Anda di halaman 1dari 8

PETA WILAYAH, SOSIAL & BUDAYA PADA LOKASI PENELITIAN

(TUGAS MATA KULIAH KESEHATAN MASYARAKAT PERDESAAN)

Oleh:
SYIFA NURFADLILAH SUHARDI
I2A022009

PROGRAM STUDI PASCASARJANA KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
2022
❖ Judul Penelitian: HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PETUGAS PENGELOLA
OBAT TERHADAP MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT PADA SALAH SATU
PUSKESMAS DI KABUPATEN MAJALENGKA.

❖ Lokasi Penelitian: Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.

Kabupaten Majalengka, Jawa Barat.

Kabupaten Majalengka merupaan sebuah kabupaten di Tatar Pasundan Provinsi Jawa


Barat, Indonesia. Ibu Kabupatennya adalah Majalengka. Kabupaten ini berbatasan dengan
Kabupaten Indramayu di utara, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan di timur,
Kabupaten Ciamis dan Kabupaten Tasikmalaya di selatan, serta Kabupaten Sumedang di barat.
Pusat pemerintahannya berada di Kecamatan Majalengka. Kantor Bupati terletak di Pendopo
bagian selatan dari Alun-alun Majalengka yang berdekatan dengan Masjid Agung Al-Imam.

Luas daerah Kabupaten Majalengka adalah 1204,24 km² atau sekitar 2,71% dari luas
Propinsi Jawa Barat. Secara geografis, Kabupaten Majalengka terletak di bagian timur Provinsi
Jawa Barat pada posisi 108° 03’-108° 19 BT disebelah barat, 108° 12’-108° 25’ BT disebelah
timur, 6° 36’-6° 58’ LS disebelah utara, dan 6° 43’-7° 03’ LS disebelah selatan.

Menurut Data yang didapat dari Bappeda Majalengka, kondisi Geografis Majalengka
terbagi dalam 3 zona daerah yaitu daerah pegunungan dengan ketinggian 500-857 m diatas
permukaan laut dengan luas 482,02 km² atau 40,03 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten
Majalengka; daerah bergelombang/berbukit dengan ketinggian 50-500 m diatas permukaan
laut dengan luas 376,53 km² atau 31,27 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka
dan daerah daratan rendah dengan ketinggian 19-50 m diatas permukaan laut dengan luas
345,69 km² atau 28,70 % dari seluruh luas wilayah Kabupaten Majalengka.

Kabupaten Majalengka terdiri atas 26 kecamatan yang dibagi atas sejumlah desa dan
kelurahan. Berdasarkan morfologinya, dataran rendah meliputi Kecamatan Kadipaten,
Panyingkiran, Dawuan, Kasokandel, Jatiwangi, Sumberjaya, Ligung, Jatitujuh, Kertajati,
Cigasong, Majalengka, Leuwimunding dan Palasah. Kemiringan tanah didaerah dataran rendah
ini antara 5%-8% dengan ketinggian antara 20-100 m diatas permukaan laut, kecuali di
Kecamatan Majalengka tersebar beberapa perbukitan rendah dengan kemiringan antara 15%-
25%. Daerah berbukit dan bergelombang meliputi Kecamatan Rajagaluh dan Sukahaji sebelah
Selatan, Kecamatan Maja, sebagian Kecamatan Majalengka. Kemiringan tanah didaerah ini
berkisar antara 15-40%, dengan ketinggian 300-700 diatas laut. Daerah perbukitan terjal
meliputi daerah sekitar Gunung Ciremai, sebagian kecil Kecamatan Rajagaluh, Kecamatan
Argapura, Kecamatan Sindang, Kecamatan Talaga, sebagian Kecamatan Sindangwangi,
Kecamatan Cingambul, Kecamatan Banjaran, Kecamatan Bantarujeg, Kecamatan Malausma,
Kecamatan Lemahsugih dan Kecamatan Cikijing bagian Utara. Kemiringan didaerah ini
berkisar 25%- 40% dengan ketinggian antara 400-2000 m di atas permukaan laut.

Peta wilayah Kabupaten Majalengka:

Sebagian besar penduduk Majalengka adalah Suku Sunda dan bertutur menggunakan
Bahasa Sunda. Namun untuk wilayah Majalengka utara yang biasa disebut wilayah pekaleran
meliputi Kecamatan Jatitujuh, Ligung, Sumberjaya serta Desa Patuanan Kecamatan
Leuwimunding mayoritas adalah Suku Jawa dan bahasa yang digunakan adalah Bahasa
Cirebon. Sebagai wilayah yang dilalui oleh dua kebudayaan besar yaitu Sunda & Jawa maka
Kabupaten Majalengka memiliki 11 keragaman seni budaya yaitu Sampyong, Wayang Golek,
Gaok, Jaipong, Sintren, Kacapian, Tarling, Tari Topeng Klasik, Kuda Renggong, Gembyung
dan Goong Renteng.

Majalengka memiliki setidaknya 15 tempat tujuan wisata alam yang menarik, tempat-
tempat tersebut yaitu Curug Muara Jaya, Curug Sawer, Air Terjun Cibali, Air Terjun Cilutung,
Curug Tonjong, Situ Sangiang, Situ Janawi, Talaga Herang, Talaga Loa, Situ Cipanten, Situ
Cikuda, Situ Batu, Gunung Batu Tilu, Kebun The Cipasung, Pendakian Gunung Ciremai dan
Panorama Cikebo. Majalengka juga memiliki setidaknya 9 tempat tujuan wisata budaya.
Tempat-tempat tersebut yaitu Museum Talaga manggung, Rumah Adat Panjalin, Hutan
Lindung Patilasan Prabu Siliwangi, Makam Buyut Kyai Arsitem, 4 Makam Eyang
Natakusuma, Makam Buyut Israh, Sumur Sindu, Sumur, Dalem, Makam Pangeran
Muhammad.

Penduduk Majalengka memiliki khasanah dan keunikan dalam keragaman corak


budaya. Potensi budaya daerah Kabupaten Majalengka tercermin dalam tatanan kehidupan
masyarakat, corak kesenian, kreasi produk unggulan, bahasa maupun adat istiadat dan nilai-
nilai kegotong royongan. Potensi keragaman budaya ini apabila dikelola secara bijaksana, dan
demokratis dapat dijadikan sebagai modal dasar pembangunan

Majalengka memiliki potensi industri yang cukup menjanjikan, bahkan diantaranya


produk-produk tersebut sudah diakui secara nasional bahkan dunia. Industri-industri yang ada
di Majalengka antara lain industri kecap Majalengka, industri genting Jatiwangi yang sudah
dikenal secara nasional, industri bola Kadipaten yang sudah diakui dunia, dan masih banyak
lagi industry local lainnya. Selain itu Majalengka juga memiliki 9 motif batik asli Majalengka.
Motif batik tersebut yaitu Motif Bunga Matahari, Motif Kabupaten Angin, , Motif Nyi rambut
Kasih A, Motif Nyi Rambut Kasih B, Motif Gedong Gincu, Motif Lauk Ngibing A, Motif lauk
Ngibing B, dan Motif Ikan lele.
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Majalengka, adalah sebagai berikut:
Kecamatan Jumlah Status Daftar Nama Desa/Kelurahan
Argapura 14 Desa Argalingga, Argamukti, Cibunut, Cikaracak, Gunungwangi, Haurseah,
Heubeulisuk, Mekarwangi, Sadasari, Sagara, Sukadana, Sukasari Kaler,
Sukasari Kidul, Tejamulya
Banjaran 13 Desa Banjaran, Cimeong, Darmalarang, Genteng, Girimulya, Hegarmanah,
Kagok, Kareo, Panyindangan, Sangiang, Sindangpala, Sunia, Suniabaru
Bantarujeg 13 Desa Babakansari, Bantarujeg, Cikidang, Cimangguhilir, Cinambo, Cipeundeuy,
Gununglarang, Haurgeulis, Salawangi, Silihwangi, Sindanghurip,
Sukamenak, Wadowetan
Cigasong 10 7 Desa Baribis, Batujaya, Karayunan, Kawunghilir, Kutamanggu, Tajur, Tenjolayar
3 Kelurahan Cicenang, Cigasong, Simpeureum
Cikijing 15 Desa Bagjasari, Banjaransari, Cidulang, Cikijing, Cilancang, Cipulus, Cisoka,
Jagasari, Kancana, Kasturi, Sindang, Sindangpanji, Sukamukti, Sukasari,
Sunalari
Cingambul 13 Desa Cidadap, Cikondang, Cimanggugirang, Cingambul, Cintaasih, Ciranjeng,
Kondangmekar, Maniis, Muktisari, Nagarakembang, Rawa, Sedaraja,
Wangkelang
Dawuan 11 Desa Balida, Baturuyuk, Bojongcideres, Dawuan, Gandu, Genteng, Karanganyar,
Mandapa, Pasirmalati, Salawana, Sinarjati
Jatitujuh 15 Desa Babajurang, Biyawak, Jatiraga, Jatitengah, Jatitujuh, Pangkalanpari,
Panongan, Panyingkiran, Pasindangan, Pilangsari, Putridalem, Randegan
Kulon, Randegan Wetan, Sumber Kulon, Sumber Wetan
Jatiwangi 16 Desa Andir, Burujul Kulon, Burujul Wetan, Cibentar, Ciborelang, Cicadas,
Jatisura, Jatiwangi, Leuweunggede, Loji, Mekarsari, Pinangraja, Sukaraja
Kulon, Sukaraja Wetan, Surawangi, Sutawangi
Kadipaten 7 Desa Babakan Anyar, Cipaku, Heuleut, Kadipaten, Karangsambung, Liangjulang,
Pagandon
Kasokandel 10 Desa Gandasari, Girimukti, Gunungsari, Jatimulya, Jatisawit, Kasokandel,
Leuwikidang, Ranji Kulon, Ranji Wetan, Wanajaya
Kertajati 14 Desa Babakan, Bantarjati, Kertajati, Kertasari, Kertawinangun, Mekarjaya,
Mekarmulya, Pakubeureum, Palasah, Pasiripis, Sahbandar, Sukakerta,
Sukamulya, Sukawana
Lemahsugih 19 Desa Bangbayang, Borogojol, Cibulan, Cigaleuh, Cipasung, Kalapadua, Kepuh,
Lemah Putih, Margajaya, Mekar Wangi, Mekarmulya, Padarek, Sadawangi,
Sinargalih, Sukajadi, Sukamaju, Dayeuhwangi, Lemahsugih, Cisalak
Leuwimunding 14 Desa Ciparay, Heuleut, Karangasem, Lame, Leuwikujang, Leuwimunding, Mindi,
Mirat, Nanggerang, Parakan, Parungjaya, Patuanan, Rajawangi, Tanjungsari
Ligung 19 Desa Ampel, Bantarwaru, Beber, Beusi, Buntu, Cibogor, Gandawesi,
Kedungkancana, Kedungsari, Kertasari, Kodasari, Leuweunghapit,
Leuwiliang Baru, Ligung, Ligung Lor, Majasari, Sukawera, Tegalaren,
Wanasalam
Maja 18 Desa Anggrawati, Banjaran, Cengal, Cicalung, Cieurih, Cihaur, Cipicung, Maja
Selatan, Maja Utara, Nunuk Baru, Kartabasuki, Malongpong, Paniis,
Pasanggrahan, Pageraji, Sindangkerta, Tegalsari, Wanahayu
Majalengka 14 4 Desa Cibodas, Kawunggirang, Kulur, Sidamukti
10 Kelurahan Babakan Jawa, Cicurug, Cijati, Cikasarung, Majalengka Kulon, Majalengka
Wetan, Munjul, Sindangkasih, Tarikolot, Tonjong
Malausma 11 Desa Banyusari, Buninagara, Cimuncang, Ciranca, Girimukti, Jagamulya, Kramat
Jaya, Lebakwangi, Malausma, Sukadana, Werasari
Palasah 13 Desa Buniwangi, Cisambeng, Enggalwangi, Majasuka, Palasah, Pasir,
Sindanghaji, Sindangwasa, Tarikolot, Trajaya, Karamat, Waringin, Weragati
Panyingkiran 9 Desa Bantrangsana, Bonang, Cijurey, Jatipamor, Jatiserang, Karyamukti,
Leuwiseeng, Pasirmuncang, Panyingkiran
Rajagaluh 13 Desa Babakankareo, Cipinang, Cisetu, Kumbung, Pajajar, Payung, Rajagaluh
Kidul, Rajagaluh Lor, Rajagaluh, Sadomas, Sindangpano, Singawada, Teja
Sindang 7 Desa Bayureja, Garawastu, Gunungkuning, Indrakila, Pasirayu, Sangkanhurip,
Sindang
Sindangwangi 10 Desa Balagedog, Bantar Agung, Buahkapas, Jerukleueut, Lengkongkulon,
Lengkongwetan, Leuwilaja, Padaherang, Sindangwangi, Ujungberung
Sukahaji 13 Desa Babakan Manjeti, Candrajaya, Cikalong, Cikeusik, Cikoneng, Ciomas, Jayi,
Nanggewer, Padahanten, Palabuan, Salagedang, Sukahaji, Tanjungsari
Sumberjaya 15 Desa Banjaran, Bongas Kulon, Bongas Wetan, Rancaputat, Cidenok, Garawangi,
Gelok Mulya, Lojikobong, Pancaksuji, Panjalin Kidul, Panjalin Lor,
Paningkiran, Parapatan, Sepat, Sumberjaya
Talaga 17 Desa Argasari, Campaga, Cibeureum, Cicanir, Cikeusal, Ganeas, Gunungmanik,
Jatipamor, Kertahayu, Lampuyang, Margamukti, Mekarhurip, Mekarraharja,
Salado, Sukaperna, Talaga Kulon, Talaga Wetan
JUMLAH 343 13 Kelurahan
330 Desa

Salah satu Kecamatan di Kabupaten Majalengka yaitu Kecamatan Majalengka, yang


menjadi pusat Kabupaten. Kecamatan Majalengka terdiri atas 10 Kelurahan dan 4 Desa.
Dikarenakan rencana penelitian akan dilaksakan di Kecamatan Majalengka, kita ambil salah
satu Desa yang termasuk wilayah ini yaitu Desa Kulur. Desa Kulur berada di sebelah Timur
wilayah Kabupaten Majalengka dengan tinggi rata-rata wilayahnya berada antara 200-400 m
dari permukaan laut. Batas-batas wilayah Desa kulur, yaitu sebelah Utara berbatasan dengan
Kecamatan Cigasong. Sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Sindangkasih, sebelah
Timur berbatasan dengan Desa Kawunghilir, dan sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Cibodas.

Jumlah penduduk Desa Kulur sebanyak 4121 jiwa dengan kepadatan 0,34 jiwa/km².
Jenis mata pencaharian penduduk Desa kulur adalah petani dan/atau buruh tani, pengrajin,
pedagang, supir angkutan, buruh jasa, PNS, dan lain-lain. Namun mayoritas mata pencaharian
penduduk desa Kulur adalah petan, karena lahan sawah di desa Kulur masih sangat luas.
Lingkungan Desa Kulur masih sangat asri, hamparan sawah mengelilingi wilayah Desa Kulur.
Padi menjadi komoditas utama warga Desa Kulur, tanah yang subur membuat pertanian di
Desa Kulur bertahan dan menjadi mata pencaharian utama warganya. Ketika musim kemarau
biasanya para petani menanam jagung. Penanaman padi dan jagung ini membuat lahan
pertanian tak pernah kosong.

Mayoritas penduduk Desa Kulur beragama Islam, ini bisa terlihat dengan jumlah
tempat ibadah yaitu masjid berjumlah 6 dan mushola berjumlah 20. Walaupun mayoritas
beragama islam nilai lokalitas masih dijunjung tinggi, kita masih bisa menyaksikan kesenian
Gaok. Akulturasi budaya dengan agama membaur, contohnya ketika acara tujuh bulanan
diawali dengan acara keagamaan berupa tahlil, membaca Al-Quran, atau marhabanan
dilanjutkan dengan pertunjukan budaya lokal berupa kesenian Gaok.

Selain memiliki lahan sawah yang subur, Desa Kulur memiliki kesenian yang sampai
sekarang masih terjaga yaitu kesenian “Gaok”. Kesenian Gaok apabila diamanati dalam cara
penampilannya merupakan seni tradisional yang telah mengalami sinkretisme antara nilai-nilai
budaya etnis Sunda buhun dan budaya bernuansa Islam yang dibawa dari Cirebon. Misalnya
dapat diamati ketika dalam pertunjukan selalu diawali dengan bahasa Sunda tetapi gayanya
terkadang seperti orang yang sedang mengumandangkan adzan, kemudian busana yang
dikenakan para pemainnya busana khas Sunda. Kesenian tradisional Gaok mulai ada dan
berkembang di Majalengka diperkirakan setelah masuknya agama Islam di wilayah Kabupaten
Majalengka yaitu sekitar abad ke 15 pada saat pangeran Muhammad berusaha menyebarkan
ajaran Islam, yang dilaksanakan sebagai upaya dakwah Islam.

Kesenian Gaok termasuk seni sastra jenis “mamacan” (membaca teks) atau juga bisa
disebut wawacan yang merupakan singkatan dari wawar nu ka anu acan (memberitahu kepada
yang belum mengetahui). Kesenian ini ditampilkan pada acara sunatan, nikahan, ngayun,
babarit pare, tingkeban, dan lainnya. Kesenian Gaok di Desa Kulur masih dilestarikan sampai
sekarang.

Anda mungkin juga menyukai