Anda di halaman 1dari 20

MANAJEMEN KREATIVITAS

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 4

 Kezia Angelica Tampubolon (7203141004)


 Julaidi Selian (7203341002)

DOSEN PENGAMPU :

PUTRI KEMALA DEWI LUBIS, SE., M.Si., Ak

PRODI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas Mata Kuliah Ekonomi Kreatif yaitu
makalah dengan judul “Manajemen Kreativitas” ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Kreatif.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibuselaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Ekonomi Kreatif yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 11 April 2022

Kelompok 4
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................... ii
BAB 1..................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUA................................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................ 1
C. TUJUAN................................................................................................................................................... 1
BAB 2..................................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN................................................................................................................................................... 2
A. MANAJEMEN KREATIVITAS........................................................................................................... 2
B. CONTOH KASUS................................................................................................................................... 6
BAB 3..................................................................................................................................................................... 8
PENUTUP............................................................................................................................................................. 8
A. KESIMPULAN........................................................................................................................................ 8
B. SARAN..................................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti memiliki kreativitas baik itu kreativitas dalam bidang seni ataupun
keilmuan. Kreatifitas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi susah untuk
diartikan, bahkan susah untuk dijalankan dalam kehidupan keseharian bagi yang belum
terbiasa dan yang masih terbelenggu dengan pikiran bahwa kreativitas itu harus
menghasilkan ciptaan yang luar biasa hebat. Banyak orang mengatakan bahwa
kreativitas itu suatu cara berfikir untuk keluar dari masalah hidup keseharian yang
melingkupi dan membelitnya. Kreatifitas berhubungan dengan pola pikir yang dapat
menghubungan suatu masalah atau fenomena dengan unsur-unsur yang lain sehingga
menjadi sesuatu yang baru.
Bahkan kreativitas dapat diartikan sebagai pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu
yang baru. Dalam belajar kreativitas berperan penting untuk membantu individu agar
semakin maju dalam belajar dan menciptakan inovasi-inovasi baru agar belajarnya
lebih mudah dipahami. Sedangkan dalam pembelajaran kreatif berperan penting
membantu guru dan yang lainnya untuk lebih memahami masalah siswa atau anak
dalam belajar kemudian mengembangkan pembelajaran yang lebih baik dan kreatif
agar anak atau siswa cepat menangkap sesuatu, memahami apa yang diberikan, mampu
memecahkan persoalan, dan akhirnya sendiri dapat menjadi individu yang sangat
kreatif. Dalam prakteknya ternyata untuk menjadi seseorang yang kreatif sangatlah
sulit. Hal ini dikarenakan adanya faktor penghambat baik dari dalam diri maupun luar
diri. Untuk itu kita perlu mengenali hal tersebut, sehingga dampak yang menghambat
kreativitas dapat diminimalisir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kreativitas?

2. Apa Saja Teori-Teori Kreativitas?

3. Bagaimana Tahap-Tahap Kreativitas?

4. Apa Saja Ciri-Ciri Kreativitas?

5. Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas?


6. Bagaimana Teknik-Teknik Kreativitas?

7. Apa Saja Kendala Dalam Pengembangan Kreativitas?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian Kreativitas.

2. Untuk mengetahui Apa Saja Teori-Teori Kreativitas.

3. Untuk mengetahui Bagaimana Tahap-Tahap Kreativitas.

4. Untuk mengetahui Apa Saja Ciri-Ciri Kreativitas.

5. Untuk mengetahui Apa Saja Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas.

6. Untuk mengetahui Bagaimana Teknik-Teknik Kreativitas.

7. Untuk mengetahui Apa Saja Kendala Dalam Pengembangan Kreativitas.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kreativitas
Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar
kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan,
kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau menemukan
sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan
tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik (Santrock, 2007).
Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan kreativitas sebagai
suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya :
a. Baru (novel), yang diartikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar,
menarik, aneh dan mengejutkan.
b. Berguna (useful), yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis, mempermudah,
mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi
hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik.
c. Dapat dimengerti (understandable), yang diartikan hasil yang sama dapat
dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau sebaliknya peristiwa-peristiwa
yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak dapat
diulangi.

2. Teori-Teori Kreativitas
a. Teori Psikoanalisa
Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah,
yang biasanya dimulai sejak di masa anak-anak.Priadi kreatif dipandang sebagai
seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan
memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur
menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Adapun tokoh-tokohnya adalah:
·         Sigmund Freud. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang
merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang
tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Sehingga biasanya mekanisme
pertahanan merintangi produktivitas kreatif.Meskipun kebanyakan mekanisme
pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun justru mekanisme sublimasi justru
merupakan penyebab utama dari kreativitas.
· Ernest Kris. Ia menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku
sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau
tidak memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
· Carl Jung. Ia juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat
penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk
oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan timbul
penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Prose inilah yang menyebabkan
kelanjutan dari eksistensi manusia.

b. Teori Humanistik
Humanistik lebih menekankan kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis
tingkat tinggi. Dan kreativitas dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas
pada usia lima tahun pertama.
· Abraham Maslow. Ia menekankan bahwa manusia mempunyai naluri-naluri dasar
yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan
Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang terendah hingga yang
tertinggi.
· Carl Rogers. Ia menjelaskan ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif, adalah
keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan
Patokan pribadi seseorang, kemampuan untuk bereksperiman atau untuk ‘bermain’
dengan konsep-konsep.

c. Teori Cziksentmihalyi
Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi
genetis (genetic predispotition).Contoh seorang yang system sensorisnya peka
terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah
menjadi pemusik.
1. Minat pada usia dini pada ranah tertentu: 
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu,
sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
2. Akses terhadap suatu bidang: 
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang
diminati   sangat membantu pengembangan bakat.
3. Access to a field: 
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh
penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir,
mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam bidang yang
diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan.

3. Tahap-Tahap Kreativitas
Wallas (1926) dan Haefele (1962) mengemukakan ada empat tahapan dalam
proses kreativitas yang harus dijalani yaitu:
a. Tahap Persiapan
Otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai dasar atau riset
untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Caranya dengan wawancara, mencatat data,
membaca yang diperlukan atau kegiatan lain yang berfungsi mengumpulkan fakta, ide,
opini. Setelah informasi dikumpulkan dilakukan pengaturan atau pengolahan terhadap
konsep-konsep (dua buah sekurang-kurangnya) yang merupakan bahan-bahan
pemikiran untuk menimbulan konsep baru.
b. Tahap Inkubasi
Tahap istirahat (pengendapan) merupakan masa penyimpanan informasi dan
merenungkannya. Alam bawah sadar mengolah dan mengambil alih informasi,
menyemainya dengan mengaitkan berbagai ide, termasuk menjajarkan,
memadukan/menggabungkan, menyortir atau memilah, membayangkan dan
mengitari /mempersempit atau mencari intisari ide.
Dalam proses inkubasi kreatif dikenal tiga metode ampuh untuk meningkatkan
hasil upaya kreatif, yaitu kemujuran (serendipity) adalah menemukan hal-hal yang
tidak dicari secara kebetulan dan cerdik. Keserentakan (synchronicity), berarti sedang
dalam mencari ide dan secara tidak sengaja mengalami suatu kejadian atau rangkaina
kejadianyang tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Kekacaubalauan (chaos), yaitu suatu tipuan semesta atau keserentakan yang tidak
terjelaskan, ide muncul pada saat-saat ganjil.
c. Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan ialah saat inspirasi sebuah gagasan baru muncul dalam piiran
seakan-akan dari ketiadaan muncul jawaban baru yang jitu. Sangat dipentingkan sikap
santai untuk mendorong tahap inkubasi dan pencerahan.
d. Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Tahap menghimpun dana, merencanakan suatu kegiatan hingga menguji gagasan
tersebut. Ada yang berhasil cepat, ada yang sangat lambat bahkan memakan waktu
bertahun-tahun bahkan ada yang tidak berhasil. Pada tahap ini, terjadi
penyempurnaan ataupun pengujian terhadap ide yang baru sehingga dapat
dilaksanakan.

4. Ciri-Ciri Kreativitas
Menurut Guilford (1963), ciri-ciri pada orang-orang kreatif adalah:
1) Fluency: kesiapan, kelncaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
2)  Fleksibilitas: kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan
dalam mengatasi persoalan.
3) Originalitas: kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli.
4) Elaborasi: kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail terperinci.
5) Redefenition: kemampuan untuk merumuskan batasan-batasan dengan melihat dari
sudut lain daripada cara-cara yang lain.

Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan ciri-ciri kreatif secara


umum dapat dikelompokan menjadi 3 kategori, yaitu:
a. Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru,
penemuan. Ciri-ciri pokok ini meliputi:
1. Kelincahan mental, adalah kemampuan untuk bermain-main dengan ide-ide,
gagasan, konsep, lambang-lambang, kata-kata, angka-angka, dan khususnya melihat
hubungan yang tidak biasa dari ide-ide.
2. Berpikir ke segala arah, adalah kemampuan untuk berpikir dari satu ide, gagasan
lalu menyebar ke sagala arah tidak hanya terfokus pada satu jawaban saja.
3. Fleksibilitas konseptual, adalah kemampuan untuk secara spontan mengganti cara
memandang, pendekatan, kerja yang tak jalan.
4. Orisinalitas, adalah kemampuan untuk mengeluarkan ide, gagasan, pemecahan, cara
kerja yang tidak lazim, yang jarang, bahkan mengejutkan.
5. Lebih menyukai kompleiksitas daripada simplisitas, dari penyelidikan diketemukan
bahwa pada umumnya, orang-orang kreatif lebih menyukai kerumitan daripada
kemudahan, memilih tantangan dari keamanan, cenderung pada yang lebih kompleks
dari yang sederhana. Akibatnya mereka dapat bertemu dengan gagasan-gagasan aneh
dan hal-hal baru daripada orang-orang yang puas dengan yang mudah, aman dan
sederhana.
6. Latar belakang yang merangsang, orang-orang kreatif biasanya sudah lama hidup
dalam lingkungan orang-orang dapat menjadi contoh dan dalam suasana ingin belajar,
ingin bertambah tahu, ingin maju dalam bidang-bidang yang ditekuninya.
7. Kecakapan dalam banyak hal, para manusia kreatif pada umumnya mempunyia
banyak minat dan kecakapan dalam berbagai bidang.
b. Ciri-ciri yang memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan ide-ide
kreatif sekali sudah ditemukan tetap hidup. Ciri-ciri ini meliputi,

1. Kemampuan untuk bekerja keras.


2. Berpikir mandiri, orang-orang kreatif memiliki ras individualitas yang kuat. Mereka
membuat keputusan sendiri, mereka percaya kepada daya pikir mereka, dan mereka
mempunyai pendapat sendiri.
3. Pantang menyerah, orang-orang kreatif tidak mudah menyerah bila gagal. Mereka
tetap berisaha dan selalu mencoba lagi.
4. Mampu berkomunikasi dengan baik, orang-orang kreatif pada umumnya juga
komunikator-komunikator yang baik, mendalam, jelas, dan bagus. Karena untuk
mewujudkan impian, mereka harus menjelaskan perkara dan menyakinkan orang.
5. Lebih tertarik pada konsep daripada segi-segi yang kecil
6. Keingintahuan.
7. Kaya humor dan fantasi. Mereka mampu mendapatkan dunia yang lebih luas dan
penuh dengan berbagai unsur menarik. Hal ini mendorong mereka makin terjun dalam
kegiatan-kegiatan kreatif dan ada saja yang dicipta.
8. Tidak segra menolak ide atau gagasan baru.
9. Arah hidup yang mantap. Orang-orang kreatif kebanyakan menampkan diri dalam
diri mereka sikap terlibat dalam sesuatu, yakin akan tujuan dan arti hidup mereka.
Motivasi batin semacam itu dapat menjadi daya hebat untuk untuk membuat
kemajuan.
c. Ciri-ciri sampingan: tidak langsung berhubungan dengan dengan penciptaan atau
menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap mempengaruhi
perilaku orang-orang kreatif. Ciri-ciri ini tidak berhubungan dengan ciri-ciri orang
kreatif tetapi ciri-ciri ini merupakan akibat dari kekuatan kepribadian orang-orang
kreatif dan situasi batin yang diakibatkan oleh kreativitas. Ciri-ciri ini meliputi,
1. Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain. orang-orang kratif berpikir
sendiri dan mereka tidak mengambil pusing mengenai apa yang dipikirakan orang
lain. akibatnya mereka tidak peka terhadap perasaan orang-orang sekitar.
2. Kekacauan psikologis. Karena selalu berpikir yang tidak lazim dapat membawa
mereka ketengah kekacauan psikolgis dan dapat mengakibatkan keberantakan hidup.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kreativitas


Setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda. Potensi
ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu kekuatan-
kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri.
Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam
hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun
dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan
selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang diciptakan oleh seseorang individu
tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat
individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983). Tetapi ini tidak cukup ,
masyarakat dapat menyediakan berbagai kemudahan, sarana, dan prasarana untuk
menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana
individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk
bersibuk diri secara kreatif, suatu pengikatan yang melibatkan diri dalam suatu
pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan interaktif, yang mungkin
memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.

Faktor yang mempengaruhi kreatifitas yaitu :

1. Faktor Lingkungan Keluarga


Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk
mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan.
2. Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi
sekolah sangat menentukan kreatifitas berkembang.

3. Faktor Lingkungan Masyarakat


Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda,
lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.

Faktor lain yang mendorong kreatifitas adalah:

1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak laki-laki cenderung
lebih besar kreatifitasnya daripada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-
kanak. Hal ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan
perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki
biasanya lebih berani mengambil resiko disbanding anak perempuan.

2. Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat kreatifitasnya.
anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada
anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan
untuk lebih menyesuaikan diri oleh orangtua sehingga anak lebih penurut dan
kreatifitasnya mati.

3. Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan cenderung
menunjukan tingkah kreatifitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya
rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru untuk
menyelesaikan konflik social dan mampu merumuskan penyelesaian konflik tersebut.
4. Tingkat pendidikan orangtua
Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif
dibandingkan pendidikannya rendah. Hal ini disebabkan karena banyaknya prasarana
serta tingginya dorongan dari orangtua sehingga memupuk anak-anak untuk
menampilkan daya inisiatif dan kreatifitas dan kreatifitasnya. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa kreatifitas tumbuh dan berkembang karena faktor internal
dan faktor eksternal.

Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi


kreatifitas ke dalam dua kelompok yaitu :
1.         Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah sebagai berikut :
a.    Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
b.    Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
c.    Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu.
d.   Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian
e.    Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya,
merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji
hasil perkiraan dan mengomunikasikan.
f.     kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreatifitas
secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi,
lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya
dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang
dimilikinya.
g.    Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreatifitas, anak sulung laki-laki lebih kreatif
daripada anak laki-laki yang lahir kemudian)
h.    Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan,
sekolah, dan motivasi diri.
2.        Faktor  Penghambat Berkembangnya Kreatifitas adalah sebagai berikut:
a.    Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung resiko,
dan upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui
b.    Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
c.    Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan
penyelidikan
d.   Stereotip peran seks
e.    Diferensiasi antara bekerja dan bermain.
f.     Otoritarianisme
g.    Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan
6. Teknik-Teknik Kreativitas
Tugas perkembangan anak yang mendukung kreatifitas adalah bahwa anak
harus mampu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan baru, anak diharapkan jika
berlatih dan mengembangkan ketrampilan baru sesuai dengan tuntutan hidup.
Sebaliknya anak yang tidak mampu mengembangkan kreatifitas atau ketrampilan
akan menunjukan sikap mudah putus asa, merasa tidak aman sehingga menarik diri
dari kegiatan dan takut memperlihatkan usaha-usahanya.
Seorang anak yang mampu memperhatikan kreatifitasnya akan mencapai masa
produktif dan mempunyai peluang yang baik untuk mengembangkan diri lebih jauh
yang disertai keterlibatan yang terus-menerus dalam kegiatan kreatif disegala bidang.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kreatifitas mempunyai peran
penting dalam menentukan perkembangan manusia. Karena anak yang dapat
menyalurkan kreatifitasnya akan mempunyai makna pada tahap perkembangannya.
Teknik-teknik menumbuhkan kreatifitas yaitu:
A. Teknik kreatif tingkat I
1. Memberikan pemanasan (warming up)
Pemanasan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan terbuka yang
menimbulkan minat dan rasa ingin tahu siswa.
2. Sumbang saran
Osborn pendiri dari Creative Education Foundation, dalam bukunya Applied
Imagination menentukan empat aturan dasar untuk sidang sumbang saran yaitu :
a.   Kritik tidak dibenarkan atau ditangguhkan
b.  Kebebasan dalam memberikan gagasan
c.   Gagasan sebanyak mungkin
d.  Kombinasi dan peningkatan gagasan
3. Pertanyaan yang memicu gagasan
Teknik ini juga disebut daftar periksa atau checklist dikembangkan oleh Alex Osborn
dengan tujuan meningkatkan gagasan. Pertanyaan-pertanyaan Osborn yang berupa
“kata kerja manipulatif” membantu seseorang dalam mengembangkan gagasan kreatif
dengan melihat hubungan-hubungan baru.
B. Teknik Kreatif Tingkat II
1. Synectics
Teknik synectics dikembangkan oleh William J.J Gordon dan merupakan teknik
berpikir kreatif yang menggunakan analogi dan metafor untuk membantu pemikir
menganalisis masalah dan mengembangkan berbagai sudut tinjau (Feldhusen &
Treffinger,1980).
2. Futuristic
Yaitu mengajar dengan pandangan masa depan amat penting agar siswa kelak dapat
menggunakan kemampuan mereka untuk membantu menciptakan masa depan. Siswa
perlu dibantu dalam mengaitkan perubahan yang akan terjadi di dunia dengan
perubahan mereka sendiri.

7. Kendala dalam pengembangan kreativitas


Dalam mengembangkan dan mewujudkan potensi kreatifnya, seseorang dapat
mengalami berbagai hambatan, kendala, atau rintangan.
a. Sumber Kendala
Shallcross (1985) mengolongkan kendala atau rintangan dalam menggunakan potensi
kreatif ke dalam:
1. Kendala historis
Ditinjau secara historis ada kurun waktu tertentu yang merupakan puncak kejayaan
kreativitas dan sebaliknya pula ada kurun waktu tertentu yang tidak menunjang
bahkan menghambat pengembangan kreativitas perorang maupun kelompok.
2. Kendala biologis
Beberapa pakar menekankan bahwa kemampuan kreatif merupakan ciri herediter,
sementara pakar lainnya percaya bahwa lingkungan menjadi faktor penentu utama.
3. Kendala fisiologis
Seseorang yang mengalami kendala faali karena terjadi kerusakan otak yang
disebabkan oleh penyakit atau kecelakaan maupun mereka yang memiliki
keterbatasan fisik dapat menghambat untuk mengungkapkan kreativitasnya.
4. Kendala sosiologis
Lingkungan sosial merupakan faktor utama yang menentukan kemampuan kita dalam
pengembangan kreatif. Bila tidak diarahkan dan didukung maka hasilnya tidak akan
baik.
5. Kendala psikologis
Hal ini dikarenakan hampir semua orang telah membentuk persepsi diri bahwa diri
mereka tidaklah kreatif. Keyakinan sepert ini yang membuat mereka susah dan tidak
berkembang dari segi kreativitas.
b. Kendala dalam mengembangkan kreativitas anak, meliputi empat “pembunuh
kreativitas anak” yaitu:
1. Evaluasi
Rogers (dalam Vernon, 1982) menekankan salah satu syarat untuk memupuk
kreativitas konstruktif adalah bahwa pendidik tidak memberikan evaluasi, atau paling
tidak menunda pemberian evaluasi sewaktu anak sedang asyik berkreasi. Bahkan
menduga akan dievaluasi dapat mengurangi kreativitas anak.
2. Hadiah
Kebanyakan orang percaya bahwa memberi hadiah akan memperbaiki atau
meningkatkan perilaku tersebut. Ternyata tidak demikian. Pemberian hadiah dapat
merusak motivasi intrinsik dan mematikan kreativitas.
3. Persaingan (kompetisi)
Kompetisi lebih komplek daripada pemberian evaluasi atau hadiah secara tersendiri,
karena kompetisi meliputi keduanya. Biasanya persaingan terjadi apabila siswa
merasa bahwa pekerjaannya akan dinilai terhadap pekerjaan siswa lain dan bahwa
yang terbaik akan menerima hadiah. Hal ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan
sayangnya dapat mematikan kreatvitas.
4. Lingkungan yang membatasi
Albert Einstein yakin bahwa belajar dan kreativitas tidak dapat ditingkatkan dengan
paksaan. Sebagai anak ia mempunyai pengalaman mengikuti sekolah yang sangat
menekankan pada disiplin dna hafalan semata-mata. Ia selalu diberitahu apa yang
harus dipelajari, bagaimana mempelajarina, dan pada ujian harus dapat
mengulanginya dengan tepat. Pengalaman yang baginya amat menyakitkan dan
menghilngkan minatnya terhadap ilmu, meskipun hanya untuk sementara. Padahal
sewaktu baru berumur lima tahun ia amat tertarik untuk belajar ketika ayahnya
menunjukkan kompas kepadanya. Contoh ini menunjukkan bahwa jika berpikir dan
belajar dipaksakan dalam lingkungan yang amat membatasi, minat dan motivasi
intrinsik dapat dirusak.
c. Kendala dari lingkungan, meliputi lingkungan yang tidak sehat dalam pergaulan dan
lingkungan yang tidak mendukung anak untuk berkreasi dalam kesehariannya.
d. Kendala dari rumah, meliputi
1. Orang tua yang tidak mendukung kemampuan anak.
2. Keinginan orang tua untuk melihat anaknya berprestasi sehingga mereka
mendorong anak dalam bidang-bidang yang tidak diminatinya.
3. Keluarga tidak menggunakan secara tepat empat “pembunuh kreativitas anak” yaitu
evaluasi, hadiah, kompetensi, dan pilihan atau lingkungan yang terbatas (Amabile,
1989).
e. Kendala dari sekolah, meliputi
1. Sikap guru
Dalam suatu studi, tingkat motivasi diri siswa rendah, jika guru terlalu banyak
mengontrol, dan lebih tinggi jika guru memberikan lebih banyak otonomi.
2. Belajar dengan hafalan mekanis menghambat kreativitas.
3. Kegagalan
Semua siswa pasti pernah mengalami kegagalan dalam pendidikan mereka, tetapi
frekuensi kegagalan dan cara bagaimana hal itu ditafsirkan mempunyai dampak yang
nyata terhadapa motivasi diri dan kreativitas.
4. Tekanan akan konformitas dari guru
5. Sistem sekolah yang membatasi anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya.

B. CONTOH KASUS
Inovasi dan Ide Kreatif dalam Bisnis Wirausaha Tela-Tela
- Masalah yang dihadapi
Ada tantangan yang harus mereka hadapi, karena akhirnya bisnis ini berkembang menjadi
kemitraan. Banyak kesulitan yang harus ditemukan solusinya mengingat bisnis kemitraan
sangat beresiko dan dapat saja suatu saat akan membuat citra yang buruk terhadap merk
“Tela-Tela” karena dimitrakan dengan orang lain.
Tantangan utamanya adalah bagaimana agar kualitas dan rasa dari produk “Tela-Tela” ini
tetap sama walaupun dibuat oleh orang yang berbeda. Kualitas dan rasa merupakan
sebuah hal yang sangat penting dalam bisnis makanan. Harus ada jaminan dari “Tela-Tela”
untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen.
Kebutuhan akan bahan utama produk ini, yaitu singkong juga merupakan masalah yang
serius. Bila “Tela-Tela” ingin berkembang ke seluruh derah di nusantara maka harus
tersedia singkong sebagai bahan utama produk. Sementara tidak semua daerah memiliki
kebun singkong, dengan kata lain di suatu daerah tidak tersedia bahan utama untuk bisa
menjual “Tela-Tela”.
Hal ini akhirnya diakali dengan adanya pendistibusian bahan baku untuk penjualan “Tela-
Tela”. Singkong dan juga bumbu untuk memasaknya langsung dipasok dari kantor pusat.
Dengan demikian diharapkan rasa “Tela-Tela” akan tetap terjaga dan selalu sama di setiap
outletnya.
Tantangan semakin besar karena akhirnya makin banyak orang yang berminat untuk ikut
kemitraan berbisnis “Tela-Tela”. Walaupun hal ini dapat dilihat sebagai sebuah
keuntungan tetapi juga merupakan masalah penting yang bila akhirnya bisa diselesaikan
dengan baik akan memberikan kesuksesan.
Akhirnya manajemen “Tela-Tela” memberikan pelatihan khusus bagi para mitra kerjanya.
Pelatihan mulai dari cara memproses produk hingga bagaimana caranya untuk
mendapatkan pelanggan. Untuk masalah bahan baku sendiri akan dipasok langsung oleh
“Tela-Tela” sehingga kualitas dan rasa bisa terus terjaga.
Kesungguhan manajemen “Tela-Tela” merupakan ujian paling berat untuk tetap konsisten
menjalankan bisnis ini walaupum banyak tantangan yang harus dihadapi. Kualitas produk
menjadi prioritas utama untuk selalu diperhatikan karena akan mempengaruhi citra “Tela-
Tela” di masyarakat.

- Upaya yang dilakukan dalam menghadapi masalah


Usaha yang diawali oleh empat sekawan ini akhirnya banyak menarik minat orang lain
untuk menjadi mitra bisnis. Tela-Tela akhirnya menawarkan pola kerjasama berupa
franchise (business opportunity) / waralaba. Dengan bahan baku dan resepnya tetap
mereka yang membuat untuk menjaga rasa dan kualitasnya.
Tela-Tela juga menambah varian rasanya yaitu: BBQ, balado, keju, ayam, kebab, jagung
manis, jagung pedas, jagung bakar, pepperoni, pizza, pedas manis, pedas asin, super
pedas, lado mudo, rujak dan rasa campur. Sehingga pelanggan memiliki banyak pilihan
rasa untuk menikmati singkong mereka.
Alasan mengapa Tela-Tela dapat berkembang sukses:

1. Tela Tela adalah perusahaan pelopor dan pemimpin pasar dalam industri snack ketela.
2. Menjadi snack favorit no. l di Yogyakarta tahun 2006.
3. Investasi yang terjangkau mengurangi besarnya kerugian disbanding usaha lain.
4. Break Event Point yang relative cepat, dengan lokasi yang tepat dalam 3-6 bulan sudah
balik modal.
5. Konsep take Away menjadikan tela tela tidak membutuhkan tempat yang luas untuk
berjualan, bahkan dapat dilakukan dengan konsep kaki lima.
6. Harga jual yang terjangkau bagi semua golongan masyarakat. Murah, Enak, Kenyang.
7. Tidak menggunakan system jual putus. Dalam hal pelayanan Agen selalu memantau
perkembangan outlet dan terbuka untuk melakukan diskusi masalah.
8. Jaminan akan adanya inovasi produk menjadikan Tela Tela usaha jangka panjang.
9. Mampu dan berani bersaing dalam hal rasa, kualitas, maupun harga untuk produk yang
sejenis.
10. Dukungan dari pusat atau agen untuk melakukan promosi bagi outlet baru.
11. Franchise / mitra kerja dapat melakukan konsultasi setiap saat dengan pihak
perusahaan atau agen tanpa dikenakan biaya.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang
baru yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas dapat ditinjau dari berbagai
macam teori yaitu teori psikoanalisa, teori humanistik dan teori Cziksentmihalyi.
Dalam kreativitas ada empat macam tahapan yang harus dijalani yaitu tahapan
persiapan, tahapan inkubasi, tahapan pencerahan, dan tahapan pelaksanaan atau
pembuktian. Orang-orang yang memiliki kreativitas tentu memiliki ciri-ciri khusus
seperti kemampuan bekerja keras, berpikir mandiri, pantang menyerah dan masih
banyak lagi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi daya kreativitas seseorang baik
dari dalam maupun dari luar.

B. SARAN
Untuk mengembangkan kreativitas teknik-teknik tertentu yang harus dilakukan.
Dalam mengembangkan kreativitas tentu saja ada kendala-kendala yang dapat
membuat kreativitas seseorang dapat terhambat. Untuk itu kita perlu mengenali hal-
hal tersebut sehingga kita dapat mengantisipasi agar kreativitas kita tidak terhambat.
Jadi kita sebagai mahasiswa harus bisa mengembangkan kreativitas kita agar bangsa
dan negara ini terus maju dan berkembang sesuai dengan perkembangan industri
kreatif 4.0

DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide Dan Menci ptak
anPeluang. Jakarta Selatan: Salemba Empat

Anda mungkin juga menyukai