Anda di halaman 1dari 4

Nama : Indahhul Mawaddah

NIM : 19031171

KOSAKATA DAN DIKSI

1. Kata, Kosakata dan Diksi


Diksi sering disalahartikan dengan kata. Kata merupakan kumpulan dari beberapa fonem
yang mengandung suatu pengertian. Kata ini sifatnya universal, baik kata yang bersifat umum
maupun yang bersifat khusus yang identik dengan istilah-istilah. Semua bangsa di dunia ini
mempunyai kata. Apabila kata-kata digabungkan menjadi satu kalimat, maka akan membentuk
makna yang utuh. Lain halnya dengan diksi yang merupakan hasil dari proses pilihan kata yang
akan digunakan dalam suatu wacana bahasa Indonesia.
Kosakata juga sering disalahartikan dengan kata. Bagian terbesar kosakata sebuah
bahasa terdiri dari kata-kata umum yang dipakai oleh semua lapisan masyarakat, baik yang
terpelajar maupun oleh rakyat jelata. Kosakata inilah yang menjadi ujung tanduk bahasa yang
ada di dunia.Kosakata berwujud istilah-istilah yang digunakan pada bidang-bidang tertentu. Ada
kosakata bidang politik, bidang pendidikan, bidang kedokteran, bidang ekonomi dan kosakata
bidang lainnya, sehingga sifatnya lebif spesifik.
Istilah diksi disamakan dengan istilah pilihan kata. Menurut Arifin dan Amran
(2004:25), diksi adalah memilih kata yang tepat untuk menyatakan sesuatu. Seirama dengan
pernyataan tersebut, Keraf (2005:24) menambahkan tiga hal yang berkenaan dengan konsep
diksi. Pertama, diksi mencakup pengertian kata-kata yang akan dipakai untuk menyampaikan
suatu gagasan, membentuk pengelompokan kata yang tepat, dan gaya yang sesuai dalam suatu
situasi. Kedua, diksi merupakan kemampuan membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna
dari gagasan yang ingin disampaikan dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai
dengan situasi dan nilairasa yang dimiliki pendengar maupun pembaca.

2. Sumber Kosakata
Kamus merupakan sebuah buku referensi yang memuat daftar kosakata yang terdapat dalam
sebuah bahasa, yang disusun secara alfabetis disertai keterangan bagaimana menggunakan
kata-kata tersebut dalam percakapan sehari-hari (Keraf, 2005). Menurut luas lingkup isinya
kamus dibedakan menjadi beberapa, yaitu kamus umum, kamus khusus, kamus eka bahasa,
kamus dwi bahasa, dan kamus multi bahasa.
3. Kriteria Pemilihan Kata
a. Ketepatan Pilihan Kata
persyaratan ketepatan diksi yakni sebagai berikut
1. Membedakan secara cermat denotasi dan konotasi
2. Membedakan dengan cermat kata-kata yang hampir bersinonim
3. Membedakan kata-kata yang mirip dalam ejaannya.
4. Hindarilah kata-kata ciptaan sendiri.
5. Waspada terhadap penggunaan akhiran asing.
6. Kata kerja yang menggunakan kata depan harus digunakan secara idiomatis
7. Membedakan kata umum dan kata khusus.
8. Menggunakan kata-kata indria yang menunjukkan persepsi khusus.
9. Memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal
10. Memperhatikan kelangsungan pilihan kata.

b. Kesesuaian Pilihan Kata


Adapun persyaratan kesesuaian pilihan kata sebagai berikut.
1. Hindarilah bahasa atau unsur substandar dalam situasi yang formal.
2. Gunakanlah kata-kata ilmiah dalam situasi yang khusus saja.
3. Hindarilah jargon dalam tulisan

4. Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi


a. Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif dan konotatif perbedaanya didasarkan pada ada atau tidak adanya ‘nilai
rasa’ (Slametmulyana, dalam Chaer, 2002:65). Menurut Chaer (2002:65) makna denotatif
didefenisikan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan,
penciuman, pendengaran, perasaaan atau pengalaman lainnya, sehingga menyangkut
informasi-informasifaktual objektif.
b. Makna Umum dan Khusus
Arifin dan Amran (2004:28) berpendapat bahwa makna umum adalah makna
kata yang memiliki acuan yang lebih luas, sedangkan makna khusus adalah makna kata
yang memilikiacuan yang lebih khusus. Contoh kata bermakna umum salah satunya
adalah bunga. Kata bunga memilikiacuan yang lebih luas daripada kata mawar. Bunga
bukan hanya mawar, tetapi juga melati, anggrek, kembang sepatu dan sebagainya.
c. Kata Konkret dan Abstrak
Menurut Arifin dan Amran (2004:28), kata konkret adalah kata yang acuannya
semakin mudah diserap pancaindra, sedangkan kata abstrak adalah kata yang digunakan
untuk mengungkapkan gagasan yang rumit. Meja, rumah, hangat, wangi, pedih, dan
angin merupakan contoh kata konkret. Gagasan, perdamaian, perselingkuhan
merupakan contoh kata abstrak.
d. Sinonim dan Antonim
Ivan (2008:1) berpendapat bahwa sinonim adalah suatu kata yang memiliki
bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip.
Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. Lain halnya
dengan antonim yang merupakan suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain.
Antonim disebut juga dengan lawan kata
Contoh sinonim:
Kata meninggal bersinonim dengan kata gugur.
(1) Pak Budiman telah meninggal pada pukul 12.30 WIB.
(2) Para pahlawan telah gugur di medan perang.
Contoh antonim:
mati >< hidup
keras >< lembut
e. Homonim, Homofon, dan Homograf
Homonim adalah suatu kata yang memiliki makna yang berbeda tetapi lafal atau ejaan
sama. Jika lafalnya sama disebut homograf, namun jika yang sama adalah ejaannya maka
disebuthomofon (Alvin, 2008:1).
Contoh homonim:
(1) Untuk mengirim surat untuk bapak presiden kita harus menggunakan amplop (amplop
=amplop surat biasa)
(2) Agar bisa diterima menjadi pns ia memberi amplop kepada para pejabat (amplop =
sogokanatau uang pelicin)
Contoh homofon:
Bu kadir bisa memainkan gitar dengan kakinya (bisa = mampu)
Bisa ular itu ditampung ke dalam bejana untuk diteliti (bisa = racun)
Contoh homograf:
Guci itu adalah peninggalan masa kerajaan kutai (masa = waktu)
Kasus tabrakan yang menghebohkan itu dimuat di media massa (massa = masyarakat umum).
f. Polisemi
Polisemi adalah kata-kata yang memiliki makna atau arti lebih dari satu karena adanya
banyak komponen konsep dalam pemaknaan suatu kata. Satu kata seperti kata "kepala" dapat
diartikan bermacam-macam walaupun arti utama kepala adalah bagian tubuh manusia yang ada
diatas leher (Ivan, 2008:2).
Contoh:
(1) Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala sekolah
smpkroto emas. (kepala bermakna pemimpin).
(2) Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus. (kepala
berartibagian tubuh manusia yang ada di atas).
(3) Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng. (kepala
berartiindividu).
(4) Pak Sukatro membuat kepala surat untuk pengumuman di laptop yang baru dibelinya
dimangga satu. (kepala berarti bagian dari surat).

g. Hipernim dan Hiponim


Hipernim adalah kata-kata yang mewakili banyak kata lain. Kata hipernim dapat menjadi
kata umum dari penyebutan kata-kata lainnya. Sedangkan hiponim adalah kata-kata yang
terwakiliartinya oleh kata hipernim. Umumnya kata-kata hipernim adalah suatu kategori dan
hiponim merupakan anggota dari kata hipernim. Contoh :
(1) Hipernim : Hantu. Hiponim : Pocong, kantong wewe, sundel bolong, kuntilanak,
pasturbuntung, tuyul, genderuwo, suster ngesot, dan lain-lain.
(2) Hipernim : Ikan. Hiponim : Lumba-lumba, tenggiri, hiu, betok, mujaer, sepat, cere,
gapihsingapur, teri, sarden, pari, mas, nila, dan sebagainya.
(3) Hipernim : Odol. Hiponim : Pepsodent, ciptadent, siwak f, kodomo, smile up, close
up,maxam, formula, sensodyne, dan lain-lain.
(4) Hipernim : Kue. Hiponim : Bolu, apem, nastar nenas, biskuit, bika ambon, serabi,
tete,cucur, lapis, bolu kukus, bronis, sus, dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai