibu mengetahui
TTV Bayi: kepada ibu keadaanya dan bayinya
S: 37 C 2.jelaskan mengenai keluhan 2.menjelaskan keluhan yang
P: 40x/i yang dirasakan ibu dirasakan ibu yaitu rasa sakit pada
BBL: 3100 gr 3.Ajarkan ibu pijat payudara vagina ibu terjadi karena tekanan
Tali pusat: utuh 4.Ajarkan ibu cara menyusui besar di daerah rectum dan vagina
Anus: (+) yang baik dan benar saat persalinan
Asi masuh keluar sedikit 5.Ajarkan ibu cara Evaluasi : ibu mengerti dengan
menyendawakan bayi yang di jelaskan
7. Beritahu ibu untuk tetap 3.mengajarkan ibu memijat
menjaga kebersihal vulva payudara dengan cara Posisikan
hygine kedua telapak tangan pada bagian
8.Beri ibu paracetamol dan vit A depan payudara kemudian
gerakkan satu ke atas dan satu
kebawah. Ulangi sampai dengan
15-20 kali. Buat gerakan
melingkar di sekitar puting susu
sekitar 15-20 kali. Urut secara
perlahan dan pelan mulai dari

126
arah bawah hingga mengerucut ke
bagian puting. Ini bertujuan untuk
memperlancar Asi ibu.
Evaluasi: ibu mengerti dan
melakukannya

4.mengajarkan cara ibu menyusui


yang baik dan benar yaitu:
Posisi menyusui yang benar adala
h: seluruh puting payudara ada di
tengah mulut bayi.
Saat bayi mengisap,
gusi bayi harus menyentuh
seluruh puting dan
lidah bayi berada di atas gusi
bawah bayi. Pastikan bayi tidak
hanya mengisap ujung puting
payudara. Jangan lupa bayi

127
disendawakan.
Evaluasi: ibu paham dan
menegerti

5.mengajarkan ibu cara


menyendawakan bayi yaitu
dengan cara meletakan bayi di
sebelah kiri pundak ibu dan
tepuk-tepuk dikit punggungnya
sampai bayi sendawa, sehingga
bayi tidak akan muntah siap
menyusui.
Evaluasi: ibu mengerti caran
menyendawakan bayinya

6.menganjurkan ibu untuk menjaga


pola makan yang cukup seperti
makan makanan yg mengandung
kalori, protein dan karbohidrat,

128
lebih banyak minum agar asi ibu
lancer keluar dan banyak mekan
buah serta sayuran.
Evaluasi: ibu paham dan mengerti

7. memberitahu ibu untuk tetap


menjaga kebersihan vulva hygine
nya supaya terhindar dari infeksi
Evaluasi: ibu paham dan mengerti

8. memberi ibu paracetamol dan vit


A untuk mencegah rabun senja,
xeroftalmia, kerusakan kornea
dan kebutaan serta mencegah
anemia pada ibu nifas.
Evaluasi: vit Adan paracetamol
sudah diberikan

129
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY”N” POST PARTUM HARI KE-6

DI BPM DESWARNI JAMHUR,S.KM,M.Kes

Tanggal 04 JUNI 2022 pukul: 16.25 WIB

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMEN PLANING


Tanggal 04 juni 2022 KU: baik Dx: ibu P1A0H1 Post partum 6 1. memberitahu hasil
Pukul: 16.25 WIB Kesadaran: CMC hari keadaan ibu dan bayi baik pemeriksaan kepada ibu, yaitu:
Ttv ibu:
1. ibu mengatakan ingin TTV: Dasar: TD: 120/80mmHg

130
control nifas TD: 120/80mmHg 1. ny “N” P1A0H1 post partum N:80x/i
2. ibu mengatakan Asi Mulai N:80x/i 2. hari ke-6 P:22x/i
banyak P:22x/i 3. ttv ibu dan bayi normal S: 36,5C
3. ibu mengatakan anaknya S: 36,5C TFU: Tidak teraba
sering rewel tengah malam TFU: Tidak teraba Masalah: bayi rewel Lochea: sangunolenta
4. ibu mengatakan anaknya Lochea: sangunolenta Ttv bayi:
sering muntah siap Kebutuhan: S: 37 C
menyusui Inspeksi: dalam batas normal 1. beritahu hasil pemeriksaan P: 40x/i
dari hasil pemeriksaan kepada ibu Evaluasi: ibu mengetahui
TTV Bayi: 2. anjurkan ibu untuk menjaga keadaanya dan bayinya
S: 37 C pola makan yang cukup
P: 40x/i 3. beritahu ibu cara untuk 2.menganjurkan ibu untuk
BBL: 3100 gr mengatasi bayi rewel menjaga pola makan yang
BBS:3300 gr 4. beritahu ibu untuk tetap cukup seperti makan makanan
Tali pusat: sudah lepas menjaga kebersihal vulva yg mengandung kalori, protein
Anus: (+) hygine dan karbohidrat, lebih banyak
Asi sudah banyak keluar 5. ajarkan ibu menyendawakan minum agar asi ibu lancer
bayi keluar dan banyak mekan buah
6. suruh ibu senam nifas serta sayuran.

131
7. jelaskan tanda bahaya nifas Evaluasi: ibu paham dan
8. suruh ibu kunjungan ulang 2 mengerti
minggu lagi
3.memberitahu ibu cara
mengatasi bayi rewel yaitu
dengan cara memberi susu 2
jam sekali dan selalu temani
bayi, jangan lupa periksa
popok bayi karna kalau bayi
BAB/BAK iya merasa tidak
nyaman dan akan rewel
Evaluasi: ibu paham dan
mengerti

4.memberitahu ibu untuk tetap


menjaga kebersihan vulva
hygine nya supaya terhindar
dari infeksi .
Evaluasi: ibu paham dan

132
mengerti

5.mengajarkan ibu cara


menyendawakan bayi yaitu
dengan cara meletakan bayi di
sebelah kiri pundak ibu dan
tepuk-tepuk dikit punggungnya
sampai bayi sendawa, sehingga
bayi tidak akan muntah siap
menyusui.
Evaluasi: ibu mengerti caran
menyendawakan bayinya

6.menyuruh ibu untuk senam


nifas, guannanya untuk
memulihkan oto-oto di area
perut dan panggul, juga bisa
membantu mengurangi pegal
dan nyeri otot setelah

133
melahirkan, salah satu caranya
yaitu:
Latihan perut ringan:
Berbaringlah di lantai dengan
lutut ditekuk dan telapak kaki
menyentuh lantai, kencangkan
perut dan oto dasar panggul
pelan-pelan, lalu angkat kepala
dan bahu ibu seperti sedang
sit-up. Ulangi gerakan ini
sebanyak 10-15x
Evaluasi: ibu mengerti dan
mau melakukannya

7.menjelaskan tanda bahaya


nifas, yaitu:
-pendaran yg berlebihan pd
postpartum
-Sushu tubuh >38 C

134
-lochea yg berbau bususk
-nyeri pada perut dan panggul,
muka pucat, mata cekung
-pusing dan lemas berlebihan
-keluar nanah dari vagina
-preeklamsi
-payudara bengkak
Jika terjadi tanda seperti itu
segera pergi ke bpm/Rs
terdekat untuk konsul
Evaluasi: ibu mengerti

8.menyuruh ibu melakukan


kunjungan ulang nifas 2
minggu lagi
Evaluasi: ibu mengerti

135
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY”N” HARI KE 0
DI DESWARNI JAMHUR,S.KM,M.KES

Pukul: 12.20 WIB

1. PENGUMPULAN DATA

A. IDENTITAS/BIODATA

1. Nama Bayi : bayi ny “N”

2. umur :0 Hari

3. tgl/jam/lahir :30 MEI 2022(pukul 12.20 WIB)

4. jenis kelamin :Laki-laki

5. berat badan :3100 gr

6. panjang badan :50cm

1. nama ibu :Ny “N”

2. umur :23 Tahun

3. suku/kebangsaan :Minang/indonesia

4. agama :Islam

5. pendidikan :SMA

6. pekerjaan :IRT

7. alamat :SAWAH TALUK

1. nama Suami :Tn “H”

136
2. umur :25 Tahun

3. suku/kebangsaan :Minang/indonesia

4. agama :Islam

5. pendidikan :SMA

6. pekerjaan :Petani

7. alamat :SAWAH TALUK

B. ANAMNESA (Data Subjektif) :

Pada tanggal : 30 mei 2022

1. Riwayat Penyakit Kehamilan :

a. perdarahan :Tidak Ada

b. pre-eklamsia : Tidak Ada

c. penyakit kelamin : Tidak Ada

d. lain-lain : Tidak Ada

2. Riwayat Kesehatan Keluarga :

a. Diabetes Melitus : Tidak Ada

b. Asma : Tidak Ada

c. Jantung : Tidak Ada

d. Epilepsi : Tidak Ada

e.Gameli : Tidak Ada

3. kebiasaan waktu hamil :

a. obat-obatan : Tidak Ada

b. makanan : Tidak Ada

137
c. merokok : Tidak Ada

d. lain-lain : Tidak Ada

4. riwayat persalinan sekarang :

a. jenis persalinan : Spontan

b. ditolong oleh : Bidan+ mahasiswa kebidanan

c. lama persalinan :

- kala 1 : 1 jam

-kala II : 20 menit

5. ketuban pecah :

a. spontan/tidak : Tidak

b. warna :kekuningan

c. jumlah : 500 cc

6. komplikasi persalinan :tidak ada

7. keadaan BBL :

a. ibu :baik

b.bayi :baik

Nilai Apgar :

TANDA 0 1 2 Jml
nilai
Mnt -frekuensi jantung ( ) tidak ada (*) < 100 ( ) > 100
ke-1 -usaha bernafas ( ) tidak ada ( ) lambat tak teratur (*) menangis kuat
-tonus otot ( ) lumpuh ( ) ext. flexi sedikit (*) gerakan aktif 8
-Reflek ( ) tdk bereaksi ( ) gerakan sedikit (* ) menangis
-warna ( ) biru/pucat (*) tubuh kemerahan di ( ) kemerahan

138
lengan dan kaki

Mnt -frekuensi jantung ( ) tidak ada ( ) < 100 (*) > 100
ke-2 -usaha bernafas ( ) tidak ada ( ) lambat tak teratur (*) menangis kuat
-tonus otot ( ) lumpuh ( ) ext. flexi sedikit (*) gerakan aktif
-Reflek ( ) tdk bereaksi ( ) gerakan sedikit (*) menangis 9

-warna ( ) biru/pucat (*) tubuh kemerahan di ( ) kemerahan


lengan dan kaki

Stempel kaki bayi dan sidik jempol ibu:

KIRI KANAN

Resusitasi:

1. pengisapan lendir : dilakukan

2. ambu : tidak dilakukan

3. massage jantung : tidak dilakukan

4. intubasi endutrachel : tidak dilakukan

5. oksigen : dilakukan

6. therapy : tidak dilakukan

139
7. keterangan :

C. PEMERIKSAAN FISIK:

1. Keadaan umum : baik

2. suhu : 36,8 C

3. pernafasn :40x/i

4. berat badan sekarang :3100 gr

Pemeriksaan fisik secara sistematis:

1. keadaan umu : baik

2. ubun-ubun : datar tidak ada kelainan

3. muka : tidak uedema

4. mata : simetris kiri/kanan

5. telinga : ada lubang, ada daun telinga

6. hidung : ada lubang ada sekat

7. mulut :tidak ada labiokhiziz dan labioplatokhisis

8. leher : tidak ada pembengkaka kelenjar


thyroid dan limfe

9. dada : simetris kiri/kanan, putting susu menonjol

10. tali pusat : 50cm

11. punggung : datar, tidak ada spina bifida

12. extremitas : tidak ada kelainan

13. genetalia : testis sudah turun ke scrotum

140
Reflek:

1. reflek moro : (+)

2. reflek walking : (+)

3. reflek graph/plantar : (+)

4. reflek sucking : (+)

5. reflek tonic neck : (+)

Antropometri:

1. lingkar kepala : 33 cm

2. lingkar dada : 32 cm

3. lila : 11 cm

Eliminasi :

1. miksi : Ada

2. meconium : Ada

-warna : hitam

- tanggal : 30 mei 2022

- pukul :14.00 wib

141
MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY”N” HARI KE 0

DI BPM YOSTI, S.Tr.Keb tanggal 30 MEI 2022

Pukul: 12.20 WIB

SUBJEKTIF OBJEKTIF ASSESMEN PLANNING


Tanggal: 30 MEI 2022 1.bayi lahir spontan, tgl 30- Dx: bayi Ny “N” usia 6 jam 1. memantau ku dan ttv bayi,
Pukul: 12.20 WIB 05-2022, pukul 12.20 WIB postnatal, dengan ku bayi baik yaitu:
2. JK: Laki-laki Ku: baik
1. ibu mengatakan senang dengan 3. BB: 3100 gr Dasar: ttv:
kelahiran bayinya 4.PB: 50 cm 1. bayi lahir spontan P:40X/i
2. ibu mengatakan senang karena 5.A/S: 8/9 2. tanggal 30-05-2022, pukul S: 36,8 C
bayinya lahir dengan normal 6. Anus: (+) 12.20 WIB BB: 3100 gr
3. ibu mengatakan lelah, haus dan 7. ttv: 3. JK: Laki-laki PB: 50 cm
lapar P:40X/i 4. BB: 3100 gr Evaluasi: ttv dalam batas normal
S: 36,8 C 5. PB: 50 cm
6. A/S: 8/9 2. memfasilitasi bounding
Pemeriksaan fisik secara 7. Anus: (+) atachemen yaitu dengan cara
sistematik: 8. reflek susukan bayi pada ibunya
sedini mungkin, minimal 30’

142
1. keadaan umum: baik reflek moro : (+) setelah bayi baru lahir. Lalu
2. ubun-ubun : datar tidak reflek walking : (+) setia 2 jam sekali agar bayi
ada kelainan reflek graph/plantar: (+) tidak dehidrasi dan tidak
3. muka: tidak uedema reflek sucking : (+) rewel. Lalu beritahu
4. mata: simetris ki/ka reflek tonic neck : (+) pentingnya asi ibu untuk bayi
5. telingaada lubang, ada daun 9.antrometri normal menurut yaitu asi memenuhi kebutuhan
telinga hasil pemeriksaan bayi gizi bayi dan melindungi
6. hidung: ada lubang ada 10. ttv: bayi dari serangan penyakit
sekat P:42X/i Eavluasi: ibu paham dan
7. mulut: tidak ada labiokhiziz S: 36,2 C mengerti
dan labioplatokhisis
8.leher: tidak ada Masalah: tidak ada 3. mecegah hipotermi pada bayi,
pembengkaka kelenjar yaitu pada saat bayi siap
thyroid dan l.imfe Kebutuhan: mandi, langsung dibedung dan
9. dada: simetris li/ka, putting 1. pantau ku dan ttv bayi berikan selimut, lalu letakan
susu menonjol 2. bounding atachmen bayi pada ruangan yang
10. tali pusat : 50cm 3. cegah hipotermi suhunya tidak dingin.
11. punggung : datar, tidak 4. mandikan bayi Evaluasi: bayi telah dibedung
ada spina bifida 5. perawatan tali pusat dan dihangatkan

143
12. extremitas : tidak ada 6. pantau kebersihan bayi
kelainan 7. jelaskna tanda bahay BBL 4. memandikan bayi setelah 6 jam
13. genetalia: testis sudah postpartum, setelah itu bayi
turun ke scrotum langsung di pasangkan pakaian
dan bedung agar
Reflek: kehangatannya terjaga.
1. reflek moro : (+) Evaluasi: bayi akan dimandikan
2. reflek walking : (+) besok pagi karena hari sudah
3. reflek graph/plantar : (+) malam
4. reflek sucking : (+)
5. reflek tonic neck : (+) 5. melakukan perawatan tali pusat
yaitu dengan cara ambil kasa
Antropometri: yg diberi alcohol lalu di
1. lingkar kepala : 33 cm bersihkan pada bagian tali
2. lingkar dada : 32 cm pusat dan menutupnya dengan
3. lila : 11 cm kassa yg diberi alcohol.
Evaluasi: ibu paham dan
Eliminasi : mengerti
1. miksi : ada

144
2. meconium : ada 6. memantau kebersihan bayi
-warna : coklat yaitu dengan sering men cek
popok bayi apakah bayi
pipis/BAB. Dan jika bayi
pipis/BAB maka langsung
ganti popok bayi dan bedung
serta jangan lupa menjaga
kehangatan bayi.
Evaluasi: ibu paham

7. menjelaskan tanda bahaya


BBL, Yaitu: bayi tidak mau
menyususi, mulut menciut,
bayi kejang, bayi kuning,tidak
mau BAB/BAK, Diare yg
berlebih. Bila ibu menemukan
tanda seperti ibu maka segera
pergi ke pelayanan kesehatan
terdekat

145
Evaluasi: ibu paham

146
BAB IV

PEMBAHASAN

BAB ini akan menguraikan pembahasan tentang pelaksanaan manajemen


asuhan kebidanan antenatal, intranatal, postnatal dan bayi baru lahir pada Ny “ N‟
UK 39-40 Minggu di Bpm DESWARNI JAMHUR,S.KM,M.Kes tanggal 30 mei-
04 juni 2022. Maka saya akan membahas tentang perbandingan studi kasus pada
Ny “N” dengan tinjauan teoritis. Pembahasan akan diuraikan secara narasi
berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan 7 langkah varney
dan soap sebagai berikut.

4.1 Kehamilan
1. Pengumpulan data
Dari data subjektif yang dilakukan selama 2 kali kunjungan yaitu
dari identitas ibu terdapat umur ibu 23 tahun ini tidak termasuk kedalam
kehamilan yang beresiko karena umur ibu masih dalam usia reproduksi.
Riwayat kehamilan sekarang di dapatkan HPHT tanggal 23-08-2021 dan
usia kehamilan pada saat kunjungan pertama 38-39 minggu. Kebutuhan
nutrisi ibu sudah terpenuhi dengan baik. Riwayat penyakit yang pernah
diderita tidak ada. Pada kunjungan ke I tidak ada keluhan dan pada
kunjungan ke II ibu mempunyai keluhan seperti sering bung air kecil,
nyeri pada ari-ari.
Dari data objektif dilakukan pemeriksaan fisik : TTV semua dalam
batas normal. Pemeriksaan head to toe tidak ditemukan kelainan dan
semua dalam batas normal. Palpasi : Leopold 1 sesuai dengan usia
kehamilan karena usia kehamilan 38-39 minggu didapatkan TFU setinggi
px, kemungkinan di bagian fundus adalah bokong janin karena teraba
lunak,bundar, tidak melenting. Leopold II kemungkinan letak punggung
kiri karena di bagian kiri perut ibu teraba keras, panjang, memapan.
Leopold III kemungkinan dibagian bawah perut ibu kepala janin karena
teraba keras, bulat, melenting, kepala tidak bisa digoyangkan, kepala
sejajar. Leopold IV Divergent, kepala masuk PAP. Auskultrasi : DJJ 140
x/i
terdengar jelas dan teratur, pemeriksaan laboratorium Hb: 11,6.
Gol Darah: B. Protein Urine (-)

2. Interprestasi data
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga ditegakan
diagnosa ibu hamil G1P0A0H40 usia kehamilan 38-39 minggu, janin
hidup, tunggal, intrauterine, Pu-Ki, presentasi kepala U, keadaan ibu
dan janin baik. Masalah pada ibu tidak ada. Kebutuhan yang diperlukan
adalah informasi hasil pemeriksaan, kebersihan genitalia, nutrisi , tanda
persalinan, tanda bahaya kehamilan, persiapan persalinan, mobilisasi,
3. Masalah potensial
Tidak ada
4. Tindakan segera
Tidak ada
5. Intervensi
Rencana asuhan yang diberikan pada Ny “N” yaitu dengan
memberitahu ibu hasil pemeriksaan, memberitahu tanda-tanda
persalian,memberitahu bayaha kehamilan,memberi tahu asupan nutrisi,
membertahu persiapan persalinan, mobilisasi, pada kunjungan ke II
rencana asuhan yang diberikan yaitu menganjurkan ibu datang kembali
besok atau pada saat ada tanda persalinan.
6. Pelaksanaan
Pelaksanaan sesuai dengan perencanaan telah dilakukan yaitu:
Menginformasikan kepada ibu bahwa kehamilannya telah memasuki
usia ± 9 bulan dan keadaan ibu dan janin baik, tanda vitalnya dalam
batas normal, Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan sesuai
kebutuhanya, Menjelaskan tanda tanda persalinan yaitu: Nyeri pinggang
menjalar ke ari-ari, Sering BAK, Keluar lendir bercampur darah,
Ketuban sudah pecah. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan
persalinan,seperti : pendamping ibu saat bersalin, biaya persalinan,
transportasi, pakaian ibu dan bayi, tempat persalinan, calon donor
darah.

150
Pelaksanaan lainya yaitu menganjurkan ibu untuk olah raga
ringan (jalan pagi) selama ± 30 menit setiap pagi tampa alas kaki
bermanfaat untuk: mengurangi varises, melancarkan pencernaan,
menurunkan resiko diabetes, menurunkan resiko preeklamsia mencegah
stress, mempermudah proses persalinan, bayi lahir dengan sehat.
Menganjurkan kepada ibu untuk merencanakan pemakaian kotrasepsi
setelah persalinan nanti untuk menjarangkan kehamilan, Memberitahu
ibu untuk menjaga kebersihan genitalia dengan cara: mencuci genetalia
dari depan kebelakang, keringkan sehabis BAB dan BAK, ganti celana
dalam ketika sudah lembab agar tidak terjadi iritasi pada genitalia.

7. Evaluasi

Ibu sudah mengerti dengan hasil pemeriksaan, semua yang


berhubungan dengan kehamilan yaitu tanda-tanda persalinan persiapan
persalinan, olah raga ringan, persiapan kontrasepsi serta menjaga
kebersihan genetalia ibu sudah tau dan sudah melaksanakannya.

4.2 Persalinan
1. Pengumpulan data
Pada kala I : Dari pengkajian data subjektif ibu datang jam 11.00
WIB megeluh nyeri pinggang menjalar ke ari-ari serta keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir. Dari data objektif dilihat TP ibu tanggal
30-05-2022 kemudian dilakukan pemeriksaan fisik : TTV dalam batas
normal. Pemeriksaan head to toe semua dalam batas normal, His 2x/10
menit/30 detik, pemeriksaan dalam didapatkan: porsio menipis dan
mendatar, pembukaan 8 cm, ketuban masih utuh, presentasi fetus belakang
kepala, penurnan kepala di hodge III, UUK Kiri depan dan ini merupakan
kala 1 fase laten karena pembukaan sudah 8 dan penurunan kepala sudah
di hodge III.

Pada kala II jam 12.00 WIB didapatkan data subjektif bahwa ibu
sudah merasa ingin mengedan. Dari data objektif dilakukan pemeriksaan
fisik TTV dalam batas normal, his 4x/10 menit/40detik, pemeriksaan

151
dalam pembukaan sudah lengkap 10 cm, penipisan sudah 100%,
penurunan kepala di hodge IV, ketuban sudah pecah warna jernih bau
amis, dan sudah ada tanda-tanda kala II yaitu anus tertekan, perineum
menonjol, vulva membuka, dorongan mengedan. Pada jam 12.20 WIB
bayi lahir spontan, tunggal menangis, BB :3100 gram, PB: 50 cm, JK:
Laki-laki, anus (+).

Pada kala III didapatkan data subjektif bahwa ibu mengatakan


lelah, perutnya mules dan terasa meregang. Dari data objektif dilakukan
pemeriksaan fisik kesadaran composmentis, keadaan ibu baik, plasenta
belum lahir, kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri setinggi pusat,
tampak tali pusat di introitus vagina, dan kandung kemih kosong.

Pada kala IV didapatkan data subjektif ibu mengatakan lelah, ibu


mengatakan terasa sakit di genetalia. Dari data objektif dilakukan
pemeriksaan fisik kesadaran composmentis, keadaan ibu baik, plasenta
lahir lengkap, kontraksi uterus baik, TFU 3 jari dibawah pusat.

2. Interprestasi data
Kala I : Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa : ibu inpartu umur 23 tahun G1P0A0H0 hamil 38-39
minggu, janin hidup, tunggal, intrauterin, pu-ki, let-kep U, dalam
persalinan kala I fase laten. Masalah tidak ada. Kebutuhan yang
diperlukan informasi hasil pemeriksaan, dukungan emosional, proses
persalinan dan cara mengedan yang baik, nutrisi, hidrasi, dan miksi untuk
menghilangkan kecemasan dan mempercepat proses persalinan.
Kala II : Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa ibu inpartu umur 23 tahun G1P0A0H0 hamil 38-39
minggu, janin hidup, tunggal, intrauterin, pu-ki, let-kep U, dalam
persalinan kala II. Masalah tidak ada. Kebutuhan yang diperlukan
informasi hasil pemeriksaan, memberi support mental , pimpin ibu
meneran, bantu proses kelahiran bayi, lakukan IMD.
Kala III : Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa : ibu inpartu kala III, KU ibu dan bayi baik. Masalah

152
tidak ada. Kebutuhan manajemen aktif kala III untuk membantu kelahiran
plasenta.
Kala IV : Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa : ibu inpartu kala VI, KU ibu dan bayi baik. Masalah
tidak ada. Kebutuhan pelaksanaan aktif kala IV
3. Masalah potensial
Tidak ada
4. Tindakan segera
Tidak ada
5. Perencanaan / intervensi
Kala I : Rencana asuhan saat persalianan yaitu diberikan asuhan
tentang informasi hasil pemeriksaan, memberi dukungan emosional,
memberikan pengetahuan tentang cara meneran yang baik, memberitahu
posisi yang nyaman, memenuhi kebutuhan nutrisi, mengontrol kemajuan
persalian.
Kala II :, Memberikan support mental kepada ibu, pimpin ibu
meneran, bantu proses kelahiran bayi, keringkan bayi dan potong tali
pusat, lakukan IMD.

Kala III: Melakukan manajemen aktif kala III dan membantu


melahiran plasenta

Kala IV : Pelaksanaan aktif kala IV


6. Pelaksanaan
Pada kala I menjelaskan pada ibu bahwa ibu sebentar lagi akan
melahirkan. Saat ini pembukaan 8 cm dan keadaan janin baik.
Memberikan dukungan emosional : meyakinkan ibu bahwa ibu pasti bisa
melalui semua ini dan menyarankan ibu untuk selalu berdoa kepada
Tuhan. Cara meneran yang baik yaitu mengambil nafas dalam dan
melepaskan nya perlahan-lahan. Tangan ibu diletakkan di pangkal paha
dan dagu ibu didekatkan ke dada. Menyiapkan partus set, heacting set,
obat-obatan yang diperlukan , pakaian ibu dan bayi. Memenuhi kebutuhan
nutrisi, beri ibu posisi yang nyaman.

153
Pada kala II Memberikan semangat dan mengatakan bahwa bayi
akan dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri, mengingatkan ibu agar tidak
lupa berdoa kepada Tuhan. Membantu proses kelahiran bayi dengan benar
sesuai yang dipraktekan, meletakkan bayi diatas perut ibu
mengeringkannya serta membersihkan jalan nafas sambil menilai Apgar
score menit ke 1, Melakukan IMD segera setelah bayi lahir, letakkan bayi
diatas dada ibu dan biarkan bayi mencari puting susu ibu sendiri lakukan
selama ±1 jam
Pada kala III melakukan manajemen aktif kala III yaitu pemberian
suntikan oksitosin, peregangan tali pusat terkendali, masase fundus uteri,
kemudian membatu Mengontrol pelepasan plasenta dengan cara teknik
Kushner.
Pada kala IV pelaksanaan aktif kala IV yaitu memeriksa laserasi
jalan lahir mengunakan kassa diberi betadine dengan cara di mendep
dinding vagina. Mengontrol kontraksi uterus, jumlah perdarahan, KU serta
urine setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua.

7. Evaluasi
Kala I: ibu sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan,
peralatan dan kebutuhan persalinan sudah disiapkan
Kala II : Dengan memberikan dukungan support metal ibu terlihat
lebih tenang, semua peralatan dan kebutuhan sudah disiapkan, bayi lahir
spontan jam 12.20 WIB jenis kelamin perempuan, berat badan 3100 gram,
panjang badan 50 cm, bayi telah dikeringkan dan diletakkan diatas perut
ibu, A/S : 8/9 dan tali pusat telah diikat. IMD telah dilakukan selama 1
jam.
Kala III : tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong, obat telah
diinjeksi, plasenta sudah lepas dan lahir spontan, plasenta lahir lengkap,
kontraksi uterus baik, perdarahan 150 cc, TFU setinggi pusat
Kala IV : TTV normal, kontraksi uterus baik, TFU 3 jari dibawah
pusat, kandung kemih tidak terabajumlah perdarahan 100 cc,

154
4.3 Nifas
1. Pengumpulan data
Hasil pengkjian data subjektif 6 sampai - 24 jam masa nifas yaitu
ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah, ibu senang dengan kelahiran
bayinya.

TFU 3 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, lochea rubra


jumlah + 100 cc, kandung kemih tidak teraba, pappila mamae menonjol
colostrum (+)

1. Interprestasi data
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa ibu nifas 6 jam sampai 24 jam postpartum dengan
keadaan umum ibu baik. Masalah tidak ada. Kebutuhan informasi hasil
pemeriksaan, cara mengatasi nyeri, kontrol kontaksi uterus, TFU dan
pengeluaran lochea, nutrisi, kebutuhan istitahat, penjelasan tanda bahaya
masa nifas, penjelasan tentang KB untuk menjarangkan kehamilan.
2. Masalah potensial
Tidak ada
3. Tindakan segera
Tidak ada
4. Perencanaan / Intervensi
Rencana asuhan pada saat nifas yaitu diberikan asuhan tentang
pengetahuan mengatasi rasa nyeri, pemantauan kala IV, kebutuhan nutrisi,
memberi pengetahuan tentang bahaya masa nifas, pengetahun tentang
penggunaan kontrasepsi pasca bersalin.
5. Pelaksanaan / Impelementasi
Menjelaskan pada ibu tentangmengatasi rasa nyeri dengancara :
Menarik nafas panjang, mengalihkan perhatian dari rasa nyeri, mengatur
posisi sesuai dengan keinginan ibu. Mengontrol kontraksi uterus,TFU &
pengeluaran lochea. Menjelaskan pada ibu tanda - tanda bahaya selama
nifas diantaranya : Keluar darah yang banyak dari kemaluan ibu / ganti
doek 2 x 1/ 2 jam. Keluar cairan yang berbau busuk dari kemaluan ibu.

155
Demam tinggi. Bengkak diwajah dan tangan, dan kaki. Sakit kepala terus
menerus, nyeri epigastrium, atau gangguan penglihatan. Payudara keras,
panas, merah, dan sakit.
6. Evaluasi
Semua pengetahuan tentang pelaksanaan asuhan pada ibu nifas
telah di berikan, dan semua kebutuhan ibu nifas telah terpenuhi dan tau
apa saja kebutuhan dimasa nifas.

4.4 Bayi Baru Lahir


1. Pengumpulan Data
Hasil pengkajian data subjektif dari 6 jam -24 jam pertama yaitu ibu
mengatakan tidak ada masalah pada bayinya dan ibu senang dengan
kelahiraan bayinya, ASI sudah keluar.

Hasil pengkajian data objektif dari 24 jam pertama dilakukan


pemeriksaan fisik didapatkan hasil TTV semua dalam batas normal, dan tidak
ada masalah pada bayi, dan pemeriksaan secara head to toe dalam batas
normal.

2. Interprestasi data
Dari data subjektif dan objektif yang diperoleh sehingga
ditegakkan diagnosa bayi baru lahir normal 6 jam sampai -24 jam post
partum dengan KU bayi baik. Masalah tidak ada. Kebutuhan pantau TTV
dan KU bayi, mandikan bayi, rawat tali pusat, cegah hipotermi, bounding
attachment, pentingnya ASI, cara pencegahan infeksi, imunisasi, dan tanda
bahaya pada BBL untuk mendeteksi adanya masalah pada bayi
3. Masalah potensial
Tidak ada
4. Tindakan segera
Tidak ada
5. Perencanaan / intervensi

156
Rencana asuhan pada BBL yaitu diberikan asuhan tentang
pengetahuan cara merawat tali pusat, cara mencegah hipotermi, bounding
attachment, pengetahuan tentang ASI eksklusif, pengetahuan tentang
imunisasi cara mencegah infeksi pada bayi, pengetahuan tentang tanda-
tanda bahaya pada BBL.
6. Pelaksanaan / implementasi
Pelaksanaan 24 jam yaitu memandikan bayi setelah 6 jam post
partum. melakukan perawatan talipusat. membersihkan tali pusat dengan
kassa steril kemudian menutupnya dengan kassa steril. Mencegah bayi dari
hipotermi dengan cara: segera mengeringkan bayi, segera membedung
bayi setelah bayi dimandikan. Memfasilitasi bounding attachment, dengan
cara : susukan bayi pada ibu nya sedini mungkin , minimalnya 1 jam
setelah bayi lahir. Rawat gabung ( rooming in). Menjelaskan pada ibu
petingnya ASI bagi bayinya, karena ASI memenuhi kebutuhan gizi bayi
dan melindungi bayi dalam berbagai serangan penyakit, dan menganjurkan
ibu untuk memberikan hanya air susu ibu saja kepada bayinya dari 0-6 bln
tanpa diberiakan makanan atau minuman tambahan, selain obat untuk
therapy (pengobatan penyakit), (ASI Eksklusif ).
Pelaksanaan lainya Memberikan penjelasan cara mencegah infeksi
pada bayi dengan cara mencuci tangan sebelum memegang bayi, menjaga
personal hygiene bayi dengan ganti pakaian setiap kali basah dan
memandikan bayi setiap hari , menjaga lingkungan tetap bersih.
Menjelaskan tanda – tanda bahaya pada BBL, seperti : bayi tidak mau
menyusu, mulut menciut seperti mulut ikan, bayi kuning, tidak BAK
selama 24 jam, tidak ada BAB dalam 48 hari. Menganjurkan ibu untuk
membawa bayinya ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan imunisasi
yang berguna untuk mencegah berbagai penyakit dengan jadwal : O - 7
hari: HB I, polio I, BCG. 2 bulan : HB II, DPT I, polio II. 3 bulan : HB
III, DPT II, polio III. 4 bulan : DPT III, polio IV. 9 bulan : campak.
7. Evaluasi
Bayi telah dimandikan, perawatan tali pusat sudah dilakukan,
bounding attachment telah dilakukan. Ibu telah melakukan pencegahan

157
infeksi pada bayinya, ibu bersedia membawa bayinya ketenaga kesehatan
untuk mendapatkan imunisasi selanjutnya, ibu sudah tahu tanda bahaya
pada bayi baru lahir, bayi telah dimandikan.

158
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam melaksanakan studi kasus ini penulis telah memberikan


asuhan kebidanan kehamilan pada Ny “N” G1P0A0H0 usia kehamilan 38-
39 minggu :

1. Penulis telah melakukan pengkajian data subjektif dan objektif


pada Ny “N” G1P0A0H0 usia kehamilan 38-39 minggu :melalui
anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan labor, dari hasil
pengkajian tersebut tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.
2. Penulis telah melakukan interpretasi data dari pengkajian yang
telah dilakukan pada Ny “N” G1P0A0H0 usia kehamilan 38-39
minggu hasilnya tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.
3. Penulis telah mengidentifikasi masalah dan diagnosa potensial,
hasilnya tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Penulis telah mengidentifikasi masalah dan tidak membutuhkan
tindakan segera kolaborasi dan rujukan dari masalah potensial yang
ditemukan pada Ny “N” G1P0A0H0 usia kehamilan 38-39 minggu
hasilnya tidak ditemukan kesenjangan dan antara teori dan praktek.
5. Penulis telah membuat perencanaan asuhan yang tepat untuk
diberikan kepada Ny “N” G1P0A0H0 usia kehamilan 38-39
minggu :berdasarkan langkah-langkah sebelumnya dan hasilnya
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan praktek.
6. Penulis telah melakukan asuhan sesuai dengan perencanaan yang
ada pada Ny “N” G1P0A0H0 usia kehamilan 38-39 minggu
hasilnya ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
7. Penulis telah melakukan evaluasi pada Ny “N” G1P0A0H0 usia
kehamilan 38-39 minggu, hasilnya tidak didapatkan kesenjangan
antara teori dengan praktek

5.2 Saran

1. Mahasiswa

Diharapkan kepada mahasiswa dalam memberikan asuhan


kebidanan, dengan benar mahasiswa dapat menguasai teori dan
konsep dari asuhan dan pendidikan kesehatan yang akan diberikan.
2. Lahan Praktek

Diharapkan dapat menjaga dan meningkatkan mutu pelayanan


dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
khususnya bidang kesehatan, dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
juga dapat diharapkan pelaksanaan dilakukan dengan mengikuti
standar pelayanan kebidanan dan teori.
3. Institusi Kesehatan

Supaya asuhan Continuity of Care yang telah didokumentasikan


dapat dipertimbangkan untuk membuat laporan tugas akhir
berikutnya dan dapat dijadikan pertimbangan serta acuan suksesnya
kegiatan penuunan AKI, maupun pembuatan laporan tugas akhir
berikutnya.

160
DAFTAR PUSTAKA

https://ugm.ac.id/id/berita/17548-aki-di-indonesia-masih-tinggi

https://www.jawapos.com/kesehatan/30/01/2018/dinkes-sumbar-angka-kematian-
ibu-melahirkan-masih-tinggi/

https://nurhibatullah.blogspot.com/2017/01/manajemen-kebidanan-tujuh-
langkah.html

file:///C:/Users/Asus/Downloads/LKJiP_Tahun_2019.pdf

http://repository.poltekkes-denpasar.ac.id/7705/3/BAB%20II.pdf

Widatiningsih,Sri & Dewi, Christin Hiyana Tungga, 2017. Praktik Terbaik


Asuhan Kehamilan.Yogyakarta: Trans Medika.

https://kumparan.com/babyologist/pemeriksaan-kehamilan-dengan-14t-
1rJW8fbf1Ah/full

https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&as_ylo=2020&q=tanda+bahaya+nifas&btnG=&oq=TAN
DA+BAHAYA+N

http://ejournal.binausadabali.ac.id/index.php/caring/article/view/170

https://hellosehat.com/parenting/bayi/menyusui/apa-itu-menyusui/

https://media.neliti.com/media/publications/195271-ID-pengeluaran-lochea-rubra-
ditinjau-dari-m.pdf

https://jurnal.uimedan.ac.id/index.php/JURNALKEBIDANAN/article/view/434

https://www.jurnal.syntaxliterate.co.id/index.php/syntax-literate/article/view/1339

https://www.juriskes.com/index.php/jrk/article/view/870

http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/ijm/article/view/417

161
http://ojs.poltekkes-medan.ac.id/pannmed/article/view/683

https://core.ac.uk/download/pdf/288193299.pdf

162

Anda mungkin juga menyukai