Anda di halaman 1dari 2

1.

Menurut saya ,selagi penggunaan lahan budidaya itu tidak berpengaharuh buruk
terhadap perkembangan hutan lindung itu sendiri dan pengolahan secara baik
sehingga tidak merusak hutan itu sendri, saya mendukung perubahan lahan itu
sendiri. Saya beri contoh ; Pemanfaatan kawasan hutan lindung untuk budidaya
tanaman kopi di Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung,
Karena terbatasnya lahan pertanian dan regulasi pengelolaan hutan, semakin
membatasi kegiatan tumpang sari tanaman semusim di lahan hutan. Kondisi ini
mendorong motivasi masyarakat Desa Pulosari Kecamatan Pangalengan Kabupaten
Bandung menanam Kopi di bawah tegakan Hutan Lindung. 
Dengan begitu bisa membantu masyarakat dalam hal peningkatam pendapatan
ekonomi masyarakat.
2. Geografi, sebagai sebuah ilmu yang mempelajari aspek fisik dan non-fisik suatu
wilayah, menawarkan sebuah perangkat pembangunan yang cukup secara
keseluruahan. Dengan penggunaan ilmu geografi, pembangunan menjadi terintegrasi
antara pengelolaan fisik dan pengelolaan manusia di dalamnya.Hasil kajian geografis
seperti karakteristik batuan, karakteristik tumbuhan, karakteristik iklim, dan perilaku
masyarakat di suatu wilayah, dengan menggunakan metode  analisis geografis, dapat
dijadikan acuan pembuatan kebijakan regulasi pemerintah. Saya kutip perkataan
Dr.rer.nat. Abdul Haris selaku Dekan FMIPA UI ,beliau pernah mengatakan bahwa
Ilmu Geografi berperan dalam membentuk konsep pembangunan holistik yang
mengedepankan integrasi semua aspek, baik fisik maupun non-fisik. “Dengan
meningkatnya kesadaran akan penggunaan ilmu geografi dalam proses pembangunan,
diharapkan pembangunan di Indonesia tidak hanya memperhatikan sisi pembangunan
ekonomi semata, namun juga memikirkan dampak lingkungan serta sosial dari suatu
proses pembangunan.
3. Dalam buku Pembangunan Pedesaan dan Perkotaan (2006) karya Rahardjo
Adisasmita, teori kutub pertumbuhan (growth poles theory) atau teori pusat
pertumbuhan pertama kali dikembangan oleh Perroux pada 1955. Dia
melakukan pengamatan terhadap proses pembangunan. Bahwa
kenyataannya, perkembangan di mana pun bukanlah merupakan suatu
proses yang terjadi secara sentral, melainkan muncul di tempat-tempat
tertentu dengan kecepatan dan intensitas yang berbeda. Tempat atau
kawasan yang menjadi pusat pembangunan dinamakan pusat atau kutub
pertumbuhan. Dari kutub-kutub inilah, proses pembangunan akan menyebar
ke wilayah-wilayah lain disekitar. Adanya pusat-pusat pertumbuhan
memengaruhi kehidupan manusia, terutama dalam meningkatkan
kesejahteraan. Pusat-pusat tersebut memengaruhi sektor ekonomi, sosail,
dan busaya masyarakat. Hadirnya pusat-pusat pertumbuhan berdampak
langsung terhadap kegiatan ekonomi masyarakat. Hal ini ditandai oleh
peluang kerja di berbagai sektor dan pergerakan arus barang antarpusat.
4. Menurut saya,kalwau dlihat dari beberapa faktor,dalam hal ini faktor daya
dukung,faktor persebaran penduduk dan faktor pemerataan pembangunan, dimana
dalam faktor daya dukungnya jakarta sudah sering banjir,macet.
Kemudian, faktor persebaran penduduk juga turut menjadi salah satu pertimbangan
utama. Penduduk di Jawa ini kan 57 persen (dari total penduduk Indonesia), di
Sumatera 21 persen. 
Faktor berikutnya, yakni pemerataan pembangunan di Nusantara. Dia menyatakan,
berpindahnya ibu kota akan membantu pembangunan infrastruktur di wilayah lain
yang kini tengah diusung pemerintah.
Tapi kalau ibu kota harus di pindahkan dalam waktu dekat saya rasa sangat tidak
masuk akal,di tengah tingkat kemiskinan masih tinggi dan untuk pemindahan ibu kota
itu sendiri membutuhkan biaya yang sangat besar.
Jadi kalau dari saya ada pro dan ada kontra nya juga.

Anda mungkin juga menyukai