Anda di halaman 1dari 8

Pentingnya pengembangan positive body image dalam meningkatkan taraf kepercayaan diri pada

mahasiswa

Oleh :

Zaenal Abidin Sahrawi 200303029

Abstrak

Body image adalah ide individu mengenai penampilan tubuhnya dihadapan orang lain. Dalam memiliki
body image ini ada yang namanya body image positive dan body image negatif. Body image positive
adalah dimana individu melihat bentuk tubuhnya dalam pandangan yang baik, maksimal dan lebih
bermakna. Adapun body image negatif adalah kondisi dimana individu mem-persepsi kan keadaan
tubuhnya dalam pandangan yang tidak baik, sehingga menimbulkan stigma-stigma yang akan
menghambat kehidupan sehari-hari nya. Itulah pentingnya kita memiliki body image positive, agar kita
bisa enerima diri dan tubuh kita sepenuhnya berarti menghormati dan merangkul semua sisinya.
Nantinya, kita tidak lagi merasa cemas karena tak akan terganggu soal standar kecantikan atau
ketampanan orang lain.

Kata kunci : Body Image, Kepercayaan diri


Pendahuluan

Setiap mahasiswa/i pasti mengalami perubahan pada tubuhnya, perubahan tersebut tidak hanya
mendatangkan kesenangan tapi juga dapat menimbulkkan kekhawatiran. Kekhawatiran tersebut timbul
karena kesadaran bahwa daya tarik fisik berperan penting dalam interaksi sosial. Sebagai mahasiswa/i,
menyadari bahwa mereka yang menarik biasanya diperlakukan lebih baik dari pada mahasiswa/i yang
kurang menarik. Tidak heran jika sekarang semakin banyak mahasiswi menjaga tubuhnya karena alasan
untuk terlihat menarik, modis, seksi. Dan untuk mahasiswa ingin terlihat gentle man, berotot dan
berkharisma.

Akan tetapi, tidak semua orang dapat memiliki bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Hal ini
membuat banyak para mahasiswa/i merasakan kecemasan pada bentuk tubuhnya. Mereka merasa
penampilan fisik atau bentuk dan berat badannya tidak ideal dan tidak sempurna. Inilah yang membuat
body image merupakan hal yang sangat penting bagi mahasiswa/i. Seperti yang dikemukakan oleh
Guslingga (2006) bahwa orang yang memiliki body image positif akan cenderung merasa puas terhadap
tubuhnya, memiliki harga diri dan kepeduliannya terhadap kondisi badan dan kesehatannya sendiri,
serta adanya kepercayaan diri ketika menjalin hubungan dengan orang lain. Sedangkan orang yang
memiliki body image yang negatif akan cenderung merasa tidak puas atau malu terhadap kondisi
tubuhnya sehingga dapat menimbulkan depresi, memiliki harga diri yang rendah atau bahkan merasa
dirinya tidak berharga dan tidak menarik.

Fenomena tersebut juga terlihat di Universitas Islam Negeri Mataram, banyak mahasiswa/i selalu
berkumpul bersama teman-temannya baik dikampus maupun diluar kampus. Mereka sangat
memperhatikan penampilan saat bersama teman-temannya agar terlihat menarik. Mereka berteman
dengan mahasiswa/i yang memiliki tubuh ideal dan berpenampilan menarik memberikan pengaruh
terhadap bentuk tubuhnya dan muncul keinginan untuk menjaga bentuk tubuh agar sesuai dengan
teman sebayanya, sekalipun mereka sadar Tuhan menciptakan manusia itu berbeda-beda.

Pengertian Body Image

Salah seorang tokoh yang bernama Chaplin mendifinisikan bahwa body image adalah ide individu
mengenai penampilan tubuhnya dihadapan orang lain. Schilder juga mendifinisikan citra tubuh atau
body image ini sebagai gambaran tentang tubuh seseorang yang terbentuk dalam pikiran individu itu
sendiri, atau dengan kata lain gambaran tubuh individu menurut individu itu sendiri. Gambaran
mengenai ukuran, bentuk tubuh, dan karakteristik bagian tubuh lainnya disebut dengan citra tubuh

Ada juga pendapat dari tokoh lain, yang bernama Thompson, dkk. Mengatakan body image itu adalah
sebuah proses evaluasi terhadap ukuran tubuh seseorang, berat ataupun aspek tubuh lainnya yang
mengarah kepada penampilan fisik. Evaluasi dibagi menjadi beberapa komponen yaitu persepsi, yang
secara umum mengarah kepada keakuratan dalam mempersepsikan ukuran (perkiraan ukuran tubuh),
komponen subyektif yang mengarah pada kepuasan, perhatian, evaluasi kognitif dan kecemasan serta
komponen perilaku, yang memfokuskan kepada penghindaran individu terhadap situasi yang
mengakibatkan ketidaknyamanan terhadap penampilan fisik. Seperti yang diungkapkan oleh Chas
bahwa evaluasi penampilan (appearance evaluation) dan orientasi penampilan (appearance orientation)
menjadi komponen penting dalam evaluasi diri(self evaluation).

Dan ada satu tokoh lagi yang bernama Grogan mengatakan bahwa citra tubuh adalah persepsi, pikiran
dan perasaan yang dimiliki individu mengenai tubuhnya. Gambaran mental dan evaluasi seseorang
mengenai penampilan, persepsi dan sikap dalam bertingkah laku disebut juga dengan citra tubuh.
Sedangkan menurut Chas dan Pruzinsky, citra tubuh merupakan sikap yang dimiliki seseorang terhadap
tubuhnya berupa penilaian positif dan negatif.

Dari beberapa definisi diatas penulis dapat menarik kesimpulan mengenai pengertian body image. Body
image atau citra tubuh yaitu sikap yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya yang dapat berupa
penilaian positif dan negatif. Karena mengingat apapun yang didunia ini pasti ada aspek positif dan
aspek negatifnya. Kesimpulan penulis dalam merumuskan pengertian body image merujuk kepada
pendapat dari Cash dan Pruzinky, karena pendapat nya lebih kompherensif dan sering digunakan oleh
peneliti-peneliti dan penulis-penulis lain dalam mengambil data rujukan.

Aspek-aspek body image

Merujuk kepada pendapat dari Cash dan Pruzinsky, menyatakan bahwa terdapat 5 aspek dari body
image, di antaranya yaitu :
a. Evaluasi penampilan (appearance evaluation). Penilaian terhadap tubuh, perasaan menarik atau tidak
menarik, kenyamanan terhadap penampilan secara keseluruhan. Keseluruhan disini mencakip
penampilan dari ujung rambut hingga ujung kaki
b. Orientasi penampilan (appearance orientation). Mengukur perhatian individu terhadap
penampilannya dan usaha individu untuk memperbaikinya.
c. Kepuasan terhadap bagian tubuh (body area satisfaction). Kepuasan atau ketidakpuasan individu
terhadap bagian tubuh tertentu seperti wajah, rambut, paha, pinggul, kaki, pinggang, perut, tampilan
otot, berat, ataupun tinggi badan, serta penampilan tubuh secara keseluruhan.
d. Kecemasan menjadi gemuk (overweight preocupation). Menggambarkan kecemasan terhadap
kegemukan dan kewaspadaan terhadap berat badan yang ditampilkan melalui perilaku nyata dalam
aktivitas sehari-hari, seperti kecenderungan melakukan diet untuk menurunkan berat badan serta
membatasi pola makan.

e. Pengkategorian ukuran tubuh (self-classified weight). Pengkategorian ukuran tubuh, yaitu mengukur
bagaimana individu menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai gemuk.

Tokoh lain yang bernama Thompshon menyatakan bahwa terdapat 3 aspek dari body image,
diantaranya yaitu :
a. Aspek persepsi terhadap bagian-bagian tubuh dan penampilan secarake seluruhan.Bentuk tubuh
merupakan suatu simbol dari diri seorang individu,karena dalam hal tersebut individu dinilai oleh orang
lain dan dinilai oleh dirinya sendiri. Selanjutnya bentuk tubuh serta penampilan baik dan buruk dapat
mendatangkan perasaan senang atau tidak senang terhadap bentuk tubuhnya sendiri.
b. Aspek perbandingan dengan orang lain. Adanya penilaian sesuatu yang lebih baik atau lebih buruk
dariyang lain, sehingga menimbulkan suatu prasangka bagi dirinya keorang lain, hal-hal yang menjadi
perbandingan individu ialah ketika harusmenilai penampilan dirinya dengan penampilan fisik orang lain.
c. Aspek sosial budaya (reaksi terhadap orang lain). Seseorang dapat menilai reaksi terhadap orang lain
apabila dinilai orang itu menarik secara fisik, maka gambaran orang itu akan menuju hal-hal yang baik
untuk menilai dirinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi body image

Cash dan Pruzinsky juga menyatakan bahwa dalam pengembangan body image terdapat faktor-faktor
pembentuk body image pada diri individu, diantaranya yaitu:

a. Media massa, isi tayangan media massa sangat mempengaruhi body image remaja, karena media
sering menggambarkan standar tubuh ideal.

b. Keluarga, orang tua merupakan model yang paling penting dalam proses sosialisasi, sehingga
mempengaruhi body image anak melalui permodelan, umpan balik, dan instruksi.
c. Hubungan interpersonal, hubungan interpersonal membuat individu cenderung memandingkan diri
sendiri dengan orang lain, umpan balik yang diterima individu akan mempengaruhi konsep diri termasuk
perasaan diri terhadap penampilan fisik.
d. Karakteristik fisik serta perubahan fisik, dalam hal tersebut pada setiap fase tumbuh kembang
manusia berpengaruh pada pembentukan body image. Perubahan tersebut drastis pada remaja menjadi
salah satu fase yang diberikan perhatian secara mendalam. Kurang menghargai serta keinginan untuk
merasa perfect dalam setiap aspek kehidupanya dapat membawa rasa tidak puas sehingga membentuk
citra tubuh yang negatif.

Thompson juga menyatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi body image, diantaranya
yaitu :

a. Persepsi, berhubungan dengan ketepatan seseorang dalam mempersepsi atau memperkirakan ukuran
tubuhnya. Perasaan puas atau tidaknya seseorang dalam menilai bagian tubuh tertentu berhubungan
dengan komponen ini.

b. Perkembangan, yaitu pengalaman di masa kecil dan remaja terhadaphal-hal yang berkaitan dengan
body imagenya saat ini, khususnya saat pertama kali menstruasi serta perkembangan seksual sekunder
yang terkait dengan kejadian penting terhadap body image.

c. Sosiokultural, masyarakat akan menilai apa yang baik dan tidak baik tidak terkecuali dalam hal
kecantikan. Tren yang berlaku di masyarkat berpengaruh terhadap body image seseorang. Tren tentang
bentuk tubuh ideal dapat mempengaruhi persepsi individu terhadap tubuhnya.

Pengertian Kepercayaan Diri

Salah seorang tokoh dalam psikologi yang bernama Maslow mengatakan bahwa kepercayaan diri
merupakan modal besar untuk dapat mengembangkan aktualisasi diri. Dengan adanya percaya diri
seseorang akan mampu dan juga memahami dirinya sendiri, sedangkan seseorang yang kurang percaya
diri akan menghambat pengembangan potensi diri.
Sedangkan menurut Lauster, kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup. Kepercayaan diri
merupakan salah satu aspek kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan yang dimiliki
seseoarang sehingga tidak mudah terpengaruh oleh orang lain dan dapat bertindak sesuai keinginannya,
gembira, obtimis, cukup toleran dan juga bertanggung jawab.

Kepercayaan diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Kepercayaan diri
merupakan atribut yang sangat berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat, tanpa
adanya kepercayaan diri akan menimbulkan banyak masalah pada diri seseorang. Hal tersebut
dikarenakan dengan kepercayaan diri, seseorang mampu untuk mengaktualisasikan segala potensinya.
Kepercayaan diri merupakan sesuatu yang urgen untuk dimiliki setiap individu. Kepercayaan diri
diperlukan baik oleh seorang anak maupun orang tua, secara individual maupun kelompok.

Aspek-aspek kepercayaan diri

Menurut Lauster, orang yang memiliki kepercayaan diri yang positif adalah yang disebutkan dibawah
ini:

a. Keyakinan akan kemampuan diri, keyakinan akan kemampuan diri adalah sikap positif seseorang
tentang dirinya. Ia mampu secara sungguh-sungguh akan apa yang dilakukan.

b. Optimis, optimis adalah sikap positif yang dimiliki seseorang yang selalu berpandangan baik dalam
menghadapi segala hal tentang dirinya dan kemampuannya. Menurut Segerestorm,, optimisme
merupakan cara berpikir yang positif dan realistis dalam memandang suatu masalah. Ia menambahkan
bahwa berpikir positif yang dimaksud adalah berusaha mencapai hal terbaik dari keadaan terburuk.

c. Objektif, objektif yang memandang permasalahan atau sesuatu sesuai dengan kebenaran yang
semestinya, bukan menurut kebenaran pribadi atau menurut dirinya sendiri.

d. Bertanggung jawab, bertanggung jawab adalah kesediaan orang untuk menanggung segala sesuatu
yang telah menjadi konsekuensinya. Kumara juga mengatakan kemampuan mengahadapi masalah,
bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakannya, kemampuan dalam bergaul, dan kemampuan
menerima kritik.

e. Rasional dan Realistis, rasional dan realistis adalah analisa terhadap suatu masalah, suatu hal, dan
suatu kejadian dengan menggunakan pemikiran yang dapat diterima oleh akal dan sesuai dengan
kenyataan.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepercayaan Diri

Menurut Ancok, terdapat faktor-faktor internal dan eksternal yang memengaruhi pembentukan
kepercayaan diri, yaitu:

a. Faktor-faktor internal

1) Terbentuknya kepercayaan diri seseorang diawali dengan perkembangan konsep diri yang diperoleh
dari pergaulannya dalam suatu kelompok. Konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri.
Seseorang yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai konsep diri negatif. Sebaliknya, orang
yang mempunyai rasa percaya diri tinggi akan memiliki konsep diri positif sehingga orang tersebut
memandang masa depan dengan optimis.

2) Harga diri adalah penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri. Orang yang memiliki harga diri tinggi
akan menilai pribadi secara rasional. Selain itu, individu ini mudah membina hubungan dengan orang
lain.

3) Kondisi fisik (body image), perubahan kondisi fisik berpengaruh pada kepercayaan diri seseorang.
Penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga diri dan kepercayaan diri seseorang.

4) Pengalaman hidup yang mengecewakan paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri.
Sebagai contoh, seseorang yang merasa tidak aman, kurang kasih sayang, dan kurang perhatian akan
merasa kurang percaya diri.

b. Faktor-faktor eksternal
1) Pendidikan, tingkan dan jenis pendidikan seseorang memengaruhi kepercayaan dirinya. Seseorang
yang berpendidikan tinggi akan memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka
yang berpendidikan rendah.
2) Pekerjaan, bekerja penting bagi seseorang karena dapat mengembangkan kreativitas, kemandirian,
serta rasa percaya diri.

3) Lingkungan dan pengalaman hidup, lingkungan disini adalah lingkungan keluarga dan masyarakat.

Pentingnya body image positive terhadap kepercayaan diri

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seberapa pentingnya memiliki positive body
image. Di mana individu yang memiliki body image positive yang tinggi akan memiliki kepercayaan diri
yang tinggi juga, begitu pun sebaliknya. Individu yang mempunyai body image yang negatif akan
memiliki kepercayaan diri yang rendah. Menerima diri dan tubuh kita sepenuhnya berarti menghormati
dan merangkul semua sisinya. Nantinya, kita tidak lagi merasa cemas karena tak akan terganggu soal
standar kecantikan atau ketampanan orang lain.

Mengapa body image positive begitu penting karena ada beberapa manfaat nya, diantaranya :

1. Menumbuhkan rasa cinta pada diri sendiri

Budaya populer cenderung terobsesi dengan konsep akan tubuh ideal yang tidak realitis dan tidak sehat.
Tidak mengherankan, banyak orang merasa malu pada tubuhnya sendiri karena dianggap buruk. Alih-
alih belajar untuk mencintai dan menerima diri mereka apa adanya, mereka menjalani misi seumur
hidup untuk "memperbaiki" diri mereka sendiri.

2. Meningkatkan kesehatan mental


Rasa tidak puas pada penampilan dan fisik kita bisa berdampak pada kesehatan mental. Studi
menunjukkan, orang dengan weight preoccupations atau gangguan dismorfik tubuh menunjukkan
tingkat gejala depresi dan kecemasan yang lebih tinggi dan lebih cenderung memiliki pikiran untuk
bunuh diri.

Jika kerap memiliki pikiran tidak baik soal tubuh sendiri, cek kembali kondisi mental dan emosional kita.
Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah saya merasa kewalahan atau cemas saat ini?”. Cari tahu hal apa
yang menjadi penyebabnya dan sumber beban pikiran kita itu. Untuk menghilangkannya, lakukan
latihan berbasis kesadaran untuk melatih diri mencintai penampilan dan fisik yang dimiliki. Berikan kasih
sayang, cinta, dan perhatian kepada tubuh kita.

3. Menantang Standar Kecantikan Media Sosial

Keberadaan media sosial termasuk Instagram, kerap membuat banyak orang tidak percaya diri. Apalagi
jika kerap menyaksikan influencer atau selebriti yang memamerkan tubuh yang terlihat ideal dan
sempurna.

Faktanya, banyak foto yang diedit dan dimodifikasi agar terlihat lebih muda dan lebih kurus. Gambar
tidak realistis itu memengaruhi secara negatif termasuk memicu orang melakukan operasi modifikasi
tubuh. Karena itu, hindari konten seperti itu di dunia maya dan fokus pada gerakan yang lebih positif.
Kini kampanye body positivity juga gencar dilakukan di media sosial sebagai upaya untuk menciptakan
perubahan.

Kesimpulan

Body image atau citra tubuh adalah gambaran tentang tubuh seseorang yang terbentuk dalam pikiran
individu itu sendiri, atau dengan kata lain gambaran tubuh individu menurut individu itu sendiri.
Gambaran mengenai ukuran, bentuk tubuh, dan karakteristik bagian tubuh lainnya disebut dengan citra
tubuh.

Citra tubuh positif adalah gambaran atau pandangan individu mengenai tubuhnya secara positif, yang
ditandai dengan perasaan puas individu menerima tubuhnya dan tidakmengkhawatirkan makanan yang
hendak dimakan. Selain itu, citra tubuhpositif merupakan peran penting dalam mengembangkan
kesehatanpsikologis dan perkembangan fisik pada wanita. Citra tubuh negatif adalah pandangan negatif
individu mengenai tubuh yang dimiliki. Pada umumnya citra tubuh negatif memiliki beberapa komponen
seperti mengalami gangguan persepsi, mengalami ketidakpuasan dan perasaan negatif mengenai
ukuran dan berat badan, serta perilaku seperti berupaya menjadi kurus dengan melakukan diet atau
menurunkan berat badan, dan menjadikan penampilan kriteria utama dalam evaluasi diri.

Adapaun pentingnya kita memiliki body image positive, agar kita bisa enerima diri dan tubuh kita
sepenuhnya berarti menghormati dan merangkul semua sisinya. Nantinya, kita tidak lagi merasa cemas
karena tak akan terganggu soal standar kecantikan atau ketampanan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai