Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

LATAR BELAKANG BERDIRINYA MATHA’UL ANWAR

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Kelembagaan Islam.

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M. A.

Oleh:

Muhammad Fa’iq Abiyu (03020221058)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bismillahirrahmanirrahim. Puji syukur kehadirat Allah Swt. yang telah


menganugerahkan kenikmatan yang tak terhitung jumlahnya terutama atas petunjuk, rahmat,
serta hidayah-Nya sehingga dapat diselesaikan makalah “LATAR BELAKANG
BERDIRINYA MATHA’UL ANWAR” ini tepat waktu. Selawat serta salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad saw. yang telah membawa kita
dari zaman kegelapan menuju zaman terang-benderang.

Terima kasih kepada Prof. Dr. Syafiq A. Mughni, M. A. selaku dosen pembimbing mata
kuliah Sejarah Kelembagaan Islam serta semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan
masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat harapkan
demi menyempurnakan karya ilmiah ini. Semoga amal kebaikan dan aktivitas yang kita
lakukan selalu ada dalam rahmat dan ampunan-Nya. Amiin yaa rabbal alamiin.

Surabaya, 26, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I ...........................................................................................................1

PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................1

C. Tujuan ................................................................................................1

BAB II ..........................................................................................................2

PEMBAHASAN ..........................................................................................2

A. Kondisi masyarakat sebelum berdirunya Matha'ul Anwar ...............2

B. sejarah berdirinya Matha'ul Anwar ..................................................4

C. tokoh pendiri Matha’ul Anwar .......................................................5

BAB III ........................................................................................................6

PENUTUP ....................................................................................................6

A. Kesimpulan .......................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................7

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Organisasi masyarakat Islam telah hadir dan berkembang sejalan dengan ejarah
Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, Ormas menjadi
wadah utama dalam pergerakkan kemerdekaan diantaranya Boedi Oetomo, Sarekat
Islam, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Mathla’ul Anwar dan lainnya. Peran dan
rekam jejak Ormas telah bersumbangsih dalam perjuangan kemerdekaan dengan
sukarela mengandung nilai sejalan dan aset bagi Negara Indonesia.

Mathlaul Anwar berdiri di awali dengan Perkumpulan para tokoh pemuka


Agama yang mengalami kecemasan akan kondisi umat islam pada saat itu Melihat
kondisi Indonesia yang semakin terpuruk, tumbuhnya rasa perjuangan dari tokoh
nasional dan agama dengan membentukkekuatan organisasi masyarakat di
daerahnya masing-masing. Lahirnya MA menjadi salah satu ormas Islam yang ikut
serta memperjuangkan dan mempertahankan Indonesia. MA didirikan pada tanggal 10
Ramadhan 1334 H / 10 Juli 1916 M di Menes

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah berdirinya Matha'ul Anwar?
2. Bagaimana kondisi masyarakat sebelum berdirunya Matha'ul Anwar?
3. Siapa saja tokoh pendii Matha'ul Anwar?

C. Tujuan
Tujuan menulis makalah ini yakni untuk membantu menginformasikan
terutama kepada mahasiswa maupun masyarakat mengenai sejarah berdirinya
Mathla’ul Anwar dengan tujuan untuk menuntaskan tugas demi meningkatkan nilai
tugas pekuliahan bagi penulis.

BAB II

PEMBAHASAN

1
A. kondisi masyarakat Banten sebelum berdirunya Matha'ul Anwar

sekitar tahun 1813 menjadi masa berakhirnya kesultanan banten yang di


hancurkan oleh gubernur jendral Deandles dan di jadikan daerah jajaan belanda,
Pasca akhir Kesultanan Banten inilah penjajah Belanda mulai leluasa
menancapakan jajahanya di Banten. Peridoe inilah periode yang sangat
menghawatirkan.Banyak masyarakat yang tertindas.Cermin ini bisa kita lihat,
ketika Belanda membuat jalan yang membantang Anyar-Panarukan, banyak korban
jiwa yang melayang.Meminjam istilah Pramoedya Ananta Toer, seorang sastrawan
besar indoensia mengatakan “Aspal yang di buat jalan yang membentang dari Ayar-
Panarukan adalah darah dan air Mata”.Begitulah gambaran Pramoedya Ananta
Toer, melukiskan tentang banyaknya korban jiwa yang meninggal.

Lebih dari itu kehadiran kolonialisme Belanda bukan hanya menghancurkan


tata-niaga masyarakat pribumi, system ekonomi dan politik tradisional, tetapi juga
menghancurkan sistem idiologi negara sebagai pemersatu bangsa, sehingga
kesatuan rakyat di negara jajahan bercerai berai, yang juga mengakibatkan
terjadinya koflik dan peperangan antar golongan dalam kebangkrutan politik
tersebut. Demikianlah politik adu domba yang dilancarkan Belanda menyebabkan
terjadinya perselisihan dan sengketa politik antar elite dan pewaris kesultanan yang
tak jarang melahirkan peperangan lokal.

Pada zaman ini muncul kembali kepercayaan-kepercayaan tradisional


sebagai bentuk simbolisme harmoni hubungan manusia dengan lingkungan
alamnya. Masyarakat petani yang walaupun sudah memluk agama Islam, jika
memulai menuai padi, terlebih dahulu akan mengadakan upacara “mipit”. Upacara
ini adalah membuat sesajian untuk menyuguh Dewi Sri atau Sri Pohaci yang
dipercaya sebagai dewi padi yang berwenang untuk memberkahi padi. Suatu
jangjawokan (mantera dalam bahasa Sunda) yang sudah menjadi aksioma adalah
“mipit” amit ngala menta”. Artinya, mengambil apa pun dari suatu tempat, berupa
apa saja, harus izin terlebih dahulu kepada roh halus yang menguasai tempat
tersebut. Kalau setelah melakukan sesuatu kemudian mendapat musibah, seperti
sakit kepala atau demam, atau tersandung apa saja, kemudian akan dihubung-
hubungkan dengan perbuatan yang dianggap sembrono (sembarangan). Yaitu tidak

2
minta izin kepada yang membahurekso (bahasa Jawa) atau nu ngageugeuh (bahasa
Sunda). Untuk itu kemu-dian masyarakat akan menanya kepada orang yang
dianggap tua dan mengerti tentang yang gaib, yang biasanya berupa seorang dukun.
Sang dukun kemudian akan memberikan petunjuk tentang apa yang harus dilakukan
sebagai langkah penebusanatas kesalahannya.

Dibidang pendidikan Di bawah kekuasaan Belanda rakyat Banten bukan


bertambah baik, malah semakin melarat dan terbelakang. Kondisi ini hampir
dialmai oleh seluruh rakyat di seluruh nusantara. Guna mengatasi permasalahan
tersebut pemerintah Belanda memberlakukan politik etis. Program politik etis yang
dijalankan oleh pemerintah Belanda, di antaranya membuat irigasi buat mendudung
pertanian rakyat dan menyelenggarakan sekolah bagi bumiputra. Ternyata program
tersebut gagal memberikan manfaat bagi penduduk desa. Hal ini terjadi, karena
yang bisa menikmati sekolah itu hanya sebagian kecil rakyat saja terutama orang-
orang yang berada di kota dan siap jadi calon ambtenar (pegawai Belanda).

Pendidikan Islam yang masih ada ialah pondok pesantren yang


diselenggarakan oleh para Kyai secara individual dan tradisional. Pendidikan ini
penuh dengan segala keterbatasannya, baik dalam hal sarana, dana, maupun
manajemennya. Sehingga secara singkat kondisi Banten pada waktu itu berikut ini:
Pertama, secara politik Banten sedang mengalami penjajahan. Kedua, secara
ekonomi masyarakat hidup dalam kesusahan. Ketiga, secara sosial keagamaan,
masyarakat Banten hidup dalam syirik dan kurafat. Keempat, kondisi pendidikan
yang tidak layak.

B. Sejarah berdirinya Matha'ul Anwar

Melihat kondisi masyarakat banten pada saat itu para kyai mengadakan
musyawarah di bawah pimpinan KH. Entol Mohamad Yasin dan KH. Tb. Mohamad
Sholeh serta para ulama yang ada di sekitar Menes, bertempat di kampung Kananga.
Akhirnya, setelah mendapatkan masukan dari para peserta, musyawarah mengambil
keputusan untuk memanggil pulang seorang pemuda yang sedang belajar di
Makkah al Mukarramah.

3
Pemuda tersebut bernama Abdurrahman bin KH. Mas Jamal, kembali dari tanah
suci sekitar tahun 1910 M. Dengan kehadiran seorang muda yang penuh semangat
untuk berjuang mengadakan pembaharuan semangat Islam, bersama kyai-kyai
sepuh, dapatlah diharapkan untuk membawa umat Islam keluar dari alam gelap
gulita ke jalan hidup yang terang benderang, sesuai ayat al-Qur’an “Yukhriju hum
min al dzulumati ila al nur”.

Pada tanggal 10 bulan ramadhan 1334 H, bersamaan dengan tanggal 10 juli


1961 M, para kyai mengadakan suatu musyawarah untuk membuka sebuah
perguruan Islam dalam bentuk madrasah yang akan dimulai kegiatan belajar
mengajarnya pada tanggal 10 Syawal 1334H/9 Agustus 1916 M. Sebagai mudir
atau direktur adalah KH. Mas Abdrrahman bin KH. Mas Jamal dan Presiden
Bistirnya KH. E. Moh Yasin yang berasal dari kampung Kaduhawuk, Menes serta
dibantu oleh sejumlah kyai dan tokoh masyarakat disekitar Menes.

Adapun tujuan didirikannya Mathla’ul Anwar ini adalah agar ajaran


Islam menjadi dasar kehidupan bagi individu dan masyarakat. Untuk
mencapai tujuan tersebut, maka disepakati untuk menghumpun tenaga-
tenaga pengajar agama Islam, mendirikan madrasah, memelihara pondok
pesantren dan menyelenggarakan tablig ke berbagai penjuru tanah air
yang pada saat itu masih dikuasai oleh pemerintah jajahan Belanda.
Pemerintah kolonial telah membiarkan rakyat bumi putra hidup dalam
kebodohan dan kemiskinan.

C. Tokoh Pendiri Mathla’ul Anwar

Tokoh penting dan menjadi sentral pergerakan Mathla‟ul Anwar


sebenarnya adalah K.H. Entol Yasin dan oleh karenanya ia terpilih
sebagai ketua umum pertama untuk perkupulan yang baru didirikan. K.H.
Entol Yasin berasal dari keluarga priyai Menes, lahir tahun 1860 di
Simanying, Menes. Ayahnya Darwis, seorang demang di desa Menes.50
K.H Entol Yasin seorang yang memiliki karismatik dan pengaruh yang
cukup kuat di wilayah Menes. Tidak saja bagi kalangan santri atau ulama,
ia juga memiliki pengaruh di lingkungan jawara termasuk dalam

4
pendirian Mathla‟ul Anwar. Ia telah memotori pergerakan para kiyai
Menes dalam berbagai persiapan untuk mendirikan organisai desa
tersebut. Prestasi yang luar biasa ini tentunya meperkuat reputasi dan
pengaruhnya sebagai salah seorang kiyai terhormat di kalangan warga
masyarakat. Pada tahun 1937 atau 21 tahun setelah berdirinya Mathla‟ul
Anwar, ia meninggal pada usia 77 tahun.

Selengkapnya para pendiri Mathla’ul Anwar :


1. Kyai Moh. Tb. Soleh
2. Kyai E.H. Moh Yasin
3. Kyai Tegal
4. Kyai H. Mas Abdurrahman
5. K.H. Abdul Mu’ti
6. K.H. Soleman Cibinglu
7. K.H. Daud
8. K.H. Rusydi
9. E. Danawi
10. K.H. Mustagfiri

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Mathlaul Anwar adalah sebuah organisasi masyarakat yang dibentuk oleh tokoh
agama pada masa kolonial Belanda setelah runtuhnya kejayaan Kesultanan Banten di
tangan penjajah, dengan keadaan masyarakat yang sangat majemuk serta tekanan dari
para penjajah maka sebagian tokoh masyarakat Kya,i ulama dan tokoh agama mulai
terusik, oleh karena itu mereka memulai kembali Lembaran Baru dengan menghimpun
para ulama dan para Kyai untuk mewujudkan rasa kenyamanan, Kedamaian serta
memeluk agama Islam dengan tentram, kondisi Banten pada waktu itu berikut ini:
Pertama, secara politik Banten sedang mengalami penjajahan. Kedua, secara ekonomi
masyarakat hidup dalam kesusahan. Ketiga, secara sosial keagamaan, masyarakat
Banten hidup dalam syirik dan kurafat. Keempat, kondisi pendidikan yang tidak layak

Adapun Tokoh penting dan menjadi sentral pergerakan Mathla‟ul Anwar


sebenarnya adalah K.H. Entol Yasin dan oleh karenanya ia terpilih sebagai ketua umum
pertama untuk perkupulan yang baru didirikan. K.H. Entol Yasin berasal dari keluarga
priyai Menes, lahir tahun 1860 di Simanying.

Selengkapnya para pendiri Mathla’ul Anwar :


1. Kyai Moh. Tb. Soleh
2. Kyai E.H. Moh Yasin
3. Kyai Tegal
4. Kyai H. Mas Abdurrahman
5. K.H. Abdul Mu’ti
6. K.H. Soleman Cibinglu
7. K.H. Daud
8. K.H. Rusydi
9. E. Danawi
10. K.H. Mustagfiri

6
DAFTAR PUSTAKA

Pengurus Besar Mathla’ul Anwar, Sejarah dan Khittah Mathla’ul Anwar, Jakarta: PB

Mathla’ul Anwar, 1996.

Pahri Alawi, Sejarah Berdirinya Mathla`ul Anwar. http://20218065.siap sekolah.com/

( 26 oktober 2022)

Anda mungkin juga menyukai