Anda di halaman 1dari 55
SEMARANG. LAPORAN RESMI PRAKTIKUM BIOPROSES Materi : Asam Asetat Group: 3- Senin Anggota : 1. Alfian Anas Widyatmaka (NIM. 2103012140142) 2. Fatimah Mauludiyah (NIM. 2103012112019) 3. Zahra Firly Mareta (NIM. 2103012112005) LABORATORIUM BIOPROSES DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2022 Dipindai dengan CamScanner HALAMAN PENGESAHAN LABORATORIUM BIOPROSES ‘TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO Laporan praktikum asam asetat yang disusun oleh: Kelompok —:3~Senin Anggota 1. Alfian Anas Widyatmaka NIM. 21030121 140142 2. Fatimah Mauludiyah NIM. 2103012120019 3. Zahra Firly Mareta NIM. 2103012112005 ‘Telah diterima dan disetujui oleh Dr. T. I. Indro Sumantri, M. Eng. selaku dosen pengampu pada: Hari Tanggal Semarang, Mengetahui, Dosen Pengampu -Di. Ir Indro Sumantri, M. Eng. NIP. 196110221988031002 Dipindai dengan CamScanner RINGKASAN Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CHsCOOH) adalah suatu senyawa herbentuk cairan, tak herwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam yang tajam dan larut di dalam air, alkohol, gliserol, dan eter. Pada tekanan atmosferik,titik didihnya 118,1°C. Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat luas di bidang industri dan pangan. Di Indonesia, kebutuhan asam asetat masih harus diimpor sehingga perlu diusahakan kemandirian dalam penyediaan bahan tersebut. Padahal asam asetat ‘merupakan salah satu senyawa yang memiliki peran penting bagi kehidupan, Bahan dasar pembuatannya pun mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari salah satunya adalah bual-buahan, Asam asetat merupakan asam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Asam asetat yang bercampur dengan air akan berdisosiasi sebagian menjadi H* dan CH:COO ~. Asam asetat memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia, tidak hanya itu asam asetat juga berperan dalam perindustrian dan kesehatan. Asam asetat dapat dibuat secara sintesis maupun fermentasi. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam pembuatan asam asetat antara tain pemilihan mikroba, penambahan alkohol. waknw fermentasi, suhw, dan keasaman, Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah sari buah belimbing wuluh, buah apael air kelapa , aquadest, alkohol, indikator PP, NaOH, gula pasir, ragi roti dan glukosa anhidris. Alat-alat yang digunakan antara lain erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass, buret, statif, klem, aerator, pipet tetes, kompor listrik, pengaduk, dan indikator pH. Prosedur percobaan meliputi pembuatan starter, persiapan bahan, dan pembuatan asam asetat. Berdasarkan hasil percobaan, didapatkan kadar asam asetat pada setiap variabel dari variabel 1 sampai dengan variabel secara berturut turut pada hari ke-3 0.119%, 0,090%, 0,060%, 0.030%, 0,240%, 0.119%, 0,239%, 0.210%. Hasit ercobaan menunjukkan semakin lama fermentasi maka semakin besar densitas, ssemakin lama fermentasi maka semakin kecilnilai pH, semakin lama waktu fermentasi ‘maka semakin tinggi volume totalnya, kadar gula berbanding lurus dengan kadar alkohol dan asam asetat, dan semakin besar Konsentrasi starter maka semakin tinggi kadar alcohol dan asam asetamya. Berdasarkan hasil percobaan. Diperoleh kadar ‘asam asetat tertinggi pada variabel 5 sebesar 0,240% dengan bahan baku sari buah ape! dan penambahan etano! 6 ml dan starter 15%w. Kondisi optimum yang diperoleh dari hasil percobaan ini adalah pada pH 4 dengan waktu fermentasi lebih dari 3 hari karena apabila hanya dilakukan selama 3 hari, kadar asam asetat yang didapat masih kuerang tinggi sehingga perlu dilakukan proses fermentasi dengan waktu yang lebih lama, Dipindai dengan CamScanner PRAKATA Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuan Yang Maha Esa yang telah ‘memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat membuat sebuah laporan praktikum materi asam asetat, Laporan yang kami susun dengan sistematis dan sebaik ‘mungkin ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Praktikum Bioproses Tahun, Ajaran 2022/2023, Dengan terselesaikannya laporan praktikum ini, maka tidak Iupa kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Japoram in 1 |. Khususnya kepada: Prof. Dr. Ing. Suherman, S.T., M.T. selaku Kepala Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Dr. Aprilina Purbasari, S.T., M.T. selaku penanggung jawab Laboratorium Bioproves Teknik Kimia Undip. Dr. T. Ir, Indro Sumantri, M. Eng.selaku dosen pengampu materi asam asetat Ayu Puspita Dewi selaku koordinator asisten Laboratorium Bioproses Teknik Kimia Undip, Gusda Khafiz Dhiya Uthag dan Farhanah Nabilah selaku asisten pengampu materi asam asetat. Asisten-asisten Laboratorium Bioproses Teknik Kimia Undip. Orang tua yang selalu mendoakan kelancaran kuliah kami ‘Teman-teman yang saling membantu dalam menyelesaikan laporan praktikum, ini Demikian laporan resmi yang kami buat, mohon kritik dan sarannya atas kekurangan dalam penyusunan laporan ini, Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan bagi kami selaku praktikan, ‘Semarang, 13 September 2022 Penyusun Dipindai dengan CamScanner DAFTAR IST HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN RINGKASAN PRAKATA vnesososoununnnin DAFTAR ISsesososesos DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN, BAB I PENDAHULUAN.. L1 Latar Belakang . 1.2 Rumusan Masalah 13 Tujuan Praktikum 1.4 Manfaat Praktikum.. 2.1 Asam Asetat... 2.2. Karakteristik Asam Asetat 2.3 Pembuatan Asam Asetat.... 2.3.41. Pembuatan Asam Asetat secara Sintesis.. 2.3.2. Pembuatan Asam Asetat secara Fermentasi 24 Mekanisme Reaksi Pembentukan Asam Asetat... 2.5 Faktor— Faktor yang Diperhatikan dalam Pembuatan Asam Asetat 2.6 Kegunaan Asam Asetat di Industri... 2.7 Starter Asam Asetat dan Kandungannya 2.8 Kandungan Sampel . BAB III METODE PENELITIAN wns 3.1 Rancangan Percobaan neers 13 3.1.1 Skema Rangkaian Praktikum 13 3.1.2 Bahan yang Digunakan. 4 3.1.3 Variabel Prose 3.14 Pengolahan Data 3.2 Alat yang Digunakan ..... 3.3. Prosedur Praktikum. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Fermentasi Asam Asetat terhadap Densitas, 4.2 Pengaruh Fermentasi Asam Asetat terhadap Perubahan pH., sul Dipindai dengan CamScanner 4.3. Pengaruh Fermentasi Asam Asetat terhadap Perubaban Volume Total ..21 4.4 Pengaruh Penambahan Etanol terhadap Kadar Asam Asetat 4.5 Pengaruh Jenis Bahan terhadap Kadar Asam Asetat BAB V PENUTUP.. S.1 Kesimpulan.... 52° Saran... DAFTAR PUSTAKA. LAMPIRAN Dipindai dengan CamScanner DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kandungan dalam air kelapa muda... 9 ‘abel 2.2 Kandungan gizi belimbing wuluh dalam setiap 100 gram, 10 Tabel 2.3 Kandungan gizi buah apel dalam setiap 100 gram ....snnnennnenns HT Dipindai dengan CamScanner Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.3, Gambar 3.4 Gambar 3.5 Gambar 3.6 DAFTAR GAMBAR Skema pembuatan starter ‘Skema pesiapan bahan 12 Skema pembuatan asam asetat Rangkaian alat pembuatan starter... Is Rangkaian alat persiapan bahan 15 Rangkaian alat titra... Is Gambar 4.1 Grafik hubungan densitas terhadap waktu fermentasi pada sampel sari bbuah belimbing wuluh 18 Gambar 4.2. Grafik hubungan densitas terhadap waktu fermentasi pada sampel sari bbuah apel . 18 Gambar 4.3 Grafik hubungan antara nilai pH dengan waktu fermentasi asam asetat pada sari belimbing WUIUN ....0u0ssnnnionnnnanensnnnonnenne 20 Gambar 4.4 Grafik hubungan antara nilai pH dengan waktu fermentasi asam asetat pada sari buah apel . 20 Gambar 4.5 Grafik hubungan penambahan volume total terhadap waktu fermentasi pada sari belimbing wulut... 2 Gambar 4.6 Grafik hubungan penambahan volume total terhadap waktu fermentasi pada sari buah apel . 2 Gambar 4.7. Grafik pengaruh penambahan etanol terhadap kadar asam asetat pada sari belimbing wuluh 23 Gambar 4.8 Grafik pengaruh penambahan etanol terhadap kadar asam asetat pada il Bie S98 arm nericanacncanmaranencaacnminisi TD Gambar 4.9 Grafik hubungan jenis bahan terhadap kadar asam asetat pada penambahan etanol 6 thnnisenenisnnsnsinnenmennnnsennsnnninne A Gambar 4.10 Grafik hubungan jenis bahan terhadap kadar asam asetat pada penambahan etanol 8 ml 25 Gambar 4.12 Grafik hubungan jenis bahan terhadap kadar asam asetat pada penambahan etanol 12 mi... oi, Dipindai dengan CamScanner DAFTAR LAMPIRAN LAPORAN SEMENTARA, soe LEMBAR PERHITUNGAN Bel LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN Cl LEMBAR KUANTITAS REAGEN..... oD-l REFERENSI El LEMBAR ASISTENS! Dipindai dengan CamScanner BABL PENDAHULUAN 1. Latar Belakang ‘Asam asetat atau lebih dikenal sebagai asam cuka (CHsCOOH) adalah suatu senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa sam yang tajam dan larut di dalam air, alkohol, gliserol, dan eter. Pada tekanan atmosferik,ttik didinya 118,1°C, Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat fuas di bidang industri dan pangan (Celanese, 2018). Total permintaan asam asetat pada tahun 2020 diperbitungkan akan mencapai 16.155 ton (Karekar ef al., 2020), Asam asetat banyak dimanfaatkan di beberapa sektor kimia, seperti ‘makanan, farmasi, kimia, teksti, potimer, obat-obatan, Kosmetik, dll, (Desmukh & Manyar, 2021). Pembuatan asam asetat dapat dilakukan dengan dua acara, yaitu secara sintesis dan secara mikrobiologis atau fermentasi, Secara sintesis, pembuatan ‘asam asetat dapat dilakukan melalui beberapa proses diantaranya yaitu, proses karbonilasi metanol, proses oksidasi asetaldehi (Samuel & Malau, 2019). Proses pembuatan asam asetat secara fermentasi dapat dilakukan dengan dan proses oksidasi butana fermentasi alkohol dengan penambahan ragi roti dan fermentasi asam asetat (Haumasse, 2009), Fermentasi akan dilakukan dengan menggunakan bakteri spesies Acetobacter aceti dalam Kondisi aerobik. Mekanisme pembentukan asam asetat dengan fermentasi yaitu bakteri asam asetat dapat menggunakan oksigen sebagai penerima clektron, urutan reaksi oksidasi biologis mengikuti perpindahan hidrogen dari substrat etanol. Pembuatan asam asetat dengan ‘metode fermentasi dipilih karena tentunya memiliki beberapa keunggulan seperti lebih praktis, lebih murah, sertarisiko kegagalan yang cukup rendah, Sedangkan kerugiannya adalah kemurnian yang dihasilkan relatif rendah, yakni sekitar 6% (Hardoyo et al., 2007). Pada praktikum ini digunakan sari buah apel dan belimbing wuluh. Buah apel dan belimbing wuluh dipilih karena kandungan glukosa yang cukup tinggi. Glukosa sendiri merupakan Komponen utama dalam pembuatan asam asetat. Selain itu, alasan memilih buah apel dan belimbing wuluh arena harganya yang relative murah dan sangat mudah didapatkan disekitar kita. Dipindai dengan CamScanner 1.2 Rumusan Masalah ‘Asam asetat merupakan salah satu senyawa yang memiliki peran penting bagi kehidupan, Asam asetat merupakan salah satu produk industri yang banyak dibutuhkan di Indonesia. Sebagai contoh industri karet, plastik, kayu bahkan digunakan dalam pembuatan tinta dan juga sebagai pelarut. Akibat Penggunaannya yang Iuas tersebut maka perlu dilakukan pembuatan asam asetat dengan mengetahui dua kondisi operasi dan jenis bahan yang dapat menghasilkan sam asetat secara optimal. Karena kandungan nutrisi yang terdapat di dalam di dalam proses pembuatan asam asetat ini, yang mana glukosa akan diubah menjadi ng buah apel dan belimbing wulug terutama glukosa adalah faktor penting etanol, dan dari etanol akan diubah menjadi asam asetat dengan bantuan Acetobacter aceti. Dalam pembuatan asam asetat, pemilihan starter juga perlu Jiperhatikan. Air Kelapa dipilih karena mengandung bakteri Acetobacter aceti {dan beberapa kandungan lain seperti kalsium dan glukosa yang membantu proses pembuatan asam asetat. Kombinasi dari buah dengan starter air kelapa sangat cocok digunakan untuk pembuatan asam asetat. Dengan begitu, permintaan asam asetat di pasar yang terus meningkat dapat dipenuhi karena bahan dasar untuk produksi asam asetat mudah didapatkan di sekitar kita, yakni sari buah apel dan belimbing wuluh dengan bantuan starter air kelapa. 1.3. Tujuan Praktikum 1. Membuat asam asetat dengan menggunakan bahan baku sari buah apel dan sari buah belimbing wuluh melalui proses fermentasi 2. Menentukan kondisi optimum yang diperoleh dalam pembuatan asam asetat ‘menggunakan variabel densitas, pH, volume total, % starter, dan jenis starter. 1.4 Manfaat Praktikum 1. Menambah pengetahuan mengenai proses pembuatan asam asetat 2. Dapat memanfaatkan sari buah-buahan sebagai bahan baku alami pembuatan sam asetat, Dipindai dengan CamScanner 2 22 BABIL TINJAUAN PUSTAKA Asam Asetat ‘Asam asetat atau lebih di kenal sebagai asam cuka (CH3COOH) adalah suatu senyawa berbentuk cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki rasa asam yang tajam dan larut di dalam air, alkohol, gliserol, dan eter. Pada tekanan lihnya 118,1°C (Hardoyo, 2007). Asam asetat merupakan atmosferik, sam karboksilat paling sederhana, setelah asam format. Asam asetat yang bercampur dengan air akan berdisosiasi sebagian menjadi H* dan CHsCOO™ (Samuel & Malau, 2019). Salah satu jenis industri kimia yang amat besar pengaruhnya terhadap industri kimia di Indonesia adalah Asam Asetat. Asam Asetat (Acetic Acid) digunakan sebagai bahan penunjang pada banyak industri seperti industri Cellulose Acetate, Vinyl Acetate, Acetic Anhydride, Purified Terephtalic Acid (PTA), industri tekstil, food additive dan industri plastik. Selain itu, bahan ini juga banyak diperlukan pada industri farmasi insektisida, bahan kimia fotografi dan tain- fain. Penggunaan asam asetat sebagai bahan dasar pada industri kimia dasar, pembuatan plastik, industri farmasi, pembuatan cat, insektisida, bahan kimia untuk fotografi, Koagulan latex serta pengasaman yang baik untuk minyak dan Jain-lain. Dalam industri makanan, asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman, Karakteristik Asam Asetat 2.2.1 Sifat Fisika © Kadar 99.5% © Bentuk Cairan tidak berwarna © Berat molekul : 6Okg/mol = Titikdidih 117,870 * Titiklebur + 16,6C © Densitas 1,049 kg/L. (Perry, 1997 dalam Harjanto, 2012) Dipindai dengan CamScanner 2.2.2 Sifat Kimia > Reaksi Penyabunan Asam asetat bila direaksikan dengan caustic soda menghasilkan atrium asetat. CH:COOH + NaOH ————> CHsCOONa +H Asam asetat Sodakaustik —Natriumasetat_—_ air > Esterifikasi Asam asetat bila direaksikan dengan alcohol menghasilkan ester. CH:COOH + CsHiOH = ——> — CHsCOOCsHi + HO Asam asetat_—Amil alkohol Amil asetat air (Kirk & Othmer, 1952 dalam Harjanto 2012) 2.3. Pembuatan Asam Asetat 2.3.1 Pembuatan Asam Asetat secara Sintesis Metode ini pertama kali dikembangkan oleh pabrik perusahaan ‘Monsanto di Texas City. Keunggulan dari metode ini ialah dapat dijalankan pada tekanan yang rendah. Bahan dasar dari pembuatan asam asetat menggunakan metode ini ialah metanol. Prinsip pembuatannya ialah ‘metanol direaksikan dengan gas CO menghasilkan asam asetat difasiitasi katalis rhodium, Sebelumnya pembuatan asam asetat dengan teknik BASF dapat dilakukan dengan menggunakan katalis iodinepromoted kobalt, namun kurang efektif dalam hal biaya karena katalis ini bekerja pada tekanan tinggi yakni sekitar 7.500 Ib/in?, Sedangkan katalis rhodium bekerja pada tekanan antara 200 - 1800 Ibvin’. Katalis rhodium menghasilkan asam asetat sampai 99% sedangkan katalis iodinepromoted kobalt hanya sekitar 90% saja, Proses yang terjadi adalah pertama metanol CH:CH(OH): (CHsCH(OH): + 202 —> CHsCOOH + 1:0 Mekanisme Reaksi Pembentukan Asam Asetat Produksi asam asetat dilakukan melalui proses biologis, salah satunya adalah fermentasi dari bahan baku alkohol, Fermentasi dilakukan dengan ‘menggunakan bakieri dari genus Acetobacter dalam kondisi aerobik. Salah satu spesies yang banyak digunakan untuk fermentasi asam asetat adalah Acetobacter aceti (Hardoyo, 2007 dalam Rachmawati et al., 2020). Dalam pengolahan asam ccuka, terjadi 2 kali fermentasi yaitu Dipindai dengan CamScanner a) Fermentasi pembentukan alkohol dengan yeast Saccharomyces cerevisiae Pada fermentasi ini terjadi perombakan glukosa menjadi alkohol dan gas (CO; dengan reaksi sebagai berikut; Ca#li05 > 2CH:CH:OH + CO2 Reaksi yang terjadi anaerob. Etanol adalsh hasil utama fermentasi di samping asam laktat, asetaldehid, gliserol dan asam asetat (Rachmawati et al,, 2020). b) Fermentasi perubahan alkohol menjadi asam asetat dan air dengan bakteri Acetobacter acett Reaksi pembentukan asam asetat dituliskan sebagai berikut: CH:CH:OH + 02+ CH:COOH + 1:0 (Rachmawati et.al., 2020) 2.5. Faktor ~ faktor yang Diperhatikan dalam Pembuatan Asam Asetat 1, Suhu Suhu optimum untuk perlumbuhan Acetobacter dan Gluconobacter adalah 25-30°C. Pada suhu 37°C Gluconobacter tidak dapat tumbuh. Untuk fermentasi asam asetat suhu yang paling sesuai 26,7-29,4°C, sebab bila suhu rendah fermentasi akan berjalan lambat sedang bila suhu tinggi Untuk fermentasi asam asetat suhu yang paling sesuai 26,7-29,4°C, sebab bila suhu rendah fermentasi akan berjalan lambat sedang bila subu tinggi (Deppenmeier et al. 2002) 2. Oksigen Fermentasi untuk menghasilkan asam cuka berlangsung secara acrob obligatif| yaitu menggunakan oksigen untuk pertumbuhan A.aceti. A.aceti tidak akan tumbuh jika tidak terdapat oksigen sehingga proses fermentasi tidak akan berlangsung (Buckle e.al., 2010 dalam Surtiyani, 2015). 3. pH roses fermentasi etanol menjadi asam cuka dapat berjalan dengan baik pada pH optimal antara 5,4-6,3. Pada pH yang terlalu tinggi akan mengakibatkan A.Aceti mengalami kerusakan sel dan pada pH rendah A.Aceti akan mengalami inaktif sehingga fermentasi tidak akan berlangsung (Bergey’s, 1994 dalam Surtiyani, 2015). 4. Jumish Inokutum Seleksi terhadap jenis dan jumlah inokulum yang akan ditambahkan ‘menentukan Kualitas dan kuantitas hasil fermentasi. Kriteria penting bagi kultur mikroba agar dapat digunakan sebagai inokulum yaitu sebat dan dalam Dipindai dengan CamScanner keadaan aktif, trsedia dalam jumlah yang cukup, berada dalam morfologi yang sesusi, bebas dari kontaminan dan kemampuannya dalam membentuk produk. jumlah inokulum Acetobacter aceti yang digunakan sebesar 15% dengan kadar asam asetat yang dihasilkan sebesar 2.13%. Sedangkan Chandra (1990) dalam Fikri er al. (2012), jumlah inokulum sebesar 20% mampu menghasilkan asam asetat sebesar 7,03%. Lama Fermentasi Salah satu faktor pengaruh fermentasi asam asetat yaitu waktu fermentas ‘Semakin lama waktu fermentasi, maka konsentrasi gula reduksi akan semakin rendah, konsentrasi etanol yang dihasilkan akan semakin besar, dan semakin besar pula Konsentrasi asam asetat yang dihasilkan (Hardoyo, 2007). Nutr Aaaceti membutuhkan nutrisi untuk fermentasi etanol menjadi asum cuka, Nutrisi pada media fermentasi adalah zat-zat yang mengandung fosfor dan nitrogen seperti: super phospat, ammonium phospat, urea, dan magnesium sulfat. A.aceti membutuhkan unsur C, H, N, O, dan P maka A.aceti tidak akan tumbuh dan berkembang biak dengan baik tanpa yeast, gula, dan etanol (Dewanti, 2008 dalam Surtiyani, 2015). Jumlah A.aceti Jumlah A.aceti yang terlibat selama proses fermentasi etanol menjadi asam cuka sangat berpengaruh terhadap kecepatan proses fermentasi, Jumlah A.aceti yang digunakan dalam proses fermentasi ini antara berkisar 5-15% dari jumlah media fermentasi (Surtiyani, 2015). |. Penambahan Alkohol Alkohol dalam konsentrasi tinggi akan memperlemah aktivitas, bahkan bisa ‘menjadi racun bagi bakteri Acetobacter aceti pada proses fermentasi asam asetat. Adapun konsentrasi alkohol yang digunakan adalah antara 6% sampai 12%. Pada proses pembuatan asam asetat terdapat dua tahap pembentukan y dalam pembentukan etanol sehingga tahap pembentukan etanol dapat lebih pembentukan etanol dan asam asetat. Alkohol sangat berperan aktif ccepat terjadi. Hal ini menyebabkan asam asetat yang terbentuk juga semakin cepat (Hardoyo, 2007), Dipindai dengan CamScanner 2.6 Kegunaan Asam Asetat di Industri Berikut beberapa kegunaan asam asetat di industri: 1, Pembuatan Obat-obatan ‘Asam asetat dipakai sebagai fungisida dan solvent untuk bermacam- ‘macam senyawa organik. Asam asetat juga digunakan dalam pembuatan obat- obatan, seperti aspirin (acerylsafiey? acid) didapat dari reaksi antara asam asetat dan asam salisilat (Surhashiri, 2008) 2. Menghilangkan Kerak/ Deposit Asam asetat juga dapat digunakan untuk menghilangkan kerak/deposit ‘mineral akibat air sadah pada pipa perlengkapan dan ceret teh. Karena sifatnya sam, juga dapat menghambat pertumbuhan bakteri, schingga asam asetat dapat dipakai sebagai pengawet makanan seperti acar dan juga dapat menjadi disinfektan ringan untuk membersihkan sesuatu. Selain itu rasa cuka yang ‘masam membuatnya populer sebagai penyedap makanan (Shakhashiri, 2008) 3. Pembuatan Cuka (Cuka dikenal dan dikonsumsi di seluruh dunia sebagai bumbu makanan ddan pengawet. Saat ini, umumnya cuka digunakan dalam acar, saus salad, dan produk makanan lainnya, Cuka merupakan hasil fermentasi dua tahap. Langkah pertama adalah fermentasi anaerob (fermentasi alkohol gula menjadi ‘etanol oleh ragi) dan langkah kedua adalah fermentasi aerob (oksidasi etanol menjadi asam asetat oleh bakteri asam asetat), Saat ini, terdapat tiga metode produksi cuka utama, yaitu fermentasi permukasn Kultur lambat, proses ‘generator, dan proses terendam (Gomes ef al, 2018). 4, Sintesis Asam Glukonat ‘Asam glukonat terdapat pada buah-buahan, tumbuhan, dan makanan seperti anggur, cuka, dan madu. Berbagai_macam bakteri_mampu mengoksidasi D-glukosa menjadi asam_glukonat seperti Pseudomonas dan Zymomonas. Bakteriasam asetat secara bersamaan menghasilkan asam ¢glukonat dan asam asetat selama fermentasi. Selain industri makanan, asam ‘glukonat juga digunakan dalam industri farmasi sebagai glukonat logam divalent, seperti Ca”, Mg”, dan Fe", yang masing-masing berfungsi sebagai suplemen untuk mengobati hipokalsemia, hipomagnesemia, dan anemia (Gomes et al., 2018). 5. Pembuatan Kombucha Kombucha adalah minuman tradisional yang diperoleh dengan cara memfermentasikan teh manis dengan Kultur simbiosis ragi acidofilik dan bakteri asam asetat yang tertanam dalam lapisan selulosa mikroba. Ragi Dipindai dengan CamScanner ‘mengubah gula menjadi asam organik, CO2, dan ctanol. Etanol yang ~*Etanol 6 ml —©-Etanol 8 ml —©-Etanol 10 ml —©-Etanol 12 ml ° 1 2 3 Waktu fermentasi (hari) Gambar 4.8 Grafik pengaruh penambahan etanol terhadap kadar asam asetat pada sari buah apel Dari gambar diatas, pada seluruh variabel menunjukkan kadar asam asetat yang cenderung menurun pada hari ke-1 dan meningkat pada hari ke-2 pada penambahan alkohol 6 ml, 8 mi, 10 ml, dan 12 ml seiring dengan 23 Dipindai dengan CamScanner 4 bertambahnya waktu fermentasi. Hal tersebut dialami oleh kedua sampel yaitu pada sampel sari buah apel dan sari belimbing wuluh, Produk asam asetat yang dihasitkan terbanyak terjadi pada penambahan etanol 6 ml pada hari ke-1 sari belimbing wuluh, sedangkan hasil terendah terjadi pada penambahan etanol sebesar 12 ml pada hari ke-3 sari belimbing wuluh, Dapat dilihat grafik tersebut mengalami fluktuasi. Penambahan alkohol dapat meningkatkan permeabilitas membran bakter, sehingga difusi etanol ke dalam sel meningkat dan peningkatan difusi etanol ‘mengakibatkan kenaikan produksi asam asetat (Ingram, 1990). Lu er af. (1999) mengatakan bahwa semakin tinggi konsentrasi alkohol pada medium untuk fermentasi asam asetat maka jumlah asam asetat yang dihasilkan juga tinggi Jumiah asam asetat yang tinggi dapat terjadi akibat kegiatan bakteri sebelum, selama, dan sesudah fermentasi. Dimana pada dasarnya produksi asam asetat dipengaruhi oleh komposis media seperti sumber karbohidrat, konsentrasi gula, dan faktor pertumbuhan selama fermentasi. Maka, semakin lama waktu fermentasi maka Acetobacter aceti akan lebih aktif untuk mengubah alkohol ‘menjadi asam asetat sehingga keasaman semakin tinggi. Berdasarkan penjelasan di atas, hasil percobaan yang didapat tidak sesuai dengan teori yang ada dimana apabila semakin banyak nutrisi yang ada dalam Jarutan fermentasi, maka akan semakin banyak pula kadar asam asetat yang dihasitkan, Hal tersebut dapat disebabkan oleh aerasi yang berlebih serta penguapan etanol yang dapat menurunkan konversi rasionya (Rubio et al., 2004 dalam Song et al., 2022). Pengaruh Jenis Bahan terhadap Kadar Asam Asetat Berikut merupakan grafik hasil analisis data pengaruh perbedaan sari buah terhadap kadar asam asetat yang dihasitkan berdasarkan penambahan etanol yang ditambahkan saat proses fermentasi. 24 Dipindai dengan CamScanner 0,400 0.350 £0,300 30.250 2 50.200 —*-Belimbing Wuluh <0,150 Apel 30.100 2 0,050 0,000 1 2 3 ‘Waktu fermentasi (hari) Gambar 4.9 Grafik hubungan jenis bahan terhadap kadar asam asetat pada, penambahan etanol 6 ml 0.400 0.350 $0300 Fo2s0 30.200 —*Belimbing Wuluh 40,150 Apel 30,100 0.050 (0,000 a 1 2 Waktu fermentasi (hari) Gambar 4.10 Grafik hubungan jenis bahan terhadap kadar asam asetat pada penambahan etanol 8 mi 0,350 30,300 30.250 20,200 0,150 *-Belimbing Wuluh 100 ar 0,000 0 1 2 3 Waktu fermentasi (hari) Gambar 4.11 Grafik hubungan jenis bahan terhadap kadar asam asetat pada penambahan etanol 10 ml 25 Dipindai dengan CamScanner 0.400 0350 = 0,300 $0250 0.200 —>-Belimbing Waluh 40.150 = Apel 20,100 2 0,050 0,000 e 1 2 ‘Waktu fermentasi (hari) Gambar 4.12 Grafik hubungan jenis bahan terhadap kadar asam asetat pada penambahan etanol 12 ml Grafik pada gambar 4.10, 4.11, dan 4.12 menunjukan kecenderungan sari buah apel_menghasitkan kadar asam asetat yang lebih tinggi dibandingkan dengan sari belimbing wuluh, Sedangkan pada gambar 4.9 kecenderungan sari belimbing waluh menghasitkan kadar asam asetat yang lebih besar dibandingkan sari buah apel. Prinsip pembuatan asam asetat atau asam cuka adalah fermentasi alkohol dan fermentasi asam asetat. Acetobacter Aceti dapat mengubah gula-gula sederhana menjadi alkohol dalam Kondisi anaerob. Pada praktikum kali ini menggunakan perbandingan sari belimbing wuluh dan sari buah apel yang dimana sari buah apel memiliki kadar glukosa yang lebih tinggi dibandingkan sari belimbing wuluh, Kadar gula sari buah apel adalah 19.5 per 100 gram apel (Gullén et al., 2007) sedangkan kadar gula dar sari belimbing wuluh adalah 2,91 per 100 gram belimbing wuluh (Narain et al., 2001). Selain dari kandungan slukosa pada buah pengaruh starter juga meningkatkan kadar dari asam asetat. Maka dari teori tersebut dapat diketahui bahwa Dari teori tersebut, dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi starter dan. semakin tinggi kandungan glukosa maka akan semakin tinggi kadar alkohol yang akan diubah ‘menjadi asam asetat. Dari penjelasan di atas, diketahui bahwa data praktikum yang didapat ada beberapa data sesuai dengan teori, yaitu kenaikan konsentrasi starter dan kandungan glukosa yang tinggi akan berbanding lurus dengan kenaikan kadar alkohol dan kadar asam asetat. Namun, ada beberapa data juga yang tidak sesuai dengan teori. Hal tersebut terjadi karena suhu ekstrem dan adanya residuy pada fermentasi dapat sangat mempengaruhi pertumbuhan dan metabolisme ragi 26 Dipindai dengan CamScanner (Specht, 2003 dalam Malherbe ef al., 2007). Selain itu, pH juga mempengarubi aktivitas anti-mikroba sulfit yang berpotensi mempengarubi kelangsungan hidup ragi. Acetobacter Acetitoleran terhadap fermentasi pH rendah (Malherbe ef a, 2007). 7 Dipindai dengan CamScanner BABY PENUTUP $1 Kesimpulan 1. Pada percobaan pembuatan asam asetat dengan metode fermentasi aerob dengan menggunakan sari buah apel dan sari belimbing wuluh dengan starter sir kelapa muda. Diperoleh kadar asam asetat tertinggi pada variabel 5 dengan bahan baku sari buah apel dan penambahan etanol 6 ml dan starter 15%w. Kondisi operasi optimum untuk memperoleh asam asetat adalah pada pH 4 dengan waktu fermentasi lebih dari 3 hari karena apabila hanya dilakukan selama 3 hari, kadar asam asetat yang didapat masih Kurang tinggi sehingga perlu dilakukan proses fermentasi dengan waktu yang lebih lama. 5.2. Saran 1. Ketika proses aerasi berlangsung, pastikan gelembung udara dihasilkan dalam Jarutan sari buah apel dan sari belimbinng wuluh. 2, Memastikan CO> yang dihasikan dari proses fermentasi dapat dikeluarkan dengan baik agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan. 3, Steriisasi seluruh alat yang diperlukan sebelum memulai percobaan. 4, Perlu dilakukan penelitian mengenai pengaruh jenis mikroorganisme terhadap Konversi asam asetat yang dihasilkan. 5. Penambahan starter pada sampel dilakukan setelah penambahan nutrisi dan pengaturan pH agar bakteri dapat dengan cepat beradaptasi dengan kondisi operas. 28 Dipindai dengan CamScanner DAFTAR PUSTAKA ‘Awad, H. M., Diaz, R., Malek, R. A., Othman, N. Z., Aziz, R. A., & El Enshasy, H. A. (2012), Efficient production process for food grade acetic acid by Acetobacter aaceti in shake flask and in bioreactor cultures. E-Journal of Chemistry, 94), 2275-2286, Bhat, S. V., Akhtar, R., & Amin, T. 2014). An overview on the biological production of vinegar. International journal of fermented foods, 3(2), 139-155. Celanese Chemicals. (2018). Product Description of Acetic Acid, Glacial. Chemical Abstracts Registry Number 64-19-7, Wiswesser Line Formula Chemical Notation QV1 Deppenmeier, U., Hoffmeister, M., & Prust, C. (2002). Biochemistry and biotechnological applications of Gluconobacter strains. Applied Microbiology and Biotechnology, 603), Dharmasena, M. P. (2012). Assessment of viability of probiotic bacteria in non dairy 3-242, food matrices under refrigeration storage (Doctoral dissertation, Clemson University), Gomes, R. J., Borges, M. D. F., Rosa, M. D. F., Castro-Gémez, R. J. H., & Spinosa, W. A. (2018), Acetic acid bacteria in the food industry: systematics, 139 characteristics and applications. Food technology and biotechnology. 56( ISL Gullén, B., Falqué, E., Alonso, J. L.. & Parajé, J. C. (2007). Evaluation of apple pomace as a raw material for alternative applications in food industries. Food Technology and Biotechnology, 45(4). 426-433. Hardoyo, Tjahjono, A. E., Primarini, D., Hartono, dan Musa, (2007). Kondisi optimum fermentasi asam asetat menggunakan Acetobacter aceti B166. Jurnal Sains MIPA, 13(1): 17-20. Ingram, L.O. (1990). Ethanol tolerance in bacteria. Critical Reviews in Biotechnology. 14, 75-77. Karekar, S. C., Srinivas, K., & Aring, B. K. (2020). Continuous in-situ extraction of aceti luring fermentation of hydrogen acid produced by acetobacterium wood and carbon dioxide using amberlite FPAS3 ion exchange resins. Bioresource Technology Reports, 12. hitps:/doi.org/10.1016/.biteb.2020.100568. Kristina, N. N., & SYAHID, S. F, (2012). Pengaruh air kelapa terhadap multiplikasi tunas in vitro, produks! rimpang, dan kandungan xanthorriizol temulawak di fapangan, 29 Dipindai dengan CamScanner Lathifah, Q. A. (2008). Uji Efektifitas Ekstrak Kasar Senyawa Antibakteri pada Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dengan Variasi Pelarut. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Islam Negeri Malang, Malang, Lu, S. F., Lee, F. L., & Chen, H. K, (1999), A thermotolerant and high acetie acid- producing bacterium Acetobacter sp. 114-2. Journal of Applied Microbiology, 86(1). 55-62. Malherbe, S., Bauer, FF, dan Toit, M. D. S.T. (2007). Understanding problem fermentations - a review. S. Aft. J. Enol. Vitic., 28 (2), 169-186. Muhami, M., Sukmadi, I, & Damang, S.M. (2019). Analisis kelayakan usaha sirup belimbing wuluh (Averrioa bilimbi). Jumnal IPTEK, 3(2), 193-199, Musacet i, S., & Serra, S. (2018). Apple fruit quality: Overview on pre-harvest factors. Scientia Horticulturae, 234, 409-430. Matsutani, M., Nishikura, M., Saichana, N., Hatano, T., Masud-Tippayasak, U., Theergool, G., Yakushi, T., dan Matsushita, K. (2013). Adaptive mutation of Acetobacter pasteurianus SKU1108 enhances acetic acid fermentation ability at high temperature. Journal of Biotechnology, 165, 109-119. Narain, N., Bora, P. S., Holschuh, H.J., & Da S, M. V. (2001). Physical and chemical composition of carambola fruit (Averthoa carambola L.) at three stages of maturity. Ciencia y Tecnologta Alimentaria, 3(3), 144-148. Rahardhian, M. R. R., Murti, B. T., Wigati, D., Suharsanti, R., & Putri, C. N. (2019). Solvent concentration effect on total flavonoid and total phenolic contents of Averrhoa bilimbi leat extract. Pharmaciana, 9(1), 137-144, Shakhashiri. 2008. Acetic Acid & Acetic Anhydride. General Chemistry. Song, J., Wang, J., Wang, X., Zhao, H., Hu, T., Feng, Z., Lei, Z., Li, W., Zheng, ¥., & Wang, M. (2022). Improving the acetic acid fermentation of acetobacter pasteurianus by enhancing the energy metabolism. Frontiers in Bioengineering and Biotechnology, 10. 1-12. Surtiyani, Mei, 2015. Analisis Kadar Asam Cuka dari Fermentasi Menggunakan Saccharomyces cereviciciae dan Acebactor aceti pada Bonggol Pisang (Musa paradisiaca L.) Varietas Ambon Nangka, Ambon Bawen, Ambon Wulung yang Hidup di Jalur Pantai Selatan Desa Tegal Kamulyan Cilacap. Skripsi. Fakultas Keguruan dan llmu Pendidikan. Program Studi Pendidikan Biologi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Purwokerto Vashisht, A., Thakur, K., Kauldhar, B. S., Kumar, V., dan Yadav, 8. K. (2019). Waste Valorization: Mentifification of an Ethanol Tolerant shacterium Acetobacter pasteurianus SKYAA25 for Acetic Acid Production from Apple Pomace. Science of the Total Environment, 690, 956-964. 30 Dipindai dengan CamScanner LAPORAN SEMENTARA. PRAKTIKUM BIOPROSES Materi : Kvcen Asche NAMA + Alpton Anas W- NIM: LIOWNWGoIG? GROUP 2) Senta REKAN KERJA : Fatimels Mavludiyat Lalwre Girly Metta LABORATORIUM BIOPROSES DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG Dipindai dengan CamScanner 1. TUJUAN PERCOBAAN 1. Mustver “eters antes etinitey Unk a nen, tsveen betes ela fet vy att in won Carcher IAHNEH (peratoehntn @ Ht ypurcbechen Volues 49h61 (Fone RUE ACNE Bin payer State chen Ju berep furnnunet! Asem agere A. Menatolen prrgert 4 3. Mureads len Wondiie: opeer of ier untae Mumpuolel fen auctor mle Fes Fumennee ll, PERCOBAAN 24, Bahan Yana Diaunakan | See¥ buat bultmleing wun HL 2 Scar vues age ue 2 Air Malaga ewete boomh R Gag con HO en, S Aquedest mxvvupny 6: Glocere. onbieels £17 Siem 2 Ctonop ~~ ——— 1Ptenk, 4. ndikedon ( S4etey Hew Hheows 9. Us0H C080 Lorem (2, Subeose Coste ete) t2 2.2 Alat Yang Dipakai L Gelermeyes 1. Gms Were 22 Gece eas $e Gocek «eit aden Klee Rede den Selany C. Gipet betes T Nareyr bra B Paget : 9. (ndilator gM Ww. cs009) W Temonurg, UL. Pikromuler Be Comer gedit, 2.3. Cara Kerja LI Penbveter Sdecter be Steger perclatan gens clan eliwmalien ingen vingguatkin al lolra| 2, Baden bey state dipercilien dele ould bela Wingyy suby GO” $6itu some leunaken dingtnlin Wegye subv Jo" V. Terbailin ghbese endlts din fmt ealchot (11700) laddlomnaye, Wenaien aAUE eM Wingge 7 danger munguuetken Hed etey Neo, F, Motu laciclien erliamases dutty cepts mungyunelitn elimunivm pull, PEIAD les Gecior F. Letelen qeresi selene 7 beri din seye aves Wourdun Inter 23.1. Reaepen Deke 1 Sieecilies pelentin Yeni alten digunckin qunytn eng gendlin cilusbyr 2. Serttoviin Wallnnbiny wedin Com feet hutin atl difemeiben dun gies Vetaar dagen Glee Gor umn IU eualt Camutlen dling hee Wey ies vore Dipindai dengan CamScanner J. Tewhuelien Solute clan eer ght Wye 4 dinyen munsyercten Wk eeu Meol Ly, Tembutlion Yeest felbmyiie orf Yaw Se fiyehlin SM ues Brel den eclitolng male ler foolol laly Living lin dingin Aielamuytr GUTH! aquest dimgen many lien Selon Who caf dingy cangyat kien llimunivon G. Teliwurr FIMIEE aaye® selene) Led LS tmtovel Asem muir MENS 7 1. Magdar Volume seri bust afer een lotlinting Waly Wlomrycle wo mA Li Tenbeblian qllchal declutes yuri rutin sabocyed miller FUME ives veciebes 7. Ale ¥H parmminted bigge Uy UY, Cinputln Sate Le dtlen mee fed dagen Vieteleas Ute $e cette ei ensign ad hears agenn bese (uated Volume sitren dn pH) Ge Laksler ques, din omoll dete lume coer Wet 2.4 Hasil Percobaan pn Pengemeten Densites lor fal) ert ten FIT Iw lw le [a a je © [on] lowe tenon aang HM ‘ joa teeny yonzh son heonlasse! hover L ay ] Louse cp eco fate? lows eet] ij nba 1 9 [urea Oa fasore Ab2 fea Pogenia (Jour Lenten Unt) Lat er ‘VU lw |Z lw 2 | rs0| 20] U0 |Lrw | 13] 230] Ld0| 220. 1 fave | welts [220 aur fige] 49] 103) L flee fer yoo [v2 [ito frve fier > fear [wr]tee [tus froe mle rr Dipindai dengan CamScanner Porgomcto — mete Th [BP YO |W PG fa Mo of’ fa fo fa [4 fe fa a] 1 SPapatal tafe [4 Le fs fat fat tet [6 Pe fa fot 3 Whar [49] se [or [43 129/14 Vol Wem (m4) Rrngercte} “Ty Ta fo fe fe fo fo her O fa fut fat Jot for flr | ory |r 1 JM fos Joe low fos fur [tt [a7 las Jars [ar fore [8% Jor Jaw foe Yon fod [arr fou [0 Joys [ove for PRAKTIKAN MENGETAHUI ASISTEN fh Cy GasMench Nelellod 2 Jad HU, “AIIM LivlolLoliodes IN HOPOILSUINZ IML LUIEWGL Am ary anvete pr Dipindai dengan CamScanner LEMBAR PERHITUNGAN 1. Perhitungan Densitas (p) M piknometer kosong M pikno + aquades Densitas aquades (30°C) |, 9957 gram/ml (Weast, 1971) V piknometer SS 49,67 gram 09957 gram/mt = 49,885 ml + Variabel 1 Massa pioneer sump = 82,65 gram Massa ssnpst = (Massa pansnsussanpe ~ Massa psoas tonne) = (82,65 — 32,64) gram = 50,01 gram sm __s001gram Densitas (p) sampel _Saokerem 1,002 gram/ml #505 gramjmi ~ 00? 8 Variabel _M pikno + sampel (gram) p sampel (gram/ml) 92,65 1,003 2 82,62 1002 3 82,54 1,000 4 82,50 1,000 5 32.27 0,995, 6 82,10 0,991 7 82,12 0,992 8 82,05 0,990 M piknometer kosong M pikno + aquades Densitas aquades (30°C) 9957 gram/ml V piknometer es 49,67 gram 09957 gram/mi 49,885 mi © Variabel 1 Bel Dipindai dengan CamScanner (Massa pitsemcerssmpd = 82,91 gram Massa singe = (Massa pimncerssampe! ~ Massa pmo hong) (82,91 — 32,60) gram 0,31 gram 5031 gram 35 gram/mi Densita (p) sampel = 1,009 gram/ml Variabel__M pikno + sampel (gram) p sampel (gram/ml) T 32,91 1,009 2 82,91 1,009 3 83.05 Low 4 82,81 1,007 5 82,95 1,001 6 82,65 1,003 7 82,31 0,997 8 82,51 1,001 =2 M piknometer kosong M pikno + aquades Densitas aquades (30°C) 9957 gram/ml V piknometer = Ss _ 49,61 gram 9957 gram/ml 9,824 ml © Variabel 1 Massa pitas + est Massa sempst = (Massa panne sampe! > Massatpitsoie owns) = (83,00 ~ 32,67) gram (00 gram, 0,33 gram 5033 gram 39824 gramyml Densitas (p) sampel 1,010 granvmt Variabel __Mpikno + sampel (gram) p sampel (gram/ml) 1 33.00 1.010 2 82,87 1,008 3 82,96 1,009 4 82,80 1,006 5 82,40 0,998 6 82,92 1,009 Dipindai dengan CamScanner a t=3 M piknometer kosong ™M pikno + aquades Densitas aquades (30°C) V piknometer + Variabel 1 Massa pitnomeer + empet Massa snp Densitas(p) sampel VariabelM pikno 82,74 1,005 82,66 1,003 9957 gram/ml massa aquades ~ Gensitas aquades 49,59 gram 9957 gram/ml 9,804 ml 52,89 gram (Massa pitonmetessumpst ~ Massa pismorcterhonon) = (82,89 — 32,80) gram 0,09 gram 50.09 pram '» ~ ¥908 gram/ml 1,006 granvmt + sampel (gram) p sampel (gram/ml) 1 92.89 1.006 2 82,80 1,004 3 82,99 1,008 4 33.11 1.010 5 82,69 1,002 6 82,88 1,006 7 8291 1,006 8 82,67 1,001 2. Perhitungan Kadar Asam Asetat Normalitas NaQH =0,05 N BM Asam Asetat = 60,05 gram/mol ‘Volume Titrasi =10ml Faktor Pengenceran (fp) = 10 o * Variabel 1 Volume titran = 1 ml Volune total = 230ml Densitas = 1,002 gram/mi B3 Dipindai dengan CamScanner ‘Massa asam asetat dapat didefinisikan sebagai: (VX N)NaOH x BM Asam Asetat Veotal 7000 Veitrasi *' ‘ml x 0,05 N) x 60,05gram/mol 230 ml Pe 1000 Tomi **° P =0,691 gram Massa total sampel dapat didefinisikan sebagai Q= PX Votat Q = 1,002 gram/mt x 230 ml = 230,579 gram Maka kadar asam asetat dapat diketahui sebagai: % Asam Asetat 5 x 100% 0,690gram 30,579 gram Variabel Vtitran Vitotal Massa Asam Massa Total Kadar Asam 5% Asam Asetat X 100% = 0,299% Cm) — ml) Asetat (gr) Sampel (gr) Asetat (%) 230 1 0299 2 23003345 230.440 0.150 3 0s 2300345 230.071 0.150 4 05 2300345 229887 0,150 5 072300483 228827 0211 6 11.230 (0,760 228,043 0,333 7 072300483 228.135 0.212 8 12 230082927812 O64 Variabel 1 Volume titan = 1,2.ml Volune total = 208 ml Densitas = 1,008 gram/ml ‘Massa asam asetat dapat didefinisikan sebagai: (WXN)NAOH x BM Asam Asetat Vota 5, 7000 Vaitrasi p = (2m x 0.05 N) x 60,05gram/mol , 208 ml | 7000 Tmt = 0,749 gram Massa total sampel dapat didefinisikan sebagai Q= DX Vora Ba Dipindai dengan CamScanner Q = 1,008 gram/ml x 208 ml = 209,774 gram Maka kadar asam asetat dapat diketahui sebagai PB 9% Asam Asetat = ~ x 100% Q Asam Asetat = spaeD ESTE» 100% = 0.357% Variabel Vtivan Vtotal Massa Asam Massa Total Kadar Asam Go) (ml) Asetar(gr)—Sampel (gt) _Asetat(%) T1228 0749——«309.778 «357 2 09 8 ose 209.778 0268 3 0,5 196 0,294 198,222 0,148 406 21398) aaa o.t79 5 08070559 2072720270 6 12 9S 0703 95.647 0859 7 1d 2300760229195 0331 8 07 3027 203,108 210 mr) * Variabel 1 Volume tan = 04 ml ‘Volune total = 165 ml Densitas = 1,010 gram/ml Massa asam asetat dapat didefinisikan sebagai: (VXN)NaOH x BM Asam Asetat Vtotal aeTrr—ererervrorre 000 *Vutrasi “P p = Am x 0,05 N) x 60,05gram/mol | 165 ml 4 1000 10m P =0,198 gram Massa total sampel dapat didefinisikan sebagai: Q= PX Veotat Q $1,010 gramvml x 165 ml = 166,675 gram Maka kadar asam asetat dapat diketahui sebagai P % Asam Asetat = 5 x 100% 0,198 gram % Asam Asetat = TEE x 100% = 0,119% BS Dipindai dengan CamScanner Variabel Vtitran Vitotal Massa Asam Massa Total Kadar Asam (ml) (ml) Asetat (gr) Sampel (gr) Asetat (9%) 2 04 187 0225 188.410 0,119 3 04 189 0.227 190.767 0.118 4 0.2 200 0.120 201,227 0,060 5 04 202 0.243 201,618 0,120 6 07 160 0,336 161,367 0,208 7 08 200 0,480 200,986 0,239 8 06 192 0346 192,639 0,180 Variabel 1 Volume titran = 0,4 ml Volune total == 143 ml Densitas 1,006 gram/ml Massa asam asetat dapat didefinisikan sebagai (VXN)NaOH x BM Asam Asetat . Vtotal 1000 Aml x 0,05N) x S oe \Sgram/mol a P =0,172 gram Massa total sampel dapat didefinisikan sebagai: Q= PX Vista Q = 1,006 gram/ml x 143 ml = 143,821 gram Maka kadar asam asetat dapat diketahui sebagai P % Asam Asetat = 5 Xx 100% 0,172gram Yo Asam Asetat = TET % 100% = 0.119% Variabel Vtitran Vitotal Massa Asam Massa Total Kadar Asam (ml) (ml) Asetat (gr) Sampel (gr) Asetat (%) 0. 13 2 143,821 O19 03187 0,168 187,735 0,090 02 180 0,108 181,394 0,060 O1 164 0,049 165,666 0,030 os 18h 0.435 181,312 0.240 BS Dipindai dengan CamScanner o4 122 0.147 122,676 ols og 182 0437 183,118 0,239 07 18a 0.387 184,243 0.210 BT Dipindai dengan CamScanner LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN Perhitungan Kebutuhan Ragi Roti (Yeast) Massa pict toumg = 32,66 gram Massa pistes aguas = 82,46 gram Massa aques = (Massa ptomsers gues Massa pions ong) = (82,46 — 32,66) gram = 498 gram Densitas air 30") = 0,9957 gram/ ml Volume piknometer = =SRGRURIES _ “OAS — 50,01 ml paquades ~ a99s7gram a, Perhitungan Densitas Sampel Sari Buah Apel Massa itsometer + kong 2,66 gram Massa piscnterssituakset = 84,75 gram Massa sjeaiee = (Massa pcre sian apet ~ MAS pt somner 84,75 — 32,66) gram 2,09 gram 1assa sari bua apet ‘volume pikmometer, Densitas (p) sari buah apel =: 5209 gram ‘S001 mt = 1,041 gr/ mi b. Perhitungan Densitas Sampel Sari Belimbing Wuluh Massa ptmonnerstoune = 32,66 gram ‘Masssa pinsneter+tentiag vuun = 83,38 gram Massa ageaks (Massa pitsomete + ining wala ~ MASS poms toes) = (83,38 ~ 32,66) gram 72 gram wassa srt Detimbing wilh Talume poonometer Densitas (p) sari belimbing _ 50,72. gram © 30,01 mi = 1,014 gr/ mi ©. Peshitungan Kebutuhan Ragi Roti (Yeast) 1) Sari Buah Apel Massa total sari buah apel = (volume x densitas) sas task pe Cl Dipindai dengan CamScanner = (1000 unl > 1,0410 g4/ml) ai ea opt = 10410 gram Kebutuhan ragi 0,5%Ww 0.5% > massa total sari buah apel 2) Sari Belimbing Wuluh Massa total sari belimbing = (volume x densitas) sas tetining wah = (1000 mal 1,014 gel) tetnbin = 1014 gram Kebutuhan ragi 0,5%Ww =0,5% x massa total sari belimbing 0,5% < 1014 gram 5,07 gram Perhitungan Kebutuhan NaOH Normalitas NaOH = =0,05N BM NaOH = 40 gram/mol Volume larutan Naoh = 500ml NxBM NaoH x¥ _ 008% 4035500 mL “So = 1 gram Massa NaOH, oe rer Dipindai dengan CamScanner LEMBAR KUANTITAS REAGEN LABORATORIUM MIKROBIOLOGI INDUSTRITEKNIK KIMIA UNIVERSITAS DIPONEGORO PRAKTIKUM KE 3 MATERI ‘Asam Asetat HARI Senin TANGGAL 19 September 2022 KELOMPOK 3 Senin NAMA ‘Alfian Anas W Fatimah Mauludiyah Zahra Firly M ASISTEN Farhanah Nabilah KUANTITAS REAGEN Persiapan Bahan Persiapan Starter Sari buah belimbing wulub 1L ‘Air kelapa muda 600 ml Sari buah apel IL Etanol @ 10 ml Gula pasir @ 10 (Glukosa anhidris @ 10 Ragi roti @ 0.5%Ww Kondisi : Aerob, pH7. 7 hart Kondisi : Anaerob, pH 4,7 hari ‘TUGAS TAMBAHAN ‘Tulis tangan secara individu, resume (minimal 1 halaman polio bergaris) ‘yang berisi tentang: ~ Perkembangan industri asam asetat - Pemanfaatan asam asetat di dunia industri (satu saja selain industri pangan) Pembuatan asam asetat, Var | Sari Buah | Etanol (ml) 12.3.4 | Belimbing | 68.10.12 Woluh 5.6.7.8 | Apel 68.10.12 Volume sari buah = 200 mi pH Kongisi Aerob, 4 hari (analis) Cek pH, V total, Vttran, densitas Metode ttrasi: Ambl t ml, encerkan 10, rl, tambahkan 3 tetes PP, ttrasi dengan NaOH 0,05 Semarang, 19 September 2022 ASISTEN = Farhanah Nabilah NIM 2103012012000 D-l Dipindai dengan CamScanner LEMBAR ASISTENSL DIPERIKSA NO YaNGGAL KETERANGAN TANDA TANGAN 1. | o7a0n022 PO Asisten 2. | 1071/2022 PI Asisten| 3. | 18/1/2022 P2 Asisten| 4. | 18/4/2022 P3 Asisten 5. | 19/11/2022 P4 Asisten Fl Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai