RMK Tugas Kelompok 2
RMK Tugas Kelompok 2
Dosen Pengampu :
Dr. Gerianta Wirawan Yasa, S.E., M.Si.
Disusun Oleh:
Made Widananda Vira Suksma Paramachintya (2107531256)
I Gusti Ayu Dianita Martha Kamalini (2107531257)
Ni Ketut Trisna Ardani (2107531258)
A. IDENTITAS PEMOTONG
1. NPWP : A.01 - .
2. NAMA : A.02
3. ALAMAT : A.03
B. OBJEK PAJAK
J UM LAH
KODE OB J EK JUMLAH PENGHASILAN JUMLAH PAJAK
No PENERIMA PENGHASILAN P ENER IM A
P AJ AK
P ENGHAS ILAN BRUTO (Rp) DIPOTONG (Rp)
4. BUKAN PEGAWAI
PENER IM A P ENGHAS ILAN YANG DIP OTONG PPh PASAL 2 1 TIDAK FINAL
9. LAINNYA
21-100-99
PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG KURANG (LEBIH) DISETOR JUMLAH (Rp)
12. STP PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 (HANYA POKOK PAJAK) B .01
15. PPh PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26 YANG KURANG (LEBIH) DISETOR (ANGKA 11 KOLOM 6 - ANGKA 14) B .05
LA N JUT KA N PEN GIS IA N PA DA A N GKA 16 & 17 A PA B ILA S PT PEM B ET ULA N DA N / A TA U PA DA A N GKA 18 A PA B ILA PPh LEB IH DIS ETOR
17. P P h P AS AL 2 1 DAN/ATAU P AS AL 2 6 YANG KURANG (LEBIH) DIS ETOR KARENA P EMBETULAN ( ANGKA 15 - ANGKA 16) B .07
18. KELEBIHAN S ETOR P ADA ANG KA 15 ATAU ANG KA 17 AKAN DIKOMP ENS AS IKAN KE MAS A P AJ AK (mm - yyyy) B .08 -
HALAMAN 1
area staples
D. LAMPIRAN
2. 6. Formulir 1721 - V
FORMULIR 1721 - I LEMBAR
D.03 (Un tu k S a tu Ta h u n P a ja k) D.04 D.11
2. NPWP : E.03
- .
3. NAMA : E.04
5. TEMPAT : E.06
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
SPT MASA PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 DAN/ATAU PASAL 26
(F.1.1.32.01)
Petunjuk Umum
Formulir SPT Masa PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 disusun dengan format yang dapat dibaca
dengan menggunakan mesin scanner, untuk itu perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Ukuran kertas yang digunakan F4/Folio (8.5 x 13 inch) dengan berat minimal 70 gram.
2. Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
3. Sebelum melakukan pengisian, silakan terlebih dahulu membaca petunjuk pengisian
SPT.
4. Pengisian SPT dilakukan dengan huruf cetak/diketik dengan tinta hitam.
5. Berilah tanda “ X “ pada (kotak pilihan) yang sesuai.
6. Kolom Identitas wajib diisi oleh Pemotong atau Kuasa secara lengkap dan benar.
7. Dalam mengisi kolom-kolom yang berisi nilai rupiah, harus tanpa nilai desimal. Contoh:
- Dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN 10.000.000,00).
- Dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125
(BUKAN 125,50).
Petunjuk Khusus
Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 wajib menggunakan SPT Masa PPh Pasal 21
dan/atau Pasal 26 dalam bentuk e-SPT dalam hal:
a. melakukan pemotongan PPh Pasal 21 terhadap pegawai tetap dan penerima pensiun atau
tunjangan hari tua/jaminan hari tua berkala dan/atau terhadap pegawai negeri sipil,
anggota Tentara Nasional Indonesia/Polisi Republik Indonesia, pejabat negara dan
pensiunannya yang jumlahnya lebih dari 20 (dua puluh) orang dalam 1 (satu) masa
pajak; dan/atau
b. melakukan pemotongan PPh Pasal 21 (Tidak Final) dan/atau Pasal 26 selain pemotongan
PPh sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan bukti pemotongan yang jumlahnya
lebih dari 20 (dua puluh) dokumen dalam 1 (satu) masa pajak; dan/atau
c. melakukan pemotongan PPh Pasal 21(Final) dengan bukti pemotongan yang jumlahnya
lebih dari 20 (dua puluh) dokumen dalam 1 (satu) masa pajak; dan/atau
d. melakukan penyetoran pajak dengan SSP dan/atau bukti Pbk yang jumlahnya lebih dari
20 (dua puluh) dokumen dalam 1 (satu) masa pajak.
Pemotong PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 dapat menggunakan SPT Masa PPh Pasal 21
dan/atau Pasal 26 dalam bentuk formulir kertas (hard copy) atau e-SPT dalam hal:
a. melakukan pemotongan PPh Pasal 21 terhadap pegawai tetap dan penerima pensiun atau
tunjangan hari tua/jaminan hari tua berkala dan/atau terhadap pegawai negeri sipil,
anggota Tentara Nasional Indonesia/Polisi Republik Indonesia, pejabat negara dan
pensiunannya yang jumlahnya tidak lebih dari 20 (dua puluh) orang dalam 1 (satu) masa
pajak; dan/atau
b. melakukan pemotongan PPh Pasal 21 (Tidak Final) dan/atau Pasal 26 selain pemotongan
PPh sebagaimana dimaksud pada huruf a dengan bukti pemotongan yang jumlahnya
tidak lebih dari 20 (dua puluh) dokumen dalam 1 (satu) masa pajak; dan/atau
c. melakukan pemotongan PPh Pasal 21(Final) dengan bukti pemotongan yang jumlahnya
tidak lebih dari 20 (dua puluh) dokumen dalam 1 (satu) masa pajak; dan/atau
d. melakukan penyetoran pajak dengan SSP dan/atau bukti Pbk yang jumlahnya tidak lebih
dari 20 (dua puluh) dokumen dalam 1 (satu) masa pajak.
Pengisian Formulir
Halaman 1
1. Bagian Header Formulir
- Masa Pajak [mm-yyyy]
mm diisi dengan bulan dan yyyy diisi dengan tahun kalender. Misalnya Masa Pajak
Januari 2014, maka ditulis 01 - 2014.
- SPT Normal atau SPT Pembetulan ke …
Isikan tanda silang (X) pada kotak yang sesuai. Selanjutnya, jika merupakan SPT
Pembetulan maka tuliskan urutan pembetulan dengan angka.
- Jumlah lembar SPT termasuk lampiran Diisi oleh petugas.
2. Bagian A Identitas Pemotong
- Angka 1. Diisi dengan NPWP Pemotong.
- Angka 2. Diisi dengan nama Pemotong.
- Angka 3. Diisi dengan alamat Pemotong.
- Angka 4. Diisi dengan nomor telepon Pemotong.
- Angka 5. Diisi dengan alamat email Pemotong.
3. Bagian B, Objek Pajak
- Angka 1 – Angka 11
Kolom (4) : Diisi dengan jumlah penerima penghasilan.
Kolom (5) : Diisi dengan jumlah penghasilan bruto.
Kolom (6) : Diisi dengan jumlah PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang dipotong.
- Angka 4 Kolom (2): Bukan Pegawai
Bukan Pegawai adalah sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 huruf c Peraturan Dirjen
Pajak Nomor PER-31/PJ/2012 tetang Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak Penghasilan
Pasal 26 sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi, antara lain
meliputi:
1. Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas, yang terdiri dari pengacara,
akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris.
2. Pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang
sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati,
pemain drama, penari, pemahat, pelukis, dan seniman lainnya.
3. Olahragawan.
4. Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator.
5. Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
6. Pemberi jasa dalam segala bidang termasuk teknik komputer dan sistem
aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi, dan sosial serta
pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan.
7. Agen iklan.
8. Pengawas atau pengelola proyek.
9. Pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara.
10. Petugas penjaja barang dagangan.
11. Petugas dinas luar asuransi.
12. Distributor perusahaan multilevel marketing atau direct selling dan kegiatan
sejenis lainnya.
- Angka 4e Kolom (2):
Imbalan kepada bukan pegawai yang bersifat berkesinambungan adalah imbalan
kepada bukan pegawai yang dibayar atau terutang lebih dari satu kali dalam satu
tahun kalender sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan.
Penghitungan PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor
- Angka 12
Diisi dengan jumlah pokok PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 terutang yang terdapat
dalam STP PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26.
- Angka 13
Masa pajak: : Disi tanda silang (X) pada kotak masa pajak yang sesuai.
Tahun kalender : Diisi tahun kalender dengan format penulisan yyyy.
Kolom (5) : Diisi jumlah kelebihan penyetoran PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26.
Angka 14 : cukup jelas.
Angka 15 : cukup jelas.
Angka 16 : cukup jelas.
Angka 17 : cukup jelas.
Angka 18
mm : diisi dengan bulan.
yyyy : diisi dengan tahun kalender.
Halaman 2
4. Bagian Header Formulir
NPWP: Diisi dengan NPWP Pemotong.
5. Bagian C Objek Pajak Final
Angka 1 – Angka 5
Kolom (4): Diisi dengan jumlah penerima penghasilan.
Kolom (5): Diisi dengan jumlah penghasilan bruto.
Kolom (6): Diisi dengan jumlah PPh Pasal 21 (final) yang dipotong.
6. Lampiran
Kotak-kotak : Diisi tanda silang (X) pada kotak yang sesuai dengan jenis dokumen yang
dilampirkan.
___ Lembar: Diisi jumlah lembar dokumen yang dilampirkan.
7. Pernyataan dan Tanda Tangan
Angka 1. Diisi tanda silang (X) pada kotak yang sesuai dengan pihak yang
menandatangani SPT, yaitu Pemotong/Pimpinan atau kuasa.
Angka 2. Diisi dengan NPWP yang menandatangani SPT sebagaimana dimaksud pada
angka 1.
Angka 3. Diisi dengan nama yang menandatangani SPT sebagaimana dimaksud pada
angka 1.
Angka 4. Diisi dengan tanggal penandatanganan SPT, dengan format penulisan dd - mm
- yyyy.
Angka 5. Diisi dengan nama tempat penandatanganan SPT.
Angka 6. Diisi dengan tanda tangan dan cap.
Lembar ke-1 untuk : Wajib Pajak
Lembar ke-2 untuk : Kantor Pelayanan Pajak
Lembar ke-3 untuk : Pemungut Pajak
NPWP : - - - - - (3)
Petunjuk Umum:
Nama :
SPT Masa PPh Pasal 22 menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin scanner, oleh
Alamat :
karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
Tarif
- Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah
Lebihtanda ■ (segi empat hitam)
Tinggi Tarif PPh yang Dipotong
No.
diUraian Harga (Rp)
keempat sudut kertas sebagai pembatas agar dokumen100%
dapat discan(%)
(Tdk (Rp)
ber-
- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal
NPWP)
70 gram.
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
- Kertas
Jenis Industri : tidak boleh dilipat atau kusut.
Penjualan Bruto :
1. Semen
- Kolom Identitas:
2. Kertas
3. Baja Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian
4. Otomotif identitas harus ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan. Bagi Wajib Pajak yang
5. ……………………………..
mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak sedangkan
6. ……………………………..
Penjualan nama dan alamatyang
Barang Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun
Tergolong
Harga Jual :
tidak: boleh melewati batas
Sangat Mewah kotak paling kanan.
7. ……………………………..
Contoh : Nama
Industri/Eksportir : Pembelian Bruto :
8. Sektor ……………………….
P T . M A U L C A A B A D I
9. Sektor ……………………….
Badan Tertentu Lainnya :
10. - Kolom-kolom nilai
…………………………….. rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
11. ……………………………..
Contoh : dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN
JUMLAH
10.000.000,00)
Terbilang : …………………………………………………………………………………………….……………………
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN
125,50) …………………., ……………………. 20 ……. (4)
F.1.1.33.04
- Untuk SPT Pembetulan, maka pada baris: “SPT Pembetulan Ke- __ ” diisi dengan
angka kesekian kalinya Wajib Pajak melakukan pembetulan.
- Masa Pajak diiisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan
bulan/tahun.
- Untuk SPT Pembetulan, Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak dari SPT yang
dibetulkan
2. Bagian A
Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, nama, dan alamat) Pemungut Pajak/Wajib Pajak.
3. Bagian B
SPT disampaikan oleh Pemungut Pajak atas transaksi-transaksi yang terutang PPh Pasal
22 sesuai dengan ketentuan yang berlaku:
Pelaporan Paling lama 20 hari a.) Bendaharawan Secara mingguan Paling lama 20 hari
setelah Masa Pajak Paling lama 14 Paling lama 7 hari setelah Masa Pajak
berakhir hari setelah Masa setelah batas waktu berakhir
Pajak berakhir, penyetoran pajak
b.) Badan Tertentu berakhir
Paling lama 20 (DJBC)Paling lama
hari setelah Masa 20 hari setelah
Pajak berakhir. Masa Pajak
berakhir (Bank
Devisa)
Kolom (1) Cukup jelas Cukup jelas Coret yang tidak Cukup jelas
diperlukan
Kolom (2) Merupakan Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS) yang harus
diisikan pada Surat Setoran Pajak (SSP).
Kolom (3) Diisi Jumlah Diisi Jumlah Diisi Jumlah Nilai Diisi Jumlah
penjualan/pembelia Pembelian Impor. (Cost, Rupiah Penjualan
n Neto Dalam Barang, tidak Insurance and Migas sesuai
Negeri termasuk Freight + Bea dengan lampiran
PPN/PPnBM Masuk + Daftar SSP.
Pungutan Lainnya
yang dikenakan
berdasarkan
ketentuan
perundang-
undangan pabean di
bidang impor)
Kolom (4) Diisi dengan PPh Diisi dengan PPh Diisi dengan Diisi jumlah PPh
Pasal 22 yang yang dipungut jumlah PPh Pasal Pasal 22
dipungut sebesar : Tarif 22 atas yang dipungut
sebesar : Tarif x x Pembelian impor yang (dari lampiran
Penjualan/Pembel tidak termasuk dipungut sebesar : Daftar SSP)
ian Bruto PPN/PPnBM Tarif x Nilai
Impor.
1. NPWP : -
2. Nama :
3. Alamat :
Uraian KAP/KJS Jumlah Penghasilan Bruto (Rp) PPh yang Dipotong (Rp)
(1) (2) (3) (4)
1. Dividen *) 411124/101
2. Bunga **) 411124/102
3. Royalti 411124/103
4. Hadiah dan penghargaan 411124/100
5. Sewa dan Penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta ***) 411124/100
6. Jasa Teknik, Jasa Manajemen, Jasa Konsultansi dan jasa lain sesuai
dengan PMK-244/PMK.03/2008 :
a. Jasa Teknik 411124/104
b. Jasa Manajemen 411124/104
c. Jasa Konsultan 411124/104
d. Jasa lain :****)
1) …………………………...………………………………………………………………………
2) …………………………...………………………………………………………………………
3) …………………………...………………………………………………………………………
7. ….…………………………….……………….……….….………….………….……
JUMLAH
Terbilang …………………………………………………………….…………………………………………….………………………..…………………………
BAGIAN C. LAMPIRAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan Diisi Oleh Petugas
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta SPT Masa Diterima:
PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos
Nama 2 0
NPWP -
2 0 Tanda Tangan
F.1.1.32.03
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
Lam piran IV.1 Peraturan Direktur Je nde ral Pajak Nom or PER- 53/PJ/2009
- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
Contoh : dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN
10.000.000,00), dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah:
125 (BUKAN 125,50)
Petunjuk Khusus:
1. Bagian Judul
- Beri tanda silang (X) pada kotak di depan baris ”SPT Normal” jika SPT yang
disampaikan merupakan SPT biasa, dan beri tanda silang (X) pada kotak di depan
baris ”SPT Pembetulan Ke- __” jika SPT yang disampaikan merupakan SPT
Pembetulan.
- Untuk SPT Pembetulan, maka pada baris: “SPT Pembetulan Ke- __ ” diisi dengan
angka kesekian kalinya Wajib Pajak melakukan pembetulan.
- Masa Pajak diiisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan
bulan/tahun. Untuk SPT Pembetulan, Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak dari SPT
yang dibetulkan.
2. Bagian A
Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, nama, dan alamat) Pemotong Pajak/Wajib Pajak.
3. Bagian B
1) PPh Pasal 23 yang telah dipotong
Kolom (1) : Cukup Jelas.
Kolom (2) : Merupakan Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS)
yang harus diisikan pada Surat Setoran Pajak (SSP).
Kolom (3) : Cukup Jelas.
Kolom (4) : Diisi dengan jumlah PPh Pasal yang dipotong
Terbilang : Diisi untuk jumlah PPh Pasal 23
2) PPh Pasal 26 yang telah dipotong
Kolom (1) : Cukup Jelas.
Kolom (2) : Merupakan Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS)
yang harus diisikan pada Surat Setoran Pajak (SSP).
Kolom (3) : Cukup Jelas.
Kolom (4) : Diisi dengan prosentase perkiraan penghasilan neto sesuai ketentuan
yang berlaku.
Kolom (5) : Diisi dengan jumlah PPh Pasal yang dipotong
Terbilang : Diisi untuk jumlah PPh Pasal 26
4. Bagian C
Beri tanda X dalam kotak sesuai dengan dokumen yang dilampirkan dan isi jumlah
dokumen yang dilampirkan pada kotak yang tersedia. Jika SPT ditandatangani oleh
bukan Pemotong Pajak/Wajib Pajak, maka harap dilampirkan Surat Kuasa Khusus
bermaterai cukup.
5. Bagian D
- Beri tanda (X) pada kotak yang sesuai. Pemotong Pajak/Pimpinan atau Kuasanya
wajib membubuhkan Nama Lengkap dan NPWP yang bersangkutan serta wajib
menandatangani dan membubuhkan cap perusahaan.
Tanggal diisi dengan tanggal dibuatnya SPT dengan format penulisan tanggal-bulan-
tahun.
- Kotak yang harus diisi oleh petugas cukup dikosongkan saja oleh Wajib Pajak
6. SPT disampaikan oleh Pemotong Pajak PPh Pasal 23 dan/atau Pasal 26. Penyetoran
pajak dilakukan dengan menggunakan Surat Setoran Pajak ke Bank Persepsi atau Kantor
Pos dan Giro paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak dan
penyampaian SPT selambat-lambatnya 20 hari setelah akhir Masa Pajak.
KEMENTERIAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) MASA SPT Normal
KEUANGAN R.I. PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2) SPT Pembetulan Ke-
DIREKTORAT Formulir ini digunakan untuk melaporkan Pemotongan/Pemungutan Masa Pajak
JENDERAL PAJAK Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat (2) /
1. NPWP : -
2. Nama :
3. Alamat :
BAGIAN C. LAMPIRAN
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi-sanksi sesuai dengan ketentuan Diisi Oleh Petugas
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahwa apa yang telah saya beritahukan di atas beserta SPT Masa Diterima:
lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas. Langsung dari WP
PEMOTONG PAJAK/PIMPINAN KUASA WAJIB PAJAK Melalui Pos
T anggal
Nama 2 0
NPWP - tanggal bulan tahun
F.1.1.32.04 Lampiran I.1 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 53/PJ/2009
PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR
SPT MASA PAJAK PENGHASILAN FINAL PASAL 4 AYAT (2)
(F.1.1.32.04)
Petunjuk Umum:
SPT Masa PPh Pasal 4 Ayat 2 menggunakan format yang dapat dibaca dengan mesin
scanner, oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
- Jika Wajib Pajak membuat sendiri formulir SPT ini, berilah tanda ■ (segi empat hitam)
di keempat sudut kertas sebagai pembatas agar dokumen
dapat di-scan.
- Kertas berukuran F4/Folio (8.5 x 13 inchi) dengan berat minimal 70 gram.
- Kertas tidak boleh dilipat atau kusut.
- Kolom Identitas:
Bagi Wajib Pajak yang mengisi menggunakan komputer atau tulis tangan, semua isian
identitas harus ditulis di dalam kotak-kotak yang disediakan. Bagi Wajib Pajak yang
mengisi menggunakan mesin ketik, NPWP harus ditulis di dalam kotak-kotak sedangkan
nama dan alamat Wajib Pajak dapat ditulis dengan mengabaikan kotak-kotak namun
tidak boleh melewati batas kotak paling kanan.
Contoh : Nama
P T . MA J U L ANC AR J AYA S E NT OS A AB
B ADI
- Kolom-kolom nilai rupiah atau US dollar harus diisi tanpa nilai desimal.
Contoh : dalam menuliskan sepuluh juta rupiah adalah: 10.000.000 (BUKAN
10.000.000,00)
dalam menuliskan seratus dua puluh lima rupiah lima puluh sen adalah: 125 (BUKAN
125,50)
Petunjuk Khusus:
1. Bagian Judul
- Beri tanda silang (X) pada kotak di depan baris ”SPT Normal” jika SPT yang
disampaikan merupakan SPT biasa, dan beri tanda silang (X) pada
kotak di depan baris ”SPT Pembetulan Ke- __” jika SPT yang disampaikan
merupakan SPT Pembetulan.
- Untuk SPT Pembetulan, maka pada baris: “SPT Pembetulan Ke- __ ” diisi dengan
angka kesekian kalinya Wajib Pajak melakukan pembetulan.
- Masa Pajak diiisi dengan Masa Pajak yang bersangkutan, dengan format penulisan
bulan-tahun.
Untuk SPT Pembetulan, Masa Pajak diisi dengan Masa Pajak dari SPT yang
dibetulkan.
2. Bagian A
Diisi dengan identitas lengkap (NPWP, nama, dan alamat) Pemotong Pajak/Wajib Pajak.
3. Bagian B
Kolom (1) : Uraian
Obligasi sebagaimana dimaksud pada butir 3 termasuk surat utang
berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan, seperti Medium Term
Note, Floating Rate Note yang berjangka waktu lebih dari 12 (dua belas)
bulan.
Kolom (2) : KAP/KJS
Merupakan Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS) yang
harus diisikan pada Surat Setoran Pajak (SSP).
Kolom (3) : Nilai Objek Pajak
Diisi dengan jumlah bruto bunga deposito/tabungan, diskonto Sertifikat
Bank Indonesia, jasa giro, transaksi penjualan saham, bunga/diskonto
obligasi, hadiah undian, nilai sewa tanah dan atau bangunan, imbalan atas
jasa konstruksi.
Kolom (4) : Tarif , cukup jelas.
Apabila pemotong pajak melakukan pemotongan PPh atas suatu objek
pajak dengan beberapa tarif yang berbeda, maka tarif-tarif yang digunakan
sebagai dasar pemotongan diisi pada kolom ini dan dipisahkan dengan
menggunakan garis miring (../..)
Contoh : Jika pada masa pajak yang sama dilakukan pemotongan PPh atas
jasa pelaksanaan konstruksi oleh penyedia jasa dengan kualifikasi usaha
kecil dan oleh penyedia jasa yang tidak memiliki kualifikasi usaha maka
kolom tarif diisi: 2 / 4.
Kolom (5) : PPh yang dipotong/dipungut/disetor sendiri
Diisi dengan jumlah Pajak Penghasilan yang dipotong/dipungut/disetor
sendiri yaitu sebesar Nilai Objek Pajak x Tarif
Terbilang : Diisi untuk jumlah PPh
4. Bagian C
Beri tanda X dalam kotak sesuai dengan dokumen yang dilampirkan dan isi jumlah
dokumen yang dilampirkan pada kotak yang tersedia. Jika SPT ditandatangani oleh
bukan Pemotong Pajak/Wajib Pajak, maka harap dilampirkan Surat Kuasa Khusus
bermaterai cukup.
5. Bagian D
- Beri tanda (X) pada kotak yang sesuai. Pemotong Pajak/Pimpinan atau Kuasanya
wajib membubuhkan Nama Lengkap dan NPWP yang
bersangkutan serta wajib menandatangani dan membubuhkan cap perusahaan.
Tanggal diisi dengan tanggal dibuatnya SPT dengan format penulisan tanggal-bulan-
tahun
- Kotak yang harus diisi oleh petugas cukup dikosongkan saja oleh Wajib Pajak.
6. Selain oleh Pemotong Pajak, SPT Masa ini juga wajib diisi dan dilaporkan oleh Wajib
Pajak yang menurut ketentuan yang berlaku wajib menyetor sendiri Pajak Penghasilan
Final Pasal 4 ayat (2) yang terutang.
7. Penyetoran dilakukan dengan menggunakan SSP ke Bank Persepsi atau Kantor Pos dan
Giro.
Jadwal penyetoran PPh dan pelaporan SPT untuk masing-masing jenis penghasilan
adalah sebagai berikut:
Hadiah Undian Paling lama tanggal 10 bulan Paling lama 20 hari setelah
berikutnya setelah bulan saat masa pajak berakhir.
terutangnya pajak.
Persewaan Tanah Dan Paling lama tanggal 10 (bagi Paling lama 20 hari setelah
Atau Bangunan Pemotong Pajak) atau masa pajak berakhir.
tanggal 15 (bagi WP
pengusaha persewaan) dari
bulan berikutnya setelah
masa pajak berakhir.
Jasa Konstruksi Paling lama tanggal 10 (bagi Paling lama 20 hari setelah
Pemotong Pajak) dan tanggal masa pajak berakhir.
15 (bagi WP jasa konstruksi)
bulan berikutnya setelah
masa pajak berakhir.