Anda di halaman 1dari 2

Apakah Guru Bisa Sejahtera?

Pembahasan mengenai nasib guru Indonesia dalam hal kesejahteraan adalah suatu bahasan
yang tidak pernah mati untuk di perbincangkan. Suatu tema yang sangat menarik bukan
hanya bagi seorang guru namun juga bagi kalangan akademisi, birokrat serta aktivis peduli
pendidikan. Hal ini di karenakan kesadaran setiap pemerhati pendidikan bahwa nasib masa
depan suatu bangsa di awali dengan didikan seorang guru kepada muridnya.

Secanggih apapun zaman dan sebanyak apapun pengetahuan yang bisa di akses melalui
internet, tidak akan bisa menggantikan posisi guru sebagai seorang pembimbing awal menuju
masa depan. Karena dalam menjalani kehidupan tidak hanya memerlukan ilmu pengetahuan
namun juga iman dan akhlak. Terbukti bisa di lihat saat ini di saat kemajuan teknologi
semakin pesat, dekadensi moral semakin meningkat.

Dengan begitu pentingnya peran seorang guru, timbul pertanyaan besar bagi kita,
bagaimana tentang kesejahteraannya?.
Karena sebuah tanggung jawab besar biasanya berbanding lurus dengan apa yang di dapat.
Menjawab hal ini pemerintah telah beberapa kali mengeluarkan regulasi peraturan untuk
kepentingan guru, hal ini bisa di liat dari beberapa peraturan seperti pada Pasal 13 ayat (1)
Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
“Pemerintah dan pemerintah daerah wajib menyediakan anggaran untuk peningkatan
kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru dalam jabatan yang diangkat oleh
satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, dan
masyarakat”.

Kemudian pada Pasal 14 ayat (1) huruf a UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen:
dan Pasal 40 Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional
juga menyatakan hal senada.

Regulasi yang di buat oleh Pemerintah tentang kesejahteraan guru sudah jelas secara
konstitusional,
pertanyaan nya adalah, sudah maksimalkah pelaksanaan regulasi tersebut hingga ke pelosok
negeri?

Karena tentunya di Indonesia tercinta ini, guru yang memiliki pengabdian terhadap
pendidikan bukan hanya berada pada wilayah perkotaan, bukan hanya berada pada sekolah-
sekolah negeri yang gurunya berstatus Aparat Sipil Negara,

Sangat banyak guru-guru di pedalaman, guru swasta yang rela mengabdikan dirinya demi
memberikan bekal masa depan kepada para penerus bangsa.

Tentunya sebagai negara yang memiliki dasar “Keadilan Sosial” seperti yang termuat di
dalam PANCASILA, segala program yang di canangkan untuk kesejahteraan guru tidak
mengenal “pilih kasih”.

Namun,
Terlepas dari segala program yang di canangkan oleh pemerintah dan juga meng aplikasian
nya di lapangan, kita tetap meyakini sesuai dengan keyakinan agama bahwa kehidupan
seorang guru yang telah mengabdikan dirinya secara ikhlas dalam menularkan kebaikan
kepada anak didik akan menjadi catatan amal yang terus mengalir serta menjadi wadah
keberkahan di dalam kehidupan guru tersebut.

Anda mungkin juga menyukai