Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


PADA PASIEN VERTIGO DI RUANG FLAMBOYAN
RSUD RAA SOEWONDO PATI

Disusun oleh :
Normah
222020010027

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWTAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH KUDUS
Tahun 2022
Jl. Ganesha 1,Purwosari, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, 59316

A. PENGERTIAN
Menurut yayan A. Israr (2016) Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita
bergerak atau berputar, atau seolah-olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar,
yang biasanya disertai dengan mual dan kehilangan keseimbangan vertigo bisa berlangsung
hanya beberapa saat atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hart. Penderita kadang
merasa lebih baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita
tidak bergerak sama sekali.Menurut reksoatmodjo (2010) vertigo merupakan keluhan yang
sering dijumpai dalam praktek, sering digambarkan sebagai sensasi berputar, rasa oleng, tidak
stabil (giddiness, unsteadiness) dan rasa pusing(dizziness).Deskripsi keluhan vertigo tersebut
penting karena seringkali kalangan awam mengkacaukan istilah pusing dan nyeri kepala
secara bergantian.

B. ETIOLOGI / PENYEBAB
Menurut Tarwoto, dkk. (2015) ada beberapa penyebab dari vertigo antara lain yaitu,
gangguan pada telinga bagian dalam pusing yang terjadi pada pasien vertigo akan hilang
dengan sendiri nya, vertigo jenis int diklasifikasikan menjadi akibat dari masalah telinga
bagian dalam dan dikenal sebagai Benign Pmoxysmal Positional Vertigo. Penyakit sistem
saraf pusat gangguan sistem syaraf pusat tetjadi karena ada nya beberapa beberapa penyakit
seperti multiple sclerosis, kerusakan leher, tumor, atau stroke yang bisa menyebabkan
penyakit vertigo. Migrain merupakan salah satu jenis sakit kepala yang menggangu sistem
penglihatan Vertlgo yang disebabkan karena migrain dapat berlangsung dalam beberapa
menit hingga beberapa hari.Peradangan atau infeksi yang menyerang tubuh seperti pilek, fin,
atau yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi kinerja telinga bagian dalam dan akhirnya
mengakibatkan vertigo. Gangguan penglihatan Mata selain untuk melihat juga dapat
membantu dalam fungsi keseimbangan tubuh. Sehingga masalah yang teijadi pada
penglihatan dapat mengakibatkan gangguan keseimbangan dan memicu penyakit vertigo.
Penyakit meniere Penyakit meniere terjadi akibat peningkatan voluine endolimfe yang juga
berhubungan dengan distensi seluruh sistem endolimfatik (hidrops endolymphatic). Penyakit
meniere yang mengakibatkan telinga bagian dalam mempunyai banyak cairan yang pada
akhimya mempengaruhi keseimbangan tubuh. Rasa pusing yang teijadi dapat berlangsung
selaina setengah jam atau lebih lama lagi. Posisi ädur Bantal kepala yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi bisa meimpengaruhi munculya vertigo dan apalagi jika baru bangun tidur
langsung bangun dengan cepat.

C. MENIFESTASI KLINIS
Menurut Dewanto, (2015).Manifestasi klinis pada klien dengan vertigo yaitu Perasaan
berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan dengan weak dan lembab yaitu
mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu makan tunm, lelah, lidah pucat dengan selaput putih
lengket, nadi lemah, puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit,
mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput tipis.Menurut Dewanto
(2015) Pasien Vertigo akan mengeluh jika posisi kepala berubah pada suatu keadaan tertentu.
Pasien akan merasa berputaratau merasa sekelilingnya berputar jika akan ke tempat tidur,
berguling dari satu sisi ke sisi lainnya, baaglcit dari teæpat üdur di pagi kari, mencapai sesuai
yang tinggi atau jika kepala digeiakkan ke belakang. Biasanya vertigo hanya berlangsung 5-
10 detik. Kadang-kadang disertai rasa mual dan seringkali pasien merasa cemas.Penderita
biasanya dapat mengenali keadaan ini dan berasaha izienghindarinya dengan tidak melakukan
gerakan yang dąpat menimbulkan vertigo. Vertigo ädak akan teijadi jika kepala tegak lurtıs
atau berputar secara aksial tanpa ekstensi, pada hampir sebagian besar pasien, vertigo akan
berkurang dan akhirnyaberhenti secara spontan dalam beberapa hari atau beberapa bulan,
tetapi kadang-kadang dapat juga sampai beberapa tahun.Menurut Dewanto (2015) Pada
ananinesis, pasien mengeluhkan kepala terasa pusing berputar pada perubahan posisi kepala
dengan posisi tertentu. Secara klinis vertigo terjadi pada perubahan posisi kepala dan akan
berkurang serta akhirnya berhenti secara spontan setelah beberapa waktu. Pada pemeriksaan
THT secara umum tidak didapatkan kelainan berarti, dan pada uji kalori tidak ada paresis
kanal.
Menurut Dewanto (2015) Uji posisi dapat membantu mendiagnosa vertigo, yang paling
baik adalah dengan melakukan manuver Hallpike : penderita duduk tegak, kepalanya
dipegang pada kedua sisi oleh pemeriksa, lalu kcpala dijatubkan mendadak sainbil menengok
ke satu sisi. Pada tes ini akan didapatkan nistagmus posisi dengan gejala Penderita vertigo
akan merasakan sensasi gerakan seperti berputar, baik dirinya sendiri atau lingkungan,
Merasakan mual yang luar biasa, Sering muntah behagar akibat dari rasa mual, Gerakan mata
yang abnonnal, Tiba - tiba muncul keringat dingin, Telinga sering terasa berdenging,
Mengalami kesulitan bicara, Mengalami kesulitan berja1an karena merasakan sensasi
gerakan berputar, Pada keadaan tertentu, penderita juga bisa mengalami gangguan
penglihatan.

D. PATOFISIOLOGI
MenurutPrice, SP (2010) tcnlapai ketidakcocokan informasi aferen yang disampaikan
ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam sistem rat adalah susunan
vestibules atau keseimbangaa, yang secara terus menerus menyampaikan impulsnya ke pusat
keseimbangan. Susunan lain yang berperan ialah system optic dan pro-prioseptik, jarasjaras
yang menghubungkan muklei vestibularis dengan muklei N. III, IV dan VI, susunan
vestibuloretikularis, dan vestibuloapinalis.Menurut wilson (2010) Infonnasi yang berguna
untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh receptor vestibuler, visual, dan proprioseptik;
receptor vestibules memberikan kontribusi paling besar, yaitu lebih dari 50% disusul
kemudian reseptor visual dan yang paling kecil kontribusinya adalah
proprioseptik.MenurutPrice, S.A (2010) Daiam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba
di pusat integrasi alat keseñnbangan tubuh berasal dari receptor vestibuler, visual dan
proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam keadaan sinkron
dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respond yang muncul berupa penyesuaian otot-otot
mata dan penggerak tubuh dalam keadaan bergerak.
Menurut Wilson (2010) Di camping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya
terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan tubuh di perifer atau Central
dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis, atau ada rangsang gerakan yang aneh atau
berlebihan, maka proses pengolahan informasi atau terganggu, akibatnya muncul gejala
vertigo dan gejala otonom; di samping itu, respond penyesuaian otot menjadi tidak adekuat
sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus, unsteadiness, ataksia saat
bendiri/ berjalan dan gejala lainnya.
E. PATHWAYS KEPERAWATAN

Infeksi pada telinga


Trauma cerebelum Neuroma akustik
dalam ( vestibuler)

VERTIGO

Gangguan Otak kecil Ketidakcocokan informasi


sistem syaraf yang disampaikan ke otak
pusat

Resiko jatuh
Pengelolaan informasi
terganggu

Nyeri akut

Ketidakteraturan kerja otot

Intoleransi aktivitas
F. DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
pemeriksaan laboratorium adalah suatu prosedur pelaksanaan
pemeriksaan yang membantu dokter menentukan diagnosa penyakit.dalam
sebuah pemeriksaan laboratorium,bahan atau sampel dari pasien diambil dan
dianalisis.bahan atau sampel dapat berupa darah,urine,sputum (dahak) bahkan
feses(kotoran manusua).
2. Pemeriksaan radiologi
a. Foto polos abdomen
Foto polos abdomen biasa ya tidak memberikan gambaran yang
khas karena hanya sekitar 10-15 % batu kandung empedu yang
bersifat radiopak.biasanya empedu yang mengandung cairan
empedu berkadar kalsiumtinggi dapat dilihat dengan foto polos.
Pada peradangan akut dengan kandung empedu yang membesar
atau hidrops,kandung empedu biasanya terlihat sebagai jaringan
lunak di kuadran kanan atas yang menekan gambaran udara dalam
usus besar, difleksurahepatika.
b. Ultrasonografi (USG)
Ultrasonografi mempunyai kadar spesifisitas dan sensitifitas yang
tinggi untuk mendeteksi batu kandung empedu dan pelebaran
saluran empedu intra-hepatik. Dengan USG juga dapat dilihat
dinding kandung empedu yang menebal karena fibrosis atau udem
yang mengakibatkan peradangan maupun sebab lain. Batu yang
terdapat duktus koledokus distal terkadang sulit dideteksi karena
terhalang adanya udara di dalam usus. Dengan USG punktum
maksimum rasa nyeri pada batu kandung empedu yang lebih jelas
dari pada dengan palpa sibiasa.
c. Kolesistografi
Digunakan untuk penderita tertentu, kolesistografi dengan
kontrascukup baik karena relatif murah, sederhana, dan cukup
akuratuntuk melihat batu radiolusen sehingga dapat dihitung
jumlahdan ukuran batu. Kolesistografi oral akan gagal pada
keadaanileus paralitik, muntah, kadar bilirubin serum di atas 2
mg/dl,obstruksi pylorus dan hepatitis, karena pada keadaan-
keadaan tersebut kontras tidak dapat mencapai hati. Pemeriksaan
kolesistografi oral lebih bermakna pada penilaian fungsi kandung
empedu(Albab, 2013).

G. PENATALAKSANAAN
Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan berbaring diam
dalam kamar gelap selama 1-2 hart pertama.Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus
dan mengurangi perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular perifer,
misalnya neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan bahwa dengan memfiksir
pandangan mata pada suatu obyek yang dekat, misalnya sebuah gambar atau jari yang
direntangkan ternyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua mata ditutup. Karena
aktivitas intclektual ataukonsentrasi mental dapat memudahkan terjadinya vertigo, maka rasa
tidak enak dapat diperkecil dengan relaksasi mental disertai fiksasi visual yang kuat.Bila
mual dan muntah bemt, inöavena haras diberikan untuk mencegah dehidrasi. Bila vertigo
tidak hilang hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular perifer alnit yang belum
dapat memperoleh perbaikan dramatis pada hari pertama atau kedua. Pasien merasa sakit
berat dan saagat takut mendapat serangan berikut Sisi penting neuronitis vestibularis dan
sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter
harms menjelaskan bahwa kemampuan otak untuk beradaptasi akan meınbuat vertigo
menghilang setelah beberapa hari Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah
gejala akut mereda. Latihan ini untuk memperkuat mekanisme kompensasi sistem saraf pusat
nutuk gangguan vestibular akut.

H. PENGKAJIAN

(Hadi, 2016)Menjelaskan bahwa tahap awal yang sangat penting dalam proses asuhan
keperawatan adalah pengkajian. Pada tahap ini menentukankeberhasilan perawat dalam
mengkaji masalah pada pasien dan mengambillangkah selanjutnya untuk mengatasi masalah
pada pasien.
Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah:
1) Identitas klien dan penanggung jawab
2) Riwayat kesehatan
3) Riwayat kesehatan saat ini
Keluhan klien saat ini
4) Riwayat kesehatan lalu
Apakah dahulu klien memiliki riwayat penyakit atau kelainan pada ginjal, dan
apakah memiliki gejala-gejala tumor
5) Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga keluarga klien memiliki riwayat penyakit ginjal
atau tumor
6) Riwayat kesehatan Lingkungan
Bagaimana lingkungan sekitar tempat tinggal klien.
7) Pola Kesehatan Fungsional
a. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Merupakan persepsi klien tentang penyakitnya dan bagaimana cara klien
mempertahankan kesehatannya
b. Pola Nutrisi dan Metabolik
Terkait bagaimana kebiasaan klien dalam mengonsumsi makanan, adakah
kesulitan dalam makan, dan bagaimana frekuensi makan klien tiap hari.
c. Pola Eliminasi
Apakah terdapat gangguan pada pola, frekuensi, dan warna pada eliminasi
d. Pola Aktivitas dan Latihan
Terkait dengan aktivitas sehari- hari atau pekerjaan klien, apakah ada kesulitan
dalam melaksanakan aktivitas
e. Pola Istirahat dan Tidur
Bagaimana pola kebiasaan tidur klien, apakah terdapat keluhan kesulitan tidur
f. Pola Kognitif dan Perseptual
Apakah klien mengeluh adanya gangguan pada kemampuan sensasi
(penglihatan dan pendengaran), adanya keluhan nyeri, dan kesulitan yang
dialami.memfasilitasi peregangan dan pelepasan
kelompok otot yang akan menghasilkan perbedaan sensasi ,lakukan
pengkajian nyeri PQRST, kolaborasi pemberian analgesik, berikan
relaksasi otot progresif.
P : Apa yang merasakan nyeri itu muncul
Q : Bagaimana rasa nyeri yang dirasakan
R : Dibagian tubuh sebelah mna nyeri itu muncul
S : skla nyeri (1-10)
T : Kapan nyerinya muncul(Aini et al., 2019)
g. Pola Persepsi Diri
Apakah klien dan keluarganya merasa cemas atas penyakit yang menimpa
klien.Kecemasan
merupakan suatu kekhawatiran yang
berhubungan dengan perasaan dan emosi pasien ketika akan menjalani operasi
dengan kriteria tingkatan yang diukur dan dinilai menggunakan modifikasi
alat ukur T-MAS dengan skala interval,
dengan kriteria : skor 1–7 : cemas ringan, 8-14: cemas sedang , 15 –21 : cemas
berat(Arifa & Trise, 2012)
8) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik merupakan tindakan untuk mengkaji bagian tubuh klien
dengan melakukan pemeriksaan TTV (tanda-tanda vital) dan pemeriksaan
head to toe. Dalam Pemeriksaan fisik daerah abdomen pemeriksaan dilakukan
dengan sistematis inspeksi, auskultasi, palpasi,
dan perkusi.
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
2. intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring
3. resiko jatuh ditandai dengan gangguan keseimbangan

J. INTERVENSI KEPERAWATAN
N SDKI SLKI SIKI RASIONAL
O
. Nyeri akut Setelah dilakukan Observasi Observasi
b.d agen tindakan
 Identifikasi  Untuk
pencedera keperawatan
lokasi,karakter mengetahui
fisiologis selama ..x24jam
istik,durasi,fre daerah nyeri,
diharapkan tingkat kuensi,kualitas kualitas, kapan
(D.0077)
nyeri menurun dan ,intensitas nyeri
kontrol nyeri nyeri dirasakan,
meningkat dengan  Identifikasi faktor
kriteria hasil; skala nyeri pencetus, berat
 Identifikasi ringannya
a. tingkat nyeri nyeri yang
resons nyeri
 keluhan verbal dirasakan
nyeri  Identifikasi  Pasien dapat
menurun pengetahuan melakukan
 gelisah dan keyakinan tindakan
menurun tentang nyeri mandiri
 meringis  Identifikasi dengan benar
cukup pengaruh nyeri  Untuk
menurun pada kualitas membaantu
b. kontrol nyeri hidup proses
Terapeut pengobatan
 melaporkan pada klien
nyeri  Berikan teknik Terapeutik
terkontrol non
cukup farmakologiras  Adanya
meningkat a nyeri hubungan
 kemampuan  Kontrol saling percaya
menggunak lingkungan dapat membuat
an teknik yang pasien lebih
non memperberat terbuka saat
farmakologi rasa nyeri menyampaikan
cukup  Fasilitasi rasa nyeri yang
meningkat istirahat dan dialami
 keluhan tidur Edukasi
nyeri cukup
menurun Edukasi  Memberikan
pengetahuan
 Jelaskan kepada pasien
penyebab, untuk
periode, menangani
pemicu nyeri rasa nyeri
 Anjurkan secara mandiri
monitor rasa
nyeri secara
mandiri
 Jelaskan
strategi
meredakan
nyeri
 Anjurkantekni
k non
farmakologi
pengurang
nyeri

2. Intoleransi Setelah dilakukan observasi Observasi


aktifitas b.d tindakan
 identifikasi  Untuk
tirah baring keperawatan
gangguan mengetahui
selama ..x24 jam
(D.0056) fungsi tubuh gangguan
diharapkan yang fungsi tubuh
toleransi aktifitas mengakibatkan yang dialami
meningkat dengan kelelahan  Untuk
kriteria hasil;  monitor mengetahui
kelelahan fisik tingkat
 Frekuensi
dan emosional kelelahan fisik
nadi
 monitor pola dan emosional
meningkat
tidur pasien
 Saturasi
 monitor lokasi  Untuk
oksigen
dan mengetahui
meningkat
ketidaknyaman lokasi dan
 Kemudahan
an selama tingkat
dalam
melakukan ketidaknyaman
melakukan
aktivitas an pasien
aktifitas
terapeutik selama
sehari hari
melakukan
meningkat  sediakan aktivitas
 Kekuatan lingkungan  Untuk
tubuh nyaman dan mengetahui
bagian atas rendah pola tidur
dan bawah stimulus pasien apakah
meningkat  lakukan latihan teratur atau
 Keluhan gerak rentang tidak
lelah aktif atau pasif Terapeutik
menurun  berikan
 Dispnea aktifitas  Untuk
saat distraksi yang memberikan
aktifitas menenangkan rasa nyaman
menurun  fasilitasi duduk bagi pasien
 Perasaan dididi tempat  Untuk
lemah tidur, jika meningkatkan
menurun dapat dan melatih
 berpindah massa otot dan
atau berjalan gerak
edukasi ekstremitas
pasien
 anjurkan tirah  Untuk melatih
baring gerak
 anjurkan mobilitas
melakukan pasien selama
aktivitas secara dirawat
bertahap Edukasi
 anjurkan
koping untuk  Untuk
mengurangi memberikan
kelelahan kenyamanan
pasein saat
beristirahat
 Agar pasien
dapat
mengatasi
kelelahannya
secara mandiri
dengan mudah

3. resiko jatuh Setelah dilakukan Pencegahan cidera  memudahkan


ditandai tindakan Observasi ; menjangkau
dengan keerawatan ..x24  Identifikasi Mengurangi
gangguan jam, keparahan dan obat yang rsiko cidera
keseimbanga cedera yang berpotensi  Membantu
n diamati atau menyebabkan klien tepat
dilaporkan cidera tidur dan
(D.0143) menurun dengan  Identifikasi menjangkau
kriteria hasil; kesesuaian peralatan yang
 Menggunak atau stokng dibutuhkan
an fasilitas elastis pada  Membantu
rumah ekstremitas klien dalam
dengan bawah penglihatan
aman dan Terapeutik;
nyaman  Sediakan
 Menggunak pencahayaan
an yang memadai
pencahayaa  Sosialisasikan
n yang pasien dan
memadai keluarga
 Meningkatk dengan
an lingkungan
ketajaman rawat inap
penglihatan  Sediakan alas
klien kaki anti slip
 Sediakan
urinal untuk
eliminasi dekat
tempat tidur,
jika perlu
 Pastikan
barang
barangpribadi
mdah
dijangkau
 Tingkatkan
frekuensi
observasi dan
pengawasan
pasien, sesuai
kebuuhan
Edukasi ;
 Jelaskan alasan
intervensi
pencegahan
jatuh ke pasien
dan keluarga
 Anjurkan
berganti posisi
secara
perlahan dan
duduk
beberapa menit
sebelum
berdidi
K. REFERENSI
PPNI(2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi Dan Indikator
Diagnostik, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2018),Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI( 2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai