Anda di halaman 1dari 11

PETUNJUK PRAKTIKUM

FISIKA KEDOKTERAN
SEMESTER GANJIL
T.A. 2022/2023

Disusun Oleh:
TIM DOSEN FISIKA KEDOKTERAN

DIVISI FISIKA KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN – 2022
Modul Praktikum Fisika PSKPS Ganjil 2022/2023

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb.
Praktikum merupakan salah satu aktivitas proses pembelajaran dalam rangka
memahami suatu materi perkuliahan. Praktikum mampu meningkatkan pemahaman
perkuliahan dengan cara pendalaman konsep melalui penerapan teori sekaligus untuk
melatih skill (keahlian) dan mempertajam aspek psikomotor.
Praktikum merupakan kegiatan aplikatif dari teori dan konsep ilmu, sehingga
praktikum memerlukan prosedur tertentu dan dilaksanakan di laboratorium. Untuk
kelancaran proses pelaksanaan dan pencapaian tujuan yang dikehendaki kurikulum,
maka diperlukan acuan yang berisi petunjuk tentang latar belakang, tujuan, peralatan
dan bahan serta cara kerja yang dinamakan petunjuk praktikum. Selain itu diperlukan
juga suatu buku yang berfungsi sebagai pegangan dan acuan mahasiswa untuk
mempermudah menyelesaikan praktikum.
Berdasarkan hal-hal di atas, maka divisi Fisika Kedokteran Fakultas
Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat, merasa perlu untuk menyusun dan
menerbitkan petunjuk praktikum fisika kedokteran. Diharapkan dengan adanya
petunjuk ini, mahasiswa tidak menjadi malas, namun sebaliknya menjadi rajin dan
senang serta bergairah dalam melaksanakan praktikum. Dengan segala kekurangan
dan ketidaksempurnaan di berbagai aspek, diharapkan buku ini bermanfaat bagi
mahasiswa yang menggunakannya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Banjarmasin, Agustus 2022

ii
Modul Praktikum Fisika PSKPS Ganjil 2022/2023

TATA TERTIB MAHASISWA DAN KONTRAK PEMBELAJARAN DALAM


PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Praktikan diharuskan datang tepat waktu, sebaiknya 15 menit sebelum praktikum
dimulai. Jika terlambat kurang dari 15 menit, praktikan wajib melapor ke dosen
koordinator, dan hanya dapat mengikuti praktikum atas izin dosen koordinator
praktikum. Keterlambatan lebih dari 15 menit praktikan dianggap tidak mengikuti
kegiatan praktikum pada hari tersebut.
2. Saat praktikum dilaksanakan, praktikan harus :
a. Membawa lembaran praktikum mahasiswa
b. Memakai jas praktikum,
c. Sudah melakukan pembagian kerja dalam kelompok masing-masing sebelum
praktikum dimulai (ketua kelompok, praktikan, naracoba dan pencatat).
d. Bekerja dengan tertib, teliti dan tenang
3. Jika menemukan kesulitan pada saat praktikum, praktikan diperkenankan untuk
bertanya kepada asisten atau dosen pengawas praktikum dengan cara yang sopan.
4. Praktikan harus dapat menyelesaikan praktikum tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Kelompok yang belum menyelesaikan praktikum pada waktunya
diharuskan mengulangnya pada waktu yang lain.
5. Sebelum dan sesudah praktikum, ketua kelompok diwajibkan mengisi dan
menandatangani kartu kendali alat dan bahan praktikum. Selesai praktikum,
praktikan harus mengembalikan alat-alat praktikum dalam keadaan lengkap dan
bersih seperti sebelum digunakan kepada petugas atau analis laboratorium.
6. Semua alat dan bahan praktikum, menjadi tanggung jawab masing-masing
kelompok praktikum. Segala kekurangan dan ketidaklengkapan maupun
kerusakan yang terjadi saat praktikum menjadi tanggungjawab kelompok untuk
menggantinya dengan barang yang sama.
7. Selama praktikum dilaksanakan setiap praktikan wajib menjaga kebersihan
ruangan laboratorium Fisika, dan selalu menjaga serta menciptakan suasana
kondusif.
8. Segala masalah yang mungkin timbul saat sebelum, selama dan sesudah
praktikum dilaksanakan dengan mengutamakan dialog, keterbukaan dan suasana
kekeluargaan demi menjunjung kejujuran keilmuan dan profesionalisme.

iii
Modul Praktikum Fisika PSKPS Ganjil 2022/2023

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman judul......................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
TATA TERTIB DAN KONTRAK PEMBELAJARAN.................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iv
UJI PENDENGARAN.........................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................1
TUJUAN PRAKTIKUM.................................................................................2
ALAT DAN BAHAN.......................................................................................2
CARA KERJA.................................................................................................2
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM.................................................................4

iv
UJI PENDENGARAN

PENDAHULUAN
Pendengaran adalah persepsi terhadap energi yang dibawa oleh gelombang
bunyi, yang merupakan gelombang tekanan yang silih berganti antara puncak
kompresi udara dengan lembah, kondisi ketika molekul-molekul udara berjauhan.
Bunyi adalah interpretasi otak terhadap frekuensi, amplitudo, dan durasi gelombang

bunyi yang mencapai telinga. Otak menerjemahkan frekuensi gelombang bunyi


(jumlah puncak gelombang yang melewati titik tertentu tiap detik) menjadi nada
bunyi. Gelombang suara merambat melalui udara dengan kecepatan sekitar 344
m/det
(770 mil/jam) pada 20°C setinggi permukaan laut. Kecepatan suara meningkat
seiring
suhu dan ketinggian. Medium lain juga dapat menghantarkan gelombang suara,
tetapi
dengan kecepatan berbeda.
Secara umum, kekerasan/kekuatan (loudness) suara berkaitan dengan
amplitudo gelombang suara. Pola titinada (pitch) suara berkaitan dengan frekuensi
(jumlah gelombang per satuan waktu). Meskipun pola titinada suatu suara terutama
bergantung pada frekuensi gelombang suara namun kekerasan juga berperan; nada
rendah (di bawah 500 Hz) terdengar lebih rendah dan nada tinggi (di atas 4000 Hz)
terdengar lebih keras sewaktu kekuatannya diperbesar. Durasi juga sedikit
memengaruhi pola titinada. Pola titinada suatu suara tidak dapat didengar kecuali
berlangsung lebih dari 0,01 dtk, dan dengan durasi antara 0,01 dan 0,1 dtk, nada
nada tersebut

meningkat seiring dengan bertambahnya durasi.


Frekuensi suara yang dapat didengar oleh manusia berkisar dari sekitar 20
hingga maksimal 20.000 siklus per detik (spd, Hz). Ambang untuk telinga manusia
bervariasi sesuai titinada suara, dengan sensitivitas tertinggi pada kisaran 1000
sampai 4000 Hz. Pola titinada suara pria rerata dalam percakapan adalah sekitar 120
untuk wanita adalah sekitar 250 Hz. Jumlah titinada yang dapat dibedakan oleh
orang
biasa adalah sekitar 2000, tetapi musisi yang terlatih dapat meningkatkan angka ini
cukup besar. Pembedaan pola titinada paling baik pada rentang 1000 sampai 3000
Hz
Hz dan
dan kurang pada nada-nada rendah dan tinggi.
TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum pemeriksaan uji indera pendengaran ini adalah agar
mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan mekanisme penghantaran dan penangkapan bunyi oleh telinga
2. Menjelaskan proses pengujian kepekaan indra pendengaran
3. Menjelaskan proses lokalisasi bunyi
4. Menjelaskan rentang frekuensi pendengaran manusia.

ALAT DAN BAHAN


Alat dan bahan yang diperlukan dalam percobaan ini adalah :
1. Garpu tala dengan frekuensi 112-870 Hz
2. Arloji/jam tangan (yang bersuara)
3. Penggaris (mistar)
4. Kapas
CARA KERJA
Uji pendengaran dilakukan di tempat yang tenang dan masing-masing di telinga
kanan dan kiri.
Pemeriksaan Kepekaan Indera Pendengaran
Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan, tunjuk 2 orang naracoba yang akan diperiksa
kepekaan indera pendengarannya dan 1 orang penguji. Catatlah kedua data naracoba pada
lembar kerja. Tutuplah telinga kiri naracoba I dengan kapas dan mintalah naracoba
menutup kedua matanya. Penguji menggerakkan arloji/jam tangan mendekati telinga kanan
naracoba I, sampai naracoba I mendengar suara arloji/jam tangan untuk pertama kalinya.
Ukur dan catatlah jarak antara arloji/jam tangan dengan telinga kanan naracoba I. Ulangi
percobaan ini sampai 3 kali. Lakukan kemudian percobaan yang sama untuk telinga kiri
(telinga kanan disumbat dengan kapas). Catatlah hasil yang diperoleh pada lembar kerja.
Bandingkan hasil percobaan untuk telinga kanan dan kiri. Lakukan percobaan yang sama
pada naracoba II. Catatlah hasilnya pada lembar kerja. Bandingkan hasil yang diperoleh
untuk telinga kanan dan kiri. Bandingkan juga hasil yang diperoleh antara naracoba I dan
naracoba II.
Pemeriksaan Lokalisasi Bunyi
Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan, tunjuk 5 orang naracoba yang akan diperiksa
dan 1 orang penguji. Catatlah kedua data naracoba pada lembar kerja. Mintalah naracoba I
menutup kedua matanya. Pegang arloji pada jarak yang dapat didengar (sekitar 15 cm) dari
telinganya, dan pindahkan ke berbagai lokasi (depan, belakang, samping kanan/kiri, dan di
atas kepala). Minta naracoba menemukan posisi dengan menunjuk lokasi suara. Lakukan
percobaan yang sama pada naracoba II dan seterusnya. Catatlah hasilnya pada lembar
kerja. Bandingkan hasil yang diperoleh antara semua naracoba.
Rentang Frekuensi Pendengaran
Persiapkan alat dan bahan yang diperlukan, tunjuk 2 orang naracoba yang akan diperiksa
dan 1 orang penguji. Catatlah kedua data naracoba pada lembar kerja. Tentukan tiga garpu
tala: satu dengan frekuensi rendah (75-100 Hz), satu dengan frekuensi kira-kira 1000 Hz,
dan satu dengan frekuensi 4000 hingga 5000 Hz. Mintalah naracoba I menutup kedua
matanya. Getarkan garputala frekuensi terendah dan dekatkan ke telinga naracoba I. Ulang
dengan dua garputala lainnya. Garputala mana yang terdengar paling jelas dan nyaman?
Mana yang paling tidak terdengar? Lakukan percobaan yang sama pada naracoba II.
Catatlah hasilnya pada lembar kerja. Bandingkan hasil yang diperoleh antara naracoba I
dan naracoba II.

KEPUSTAKAAN
1. Ganong, WF., 2009, Review of Medical Physiology, 23rd Edition, Lange
Medical Publication, Los Altos, California, pp. 406-14; 518-20.

2. Guyton, A.C. 2015. Text Book of Medical Physiology, 13th Edition. W.B.
Saunders Company, Philadelphia.

3. Marieb, E.N., Smith, L.A. Human Anatomy and Physiology Laboratory


Manual. 11th Edition.
Pemeriksaan Lokalisasi Bunyi
Naracoba Samping Depan Samping Belakang Atas
kanan kiri kepala
I. Nama :
Umur :
Jenis :
kelamin
II. Nama :
Umur :
Jenis :
kelamin
III. Nama :
Umur :
Jenis :
kelamin
IV. Nama :
Umur :
Jenis
kelamin
V. Nama :
Umur :
Jenis :
kelamin
Rentang Frekuensi Pendengaran
Naracoba Frekuensi Frekuensi Frekuensi
75-100 Hz 1000 Hz 4000-5000 Hz
I. Nama :
Umur :
Jenis :
kelamin
II. Nama :
Umur :
Jenis :
kelamin
* Beri tanda (+): jika terdengar lemah; (++): jika terdengar sedang; (+++): jika
terdengar keras

Jawab dan diskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut di kelompok kerja Anda!


1. Gelombang suara yang mengenai membran timpani akan memulai gerakan
getarannya. Lacak jalur yang dilalui oleh getaran dan arus cairan yang
ditransmisikan hingga akhirnya merangsang sel-sel rambut di organ Corti.
(Sebutkan sesuai struktur telinga dalam urutan yang benar.)
2. Jelaskan bagaimana suara dengan frekuensi yang berbeda (pitch) dibedakan
dalam koklea.
3. Apakah pengukuran ketajaman pendengaran yang dilakukan pada pemeriksaan
kepekaan indera pendengaran sama atau berbeda untuk kedua telinga?
4. Apakah faktor-faktor apa yang mungkin menyebabkan perbedaan ketajaman
kedua telinga?
5. Pada pemeriksaan lokalisasi bunyi, perhatikan posisi di mana suara paling tidak
mudah ditemukan. Bagaimana fenomena ini bisa dijelaskan?
6. Pada pemeriksaan rentang frekuensi pendengaran, perhatikan frekuensi garpu
tala mana yang paling sulit didengar. Kesimpulan apa yang bisa ditarik?

Banjarmasin,.......................................................
Mengetahui,

( ..........................................)

Anda mungkin juga menyukai