Anda di halaman 1dari 3

PROSEDUR DETEKSI DINI DAN RUJUKAN

BALITA GIZI BURUK ATAU YANG BERISIKO


GIZI BURUK
602/SOP/UKM/PKM-
NO.Dokumen : KRH/I/2022
SOP
No Revisi : 00
Tanggal Terbit : 2 Januari 2022
Halaman : 3/3

UPTD dr. Lia Narulitcha


PUSKESMAS
NIP.19781205201001
KARANG
HARJA 2002

1. Pengertian Deteksi dini dan rujukan kasus balita gizi buruk, gizi kurang atau yang
berisiko gizi buruk baik secara aktif maupun pasif yang melibatkan semua
komponen masyarakat, khususnya orang tua, tokoh masyarakat, kader
dan anggota masyarakat yang terlatih lainnya
2. Tujuan Balita gizi buruk atau yang berisiko gizi buruk dapat dideteksi dini dan
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk mendapatkan
perawatan yang cepat dan tepat
3. Kebijakan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;

Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Karang Harja


Nomor : 440/ 1.01 /SK/PKM-KRH/I/2018: Jenis – jenis Pelayanan

4. Referensi Buku Pedoman Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta,2019)
SOP Deteksi Dini dan Rujukan Balita Gizi Buruk atau yang Berisiko Gizi
Buruk. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2020

5. Alat dan 1. Alat Antropometri ( alat timbang badan digital, alat ukur
Bahan
panjang/tinggi badan dan pita LiLA) sesuai standar
2. Tabel Z-skor sederhana sesuai Permenkes Nomor 2 tahun 2020
tentang standar antropometri anak

6. Langkah- 1. penemuan kasus gizi buruk dapat :


langah
a. Secara pasif
Yaitu balita gizi buruk ditemukan saat datang ke posyandu atau ke faskes
lainnya

b. Secara Aktif
Yaitu penemuan kasus oleh masyarakat atau petugas saat kunjungan
rumah atau pelacakan kasus.

2. Balita yang datang ke posyandu atau ke fasilitas kesehatan dengan:


- BB tidak naik
- BB di bawah garis merah (BGM)
- Lila warna kuning atau merah

Perlu dirujuk ke Puskesmas/ faskes untuk dilakukan konfirmasi status gizi


dan di ukur antropometrinya mengunakan indicator BB/PB atau BB/TB dan

1/3
atau LILA

3. Bayi / balita yang ditemukan saat kunjungan rumah atau saat pelacakan
kasus dengan kondisi :
- Bayi terindikasi mengalami hambatan pertumbuhan
- balita 6-59 bulan dengan lila warna kuning (<11,5-12,5 cm) atau
warna merah <11,5
- balita dengan pitting edema bilateral
- balita tampak kurus
- bayi < 6 bulan yang mengalami kesulitan menyusui baik
disebabkan karena faktor bayi maupun faktor ibu.

Perlu dirujuk ke Puskesmas untuk dilakukan konfirmasi status gizi dengan


pemeriksaan klinis dan antropometrinya mengunakan indikator BB/PB
atau BB/TB dan atau LILA

4. Penentuan gizi Gizi buruk berdasarkan gejala klinis yaitu edema


bilateral yang bersifat pitting, minimal di kedua punggung kaki.
5. Cara pemeriksaan edema bilateral:
- Lakukan pemeriksaan kedua pungung kaki atau tangan atau kedua
tungkai
- Tekan lembut dengan ibu jari pada bagian punggung kaki atau
tangan atau bagian bawah kaki atau tungkai dan hitung hingga 3
detik, kemudian angkat ibu jari
- Jika lekukan bekas tekanan tertinggal pada kedua kaki atau tangan
atau tungkai, ini menunjukkan anak mengalami edama
6. Balita gizi kurang bila ada satu atau lebih tanda berikut::
- BB/TB (BB/PB) -3 SD s.d <-2 SD
- LILA 11,5 cm - <12,5 cm
- Tidak ada edema
7. Balita gizi kurang disarankan untuk datang secara rutin ke posyandu
untuk dipantau berat badannya dan diberikan konseling PMBA dan
pemberian makan sesuai dengan usia anak untuk mencegah terjadinya
gizi buruk
8. Balita menderita Gizi buruk bila ada satu atau lebih tanda :
- Edema bilateral
- Antropometri BB/TB (BB/PB) <-3 SD
- Lila < 11,5 cm ( usia 6-59 bln)
9. Layanan balita gizi buruk:
- Gizi buruk dengan komplikasi medis diberikan layanan rawat inap
- Gizi buruk tanpa komplikasi diberikan layanan rawat jalan
10.Tanda-tanda komplikasi medis:
- Anokreksia
- Dehidrasi berat (muntah terus menerus, diare)
- Letargi atau penurunan kesadaran
- Demam tinggi
- Pneumonia berat (sulit bernafas atau bernafas cepat)
- Anemia berat
11. Bayi < 6 bulan menderita gizi buruk apabila ditemukan ada satu atau
lebih tanda berikut :
- BB/PB < -3SD
- Ada edema
12.Bayi < 6 bulan perlu rawat inap di RS apabila ditemukan satu atau lebih
tanda berikut :
- BB/PB < -3 SD

2/3
- Ada edema
- Terlalu lemah untuk menyusu
- BB tidak naik atau BB turun
- Terdapat tanda-tanda komplikasi medis
13.Bayi < 6 bln atau ≥6 bln dengan BB < 4kg dirujuk ke RS untuk
mendapatkan pelayanan rawat inap di RS
14.Bayi dan balita gizi buruk yang di rawat di RS atau Puskesmas
dipantau dan dievaluasi :
a. Tidak Membaik
Evaluasi dan cari faktor penyebab bila perlu dirujuk ke fasyankes
atau tempat rujukan yang lebih tinggi
b. Membaik
Apabila bayi dan balita dirawat inap pada fase rehabilitasi maka di
pindahkan ke layanan rawat jalan
c. Sembuh
Pengawasan dari Puskesmas dan anjuran control serta pemantaua
pertumbuhan rutin di Posyandu.

15. Diagram
Alir

16. Unit Terkait 1. Unit Gizi


2. Unit KIA
3. Posyandu

3/3

Anda mungkin juga menyukai