Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH DINASTI AGHLABIYYAH

Makalah disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Islam Kawasan Afrika

Dosen Pengampu :

Juma’ M.Hum

Disusun Oleh :

Anya Wijiaufa Puspita (03040221085)

Herlita Putri Imamah (03040221096)

Mochamad Faiz Ramadhan (03040221106)

Muhammad Rafid Wicaksono Putra (03040221120)

PROGRAM STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNANAMPEL SURABAYA

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahhmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan kenikmatan yang tak terhitung
jumlahnya terutama atas petunjuk, rahmat, serta hidayah-Nya sehingga dapat diselesaikan makalah
“Sejarah Dinasti Aghlabiyyah” ini tepat waktu. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
zaman kegelapan menuju zaman terang benderang “Ila Dzulumati Ilannur”.

Terima kasih kepada Bapak Juma’ M.Hum. selaku dosen pembimbing mata kuliah Sejarah Islam
Kawasan Afrika serta semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah yang berjudul “Sejarah Dinasti Aghlabiyyah” ini ditulis untuk memenuhi tugas Sejarah
Islam Kawasan Afrika.

Penulis menyadari makalah ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan
kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini dapat lebih baik.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, penulis memohon maaf yang sebesar-
besarnya. Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca. Amiin.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Surabaya, 11 Oktober 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah merupakan peristiwa yang terjadi pada masa lampau yang harus dijadikan sebagai
bahan pelajaran untuk kemajuan umat manusia. Islam merupakan agama ynag universal dari
segi penyebarannya, sejak berabad-abad yang lalu Islam telah mengalami pasang surut di
bidang peradabannya. Islam mengalami puncak keemasannya pada saat pemerintahan
Abasiyyah yang berada di Baghdad, namun catatan sejarah pula yang memberikan penjelasan
bahwa Islam tidak dinamis berada pada puncak kejayaan. Namun itulah realita kehidupan.
Untuk lebih mengetahuai historis dan kronologisnya maka diperlukan pembahasan yang lebih
mendalam, namun yang akan dibahas pada penulisan kali ini yaitu seputar dinasti-dinasti kecil,
tetapi memiliki pengaruh yang besar pada kemajuan umat Islam, baik dari segi ilmu
pengetahuan, dan yang lainnya. Di bagian timur dan barat Kota Baghdad banyak sekali dinasti-
dinasti kecil yang berdiri, padahal pada waktu itu eksistensi Abbasiyah masih sangatlah kuat.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Sejarah Berdirinya Dinasti Aghlabiyyah?


2. Bagaimana Perkembangan dan Masa Kejayaan Dinasti Aghlabiyyah?
3. Bagaimana Kemunduran dan Keruntuhan Dinasti Aghlabiyyah?
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami sejarah Berdirinya Dinasti Aghlabiyyah
2. Untuk mengetahui Perkembangan dan Masa Kejayaan Dinasti Aghlabiyyah
3. Untuk mengetahui Kemunduran dan Keruntuhan Dinasti Aghlabiyyah
BAB II

PEMBAHASAN

Sejarah Berdirinya Dinasti Aghlabiyyah

Aghlabiyah merupakan dinasti kecil pada masa Abbasiyah, yang para penguasanya adalah
berasal dari keluarga Bani al-Aghlab, sehingga dinasti tersebut dinamakan Aghlabiyah. Awal mula
terbentuknya yaitu ketika Baghdad di bawah pemerintahan Harun ar-Rasyid dan memberikan
kewenangan kepada Ibrahim ibn Aghlab atas Provinsi Ifriqiyah dalam rangka menghadapi Dinasti
Idrisiyah. Karena di bagian Barat Afrika Utara, terdapat dinasti Idrisiyah (berpaham syi’ah yang
memberontak pada Abbasiyah) yang semakin kuat, dan kedua dari golongan Khawarij. Dengan
adanya dua ancaman tersebut mendorong Harun ar-Rasyid untuk menempatkan bala tentaranya di
Ifriqiyah di bawah pimpinan Ibrahim bin Al-Aghlab.

Setelah berhasil mengamankan wilayah tersebut, Ibrahim bin al-Aghlab mengusulkan


kepada Harun ar-Rasyid supaya wilayah tersebut dihadiahkan kepadanya dan anak
keturunannya secara permanen. Karena jika hal itu terjadi, maka ia tidak hanya mengamankan
dan memerintah wilayah tersebut, tetapi juga mengirim upeti ke Baghdad setiap tahunnya sebesar
40.000 dinar dan meliputi hak-hak otonom yang besar. Untuk menaklukkan wilayah baru
dibutuhkan suatu proses yang panjang dan perjuangan yang besar, namun tidak seperti Ifriqiyyah
yang sifatnya adalah pemberian. Harun ar-Rasyid menyetujui usulannya, sehingga
berdirilah dinasti kecil (Aghlabiyah) yang berpusat di Ifriqiyah yang mempunyai hak otonomi
penuh. Meskipun demikian masih tetap mengakui pada kekhalifahan Baghdad.1

Dinasti Aglabiyah berkuasa kurang lebih satu abad, mulai dari tahun 800-909 M. Pada
tahun 800 M Ibrahim I diangkat sebagai gubernur (amir) di Tunisia oleh Khalifah Harun ar-Rasyid,
karena ia sangat pandai menjaga hubungan dengan Khalifah Abbasiyah seperti membayar pajak
tahunan yang besar, maka Ibrahimi I diberi kekuasaan oleh Khalifah, meliputi hak-hak otonomi yang
besar seperti kebijaksanaan politik, termasuk menentukan penggantinya tanpa campur tangan dari
penguasa Abbasiyah. Hal ini dikarenakan jarak yang cukup jauh antara Afrika Utara dengan Baghdad.
Sehingga Aghlabiyah tidak terusik oleh pemerintahan Abbasiyah. Pemerintahan Aghlabiyah pertama

1
Imam Fuadi, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Teras, 2011), h. 158.
berhasil memadamkan gejolak yang muncul dari Kharijiyah Barbardi wilayah mereka. Kemudian di
bawah Ziyadatullah I,

Aglabiyah dapat merebut pulau yang terdekat dari Tunisia, yaitu Sisilia dari tangan
Byzantium 827 M, yang dipimpin oleh panglima Asad bin Furat, dengan mengerahkan panglima laut
yang terdiri dari 900 tentara berkuda dan 10.000 orang pasukan jalan kaki. Inilah ekspedisi
laut terbesar, ini juga peperangan akhir yangdipimpin panglima Asad bin Furad karena, ia meninggal
dalam pertempuran. Selain untuk memperluas wilayah penaklukan terhadap Sisilia juga bertujuan
untuk berjihad melawan orang-orang kafir, wilayah tersebut menjadi pusat penting bagi
penyebaran peradaban Islam ke Eropa. Aspek yang menarik pada Dinasti Aghlabiyah adalah ekspedisi
lautnya yang menjelajahi pulau-pulau di Laut Tengah dan pantai-pantai Eropa seperti pantai Italia
Selatan, Sardinia, Corsica, dan Alpen. Selain itu juga berhasil menaklukan kota-kota pantai Itali,
Brindisi, Napoli, Calabria, Totonto, Bari, dan Benevento.2

Pada tahun 868 M mampu menduduki Malpa. Dengan berhasilnya penaklukan-


penaklukan seperti di atas Dinasti Aghlabiyah menjadi dinasti yang kaya, sehingga para penguasa
Aghlabiyah antusias dalam bidang pembangunan.Keberhasilan penguasaan seluruh pulau Sisilia inilah
yang membuat Aglabiyah unggul di Mediterania Tengah. Kemudian Aglabiyah melanjutkan serangan-
serangannya ke pulau lainnya dan pantai-pantai di Eropa, termasuk berhasil menaklukan kota-kota
pantai Italia Brindisi (836/221 H.) Napoli (837M), Calabria (838 M), Toronto (840 M ), Bari (840
M), dan Benevento (840 M). Karena tidak tahan terhadap serangan berkepanjangan dari pasukan
Aghlabiyah pada bandar-bandar Itali, termasuk kota Roma, maka Paus Yonanes VIII (872– 840 M)
terpaksa minta perdamaian dan bersedia membayar upeti sebanyak 25.000 uang perak pertahun kepada
Aglabiyah.

Pasukan Aglabiyah juga berhasil menguasai kota Regusa di pantai Yugoslavia (890 M),
Pulau Malta (869 M), menyerang pulau Corsika dan Mayorka, bahkan mengusai kota Portofino di
pantai Barat Italia (890), kota Athena di Yunani pun berada dalam jangkauan penyerangan
mereka. Dengan keberhasilan penaklukan - penaklukan tersebut, menjadikan Dinasti Aglabiyahkaya
raya, para penguasa bersemangat membagun Tunisia dan Sisilia. Ziyadatullah I membangun
masjid Agung Qairuan, sedangkan Amir Ahmad membangun masjid Agung Tunis dan juga
membangun hampir 10.000 benteng pertahanan di Afrika Utara. Tidak cukup itu, jalan-jalan, pos-pos,

2
W. Montgomery Watt. Kejayaan Islam Kajian Kritis dari Tokoh Orientalis,terj. Hartono Hadikusumo, (Yogyakarta:
Tiara Wacana Yogya, 1990), h. 109
armada angkutan, irigasi untuk pertanian (khususnya di Tunisia Selatan yang tanahnya kurang
subur), demikian pula perkembangan arsitektur, ilmu pengetahuan, seni dan kehidupan
keberagamaan. Selain sebagai ibu kota Dinasti Aghlabiyah, Qoiruan juga sebagai pusat penting
munculnya mazhab Maliki, tempat berkumpulnya ulama-ulama terkemuka, seperti Sahnun yang
wafat (854 M) pengarang mudawwanat, kitab Fiqih Maliki, Yusuf bin Yahya, yang wafat 901 M,
Abu Zakariah al-Kinani, yang wafat 902 M, dan Isa bin Muslim, wafat 908M. Karya-karya para
ulama pada masa Dinasti Aghlabiyah ini tersimpan baik di Masjid Agung Qairuan.

Dalam perjalanan selanjutnya, hubungan Ibrahim semakin baik dengan khalifah


Abbasiyah.Setelah satu tahun menjadi amir, khalifah kemudian memberikan hak otonomi penuh
kepada Ibrahim untuk mengatur wilayahnya dan menentukan kebijakan politiknya, termasuk
menentukan penggantinya tanpa campur tangan sedikitpun dari khalifah walaupun secara formal
masih tetap mengakui kekhalifahan Baghdad. Dengan demikian Ibrahim ibnu al-Aghlab membina
wilayah ini dengan keturunannya, yang kemudian dikenal dengan Dinasti Aghlabiyah. Dinasti
Aghlabiyah di perintah oleh 11 khalifah, antara lain:3

1) Ibrahim I (179 H/795 M)

2) Abdullah I (197 H/812 M)

3) Ziyaadatullah (210 H/817 M)

4) Abu Ilqal Al-Aghlab (223 H/838 M)

5) Muhammad I (226 H/841 M)

6) Ahmad (242 H/856 M)

7) Ziyaadatullah II (248 H/863 M)

8) Abu Al-gharaniq Muhammad II (250 H/863 M)

9) Ibrahim II (261 H/875 M)

10) Abdullah II (289 H/902 M)

11) Ziyaadatullah III (290-296 H/903-909 M)

3
Imam Fuadi, Sejarah Peradaban Islam (Yogyakarta: Teras, 2011), h. 160
Perkembangan dan Masa Kejayaan Dinasti Aghlabiyyah

Dinasti Aghlabiyyah adalah dinasti yang memerintah Ifriqiya (wilayah sekarang bagian dari
Tunisia, Aljazair, dan Libya) dari sekitar tahun 800 hingga 909 M. Masa kejayaan mereka terjadi
pada abad ke-9 M. Selama masa ini, dinasti Aghlabiyyah mencapai puncak kekuasaan mereka
dalam berbagai bidang, termasuk seni dan budaya, arsitektur, serta perdagangan.

Di bawah pemerintahan Aghlabiyyah, kota Kairouan menjadi pusat intelektual dan budaya yang
penting. Mereka juga dikenal karena membangun berbagai struktur bersejarah, seperti Masjid
Zaytuna di Tunis dan Istana Bardo. Selain itu, dinasti Aghlabiyyah mendukung perkembangan seni
dan ilmu pengetahuan, yang menyebabkan era keemasan di bidang tersebut.4

Namun, dinasti Aghlabiyyah juga terlibat dalam konflik dengan kekhalifahan Abbasiyah dan
mengalami tekanan dari bangsa Berber. Akhirnya, pada tahun 909 M, dinasti Fatimiyah
menggulingkan Aghlabiyyah, mengakhiri masa kejayaan mereka. Dinasti Aghlabiyah merupakan
salah satu dinasti Islam yang berkuasa di Ifrikiyah (sekarang Tunisia) pada abad ke-9 hingga awal
abad ke-10. Berikut adalah masa kejayaan Dinasti Aghlabiyah:

1. Dinasti Aghlabiyah berhasil membangun pemerintahan yang berpengaruh dalam dunia Islam.

2. Pada masa kejayaannya, Dinasti Aghlabiyah dipimpin oleh Ziyadatullah I yang mampu
memimpin pasukan Aghlabiyah melakukan ekspansi hingga ke wilayah Eropa.

3. Ziyadatullah I pernah mengirimkan sebuah armada laut menuju wilayah pesisir Italia, Prancis,
Cosica, dan Sardia. Kemudian pada 827 M, Ziyadatullah mengirim sebuah ekspedisi untuk
merebut wilayah Sisilia dari tangan pemerintahan Bizantium.

4. Dinasti Aghlabiyah terkenal dengan prestasinya di bidang arsitektur, terutama dalam


pembangunan masjid.

5. Dinasti Aghlabiyah merupakan tonggak terpenting dalam konflik berkepanjangan antara Asia
dan Eropa.

4
Philip K. Hitti, History of The Arabs; From The Earliest Times to The Present, diterjemahkan oleh R. Cecep
Lukman Yasin dan Dedi Slamet Riyadi dengan judul History of The Arabs; Rujukan Induk dan Paling Otoritatif
tentang Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. Ikrar Mandiriabadi, 2006
Dari hasil pencarian tersebut, dapat disimpulkan bahwa masa kejayaan Dinasti Aghlabiyah terjadi
pada masa pemerintahan Ziyadatullah I yang berhasil memimpin pasukan Aghlabiyah melakukan
ekspansi hingga ke wilayah Eropa dan merebut wilayah Sisilia dari tangan pemerintahan
Bizantium. Selain itu, Dinasti Aghlabiyah juga terkenal dengan prestasinya di bidang arsitektur,
terutama dalam pembangunan masjid.5

Masa Kemunduran dan Keruntuhan Dinasti Aghlabiyyah

Pada akhir abad ke-9, Dinasti Aghlabiyah di Ifrikiyah mengalami kemunduran setelah masuknya
propaganda Syi'ah oleh Abdullah Al-Syi'ah atas perintah Ubaidilah Al-Mahdi. Dinasti Aghlabiyah
merupakan sebuah dinasti yang pusat pemerintahannya berada di Qairawan, Tunisia. Ia telah
menanamkan pengaruh yang kuat di kalangan orang-orang suku Ketama.

Kemudian pada tahun 289 H/902 M merupakan tahun berakhirnya penaklukan Sicilia masa Dinasti
Aghlabiyah yang ditandai dengan jatuhnya Taormina dalam kekuasaan Islam.

Sedangkan menurut Badri Yatim, penyebab kemunduran Dinasti Abbasiyah meliputi dua faktor,
yakni faktor internal dan faktor eksternal. Dari segi faktor internal yaitu: Pertama, persaingan antar
bangsa. Kedua, kemunduran di bidang ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang politik.
Ketiga, konflik keagamaan.

Kemunduran dan keruntuhan Dinasti Aghlabiyah terjadi pada abad ke-10 di Ifriqiya, yang kini
merupakan wilayah Tunisia dan sekitarnya. Beberapa faktor yang menyebabkan kemunduran dan
keruntuhan dinasti ini antara lain:

1. Pemberontakan dan ketidakpuasan penduduk: Seiring berjalannya waktu, penduduk setempat


di wilayah Ifriqiya mulai tidak puas dengan pemerintahan Aghlabiyah, terutama karena pajak yang
tinggi dan ketidakadilan sosial. Ini menyebabkan pemberontakan dan ketidakstabilan dalam
wilayah tersebut.

2. Serangan dari luar: Dinasti Aghlabiyah harus menghadapi serangan berulang kali, termasuk
serangan dari suku-suku berpengaruh seperti Fatimiyah di Mesir dan suku-suku Berber di wilayah
sekitar. Serangan ini melemahkan kedudukan dinasti tersebut.

5
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008
3. Pelemahan pusat kekuasaan: Pusat kekuasaan Aghlabiyah yang berada di Kairouan mengalami
pelemahan, yang membuat kontrol mereka atas wilayah-wilayah yang lebih jauh semakin sulit.

4. Pengaruh luar: Ada pengaruh dan campur tangan dari kekhalifahan Abbasiyah di Timur yang
mempengaruhi kebijakan dan stabilitas Dinasti Aghlabiyah.

Akhirnya, pada tahun 909, wilayah Ifriqiya jatuh ke tangan Fatimiyah, dan Dinasti Aghlabiyah
pun mengalami keruntuhan.6

6
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Husna Dzikra, 1999
BAB III

KESIMPULAN

Dinasti Aglabiyah berkuasa kurang lebih satu abad, mulai dari tahun 800-909 M. Pada
tahun 800 M Ibrahim I diangkat sebagai gubernur (amir) di Tunisia oleh Khalifah Harun ar-
Rasyid, karena ia sangat pandai menjaga hubungan dengan Khalifah Abbasiyah seperti membayar
pajak tahunan yang besar, maka Ibrahimi I diberi kekuasaan oleh Khalifah, meliputi hak-hak
otonomi yang besar seperti kebijaksanaan politik, termasuk menentukan penggantinya tanpa
campur tangan dari penguasa Abbasiyah.

Dari hasil pencarian tersebut, dapat disimpulkan bahwa masa kejayaan Dinasti Aghlabiyah
terjadi pada masa pemerintahan Ziyadatullah I yang berhasil memimpin pasukan Aghlabiyah
melakukan ekspansi hingga ke wilayah Eropa dan merebut wilayah Sisilia dari tangan
pemerintahan Bizantium. Selain itu, Dinasti Aghlabiyah juga terkenal dengan prestasinya di
bidang arsitektur, terutama dalam pembangunan masjid.

Pada akhir abad ke-9, Dinasti Aghlabiyah di Ifrikiyah mengalami kemunduran setelah
masuknya propaganda Syi'ah oleh Abdullah Al-Syi'ah atas perintah Ubaidilah Al-Mahdi. Dinasti
Aghlabiyah merupakan sebuah dinasti yang pusat pemerintahannya berada di Qairawan, Tunisia.
Ia telah menanamkan pengaruh yang kuat di kalangan orang-orang suku Ketama. Kemudian pada
tahun 289 H/902 M merupakan tahun berakhirnya penaklukan Sicilia masa Dinasti Aghlabiyah
yang ditandai dengan jatuhnya Taormina dalam kekuasaan Islam.
DAFTAR PUSTAKA

Ali Mufrodi, Islam di Kawasan Kebudyaan Arab, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997

Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta: Husna Dzikra, 1999

Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008

Harun Nasution, Sejarah Kebudayaan Islam,Jakarta: UI Press, 1986

Philip K. Hitti, History of The Arabs; From The Earliest Times to The Present, Jakarta: PT. Ikrar
Mandiriabadi, 2006

https://kalam.sindonews.com/read/1092481/786/kejayaan-islam-dinasti-aghlabiyah-yang-
terlupakan-1683594354 (diakses pada 11 Oktober 2023)

https://kumparan.com/potongan-nostalgia/dinasti-aghlabiyah-pembangun-peradaban-tinggi-islam
(Diakses pada 11 oktober 2023)

Anda mungkin juga menyukai