Makalah Sistem Moneter Internasional
Makalah Sistem Moneter Internasional
1
2.2. Sejarah Sistem Moneter Internasional
Moneter internasional dan sistem finansial memainkan peran sentral
dalam ekonomi politik global. Sejak akhir abad 19, awal pembentukan sistem
ini melalui berbagai transformasi dalam menanggapi perubahan kondisi
politik dan ekonomi baik level domestik maupun internasional. Perubahan
yang paling dramatis adalah krisis dalam pengintegrasian moneter
internasional dan rezim internasional selama tahun-tahun interwar.
Transformasi kedua terjadi setelah Perang Dunia II ketika sistem
Bretton Wood tengah berjalan. Sebab di tahun 1970an, periode perubahan
di bawah sistem Bretton Wood terjadi perubahan dari standar pertukaran
emas menjadi dolar Amerika dan komitmen terhadap kontrol kapital.
Beragam perubahan ini memiliki konsekuensi politik yang cukup penting
tentang siapa yang mendapatkan apa, kapan, dan bagaimana dalam
ekonomi politik global.
Sejak tahun 1880 Inggris, Jerman, jepang dan Amerika telah
mengadopsi sistem standar Emas. Dengan berlakunya standar emas maka
nilai dari setiap mata uang dalam satuan mata uang lainnya dapat
ditentukan secara mudah sehingga dapat mengkatalisasi perdagangan
internasional. Mulanya US$ 1 dihargai dengan 23,22 grain emas murni yang
mana 1 ons emas sama dengan 480 grain emas. Dengan kata lain harga dari
1 ons emas adalah US $20,67. Sejumlah mata uang yang diperlukan untuk
membeli satu ons emas disebut sebagai nilai pari emas.
Standar emas hancur waktu perang dunia 1 pecah. Mata uang praktis
ditetapkan atas dasar emas atau mata uang lainnya dengan longgar.
Beberapa usaha kembali ke standar emas dilakukan sesudah perang dunia 1
berakhir.Emas hanya diperdagangkan dengan bank sentral, bukan pribadi.
Kurs mata uang ditetapkan berdasarkan emas. Sesudah tahun 1934 dan
sesudah perang dunia kedua, konvertibilitas mata uang yang bisa ditukarkan
(konvertibel) dengan mata uang lainnya.
Setelah masa itu kemudian muncullah periode kurs tetap. Periode ini
dimulai dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian ini, semua
negara menetapkan nilai tukar mata uangnya berdasarkan emas, tetapi tidak
diharuskan memenuhi konvertibilitas mata uang mereka dalam emas.Negara
anggota diminta menjaga kursnya dalam batas 1% (naik atau turun) dari nilai
par, dan bersedia melakukan intervensi untuk menjaga kurs tersebut. IMF
membantu negara anggotanya dalam rangka menjaga kurs mata uangnya.
Tekanan spekulasi menyebabkan sistem kurs tetap tidak layak lagi
dipertahankan. Pasar keuangan dunia sempat tutup selama beberapa
minggu pada bulan Maret 1973. Ketika pasar tersebut dibuka, kurs mata
uang dibiarkan mengambang sampai ke kurs yang ditentukan oleh kekuatan
pasar.
2
Pada tanggal 22 Juli 1944 diadakan suatu konferensi moneter
Internasional, yang dikenal dengan The Bretton Woods Conference, yang
dihadiri oleh 44 negara. Konferensi tersebut bertujuan untuk menyusun
rencana pembuatan sistem moneter. Dua tahun setelah konferensi tersebut,
didirikan IMF dan Bank Dunia untuk mengawasi sistem tersebut.
Selama periode 1944-1973 dolar merupakan mata uang yang sangat
penting dalam lalu lintas pembayaran Internasional. Peranan dolar ini timbul
setelah perang dunia II, disebabkan saat itu terjadi kekurangan dolar.
Negara-negara Eropa yang sangat memerlukan uang /dana untuk
memulihkan keadaan ekonominya. Satu-satunya sumber adalah Amerika
Serikat, sehingga dolar banyak diminta. Konsekuensinya, emas menjadi
tergeser oleh dolar. Sebab, disamping memiliki tenaga beli yang kuat di
Amerika, reserves dalam bentuk dolar akan membelikan penghasilan bunga.
Dengan semakin pentingnya fungsi dolar, maka setiap anggota menetapkan
perbandingan mata uangnya terhadap dolar, yang kemudian apabila perlu
dapat ditukarkan dengan emas.
DMI beranggotakan 134 negara, diantaranya 10 negara maju
mempunyai posisi yang sangat kuat di dalam mengambil keputusan. Setiap
anggota memperoleh jatah/quota, yang harus dibayar 25% dengan emas
dan sisanya 75% dengan mata uangnya. Besarnya quota menentukan hak
suaranya serta jumlah pinjaman yang dapat diperoleh dari DMI. Dana
pertama DMI dengan sendirinya 25% terdiri dari emas dan 75% berbagai
mata uang negara anggota. Pinjaman diberikan kepada dalam mata uang
negara lain yang harus di tukar dengan mata uang negara peminjam.
Semenjak 1973 sistem moneter internasional merupakan campuran
antara kurs tetap dengan kurs berubah-ubah. Mata uang Yen, dolar Kanada,
franc Perancis, dan Swiss berfluktuas tergantung dari permintaan dan
pernawaran. Sering juga penguasa moneter negara-negara tersebut
melakukan campur tangan di pasar valuta asing untuk mengurangi fluktuasi
kurs yang berlebihan. Caranya apabila negara mengalami defisit dalam
neraca pembayaran, kurs valuta asing cenderung naik. Untuk mencegah hal
ini bank Central menjual valuta asing. Demikian juga apabila surplus di dalam
neraca pembayaran, bank sentral membeli valuta asing di pasar untuk
mengurangi penurunan kurs. Sisitem kurs demikian di sebut managed atau
dirty float, sebagai lawan dari clean floatt di mana bank Sentral sama
sekali tidak campur tangan di dalam pasar valuta asing.
Lima negara Eropa (Jerman Barat, Belgia, Luxembrug, Swedia,
Netherlan dan Norwegia) mengadakan pengaturan secara tersendiri. Krus
tetap berlaku di antara mereka, tetapi berubah-ubah secara bersama-sama
terhadap mata uang negara lain. Sisten krus semacam ini (mengambang
bersama-sama) menghasilakan fluktuasi yang menyerupai ular, yang
kemudian disebut Snake like.
3
Negara-negara Eropa dan Jepang telah melepaskan ikatan mata
uangnya dengan dolar Amerika Serikat. Dengan demikian, telah merupakan
mata uang yang mengambang. Namun demikian Dolar masih memegang
peranan penting dalam lalu lintas pembayaran internasiolal. Pembayaran
luar negeri, kebijakan campur tangan dalam valuta asing oleh Bank Sentral,
serta catatan-catatan statistik Dana Moneter Internasional dan Perserikatan
Bangsa-Bangsa masih menggunakan dasar mata uang Dolar.
Kelemahan;
Terletak pada aspek yang membuat mekanisme pasar dapat
bekerja secdara optimal, karena pada dasarnya kurs dapat berubah
secara bebas tanpa intervensi dari otoritas moneter.
4
Menstabilkan fluktuasi harian. Bank Sentral melakukan cara ini
dengan tujuan menjaga stabilitas kurs agar perubahan kurs cukup
teratur.
Menunda kurs (leaning against the wind).
Melalui cara ini bank sentral melakukan intervensi dengan tujuan
mencegah atau mengurangi fluktuasi jangka pendek yang cukup tajam,
yang diakibatkan oleh kejadian yang sifatnya sementara.
5
Oleh karena dalam pembayaran internasional suatu mata uang
dipertukarkan dengan mata uang lainnya di pasar valuta asing (Valas), maka
permintaan suatu mata uang akan merupakan penawaran terhadap mata
uang lainnya. Misalnya kita melakukan pertukaran US $ dengan rupiah, maka
permintaan terhadap US $ merupakan penawaran rupiah, dan sebaliknya
penawaran rupiah merupakan permintaan terhadap US $.
6
surat wesel, apabila eksportir membutuhkan uang sebelum jatuh
tempo, maka ia dapat menjualnya kepada pihak lain, yang kelak
akan menukarkannya kepada importir setelah wesel itu jatuh
tempo.
Contoh:
Yahya mempunyai utang sebanyak £ 100 kepada Mr. Samo di
Inggris atau sebanyak Rp1.300.000,00 (dianggap kurs waktu itu
menunjukkan £1 = Rp 13.000,00). Kemudia Zakaria mempunyai
piutang sebanyak £ 100 kepada Mr. John. Dari keempat orang
tersebut penyelesaian utang piutang dilakukan dengan cara Mr.
John membayar utangnya kepada Mr. Samo sebanyak £ 100 dan
Yahya membayar utangnya sebanyak Pp1.300.000,00 kepada
Zakaria. Cara pembayaran ini digunakan di Indonesia sekitar tahun
1960-an, namun sekarang sudah tidak banyak lagi digunakan dalam
perdagangan internasional.
7
d. Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C)
Letter of credit atau commercial letter of credit adalah surat
yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembelian sejumlah
barang di mana bank sendiri yang mengakseptir (menyetujui) dan
membayar surat wesel yang ditarik oleh eksportir.
8
mengirimkan barang kepada importir tanpa adanya dokumen-
dokumen untuk meminta pembayaran. Pembayaran dilakukan
setelah barang laku dijual atau satu sampai dengan tiga bulan
setelah tanggal pengiriman, sesuai dengan penjanjian yang
disepakati bersama. Sistem ini sangat membantu pengimpor
melakukan transaksi perdagangan, akan tetapi berisiko besar bagi
pengekspor.
9
devisa umum ditentukan oleh penawaran dan permintaan
valuta asing di pasar valuta asing.
b Devisa kredit adalah devisa yang berasal dari kredit atau
pinjaman luar negeri. Tingkat kurs devisa kredit ditentukan oleh
pemerintah, yang bertindak sebagai debitur, bukan oleh
permintaan dan penawaran valuta asing di pasar valuta asing.
10
hancurnya komunisme, kita tiba-tiba memiliki 10 negara baru yang masuk
dalam sistem moneter internasional, (pecahan Uni Soviet) seluruhnya
dengan mata uang yang baru atau kebutuhan baru terhadap kebijakan
mata uangnya. Sistem moneter seperti apa yang seharusnya Michel
Camdessus (Managing Director IMF saat itu) rekomendasikan kepada
negeri-negeri baru itu? Jawabannya akan menjadi nyata sebelum tahun
1971 masing-masing negara itu mesti menstabilkan mata uangnya
terhadap Dollar AS atau terhadap salah satu mata uang yang stabil yang
berhadapan dengan Dollar AS yang dikaitkan dengan emas.
Memperbaiki nilai tukar terhadap blok Dollar yang meliputi hampir
seluruh ekonomi dunia, telah memberi negara-negara transisi baru yang
relatif memiliki tingkat harga yang stabil di antara negara-negara barat.
Sekarang saya ingin menunjukkan kontribusi amat penting oleh IMF di
antara awal pendiriannya tahun 1946 dan 1971. Pada awal pendiriannya
IMF memberi negara-negara sebuah filosofi manajemen makro ekonomik
yang logis berdasarkan nilai tukar tetap atau terkendali (fixed exchange
rate). Kesepakatan yang luar biasa ini sekarang diserahkan kepada para
pemimpin moneter domestik. Untuk meyakinkan, sebuah negara dapat
memperbaiki mata uangnya terhadap salah satu mata uang utama seperti
Dollar AS. Pada praktiknya, kebijakan seperti itu memerlukan aksi dari
kepemimpinan yang kuat; rencana stabilisasi (inflasi) melibatkan nilai tukar
tetap yang diterapkan di Argentina oleh Domingo Cavallo yang
menggambarkan betapa jarang kualitas pemimpin sepertinya.
Dalam periode nilai tukar tetap sebelum 1971, kepemimpinan yang
kuat tidak diperlukan sebab ada sebuah sistem dimana mayoritas negara
mematuhinya dan IMF memiliki seperangkat aspek teknis untuk
menerapkannya. Namun setelah tahun 1971 IMF kehilangan sentuhan
tersebut ketika beralih dari nilai tukar tetap (terhadap emas) sebelum 1971
menjadi nilai tukar mengambang setelah 1971 dan khususnya setelah
1973, tahun dimana sistem moneter internasional membatalkan nilai tukar
tetap beralih ke nilai tukar mengambang.
IMF kemudian bergeser tugasnya sebagai pusat sistem moneter
internasional menjadi peran baru sebagai konsultan makroekonomi khusus
dan pengawas utang (bahkan broker utang-pent), fungsi yang sebenarnya
bisa diperankan dengan baik oleh konsultan swasta. Ketika tantangan dari
negara-negara transisi muncul, IMF tidak memiliki sistem yang saling
mengait untuk stabilitas moneter untuk menawarkan sistem yang baik dan
hampir tanpa pengeculian seringkali konsep yang ditawarkan
serampangan. Kegagalan negara transisi dibuktikan dengan fakta bahwa
tidak satupun dari negara-negara tersebut di akhir 1996, mampu
melampaui tingkat pendapatan sejak masa transisi bermula, dan hanya
dengan satu atau dua pengecualian, inflasi kembali mencapai 2 digit.
Perbaikan sejak akhir perang dingin sejauh ini lebih memburuk dibanding
11
perbaikan di akhir sebagian besar perang dunia (I dan II) yang amat
menghancurkan.
Sistem moneter internasional yang absolut di dunia saat ini tidaklah
ada. Setiap negara memiliki sistemnya sendiri. Kebanyakan orang tidak
mengerti bagaimana tidak biasanya (unusual) sistem ini. Selama ribuan
tahun negara-negara telah mematok mata uang mereka terhadap salah
satu logam mulia (emas atau perak) atau terhadap mata uang lain. Tetapi
dalam seperempat abad terakhir sejak sistem moneter internasional
(bretton woods) hancur, negara-negara mengadopsi sistem moneternya
sendiri, fen omena yang tidak memiliki contoh sejarah dalam kerjasama
antar negara yang dikenal sebagai sistem moneter internasional. Para
ekonom mengetahui bahwa ketergantungan diantara sistem moneter
internasional didukung oleh fakta bahwa keseimbangan neraca
pembayaran (suatu negara) saling berhubungan satu sama lain. Apabila
satu negara memiliki neraca perdagangan yang surplus maka negara-
negara lain memiliki neraca perdagangan yang defisit. Jadi suatu negara
bergerak menuju surplus atau defisit yang secara otomatis berpengaruh
terhadap negara lain. Ini memiliki pengaruh di dalam sistem nilai tukar
mata uang. Di dalam sebuah dunia dari n negara dengan n mata uang, ada
n-1 nilai tukar yang independen. Setiap negara tidak dapat menetapkan
nilai tukarnya. Akan ada banyak nilai tukar tetap di antara negara-negara.
Ada satu derajat bebas (degree of freedom), yang membiarkan kenaikan
terhadap apa yang para ekonom menyebutnya dengan (redundancy
problem) masalah kelebihan . Aturan dimana tambahan derajat kebebasan
untuk memelihara kestabilan harga, atau dalam kasus standar emas (gold
standard) adalah memelihara atau menstabilkan harga emas.
Di atas kertas, pengumpulan data hampir 200 negara dengan mata uang
tunggal dan nilai tukar mengambang akan menunjukkan hasil berupa
kebingungan yang luar biasa. Dalam prakteknya, bagaimanapun juga,
sistem ini tidaklah begitu buruk. Ada hubungan yang penting dalam
struktur finansial dunia berkenaan dengan konfigurasi kekuatan dalam
ekonomi dunia dan aturan khusus yang dijalankan oleh mata uang negara
AS. Ketika suatu negara memiliki supereconomy, mata uangnya seringkali
memenuhi banyak fungsi dari sebuah mata uang internasional, sebuah
judul yang kita coba berangkat dari sini.
Kesimpulan
System moneter internasional adalah satu perangkat kebijakan, institusi,
praktisi, regulasi, mekanisme yang menentukan tingkat dimana mata uang satu
di tukarkan dengan mata uang yang lain. Perubahan sistem moneter diakibatkan
12
oleh gejolak ekonomi. Dengan mempelajari pengalaman historis akan dapat
diperoleh gambaran timbulnya ketidakstabilan ekonomi serta proses
penyesuaian neraca pembayaran internasional.
1. Sistem Standar Emas muncul pada tahun 1870, dimana pemerintah
Inggris menetapkan nilai poundsterling dengan emas.
2. Zaman Bretton Woods.
Dalam perjanjian Bretton Woods terbentuk dua badan internasional,
yaitu International Bank for Recontruction and Development, yang
sekarang dikenal dengan Bank Dunia dan Dana Moneter
Internasional.
Mekanisme penentuan kurs bisa dikategorikan menjadi beberapa
kelompok ; Mengambang Bebas (Free Float), Sistem Kurs Tetap (fixed Rate),
Mengambang terkendali (Managed Float), Dikaitkan dengan kelompok mata
uang lain, Dikaitkan dengan mata uang lain, Perjanjian Zona Target Tertentu
Dengan adanya perdagangan luar negeri, dimungkinkan adanya
pertukaran mata uang suatu negara dengan mata uang negara lainnya. maka
dalam pembayaran internasional suatu mata uang dipertukarkan dengan mata
uang lainnya di pasar valuta asing (Valas).
13