Anda di halaman 1dari 1

Apakah arti "melawan hukum"?

Sebelum tahun 1919, Hoge Raad berpendapat dan menafsirkan Perbuatan Melawan Hukum
secara sempit, yaitu sebagai berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang melanggar hak orang
lain, atau bertentangan dengan kewajiban hukum pelaku yang telah di atur oleh undang-
undang.

Perbuatan Melawan Hukum adalah perbuatan melawan undang-undang. Pada waktu itu
banyak gugatan Perbuatan Melawan Hukum gagal, karena dasar gugatannya tidak di atur
dalam undang-undang.

Pendapat ini terlihat dalam putusan Hoge Raad tanggal 10 Juni 1910 mengenai perbuatan
yang positif di lakukan dan merugikan pihak lain tetapi gagal karena tidak di atur dalam
undang-undang.

Ajaran sempit ini bertentangan dengan pendapat sarjana pada waktu itu bahwa perbuatan
melawan hukum tidak hanya melanggar undang-undang, tetapi juga melanggar kaidah
kesusilaan dan kepatutan.

Sehingga dengan adanya pertentangan ini, pada tahun 1919 ajaran ini berakhir.

Dengan di tinggalkannya ajaran sempit ini akhirnya Hoge Raad berpendapat bahwa
Perbuatan Melawan Hukum harus di artikan sebagai "berbuat atau tidak berbuat yang
bertentangan dengan atau melanggar hak subjectif orang lain, kewajiban hukum pelaku, serta
kaidah kesusilaan dan kepatutan dalam masyarakat.

Perbuatan Melawan Hukum dalam ajaran luas di Indonesia pun sudah di terapkan, seperti
dalam Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia No. 3191 K/Pdt./1984, dalam kasus
Masudiati melawan I Gusti Lanang Rajeg.

Anda mungkin juga menyukai