4 - Manajemen Kreativitas
4 - Manajemen Kreativitas
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
DOSEN PENGAMPU :
FAKULTAS EKONOMI
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas Mata Kuliah Ekonomi Kreatif yaitu
makalah dengan judul “Manajemen Kreativitas” ini dengan tepat waktu. Adapun tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ekonomi Kreatif.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibuselaku Dosen Pengampu Mata Kuliah
Ekonomi Kreatif yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh
dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
KATA PENGANTAR........................................................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................................................... ii
BAB 1..................................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUA................................................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................. 1
B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................................ 1
C. TUJUAN................................................................................................................................................... 1
BAB 2..................................................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN................................................................................................................................................... 2
A. MANAJEMEN KREATIVITAS........................................................................................................... 2
B. CONTOH KASUS................................................................................................................................... 6
BAB 3..................................................................................................................................................................... 8
PENUTUP............................................................................................................................................................. 8
A. KESIMPULAN........................................................................................................................................ 8
B. SARAN..................................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti memiliki kreativitas baik itu kreativitas dalam bidang seni ataupun
keilmuan. Kreatifitas adalah sebuah kata yang mudah diucapkan tetapi susah untuk
diartikan, bahkan susah untuk dijalankan dalam kehidupan keseharian bagi yang belum
terbiasa dan yang masih terbelenggu dengan pikiran bahwa kreativitas itu harus
menghasilkan ciptaan yang luar biasa hebat. Banyak orang mengatakan bahwa
kreativitas itu suatu cara berfikir untuk keluar dari masalah hidup keseharian yang
melingkupi dan membelitnya. Kreatifitas berhubungan dengan pola pikir yang dapat
menghubungan suatu masalah atau fenomena dengan unsur-unsur yang lain sehingga
menjadi sesuatu yang baru.
Bahkan kreativitas dapat diartikan sebagai pola pikir yang dapat menciptakan sesuatu
yang baru. Dalam belajar kreativitas berperan penting untuk membantu individu agar
semakin maju dalam belajar dan menciptakan inovasi-inovasi baru agar belajarnya
lebih mudah dipahami. Sedangkan dalam pembelajaran kreatif berperan penting
membantu guru dan yang lainnya untuk lebih memahami masalah siswa atau anak
dalam belajar kemudian mengembangkan pembelajaran yang lebih baik dan kreatif
agar anak atau siswa cepat menangkap sesuatu, memahami apa yang diberikan, mampu
memecahkan persoalan, dan akhirnya sendiri dapat menjadi individu yang sangat
kreatif. Dalam prakteknya ternyata untuk menjadi seseorang yang kreatif sangatlah
sulit. Hal ini dikarenakan adanya faktor penghambat baik dari dalam diri maupun luar
diri. Untuk itu kita perlu mengenali hal tersebut, sehingga dampak yang menghambat
kreativitas dapat diminimalisir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kreativitas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa Pengertian Kreativitas.
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kreativitas
Kreativitas menurut kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar
kreatif, yaitu memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu. Sedangkan,
kreativitas sendiri memiliki arti kemampuan untuk menciptakan atau menemukan
sesuatu yang baru yang berbeda dari yang sebelumnya.
Kreativitas adalah kemampuan untuk berpikir dalam cara-cara yang baru dan
tidak biasa serta menghasilkan pemecahan masalah yang unik (Santrock, 2007).
Campbell (dalam Manguhardjana, 1986) mengemukakan kreativitas sebagai
suatu kegiatan yang mendatangkan hasil yang sifatnya :
a. Baru (novel), yang diartikan sebagai inovatif, belum ada sebelumnya, segar,
menarik, aneh dan mengejutkan.
b. Berguna (useful), yang diartikan sebagai lebih enak, lebih praktis, mempermudah,
mendorong, mengembangkan, mendidik, memecahkan masalah, mengurangi
hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil yang baik.
c. Dapat dimengerti (understandable), yang diartikan hasil yang sama dapat
dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu, atau sebaliknya peristiwa-peristiwa
yang terjadi begitu saja, tak dapat dimengerti, tak dapat diramalkan dan tak dapat
diulangi.
2. Teori-Teori Kreativitas
a. Teori Psikoanalisa
Psikoanalisa memandang kreativitas sebagai hasil mengatasi suatu masalah,
yang biasanya dimulai sejak di masa anak-anak.Priadi kreatif dipandang sebagai
seseorang yang pernah mempunyai pengalaman traumatis, yang dihadapi dengan
memungkinkan gagasan-gagasan yang disadari dan yang tidak disadari bercampur
menjadi pemecahan inovatif dari trauma.
Adapun tokoh-tokohnya adalah:
· Sigmund Freud. Ia menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan, yang
merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide yang
tidak menyenangkan atau yang tidak dapat diterima. Sehingga biasanya mekanisme
pertahanan merintangi produktivitas kreatif.Meskipun kebanyakan mekanisme
pertahanan menghambat tindakan kreatif, namun justru mekanisme sublimasi justru
merupakan penyebab utama dari kreativitas.
· Ernest Kris. Ia menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku
sebelumnya yang akan memberi kepuasaan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau
tidak memberi kepuasaan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
· Carl Jung. Ia juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat
penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk
oleh masa lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, akan timbul
penemuan, teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Prose inilah yang menyebabkan
kelanjutan dari eksistensi manusia.
b. Teori Humanistik
Humanistik lebih menekankan kreativitas sebagai hasil dari kesehatan psikologis
tingkat tinggi. Dan kreativitas dapat berkembang selama hidup dan tidak terbatas
pada usia lima tahun pertama.
· Abraham Maslow. Ia menekankan bahwa manusia mempunyai naluri-naluri dasar
yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan-kebutuhan itu, diwujudkan
Maslow sebagai hirarki kebutuhan manusia, dari yang terendah hingga yang
tertinggi.
· Carl Rogers. Ia menjelaskan ada 3 kondisi dari pribadi yang kreatif, adalah
keterbukaan terhadap pengalaman, kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan
Patokan pribadi seseorang, kemampuan untuk bereksperiman atau untuk ‘bermain’
dengan konsep-konsep.
c. Teori Cziksentmihalyi
Ciri pertama yang memudahkan tumbuhnya kreativitas adalah Predisposisi
genetis (genetic predispotition).Contoh seorang yang system sensorisnya peka
terhadap warna lebih mudah menjadi pelukis, peka terhadap nada lebih mudah
menjadi pemusik.
1. Minat pada usia dini pada ranah tertentu:
Minat menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap ranah tertentu,
sehingga mencapai kemahiran dan keunggulan kreativitas.
2. Akses terhadap suatu bidang:
Adanya sarana dan prasarana serta adanya pembina/mentor dalam bidang yang
diminati sangat membantu pengembangan bakat.
3. Access to a field:
Kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sejawat + tokoh-tokoh
penting dalam bidang yang digeluti, memperoleh informasi yang terakhir,
mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan pakar-pakar dalam bidang yang
diminati sangat penting untuk mendapatkan pengakuan.
3. Tahap-Tahap Kreativitas
Wallas (1926) dan Haefele (1962) mengemukakan ada empat tahapan dalam
proses kreativitas yang harus dijalani yaitu:
a. Tahap Persiapan
Otak mengumpulkan informasi dan data yang berfungsi sebagai dasar atau riset
untuk karya kreatif yang sedang terjadi. Caranya dengan wawancara, mencatat data,
membaca yang diperlukan atau kegiatan lain yang berfungsi mengumpulkan fakta, ide,
opini. Setelah informasi dikumpulkan dilakukan pengaturan atau pengolahan terhadap
konsep-konsep (dua buah sekurang-kurangnya) yang merupakan bahan-bahan
pemikiran untuk menimbulan konsep baru.
b. Tahap Inkubasi
Tahap istirahat (pengendapan) merupakan masa penyimpanan informasi dan
merenungkannya. Alam bawah sadar mengolah dan mengambil alih informasi,
menyemainya dengan mengaitkan berbagai ide, termasuk menjajarkan,
memadukan/menggabungkan, menyortir atau memilah, membayangkan dan
mengitari /mempersempit atau mencari intisari ide.
Dalam proses inkubasi kreatif dikenal tiga metode ampuh untuk meningkatkan
hasil upaya kreatif, yaitu kemujuran (serendipity) adalah menemukan hal-hal yang
tidak dicari secara kebetulan dan cerdik. Keserentakan (synchronicity), berarti sedang
dalam mencari ide dan secara tidak sengaja mengalami suatu kejadian atau rangkaina
kejadianyang tepat untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi.
Kekacaubalauan (chaos), yaitu suatu tipuan semesta atau keserentakan yang tidak
terjelaskan, ide muncul pada saat-saat ganjil.
c. Tahap Pencerahan
Tahap pencerahan ialah saat inspirasi sebuah gagasan baru muncul dalam piiran
seakan-akan dari ketiadaan muncul jawaban baru yang jitu. Sangat dipentingkan sikap
santai untuk mendorong tahap inkubasi dan pencerahan.
d. Tahap Pelaksanaan/Pembuktian
Tahap menghimpun dana, merencanakan suatu kegiatan hingga menguji gagasan
tersebut. Ada yang berhasil cepat, ada yang sangat lambat bahkan memakan waktu
bertahun-tahun bahkan ada yang tidak berhasil. Pada tahap ini, terjadi
penyempurnaan ataupun pengujian terhadap ide yang baru sehingga dapat
dilaksanakan.
4. Ciri-Ciri Kreativitas
Menurut Guilford (1963), ciri-ciri pada orang-orang kreatif adalah:
1) Fluency: kesiapan, kelncaran, kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.
2) Fleksibilitas: kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan
dalam mengatasi persoalan.
3) Originalitas: kemampuan untuk mencetuskan gagasan-gagasan asli.
4) Elaborasi: kemampuan untuk melakukan hal-hal secara detail terperinci.
5) Redefenition: kemampuan untuk merumuskan batasan-batasan dengan melihat dari
sudut lain daripada cara-cara yang lain.
1. Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak laki-laki cenderung
lebih besar kreatifitasnya daripada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-
kanak. Hal ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan
perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki
biasanya lebih berani mengambil resiko disbanding anak perempuan.
2. Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat kreatifitasnya.
anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada
anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan
untuk lebih menyesuaikan diri oleh orangtua sehingga anak lebih penurut dan
kreatifitasnya mati.
3. Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan cenderung
menunjukan tingkah kreatifitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya
rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru untuk
menyelesaikan konflik social dan mampu merumuskan penyelesaian konflik tersebut.
4. Tingkat pendidikan orangtua
Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif
dibandingkan pendidikannya rendah. Hal ini disebabkan karena banyaknya prasarana
serta tingginya dorongan dari orangtua sehingga memupuk anak-anak untuk
menampilkan daya inisiatif dan kreatifitas dan kreatifitasnya. Dari uraian tersebut
dapat disimpulkan bahwa kreatifitas tumbuh dan berkembang karena faktor internal
dan faktor eksternal.
B. CONTOH KASUS
Inovasi dan Ide Kreatif dalam Bisnis Wirausaha Tela-Tela
- Masalah yang dihadapi
Ada tantangan yang harus mereka hadapi, karena akhirnya bisnis ini berkembang menjadi
kemitraan. Banyak kesulitan yang harus ditemukan solusinya mengingat bisnis kemitraan
sangat beresiko dan dapat saja suatu saat akan membuat citra yang buruk terhadap merk
“Tela-Tela” karena dimitrakan dengan orang lain.
Tantangan utamanya adalah bagaimana agar kualitas dan rasa dari produk “Tela-Tela” ini
tetap sama walaupun dibuat oleh orang yang berbeda. Kualitas dan rasa merupakan
sebuah hal yang sangat penting dalam bisnis makanan. Harus ada jaminan dari “Tela-Tela”
untuk selalu memberikan yang terbaik kepada konsumen.
Kebutuhan akan bahan utama produk ini, yaitu singkong juga merupakan masalah yang
serius. Bila “Tela-Tela” ingin berkembang ke seluruh derah di nusantara maka harus
tersedia singkong sebagai bahan utama produk. Sementara tidak semua daerah memiliki
kebun singkong, dengan kata lain di suatu daerah tidak tersedia bahan utama untuk bisa
menjual “Tela-Tela”.
Hal ini akhirnya diakali dengan adanya pendistibusian bahan baku untuk penjualan “Tela-
Tela”. Singkong dan juga bumbu untuk memasaknya langsung dipasok dari kantor pusat.
Dengan demikian diharapkan rasa “Tela-Tela” akan tetap terjaga dan selalu sama di setiap
outletnya.
Tantangan semakin besar karena akhirnya makin banyak orang yang berminat untuk ikut
kemitraan berbisnis “Tela-Tela”. Walaupun hal ini dapat dilihat sebagai sebuah
keuntungan tetapi juga merupakan masalah penting yang bila akhirnya bisa diselesaikan
dengan baik akan memberikan kesuksesan.
Akhirnya manajemen “Tela-Tela” memberikan pelatihan khusus bagi para mitra kerjanya.
Pelatihan mulai dari cara memproses produk hingga bagaimana caranya untuk
mendapatkan pelanggan. Untuk masalah bahan baku sendiri akan dipasok langsung oleh
“Tela-Tela” sehingga kualitas dan rasa bisa terus terjaga.
Kesungguhan manajemen “Tela-Tela” merupakan ujian paling berat untuk tetap konsisten
menjalankan bisnis ini walaupum banyak tantangan yang harus dihadapi. Kualitas produk
menjadi prioritas utama untuk selalu diperhatikan karena akan mempengaruhi citra “Tela-
Tela” di masyarakat.
1. Tela Tela adalah perusahaan pelopor dan pemimpin pasar dalam industri snack ketela.
2. Menjadi snack favorit no. l di Yogyakarta tahun 2006.
3. Investasi yang terjangkau mengurangi besarnya kerugian disbanding usaha lain.
4. Break Event Point yang relative cepat, dengan lokasi yang tepat dalam 3-6 bulan sudah
balik modal.
5. Konsep take Away menjadikan tela tela tidak membutuhkan tempat yang luas untuk
berjualan, bahkan dapat dilakukan dengan konsep kaki lima.
6. Harga jual yang terjangkau bagi semua golongan masyarakat. Murah, Enak, Kenyang.
7. Tidak menggunakan system jual putus. Dalam hal pelayanan Agen selalu memantau
perkembangan outlet dan terbuka untuk melakukan diskusi masalah.
8. Jaminan akan adanya inovasi produk menjadikan Tela Tela usaha jangka panjang.
9. Mampu dan berani bersaing dalam hal rasa, kualitas, maupun harga untuk produk yang
sejenis.
10. Dukungan dari pusat atau agen untuk melakukan promosi bagi outlet baru.
11. Franchise / mitra kerja dapat melakukan konsultasi setiap saat dengan pihak
perusahaan atau agen tanpa dikenakan biaya.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menemukan sesuatu yang
baru yang berbeda dari yang sebelumnya. Kreativitas dapat ditinjau dari berbagai
macam teori yaitu teori psikoanalisa, teori humanistik dan teori Cziksentmihalyi.
Dalam kreativitas ada empat macam tahapan yang harus dijalani yaitu tahapan
persiapan, tahapan inkubasi, tahapan pencerahan, dan tahapan pelaksanaan atau
pembuktian. Orang-orang yang memiliki kreativitas tentu memiliki ciri-ciri khusus
seperti kemampuan bekerja keras, berpikir mandiri, pantang menyerah dan masih
banyak lagi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi daya kreativitas seseorang baik
dari dalam maupun dari luar.
B. SARAN
Untuk mengembangkan kreativitas teknik-teknik tertentu yang harus dilakukan.
Dalam mengembangkan kreativitas tentu saja ada kendala-kendala yang dapat
membuat kreativitas seseorang dapat terhambat. Untuk itu kita perlu mengenali hal-
hal tersebut sehingga kita dapat mengantisipasi agar kreativitas kita tidak terhambat.
Jadi kita sebagai mahasiswa harus bisa mengembangkan kreativitas kita agar bangsa
dan negara ini terus maju dan berkembang sesuai dengan perkembangan industri
kreatif 4.0
DAFTAR PUSTAKA
Suryana. 2013. Ekonomi Kreatif, Ekonomi Baru: Mengubah Ide Dan Menci ptak
anPeluang. Jakarta Selatan: Salemba Empat