Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN 2 DAN PERTEMUAN 3

BEBERAPA PERTIMBANGAN DI DALAM


PENENTUAN LOKASI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan tentang “Beberapa Pertimbangan Di
Dalam Penentuan Lokasi”. Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa
diharapkan:
Mampu memberikan penjelasan tentang beberapa pertimbangan di
dalam penentuan lokasi pabrik.

B. URAIAN MATERI

Pemilihan lokasi pabrik merupakan salah satu hal yang penting dalam
perancanagan pabrik yang memproduksi barang maupun jasa. Dengan demikian
strategi lokasi adalah hal yang tidak dapat diabaikan dalam proses perancangan.
Alasan yang mendasarinya diantaranya yaitu sektor barang memerlukan lokasi
untuk melakukan kegiatan pembuatan produk barang tersebut atau tempat
memproduksi (pabrik) sedangkan untuk sektor jasa memerlukan tempat untuk
dapat memberikan pelayanan bagi konsumen.

Pemilihan lokasi pabrik membutuhkan pertimbangan yang hati-hati. Di saat


manajemen telah memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak
biaya menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Keputusan lokasi sering bergantung
pada tipe bisnis. Letak perusahaan sering pula disebut tempat kediaman
perusahaan, yaitu tempat dimana perusahaan melakukan kegiatannya sehari-hari.
Sedangkan istilah Tempat Kedudukan Perusahaan dapat diartikan sebagai tempat
kantor pusat.

Kedua hal di atas perlu mendapat perhatian bagi perusahaan, sebab salah
memilih suatu lokasi perusahaan, akan mengakibatkan suatu kerugian bagi
perusahaan. Saperti misalnya harus mengadakan penempatan kembali letak

1
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
perusahaan (Re-Location) dan kesulitan apabila akan mengadakan ekspansi
(perluasan perusahaan).

Dengan semakin tajamnya persaingan serta banyaknya perusahaan yang saat


ini bermunculan, maka pemilihan letak perusahaan ini sudah tidak mungkin
dilakukan dengan coba-coba (trial & error). Karena dengan cara itu perusahaan
akan kalah dalam bersaing; disampig harus berpacu dengan waktu, juga efisiensi
di bidang biaya perlu mendapat perhatian. Oleh karena itu itu pemiihan letak
perusahaan ini harus dilakukan dan diputuskan melalui beberapa pertimbangan
yang disertai fakta yang kongkrit dan lengkap. Hal itu dapat dijalankan dengan
meninjau beberapa aspek yang mempengaruhi pemilihan letak perusahaan.

Untuk keputusan lokasi pabrik, strategi yang digunakan biasanya adalah


strategi untuk meminmalkan biaya, sedang untuk bisnis eceran dan jasa
professional, strategi yang digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan.
Walaupun demikian, strategi pemilihan gudang ditentukan oleh kombinasi antara
biaya dan kecepatan pengiriman. Secara umum, tujuan strategi lokasi adalah
untuk memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan.

Pilihan-pilihan yang ada dalam lokasi meliputi:


1. Tidak pindah, tetapi meluaskan fasilitas yang ada.
2. Mempertahankan lokasi sekarang, selagi menambah fasilitas lain dii
tempat lain;
3. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain.

Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Penentuan Alternatif Lokasi


Pabrik

a. Faktor-faktor yang berhubungan dengan production input / output


Lokasi pabrik akan cenderung dipilih berdekatan dengan sumber-sumber
material bilamana dalam proses produksinya material yang diolah akan
mengalami penyusutan yang besar sekali (proses produksi analitik).
Umumnya industri-industri yang tergolong “industri hulu” termasuk dalam

2
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
hal ini. Misalnya: Industri pengolahan bijih logam (besi, aluminium,
tembaga, dll), industri pengilangan minyak, industri pengolahan hasil
pertanian dan hutan (pabrik gula, saw-mill, beras, dll), dan sebagainya.
Di lain pihak, lokasi pabrik akan cenderung dipilih berdekatan dengan
wilayah pemasaran bilamana proses produksinya mengarah pada
penggabungan / perakitan beberapa material (proses produksi sintetik).
Semakin dekat industri pada penggolongan “industri hilir” dimana produk
akhir industri tersebut bisa langsung digunakan oleh konsumen, maka
lokasi pabrik akan cenderung dekat dengan wilayah pemasaran. Misalnya:
Industri perakitan elektronik, industri makanan & minuman, industri-
industri jasa (bank, restoran, rumah sakit, dll), dan sebagainya.

b. Faktor-faktor yang berkaitan dengan teknologi proses produksi


(Process Technology)
Faktor-faktor ini berkaitan dengan kebutuhan tenaga kerja, energi, dan
utilitas lainnya (seperti air, telekomunikasi, transportasi, dll).
Industri yang berpola labor intensive, cenderung memilih lokasi pabriknya
dekat dengan sumber tenaga kerja yang murah. Misalnya pada industri
garment, dimana dibutuhkan tenaga kerja dengan skill rendah, murah, dan
dalam jumlah besar.
Sementara pada industri capital intensive, factor tenaga kerja bukan
merupakan factor yang penting, mereka akan cenderung memilih lokasi
pabriknya dekat dengan sumber utilitas pendukung teknologinya.
Misalnya pada industri jasa web hosting, dimana dibutuhkan sekali dekat
dengan jaringan telekomunikasi yang baik.

c. Faktor-faktor yang berkaitan dengan Kondisi Lingkungan Luar


Faktor-faktor ini mencakup variabel geografis, kondisi sosial budaya
masyarakat setempat, peraturan / kebijakan pemerintah, stabilitas politik /
keamanan, dll.

d. Faktor-faktor lain
Termasuk di dalamnya: Rencana pengembangan di masa depan, Biaya

3
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
tanah dan gedung, Kemungkinan perluasan, Kebutuhan akan community
facilities (misalnya fasilitas perumahan, pendidikan, kesehatan,
perbelanjaan, dll).

Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan lokasi industri di suatu


tempat, dimana faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor langsung dan faktor tak
langsung. Keberadaan industri di suatu tempat tergantung pada faktor lingkungan
yang akan menentukan kelangsungan industri itu. Keputusan untuk mendirikan
suatu perusahaan tergerak karena adanya permintaan akan suatu barang.
Permintaan yang cukup besar dan didukung oleh daya beli yang memadai cepat
atau lambat akan menarik perhatian seorang pengusaha. Adanya permintaan ini
menimbulkan ini suatu pasar dan luas pasar tersebut akan menentukan skala
produksi yang dianut oleh perusahaan yang bersangkutan. Skala produksi
merupakan satu dari dua unsur yang menentukan lokasi perusahaan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pada umumnya adalah sebagai


berikut:

1. Faktor endowment
Faktor endowment memang sulit untuk diterjemahkan ke dalam bahasa
Indonesia oleh karena itu dipergunakan istilah. Yang dimaksud dengan
faktor endowment adalah tersedianya faktor produksi secara kualitatif dan
kuantitatif pada suatu negara atau daerah. Faktor endowment ini meliputi
tanah, tenaga dan modal. Semakin banyak faktor endowment yang dimiliki
oleh suatu negara atau daerah, semakin banyak pula yang harus
diperhatikan dalam menentukan lokasi suatu industri.
2. Pasar dan harga
Tujuan akhir seorang pengusaha adalah membuat keuntungan. Oleh karena
itu, maka ia harus mampu menjual barang yang dihasilkannya dengan
harga yang lebih tinggi daripada yang dikeluarkan. Dalam hubungannya
dengan masalah ini, maka pasar menjadi relevan. Luas pasar ditentukan
tiga unsur, yaitu:

• Jumlah penduduk

4
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
• Pendapatan perkapita

• Distribusi pendapatan.

3. Bahan baku dan energy


Proses produksi merupakan usaha untuk mentransformasikan bahan baku
ke dalam hasil akhir yang mempunyai nilai lebih tinggi. Proses
transformasi ini terjadi dengan mempergunakan energi dalam berbagai
bentuk. Bahan baku yang dipergunakan dapat merupakan bahan mentah
atau barang setengah jadi.

4. Aglomerasi, keterkaitan antar jenis industri dan penghematan


ekstern.
Kota besar biasanya menarik sebagai lokasi industri oleh karena itu, di
kota mudah terjadi aglomerasi. Terkumpulnya berbagai jenis industri
mengakibatkan timbulnya external economies yang dalam hal ini
merupakan penghematan aglomerasi. Penghematan ini terjadi karena
faktor-faktor luar dan dinikmati oleh semua industri yang ada di kota
tersebut. Dua hal penghematan aglomerasi; pertama adalah penghematan
yang diperoleh industri sejenis atau industri yang mempunyai hubungan
satu sama lain dan yang kedua adalah penghematan yang diperoleh
perusahaan individual yang berlokasi di daerah perkotaan. Penghematan
ini terutama didapat karena adanya infrastruktur di daerah perkotaan yang
berkembang pesat.
5. Kebijaksanaan Pemerintah
Pemerintah dapat menentukan lokasi industri. Kebijaksanaan ini
merupakan dorongan atau hambatan dan bahkan larangan untuk industri
berlokasi di tempat tertentu. Dewasa ini, dorongan oleh kebijaksanaan
lingkungan, perencanaan kota yang didasarkan atas pembagian daerah –
lazim disebut zoning merupakan kebijaksanaan yang makin biasa. Seperti
yang telah disebut di atas, maka kebijaksanaan dapat mengarah ke
pengaturan lingkungan, tetapi juga atas pertimbangan pertahanan atau
ekonomi. Selain industri mengakibatkan pencemaran udara, industri juga
selalu merupakan sasaran dalam perang, oleh karena itu lokasinya perlu
dipisahkan dari daerah permukiman.
5
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Dewasa ini makin penting arti pembangunan daerah. Daerah yang kurang
maju perlu didorong pertumbuhan ekonominya dan yang terlampau maju
relatif terhadap daerah lain perlu dihambat. Dengan demikian akan
diperoleh keseimbangan antar daerah dalam pembangunan ekonomi suatu
negara. Sarana untuk mencapai tujuan itu antara lain dengan mendorong
atau melarang industri di tempat tertentu. Kebijaksanaan ini biasanya
disebut kebijaksanaan langsung. Cara lain yang bersifat tidak langsung
adalah melalui keringanan atau penundaan pajak (tax holiday) dan
pemberian fasilitas kredit.

Sejak tahun 1970-an terdapat penentuan lokasi industri yang dikenal


dengan istilah kawasan industri (industrial estate). Kawasan ini merupakan
sebidang tanah seluas beberapa ratus hektar yang telah dibagi dalam
kavling dengan luas yang berbeda sesuai dengan keinginan yang
diharapkan oleh pengusaha. Daerah tersebut minimum dilengkapi dengan
jalan antar kavling, saluran pembuangan limbah dan gardu listrik yang
cukup besar untuk menampung kebutuhan pengusaha yang diharapkan
berlokasi di tempat tersebut. Ini disebut upaya penghematan ekstern yang
diharapkan meningkat. Bila makin banyak industri yang berlokasi di
tempat tersebut, maka penghematan ekstern akan meningkat atau
terjadinya proses aglomerasi.
6. Kebijaksanaan Pengusaha
Kebijaksanaan ini dilatarbelakangi oleh ketersediaan sarana dan prasarana
yang dapat mendukung produktivitas dari industri yang bersangkutan.
Dalam industri biasanya pusat perusahaan menentukan lokasi cabang-
cabangnya. Lokasi cabang ini ditentukan sesuai dengan fungsinya sebagai
unit produksi, unit distribusi atau unit penjualan. Bila cabang berfungsi
sebagai unit produksi, maka masalah bahan baku maupun pasar akan
masuk dalam pertimbangan, sebaliknya bila cabang berfungsi sebagai unit
distribusi, maka lokasi di persimpangan jalan, karena memungkinkan
memakai sarana angkutan ke berbagai arah.

6
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Dasar-Dasar Pemilihan Lokasi Pabrik
Penetapan lokasi pabrik merupakan fase yang amat penting dalam proses
perancangan pabrik, karena:
- Pabrik membutuhkan sejumlah besar modal yang harus diinvestasikan
dalam jangka panjang
- Lokasi pabrik memiliki unsur strategis guna memperkuat posisi dalam
persaingan dan penguasaan wilayah pasar
- Lokasi pabrik sangat mempengaruhi biaya produksi dan transportasi
Pada dasarnya, lokasi pabrik yang paling ideal adalah terletak pada suatu
tempat yang mampu memberikan total biaya terendah dengan keuntungan
maksimal.

Ada dua langkah utama yang seharusnya diambil dalam proses penentuan
lokasi suatu pabrik, yaitu pemilihan daerah secara umum dan pemilihan berdasar
size dari jumlah penduduk (community) dan lahan secara khusus.
Beberapa kondisi umum yang utama:
a. Lokasi di kota besar (City Location)
- Diperlukan tenaga kerja terampil dalam jumlah besar
- Proses produksi sangat bergantung pada fasilitas-fasilitas yang
umumnya hanya ada di kota besar, seperti listrik, gas, dll.
- Kontak dengan pemasok cepat dan dekat
- Sarana transportasi dan komunikasi mudah didapatkan
- Dekat dengan konsumen

b. Lokasi di pinggir kota (Sub-Urban Location)


- Semi-skilled atau female labor mudah didapatkan
- Menghindari pajak yang berat
- Tenaga kerja tinggal berdekatan dengan lokasi pabrik
- Populasi tidak begitu besar sehingga masalah lingkungan tidak banyak
timbul

c. Lokasi di luar kota (Country Location)


- Lahan yang luas sangat diperlukan (harga lahan murah)

7
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
- Pajak terendah
- Tenaga kerja tidak terampil dalam jumlah besar
- Upah buruh rendah
- Baik untuk proses manufaktur yang berbahaya (mis: bahan peledak)

Untuk menentukan luas area yang dibutuhkan, secara umum biasanya


ditetapkan sekurang-kurangnya lima kali luas area produksi. Hal ini
dimaksudkan untuk memberi tempat yang cukup lapang bagi keperluan
bongkar/muat, fasilitas parkir, gudang, dll.

Sedangkan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam penentuan


lokasi industri menurut Sritomo Wignjosoebroto adalah sebagai berikut:
1. Lokasi pasar (market Location)

Pasar atau market yaitu lokasi dimana pembeli berdomisili adalah salah satu
faktor yang harus diperhatikan didalam penentuan lokasi industri. Tergantung
dari macam produk yang dihasilkan, pasar ini bisa secara luas tersebar atau
terpusatkan.

2. Lokasi sumber bahan baku (raw material location)

Lokasi dari sumber bahan baku untuk produksi sangat pula berpengaruh di
dalam menentukan lokasi pabrik yang akan didirikan. Beberapa industri
karena sifat dan keadaan dari proses menufakturing memaksa untuk
menempatkan industrinya yang berdekatan dengan sumber bahan bakunya.
Sebagai contoh industri baja secara tradisional akan meletakkan industrinya
dekat dengan sumber batu bara, karena industri ini akan banyak sekali
memanfaatkan energi batu bara sebagai bahan baku yang umum untuk proses
pembakaran. Pada dasarnya disini ada tiga kelas bahan baku yang umum
dijumpai dalam suatu proses industri yaitu sebagai berikut:

• Pure materials. Material yang termasuk sebagai bahan baku di dalam


proses manufakturing yang secara nyata tidak akan kehilangan prosentase
berat/volumenya pada akhir proses berlangsung.

8
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
• Weight lossing materials. Material yang sebagaian dari berat/volumenya
akan tetap tinggal pada saat akhir produksi berlangsung.

• Ubiquities. Material yang dapat dengan mudah diketemukan pada setiap


tempat.

Berdasarkan ketiga macam bentuk material tersebut diatas, maka lokasi pabrik
dapat ditentukan, yaitu dengan aturan umum sebagai berikut:

• Bilamana suatu single raw materials dipergunakan tanpa banyak


kehilangan berat/volumenya dalam akhir proses produksinya, maka
sebaiknya pabrik ditempatkan sedekat mungkin dengan sumber bahan
baku diperoleh, atau bisa sedekat mungkin dengan lokasi pasar dimana
produk akan didistribusikan atau pula diantaranya.

• Bilamana bahan baku akan kehilangan berat/volume secara nyata pada


akhir proses produksi, maka lokasi pabrik dapat dan seharusnya diletakkan
sedekat mungkin dengan lokasi sumber bahan baku diperoleh.

• Bilamana suatu jenis bahan baku secara mudah diperoleh di setiap tempat,
maka lokasi pabrik dapat ditempatkan sedekat mungkin dengan area
pemasaran.

3. Alat Angkutan (transportation)

Masalah tersedia tidaknya fasilitas-fasilitas adalah juga sangat menentukan


didalam proses pemilihan media transportasi yang tepat, maka beberapa
pertimbangan harus dilakukan seperti:

• Macam/jenis fasilitas transportasi yang ada pada daerah asal dan tujuan
(kereta api, kapal laut, truk, dan lain-lain)

• Relatif biaya masing-masing media transportasi tersebut

• Derajat kepentingan dari pengiriman barang tersebut

9
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
• Kondisi-kondisi khusus yang diharapkan proses pengiriman barang yang
ada (pendinginan, keamanan, dan lain-lain)

4. Sumber energi (power)


Hampir dapat dipastikan bahwa semua industri memerlukan tenaga listrik untuk
berbagai macam kebutuhan dalam proses produksinya. Secara umum sebagaian
perusahaan akan lebih senang untuk membeli energi ini (dari perusahaan listrik)
daripada harus membuat instalasi listrik sendiri. Biasanya publik utility akan pula
dapat mensuplai energi pada tingkat biaya yang lebih murah/rendah dibandingkan
bila harus menyediakannya sendiri.

5. Iklim (climate)

Iklim atau cuaca secara nyata akan banyak mempengaruhi efektivitas, efisiensi,
dan tingkah laku pekerja di dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian, manusia akan dapat bekerja dnegan nyaman didalam
ruangan yang temperaturnya dapat dijaga sekitar 20 derajat celcius.

6. Undang-undang dan sistem perpajakan

Aturan ataupun undang-undang yang dikeluarkan oleh suatu pemerintah baik


tingkat pusat maupun tingkat daerah akan pula memperngaruhi proses pemilihan
lokasi industri. Beberapa aspek dari operasi suatu industri yang umum diatur oleh
undang – undang adalah berupa jam kerja maksimal, usia kerja minimal, dan
kondisi-kondisi kerja lainnya. Disamping itu besar kecilnya pajak yang harus
disetorkan oleh suatu industri akan pula berbeda-beda tergantung dimana lokasi
industri tersebut akan didirikan.

7. Air dan limbah industri

10
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Pada dasarnya industri tertentu, masalah tersedianya air dalam jumlah besar
mutlak sekali diperlukan untuk proses produksinya, memilih lokasi industridengan
suplai air cukup sangat penting sekali bagi industri baja, industri kertas dan lain-
lain. Air untuk kebutuhan industri ini secara umum tersedia dari tiga macam
sumber utama, yaitu:

• Surface water, yaitu air yang berasal dari sumber-sumber air seperti
sungai, danau dan lain-lain.
• Ground water, yaitu air yang berasal dari sumber air di bawah tanah
(wells).
• Air yang berasal dari penampungan hujan (raian water)

Selanjutnya proses pembuangan limbah industri belakangan ini banyak pula


mendapatkan sorotan tajam dari berbagai pihak masyarakat, sehingga masalah
pengendalian limbah industri sekarang ini juga merupakan satu paket yang secara
bersama-sama harus dipikirkan pada saat perencanaan pendirian dan penentuan
lokasi suatu industri (Wignyosoebroto, 16-19).

8. Ketersediaan Bahan Mentah

Bila suatu industri membutuhkan bahan mentah yang besar dan karenanya bahan
mentah merupakan komponen yang amat penting dari keseluruhan proses operasi
industri, maka variabel ini merupakan variabel dominan/signifikan dalam
penentuan lokasi industri. Beberapa jenis industri ini antara lain, industri baja,
semen, alimunium, gula, dan rotan. Sehubungan dengan bahan mentah ini,
beberapa yang perlu untuk didapat informasinya adalah:

• Jumlah kebutuhan bahan mentah satu periode (tahun) dan selama usia
investasi.

• Kelayakan harga bahan mentah, baik sekarang maupun masa datang.

• Kapasitas, kualitas dan kontinuitas sumber bahan mentah.

11
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
• Biaya-biaya pendahuluan yang dieprlukan sebelum bahan mentah siap
diproses, misalnya biaya pengakutan dan lain-lain.

9. Tenaga Listrik dan Air

Untuk jenis industri hulu, misalnya industri baja, alumunium, demikian pula
semen, keperluan akan pembangkit tenaga, khususnya tenaga listrik amat mutlak
diperlukan. Juga misalnya untuk industri kertas, jumlah air yang besar amat
diperlukan.

10. Supply Tenaga Kerja

Tersedianya tenaga kerja, baik untuk tenaga kerja terdidik maupun terlatih akan
berpengaruh terhadap biaya produksi yang ditanggung perusahaan. Dapat
dijumpai misalnya pendirian iondustri rokok, industri pengolahan tembakau,
disamping pertimbangan bahwa bahan mentah pertimbangan jumlah, kualitas dan
biaya tenaga kerja merupakan perhatian pertama.

11. Fasilitas Transportasi

Fasilitas transportasi ini berkaitan dengan pertimbangan bahan mentah dan


pertimbangan pasar. Jika lokasi mendekati bahan mentah, maka fasilitas
transportasi terutama perhitungan dalam kaitannya ongkos transportasi menuju
pasar dengan tidak berarti tidak diperhitungkan biaya transportasi dari sumber
bahan mentah ke lokasi industri, demikian pula sebaliknya.

12. Hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, maupun di tingkat


lokal pada rencana lokasi.

Hal ini dipertimbangkan karena mungkin terdapat peraturan yang melarang


pendirian usaha baru pada lokasi tertentu atau justru mungkin akan mendapatkan
fasilitas dan keringanan lain. Di Indonesia misalnya, tersedia kawasan industri
cilacap, walaupun karena faktor lain yang kurang menguntungkan sedikit investor
yang menanamkan modalnya pada lokasi tersebut.

12
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Pentingnya pemilihan lokasi pabrik adalah untuk menentukan keberhasilan
perusahaan hubungannya dengan biaya operasi, harga jual, serta kemampuan
perusahaan untuk. bersaing di pasar. Alternatif pemilihan lokasi adalah
pertimbangan biaya yang dikeiuarkan dibandingkan dengan tingkat keuntungan
yang diperoleh. Alternatif pemilihan lokasi tersebut apakah didirikan pabrik baru,
ekspansi, ataukah relokasi bagi pabrik yang sudah ada.
Alternatif pemilihan pabrik baru adalah apabila bagi pengusaha baru atau
pendatang baru. Alternatif pemilihan relokasi apabila pabrik lama sudah tidak
memenuhi standard yang diharapkan, dan alternatif. pemilihan ekspansi
didasarkan alasan bahwa fasilitas produksi dirasa sudah ketinggalan, permintaan
pasar tumbuh dan berkembang lebih besar daripada kapasitas produksi yang
dimiliki, serta apabila fasilitas pendukung (faktor-faktor produksi) tak lagi
mencukupi.

Pemilihan lokasi pabrik membutuhkan pertimbangan yang hati-hati. Di saat


manajemen telah memutuskan untuk beroperasi di satu lokasi tertentu, banyak
biaya menjadi tetap dan sulit untuk dikurangi. Keputusan lokasi sering bergantung
pada tipe bisnis.

Untuk keputusan lokasi industri, strategi yang digunakan biasanya adalah strategi
untuk meminmalkan biaya, sedang untuk bisnis eceran dan jasa professional,
strategi yang digunakan terfokus pada memaksimalkan pendapatan. Walaupun
demikian, strategi pemilihan gudang ditentukan oleh kombinasi antara biaya dan
kecepatan pengiriman. Secara umum, tujuan strategi lokasi adalah untuk
memaksimalkan keuntungan lokasi bagi perusahaan.

Pilihan-pilihan yang ada dalam lokasi meliputi:


1. Tidak pindah, tetapi meluaskan fasilitas yang ada
2. Mempertahankan lokasi sekarang, selagi menambah fasilitas lain dii tempat
lain
3. Menutup fasilitas yang ada dan pindah ke lokasi lain.

Pemilihan lokasi pabrik dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor ini pada

13
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
prakteknya berbeda penerapannya bagi satu pabrik dengan pabrik yang lain, sesuai
dengan produk yang dihasilkan. Faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi
dilihat dari sisi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

1. Faktor primer, yaitu faktor yang harus dipenuhi, bila tidak, maka operasi
tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.

2. Faktor sekunder, yaitu faktor yang sebaiknya ada, bila tidak operasi
masih dapat diatasi dengan biaya lebih mahal.

Macam faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik adalah sebagai berikut:

1. Letak konsumen atau pasar, yaitu penempatan pabrik di dekat


dengan daerah konsumen. Alasan yang mendasari pemilihan lokasi
dekat dengan konsumen adalah adanya kemudahan untuk mengetahui
perubahan selera konsumen, mengurangi resiko kerusakan dalam
pengangkutan, apabila barang yang diproduksi tidak tahan lama, biaya
angkut mahal, khususnya untuk produksi jasa.

2. Sumber bahan baku, yaitu penempatan pabrik di dekat dengan daerah


bahan baku. Dasar pertimbangan yang diambil adalah apabila bahan baku
yang dipakai mengalami penyusutan berat dan volume, bahan baku
mudah rasak dan berubah kualitas, resiko kekurangan bahan baku tinggi.

3. Sumber tenaga kerja, alternatif yang dipakai adalah apakah tenaga


kerja yang dibutuhkan unskill, dengan pertimbangan tingkat upah
rendah, budaya hidup sederhana, mobiiitas tingp sehingga jumlah gaji
dianggap sebagai daya tarik, ataukah tenaga kerja skill, apabila pemsahaan
membutuhkan fasilifeas yang lebih baik, adanya pemikiran masa depan
yang cerah, dibutuhkan keahlian, dan kemudahan untuk mencari
pekerjaan lain.

4. Air, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan apakah membutuhkan air


yang jernih alami, jernih tidak alami, atau sembarang air.

5. Suhu udara, faktor ini mempengaruhi kelancaran proses dan kualitas hasil
operasi.

14
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
6. Listrik, disesuaikan dengan produk yang dihasilkan kapasitas tegangan
yang dibutuhkan.

7. Transportasi, berupa angkutan udara, laut, sungai, kereta api, dan angkutan
jalan raya.

8. Lingkungan, masyarakat, dan sikap yang muncul apabila didirikan


pabrik di dekat tempat tinggal mereka, apakah menerima atau tidak.

9. Peraturan Pemerintah, Undang-undang dan sistem pajak. Aspek umum


yang diatur undang-undang adalah jam kerja maksimum, upah minimum,
usia kerja minimum, dan kondisi lingkungan kerja.

10. Pebuangan limbah industri, kaitannya dengan tingkat pencemaran, sistem


pembuangan limbah untuk perlindungan terhadap alam sekitar dan
menjaga keseimbangan habitat.
11. Fasilitas untuk pabrik, berupa spare part, mesin-mesin, untuk menekan
biaya.
12. Fasilitas untuk karyawan, agar dapat meningkatkan semangat kerja
dan kesehatan kerja.

Seiring dengan adanya globalisasi, maka pemilihan lokasi menjadi semakin


rumit. Globalisasi terjadi karena:
1. Ekonomi pasar
2. Komunikasi internasional yang lebih baik
3. Perjalanan dan pengiriman yang lebih cepat dan dapat diandalkan
4. Kemudahan perpindahan arus modal antar Negara
5. Diferensiasi biaya tenaga kerja yang tinggi.

Suatu pendekatan untuk memilih lokasi di sebuah Negara adalah dengan


mengidentifikasi apa yang diyakini oleh organisasi pusat sebagai faktor
penunjang keberhasilan (critical success factor-CSFs) yang diperlukan untuk
mencapai keunggulan bersaing. Beberapa pertimbangan dan faktor yang
mempengaruhi keputusan lokasi digambarkan sebagai berikut:

15
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Pentingnya pemilihan lokasi pabrik adalah untuk menentukan keberhasilan
perusahaan hubungannya dengan biaya operasi, harga jual, serta kemampuan
perusahaan untuk. bersaing di pasar. Alternatif pemilihan lokasi adalah
pertimbangan biaya yang dikeiuarkan dibandingkan dengan tingkat
keuntungan yang diperoleh. Alternatif pemilihan lokasi tersebut apakah
didirikan pabrik baru, ekspansi, ataukah relokasi bagi pabrik yang sudah ada.

Alternatif pemilihan pabrik baru adalah apabila bagi pengusaha baru atau
pendatang baru. Alternatif pemilihan relokasi apabila pabrik lama sudah tidak
memenuhi standard yang diharapkan, dan alternatif. pemilihan ekspansi didasarkan
alasan bahwa fasilitas produksi dirasa sudah ketinggalan, permintaan pasar
tumbuh dan berkembang lebih besar daripada kapasitas produksi yang dimiliki,
serta apabila fasilitas pendukung (faktor-faktor produksi) tak lagi mencukupi.

C. LATIHAN SOAL/TUGAS
1. Sebutkan faktor yang mempengaruhi umumnya dalam pemilihan lokasi
pabrik!
2. Sebutkan beberapa pertimbangan di dalam penentuan lokasi sebuah
pabrik!

D. DAFTAR PUSTAKA
Fred Meyers, 2003, Plant Layout & Material Handling, Prentice Hall

J.M.Apple, 2007, Facility Layout and Material Handling, John Wiley

J.M.Apple, 2009, Material Handling System Design, The Roland Press

Jay Heizer & Barry Render, 2006, Operation Management, Sixth Edition,
Prentice Hall

Lee J. Krajewski & Larry P. Ritzman, 2006, Operation Management Process and
Value Chains, International Edition, 7th Edition

R.L.Francis & J.A.White, 2004, Facility Layout and Location, Analytical


Approach, Prentice Hall

Richard Muther, 2004, Practical Plant Layout, Mc.GrowHill

16
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.
Sritomo Wignjosoebroto, 2009, Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan,
Gunawidya, Surabaya
Tompkins & J.A.White, 2004, Fasilities Planning, John Wiley & Sons

17
DISUSUN: KETUA TEAM TEACHING RINI ALFATIYAH, S.T., M.T ,
ANGGOTA: SOFIAN BASTUTI, S.T, M.T DAN SUDIMAN, S.T.

Anda mungkin juga menyukai