Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK

TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN HASIL BELAJAR


PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X
DI SMA NEGERI BANDARKEDUNGMULYO JOMBANG
TAHUN AJARAN 2012/2013

Yahya Reka Wirawan


Dosen Prodi. Pendidikan Ekonomi IKIP PGRI Madiun

Abstrak: Selama ini proses pembelajaran kita lihat masih menganut model pembelajaran
konvensional, yaitu proses pembelajaran yang berpusat pada guru dan selama itu pula
kemampuan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran dan kemandirian dalam belajar
tidak akan tampak. Pembelajaran konvensional menganggap guru adalah satu-satunya
sumber belajar yang dianggap serba tahu. Hal ini di perkuat oleh hasil observasi yang telah
dilkukan oleh peneliti sebelum melakukan penelitian, dan terbukti saat pelajaran dimulai
banyak siswa yang ngobrol sendiri dan kelihatan sekali mereka merasa bosan dengan
metode yang dilakukan oleh guru mata pelajaran ekonomi. Hal ini di duga akan
mempengaruhi aktivitas belajar dan hasil belajar siswa di dalam kelas.Penelitian ini
dilaksanakan di Perak Jombang, tepatnya di SMA Negeri Bandarkedungmulyo 1.Penelitian
ini merupakan PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Tahap penelitian berupa siklus yang
meliputi: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik - teknik pengumpulan
data yang digunakan yaitu: observasi; pengukuran tes hasil belajar; dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan disimpulkan bahwa penggunaan
model pembelajaran talking stick terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa
berpengaruh baik.Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model
pembelajaran talking stick terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar siswa berpengaruh
baik, khususnya pada mata pelajaran ekonomi. Hal ini terbukti pada siklus I aktivitas belajar
siswa dengan nilai rata - rata kelas dari pre test sebesar 31 meningkat menjadi 35 atau sekitar
12,9% Sedangkan pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan yakni nilai
rata-rata kelas dari pre test sebesar 35 meningkat menjadi 45 atau sekitar 28,57%. Pada siklus
I hasil belajar siswa dengan nilai rata – rata kelas dari pre test sebesar 80,12 meningkat
menjadi 84,71 atau sekitar 5,72%, sedangkan pada siklus II hasil belajar siswa mengalami
peningkatan, yakni nilai rata – rata pre test sebesar 84,71 meningkat menjadi 92,35 atau
sekitar 9,02%
Kata Kunci : Model Pembelajaran Talking Stick, Aktivitas Belajar, Hasil Belajar

PENDAHULUAN kualitas kurikulum, meningkatkan kom-


Pendidikan adalah suatu hal yang petensi guru, mengingkatkan kualitas
mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya pembelajaran, mengefektifkan metode
meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia pembelajaran, meningkatkan kualitas sarana
agar tidak sampai tertinggal dengan bangsa dan prasarana belajar dan bahan ajar yang
lain. Oleh karena itu, untuk menghadapi memadai. Salah satu upaya pemerintah
tantangan sesuai tuntutan perkembangan dalam memperbaiki kualitas kurikulum
zaman, perlu diadakan perbaikan kualitas adalah dengan melakukan penyempurnaan
pendidikan nasional, yaitu memperbaiki kurikulum.
124
Yahya Reka W., Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick | 125

Keberhasilan pendidikan di suatu didalam melaksanakan kewajibannya tidak


sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor, jarang mengalami kendala dalam melakukan
antara lain guru, siswa, kurikulum, strategi proses belajar mengajar. Masalah yang timbul
pembelajaran, lingkungan belajar dan bisa bersumber dari dalam diri dan bisa juga
lainnya.Guru dan siswa merupakan dua timbul dari pihak luar diri guru itu sendiri.
faktor terpenting dalam proses pembelajaran. Salah satu masalah yang timbul dari dalam
Pentingnya faktor guru dan siswa dapat diri guru yaitu guru lebih banyak menempat-
dituntut melalui pemahaman hakekat kan siswa sebagai objek dan bukan sebagai
pembelajaran, yakni sebagai proses mem- subjek pendidikan. Kondisi pembelajaran
bangun pemahaman terhadap informasi dan seperti itu tentunya akan berdampak pada
pengalaman. Proses membangun pemahaman hasil belajar siswa.
tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa Talking stick adalah sebuah metode
atau bersama orang lain. Proses itu disaring pembelajaran yang tergolong dalam metode
dengan persepsi, pikiran, dan perasaan siswa PAIKEM, yaitu metode Pembelajaran Aktif,
(Indra Jati Sidi, 2004). Inovatif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.
Pembelajaran Ekonomi selama ini jadi Talking Stick merupakan bagian dari
cenderung lebih banyak mengembangkan PAIKEM. Model pembelajaran Talking Stick
kemampuan menghafal materi pelajaran. akan mendorong siswa untuk lebih me-
Siswa belum dibiasakan untuk memahami nguasai materi. Konsep model pembelajaran
informasi dan menghubungkan dengan ke- Talking Stick akan mendorong guru dan
hidupan sehari-hari. Pembelajaran Ekonomi siswa melaksanakan praktek pembelajaran
masih berpusat pada guru dan siswa belum secara aktifdan kreatif sehingga diharapkan
dijadikan subjek belajar. Pembelajaran tercapainya peningkatan aktivitas belajar dan
cenderung lebih banyak menempatkan siswa hasil belajar secara optimal. Dalam model ini
pada aktivitas mencatat, mendengar, atau akan diadakan permainan dimana guru akan
menjawab pertanyaan guru. Proses pema- memberikan tongkat kepada seorang siswa,
haman harus diimbangi dengan strategi siswa yangmendapatkan tongkat harus
pembelajaran yang diterapkan. Strategi menjawab pertanyaan dari guru. Dengan
pembelajaran yang diterapkan oleh guru menggunakan model pembelajaran ini
harus mampu mengarahkan siswa supaya diharapkan guru dan siswa dapat melaksana-
dalam belajar siswa tidak hanya sekedar kan proses pembelajaran dengan tepat, siswa
mengingat, tetapi harus benar-benar mengerti dapat memahami mata pelajaran yang ada di
dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan kelas dan meningkatkan aktivitas belajar dan
mereka sehingga mereka bisa bekerja untuk hasil belajar siswa.
memecahkan masalah, menemukan sesuatu Aktivitas belajar adalah seluruh akti-
bagi dirinya sendiri, dan selalu bergulat vitas siswa dalam proses belajar, mulai dari
dengan ide-ide (M. Nur, dkk, 2000). kegiatan fisik sampai kegiatan psikis.
Keterlibatan guru hanya sebagai Kegiatan fisik berupa ketrampilan-
fasilitator dan moderator dalam proses ketrampilan dasar sedangkan kegiatan psikis
pembelajaran tersebut. Menurut Winkel berupa ketrampilan terintegrasi. Ketrampilan
(2005) menyatakan, untuk mencapai hasil dasar yaitu mengobservasi, mengklasifikasi,
pendidikan yang lebih baik, bentuk program memprediksi, mengukur, menyimpulkan dan
pendidikan sekolah haruslah berpusat pada mengkomunikasikan. Sedangkan ketram-
aktivitas belajar siswa, sehingga proses pilan terintegrasi terdiri dari mengidentifikasi
belajar yang terjadi pada siswa lebih variabel, membuat tabulasi data, menyajikan
bermakna dan hasil belajar siswa mencapai data dalam bentuk grafik, menggambarkan
tingkat yang memuaskan. Seorang guru hubungan antar variabel, mengumpulkan dan
126 | EQUILIBRIUM, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2014

mengolah data, menganalisis penelitian, me- XII IPA dan XII IPS di SMA Negeri Bandar
nyusun hipotesis, mendefinisikan variabel Kedung Mulyo Jombang yang berjumlah
secara operasional, merancang penelitian dan 540 siswa. Sampel penelitian sebesar 34
melaksanakan eksperimen. siswa.Teknik sampling yang digunakan
Hasil belajar adalah nilai yang meng- teknik propotional random sampling.
gambarkan tingkat pemahaman siswa setelah Metode pengumpulan data yang
mengikuti pelajaran. Hasil belajar, untuk digunakan dalam penelitian ini adalah metode
sebagian adalah berkat tindak guru, suatu observasi, interview, studi documenter, dan
pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian pengukuran pre test hasil belajar. Teknik
lain, merupakan peningkatan kemampuan analisis data yang digunakan dalam penelitian
mental siswa. Hasil belajar tersebut dibeda- ini adalah Analisis data digunakan dengan
kan menjadi dampak pengajaran, dan dampak menggunakan teknik analisis kualitatif. Data
pengiring. Dampak pengajaran adalah hasil kualitatif dianalisis dengan teknik deskriptif
yang dapat diukur, seperti tertuang dalam dan interpretative berdasarkan teori pembe-
angka rapor, angka dalam ijazah, atau lajaran yang digunakan. Data dikumpulkan
kemampuan meloncat setelah latihan. selama tindakan kelas. Hal ini dilakukan agar
Dampak pengiring adalah terapan pengeta- tidak terjadi penumpukan data dan penulis
huan dan kemampuan di bidang lain, suatu segera memberikan refleksi terhadap data
transfer belajar (Dimyati dan Mudjiono, sehingga proses pemberian makna dan
2006). Menurut Anni (2004:4) hasil belajar kesimpulan diambil bisa lebih cepat. Data
merupakan perilaku yang diperoleh yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan
pembelajar setelah mengalami aktivitas dianalisis untuk memastikan bahwa dengan
belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan mengaplikasikan pembelajaran metode
perilaku tersebut tergantung pada yang Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas
dipelajari oleh pembelajar. Jika pembelajar siswa.Data yang bersifat kualitatif yang
mempelajari pengetahuan tentang konsep, terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi
maka perubahan perilaku yangdiperoleh dianalisis secara kualitatif.
adalah berupa penguasaan konsep.
Pentingnya penelitian ini dilakukan HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk mengkaji lebih dalam tentang: Hasil pre test menunjukkan bahwa pada
a) pengaruh penggunaan model pembelajaran pelaksanaan pre test, siswa terlihat kurang
talking stick terhadap aktivitas belajar siswa, antusias terhadap pelajaran, mereka terlihat
b) pengaruh penggunaan model pembelajaran kurang dapat mengikuti kegiatan belajar
talking stick terhadap hasil belajar siswa, mengajar dengan baik. Hal itu diketahui dari
serta c) pengaruh penggunaan model kurangnya rasa ingin tahu mereka terhadap
pembelajaran talking stick terhadap aktivitas materi yang akan diberikan. Kebanyakan
belajar dan hasil belajar siswa. dari mereka kelihatannya jenuh terhadap
pelajaran. Karena aktivitas siswa terhadap
METODE PENELITIAN pelajaran kurang, maka hasil belajar mereka
Pendekatan yang digunakan dalam juga kurang maksimal. Dari hasil evaluasi
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif pada saat pre test, didapatkan rata-rata kelas
sedangkan variabel dalam penelitian ini sebesar 80,12
adalah model pembelajaran talking stick
sebagai variabel independen sedangkan
aktivitas belajar siswa dan hasil belajar siswa
sebagai variabel dependen. Populasi dalam
penelitian ini siswa kelas X, XI IPA dan IPS,
Yahya Reka W., Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick | 127

Tabel Hasil Pre Test observer. Hasil pengamatan pada siklus I,


kegiatan siswa cukup baik dengan cukup
NILAI antusias dan merespon positif mengikuti
NO NIS NAMA L/P PRE
TEST kegiatan belajar mengajar. Mulai adanya
peningkatan aktivitas belajar dibandingkan
AHMAD SOFA NASRUL
1 2998
FIRDAUS
L 85 pada saat pre test. Hal ini terlihat dari aktivitas
2 3009 APRILIA NURAINI P 79 siswa pada saat mengerjakan pre test takut
3 3014 ARIEF AULIA PRATAMA L 76 salah, pada siklus I ini mereka sudah mulai
4 3020 ARIK AGUSTINA P 72 berani menjawab meskipun bobot jawaban
5 3022 AYU NINGTYAS P 77
rata-ratanya adalah 80,12 mereka masih
6 3028 BAGUS ANGGARA PUTRA L 77
belum mencapai seperti yang diharapkan.
7 3032 CANDRA ADI PRASETYO L 75
Pada saat kegiatan belajar mengajar
8 3033 DARIYANTI P
berlangsung, para siswa tampak gembira dan
72
senang, hal ini dapat dilihat dari wajah
9 3041 DENIS PRIYAMBODO L 83
mereka yang tampak memancarkan semangat
10 3058 DHANI YOGA PRATAMA L 78
dan antusias untuk belajar meskipun masih
11 3062 EVA SEPTIAWATI P 79
ada beberapa siswa yang belum terbiasa
12 3071 FERDIAN BUDI AR-ROUF L 77
dengan model pembelajaran yang diterapkan
13 3077 FIRDA MAHARANI P 85
oleh peneliti.
FITRI CHUSNUL
14 3080 KHOTIMAH P 78 Hasil pengamatan pada tahap kegiatan
15 3081 GALIH PRAKOSO L 85 awal, terdapat peningkatan aktivitas, hal ini
IGUSTI MEGA SEKAR dikarenakan siswa merasa mendapatkan
16 3087 ARUM P 78

17 3091
IMAM MACHMUDI
L 78
penyegaran dalam kegiatan belajar mengajar,
DZIKRULLOH
INDAH WAHYUNINGTYAS sehingga mereka berusaha memusatkan
18 3092 P 77
RESMI P perhatian selama pembelajaran berlangsung.
KUMORO SETYO
19 3105 L 85
PRIANGGO Akan tetapi, memasuki kegiatan penjelasan
MASAYU HUSNUL
20 3115 CHOTIMAH P 71 materi secara global, aktivitas siswa dalam
21 3120
MILLA KHOIRUN
P 87 menjawab pertanyaan masih kurang. Hal ini
NADLIROH
22 3121 MOCHAMAD IRFAN L 88
dikarenakan siswa masih belum terbiasa
untuk menjawab pertanyaan secara langsung
23 3144 POPPY GIAN ANJARSARI P 76
yang dapat membuat mereka merasa takut
24 3147 PUPUT NOVITA SARI P 76
untuk menjawab.
25 3151 RACHMAD PANJI SATYA L 76
Memasuki kegiatan inti, langkah yang
26 3152 RADITA IRA PUSPITASARI P 93
RAGIL TEGAR
dilakukan peneliti adalah menyampaikan
27 3154 L 91
BAGASKARA kompetensi dasar dan pengetahuan tentang
RATNA NOVIANTI
28 3156 SHOLIKHA P 87 pembelajaran inovatif yang menggunakan
29 3160 RETNO SARI ANGGRAINI P 80 metode talking Stick kepada peserta didik.
30 3169 SEPTY YUANITA P 80 Setelah peneliti memberikan gambaran
31 3184 WAHYU DWI CAHYO L 86 tentang pembelajaran inovatif metode talking
32 3192
YULIANTRI PEA DEO
P 76
Stick kemudian peneliti memberikan
RAHMA
kesempatan kepada peserta didik untuk
33 3193 YUNA RIZKY OCTANIA P 73
bertanya apabila belum mengerti tentang
34 3198 ZONA REZADDIEN AQOBA L 88
pembelajaran inovatif metode talking stick
RATA - RATA 80,12
agar nantinya ketika pelaksanaanya semua
Pada saat siklus pertama selama peserta didik mampu mengikuti dengan baik.
kegiatan pembelajaran, peneliti bertindak Dan selanjutnya guru melaksanakan proses
sebagai guru dan teman sejawat sebagai belajar mengajar dengan menggunakan
128 | EQUILIBRIUM, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2014

metode talking stick untuk meningkatkan percaya diri pada kemampuannya.


aktivitas belajar dan hasil belajar siswa Selanjutnya, untuk mengetahui tingkat
tentang materi permintaan dan faktor – faktor aktivitas belajar siswa terhadap materi
yang mempengaruhinya. Supaya mereka pelajaran ekonomi, guru melakukan feed
mudah termotivasi keterangan guru, guru back terhadap hasil yang dicapai siswa dan
sebagai peneliti langsung menerapkan memberikan tugas untuk mencari sendiri
metode talking stick, guru pertama kali dalam buku bacaanya tentang permintaan dan
menjelaskan materi yang akan diajarkan, faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan
selanjutnya siswa diberi kesempatan dalam dibatasi waktu sekitar 15 menit, sehingga
waktu 10 menit untuk mempelajari materi siswa bersemangat untuk menyelesaikan
yang telah disampaikan oleh guru, pada tahap tugas yang cepat dan tepat.
selanjutnya semua siswa diminta untuk Hasil pengamatan menunjukkan bahwa
menutup bukunya dan memberikan tongkat dengan tugas seperti ini siswa cukup ter-
pada salah satu siswa untuk di lemparkan motivasi untuk mengerjakan tugas dengan
pada teman sebelahnya sambil menyanyikan sebaik-baiknya. Seluruh siswa cukup antusias
lagu di sini senang di sana senang, sampai dan tertarik untuk menyelesaikan tugas.
lagu habis dan tongkat dipegang oleh salah Indikator peningkatan aktivitas belajar siswa
satu siswa dan siswa tersebutlah yang men- tercermin dalam semangat, antusias dan rasa
dapat pertanyaan dari guru. Siswa pertama ingin tahu siswa dalam KBM.
kali melaksanakan metode ini gugup karena Berdasarkan hasil observasi yang telah
siswa masih merasa takut dengan pertanyaan dilaksanakan terdapat sedikit peningkatan
yang secara langsung di lemparkan kepada aktivitas belajar siswa yang semula nilai rata-
siswa, pada saat tongkat dilempar siswa rata kelas dari pre test sebesar 31 meningkat
semangat dengan bernyanyi lagu di sini menjadi 35 atau 12,9 % dan peningkatan hasil
senang di sana senang dan pada saat tongkat belajar siswa yang semula nilai rata-rata kelas
berhenti pada salah satu siswa kebanyakan dari pre test sebesar 80,12 meningkat menjadi
siswa merasa takut jawabannya yang salah 84,71 atau sekitar 5,72 %.
atau kurang tepat, dan guru selanjutnya Pada siklus II ini, hasil pengamatan
memberi pertanyaan kepada masing-masing menunjukkan bahwa siswa mengalami
siswa sampai semua siswa mendapat giliran peningkatan aktivitas belajar yang cukup
pertanyaan dan begitu seterusnya. menggembirakan dalam mengikuti kegiatan
Berdasarkan hasil pengamatan, belajar mengajar, siswa sudah lebih terbiasa
diketahui bahwa aktivitas belajar dan hasil menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
belajar siswa masih belum seperti yang guru.
diharapkan atau bisa dikatakan masih rendah. Pada tahap kegiatan awal, kegiatan
Ini dapat dilihat dari lembar observasi siswa siswa cukup bagus. Hal ini dapat dilihat dari:
yang menunjukkan bahwa aktivitas mem- 1) siswa sangat antusias mengikuti kegiatan
perhatikan siswa belum mencapai apa yang belajar mengajar.
diharapkan. Kegiatan ini masih di dominasi 2) pada saat penjelasan materi secara global
oleh para siswa yang aktif, sedangkan mereka siswa sudah siap menjawab pertanyaan
yang pasif cenderung memperhatikan saja. dari guru dan juga berani mengajukan
Hal ini dikarenakan adanya perbedaan pertanyaan dan pendapat.
individual pada masing-masing siswa. Memasuki kegiatan inti, ketika guru
Mereka yang aktif adalah mayoritas yang melaksanakan model pembelajaran talking
memiliki prestasi di kelas, dan mereka yang stick mereka sangat menikmatinya dan tidak
pasif adalah yang berprestasi kurang atau ada lagi rasa takut, gugup dan malu. Mereka
sedang dan mereka cenderung kurang tampak bersemangat dalam menjawab
Yahya Reka W., Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick | 129

pertanyaan dan menyelesaikan tugas yang kehidupan siswa sehari-hari. Hal ini
diberikan oleh guru. Mereka saling diasumsikan dapat menarik perhatian siswa
membantu memahami materi yang diberikan. terhadap pelajaran yang diberikan guru sebab
Mereka saling melontarkan pertanyaan demi semakin jelas apa yang ingin dicapai guru
tercapainya hasil belajar yang memuasakan bersama siswa semakin mudah dia dapat
serta menampakkan rasa gembira dan senang mencapainya dan semakin mudah pula dia
selama mengikuti pembelajaran. Tidak dapat menyimpulkan apakah ia sudah
tampak rasa letih dari wajah mereka, bahkan mencapai tujuan atau belum, dan tentunya
ketika peneliti memberi kesempatan untuk juga diharapkan dapat meningkatkan
mengajukan pertanyaan, dengan serentak aktivitas belajar dan hasil belajar siswa.
para siswa berebut bertanya kepada guru, Pada pertemuan pertama, siswa terlihat
sehingga tidak sia-sia peneliti menggunakan kurang dapat mengikuti KBM dengan baik.
model pembelajaran talking stick untuk Hal ini dapat diketahui dari kurangnya rasa
meningkatkan aktivitas belajar dan hasil ingin tahu mereka terhadap materi yang akan
belajar siswa. Karena siswa sudah berani diberikan serta minimnya pertanyaan atau
menjawab pertanyaan dari guru. Peneliti jawaban yang telah dilontarkan guru kepada
menangkap komunikasi dan kerjasama yang siswa saat metode talking stick berlangsung.
sudah sangat baik bahkan dapat dikatakan Mereka terlihat kebingungan dengan
begitu dinamis dan sempurna pada masing- apa yang akan mereka pertanyakan atau
masing siswa, karena masing-masing siswa apakah yang harus mereka jawab karena
merasa tidak ada beban rasa malu dan takut kebanyakan mereka belum siap menjawab
salah dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan dari guru. Akan tetapi antusias
pendapat. mereka terhadap tugas yang diberikan cukup
Indikator peningkatan aktivitas belajar baik.Hal ini ditunjukkan dari semangat dan
siswa tercermin dalam bertambahnya kegembiraan mereka selama mengikuti
semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa pembelajaran.Tetapi lama kelamaan siswa
dalam KBM. Sedangkan indikator pening- tampak mulai menunjukkan rasa ingin tahu
katan aktivitas belajar siswa terlihat dari yang cukup besar.Hal ini dapat dilihat dari
meningkatnya hasil belajar siswa. munculnya pertanyaan-pertanyaan dan
Berdasarkan hasil observasi yang telah beberapa jawaban dari siswa ketika guru
dilaksanakan terdapat peningkatan aktivitas membuka pertanyaan.Di awal pembelajaran
belajar siswa yang semula nilai rata-rata kelas siswa pun tampak bersemangat dalam
dari siklus I sebesar 35 meningkat pada siklus mengerjakan tugas dan berusaha menger-
II menjadi 45 atau 28,57%. Dan peningkatan jakannya dalam waktu yang ditentukan,
hasil belajar siswa terlihat dari nilai rata-rata meskipun hasilnya belum sesuai dengan yang
kelas yang semula nilai rata-rata kelas dari diharapkan. Model pembelajaran talking
siklus I sebesar 84,71 meningkat menjadi stick sudah mulai tampak bisa diterima oleh
pada siklus II 92,35 atau sekitar 9,02%. siswa meskipun masih ada beberapa siswa
Pada siklus I, materi diberikan selama yang pasif dan lamban menerimanya.
satu kali pertemuan, dengan perincian pada Berdasarkan observasi awal yang dila-
pertemuan pertama diberikan materi tentang kukan peneliti, siswa kelas X - 2 cenderung
permintaan dan faktor-faktor yang mempe- pasif dalam proses pembelajaran mata
ngaruhinya. Pada siklus I ini sebelum siswa pelajaran ekonomi. Aktivitas belajar dan hasil
diberikan tugas-tugas, guru melakukan belajar para siswa sangat tergantung pada
pembahasan materi tentang rencana pem- guru, hal ini dikarenakan siswa kurang di
belajaran dan mendiskusikan tentang topik libatkan secara aktif dalam proses pem-
pelajaran yang dikaitkan dengan konteks belajaran. Guru masih menggunakan model
130 | EQUILIBRIUM, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2014

pembelajaran konvensional yakni metode pegangannya/paketnya.


ceramah, mencatat di papan tulis dan 3. setelah selesai membaca buku dan
memberi tambahan nilai dengan memberikan mempelajarinya mempersilahkan siswa
pekerjaan rumah. untuk menutup bukunya
Dengan menggunakan model pembe- 4. guru mengambil tongkat dan memberikan
lajaran yang bersifat mengajak para siswa kepada siswa, setelah itu guru mem-
untuk berperan aktif dalam proses pembe- berikan pertanyaan dan siswa yang
lajaran, dan tidak membuat mereka merasa memegang tongkat tersebut harus men-
bosan. seperti seperti dengan menggunakan jawabnya, demikian seterusnya sampai
model pembelajaran talking stick ini akan sebagian besar siswa mendapat bagian
dapat merubah kebiasaan siswa yang untuk menjawab setiap pertanyaan dari
cenderung pasif dan hanya terpusat pada guru guru
akan menjadi suatu proses pembelajaran yang 5. guru memberikan kesimpulan
akan membuat siswa dapat memahami materi 6. evaluasi
pelajaran dengan mudah dan lebih bertahan 7. penutup
lama, serta mereka juga akan merasakan Pelaksanaan penelitian ini menerapkan
proses pembelajaran yang menyenangkan menggunakan model pembelajaran talking
dan tidak membosankan. Akan tetapi, tidak stick melalui beberapa kegiatan pembelajaran
semua materi dalam kurikulum bisa diantaranyan yaitu :
menggunakan metode ini, seperti materi A. Penjelasan Tentang Peraturan Dalam
perhitungan, karena untuk materi perhitungan Proses Pembelajaran
siswa terlalu sulit untuk belajar sendiri, dan Peneliti menjelaskan tentang aturan
untuk tanya jawabnya siswa akan kesulitan. main dalam proses pembelajaran dengan
Materi-materi yang bias menggunakan menggunakan model pembelajaran
metode ini adalah materi-materi yang bersifat talking stick bahwa para siswa nantinya
hafalan yang mudah dicerna dan dipahami akan diajak bermain sambil belajar yakni
oleh siswa. dengan memegang tongkat secara
Pembelajaran mata pelajaran ekonomi bergiliran sambil bernyanyi, peserta didik
yang dilaksanakan oleh peneliti dengan harus dapat menjawab pertanyaan yang
menggunakan pembelajaran inovatif talking diberikan oleh guru bagi yang memegang
stick. Dalam proses pembelajaran ini para tongkat ketika nyanyian di hentikan
siswa dituntut untuk berpartisipasi secara sejenak, dan begitu seterusnya. Namun
aktif sehingga dalam proses pembelajaran sebelum itu peneliti membagikan modul
aktivitas siswa sangat tinggi, model atau bahan ajar kepada siswa dengan
pembelajaran ini mengajak para peserta didik tujuan sebagai pegangan ataupun
untuk belajar sambil bermain sehingga pedoman dalam belajar. Pada tahap awal
mereka tidak merasa bosan ataupun tidak setelah peneliti membagikan bahan ajar
semangat ketika mengikuti proses pem- kepada para siswa, maka peneliti akan
belajaran. menjelaskan secara singkat tentang inti
Adapun langkah-langkah dalam materi yang akan dipelajari serta mem-
pelaksanaan metode talking stick antara lain berikan kesempatan kepada siswa untuk
sebagai berikut : bertanya mengenai hal ataupun materi
1. guru menyiapkan sebuah tongkat yang belum di mengerti dan sesekali
2. guru menyampaikan materi pokok yang peneliti juga memberikan pertanyaan
akan dipelajari, kemudian memberikan kepada siswa mengenai apa yang telah
kesempatan kepada siswa untuk untuk disampaikan. Setelah itu peneliti
membaca dan mempelajari materi pada memberikan kesempatan para siswa
Yahya Reka W., Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick | 131

untuk belajar secara mandiri mengenai proses pembelajaran ini siswa harus dapat
materi yang telah disampaikan sebelum menguasai materi dengan baik agar tidak
proses pembelajaran dengan mengguna- kesulitan dalam menjawab pertanyaan.
kan model pembelajaran talking stick Setelah proses pembelajaran ini dilak-
dilaksanakan, kemudian peneliti juga sanakan dan jika semua siswa sudah
memberikan dorongan kepada siswa agar menanamkan hal ini difikirannya tidak
semangat dalam belajar sehingga nanti akan ada lagi siswa yang pasif dikelas,
dalam proses permainan mereka dapat perasaan tertekan, kemungkinan kega-
menjawab pertanyaan yang diajukan serta galan dalam ulangan harian, keterbatasan
memberi penjelasan kepada mereka agar pilihan, dan tentu saja rasa bosan. Semua
tidak takut ketika mendapat giliran akan menjadi menyenangkan sehingga
memegang tongkat sehingga harus proses belajar mengajar menjadi lebih
menjawab, karena juga disampaikan oleh baik.
peneliti bahwa mereka semua pasti akan D. Pemberian Tugas
mendapat giliran memegang tongkat dan Dalam proses pembelajaran ini
menjawab pertanyaan. penilaian dilakukan ketika siswa dapat
B. P e n y a j i a n M a t e r i d a l a m P r o s e s menjawab pertanyaan yang diberikan
Pembelajaran ketika mereka mendapat giliran
Penyajian materi dilakukan setelah memegang tongkat. Guru sudah dapat
tahap awal pelaksanaan pembelajaran memberikan penilain ketika proses
diselesaikan. Penyajian materi bertujuan pembelajaran berlangsung. Disamping itu
agar siswa mempunyai gambaran yang penilaian juga dilakukan dengan
jelas tentang materi yang akan dipelajari, memberikan tugas kepada siswa yang
sehingga para siswa dapat belajar dengan diberikan selama dan sesudah proses
acuan yang telah dijelaskan oleh guru pembelajaran berlangsung meski tidak
sebelumnya. Penyajian materi dilakukan setiap pertemuan tugas yang diberikan
dengan cara guru hanya memberikan selama proses pembelajaran berlangsung.
gambaran ataupun garis besar mengenai Hal ini dilakukan untuk mengukur dan
materi yang dipelajari selebihnya siswa mengetahui hasil prestasi siswa dalam
dituntut agar lebih mandiri dalam belajar belajar dan seberapa jauh siswa dapat
sehingga ketika dalam proses pem- mengambil atau mengerti isi materi yang
belajaran talking stick nantinya mereka telah diberikan.
tidak merasa kesulitan dalam menjawab Pada siklus I ini aktivitas peserta
pertanyaan. didik dalam penerapan model pem-
C. Proses Pembelajaran Model Pembela- belajaran talking stick sudah cukup baik,
jaran Talking Stick meskipun masih ada beberapa
Dalam proses pembelajaran ini para kekurangan seperti keaktifan siswa dalam
siswa akan mengalami proses pembe- bertanya ketika diberikan kesempatan
lajaran yang mereka rasa sangat oleh guru untuk bertanya setelah guru
menyenangkan. Suasana belajar yang menyampaikan inti materi, dan dalam
biasa mereka rasakan sehari-hari yang ketika diberi kesempatan untuk belajar
sangat membosankan akan berubah secara mandiri sebelum model pembe-
menjadi suasana belajar yang sangat lajaran talking stick dilaksanakan
berbeda dan menyenangkan. Karena kebanyakan siswa masih ramai sendiri
semua siswa akan diajak bermain dan dan kurang mau untuk belajar padahal
belajar yakni dengan bernyanyi dan sudah diberikan bahan ajar, dan juga
menjawab pertanyaan. Akan tetapi, dalam ketika proses model pembelajaran talking
132 | EQUILIBRIUM, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2014

stick dilaksanakan siswa aktif hanya secara mandiri untuk belajar dan tidak
sebatas bernyanyi saja sedangkan ketika selalu tergantung pada apa yang diberikan
menjawab pertanyaan mereka saling oleh guru saja. Hal ini dimaksudkan untuk
melempar satu sama lain. Untuk membuat suasana kelas menjadi lebih
pekerjaan tugaspun peserta didik masih hidup.
sangat malas dan banyak yang tidak Pada dasarnya aktivitas belajar
mengerjakan, sehingga disini keman- siswa pada siklus I ini tergolong “cukup
dirian belajar mereka sangat kurang.Oleh baik” dengan prosentase rata-rata sebesar
karena itu, untuk meningkatkan aktivitas 12,9% dan pada siklus II ini tergolong
belajar dan hasil belajar siswa pada mata “baik” dengan prosentase rata-rata
pelajaran ekonomi, guru melanjutkan sebesar 28,57% dan hasil belajar siswa
siklus I dengan siklus II. pada siklus I ini tergolong “cukup baik”
Pada proses pembelajaran model dengan prosentase rata-rata sebesar
pembelajaran talking stick siklus II ini, 5,72% dan pada siklus II ini tergolong
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa “baik” dengan prosentase rata-rata 9,02%.
sudah mulai sangat meningkat, hal ini bisa Dalam proses permainan siswa
dilihat ketika mereka memperhatikan hanya semangat ketika bernyanyi
secara seksama ketika guru menyampai- meskipun masih ada beberapa siswa yang
kan materi serta mereka juga dapat masih pasif, dan ketika nyanyian berhenti
mengajukan beberapa pertanyaan kebanyakan siswa saling ribut sendiri
mengenai materi yang belum dimengerti, untuk saling melempar tongkat agar
pada saat mereka diberi waktu untuk terhindar dari pertanyaan. Untuk itu
belajar secara mandiri sebelum metode ini setelah proses pembelajaran ini berlang-
dilakukan merekapun sudah dapat tertib sung meskipun kurang maksimal, guru
untuk belajar dan tidak ramai sendiri memberikan tugas kepada siswa dengan
seperti pada siklus I, ketika proses tujuan agar mereka dapat belajar dirumah
pembelajaran dengan model pembela- dan mengulangi materi yang telah
jaran talking stick dilaksanakan aktivitas diberikan pada pertemuan tadi, akan tetapi
merekapun sangat meningkat hal ini dapat masih banyak sekali siswa yang tidak
dilihat dari mereka tidak takut lagi ketika mengerjakaan. Dalam siklus I ini guru
mendapat giliran manjawab pertanyaan senantiasa memberikan stimulus untuk
dan mereka sangat semangat dan antusias mendorong semangat siswa supaya
sekali ketika proses permainan ber- mereka aktif dalam permainan dan tidak
langsung. takut lagi ketika mendapat giliran
Hal ini dapat dilihat pada permulaan menjawab serta mereka harus dapat
dari pelaksanaan tindakan pada siklus I mengerjakan tugas yang diberikan agar
perubahan pola pembelajaran yang mereka tidak lupa dengan materi yang
dulunya hanya selalu bersifat konven- telah diajarkan.
sional yakni hanya berpusat pada guru Kenyataan di atas dapat dimaklumi
saja, kini siswa mulai diajak untuk mengingat subyek belum pernah belajar
berperan aktif dalam proses pembe- dengan menggunakan model pembela-
lajaran. Sehingga siswa dapat beraktivitas jaran seperti ini sebelumnya. Dan masih
dan berpartisipasi secara aktif dalam sangat terbiasa dengan menggunakan
proses pembelajaran. Siswa berdiri untuk model pembelajaran yang masih sangat
menjawab pertanyaan yang diajukan terpusat pada apa yang diberikan oleh
ketika mendapat giliran memegang guru, hal ini mengakibatkan siswa me-
tongkat, serta bagaimana mereka dapat ngalami kesulitan dalam menyesuaikan
Yahya Reka W., Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick | 133

diri dalam mengikuti pembelajaran ini belajar tersebut dimungkinkan terjadi karena
pada siklus I sehingga kegiatan pem- selama pelaksanaan tindakan siklus II telah
belajaran dengan model pembelajaran dilakukan perubahan pada proses pem-
talking stick berjalan kurang sesuai belajaran yang merupakan realisasi langkah
dengan apa yang diharapkan. Dari hasil perbaikan tindakan siklus I.
pengamatan pada siklus I ternyata ada Yaitu adanya motivasi yang diberikan
beberapa faktor yang mempengaruhi oleh guru bahwa pertanyaan yang akan
aktivitas belajar dan hasil belajar siswa diberikan sudah tersaji pada bahan ajar yang
dalam proses pembelajaran ini, antara telah diberikan sehingga siswa hanya perlu
lain : mempelajari dengan baik, ketika guru
1. siswa masih terbiasa belajar dengan menjelaskan inti dari materi pelajaran, selain
model pembelajaran sebelumnya siswa bertanya guru juga memberikan
sebelum proses pembelajaran dengan beberapa pertanyaan kepada siswa yang
model pembelajaran talking stick pertanyaan itu juga merupakan jenis
dilaksanakan. pertanyaan yang akan diberikan pada waktu
2. penerapan pembelajaran dengan model proses pembelajaran dengan model
pembelajaran talking stick ini masih pembelajaran talking stick sehingga siswa
baru pertama kali diterapkan. dapat memperdalam materi tersebut dan tidak
3. siswa masih merasa takut untuk kesulitan lagi menjawab pertanyaan ketika
menjawab pertanyaan ketika mendapat model pembelajaran talking stick
giliran memegang tongkat. dilaksanakan.
4. siswa masih sangat malas untuk
mengerjakan tugas di rumah PENUTUP
5. sebelum siswa diberikan bahan ajar Simpulan
oleh peneliti mereka tidak memiliki Berdasarkan hasil análisis dan pembahasan,
pegangan atau panduan untuk beajar penelitian tindakan kelas inidapat
hanya tergantung dengan apa yang disimpulkan :
dicatatkan di papan tulis. 1. pengaruh penggunaan model pembe-
Pada pelaksanaan siklus II ini, aktivitas lajaran talking stick terhadap aktivitas
belajar dan hasil belajar siswa mulai belajar siswa kelas x – 2 pada mata
mengalami peningkatan, hal ini terlihat dari pelajaran ekonomi sma negeri bandar
peningkatan aktivitas belajar siswa dengan kedungmulyo, pada pelaksanaan siklus I
peningkatan prosentase sebesar 28,57% aktivitas belajar siswa mendapatkan hasil
dengan predikat kategori “baik”. Sedangkan yang cukup baik dengan prosentase
hasil belajar siswa dengan peningkatan sebesar 12,9%. sedangkan pada siklus II
prosentase sebesar 9,02% dengan predikat aktivitas belajar siswa meningkat dengan
kategori “baik”. Sebagian besar siswa sudah mendapatkan hasil yang baik dengan
mulai berpartisipasi secara aktif, bertanya prosentase 28,57%. sehingga dapat
kepada guru mengenai materi yang belum disimpulkan, bahwa model pembelajaran
dimengerti dan juga ketika proses talking stick terhadap aktivitas belajar
pembelajaran dengan model pembelajaran siswa berpengaruh baik.
talking stick dilaksanakan mereka tidak lagi 2. pengaruh penggunaan model pembe-
merasa takut manjawab pertanyaan ketika lajaran talking stick terhadap hasil belajar
mendapat giliran memegang tongkat, serta siswa kelas x – 2 pada mata pelajaran
merekapun sudah mulai mau mengerjakan ekonomi sma negeri bandarkedungmulyo,
tugas yang diberikan oleh guru. pada pelaksanaan siklus I hasil belajar
Peningkatan aktivitas belajar dan hasil siswa mendapatkan hasil yang cukup baik
134 | EQUILIBRIUM, VOLUME 2, NOMOR 2, JULI 2014

dengan prosentase sebesar 5,72%. Peredaran Darah di SMP Negeri 31


sedangkan pada siklus II hasil belajar Semarang.Semarang : Fakultas dan
siswa meningkat dengan mendapatkan Ilmu Pendidikan Kurikulum dan
hasil yang baik dengan prosentase 9,02%. Teknologi Pendidikan UNS
sehingga dapat disimpulkan, bahwa
model pembelajaran talking stick Fani, Anato (2010) dalam penelitiannuya
terhadap hasil belajar siswa berpengaruh yang berjudul “Pengaruh Penerapan
baik. Metode Talking Stick Terhadap Hasil
3. pengaruh penggunaan model pembe- Belajar Pendidikan Agama Islam di
lajaran talking stick terhadap aktivitas Smp Negeri 4 Surabaya.”
belajar dan hasil siswa kelas x – 2 pada FX.Sudarsono. 2001.Apikasi Penelitian
mata pelajaran ekonomi sma negeri Tindakan Kelas. Jakarta. Pusat Antar
bandarkedungmulyo, pada pelaksanaan Universitas Untuk Peningkatan dan
siklus I aktivitas belajar siswa mendapat- Pengembangan Aktivitas Instruksional
kan hasil yang cukup baik dengan Dirjen Dikti Depdiknas.
prosentase sebesar 12,9%, hasil belajar
siswa mendapatkan hasil yang cukup baik E.Mulyasa. 2007.Standar Kompetensi dan
dengan prosentase sebesar 5,72% Sertifikasi Guru. Bandung: PT Remaja
sedangkan pada siklus II aktivitas belajar Rosdakarya.
siswa meningkat dengan mendapatkan
Munawar, Indra. 2009. Hasil Belajar
hasil yang baik dengan prosentase
(Pengertian dan Definisi).
28,57%, hasil belajar siswa mendapatlan
http://indramunawar.blogspot.com/200
hasil yang baik dengan prosentase 9,02%.
9/06/hasil-belajar-pengertian-dan-
sehingga dapat disimpulkan, bahwa
definisi.html (diakses tanggal 24
model pembelajaran talking stick
Oktober 2011)
terhadap aktivitas belajar dan hasil belajar
siswa berpengaruh baik. Nasih, Ahmad Munjin dan Lilik Nur
Kholidah, 2009. Metode dan Tehnik
Pembelajaran Pendidikan Agama
DAFTAR PUSTAKA Islam.Malang: PT Refika Aditama.
Anni, Catharina Tri. 2004. Psilologi belajar.
Nawawi, Hadari. 2005. Metode Penelitian
Semarang: UPT MKK UNNES.
Bidang Sosial. Gajah Mada University
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Press
Kompetensi Mata Pelajaran Ekonomi
dan Akuntansi Sekolah Menengah Atas. Nur'aini, Alvi (2006) dalam penelitiannya
Jakarta: Depdiknas. yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Talking Stick dan
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Numbered Head Together untuk
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Dwi Prasetyani, Ulfi. 2010. Peningkatan
Ekonomi.”
Hasil Belajar dengan Menggunakan
Metode Pembelajaran SQ4R (Survey, Nur, M dan Wikandari, P.R. 2000.Pengajaran
Question, Read, Reflect, Recite, Berpusat Kepada Siswa dan
Review) melalui Pendekatan Talking Pendekatan Kontruktivis dalam
Stick pada Mata Pelajaran Biologi Pengajaran. Surabaya: PSMS program
Kelas VIII Pokok Bahasan System pascasarjana Unesa.
Yahya Reka W., Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Talking Stick | 135

Sidi, Indra Jati. 2004. Kurikulum SMK Edisi Wahidmurni dan Nur Ali, 2008. Penelitian
2004. Jakarta: Departemen Pendidikan Tindakan Kelas. Surabaya: UIN
Nasional press.

Wahab Abdul Aziz. 2008.Metode dan Model- Winkel, W.S. 2005.Psikologi Pengajaran.
Model Mengajar, Bandung:Alfabeta. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai