Oleh:
EDUARDUS KOPA
NPM. 160401050121
Oleh:
EDUARDUS KOPA
NPM. 160401050121
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PLP II........................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan PLP II................................................................................. 4
C. Manfaat Program PLP II................................................................ 4
D. Analisis Situasi.............................................................................. 6
E. Perumusan Program Dan Rancangan Kegiatan PLP II................. 7
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24
LAMPIRAN..................................................................................................... 25
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Kalender Akademik..................................................................................... 26
2. Rencana Pekan Efektif (RPE)...................................................................... 27
3. Program Tahunan........................................................................................ 31
4. Program Smester (Promes)........................................................................ 33
5. Silabus..................................................................................................................... 35
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................................................. 39
7. Soal Ulangan Dan Kunci Jawaban............................................................... 75
8. Hasil Belajar Siswa ..................................................................................... 82
9. Dokumentasi................................................................................................ 84
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 1 Ayat (1) menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pada Pasal 8
menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya Pasal 9
menyatakan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma
empat.
Berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen maka penyiapan calon pendidik selanjutnya diatur di dalam
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Permenristekdikti) Nomor 55 tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru
(SN Dikgu). Pendidikan guru sebagaimana dijelaskan pada SN Dikgu
meliputi Program Sarjana Pendidikan dan Program Pendidikan Profesi
Guru.Hal ini sesuai dengan SN Dikgu Pasal 1 Ayat (4) Program Sarjana
Pendidikan adalah program pendidikan akademik untuk menghasilkan sarjana
pendidikan yang diselenggarakan oleh LPTK. Selanjutnya pasal 5
menyatakan bahwa Program Pendidikan Profesi Guru yang selanjutnya
disebut Program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan
setelah program sarjana atau sarjana terapan untuk mendapatkan sertifikat
pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan/atau pendidikan menengah.
Implikasi dari berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan
guru dan pendidikan, hal yang paling mendasar adalah perubahan,
pengembangan, dan penyesuaian adalah kurikulum untuk penyiapan guru
profesional, khususnya kurikulum pendidikan Program Sarjana Pendidikan.
Kurikulum pendidikan Program Sarjana Pendidikan yang bermutu, akan
menghasilkan lulusan calon pendidik yang bermutu. Calon pendidik yang
bermutu akan dapat mengikuti Program PPG dengan baik, dan akhirnya akan
dihasilkan luaran sebagai guru profesional. Menyikapi berbagai perundangan
diatas, maka model pengembangan kurikulum pendidikan guru dilakukan
dengan memperhatikan prinsip berikut.
Pertama, keutuhan penguasaan kompetensi yang terkait dengan
akademik kependidikan dan akademik bidang studi. Dan jika memungkinkan
keutuhan untuk pendidikan akademik dan pendidikan profesi, mulai dari
perekrutan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesi. Namun jika tidak
memungkinkan terintegrasi antara pendidikan akademik dan pendidikan
profesi, maka keutuhan antara akademik kependidikan dan akademik bidang
studi adalah mutlak.
Kedua, keterkaitan mengajar dan belajar. Prinsip ini menunjukkan
bahwa bagaimana cara guru mengajar harus didasarkan pada pemahaman
tentang bagaimana peserta didik sebenarnya belajar dalam lingkungannya.
Dengan demikian penguasaan teori, metode, strategi pembelajaran yang
mendidik dalam perkuliahan di kelas harus dikaitkan dan dipadukan dengan
bagaimana peserta didik belajar di sekolah dengan segenap latar belakang
sosial-kulturalnya. Oleh karena itu, pada struktur kurikulum pendidikan
akademik untuk calon guru harus menempatkan pemajanan awal (early
exposure), yaitu pemberian pengalaman sedini mungkin kepad acalon guru
dengan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) atau internship di sekolah
mitra secara berjenjang.
Ketiga, adanya koherensi antar konten kurikulum. Koherensi
mengandung arti keterpaduan (integrated), keterkaitan (connectedness), dan
relevansi (relevance). Koherensi dalam konten kurikulum pendidikan guru
bermakna adanya keterkaitan di antara kelompok matakuliah bidang studi
(content knowledge), kelompok mata kuliah yang berkaitan dengan
pengetahuan tentang metode pembelajaran secara umum (general
pedagogical knowledge) yang berlaku untuk semua bidang studi tertentu
(content specific pedagogical knowledge), pengetahuan dan keterampilan
dalam pengembangan kurikulum (curricular knowledge), pengetahuan dan
keterampilan dalam pemilihan dan pengembangan alat penilaian (assesment
and evaluation), pengetahuan tentang konteks pendidikan (knowledge of
educational context), serta didukung dengan pengetahuan dan keterampilan
dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran
(information technology). Selain koherensi internal, kurikulum untuk
Program Sarjana Pendidikan harus memperhatikan pula keterkaitan antar
konten, baik pedagogik umum, pedagogik khusus maupun konten mata kuliah
keahlian dan keterampilan dengan realitas pembelajaran di kelas sehingga
terbangun keterkaitan kurikulum program studi dengan kebutuhan akan
pembelajaran di kelas atau sekolah (university-school curriculum linkage).
Dari kerangka pikir tersebut dapat dinyatakan bahwa penyiapan guru
profesional harus disiapkan mulai dari jenjang akademik baik pada tatanan
akademik di kampus maupun pengenalan lapangan sedini mungkin pada
seting nyata (latar otentik) di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Hal
ini dimaksudkan agar sedini mungkin calon pendidik memahami,
mengetahui, menghayati, menjiwai, dan memiliki kemampuan kritis dan
analitis terhadap profesinya kelak. Untuk itulah, seluruh mahasiswa Program
Sarjana Pendidikan wajib mengikuti tahapan pemagangan penyiapan calon
guru profesional melalui PLP.
Universitas Kanjuruhan Malang telah merancang dan menetapkan
program PLP sebagai bagian integral kurikulum yang dilaksanakan secara
berjenjang, yaitu PLP II. Setiap program dilaksanakan dengan waktu dan
tujuan yang berbeda. Masing-masing program memiliki bobot SKS sebagai
berikut: PLP II berbobot 4 SKS. Kegiatan PLP dilaksanakan di sekolah mitra
dan dibimbing oleh Dosen Pembimbing (DP) dan Guru Pamong (GP) di
sekolah mitra yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan.
Guru Pamong adalah Guru yang ditugaskan untuk mendampingi,
membimbing, memberi inspirasi, dan mengevaluasi mahasiswa yang
melaksanakan PLP.
D. Analisis Situasi
SMPN 27 Malang yang berlokasi di Jalan. Lesanpuro
Gg.XII/No.248 Kota Malang. Banyaknya SMP yang berada di Malang
membuat setiap sekolah saling berkompetisi untuk menjadi SMP yang
terbaik. Menghadapi kompetisi ini, SMP Negeri 27 Malang melakukan
usaha pembenahan yang dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan
pembenahan pada sarana dan prasarana maupun kualitas pembelajarannya.
SMP Negeri 27 ini memiliki tenaga pengajar dan karyawan sejumlah
kurang lebih 30 Guru. Jumlah siswa yang ada seluruhnya sekitar 418,
sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar terdiri atas
beberapa fasilitas, yaitu Komputer, Lab, UKS, Mushola, perpustakaan,
ruang administrasi, ruang guru, ruang tata usaha. Kegiatan ekstra kurikuler
yang dilaksanakan di SMP Negeri 27 Malang ini diantaranya adalah
pramuka, pencak silat, basket, dan lain-lain. Yang dimaksudkan untuk
mengoptimalkan potensi dan minat bakat intelektual siswa.
Informasi-informasi yang diperoleh pada saat observasi melalui
pengamatan langsung dan penjelasan yang diberikan oleh perangkat
sekolah diantaranya:
1. Kegiatan Akademik
Kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 27 Malang dimulai pada
pukul 06.30 WIB yang diawali dengan Doa, Lagu Indonesia Raya
bersama selama 30 menit. Dengan lama durasi tiap 1 jam pelajaran adalah
40 menit. Guru dan karyawan, serta siswa tergolong cukup disiplin dengan
datang, mulai mengajar, dan mengakhiri pelajaran tepat waktu.
2. Kondisi Media dan Sarana Pembelajaran
Sarana pembelajaran di SMP Negeri 27 Malang cukup mendukung
bagi tercapainya proses belajar mengajar, karena ruang teori dan praktik
terpisah. Sarana yang ada di SMP Negeri 27 Malang meliputi:
a. Media pembelajaran
Media pembelajaran yang ada meliputi: blackboard, komputer, LCD.
3. Kegiatan Kesiswaan
Kegiatan kesiswaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 27 Malang
antara lain pramuka, PMR, dan olahraga. Semua kegiatan itu bertujuan
agar siswa mampu meningkatkan potensi dan bakat intelektualnya.
Kegiatan ini dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai.
B. PELAKSANAAN PLP II
1. Pelaksanaan Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam pelaksanaan kegiatan PLP II, penulis mendapat tugas untuk
mengajar kelas VIII. Penentuan guru pembimbing dan mata pelajaran
yang akan diampuh oleh mahasiswa ditentukan Koordinator guru
pamong, sedangkan mengenai banyaknya kelas yang akan diampu
berdasarkan kebijakan dari guru pamong.
2. Pelaksanaan Penyusunan Materi Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat agar materi pelajaran
yang akan disampaikan dapat ditentukan. Dengan demikian mahasiswa
praktikan dapat menyusun materi pelajaran yang akan disampaikan pada
kegiatan belajar mengajar dikelas. Pembuatan materi pelajaran dilakukan
beberapa hari sebelum mahasiswa mengajar dikelas. Dalam penulisan
materi pelajaran ini penulis mengacu dari materi yang diberikan oleh guru
pamong, materi-materi lain dari internet yang berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan.
3. Pelaksanaan Pemilihan Metode Mengajar
Metode adalah suatu prosedur untuk mencapai tujuan yang efektif
dan efisien. Metode mengajar adalah cara untuk mempermudah siswa
mencapai tujuan belajar atau prestasi belajar. Metode mengajar bersifat
prosedural dan merupakan rencana menyeluruh yang berhubungan dengan
penyajian materi pelajaran. Masing-masing metode mengajar mempunyai
kelebihan kekurangan. Metode mengajar yang dipilih disesuaikan dengan
tujuan belajar dan materi pelajaran yang akan diajarkan. Jadi metode
mengajar bukanlah merupakan tujuan, melainkan cara untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Pemilihan metode mengajar dilakukan bersamaan dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Metode mengajar yang
digunakan selama kegiatan belajar mengajar menggunakan metode
ceramah, demonstrasi, eksperimen, tanya jawab, diskusi kelompok,latihan
dan penugasan.
4. Pelaksanaan Pemilihan Media Pembelajaran
Sarana dan prasarana pendukung proses belajar mengajar di SMP Negeri
7 Malang sudah cukup baik. Salah satu sarana dan prasarana yang ada di
SMP Negeri 7 Malang ini adalah LCD Proyektor yang telah tersedia
disetiap kelas dan di laboratorium.
5. Pelaksanaan Praktik Mengajar
Dalam pelaksanaan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) mahasiswa
diberikan kepercayaan untuk langsung melaksanakan praktik mengajar.
Dalam praktik mengajar mandiri mahasiswa diberi kesempatan untuk
mengelola proses pembelajaran dikelas secara penuh, namun demikian
bimbingan dan pemantauan dari guru pembimbing tetap dilakukan.
Mahasiswa mendapat jadwal mengajar dua kali seminggu untuk 1 kelas.
Jadwal mengajar di kelas VIII yaitu hari Senin sampai Jumad.
6. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses penimbangan yang diberikan kepada nilai materi
ataupun metode tertentu untuk tujuan atau maksud tertentu pula.
Sedangkan penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (PP 19
Tahun 2005, pasal 1). Penimbangan tersebut dapat bersifat kualitatif
maupun kuantitatif dengan maksud untuk memeriksa seberapa jauh materi
atau metode tersebut dapat memenuhi tolak ukur yang telah ditetapkan.
Evaluasi pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran fisika yaitu
dengan memberikan tugas individu berupa tugas, eksperimen, kuis dan
ulangan harian.
2. Refleksi
Berdasarkan dari hasil analisis pelaksanaan kegiatan yang telah
dilakukan, terdapat beberapa hambatan atau masalah yang ditemui selama
pelaksanaan kegiatan tersebut. Beberapa hambatan atau masalah yang muncul
selama pelaksanaan tersebut perlu diberikan suatu penanganan atau refleksi,
agar pelaksanaan program tersebut dapat berjalan lebih baik. Adapun
program-progam yang perlu diberikan diantaranya adalah:
a. Refleksi Terhadap Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hambatan pada saat pembuatan RPP adalah format RPP belum sesuai
dengan format RPP yang biasa digunakan di SMP Negeri 27 Malang. Solusi
yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya sebelum melakukan
pembuatan RPP mahasiswa lebih intensif untuk mempelajari format RPP
yang terbaru dalam pembuatannya dan sering berkonsultasi kepada guru
pamong.
b. Refleksi Terhadap Hambatan Saat Menyiapkan Materi Pelajaran
Pada saat pelaksanaan dalam menyiapkan materi pelajaran terdapat
beberapa hambatan diantaranya adalah referensi buku yang diberikan oleh
guru pamong sangat sedikit sehingga mahasiswa merasa kesulitan dalam
mengembangkan materi pelajaran. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan tersebut adalah dengan cara mencari referensi buku dan mencari
materi-materi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan di internet
dengan demikian mahasiswa memiliki banyak referensi, sehingga akan
memudahkan mahasiswa dalam mengembangkan materi pelajaran.
c. Refleksi Terhadap Hasil Memilih Metode Mengajar
Pada saat memilih metode mengajar tidak menemukan hambatan yang
berarti. Namun setelah metode tersebut diterapkan memiliki beberapa
masalah yaitu, ada beberapa siswa yang merasa bosan dan mengantuk saat
proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut maka solusinya
adalah dengan menggunakan metode mengajar yang lebih bervariasi dan
menyenangkan pada setiap pertemuannya. Untuk mengatasi kebosanan siswa,
diberikan selingan permainan-permainan yang menarik, sehingga dapat
mengembalikan konsentrasi dan melatih daya pikir siswa.
d. Refleksi Terhadap Hasil Pemilihan Media Pembelajaran
Pada saat menentukan media pembelajaran yang akan digunakan ada
beberapa masalah yaitu, ketersediaan LCD proyektor yang terbatas dan
adanya kerusakan pada salah satu LCD Proyektor. Untuk dapat mengatasi
masalah tersebut solusinya adalah mahasiswa menggunakan media lainnya
seperti roda ilmu.
e. Refleksi Terhadap Hambatan Saat Praktik Mengajar
Untuk mengatasi hambatan yang timbul saat praktik mengajar seperti
adanya siswa yang mengobrol sendiri saat guru menjelaskan materi pelajaran,
yaitu dengan cara menegur atau memberi peringatan, memberikan pertanyaan
mengenai materi yang sedang dijelaskan dan memberikan perhatian lebih
kepada siswa tersebut. Untuk mengatasi hambatan karena adanya siswa yang
mengantuk saat pelajaran, yaitu dengan mendekatinya kemudian cerita
menarik yang masih berhubungan dengan materi pelajaran. Sedangkan untuk
mengatasi siswa yang malas mencatat adalah dengan memberikan tugas
menuliskan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan
f. Refleksi Terhadap Hasil Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan dari hasil evaluasi didapatkan ada sebagian siswa yang
nilainya belum memenuhi KKM sehingga perlu diadakan perbaikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pelaksanaan PLP II tahun
2019 di SMP Negeri 27 Malang yang dilaksanakan pada tanggal 23
September s/d 23 November 2019, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut bahwa : Kegiatan PLP II yaitu mengajar mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas VII 2 dan VII 3 telah dilakukan dengan
baik, walaupun ada beberapa permasalahan yang dihadapi seperti
kurangnya penguasaan kelas, kurangnya penguasaan materi, dan lain-
lain namun dengan dukungan teman-teman, guru pamong, dosen
pembimbing dan kerja keras yang dilakukan, kegiatan PLP II sangatlah
memberikan hasil yang memuaskan.
1. Pelaksanaan PLP II, sangat dirasakan manfaatnya karena selain
memberikan pengalaman untuk mengelola kelas dan membuat
suasana pembelajaran yang efektif, juga mendapat pengalaman
menghadapi berbagai karakter siswa.
2. Melaksanakan PLP II sesuai ketentuan akan menumbuhkan rasa
keprofesionalan dan tanggung jawab mahasiswa praktikan sebagai
calon pendidik untuk mengelola dan mengkondisikan kelas saat
melakukan pembelajaran.
3. Pelaksanaan PLP II merupakan salah satu kegiatan untuk
memberikan mahasiswa praktikan menerapkan ilmu yang diperoleh
dibangku perkuliahan, dan diharapkan mampu bereksplorasi untuk
menciptakan kemajuan-kemajuan dalam pelaksanaan pembelajaran
terkait dengan pengelolaan kelas. Dengan kata lain mahasiswa akan
mengetahui secara nyata kegiatan baik itu terkait tugas, kewajiban
dan tanggung jawab sebagai seorang pengajar.
4. Selain sebagai tempat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang
dimiliki, pelaksanaan PLP II juga menjadi sarana untuk menimba ilmu
dan juga pengalaman yang tidak didapatkan di bangku perkuliahan,
salah satunya dihadapkan dengan permasalahan yang tidak tentu dan
datangnya juga tidak menentu saat proses belajar mengajar disekolah.
Hal inilah nantinya akan menumbuhkan kedewasaan dalam mencari
jati diri guna menumbuhkan rasa percaya diri pada kemampuan yang
dimiliki.
5. Keberhasilan proses belajar mengajar sangatlah dipengaruhi oleh
pendidik atau guru dan peserta didiknya sendiri, selain didukung dan
ditunjang oleh sarana dan prasarana yang da di sekolah itu sendiri.
6. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mahasiswa telah
melaksanakan pembuatan rencana pembelajaran sebanyak 2 RPP,
melakukan kegiatan praktik mengajar sebanyak 7 kali pertemuan,
dan melakukan evaluasi belajar.
7. Berbagai macam kendala yang menghambat kegiatan PLP II baik
yang berupa teknis maupun non teknis dapat diselesaikan mahasiswa
dengan adanya bantuan dari guru pamong di sekolah maupun dari
DPL dari Universitas Kanjuruhan Malang.
B. SARAN
Saran-saran demi peningkatan dan kemajuan pelaksanaan
program PLP II di masa yang akan datang dan perbaikan proses
pembelajaran dan pendidikan di SMP Negeri 27 Malang, antara lain:
1. Pihak sekolah
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, pihak sekolah
sebaiknya lebih meningkatkan kinerja menumbuhkan kedisiplinan serta
manajemen sekolah dengan baik khususnya dalam bidang pendidikan,
ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kedisiplinan yang harus ditegakkan
dapat menumbuhkan semangat dan kualitas yang lebih baik. Kualitas
seorang guru yang mengajar berpengaruh besar pada kualitas siswa yang
diampunya. Kegiatan praktik di laboratorium di perbanyak untuk
mengatasi kejenuhan siswa dalam menyerap materi-materi yang berupa
teori. Kelulusan peserta didik yang baik, khususnya di SMP, dapat
terlihat dari keterampilan yang dimiliki. Keterampilan yang baik akan
menarik perhatian siswa lulusan SMP. Untuk itu, sekolah perlu
memperhatikan kualitas yang dimiliki oleh setiap guru. Selain kualitas,
sekolah juga harus mampu menegakkan kedisiplinan untuk seluruh warga
sekolah. Sekolah harus bertindak tegas kepada komponen yang kurang
disiplin.
2. Pihak Universitas Kanjuruhan Malang
Menciptakan hubungan kerja sama yang baik antara SMP Negeri
27 Malang dengan pihak Universitas Kanjuruhan Malang, sebab dalam
pelaksanaan kurikulumnya banyak terdapat kesamaan dan kesesuaian
diantara keduanya, khususnya dalam bidang studi. Berawal dari faktor
tersebut, berarti membuka kesempatan bagi para mahasiswa untuk
bersama-sama meningkatkan program-program pengajaran yang sesuai
dengan bidang keahliannya masing-masing. Pada tahun yang akan
datang, pihak Universitas Kanjuruhan Malang dan SMP Negeri 27
Malang juga dapat melaksanakan kerjasama dalam kegiatan PLP II.
3. Mahasiswa Peserta PLP II
Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan PLP II terlebih dahulu
hendaknya mengerti, mengetahui, dan memahami rangkaian kegiatan
yang akan dijalani. Pembekalan PLP II yang diadakan oleh pihak
Universitas dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan PLP II ini.
Mahasiswa juga perlu aktif mencari informasi yang lengkap, baik
informasi mengenai prosedur pelaksanaan PLP II maupun kegiatannya,
yang nantinya akan dilaksanakan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari
pihak LP3L Universitas Kanjuruhan Malang, sekolah tempat pelaksanaan
PLP II, dosen pembimbing, dari kakak angkatan yang telah
melaksanakan PLP II maupun tempat informasi lainnya yang bisa
menjadi penunjang. Sebelum melaksanakan PLP II mahasiswa
hendaknya mempersiapkan diri menjelang proses pembelajaran.
Persiapan tersebut meliputi kemampuan teori dan praktek bidang studi
yang akan diampunya. Apabila mengalami kesulitan, mahasiswa dapat
bertanya kepada dosen pembimbing di Universitas maupun guru pamong
di sekolah. Hal tersebut akan mendukung penguasaan dan penyampaian
materi yang akan disampaikan disaat melaksanakan PLP II.
DAFTAR PUSTAKA
MATA
PELAJARAN : IPS
KELAS : VIII
SEMESTER : Gasal
MATA
PELAJARAN : IPS
KELAS : VIII
SEMESTER : Genap
NO BULAN MINGGU
1 Januari 2019 4
2 Februari 2019 4
3 Maret 2019 5
4 April 2019 4
5 Mei 2019 5
6 Juni 2019 4
JUMLAH 26
Ulangan Semester
Interaksi Keruangan
Mid Semester
Classmeeting
terhadap Kehidupan di
4 4 4 2
Negara negara ASEAN 14
Ulangan harian 1 2 2
Cadangan 2 2
II. Pengaruh Interaksi
Sosial Terhadap
Kehidupan
TEMA II
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (factual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, modifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Menganalisis pengaruh 3.2.1 Menjabarkan pengaruh interaksi
interaksi sosial dalam ruang sosial terhadap mobilitas sosial.
yang berbeda terhadap 3.2.2 Menjabarkan pengaruh interaksi
kehidupan sosial budaya serta sosial terhadap pluralitas
pengembangan kehidupan 3.2.3 Menjabarkan Pengaruh interaksi
kebangsaan. sosial terhadap integrasi dan konflik.
4.2 Menyajikan hasil analisis 4.2.1 Menjabarkan bentuk mobilitas sosial
tentang pengaruh interaksi vertikal dan horizontal.
sosial dalam ruang yang 4.2.2 Menjabarkan pengaruh perbedaan
bebrbeda terhadap kehidupan keragaman budaya yang
sosial dan budaya serta mempengaruhi kehidupan masyarakat.
pengembangan kehidupan 4.2.3 Menjabarkan faktor-faktor yang
kebangsaan. menyebabkan konflik sosial.
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu :
1. Siswa mampu menjabarkan pengaruh interaksi sosial terhadap mobilitas sosial.
2. Siswa mampu menjabarkan pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas
3. Siswa mampu menjabarkan pengaruh interaksi sosial terhadap integrasi dan konflik
4. Siswa mampu menjabarkan bentuk mobilitas sosial vertikal dan horizontal.
5. Siswa mampu menjabarkan pengaruh perbedaan keragaman budaya yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat.
6. Siswa mampu menjabarkan faktor-faktor yang menyebabkan konflik sosial.
D. Materi Pembelajaran
a. Materi Reguler
1. Mobilitas Sosial
a) Pengertian mobilitas sosial
b) Bentuk-bentuk mobilitas sosial
c) Faktor-faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial
d) Saluran-saluran mobilitas sosial
e) Dampak mobilitas sosial
2. Pluralitas
a) Perbedaan agama
b) Perbedaan budaya
c) Perbedaan suku bangsa
d) Kualitas penduduk dan pergerakan nasional
e) Perbedaan pekerjaan
f) Potensi pluralitas masyarakat Indonesia
3. Konflik dan Integritas
a) Konflik dalam kehidupan sosial
b) Integrasi social
b. Materi Remedial
1. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
2. Faktor pendorong dan faktor penghambat mobilitas sosial
c. Materi Pengayaan
1. Faktor-faktor penyebab konflik sosial
2. Akibat konflik sosial
Pertemuan 6 : Pluralitas
a) Materi Pembelajaran :
Pengertian pluralitas, perbedaan agama, budaya, dan suku bangsa.
b) Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Problem Based Learning
Metode : Diskusi kelompok, dan Tanya jawab
c) Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Gambar perbedaan agama, budaya, dan suku bangsa.
2. Alat : LCD/Proyektor
3. Sumber Belajar : Buku IPS K13 edisi revisi 2016
Pertemuan 7 : pluralitas
a) Materi Pembelajaran :
Kualitas penduduk dan pergerakan nasional, perbedaan pekerjaan, potensi pluralitas
masyarakat indonesia
b) Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi kelompok
c) Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Gambar dan Video Kualitas penduduk dan pergerakan
nasional, perbedaan pekerjaan, potensi pluralitas
masyarakat indonesia.
2. Alat : LCD/Proyektor
3. Sumber Belajar : Buku IPS K13 edisi revisi 2016
F. Evaluasi
1. Teknik penilaian
a. Kompetensi sikap : Observasi bentuk lembar observasi
b. Kompetensi pengetahuan : Tes tertulis bentuk uraian
c. Kompetensi keterampilan : Penilaian untuk kerja, menggunakan rubric
B. PENILAIAN PENGETAHUAN
KISI-KISI SOAL
No KD Materi Indikator Soal Bentuk S Jmlh Soa
oal l
1. 3.2 Menganalisis Pengaruh interaksi 1. Pengertian Uraian 1
pengaruh interaksi sosial sosial terhadap Mobilitas sosial
dalam ruang yang kehidupan sosial 2. Bentuk-bentuk Uraian 2
berbeda terhadap dan kebangsaan
mobilitas sosial
kehidupan sosial budaya
3. Pengertian Uraian 1
serta pengembangan
kehidupan kebangsaan. pluralitas
4. Potensi pluralitas Uraian 2
masyarakat
indonesia
5. Konflik dalam
kehidupan sosial Uraian 2
6. Faktor-faktor Uraian 2
terbentuknya
integrasi
Jumlah soal 10
BUTIR SOAL:
1. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
2. Sebutkan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial!
3. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses interaksi sosial!
4. Sebutkan proses-proses interaksi sosial yang disosiatif!
5. Sebutkan proses-proses interaksi sosial yang asosiatif!
6. Berikan 1 contoh pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial!
7. Apa yang di maksud dengan lembaga sosial?
8. Sebutkan 4 norma dalam masyarakat!
9. Jelaskan pengertian dari lembaga agama dan lembaga pendidikan!!
10. Sebutkan 3 fungsi laten dari lembaga pendidikan!
Jumlah 10 100
A. Mobilitas Sosial
1. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis, yang berarti mudah dipindahkan atau banyak
bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Kata sosial pada istilah tersebut mengandung makna
seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan
posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu kelapisan yangl ain. Seseorang yang
mengalami perubahan kedudukan (status) sosial dari suatu lapisan kelapisan lain baik menjadi lebih
tinggi maupun menjadi lebih rendah dari sebelumnya atau hanya berpindah peran tanpa mengalami
perubahan kedudukan disebut mobilitas sosial. Beberapa contoh lain mobilitas sosial dalam
kehidupan masyarakat kita, misalnya seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen
beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang; seorang anak
pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil, lalu membuka usaha lain, namun gagal dan
akhirnya jatuh miskin. Dalam mobilitas sosial, selain terjadi perubahan dari strata bawah ke strata
atas, juga terjadi perubahan dari strata atas kestrata bawah. Mobilitas sosial dapat berupa pergerakan
sosial keatas, tetapi juga pergerakan sosial kebawah.
Mobilitas sosial menurut para ahli:
• Paul B. Horton: Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial
kekelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
• Kimball Young dan Raymond W. Mack: Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam
struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antar individu dalam kelompok dan
hubungan antara individu dan kelompoknya.
• Anthony Giddens: mobilitas sosial menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan
kelompok-kelompok diantara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda.
• Horton & Hunt: mobilitassosialmerupakantindakanberpindahdarisatu kelas sosial ke
kelas sosial lainnya.
2. Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial
Untuk memperdalam pemahamanmu tentang mobilitas sosial kalian dapat mempelajari
berbagai bentuk mobilitas sosial. Berdasarkan bentuknya, mobilitas sosial dibedakan atas mobilitas
sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial positif/naik yaitu perubahan atau
dampak yang akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat kearah yang lebih baik.
Mobilitas sosial negatif/turunya itu perubahan atau dampak yang akan lebih mempercepat tingkat
perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih buruk.
a. Mobilitas Vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan
sosial kekedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ketingkat yang lebih tinggi (social
climbing) maupun turun ke tingkat lebih rendah (social sinking).
1) MobilitasVertikal keAtas (Social Climbing)
Social climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau
kedudukan seseorang atau naiknya orang-orang berstatus sosial rendah kestatus sosial yang lebih
tinggi. Seorang karyawan yang karena prestasinya dinilai baik kemudian berhasil menduduki
sebagai kepala bagian, manajer, bahkan direktur suatu perusahaan merupakan contoh mobilitas
sosial jenis ini. Bentuk social climbing lain misalnya terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih
tinggidari pada lapisan sosial yang sudah ada.
2) MobilitasVertikal keBawah (Social sinking)
Social sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses
social sinking seringkali menimbulkan gejolak kejiwaan bagi seseorang karena ada perubahan pada
hak dan kewajibannya. Contoh, seorang pegawai diturunkan pangkatnya karena melanggar aturan
sehingga ia menjadi pegawai biasa. Contoh bacaan Kasus 2, yaitu kejadian yang menimpa Pak
Gayus, merupakan contoh social sinking dalam kehidupan sehari-hari. Social sinking dapat terjadi
karena berhalangan melaksanakan tugas, memasuki masa pensiun, turun jabatan, atau dipecat.
Social sinking, merupakan pergerakan atau perubahan status sosial dari atas ke bawah.
b. Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang
dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau objek-
objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial kekelompok sosial lainnya yang sederajat. Pada
mobilitas horizontal, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang.Contoh bacaan
Kasus 3, yaitu kejadian yang menimpa Pak Zaenuri, merupakan contoh mobilitas horizontal. Pak
Zaenuri pindah kesekolah lain, namun tetap dalam jabatan sebagai kepala sekolah. Kalian dapat
menemukan contoh lain mobilitas sosial horizontal di lingkungan tempat tinggalmu.
3. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
Terdapat beragam faktor yang mendorong dan terjadinya mobilitas sosial, yaitu:
a. Faktor Struktural
Semua presiden yang pernah memerintah Republik Indonesia, seperti Sukarno, Suharto,
BJHabibie, AbdurrahmanWahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan JokoWidodo. Ketujuh
tokohI ndonesia tersebut berhasil mencapai status sosial yang tinggi berkat sistem demokrasi yang
berlaku dalam politik diIndonesia. Dengan sistem demokrasi, setiap warga Negara Indonesia dapat
mencapai status sosial berupa jabatan politik yang tinggi. Kedudukan yang tinggi bukan lagi
didasarkan pada keturunan, tetapi pada kemampuan hingga kemudian dipercaya menjadi pemimpin.
b. Faktor Individu
Setiap individu memiliki perbedaan dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dua
orang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relatif setara belum tentu menjadi berhasil
dalam melaksanakan mobilitas sosial keatas. Hal ini disebabkan keberhasilan individu sangat
ditentukan sikap dan perilaku individu tersebut. Sebagai contoh, dua orang sarjana dari perguruan
tinggi yang sama-sama melamar pekerjaan disuatu perusahaan. Hanya satu orang yang diterima
karena dianggap memiliki ambisi dan komitmen dalam hidup. Kalian dapat menemukan berbagai
contoh perbedaan individu orang-orang disekitar tempat tinggalmu, yang memengaruhi peluang
mereka mengalami mobilitas sosial ke atas.
c. Faktor Sosial
Setiap perjuangan diawali dari ketidakpuasan. Ketidakpuasan akans tatus sosial
mendorong manusia untuk terus berjuang segigih-gigihnya. Setiap manusia dilahirkan dalam status
sosial yang dimiliki oleh orangtuanya. Saat ia dilahirkan, tidak ada satu manusia pun yang dapat
memilih status. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orangtuanya, ia
dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi. Kalian tentu juga ingin
meningkatkan status sosialmu. Orangtuamu juga selalu berpesan supaya kalian belajar giat. Mereka
berharap, suatu saat kalian lebih berhasil dari orangtuamu.
d. Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Keadaan ekonomi
yang baik memudahkan individu dan kelompok melakukan mobilitas sosial. Kalian dapat
memperhatikan berbagai fenomena masyarakat disekeliling kita. Masyarakat yang kondisi
ekonominya baik, cenderung lebih mudah melakukan mobilitas sosial. Dengan kondisi ekonomi
yang baik mereka mudah untuk memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan lainnya. Hal ini
tentu berbeda dengan masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi atau bahkan kesulitan
memenuhi kebutuhan dasarnya. Pada masyarakat yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan
dasar, prioritas utama adalah pemenuhan kebutuhan primer.
e. FaktorPolitik
Bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki stabilitas politik yang baik.
Kondisi Negara aman dan damai sehingga para pemimpin dapat menjalankan roda pembangunan
dengan baik. Semua rakyat berperan aktif dalam pembangunan. Kondisi ini tentu berbeda dengan
situasi Indonesia pada tahun 1945-1950. Pada masa tersebut, situasi politik dalam negeri tidak
menentu. Belanda masih berusaha menguasai Indonesia sehingga memilih perangbaru.
Beberapa pemberontakan juga terjadi, yang membuat pemerintah lebih sibuk mengurus keamanan
Negara dari pada meningkatkan perekonomian. Hal ini jelas memengaruhi mobilitas sosial warga
negara.
f. Kemudahan dalam Akses Pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mudah juga bagi orang untuk
melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperolehnya. Sebaliknya, kesulitan
dalam mengakses pendidikan yang bermutu menjadikan orang tak menjalani pendidikan yang
bagus, serta sulit untuk mengubah status karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan. Apabila
kalian menginginka pendidikan setinggi-tingginya, Negara telah menyediakan berbagai
kemudahan. Untuk pendidikan SD dan SMP, Negara telah membebaskan biayadasar pendidikan.
Walaupun demikian, tentu bukan pendidikan gratis. Sebab, kalau ingin mutu sekolah semakin baik,
tentu diperlukan biaya yang tinggi juga. Untuk pendidikan tingkat menengah, beberapa daerah juga
telah membebaskan biaya pendidikan. Apabila masih terjadi kesulitan, pemerintah dan swasta
memberikan banyak beasiswa.
Beberapa faktor penghambat mobilitas sosial adalah sebagai berikut.
a. Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai
status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan
yang rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan terbatas. Saat ini, Negara
Indonesia masih memiliki penduduk miskin ±12%. Hal ini menjadi hambatan dalam mobilitas sosial.
Karena itulah, pemerintah berusaha mengurangi kemiskinan tersebut dengan berbagai cara. Dengan
hilangnya kemiskinan, dengan sendirinya masyarakat akan mudah mengakses berbagai fasilitas
dasar dan memudahkan mobilitas.
b. Diskriminasi
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan karena alas an perbedaan bangsa, suku, ras,
agama, golongan. Pada masa penjajahan, terjadi diskriminasi pemerintah Hindia Belanda terhadap
masyarakat keturunan Eropa dan masyarakat Indonesia. Dalam memperoleh pendidikan, masyarakat
Indonesia disediakan sekolah yang kualitasnya berbeda dengan sekolah-sekolah untuk orang-orang
Eropa. Hal ini tentu mempersulit mobilitas sosial rakyat Indonesia.
Kekayaan dan keanekaragaman masyarakat Indonesia baik suku, agama, ras, pekerjaan,
danl ain-lain menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia itu bersifat plural. Kata “plural” berasal
dari bahasa Inggris yang artinya “jamak”, sedangkan “pluralitas” berarti kemajemukan. Pluralitas
masyarakat Indonesia memiliki arti yang sama dengan kemajemukan masyarakat Indonesia.
Selain istilah pluralitas, istilah lain yang berhubungan dengan keragaman, yakni
multikultutal. Multikultural berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua) dan culture
artinya kebudayaan. Masyarakat multicultural adalah masyarakat yang memiliki lebih dari dua
kebudayaan. Masyarakat multicultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber nilai
bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya. Keragaman budaya tersebut
berfungsi untuk mempertahankan identitas dan integrasi sosial masyarakatnya.
1. Perbedaan Agama
Hal ini sangat penting agar dalam diri kita tumbuh sikap saling memahami dan menghargai
atau bertoleransi. contohnya, ketika umat Islam melaksanakan salat Idul fitri dilapangan, umat
beragama lain perlu memahami bahwa kegiatan di lapangan tersebut merupakan upacara
keagamaan/persembahyangan. Tentu saja, hanya pemeluk agama Islam yang melaksanakan kegiatan
salat Idul fitri.Namun demikian,pemeluk agama lain membantu menciptakan suasana agar salat
berlangsung aman dan nyaman. Toleransi dalam beragama bukan berarti kita mencampur adukkan
ajaran agama, tetapi saling menghormati dan membantu menciptakan keamanan dan kenyamanan
umat beragama lain dalam beribadah.
a. Agama Islam
Agama Islam merupakan agama yang dipeluk sebagian besar masyarakat Indonesia.
Menurut sensus tahun 2010, sebanyak 87,2% penduduk Indonesia beragama Islam.Agama Islam
diperkirakan telah sampai diIndonesia pada abad VII yang kemudian diikuti perkembangan
kerajaan-kerajaan bercorak Islam diIndonesia. Sebelum kedatangan Islam diIndonesia telah
berkembang agama Hindu dan Buddha sejak sekitar abad IV M.
b. Agama Kristen Protestan
Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa colonial Belanda (VOC) sekitar
abad XVI. Pada abad XX, Kristen Protestan berkembang dengan sangat pesat, yang ditandai dengan
kedatangan para misionaris dari Eropa kebeberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat
Papua, Sumatra Utara, Sulawesi Utara, dan Jawa.
c. Agama Kristen katholik
Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang diperkuat dengan
kedatangan bangsa Spanyol
.
d. Agama Hindu
Agama Hindu diperkirakan telah masuk ke Indonesia sejak awal abad Masehi. Pada saat
mempelajari perkembangan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
e. Agama Buddha
Perkembangan agama Buddha diperkirakan terjadi bersamaan dengan perkembangan agama
Hindu. Kerajaan Sriwijaya di Sumatra merupakan salah satu pusat studi agama Buddha di Asia
Tenggara. Banyak sarjana dari Tiongkok dan bangsa-bangsa AsiaTimur mempelajari agama Buddha
di Sriwijaya.
f. Agama Konghucu
2. Perbedaan Budaya
Koentjaraningrat (1996) menjelaskan bahwa kata kebudayaan berasal dari Sansekerta buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “kekal” .Culture adalah kata asing
yang berasal dari kata bahasa Latin colere (yang berarti “mengolah”, “mengerjakan”, dan terutama
berhubungan dengan pengolahan tanah atau bertani), memiliki makna yang sama dengan kebudayaan,
yang kemudian berkembang maknanya menjadi “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk
mengolah tanah dan mengubah alam”.
a) Menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan sebuah sistem gagasan dan
rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam
kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar.
b) Menurut E.B. Taylor, budaya ialah suatu keseluruhan yang kompleks
meliputi kepercayaan, kesusilaan, seni, adat istiadat, hukum, kesanggupan,
dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai bagian dari
masyarakat.
c) Menurut Linton, budaya merupakan keseluruhan dari sikap dan pola
perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang
diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat.
d) Menurut sosiolog J.J. Hoenigman, terdapat tiga wujud budaya,yaitu gagasan
, tindakan, dan karya.
Budaya merupakan salah satu ke khasan manusia yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Manusia selalu menghasilkan budaya karena manusia dikaruniai akal untuk
berpikir dalam rangka memperbaiki taraf hidupnya. Hal inilah yang membedakan hewan dan
manusia. Ada pun hewan menggunakan naluri. Hewan cenderung bersifat statis (menetap),
sedangkan manusia selalu berubah (dinamis).
Banyak Hal Yang Memengaruhi Perbedaan Budaya Masyarakat Indonesia.
a. Perbedaan Lokasi
Bandingkan bentuk rumah asli masyarakat Jawa dan Kalimantan. Perbedaan kondisi alam
diJawa dan Kalimantan menyebabkan perbedaan hasil kebudayaan berupa rumah. Dan berbagai
kerajinan yang dibuat masyarakat pegunungan dengan kerajinan yang dibuat masyarakat pesisir.
b. PerbedaanAgama/Keyakinan
Agama Hindu dan Buddha banyak meninggalkan hasil kebudayan berupa patung dan relief
pada dinding-dinding candi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari sistem kepercayaan Hindu-Buddha
yang menjadikan candi sebagai salah satu tempat suci. Relief pada dinding-dinding candi Hindu-
Buddha biasanya juga mengandung berbagai ajaran untuk umatnya. Dan ada berbagai candi, patung,
dan relief peninggalan kerajaan masa Hindu-Buddha dipusat-pusat kerajaan tersebut.
1. Perbedaan Suku Bangsa
Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Suku Jawa
adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi.
Sebagian besar suku Jawa tinggal diPulau Jawa,terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Banyak dari
anggota suku ini telah bertransmigrasi dan tersebar keberbagai pulau di Nusantara bahkan
bermigrasi keluar negeri. Suku Sunda, suku Melayu, dan suku Madura.
2. Perbedaan Pekerjaan
Pekerjaan merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan. Saat ini, berbagai jenis pekerjaan baik sector formal maupun non formal.
Pekerjaan sektor formal adalah berbagai pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku usaha resmi baik
pemerintah maupun swasta. Para karyawanp erusahaan, pegawai kantor bank, pegawai pemerintah,
dan guru merupakan contoh pekerjaan pada sector formal.
Kondisi tersebut berbeda dengan pekerjaan pemilik bengkel, petani, penjual dipasar, dan
pelaku usaha mandiri lainnya. Mereka bekerja secara mandiri, tak tergantung pada pihak lain. Sebagai
contoh, pekerjaan sebagai pedagang bakso keliling sangat tergantung pada pedagang tersebut. Hal ini
berbeda dengan orang yang bekerja sebagai karyawan perusahaan atau lembaga pemerintah.
3. Peran dan Fungsi Keragaman Budaya
Kekayaan beragam tarian tersebut menggambarkan keberagaman budaya Indonesia. Tarian
daerah sebagai salah satu kekayaan seni budaya bangsa Indonesia menjadi salah satu daya tarik
bangsa-bangsa asing. Kekayaan kesenian berupa tarian daerah menjadi salah satu daya pikat
wisatawan baik domestic maupun manca negara. Tarian daerah bukan hanya sekadar untuk dilihat,
tetapi juga mengandung makna yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Tarian daerah
diIndonesia merupakan ekspresi jiwa masyarakat Indonesia. Tarian tersebut menggambarkan nilai-
nilai penting yang dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat masa sekarang. Seni tari
Indonesia mengandung banyak nilai moral dan keagamaan, yang menjadi pedoman bagi perilaku
Indonesia.
Peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembangunan nasional sebagai berikut:
a. Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing
b. Mengembangkan Kebudayaan Nasional
c. Tertanamnya Sikap Toleransi
d. Saling Melengkapi Hasil Budaya
e. Mendorong Inovasi Kebudayaan
C. Keterampilan
Penilaian Unjuk Kerja
Instrumen Penilaian
Kuran
Sangat Tidak
Baik g
No Aspek yang Dinilai Baik Baik
(75) Baik
(100) (25)
(50)
Kesesuaian respon
1
dengan pertanyaan
Keserasian pemilihan
2
kata
Kesesuaian penggunaan
3
tata bahasa
4 Pelafalan
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
1. Instrumen Penilaian (terlampir)
b. Pertemuan Pertama
c. Pertemuan Kedua
d. Pertemuan Ketiga
2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM),
maka guru bisa memberikan soal tambahan.
Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Lampiran 7. Soal Ulangan dan Kunci Jawaban
SOAL ULANGAN
1. Faktor struktural
2. Faktor ekonomi
3. Faktor kemiskinan
4. Faktor individu
5. Faktor diskriminasi
Yang termasuk faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial yaitu nomor ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 5
d. 3, 4, dan 5
5. Wakil kepala bagian kesiswaan mengumumkan akan dilaksanakan pemilihan
pengurus OSIS dalam waktu dekat ini dan bagi siswa-siswi yang berminat
dipersilahkan secara terbuka untuk mencalonkan diri. Kegiatan pemilihan pengurus
OSIS di atas termasuk salah satu yang dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial
yaitu dari faktor ...
a. struktural
b. sosial
c. politik
d. pendidikan
6. Arman gagal mendapatkan pekerjaan yang ia cita-citakan sejak belajar di bangku
SMP. Pekerjaan itu berhasil didapat oleh Zaki teman sekelasnya dulu dikarenakan
riwayat pendidikan Zaki yang lebih tinggi. Arman hanya mampu melanjutkan
sekolahnya sampai tingkat SMA. Faktor penghambat kegagalan mobilitas sosial pada
Arman disebabkan karena ...
a. Kemiskinan
b. Kekeluargaan
c. Kedekatan
d. Diskriminasi
7. Yang termasuk contoh saluran mobilitas sosial pada bidang ekonomi berikut ini
adalah ...
a. Koperasi sekolah, OSIS, dan PGRI
b. Koperasi nelayan, BUMN, dan PT
c. Partai, IDI, dan HIPMI
d. Sekolah, BLK, dan Universitas
8. Penduduk suatu desa telah menyadari arti pentingnya pendidikan sehingga berdampak
terhadap peningkatan gaya hidup dan mata pencaharian mereka. Kondisi tersebut
menunjukkan hasil positif mobilitas sosial yaitu ...
a. Mendorong seseorang untuk maju
b. Meningkatkan integrasi sosial
c. Mempercepat tingkat perubahan sosial
d. Meningkatkan hasil budaya masyarakat
9. Berikut ini merupakan dampak negatif adanya mobilitas sosial adalah, kecuali ...
a. Terjadinya konflik antarpartai dalam merebut kekuasaan
b. Timbul perasaan takut, gelisah kehilangan pekerjaan atau jabatan
c. Menimbulkan penyakit darah tinggi, insomnia, dan asam lambung
d. Adanya persaingan antarkaryawan berdasarkan kinerja
10. Perayaan Waisak untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting merupakan Hari Raya
Keagamaan ...
a. Islam
b. Hindu
c. Buddha
d. Konghucu
11. Perhatikan gambar berikut ini!
Gambar di atas merupakan contoh hasil kebudayaan masyarakat yang berwujud ...
a. Gagasan
b. Tindakan
c. Karya
d. warisan
12. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi keberagaman budaya masyarakat di
Indonesia, kecuali ...
a. Perbedaan lokasi
b. Perbedaan agama
c. Perbedaan adat-istiadat
d. Perbedaan individu
13. Suku Jawa, Samin, dan Karimun berasal dari daerah ...
a. Jawa Barat
b. Jawa Tengah
c. Jawa Timur
d. Yogyakarta
14. Faktor yang menyebabkan perbedaan suku bangsa di Indonesia adalah ...
a. Tingkatan sosial
b. Tingkatan ekonomi
c. Tempat kelahiran
d. Sejarah nenek moyang
15. Segala bentuk pekerjaan dan profesi adalah sama mulianya tidak ada yang lebih
rendah atau lebih tinggi, karena ...
a. Jumlah pendapatan yang diperoleh besarnya sama
b. Sama-sama untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga
c. Semua profesi saling membutuhkan satu sama lain
d. Pekerja dan profesional sama-sama memiliki kewajiban membayar pajak
16. Penemuan cara baru dan khas dalam mengelola lahan pertanian merupakan salah satu
peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembangunan nasional yaitu ...
a. Sebagai daya tarik bangsa asing
b. Saling melengkapi hasil budaya
c. Tertanamnya sikap toleransi
d. Mendorong inovasi kebudayaan
17. Pluralitas budaya bangsa sebaiknya disikapi dengan ...
a. Perbedaan budaya harus dihapus dan membentuk kebudayaan yang universal
b. Kebudayaan nenek moyang diganti dengan kebudayaan baru yang lebih maju
c. Saling mendukung serta kebersamaan dalam mengembangkan kebudayaan
nasional
d. Kebudayaan daerah adalah kebudayaan kuno yang lambat laun akan hilang
18. Pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan pengertian konflik adalah ...
a. Perjuangan memperoleh status dan kekuasaan dengan cara menundukkan
pesaingnya
b. Benturan kekuatan dan kepentingan antar satu kelompok dengan kelompok
lainnya untuk memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan
c. Persaingan antar individu, antara individu dengan kelompok, dan antar
kelompok untuk meraih tujuan tertentu yang dilakukan secara sehat
d. Proses sosial yang bersifat antagonistik dengan bentuk perilaku melawan dan
melakukan kekerasan
19. Yola adalah penduduk pendatang di Desa Permai. Usulannya untuk membuka usaha
hiburan menuai protes dari penduduk karena dianggap dapat mengganggu aktivitas
masyarakat.
Kasus di atas menunjukkan terjadinya konflik dikarenakan ...
a. Perbedaan individu
b. Perbedaan kepentingan
c. Perbedaan kebudayaan
d. Perbedaan pendidikan
20. Kegiatan demonstrasi persatuan buruh kepada pengelola perusahaan yang menuntut
gajinya dinaikkan termasuk ke dalam konflik antara ...
a. individu dengan individu
b. individu dengan kelompok
c. kelompok dengan kelompok
d. kemajuan dengan keadilan
21. Pertengkaran antar teman di sekolah tergolong konflik antara ...
a. kemajuan dengan keadilan
b. kelompok-dengan kelompok
c. individu dengan kelompok
d. individu dengan individu
22. Terkadang konflik membawa pengaruh positif terhadap kedua belah pihak seperti ...
a. Masing-masing pihak mempertahankan kebenaran yang diyakini
b. Meningkatnya solidaritas sesama anggota kelompok
c. Dapat saling menaklukkan antar kedua belah pihak
d. Keretakan hubungan antar individu atau kelompok
23. Tipe penyelesaian konflik dengan mengorbankan tujuan pribadi untuk
mempertahankan hubungan dengan orang lain adalah ...
a. Tawar-menawar dengan lawan konflik
b. Kolaborasi antar kedua belah pihak
c. Menghindari terjadinya sebuah konflik
d. Menyesuaikan kepada keinginan lawan konflik
24. Proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi
satu kesatuan disebut ...
a. mobilitas sosial
b. integrasi sosial
c. perubahan sosial
d. nilai-nilai sosial
25. Berikut yang bukan merupakan syarat terjadinya integrasi sosial menurut William F.
Ogborn dan Meyer Nimkoff adalah ...
a. Adanya rasa saling mengisi kebutuhan-kebutuhan antar anggota masyarakat
b. Terdapat konsensus bersama mengenai nilai dan norma dalam masyarakat
c. Nilai dan norma sosial yang berlaku telah lama dijalankan secara konsisten
d. Ada satu kelompok yang memegang fungsi penting dalam masyarakat secara
turun menurun
NILAI KELAS:8.1
NILAI
NO NAMA L /P KD3/BAB II
T1 T3 UH3
1 AHMAD RAFIF L 80 75 75
2 ALBRIAN JONATHAN RAMA L 85 70 78
DHANIO
3 ALVIRA DWINA KUSWINDI P 85 85 77
4 ALYSA AYU DESTIARA P 80 80 78
5 ARYA PUTRA CRISLAMIN S L 80 85 75
6 AZIZAH NURHALIZAH P 90 80 78
7 BINTANG AKBAR WINARDI L 85 85 75
8 DADANG CHANDRA WIJAYA L 85 80 76
9 DANU SUWARNA L 80 75 78
10 GADING SATRYA PRATAMA L 85 80 75
11 IBNU MUHAMAD RAFI L 85 85 80
12 JAMALI L 95 85 80
13 JIHAN ZALFA AZAHRA P 95 85 77
14 MESAKH RAFAEL L 90 85 80
HAMONANGAN SIBURIAN
15 MIA SAFITRI P 80 85 80
16 MOCH JAYA PERMADI L 80 85 77
17 MOCHAMAD NUR AFFAN L 80 80 78
HARDIANSYAH
18 MUHAMMAD AFRIZAL L 85 85 75
RAMADLAN
19 MUHAMAD MIFTAHUL HUDA L 80 75
20 MULKIARON SAPUTRA BASIT L 80 85 80
21 NAUFAL FALIH FAKHRUDIN L 80 80 80
22 NEYSA ZAHWA EQUILLA P 95 85 80
23 NURUL AISYA SUTRISNO P 90 85 78
24 REYNATA NINDYA LARASATI P 95 90 80
25 RIFAS NOFITRI ANJELIKA P 95 85 80
26 RIFQY ABDIL HANAFI L 85 85 75
27 ROBBY AGUS CAHYONO L 85 90 78
28 SABRINA AL AZAZAH P 85 85 78
29 SELLOADAM EAGLION L 80 90 75
30 SELVIANA RAHMAWATI P 80 85 80
31 SUMIATI P 90 80 78
32 YUNITA RAHMAWATI P 85 85 80
NILAI KELAS:8.2
NILAI