Makalah Bab 2 Konsep Asuransi Kesehatan
Makalah Bab 2 Konsep Asuransi Kesehatan
DISUSUN OLEH :
NAMA : NI PUTU ELIS WIDI ASTUTI
NIM J1A120330
KELAS : AKK B 020
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena berkat
rahmat dan karunianya kita masih diberikan Kesehatan dan kesempatan untuk
dapat menyelesaikan makalah ini sebagaimana mestinya. Makalah ini berjudul
tentang jaminan asuransi Kesehatan, yang mana disusun sebagai bahan referensi
bagi pembaca.
Tidak lupa juga kami ucapkan Terimakasih kepada Dosen Pembimbing
Mata kuliah Sistem Jaminan Kesehatan, bapak Dr.Suhadi,SKM.,M.Kes karena
telah membimbing kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih kepada pihak yang telah berkontribusi.
Oleh karena itu diperlukannya kritik dan saran yang membangun, untuk
kemajuan bahan referensi ini. Demikian kurang dan lebihnya mohon dimaafkan.
Wassalamualaikum wr.wb
Penyusun
Ni Putu Elis Widi Astuti
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Sejarah Asuransi Kesehatan di Indonesia.....................................................6
B. Pengertian Asuransi......................................................................................9
C. Unsur Unsur Asuransi.................................................................................10
D. Prinsip Dasar Asuransi................................................................................11
E. Fungsi Asuransi...........................................................................................12
F. Tujuan Asuransi..........................................................................................13
G. Manfaat Asuransi........................................................................................13
H. Jenis Resiko Pengansuransian.....................................................................14
I. Sifat-sifat Asuransi......................................................................................14
J. Benefit/Paket Jaminan.................................................................................15
K. Jenis Jenis Asuransi....................................................................................15
BAB III..................................................................................................................20
PENUTUP..............................................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Usaha untuk mendapatkan derajat kesehatan pada masyarakat yang
tinggi dewasa ini diupayakan oleh pemerintah maupun swasta. Salah satu
langkah yang ditempuh adalah dengan pengadaan pelayanan kesehatan dan
jaminan kesehatan yang ditujukan agar dapat memenuhi kebutuhan kesehatan
rakyat, berupa sarana kesehatan yang dapat berfungsi semestinya. Berbicara
4
tentang kesehatan manusia maka tidak lepas dengan upaya kesehatan dan
penjagaan kesehatan yang secara otomatis terkait dengan kebutuhan dasar
yang diperlukan oleh manusia.
5
dideritanya. Bagi tertanggung, asuransi merupakan alat pengalihan risiko,
sehingga dalam prakteknya berbentuk perjanjian antara pihak tertanggung
dengan pihak penanggung.
B. Rumusan Masalah
1. Sejarah Asuransi kesehatan Di Indonesia
2. Pengertian Asuransi
3. Unsur-Unsur Asuransi
4. Prinsip Dasar Asuransi
5. Fungsi asuransi
6. Tujuan Asuransi
7. Manfaat Asuransi
8. Jenis Risiko pengasuransian
9. Sifat-sifat Asuransi
10. Benefit/Paket jaminan
11. Jenis-Jenis Asuransi
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Asuransi Kesehatan di Indonesia
Bila kita berpijak dari catatan sejarah pembangunan asuransi
kesehatan di indonesa, maka sesungguhnya perjalanan penyelenggaraan
asuransi di dunia termasuk di indonesia sudah cukup tua. Di indonesia sendiri
perjalanan asuransi masih tergolong muda dibanding dengan beberapa negara
lain di dunia. Pada dasarnya penyelenggaraan asuransi itu setua peradaban
manusia di dunia. Lahirnya asuransi dalam perspektif sejarah dimulai karena
adanya keterbatasan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik
secara perorangan maupun kelompok. Keterbatasan yang dimaksud adalah
lemahnya kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pelayanan
kesehatan dan terbatasnya dana kesehatan yang disediakan oleh pemerintah.
7
undang-undang Pokok Kesehatan tahun 1960 yang meminta Pemerintah
mengembangkan ‘dana sakit’ dengan tujuan untuk menyediakan akses
pelayanan kesehatan untuk seluruh rakyat. Lebih lanjut Thabrany mengatakan
bahwa pada tahun 1967, Menteri Tenaga Kerja (Menaker) mengeluarkan
Surat Keputusan untuk mendirikan dana mirip dengan konsep Health
Maintenance Organization (HMO) atau Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat (JPKM) yang berkembang kemudian guna mewujudkan amanat
undang-undang kesehatan tahun 1960 tersebut.
Tahun 1968 :
Tahun 1984 :
Tahun 1991:
8
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1991,
kepesertaan program jaminan pemeliharaan kesehatan yang dikelola Perum
Husada Bhakti ditambah dengan Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta
anggota keluarganya. Disamping itu, perusahaan diijinkan memperluas
jangkauan kepesertaannya ke badan usaha dan badan lainnya sebagai peserta
sukarela.
Tahun 1992:
Tahun 2008:
9
Tahun 2009:
Tahun 2011:
B. Pengertian Asuransi
Untuk memudahkan pemahaman lebih dalam tentang asurasi maka
terlebih dahulu mengetahui pengertian dari asurasi itu sendiri. Dalam
pengertian sederhana asuransi diartikan sebagai upaya memindahkan
tanggungan risiko yang mungkin timbul kepada pihak tertentu dengan
membayar sejumlah iuran.
10
sebagai upaya mengalihkan tanggung jawab risiko yang mungkin dihadapi
kepada pihak lain dengan membayar premi. Walaupun tidak diharapkan
dalam kehidupannya, manusia sering diharapkan pada suatu resiko. Untuk itu,
mereka selalu berusaha mengurangi atau bahkan menghindari sama sekali
dari risiko yang mungkin menimpanya. (Thabrani, 2001)
11
• Adanya risiko yang mungkin menimpa Setiap kejadian baik besar
atau kecil akan membawa dampak pada kehidupan. Dampak yang
harus dihindari adalah kerugian yang akan dialami seseorang.
Risiko inilah akan menjadi perhatian untuk dipertanggungkan pada
asuransi
12
maka penanggung akan menggantikan kedudukan tertanggung dalam
segala hal untuk menuntut pihak ketiga yang telah menimbulkan kerugian
pada tertanggung". Contribution (Kontribusi). Peserta asuransi dapat saja
mengasuransikan harta benda yang sama pada beberapa perusahaan
asuransi. Namun bila terjadi kerugian atas obyek yang diasuransikan maka
secara otomatis berlaku prinsip kontribusi.
E. Fungsi Asuransi
Fungsi Asuransi : (Thabrani, 2001)
13
kerugian tersebut dan sanggup membayar kontra prestasi yang
biasa disebut premi.
F. Tujuan Asuransi
Tujuan asuransi : (Thabrani, 2001)
G. Manfaat Asuransi
Asuransi yang dimiliki memberi manfaat bagi penggunanya yaitu;
14
c. Manfaat distribusi Biaya dan Manfaat. Semakin besar risiko
kerugian yang timbul maka semakin besar pula premi
pertanggungan dari pihak penanggung polis.
d. Manfaat Kepastian. Manfaat ini untuk mengurangi konsekwensi
yang tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan yang bakal
terjadi, sehingga biaya dari kerugian tersebut menjadi pasti atau
relatif lebih pasti.
I. Sifat-sifat Asuransi
Asuransi memiliki beberapa sifat asuransi sebagai berikut;
15
b. dak terjadi atau dengan kata lain membayar premi. Asuransi
sebagai gejala hukum Asuransi atau pertanggungan selaku gejala
hukum di Indonesia baik dalam pengertian maupun dalam
bentuknya yang terlihat pada waktu sekarang ini, berawal dari
Hukum Barat.
J. Benefit/Paket Jaminan
Pada umumnya paket jaminan yang ditawarkan oleh perusahaan
asuransi adalah sebagai berikut:
16
Dalam bentuk program Jamsostek, Askes, dan JPKM tertanggung
disebut peserta. Di dalam asuransi kesehatan tradisionil sering disebut
pemegang polis (policy holder) dan tertanggung. Sebetulnya ada perbedaan
antara pemegang polis dengan tertanggung. Pemegang polis berkewajiban
membayar premi sedangkan tertanggung (dalam asuransi berbentuk managed
care sering disebut anggota atau member) orang yang dijamin yang tidak
selalu harus yang membayar premi. Asuradur adalah orang atau badan yang
telah menerima premi dan karenanya mempunyai kewajiban membayarkan
atau menanggung manfaat asuransi. Dalam JPKM yang dikembangkan
Depkes asuradur ini disebut Badan Penyelenggara JPKM yang disingkat
Bapel.
Sesuatu yang sifatnya wajib harus diatur oleh yang paling kuasa.
Dalam kehidupan bernegara, yang paling kuasa adalah undang-undang yang
dibuat oleh wakil rakyat. Itulah sebabnya, sebuah asuransi sosial yang
memenuhi syarat haruslah diatur berdasarkan undang-undang. Di Indonesia
salah satu contoh asuransi sosial yang diatur dalam UU adalah jaminan
17
pemeliharaan kesehatatan dalam UU No. 3/1992 tentang Jamsostek.
Manfaat/paket jaminan juga ditetapkan UU, umumnya relatif sama bagi
seluruh peserta dengan tujuan memenuhi kebutuhan para peserta. Demikian
juga dengan premi, besarnya umumnya proporsional terhadap
pendapatan/gaji. Karena sifatnya yang wajib dan mirip dengan pengenaan
pajak, maka pengelolaan asuransi sosial harus not for profit (nirlaba).
• Tidak terjadi bias seleksi, khususnya adverse selection atau anti seleksi
karena semua orang paling tidak dalam suatu kelompok tertentu seperti PNS
atau pegawai swasta diwajibkan ikut. Hal ini memungkinkan sebaran risiko
yang baik sehingga perkiraan klaim/biaya dapat dihitung lebih akurat.
• Redistribusi/cross subsidi luas (equty egaliter) karena semua orang ikut baik
yang kaya-miskin, muda-tua, sehat-sakit.
• Pool besar karena semua harus ikut maka kumpulan anggota /pool menjadi
besar sehingga prediksi berbagai kejadian semakin akurat (Law of the large
number)
18
Kelemahan, selain berbagai keunggulan yang dapat dinikmati
masyarakat, asuransi sosial tidak terlepas dari berbagai kelemahan, antara
lain: (Thabrani, 2001)
19
produk, bahkan dapat mencapai ribuan jenis produk yang sesuai dengan
permintaan masyarakat dengan motif mencari laba atau untung. Premi untuk
asuransi ini disesuaikan dengan benefit/paket jaminan yang ditanggung.
Asuransi in memmfasilitasi equity liberter (you get what you pay for).
Mereka yang miskin sudah pasti tidak akan mampu membeli paket asuransi
yang luas. Karena itu, asuransi kesehatan komersial tidak akan mampu
mecakup seluruh penduduk.
20
• Memerlukan manajemen yang kompleks, karena produknya
sangat beragam.
• Memfasilitasi Equity liberter karena premi yang dibayar
untuk asuransi komersial disesuaikan dengan risiko
kelompok dimana orang tersebut berada.
• Biaya administrasi tinggi karena harus melakukan riset
pasar, upaya pemasaran dan penjualan, dan harus
membayar deviden atas laba yang ditargetkan pemegang
saham
• Tidaka bisa mencapai cakupan universal karena tidak
semua orang mampu membayar premi yang mahal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Definisi Asuransi menurut Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian Bab 1, Pasal 1 : "Asuransi
atau Pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan
mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang
diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin
akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,
21
atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal
atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan." Asuransi dapat diartikan
sebagai upaya mengalihkan tanggung jawab risiko yang mungkin dihadapi
kepada pihak lain dengan membayar premi. Walaupun tidak diharapkan
dalam kehidupannya, manusia sering diharapkan pada suatu resiko. Untuk itu,
mereka selalu berusaha mengurangi atau bahkan menghindari sama sekali
dari risiko yang mungkin menimpanya.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyati, E., & Dwiputri, F. A. (2018). Prinsip Kehati-hatian dalam Menganalisis
Jaminan Kebendaan sebagai Pengaman Perjanjian Kredit
Perbankan. ACTA DIURNAL Jurnal Ilmu Hukum Kenotariatan, 1(2), 134-
148.
22
23