Anda di halaman 1dari 88

LAPORAN KEGIATAN

PENGENALAN LATIHAN PERSEKOLAHAN (PLP) II


DI SMPN 27 MALANG

Oleh:
EDUARDUS KOPA
NPM. 160401050121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2019
LAPORAN KEGIATAN
PENGENALAN LATIHAN PERSEKOLAHAN (PLP) II
DI SMPN 27 MALANG

Oleh:
EDUARDUS KOPA
NPM. 160401050121

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa sebab


atas bimbingan, rahmat, dan berkat-Nya penyusun diberi kemudahan dalam
melaksanakan PLP II Universitas Kanjuruhan Malang di SMPN 27 Malang.
Program magang ini memberikan banyak sekali manfaat sebagai bekal masa
depan. Melalui kegiatan ini penyusun telah belajar banyak terutama dalam hal
berorganisasi, saling memahami, saling bertukar pikiran, mengendalikan emosi,
dan masih banyak hal lagi yang kami dapatkan.
Laporan ini merupakan hasil kegiatan yang telah dilakukan selama
melaksanakan kegiatan PLP II di SMPN 27 Malang yang dimulai pada tanggal 23
September sampai dengan 23 November 2019. Tentunya, semua ini dapat
terwujud bukan karena diri pribadi penyusun saja, tetapi banyak pihak yang telah
membantu dalam melaksanakan kegiatan PLP II, sehingga dapat berjalan dengan
lancar.
Pada kesempatan ini, penyusun menyampaikan terimakasih kepada:
1. Keluarga yang saya cintai terutama kepada orang tua yang telah
memberikan dukungan moral dan materi.
2. Ketua LP3L beserta staff yang telah memberikan semua informasi
pelaksanaan kegiatan PLP II di Sekolah.
3. Ika Meviana M.Pd selaku Dosen Pembimbing Magang (DPM) yang telah
memberikan bimbingan dan pemantauan hingga penyusunan laporan ini.
4. Joni Sutaryono, S.Pd, M.Pd selaku Kepala SMP Negeri 27 Malang.
5. Suyanto, M.Pd selaku Koordinator PLP II di SMPN 27 Malang
6. Kristin Emawati, S.Kom selaku kurikulum di SMPN 27 Malang.
7. Nasihuddin, S.E. selaku Guru Pamong PLP II yang telah banyak
memberikan arahan sehingga kegiatan program PLP II yang dilaksanakan
oleh mahasiswa dapat berjalan lancar.
8. Rekan-rekan seperjuangan mahasiswa PLP II di SMPN 27 Malang yang
sudah membantu melancarkan pelaksanaan kegiatan selama ini.
9. Bapak/Ibu dan Karyawan SMPN 27 Malang yang sudah membantu
melancarkan pelaksanaan kegiatan PLP II selama ini.
10. Peserta didik Kelas VIII SMPN 27 Malang yang telah bersama kami untuk
berbagi ilmu selama 2 bulan.
11. Semua pihak yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam pelaksanaan kegiatan PLP II Universitas Kanjuruhan Malang di
SMPN 27 Malang.
Dalam penyusunan laporan ini, penyusun menyadari masih banyak
kekurangan dalam pelaksanaan maupun penyusunan laporan kegiatan PLP II,
sehingga kritik maupun saran yang dapat membangun sangat diperlukan demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak, terutama bagi pihak SMPN 27 Malang dan mahasiswa PLP II Universitas
Kanjuruhan Malang.

Malang, 05 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN PLP II........................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... v

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Tujuan PLP II................................................................................. 4
C. Manfaat Program PLP II................................................................ 4
D. Analisis Situasi.............................................................................. 6
E. Perumusan Program Dan Rancangan Kegiatan PLP II................. 7

BAB II. PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL............ 8


A. Persiapan ....................................................................................... 8
B. Pelaksanaan PLP II........................................................................ 14
C. Analisis Hasil Pelaksanaan dan Refleksi....................................... 16
1. Analisis Hasil Pelaksanaan....................................................... 16
2. Refleksi..................................................................................... 17

BAB III. PENUTUP......................................................................................... 20


A. Kesimpulan.................................................................................... 20
B. Saran.............................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 24
LAMPIRAN..................................................................................................... 25
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Kalender Akademik..................................................................................... 26
2. Rencana Pekan Efektif (RPE)...................................................................... 27
3. Program Tahunan........................................................................................ 31
4. Program Smester (Promes)........................................................................ 33
5. Silabus..................................................................................................................... 35
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).................................................. 39
7. Soal Ulangan Dan Kunci Jawaban............................................................... 75
8. Hasil Belajar Siswa ..................................................................................... 82
9. Dokumentasi................................................................................................ 84
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
Pasal 1 Ayat (1) menyatakan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Pada Pasal 8
menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Selanjutnya Pasal 9
menyatakan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal
8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma
empat.
Berdasarkan amanah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen maka penyiapan calon pendidik selanjutnya diatur di dalam
Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
(Permenristekdikti) Nomor 55 tahun 2017 tentang Standar Pendidikan Guru
(SN Dikgu). Pendidikan guru sebagaimana dijelaskan pada SN Dikgu
meliputi Program Sarjana Pendidikan dan Program Pendidikan Profesi
Guru.Hal ini sesuai dengan SN Dikgu Pasal 1 Ayat (4) Program Sarjana
Pendidikan adalah program pendidikan akademik untuk menghasilkan sarjana
pendidikan yang diselenggarakan oleh LPTK. Selanjutnya pasal 5
menyatakan bahwa Program Pendidikan Profesi Guru yang selanjutnya
disebut Program PPG adalah program pendidikan yang diselenggarakan
setelah program sarjana atau sarjana terapan untuk mendapatkan sertifikat
pendidik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan
dasar, dan/atau pendidikan menengah.
Implikasi dari berbagai peraturan perundangan yang terkait dengan
guru dan pendidikan, hal yang paling mendasar adalah perubahan,
pengembangan, dan penyesuaian adalah kurikulum untuk penyiapan guru
profesional, khususnya kurikulum pendidikan Program Sarjana Pendidikan.
Kurikulum pendidikan Program Sarjana Pendidikan yang bermutu, akan
menghasilkan lulusan calon pendidik yang bermutu. Calon pendidik yang
bermutu akan dapat mengikuti Program PPG dengan baik, dan akhirnya akan
dihasilkan luaran sebagai guru profesional. Menyikapi berbagai perundangan
diatas, maka model pengembangan kurikulum pendidikan guru dilakukan
dengan memperhatikan prinsip berikut.
Pertama, keutuhan penguasaan kompetensi yang terkait dengan
akademik kependidikan dan akademik bidang studi. Dan jika memungkinkan
keutuhan untuk pendidikan akademik dan pendidikan profesi, mulai dari
perekrutan, pendidikan akademik, dan pendidikan profesi. Namun jika tidak
memungkinkan terintegrasi antara pendidikan akademik dan pendidikan
profesi, maka keutuhan antara akademik kependidikan dan akademik bidang
studi adalah mutlak.
Kedua, keterkaitan mengajar dan belajar. Prinsip ini menunjukkan
bahwa bagaimana cara guru mengajar harus didasarkan pada pemahaman
tentang bagaimana peserta didik sebenarnya belajar dalam lingkungannya.
Dengan demikian penguasaan teori, metode, strategi pembelajaran yang
mendidik dalam perkuliahan di kelas harus dikaitkan dan dipadukan dengan
bagaimana peserta didik belajar di sekolah dengan segenap latar belakang
sosial-kulturalnya. Oleh karena itu, pada struktur kurikulum pendidikan
akademik untuk calon guru harus menempatkan pemajanan awal (early
exposure), yaitu pemberian pengalaman sedini mungkin kepad acalon guru
dengan Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) atau internship di sekolah
mitra secara berjenjang.
Ketiga, adanya koherensi antar konten kurikulum. Koherensi
mengandung arti keterpaduan (integrated), keterkaitan (connectedness), dan
relevansi (relevance). Koherensi dalam konten kurikulum pendidikan guru
bermakna adanya keterkaitan di antara kelompok matakuliah bidang studi
(content knowledge), kelompok mata kuliah yang berkaitan dengan
pengetahuan tentang metode pembelajaran secara umum (general
pedagogical knowledge) yang berlaku untuk semua bidang studi tertentu
(content specific pedagogical knowledge), pengetahuan dan keterampilan
dalam pengembangan kurikulum (curricular knowledge), pengetahuan dan
keterampilan dalam pemilihan dan pengembangan alat penilaian (assesment
and evaluation), pengetahuan tentang konteks pendidikan (knowledge of
educational context), serta didukung dengan pengetahuan dan keterampilan
dalam memanfaatkan teknologi informasi dalam proses pembelajaran
(information technology). Selain koherensi internal, kurikulum untuk
Program Sarjana Pendidikan harus memperhatikan pula keterkaitan antar
konten, baik pedagogik umum, pedagogik khusus maupun konten mata kuliah
keahlian dan keterampilan dengan realitas pembelajaran di kelas sehingga
terbangun keterkaitan kurikulum program studi dengan kebutuhan akan
pembelajaran di kelas atau sekolah (university-school curriculum linkage).
Dari kerangka pikir tersebut dapat dinyatakan bahwa penyiapan guru
profesional harus disiapkan mulai dari jenjang akademik baik pada tatanan
akademik di kampus maupun pengenalan lapangan sedini mungkin pada
seting nyata (latar otentik) di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya. Hal
ini dimaksudkan agar sedini mungkin calon pendidik memahami,
mengetahui, menghayati, menjiwai, dan memiliki kemampuan kritis dan
analitis terhadap profesinya kelak. Untuk itulah, seluruh mahasiswa Program
Sarjana Pendidikan wajib mengikuti tahapan pemagangan penyiapan calon
guru profesional melalui PLP.
Universitas Kanjuruhan Malang telah merancang dan menetapkan
program PLP sebagai bagian integral kurikulum yang dilaksanakan secara
berjenjang, yaitu PLP II. Setiap program dilaksanakan dengan waktu dan
tujuan yang berbeda. Masing-masing program memiliki bobot SKS sebagai
berikut: PLP II berbobot 4 SKS. Kegiatan PLP dilaksanakan di sekolah mitra
dan dibimbing oleh Dosen Pembimbing (DP) dan Guru Pamong (GP) di
sekolah mitra yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang ditentukan.
Guru Pamong adalah Guru yang ditugaskan untuk mendampingi,
membimbing, memberi inspirasi, dan mengevaluasi mahasiswa yang
melaksanakan PLP.

B. Tujuan Program PLP II


Setelah mengikuti kegiatan PLP II para mahasiswa diharapkan dapat
memantapkan kompetensi akademik kependidikan dan bidang studi yang
disertai dengan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan berpikir tingkat
tinggi melalui kegiatan sebagai berikut.
1. Mempelajari kurikulum dan perangkat pembelajaran yang digunakan guru.
2. Mempelajari model pembelajaran yang digunakan guru.
3. Mempelajari sistem evaluasi yang digunakan guru.
4. Menelaah pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran;
5. Mempelajari RPP, media pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat evaluasi
yang digunakan guru.
6. Menyusun RPP, media pembelajaran, bahan ajar, dan perangkat evaluasi
untuk latihan mengajar.
7. Latihan mengajar dengan bimbingan guru dan dosen pembimbing PLP II
8. Melaksanakan latihan mengajar dengan tujuan untuk merasakan langsung
proses pembelajaran serta pemantapan jati diri calon pendidik
9. Melaksanakan tugas-tugas pendampingan peserta didik dan kegiatan
ektrakurikuler
10. Membantu guru dalam melaksanakan tugas-tugas pekerjaan administrasi guru

C. Manfaat Program PLP II


Setelah melaksanakan kegiatan PLP II yang berlokasi di SMPN 27
Malang diharapkan dapat mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam
bidang akademik dan profesi. Manfaat PLP II secara umum adalah untuk
menjadi bekal bagi mahasiswa agar dapat memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan sikap profesional sebagai calon pendidik.
Selain itu pelaksanaan PLP II diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua komponen terkait, yaitu:
1. Manfaat Bagi Mahasiswa PLP II
 Mengembangkan karakter profesional yang dibutuhkan mahasiswa
untuk memasuki dunia kerja yang nyata.
 Sebagai wadah untuk mempersiapkan diri dalam kegiatan yang
berkaitan dengan penyusunan tugas akhir.
 Membantu memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan
kepada mahasiswa tentang kondisi kerja yang terdapat di lapangan
secara nyata.
 Memperoleh masukan dan umpan balik untuk meningkatkan dan
memperbaiki kemampuan serta keahlian mahasiswa.
 Mengetahui kondisi dan segala aktivitas yang terjadi didalam
sebuah lembaga pendidikan khususnya disekolah
2. Manfaat Bagi SMPN 27 MALANG
 Memperoleh kesempatan untuk ikut serta dalam menyiapkan calon
guru yang berdedikasi dan professional.
 Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu, dan teknologi
dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah.
 Menjadi motivasi dan inspirasi bagi siswa-siswi di SMPN 27
Malang.
 Menjalin persahabatan dan mempererat kerjasama antara lembaga
sekolah dan
Universitas Kanjuruhan Malang.
3. Manfaat bagi Universitas Kanjuruhan Malang
 Mendapatkan masukan yang berguna untuk penyempurnaan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja.
 Membangun sinergitas antara sekolah dengan Universitas
Kanjuruhan dalam mempersiapkan lulusan yang bermutu.
 Mendapatkan umpan-balik tentang kompetensi akademik
mahasiswa Keguruan Universitas Kanjuruhan Malang

D. Analisis Situasi
SMPN 27 Malang yang berlokasi di Jalan. Lesanpuro
Gg.XII/No.248 Kota Malang. Banyaknya SMP yang berada di Malang
membuat setiap sekolah saling berkompetisi untuk menjadi SMP yang
terbaik. Menghadapi kompetisi ini, SMP Negeri 27 Malang melakukan
usaha pembenahan yang dilakukan dengan berbagai cara, baik dengan
pembenahan pada sarana dan prasarana maupun kualitas pembelajarannya.
SMP Negeri 27 ini memiliki tenaga pengajar dan karyawan sejumlah
kurang lebih 30 Guru. Jumlah siswa yang ada seluruhnya sekitar 418,
sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar terdiri atas
beberapa fasilitas, yaitu Komputer, Lab, UKS, Mushola, perpustakaan,
ruang administrasi, ruang guru, ruang tata usaha. Kegiatan ekstra kurikuler
yang dilaksanakan di SMP Negeri 27 Malang ini diantaranya adalah
pramuka, pencak silat, basket, dan lain-lain. Yang dimaksudkan untuk
mengoptimalkan potensi dan minat bakat intelektual siswa.
Informasi-informasi yang diperoleh pada saat observasi melalui
pengamatan langsung dan penjelasan yang diberikan oleh perangkat
sekolah diantaranya:
1. Kegiatan Akademik
Kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 27 Malang dimulai pada
pukul 06.30 WIB yang diawali dengan Doa, Lagu Indonesia Raya
bersama selama 30 menit. Dengan lama durasi tiap 1 jam pelajaran adalah
40 menit. Guru dan karyawan, serta siswa tergolong cukup disiplin dengan
datang, mulai mengajar, dan mengakhiri pelajaran tepat waktu.
2. Kondisi Media dan Sarana Pembelajaran
Sarana pembelajaran di SMP Negeri 27 Malang cukup mendukung
bagi tercapainya proses belajar mengajar, karena ruang teori dan praktik
terpisah. Sarana yang ada di SMP Negeri 27 Malang meliputi:
a. Media pembelajaran
Media pembelajaran yang ada meliputi: blackboard, komputer, LCD.

3. Kegiatan Kesiswaan
Kegiatan kesiswaan yang dilaksanakan di SMP Negeri 27 Malang
antara lain pramuka, PMR, dan olahraga. Semua kegiatan itu bertujuan
agar siswa mampu meningkatkan potensi dan bakat intelektualnya.
Kegiatan ini dilaksanakan setelah jam pelajaran selesai.

E. Perumusan Program dan Rancangan Kegiatan PLP II


Kegiatan Program PLP II dilaksanakan setelah mahasiswa lulus
program PLP 1 dengan nilai minimal B. Program PLP II bertujuan agar
peserta merasakan langsung proses pembelajaran dan memantapkan
jati diri pendidik, dengan menjadi asisten guru, yang dilakukan antara
lain melalui kegiatan mengajar dengan bimbingan melekat guru
pamong dan dosen pembimbing, penjabaran kurikulum kedalam
perangkat pembelajaran yang digunakan guru; melaksanakan tugas-tugas
pendampingan peserta didik dan kegiatan ekstra kurikulum. Perumusan
rancangan kegiatan PLP II disusun agar dalam pelaksanaannya dapat
terarah, baik itu untuk kegiatan belajar teori maupun kegiatan belajar
praktik agar hasil yang dicapai bisa maksimal. Persiapan ini meliputi :
1. Pengajaran Mikro
Pengajaran mikro dilaksanakan di semester 6 dengan tujuan untuk
memberikan bekal awal dalam pelaksanaan PLP II. Dalam kegiatan ini
mahasiswa melakukan praktek mengajar di depan teman-teman sejawat
melalui bimbingan dosen.
2. Pembekalan PLP II
Pembekalan PLP II dimaksudkan untuk memberikan bekal kepada
mahasiswa yang nantinya akan melaksanakan praktek agar siap menjalani
di lokasinya masing-masing.
BAB II
PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

Kegiatan PLP II dilaksanakan selama kurang lebih 2 (dua) bulan,


terhitung mulai tanggal 23 September 2019 sampai dengan 23 November
2019. Program individu yang direncanakan untuk dilaksanakan di SMP
Negeri 27 Malang meliputi persiapan, pelaksanaan dan analisis hasil.
Uraian tentang hasil pelaksanaan program individu sebagai berikut:
A. Persiapan
Persiapan kegiatan PLP II adalah hal yang paling utama yang
harus dilakukan. Hal tersebut dilakukan untuk mempersiapkan mahasiswa
dalam melaksanakan PLP II baik berupa persiapan fisik maupun
mentalnya untuk dapat mengatasi permasalahan yang akan muncul
selanjutnya dan sebagai sarana persiapan program apa yang akan
dilaksanakan nantinya, maka sebelum diterjunkan ke lokasi PLP II.
Sebagai bekal mahasiswa dalam melaksanakan PLP II, persiapan yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Pengajaran Mikro (Micro Teaching)
Guru adalah sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatihan,
pengembangan program, pengelolaan program dan tenaga professional.
Tugas dan fungsi guru tersebut menggambarkan kompetensi yang harus
dimiliki oleh guru yang profesional. Oleh karena itu, para guru harus
mendapatkan bekal yang memadai agar dapat menguasai sejumlah
kompetensi yang diharapkan tersebut dengan melalui pembentukan
kemampuan mengajar (teaching skill) baik secara teoritis maupun praktis.
Secara praktis bekal kemampuan mengajar dapat dilatihkan melalui
kegiatan microteaching atau pengajaran mikro. Program ini dilaksanakan
dalam mata kuliah yang wajib tempuh bagi mahasiswa yang akan
mengambil PLP II pada semester berikutnya. Persyaratan yang diperlukan
untuk mengikuti mata kuliah ini adalah telah lulus mata kuliah PLP 1
dengan nilai minimal B, dan mahasiswa yang telah menempuh minimal
semester 6. Dalam pelaksanaan perkuliahan, mahasiswa diberikan materi
tentang bagaimana mengajar yang baik dengan disertai praktik untuk
mengajar dengan peserta yang diajar adalah teman sekelompok atau peer
teaching. Keterampilan yang diajarkan dan dituntut untuk dimiliki dalam
pelaksanaan mata kuliah ini adalah berupa ketrampilan-ketrampilan yang
berhubungan dengan persiapan menjadi seorang calon guru atau pendidik.
2. Observasi pembelajaran di kelas
Dalam observasi pembelajaran di kelas diharapkan mahasiswa
memperoleh gambaran pengetahuan dan pengalaman pendahuluan
mengenai tugas-tugas seorang guru di sekolah. Observasi lingkungan
sekolah atau lapangan juga bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
aspek-aspek karakteristik komponen kependidikan dan norma yang
berlaku di tempat PLP II.
Berikut merupakan hal yang diobservasi yaitu:
a. Perangkat Pembelajaran
1) Kurikulum K13
Kurikulum yang digunakan adalah K13
2) Silabus
Silabus yang digunakan adalah silabus K13
3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang digunakan adalah
K13
b. Proses Pembelajaran
1) Identitas
PLP II ini di laksanakan di SMPN 27 Malang. Mata Pelajarannya
adalah IPS dan kelas yang di dapat adalah kelas VII semester 1
khususnya kelas VII 2 dan kelas VII 3. Terdapat materi pokok dan
sub-sub materi di dalamnya. Alokasi waktunya adalah 14 x 40
menit.
2) Kompetensi Inti
Kompetensi Inti adalah tingkat kemampuan untuk mencapai
Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki oleh peserta didik
pada setiap tingkat kelas atau program. Kompetensi Inti merupakan
terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam bentuk kualitas.
Kompetensi inti bukan untuk diajarkan, melainkan untuk dibentuk
melalui pembelajaran mata pelajaran yang relevan. Dalam
mendukung kompetensi inti, capaian pembelajaran mata pelajaran
diuraikan menjadi kompetensi dasar yang dikelompokkan menjadi
empat bagian. Hal ini sesuai dengan rumusan kompetensi inti yang
didukungnya, yaitu dalam kelompok kompetensi sikap spiritual,
sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan.
3) Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap
minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa
siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan,
oleh karena itulah maka kompetensi dasar merupakan penjabaran
dari standar kompetensi.
4) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi
dasar.
5) Materi Pembelajaran
Merupakan pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa
sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai
dengan menggunakan instrumen penilaian yang disusun
berdasarkan indikator pencapaian belajar memuat fakta, konsep,
prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-
butir sesuai dengan rumusan indikator pencapaian kompetensi.
6) Metode dan Model Pembelajaran
merupakan cara yang digunakan oleh guru untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mencapai kompetensi dasar atau seperangkat indikator yang telah
ditetapkan. Pemilihan model/ pendekatan/ metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak
dicapai pada setiap mata pelajaran. Metode pembelajaran dalam
menyampaikan materi, guru menggunakan metode pembelajaran
dilakukan dengan cara ceramah, tanya jawab, dan diskusi.
7) Media dan Alat/ bahan
Media pembelajaran yang digunakan saat guru mengajar adalah
Buku Pegangan yang diunduh melalui situs di internet, dan
whiteboard. Alat / bahan merupakan bahan pendukung yang di
gunakan guru untuk membantu kegiatan pembelajaran dalam
menyampaikan materi dan memudahkan siswa untuk memahami
materi pembelajaran.
8) Sumber Pembelajaran.
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi. Sumber belajar adalah rujukan,
objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran,
yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta
lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.
9) Langkah- langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan
Guru memberikan salam kepada peserta didik, langsung dijawab
oleh peserta didik. Selanjutnya guru mengondisikan kelas agar
peserta didik siap untuk menerima materi yang akan diberikan.
Pembukaan pembelajaran diikuti dengan melakukan presensi
siswa lalu kemudian guru memotivasi siswa agar lebih
semangat dalam mengikuti pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup
bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Kegiatan ini dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui
proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Guru
menyampaikan materi dengan cara menjelaskan materi,
mengaitkan materi pembelajaran dengan hal-hal yang terjadi
disekitar kita yang berkaitan dengan materi sehingga peserta
didik paham dengan materi yang diberikan. Cara memotivasi
siswa disaat siswa sudah mulai jenuh dengan keadaan kelas,
guru mengalihkan perhatian siswa dengan cara sejenak atau
memutar video pembelajaran sehingga diharapkan setelah itu
siswa tidak lagi merasa jenuh dalam menerima materi.
3. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri
aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik,
dan tindaklanjut.
10) Penilaian hasil pembelajaran
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu
tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu kompetensi
dasar. Hasil belajar dalam silabus berfungsi sebagai petunjuk
tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh siswa
sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan
kompetensi dasar dan materi standar yang dikaji.Hasil belajar bisa
berbentuk pengetahuan, keterampilan,maupun sikap. Prosedur dan
instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar
Penilaian.
11) Mengetahui kepala sekolah
Dalam proses pembuatan rencana pembelajaran dan semua
kegiatan pembelajaran harus mengetahui kepala sekolah.
c. Perilaku Siswa
1) Perilaku siswa di dalam kelas
a) Sebagian besar siswa memerhatikan penjelasan guru tapi ada
beberapa
yang membuat gaduh.
b) Ada siswa yang kurang tertib, yaitu tidak memasukkan baju
seragam.
c) Beberapa siswa ada yang mengobrol dengan temannya saat guru
menjelaskan materi.
2) Perilaku siswa di luar kelas
Siswa ada yang istirahat di dalam kelas dan ada yang di kantin.
Dari observasi di atas didapatkan suatu kesimpulan bahwa kegiatan belajar
mengajar sudah berlangsung baik. Sehingga peserta PLP II hanya tinggal
melanjutkan saja, dengan membuat persiapan mengajar sebagai berikut:
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran
b. Menyusun materi pelajaran
c. Media pembelajaran
d. Kisi-kisi soal
e. Rekapitulasi Nilai
f. Analisis hasil belajar
g. Alokasi waktu
h. Soal evaluasi
Dalam pelaksanaan KBM, terbagi atas dua bagian yaitu praktik
mengajar terbimbing dan praktik mengajar mandiri. Dalam praktik
mengajar terbimbing mahasiswa dibimbing dalam persiapan dan
pembuatan materi, sedangkan praktik mengajar mandiri mahasiswa diberi
kesempatan untuk mengelola proses belajar secara penuh, namun demikian
bimbingan dan pemantauan dari guru tetap dilakukan.
3. Konsultasi dengan Guru Pembimbing
Agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan lancar, maka sebelum
mengajar, mahasiswa praktikan melakukan konsultasi dengan guru
pembimbing tentang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), materi
yang akan digunakan untuk mengajar dan berbagi pengalaman mengenai
pengolaan kelas.
4. Persiapan Mengajar
Sebelum pelaksanaan mengajar di kelas berlangsung, penulis
melakukan beberapa persiapan demi kelancaran dalam proses belajar
mengajar. Persiapan tersebut meliputi:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
b. Materi pembelajaran
c. Media pembelajaran
d. Evaluasi pembelajaran

B. PELAKSANAAN PLP II
1. Pelaksanaan Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Dalam pelaksanaan kegiatan PLP II, penulis mendapat tugas untuk
mengajar kelas VIII. Penentuan guru pembimbing dan mata pelajaran
yang akan diampuh oleh mahasiswa ditentukan Koordinator guru
pamong, sedangkan mengenai banyaknya kelas yang akan diampu
berdasarkan kebijakan dari guru pamong.
2. Pelaksanaan Penyusunan Materi Pembelajaran
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dibuat agar materi pelajaran
yang akan disampaikan dapat ditentukan. Dengan demikian mahasiswa
praktikan dapat menyusun materi pelajaran yang akan disampaikan pada
kegiatan belajar mengajar dikelas. Pembuatan materi pelajaran dilakukan
beberapa hari sebelum mahasiswa mengajar dikelas. Dalam penulisan
materi pelajaran ini penulis mengacu dari materi yang diberikan oleh guru
pamong, materi-materi lain dari internet yang berkaitan dengan materi
yang akan diajarkan.
3. Pelaksanaan Pemilihan Metode Mengajar
Metode adalah suatu prosedur untuk mencapai tujuan yang efektif
dan efisien. Metode mengajar adalah cara untuk mempermudah siswa
mencapai tujuan belajar atau prestasi belajar. Metode mengajar bersifat
prosedural dan merupakan rencana menyeluruh yang berhubungan dengan
penyajian materi pelajaran. Masing-masing metode mengajar mempunyai
kelebihan kekurangan. Metode mengajar yang dipilih disesuaikan dengan
tujuan belajar dan materi pelajaran yang akan diajarkan. Jadi metode
mengajar bukanlah merupakan tujuan, melainkan cara untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
Pemilihan metode mengajar dilakukan bersamaan dengan membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Metode mengajar yang
digunakan selama kegiatan belajar mengajar menggunakan metode
ceramah, demonstrasi, eksperimen, tanya jawab, diskusi kelompok,latihan
dan penugasan.
4. Pelaksanaan Pemilihan Media Pembelajaran
Sarana dan prasarana pendukung proses belajar mengajar di SMP Negeri
7 Malang sudah cukup baik. Salah satu sarana dan prasarana yang ada di
SMP Negeri 7 Malang ini adalah LCD Proyektor yang telah tersedia
disetiap kelas dan di laboratorium.
5. Pelaksanaan Praktik Mengajar
Dalam pelaksanaan KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) mahasiswa
diberikan kepercayaan untuk langsung melaksanakan praktik mengajar.
Dalam praktik mengajar mandiri mahasiswa diberi kesempatan untuk
mengelola proses pembelajaran dikelas secara penuh, namun demikian
bimbingan dan pemantauan dari guru pembimbing tetap dilakukan.
Mahasiswa mendapat jadwal mengajar dua kali seminggu untuk 1 kelas.
Jadwal mengajar di kelas VIII yaitu hari Senin sampai Jumad.
6. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah proses penimbangan yang diberikan kepada nilai materi
ataupun metode tertentu untuk tujuan atau maksud tertentu pula.
Sedangkan penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik (PP 19
Tahun 2005, pasal 1). Penimbangan tersebut dapat bersifat kualitatif
maupun kuantitatif dengan maksud untuk memeriksa seberapa jauh materi
atau metode tersebut dapat memenuhi tolak ukur yang telah ditetapkan.
Evaluasi pembelajaran yang digunakan dalam mata pelajaran fisika yaitu
dengan memberikan tugas individu berupa tugas, eksperimen, kuis dan
ulangan harian.

C. Analisis Hasil Pelaksanaan Dan Refleksi


1. Analisis Hasil Pelaksanaan
Secara umum mahasiswa dalam melaksanakan PLP II tidak banyak
mengalami hambatan, melainkan mendapat pengalaman dan dapat belajar
untuk menjadi guru yang baik dengan bimbingan guru pembimbing masing-
masing di sekolah. Adapun beberapa hambatan yang muncul dalam
pelaksanaan kegiatan PLP II adalah sebagai berikut:
a. Analisis Hasil Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah mahasiswa telah membuat 2 buah rencana
pelaksanaan pembelajaran untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
yang digunakan dalam Semester 1. Hambatan saat menyusun RPP antara lain
format RPP belum sesuai dengan format RPP yang biasa digunakan di SMP
Negeri 27 Malang.
b. Analisis Hasil Penyusunan Materi Pelajaran
Materi yang dibuat adalah materi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
c. Analisis Hasil Pemilihan Metode Mengajar
Metode mengajar yang digunakan selama kegiatan belajar mengajar
yaitu menggunakan ceramah, tanya jawab, diskusi kelompok, presentasi,
latihan dan penugasan. Pemilihan metode mengajar ini disesuaikan dengan
karakteristik materi dan karakteristik siswa yang akan diajar. Selama
menggunakan metode tersebut, proses kegiatan belajar mengajar dikelas
berlangsung cukup efektif. Namun demikian, penggunaan metode ini masih
ada beberapa hambatan yang terjadi, seperti siswa merasa bosan dan
mengantuk selama proses belajar mengajar.
d. Analisis Hasil Pemilihan Media Pembelajaran
Media pembelajaran yang digunakan selama praktik mengajar di kelas
adalah media gambar. Hambatan yang dihadapi saat memilih media
pembelajaran adalah siwanya kurang begitu antusias dalam menggunakan
media. Melihat kondisi yang semacam ini, mahasiswa harus berupaya untuk
membuat media yang lain dan alternatif agar siswa mampu memahami materi
yang disampaikan selain memakai video.
e. Analisis Hasil Praktik Mengajar
Selama kegiatan PLP II di SMP Negeri 27 Malang, mahasiswa telah
melakukan kegiatan belajar mengajar selama 7 kali pertemuan pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dikelas VII 2 dan VII 3. Hambatan yang
dihadapi mahasiswa saat mengajar diantaranya adalah ada beberapa siswa
yang sering mengobrol sendiri, membuat gaduh di dalam kelas sehingga
memecah konsentrasi teman yang lainnya, dan ada sebagian siswa yang
sering melamun sendiri. Selain itu, masih ada siswa yang tidak mencatat
materi pelajaran yang disampaikan oleh mahasiswa. Perilaku siswa yang sulit
dikendalikan ini menyebabkan materi pelajaran yang diberikan oleh
mahasiswa menjadi kurang maksimal untuk diterima oleh siswa dan
meyebabkan adanya perbaikan pada saat ulangan harian.
f. Analisis Hasil Evaluasi Pembelajaran
Selama melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas, mahasiswa
telah melakukan 7 kali evaluasi, penugasan mandiri maupun kelompok.
Berdasarkan dari berbagai hasil evaluasi tersebut, sebagian siswa sudah
memenuhi KKM sehingga tidak perlu dilakukan perbaikan. Kriteria
Ketuntasan Minimum untuk mata pelajaran tersebut yaitu 75.

2. Refleksi
Berdasarkan dari hasil analisis pelaksanaan kegiatan yang telah
dilakukan, terdapat beberapa hambatan atau masalah yang ditemui selama
pelaksanaan kegiatan tersebut. Beberapa hambatan atau masalah yang muncul
selama pelaksanaan tersebut perlu diberikan suatu penanganan atau refleksi,
agar pelaksanaan program tersebut dapat berjalan lebih baik. Adapun
program-progam yang perlu diberikan diantaranya adalah:
a. Refleksi Terhadap Pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Hambatan pada saat pembuatan RPP adalah format RPP belum sesuai
dengan format RPP yang biasa digunakan di SMP Negeri 27 Malang. Solusi
yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut sebaiknya sebelum melakukan
pembuatan RPP mahasiswa lebih intensif untuk mempelajari format RPP
yang terbaru dalam pembuatannya dan sering berkonsultasi kepada guru
pamong.
b. Refleksi Terhadap Hambatan Saat Menyiapkan Materi Pelajaran
Pada saat pelaksanaan dalam menyiapkan materi pelajaran terdapat
beberapa hambatan diantaranya adalah referensi buku yang diberikan oleh
guru pamong sangat sedikit sehingga mahasiswa merasa kesulitan dalam
mengembangkan materi pelajaran. Solusi yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan tersebut adalah dengan cara mencari referensi buku dan mencari
materi-materi yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan di internet
dengan demikian mahasiswa memiliki banyak referensi, sehingga akan
memudahkan mahasiswa dalam mengembangkan materi pelajaran.
c. Refleksi Terhadap Hasil Memilih Metode Mengajar
Pada saat memilih metode mengajar tidak menemukan hambatan yang
berarti. Namun setelah metode tersebut diterapkan memiliki beberapa
masalah yaitu, ada beberapa siswa yang merasa bosan dan mengantuk saat
proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut maka solusinya
adalah dengan menggunakan metode mengajar yang lebih bervariasi dan
menyenangkan pada setiap pertemuannya. Untuk mengatasi kebosanan siswa,
diberikan selingan permainan-permainan yang menarik, sehingga dapat
mengembalikan konsentrasi dan melatih daya pikir siswa.
d. Refleksi Terhadap Hasil Pemilihan Media Pembelajaran
Pada saat menentukan media pembelajaran yang akan digunakan ada
beberapa masalah yaitu, ketersediaan LCD proyektor yang terbatas dan
adanya kerusakan pada salah satu LCD Proyektor. Untuk dapat mengatasi
masalah tersebut solusinya adalah mahasiswa menggunakan media lainnya
seperti roda ilmu.
e. Refleksi Terhadap Hambatan Saat Praktik Mengajar
Untuk mengatasi hambatan yang timbul saat praktik mengajar seperti
adanya siswa yang mengobrol sendiri saat guru menjelaskan materi pelajaran,
yaitu dengan cara menegur atau memberi peringatan, memberikan pertanyaan
mengenai materi yang sedang dijelaskan dan memberikan perhatian lebih
kepada siswa tersebut. Untuk mengatasi hambatan karena adanya siswa yang
mengantuk saat pelajaran, yaitu dengan mendekatinya kemudian cerita
menarik yang masih berhubungan dengan materi pelajaran. Sedangkan untuk
mengatasi siswa yang malas mencatat adalah dengan memberikan tugas
menuliskan kembali materi pelajaran yang telah disampaikan
f. Refleksi Terhadap Hasil Evaluasi Pembelajaran
Berdasarkan dari hasil evaluasi didapatkan ada sebagian siswa yang
nilainya belum memenuhi KKM sehingga perlu diadakan perbaikan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pelaksanaan PLP II tahun
2019 di SMP Negeri 27 Malang yang dilaksanakan pada tanggal 23
September s/d 23 November 2019, dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut bahwa : Kegiatan PLP II yaitu mengajar mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial di kelas VII 2 dan VII 3 telah dilakukan dengan
baik, walaupun ada beberapa permasalahan yang dihadapi seperti
kurangnya penguasaan kelas, kurangnya penguasaan materi, dan lain-
lain namun dengan dukungan teman-teman, guru pamong, dosen
pembimbing dan kerja keras yang dilakukan, kegiatan PLP II sangatlah
memberikan hasil yang memuaskan.
1. Pelaksanaan PLP II, sangat dirasakan manfaatnya karena selain
memberikan pengalaman untuk mengelola kelas dan membuat
suasana pembelajaran yang efektif, juga mendapat pengalaman
menghadapi berbagai karakter siswa.
2. Melaksanakan PLP II sesuai ketentuan akan menumbuhkan rasa
keprofesionalan dan tanggung jawab mahasiswa praktikan sebagai
calon pendidik untuk mengelola dan mengkondisikan kelas saat
melakukan pembelajaran.
3. Pelaksanaan PLP II merupakan salah satu kegiatan untuk
memberikan mahasiswa praktikan menerapkan ilmu yang diperoleh
dibangku perkuliahan, dan diharapkan mampu bereksplorasi untuk
menciptakan kemajuan-kemajuan dalam pelaksanaan pembelajaran
terkait dengan pengelolaan kelas. Dengan kata lain mahasiswa akan
mengetahui secara nyata kegiatan baik itu terkait tugas, kewajiban
dan tanggung jawab sebagai seorang pengajar.
4. Selain sebagai tempat menerapkan dan mengaplikasikan ilmu yang
dimiliki, pelaksanaan PLP II juga menjadi sarana untuk menimba ilmu
dan juga pengalaman yang tidak didapatkan di bangku perkuliahan,
salah satunya dihadapkan dengan permasalahan yang tidak tentu dan
datangnya juga tidak menentu saat proses belajar mengajar disekolah.
Hal inilah nantinya akan menumbuhkan kedewasaan dalam mencari
jati diri guna menumbuhkan rasa percaya diri pada kemampuan yang
dimiliki.
5. Keberhasilan proses belajar mengajar sangatlah dipengaruhi oleh
pendidik atau guru dan peserta didiknya sendiri, selain didukung dan
ditunjang oleh sarana dan prasarana yang da di sekolah itu sendiri.
6. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran mahasiswa telah
melaksanakan pembuatan rencana pembelajaran sebanyak 2 RPP,
melakukan kegiatan praktik mengajar sebanyak 7 kali pertemuan,
dan melakukan evaluasi belajar.
7. Berbagai macam kendala yang menghambat kegiatan PLP II baik
yang berupa teknis maupun non teknis dapat diselesaikan mahasiswa
dengan adanya bantuan dari guru pamong di sekolah maupun dari
DPL dari Universitas Kanjuruhan Malang.

B. SARAN
Saran-saran demi peningkatan dan kemajuan pelaksanaan
program PLP II di masa yang akan datang dan perbaikan proses
pembelajaran dan pendidikan di SMP Negeri 27 Malang, antara lain:
1. Pihak sekolah
Dalam rangka peningkatan mutu pendidikan, pihak sekolah
sebaiknya lebih meningkatkan kinerja menumbuhkan kedisiplinan serta
manajemen sekolah dengan baik khususnya dalam bidang pendidikan,
ilmu pengetahuan, dan teknologi. Kedisiplinan yang harus ditegakkan
dapat menumbuhkan semangat dan kualitas yang lebih baik. Kualitas
seorang guru yang mengajar berpengaruh besar pada kualitas siswa yang
diampunya. Kegiatan praktik di laboratorium di perbanyak untuk
mengatasi kejenuhan siswa dalam menyerap materi-materi yang berupa
teori. Kelulusan peserta didik yang baik, khususnya di SMP, dapat
terlihat dari keterampilan yang dimiliki. Keterampilan yang baik akan
menarik perhatian siswa lulusan SMP. Untuk itu, sekolah perlu
memperhatikan kualitas yang dimiliki oleh setiap guru. Selain kualitas,
sekolah juga harus mampu menegakkan kedisiplinan untuk seluruh warga
sekolah. Sekolah harus bertindak tegas kepada komponen yang kurang
disiplin.
2. Pihak Universitas Kanjuruhan Malang
Menciptakan hubungan kerja sama yang baik antara SMP Negeri
27 Malang dengan pihak Universitas Kanjuruhan Malang, sebab dalam
pelaksanaan kurikulumnya banyak terdapat kesamaan dan kesesuaian
diantara keduanya, khususnya dalam bidang studi. Berawal dari faktor
tersebut, berarti membuka kesempatan bagi para mahasiswa untuk
bersama-sama meningkatkan program-program pengajaran yang sesuai
dengan bidang keahliannya masing-masing. Pada tahun yang akan
datang, pihak Universitas Kanjuruhan Malang dan SMP Negeri 27
Malang juga dapat melaksanakan kerjasama dalam kegiatan PLP II.
3. Mahasiswa Peserta PLP II
Bagi mahasiswa yang akan melaksanakan PLP II terlebih dahulu
hendaknya mengerti, mengetahui, dan memahami rangkaian kegiatan
yang akan dijalani. Pembekalan PLP II yang diadakan oleh pihak
Universitas dapat membantu dalam pelaksanaan kegiatan PLP II ini.
Mahasiswa juga perlu aktif mencari informasi yang lengkap, baik
informasi mengenai prosedur pelaksanaan PLP II maupun kegiatannya,
yang nantinya akan dilaksanakan. Informasi tersebut dapat diperoleh dari
pihak LP3L Universitas Kanjuruhan Malang, sekolah tempat pelaksanaan
PLP II, dosen pembimbing, dari kakak angkatan yang telah
melaksanakan PLP II maupun tempat informasi lainnya yang bisa
menjadi penunjang. Sebelum melaksanakan PLP II mahasiswa
hendaknya mempersiapkan diri menjelang proses pembelajaran.
Persiapan tersebut meliputi kemampuan teori dan praktek bidang studi
yang akan diampunya. Apabila mengalami kesulitan, mahasiswa dapat
bertanya kepada dosen pembimbing di Universitas maupun guru pamong
di sekolah. Hal tersebut akan mendukung penguasaan dan penyampaian
materi yang akan disampaikan disaat melaksanakan PLP II.
DAFTAR PUSTAKA

TIM LP3L, 2019, Panduan PLP Mahasiswa Kependidikan Universitas


Kanjuruhan Malang, 2019 : Malang
TIM UPPL, 2019, Materi Pembekalan PLP II, Unikama : Malang
LAMPIRAN
Lampiran 2. Rencana Pekan Efektif (RPE)

PERHITUNGAN MINGGU EFEKTIF


SMP NEGERI 27 MALANG
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

MATA
PELAJARAN : IPS
KELAS : VIII
SEMESTER : Gasal

ALOKASI WAKTU DALAM SATU SEMESTER


1. PENGHITUNGAN JUMLAH MINGGU
NO BULAN MINGGU
1 Juli 2019 4
2 Agustus 2019 5
3 September 2019 4
4 Oktober 2019 4
5 November 2019 5
6 Desember 2019 4
JUMLAH 26

2. JUMLAH MINGGU EFEKTIF


Kegiatan Tatap
A. Muka
NO. BULAN MINGGU
1 Juli 2019 2
2 Agustus 2019 5
3 September 2019 4
4 Oktober 2019 2
5 November 2019 5
6 Desember 2019 0
JUMLAH 18

JUMLAH JAM EFEKTIF


18 X 4 JAM PELAJARAN = 72 JAM PELAJARAN

B. Kegiatan Non Tatap Muka


NO. BULAN MINGGU KETERANGAN
PTS GASAL, Jeda Smt
1
Oktober 2019 2 Gasal
2 Desember 2019 2 PAS Gasal , Persiapan Rapor
JUMLAH 4
3. JUMLAH MINGGU TIDAK EFEKTIF
NO. BULAN MINGGU KETERANGAN
PERHITUNGAN MINGGU EFEKTIF
SMP NEGERI 27 MALANG
TAHUN PELAJARAN 2019 – 2020

MATA
PELAJARAN : IPS
KELAS : VIII
SEMESTER : Genap

ALOKASI WAKTU DALAM SATU SEMESTER


1. PENGHITUNGAN JUMLAH MINGGU

NO BULAN MINGGU
1 Januari 2019 4
2 Februari 2019 4
3 Maret 2019 5
4 April 2019 4
5 Mei 2019 5
6 Juni 2019 4
JUMLAH 26

2. JUMLAH MINGGU EFEKTIF


Kegiatan Tatap
A. Muka
NO. BULAN MINGGU
1 Januari 2019 3
2 Februari 2019 4
3 Maret 2019 3
4 April 2019 3
5 Mei 2019 2
JUMLAH 16

JUMLAH JAM EFEKTIF


16 X 4 JAM PELAJARAN = 64 JAM PELAJARAN

B. Kegiatan Non Tatap Muka


NO. BULAN MINGGU KETERANGAN
1 Januari 2019 1 Libur Semester Gasal
2 April 2019 1 Ujian Sekolah Praktik dan Tulis
3 Maret 2019 2 PTS, Jeda Tengah Semester Genap
4 Mei 2019 2 UNBK, PAS
JUMLAH 6

3. JUMLAH MINGGU TIDAK EFEKTIF


NO. BULAN MINGGU KETERANGAN
1 Juni 2019 1 Libur Awal Puasa
2 Juli 2019 4 Libur Hari Raya, Libur Akhir Smt Genap
Lampiran 3. Program Tahunan

PROGRAM TAHUNAN IPS KELAS VIII


SMP NEGERI 27 MALANG
TAHUN PELARAN 2019/2020
Semester Alokasi Jumlah Jam
Tema/Sub Tema/Sub-sub Tema
Ke Waktu Tiap Semester
KD 3.1 dan 4.1

I. Interaksi Keruangan dalam Kehidupan di Negara-negara ASEAN

A Mengenal Negara-negara ASEAN 12

B Interaksi Antarnegara-negara ASEAN 16


Pengaruh Perubahan dan Interaksi Keruangan terhadap Kehidupan
C 12
di Negara-Negara ASEAN
1 72 JP
KD 3.2 dan 4.2
Pengaruh Interaksi Sosial Terhadap Kehidupan Sosial dan
II.
Kebangsaan
A Mobilitas Sosial 12

B Pluralitas Masyarakat Indonesia 10

C Konflik dan Integrasi dalam Kehidupan Sosial 10

KD 3.3 dan 4.3


Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang Pengaruhnya Terhadap
2 III. 60 JP
Kegiatan Ekonomi, Sosial, Budaya di Indonesia dan ASEAN
Keunggulan dan Keterbatasan Antarruang serta Peran Pelaku
A 8
Ekonomi dalam Suatu Perekonomian
Lampiran 4. Program Smester (Promes)
PROGRAM SEMESTER GASAL IPS KELAS VIII
SMP NEGERI 27 MALANG
TAHUN PELARAN 2019/2020
SEPTEMBE NOVEMBE
N WAKT JULI AGUSTUS OKTOBER DESEMBER KE
TEMA/SUB TEMA R R
O U T
1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
I. Interaksi Keruangan
dalam Kehidupan
di Negara-negara
ASEAN
A. Mengenal Negara-
8 4 4
negara ASEAN
TEMA I

Pembagian Raport/Libur Semester


B. Interaksi antarnegara-
4 4
negara ASEAN 8
C. Pengaruh Perubahan dan

Ulangan Semester
Interaksi Keruangan

Mid Semester

Classmeeting
terhadap Kehidupan di
4 4 4 2
Negara negara ASEAN 14
Ulangan harian 1 2 2
Cadangan 2 2
II. Pengaruh Interaksi
Sosial Terhadap
Kehidupan
TEMA II

Sosial dan Kebangsaan


A. Mobilitas Sosial 16 2 4 4 4 2
B. Pluralitas Masyarakat
18 2 4 4 4 4
Indonesia
C. Konflik dan integrasi
4 4
dalam kehidupan sosial 8
Lampiran 5. Silabus
SILABUS
Sekolah : SMP Negeri 27 Malang
Kelas/Semester : VIII/ I
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Alokasi Waktu : 4 JP/Minggu

KI-1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI-2 : Menghargi dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI-3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI-4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
Kompetensi Dasar (KD) Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber
Waktu Belajar
3.1 Memahami Interaksi Keruangan dalam  Penilaian 1. Buku Siswa
perubahan keruangan Kehidupan di Negara-negara pengetahuan IPS Kelas 8
dan interaksi ASEAN mengunakan teknik tes lisan Edisi Revisi
antarruang di  Mengenal Negara-negara dan tes tulisan jenis tes 10 Jam 2017.
Indonesia dan negara- ASEAN pilihan ganda dan uraian. Pelajaran
negara ASEAN yang a. Letak Geografis Negara-negara 2. Buku Siswa
diakibatkan faktor ASEAN  Penilaian IPS Kelas 8
alam dan manusia b. Letak Astronomis Negara- keterampilan Edisi Revisi
(teknologi, ekonomi, negara ASEAN menggunakan jenis non tes 2017.
pemanfaatan lahan, c. Karakteristik Negara-negara yaitu penilaian produk dan
politik) dan 3. Buku-buku
ASEAN. penilaian kinerja pada
pengaruhnya terhadap lain yang
kegiatan diskusi, presentasi,
keberlangsungan 10 Jam relevan.
 Interaksi antarnegara-negara dan simulasi.
kehidupan ekonomi, Pelajaran
ASEAN
Kompetensi Dasar (KD) Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber
Waktu Belajar
sosial, budaya, a. Pengertian, Faktor Pendorong  Penilaian aspek sikap
politik. dan Penghambat Kerja sama mengunakan
Antarnegara negara jenis non tes yaitu observasi
ASEAN. dan jurnal.
4.1. Menyajikan hasil b. Bentuk-bentuk Kerja sama dan
telaah tentang Perkembangannya (ekonomi,
perubahan keruangan sosial, politik, budaya dan
dan interaksi pendidikan).
antarruang di c. Pengaruh Kerja sama terhadap
Indonesia dan negara- Kehidupan di Negara-negara
negara ASEAN yang
ASEAN.
diakibatkan faktor
d. Upaya-upaya Meningkatkan
alam dan manusia
Kerja sama Antarnegara-negara
(teknologi, ekonomi,
ASEAN.
pemanfaatan lahan,
politik) dan
pengaruhnya terhadap  Pengaruh Perubahan dan 16 Jam
keberlangsungan Interaksi Keruangan terhadap Pelajaran
kehidupan ekonomi, Kehidupan di Negara negara
sosial, budaya, ASEAN.
politik. a. Perubahan Ruang dan Interaksi
antarruang akibat Faktor Alam.
b. Pengaruh Perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
terhadap Perubahan Ruang.
c. Pengaruh Kegiatan Ekonomi
terhadap Perubahan Ruang dan
Interaksi Antarruang.
d. Pengaruh Konversi Lahan
Pertanian ke Industri dan
Kompetensi Dasar (KD) Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber
Waktu Belajar
Pemukiman terhadap Perubahan
Ruang dan Interaksi antarruang.

3.2 Menganalisis Pengaruh Interaksi Sosial  Penilaian 1. Buku Siswa


pengaruh interaksi Terhadap Kehidupan Sosial dan pengetahuan IPS Kelas 8
sosial dalam ruang Kebangsaan. mengunakan teknik tes lisan Edisi Revisi
yang berbeda  Mobilitas Sosial. dan tes tulisan jenis tes 18 Jam 2017.
terhadap kehidupan a. Pengertian mobilitas sosial pilihan ganda dan uraian. Pelajaran
sosial dan budaya b. Bentuk-bentuk mobilitas sosial 2. Buku Siswa
serta pengembangan c. Faktor-faktor pendorong dan  Penilaian IPS Kelas 8
kehidupan penghambat mobilitas sosial keterampilan Edisi Revisi
kebangsaan.. d. Saluran-saluran mobilitas sosial menggunakan jenis non tes 2017.
e. Dampak mobilitas sosial yaitu penilaian produk dan
4.2 Menyajikan hasil 3. Buku-buku
penilaian kinerja pada
analisis tentang lain yang
 Pluralitas Masyarakat Indonesia. kegiatan diskusi, presentasi,
pengaruh interaksi relevan.
sosial dalam ruang a. Perbedaan agama dan simulasi.
20 Jam
yang berbeda terhadap b. Perbedaan budaya
Pelajaran
kehidupan sosial dan c. Perbedaan suku bangsa  Penilaian aspek sikap
budaya serta d. Perbedaan pekerjaan mengunakan
pengembangan e. Potensi pluralitas masyarakat jenis non tes yaitu observasi
kehidupan Indonesia dan jurnal.
kebangsaan.
 Konflik dan integrasi dalam
kehidupan sosial
a. Konflik dalam kehidupan sosial 10 Jam
b. Integrasi sosial Pelajaran
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : SMP Negeri 27 Malang


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Tema : Pengaruh interaksi sosial terhadap kehidupan sosial dan
kebangsaan
Waktu : 14 x 40 menit

A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (factual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, modifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.

B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Menganalisis pengaruh 3.2.1 Menjabarkan pengaruh interaksi
interaksi sosial dalam ruang sosial terhadap mobilitas sosial.
yang berbeda terhadap 3.2.2 Menjabarkan pengaruh interaksi
kehidupan sosial budaya serta sosial terhadap pluralitas
pengembangan kehidupan 3.2.3 Menjabarkan Pengaruh interaksi
kebangsaan. sosial terhadap integrasi dan konflik.
4.2 Menyajikan hasil analisis 4.2.1 Menjabarkan bentuk mobilitas sosial
tentang pengaruh interaksi vertikal dan horizontal.
sosial dalam ruang yang 4.2.2 Menjabarkan pengaruh perbedaan
bebrbeda terhadap kehidupan keragaman budaya yang
sosial dan budaya serta mempengaruhi kehidupan masyarakat.
pengembangan kehidupan 4.2.3 Menjabarkan faktor-faktor yang
kebangsaan. menyebabkan konflik sosial.

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu :
1. Siswa mampu menjabarkan pengaruh interaksi sosial terhadap mobilitas sosial.
2. Siswa mampu menjabarkan pengaruh interaksi sosial terhadap pluralitas
3. Siswa mampu menjabarkan pengaruh interaksi sosial terhadap integrasi dan konflik
4. Siswa mampu menjabarkan bentuk mobilitas sosial vertikal dan horizontal.
5. Siswa mampu menjabarkan pengaruh perbedaan keragaman budaya yang mempengaruhi
kehidupan masyarakat.
6. Siswa mampu menjabarkan faktor-faktor yang menyebabkan konflik sosial.

D. Materi Pembelajaran
a. Materi Reguler
1. Mobilitas Sosial
a) Pengertian mobilitas sosial
b) Bentuk-bentuk mobilitas sosial
c) Faktor-faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial
d) Saluran-saluran mobilitas sosial
e) Dampak mobilitas sosial
2. Pluralitas
a) Perbedaan agama
b) Perbedaan budaya
c) Perbedaan suku bangsa
d) Kualitas penduduk dan pergerakan nasional
e) Perbedaan pekerjaan
f) Potensi pluralitas masyarakat Indonesia
3. Konflik dan Integritas
a) Konflik dalam kehidupan sosial
b) Integrasi social
b. Materi Remedial
1. Bentuk-bentuk mobilitas sosial
2. Faktor pendorong dan faktor penghambat mobilitas sosial
c. Materi Pengayaan
1. Faktor-faktor penyebab konflik sosial
2. Akibat konflik sosial

E. Langkah-Langkah Kegiatan Pembeljaran


Pertemuan 1 : Mobilitas sosial, dan faktor mobilitas sosial.
a) Materi Pembelajaran :
Pengertian mobilitas sosial, dan faktor pendorong dan faktor penghambat mobilitas
sosial.
b) Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Problem Based Learning
Metode : Diskusi kelompok, dan Tanya jawab
c) Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Gambar dan Video Pengaruh interaksi sosial terhadap
kehidupan sosial dan kebangsaan.
2. Alat : LCD/Proyektor
3. Sumber Belajar : Buku IPS K13 edisi revisi 2016
No Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokas
. i
Waktu
1. Pendahuluan a. Motivasi dan Apersepsi 10
1. Guru mengucapkan salam pembukaan Menit
dan berdoa
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca buku (literasi)
3. Guru mengecek kehadiran siswa
4. Guru mengecek kebersihan diri dan
kebersihan kelas (adiwiyata)
5. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan materi mobilitas sosial
dengan materi sebelumnya, dan guru
memberikan motivasi.
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
7. Guru menanyakan tentang materi
mobilitas sosial; apa itu mobilitas sosial?
Apa hubungan mobilitas sosial terhadap
aktivitas masyrakat?
8. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 4-
5 orang.
2. Kegiatan Inti 1. Siswa membaca bacaan buku siswa Bab 60
a. Mengmati II tentang kesuksesan Mas’oed Menit

2. Peserta didik menerima informasi bahwa


Mas’oed merupakan salah satu individu
yang mengalami mobilitas sosial.
b. Menanya 1. Peserta didik secara berkelompok
merumuskan pertanyaan berdasarkan
hal-hal yang ingin diketahui dari hasil
pengamatan cerita tentang kesuksesan
Mas’oed. Pertanyaan diarahkan pada
hal-hal yang substantif terkait dengan
tujuan pembelajaran. Contohnya: Apa
yang di maksud mobilitas sosial.
2. Salah satu peserta didik dari wakil
kelompok menuliskan rumusan
pertanyaan di papan tulis atau pada
lembar kerja siswa

c. Mengumpulka 1. Peserta didik melaksanakan kegiatan


n mengumpulkan informasi secara individu
data/informasi dengan mengerjakan tugas lembar kerja
seperti contoh berikut.

2. Setelah melaksanakan tugas individu, peserta


didik mendiskusikan dalam kelompok hasil
pencarian data, kemudian menyimpulkan
contoh mobilitas sosial yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat.

d. Mengasosiasi/ 1. Peserta didik menjabarkan data/informasi


Menalar yang telah dikumpulkan dari buku
siswa/buku pendamping untuk menjawab
pertanyaan yang telah dirumuskan
2. Peserta didik berdiskusi di dalam kelompok
untuk mendeskripsikan dan mengambil
kesimpulan dari jawaban atas pertanyaan
yang telah dirumuskan
3. Peserta didik menuliskan hasil simpulan pada
lembar kerja.

e. Mengkomuni 1. Setiap kelompok diminta untuk


Kasikan mempresentasikan hasil simpulan dari
jawaban atas pertanyaan.
2. Kelompok lain diminta memberi tanggapan
atas hasil simpulan kelompok yang
melakukan presentasi.
3. Peserta didik bersama guru mengambil
simpulan atas jawaban dari pertanyaan.
3. Kegiatan 1. Peserta didik melakukan refleksi terhadap 10
Penutup proses pembelajaran terkait dengan menit
penguasaan materi dan pembelajaran yang
telah dilakukan.
2. Peserta didik diberi pesan moral.
3. Guru menyampaikan tugas untuk pertemuan
berikutnya.
4. Guru menyampaikan salam penutup.
Pertemuan 2 dan 3 : bentuk mobilitas sosial
a) Materi Pembelajaran :
Bentuk-bentuk mobilitas sosial (mobilitas sosial vertikal dan mobilitas horizintal)
b) Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi kelompok
c) Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Gambar dan Video bentuk mobilitas sosial vertikal dan
horizontal
2. Alat : LCD/Proyektor
3. Sumber Belajar : Buku IPS K13 edisi revisi 2016

No. Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
1. Pendahuluan Motivasi dan Apersepsi 10
1. Guru mengucapkan salam pembukaan dan Menit
berdoa.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca buku (literasi).
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru mengecek kebersihan diri dan
kebersihan kelas (adiwiyata).
5. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan materi mobilitas sosial dengan
materi sebelumnya, dan guru memberikan
motivasi.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti 1. Peserta didik dibagi menjadi beberapa 60
a. Mengmati kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 4-5 menit
orang.
2. Setiap kelompok diminta membaca bacaan
kasus 1, 2, dan 3 pada buku siswa tentang
contoh mobilitas sosial vertikal dan
horizontal

b. Orientasi 1. Peserta didik dibantu guru menentukan


Masalah masalah yang akan diselesaikan berkaitan
dengan kasus 1, 2, dan 3.
2. Masalah yang akan diselesaikan adalah
bagaimana agar individu yang telah
mengalami mobilitas sosial.

c. Mengumpulka 1. Peserta didik melaksanakan kegiatan


n mengumpulkan data berkaitan dengan
data/informasi jawaban atas pertanyaan yang telah
dirumuskan. Peserta didik dapat
menggunakan buku siswa.
2. Peserta didik menuliskan atau
menyampaikan informasi yang mereka
temukan ke dalam kelompok mereka
masing-masing.

1. Setiap kelompok menjabarkan data


d. Menemukan ataupun informasi yang telah didapatkan.
Pemecahan 2. Setiap kelompok menjabarkan data yang
Masalah telah dikumpulkan untuk menjawab
pertanyaan yang telah dirumuskan.
3. Setiap kelompok menuangkan hasil kerja
kelompok ke dalam bentuk tayangan
kertas manila.

Peserta didik saling bertukar jawaban


e. Mengkomuni dengan kelompok lain apa pemechan
Kasikan masalah menjadi sempurna.
3. Kegiatan 1. Guru memberikan dan mengecek kembali 10
Penutup penilaian selama proses pembelajaran. menit
2. Guru memberikan soal tertulis tentang
bentuk mobilitas sosial
3. Guru menyampaikan manfaat materi yang
didapatkan dalam pembelajaran.
4. Guru menyampaikan secara garis besar
materi yang akan disampaikan dalam
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5. Guru menyampaikan kepada peserta didik
agar belajar lebih giat serta dapat
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Guru menyampaikan salam penutup.

Pertemuan 4 : Saluran-saluran mobilitas sosial


a) Materi Pembelajaran :
Saluran-saluran mobilitas sosial (Pendidikan, organisasi politik, organisasi ekonomi,
organisasi, dan organisasi profesi).
b) Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Problem Based Learning
Metode : Diskusi kelompok, dan Tanya jawab
c) Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Video saluran-saluran mobilitas sosial
2. Alat : LCD/Proyektor
3. Sumber Belajar : Buku IPS K13 edisi revisi 2016

No. Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
1. Pendahuluan b. Motivasi dan Apersepsi 10
1. Guru mengucapkan salam pembukaan Menit
dan berdoa.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca buku (literasi).
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru mengecek kebersihan diri dan
kebersihan kelas (adiwiyata).
5. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan materi mobilitas sosial
dengan materi sebelumnya, dan guru
memberikan motivasi.
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
7. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 4-
5 orang.
2. Kegiatan Inti 1. Siswa membaca bacaan buku siswa bab 2 60
a. Mengmati tentang saluran mobilitas sosial dan Menit
dampak mobilitas sosial
2. Peserta didik menerima mendengarkan
penjelasan dari guru tentang saluran-
saluran mobilitas sosial, sambil
memperhatikan video yang ditampilkan
guru.

b. Menanya 1. Peserta didik secara berkelompok


merumuskan pertanyaan berdasarkan hal-
hal yang ingin diketahui dari hasil
pengamatan gambar. Pertanyaan diarahkan
pada hal-hal yang substantive terkait
dengan tujuan pembelajaran. Apa saja
saluran-saluran mobilitas sosial
2. Salah satu peserta didik dari wakil
kelompok menuliskan rumusan pertanyaan
di papan tulis atau pada lembar kerja siswa
yang telah di persiapkan oleh guru.

c. Mengumpulka 1. Peserta didik melaksanakan kegiatan


n mengumpulkan informasi secara individu
data/informasi dengan mengerjakan tugas lembar kerja
seperti contoh berikut.
2. Setelah melaksanakan tugas individu,
peserta didik mendiskusikan dalam
kelompok hasil pencarian data, kemudian
contoh mobilitas sosial yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat.

1. Peserta didik menjabarkan data/informasi


d. Mengasosiasi/ yang telah dikumpulkan dari buku
Menalar siswa/buku pendamping untuk menjawab
pertanyaan yang telah dirumuskan.
2. Peserta didik berdiskusi di dalam
kelompok untuk mendeskripsikan dan
mengambil kesimpulan dari jawaban atas
pertanyaan yang telah dirumuskan.
3. Peserta didik menuliskan hasil simpulan
pada lembar kerja.

1. Setiap kelompok dimnta untuk


e. Mengkomuni mempresentasikan hasil simpulan dari
Kasikan jawaban atas pertanyaan.
2. Kelompok lain diminta memberi
tanggapan atas hasil simpulan kelompok
yang melakukan presentasi.
3. Peserta didik bersama guru mengambil
simpulan atas jawaban dari pertanyaan.
3. Kegiatan 1. Peserta didik melakukan refleksi terhadap 10
Penutup proses pembelajaran terkait dengan Menit
penguasaan materi dan pembelajaran yang
telah dilakukan.
2. Peserta didik diberi pesan moral.
3. Guru menyampaikan tugas untuk
pertemuan berikutnya.
4. Guru menyampaikan salam penutup.

Pertemuan 5 : dampak mobilitas sosial


a) Materi Pembelajaran :
Dampak positif dan negatif mobilitas sosial
b) Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi kelompok
c) Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Video Dampak positif dan negatif mobilitas sosial
2. Alat : LCD/Proyektor
3. Sumber Belajar : Buku IPS K13 edisi revisi 2016

No. Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
1. Pendahuluan Motivasi dan Apersepsi 10
1. Guru mengucapkan salam pembukaan Menit
dan berdoa.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca buku (literasi).
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru mengecek kebersihan diri dan
kebersihan kelas (adiwiyata).
5. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan materi mobilitas sosial
dengan materi sebelumnya, dan guru
memberikan motivasi.
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
7. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok. Tiap kelompok terdiri atas
4-5 orang.
2. Kegiatan Inti 1. Siswa membaca bacaan buku siswa bab 2 60
a. Mengmati tentang dampak-dampak mobilitas sosial menit
2. Peserta didik menerima informasi dari
guru tentang dampak mobilitas bagi
kehidupan bermasyarakat dengan
menampilkan video.

b. Menanya 1. Peserta didik secara berkelompok


merumuskan pertanyaan berdasarkan hal-
hal yang ingin diketahui dari hasil
pengamatan gambar. Pertanyaan diarahkan
pada hal-hal yang substantive terkait
dengan tujuan pembelajaran. Bagaimana
dampak mobilitas sosial ini sangat
berpengaruh pada kehidupan
bermasyarakat.
2. Salah satu peserta didik dari wakil
kelompok menuliskan rumusan pertanyaan
di papan tulis atau pada lembar kerja siswa
yang telah di persiapkan oleh guru.

c. Mengumpulka 1. Peserta didik melaksanakan kegiatan


n mengumpulkan informasi secara individu
data/informasi dengan mengerjakan tugas lembar kerja
seperti contoh berikut.
2. Setelah melaksanakan tugas individu,
peserta didik mendiskusikan dalam
kelompok hasil pencarian data, kemudian
dampak mobilitas yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat.

1. Peserta didik menjabarkan data/informasi


d. Mengasosiasi/ yang telah dikumpulkan dari buku
Menalar siswa/buku pendamping untuk menjawab
pertanyaan yang telah dirumuskan.
2. Peserta didik berdiskusi di dalam
kelompok untuk mendeskripsikan dan
mengambil kesimpulan dari jawaban atas
pertanyaan yang telah dirumuskan.
3. Peserta didik menuliskan hasil simpulan
pada lembar kerja.

1. Setiap kelompok diminta untuk


e. Mengkomuni mempresentasikan hasil simpulan dari
Kasikan jawaban atas pertanyaan.
2. Kelompok lain diminta memberi
tanggapan atas hasil simpulan kelompok
yang melakukan presentasi.
3. Peserta didik bersama guru mengambil
simpulan atas jawaban dari pertanyaan.
3. Kegiatan 1. Peserta didik melakukan refleksi terhadap 10
Penutup proses pembelajaran terkait dengan Menit
penguasaan materi dan pembelajaran yang
telah dilakukan.
2. Peserta didik diberi pesan moral.
3. Guru menyampaikan tugas untuk
pertemuan berikutnya.
4. Guru menyampaikan salam penutup.

Pertemuan 6 : Pluralitas
a) Materi Pembelajaran :
Pengertian pluralitas, perbedaan agama, budaya, dan suku bangsa.
b) Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Problem Based Learning
Metode : Diskusi kelompok, dan Tanya jawab
c) Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Gambar perbedaan agama, budaya, dan suku bangsa.
2. Alat : LCD/Proyektor
3. Sumber Belajar : Buku IPS K13 edisi revisi 2016

No. Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
1. Pendahuluan a. Motivasi dan Apersepsi 10
1. Guru mengucapkan salam pembukaan Menit
dan berdoa.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca buku (literasi).
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru mengecek kebersihan diri dan
kebersihan kelas (adiwiyata).
5. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan materi mobilitas sosial
dengan materi sebelumnya, dan guru
memberikan motivasi.
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
2. Kegiatan Inti 1. Peserta didik dibagi menjadi beberapa 60
a. Mengmati kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 4-5 menit
orang.
2. Setiap kelompok diminta membaca bacaan
kasus 1, 2, dan 3 pada buku siswa tentang
contoh kualitas penduduk dan pergerakan
nasional.

b. Orientasi 1. Peserta didik dibantu guru menentukan


Masalah masalah yang akan diselesaikan berkaitan
dengan kasus 1, 2, dan 3.
2. Masalah yang akan diselesaikan adalah
bagaimana agar individu yang telah
mengalami.

c. Mengumpulka 1. Peserta didik melaksanakan kegiatan


n mengumpulkan data berkaitan dengan
data/informasi jawaban atas pertanyaan yang telah
dirumuskan. Peserta didik dapat
menggunakan buku siswa.
2. Peserta didik menuliskan atau
menyampaikan informasi yang mereka
temukan ke dalam kelompok mereka
masing-masing.

1. Setiap kelompok menjabarkan data


d. Menemukan ataupun informasi yang telah didapatkan.
Pemecahan 2. Setiap kelompok menjabarkan data yang
Masalah telah dikumpulkan untuk menjawab
pertanyaan yang telah dirumuskan.
3. Setiap kelompok menuangkan hasil kerja
kelompok ke dalam bentuk tayangan
kertas manila.

Peserta didik saling bertukar jawaban


e. Mengkomuni dengan kelompok lain apa pemechan
Kasikan masalah menjadi sempurna.
3. Kegiatan 1. Guru memberikan dan mengecek kembali 10
Penutup penilaian selama proses pembelajaran. menit
2. Guru memberikan soal tertulis tentang
faktor pendorong dan penghambat
mobilitas sosial.
3. Guru menyampaikan manfaat materi yang
didapatkan dalam pembelajaran.
4. Guru menyampaikan secara garis besar
materi yang akan disampaikan dalam
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
5. Guru menyampaikan kepada peserta didik
agar belajar lebih giat serta dapat
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Guru menyampaikan salam penutup.

Pertemuan 7 : pluralitas
a) Materi Pembelajaran :
Kualitas penduduk dan pergerakan nasional, perbedaan pekerjaan, potensi pluralitas
masyarakat indonesia
b) Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Discovery Learning
Metode : Diskusi kelompok
c) Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Gambar dan Video Kualitas penduduk dan pergerakan
nasional, perbedaan pekerjaan, potensi pluralitas
masyarakat indonesia.
2. Alat : LCD/Proyektor
3. Sumber Belajar : Buku IPS K13 edisi revisi 2016

No. Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
1. Pendahuluan Motivasi dan Apersepsi 10
1. Guru mengucapkan salam Menit
pembukaan dan berdoa.
2. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk membaca buku (literasi).
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru mengecek kebersihan diri dan
kebersihan kelas (adiwiyata).
5. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan materi mobilitas sosial
dengan materi sebelumnya, dan guru
memberikan motivasi.
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
7. Peserta didik dibagi menjadi
beberapa kelompok. Tiap kelompok
terdiri atas 4-5 orang.
2. Kegiatan Inti 1. Siswa membaca bacaan buku siswa bab 2
f. Mengmati tentang kualitas penduduk dan
pergerakan nasional, perbedaan
pekerjaan, potensi pluralitas
masyarakat indonesia.
2. Peserta didik menerima informasi dari
guru tentang kualitas penduduk dan
pergerakan nasional, perbedaan
pekerjaan, potensi pluralitas
masyarakat indonesia dan video untuk
tugas diskusi kelompok.

g. Menanya 1. Peserta didik secara berkelompok


merumuskan pertanyaan berdasarkan hal-
hal yang ingin diketahui dari hasil
pengamatan gambar dan video. Pertanyaan
diarahkan pada hal-hal yang substantive
terkait dengan tujuan pembelajaran. Apa
yang melatarbelakangi sehingga adanya
perbedaan-perbedaan dalam pluralitas.
2. Salah satu peserta didik dari wakil
kelompok menuliskan rumusan pertanyaan
di papan tulis atau pada lembar kerja siswa
yang telah di persiapkan oleh guru.
h. Mengumpulka 1. Peserta didik melaksanakan kegiatan
n mengumpulkan informasi secara individu
data/informasi dengan mengerjakan tugas lembar kerja
seperti contoh berikut.
2. Setelah melaksanakan tugas individu,
peserta didik mendiskusikan dalam
kelompok hasil pencarian data, kemudian
contoh pluralitas yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat.

1. Peserta didik menjabarkan data/informasi


i. Mengasosiasi/ yang telah dikumpulkan dari buku
Menalar siswa/buku pendamping untuk menjawab
pertanyaan yang telah dirumuskan.
2. Peserta didik berdiskusi di dalam
kelompok untuk mendeskripsikan dan
mengambil kesimpulan dari jawaban atas
pertanyaan yang telah dirumuskan.
3. Peserta didik menuliskan hasil simpulan
pada lembar kerja.

1. Setiap kelompok diminta untuk


j. Mengkomuni mempresentasikan hasil simpulan dari
Kasikan jawaban atas pertanyaan.
2. Kelompok lain diminta memberi
tanggapan atas hasil simpulan kelompok
yang melakukan presentasi.
3. Peserta didik bersama guru mengambil
simpulan atas jawaban dari pertanyaan.
3. Kegiatan 1. Peserta didik melakukan refleksi terhadap
Penutup proses pembelajaran terkait dengan
penguasaan materi dan pembelajaran yang
telah dilakukan.
2. Peserta didik diberi pesan moral.
3. Guru menyampaikan tugas untuk
pertemuan berikutnya.
4. Guru menyampaikan salam penutup.

Pertemuan 8 : Konflik dan Integritas


a) Materi Pembelajaran :
Pengertian konflik, konflik dalam kehidupan sosial, dan integrasi sosial.
b) Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik
Model : Problem Based Learning
Metode : Diskusi kelompok, dan Tanya jawab
c) Media, Alat dan Sumber Belajar
1. Media : Gambar dan Video Pengertian konflik, konflik dalam
kehidupan sosial, dan integrasi sosial.
Indonesia.
2. Alat : LCD/Proyektor
3. Sumber Belajar : Buku IPS K13 edisi revisi 2016

No. Tahap Kegiatan Kegiatan Pembelajaran Alokasi


Waktu
1. Pendahuluan Motivasi dan Apersepsi 10
1. Guru mengucapkan salam pembukaan dan Menit
berdoa.
2. Memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca buku (literasi).
3. Guru mengecek kehadiran siswa.
4. Guru mengecek kebersihan diri dan
kebersihan kelas (adiwiyata).
5. Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan materi pluralitas dengan
materi sebelumnya, dan guru memberikan
motivasi.
6. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran.
7. Peserta didik dibagi menjadi beberapa
kelompok. Tiap kelompok terdiri atas 4-5
orang.
2. Kegiatan Inti 1. Siswa membaca bacaan buku siswa bab 2
a. Mengmati tentang Pengertian konflik, konflik
dalam kehidupan sosial, dan integrasi
sosial.
2. Peserta didik menerima informasi dari
guru tentang pengertian konflik, konflik
dalam kehidupan sosial, dan integrasi
sosial mengalami konflik dan integrasi
dan menayangkan video terjadinya konflik
sosial dalam masyarakat.
b. Menanya 1. Peserta didik secara berkelompok
merumuskan pertanyaan berdasarkan hal-
hal yang ingin diketahui dari hasil
pengamatan gambar. Pertanyaan diarahkan
pada hal-hal yang substantive terkait
dengan tujuan pembelajaran. Apa yang
dimaksud konflik dan integrasi? Apa
penyebab terjadinya konflik? Dan
bagaimana cara mengatasi konflik
tersebut?
2. Salah satu peserta didik dari wakil
kelompok menuliskan rumusan pertanyaan
di papan tulis atau pada lembar kerja siswa
yang telah di persiapkan oleh guru.

1. Peserta didik melaksanakan kegiatan


c. Mengumpulka mengumpulkan informasi secara individu
n dengan mengerjakan tugas lembar kerja
data/informasi
seperti contoh berikut.
2. Setelah melaksanakan tugas individu,
peserta didik mendiskusikan dalam
kelompok hasil pencarian data, kemudian
contoh konflik yang terjadi dalam
lingkungan masyarakat.

1. Peserta didik menjabarkan data/informasi


d. Mengasosiasi/ yang telah dikumpulkan dari buku
Menalar siswa/buku pendamping untuk menjawab
pertanyaan yang telah dirumuskan.
2. Peserta didik berdiskusi di dalam
kelompok untuk mendeskripsikan dan
mengambil kesimpulan dari jawaban atas
pertanyaan yang telah dirumuskan.
3. Peserta didik menuliskan hasil simpulan
pada lembar kerja.

1. Setiap kelompok diminta untuk


e. Mengkomuni mempresentasikan hasil simpulan dari
Kasikan jawaban atas pertanyaan.
2. Kelompok lain diminta memberi
tanggapan atas hasil simpulan kelompok
yang melakukan presentasi.
3. Peserta didik bersama guru mengambil
simpulan atas jawaban dari pertanyaan.
3. Kegiatan 1. Peserta didik melakukan refleksi terhadap
Penutup proses pembelajaran terkait dengan
penguasaan materi dan pembelajaran yang
telah dilakukan.
2. Peserta didik diberi pesan moral.
3. Guru menyampaikan tugas untuk
pertemuan berikutnya.
4. Guru menyampaikan salam penutup.

F. Evaluasi
1. Teknik penilaian
a. Kompetensi sikap : Observasi bentuk lembar observasi
b. Kompetensi pengetahuan : Tes tertulis bentuk uraian
c. Kompetensi keterampilan : Penilaian untuk kerja, menggunakan rubric

LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN


A. Penilaian Sikap
I. Teknik penilaian
Observasi/jurnal
II. Instrumen Penilaian
1. JURNAL PENILAIAN SIKAP SPRIRITUAL
Nama Sekolah : SMPN 27 Malang
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester :VII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
No Nama Siswa Catatan perilaku Butir Sikap Ttd Tindak lanjut
1.
2.
3.
4.
5.

2. JURNAL PENILAIAN SIKAP SOSIAL


Nama Sekolah : SMPN 27 Malang
Mata Pelajaran : IPS
Kelas/Semester :VII/Ganjil
Tahun Pelajaran : 2019/2020
No Nama Siswa Catatan perilaku Butir Sikap Ttd Tindak lanjut
1.
2.
3.
4.
5.

B. PENILAIAN PENGETAHUAN
 KISI-KISI SOAL
No KD Materi Indikator Soal Bentuk S Jmlh Soa
oal l
1. 3.2 Menganalisis Pengaruh interaksi 1. Pengertian Uraian 1
pengaruh interaksi sosial sosial terhadap Mobilitas sosial
dalam ruang yang kehidupan sosial 2. Bentuk-bentuk Uraian 2
berbeda terhadap dan kebangsaan
mobilitas sosial
kehidupan sosial budaya
3. Pengertian Uraian 1
serta pengembangan
kehidupan kebangsaan. pluralitas
4. Potensi pluralitas Uraian 2
masyarakat
indonesia
5. Konflik dalam
kehidupan sosial Uraian 2
6. Faktor-faktor Uraian 2
terbentuknya
integrasi
Jumlah soal 10

 BUTIR SOAL:
1. Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
2. Sebutkan syarat-syarat terjadinya interaksi sosial!
3. Sebut dan jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses interaksi sosial!
4. Sebutkan proses-proses interaksi sosial yang disosiatif!
5. Sebutkan proses-proses interaksi sosial yang asosiatif!
6. Berikan 1 contoh pengaruh interaksi sosial terhadap pembentukan lembaga sosial!
7. Apa yang di maksud dengan lembaga sosial?
8. Sebutkan 4 norma dalam masyarakat!
9. Jelaskan pengertian dari lembaga agama dan lembaga pendidikan!!
10. Sebutkan 3 fungsi laten dari lembaga pendidikan!

 RUBRIK PENILAIAN DAN PEDOMAN PENSKORAN


No Kunci jawaban Skor Bobot
1. Yang di maksud dengan interaksi sosial adalah hubun 1 10
gan-hubungan antara orang-perorangan, antara kelom
pok manusia, maupun antara orang perorangan dan k
elompok manusia.
2. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial yaitu kontak 1 5
sosial dan komunikasi sosial.
3. Faktor-faktor terjadinya interaksi sosial antara lain se 1 20
bagai berikut :
1. Imitasi adalah proses seseorang mencontoh
orang lain atau kelompok.
2. Sugesti adalah pengaruh yang dapat
menggerakkan hati orang.
3. Identifikasi adalah kecenderungan-kecenderungan
atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang unt
uk menjadi sama dengan orang lain.
4. Simpati adalah kemampuan untuk merasakan diri
seolah-olah dalam keadaan orang dan ikut merasa
kan apa yang dirasakan orang lain.
4. Proses-proses interaksi sosial yang disosiatif yaitu : 1 10
1. Kompetisi (persaingan)
2. Kontravensi
3. Pertentangan (konflik)
5. Proses-proses interaksi sosial yang asosiatif yaitu : 1 10
1. Kerja sama
2. Akomodasi
3. Asimilasi
6. Contoh pengaruh interaksi sosial terhadap pembentuk 1 5
an lembaga sosial: Kebutuhan akan adanya interaksi
anatar guru dan murid sehingga mendorong
terbentuknya lembaga pendidikan seperti sekolah
7. Lembaga sosial adalah lembaga yang mengatur rangk 1 10
aian tata cara dalam memenuhi kebutuhan manusia d
alam menjalani kehidupan dengan tujuan mendapatka
n keteraturan hidup.
8. 4 norma dalam masyarakat : 1 5
1. Cara (usage)
2. Kebiasaan (folksway)
3. Tata kelakuan (mores)
4. Adat istiadat (customs)

9. Yang di maksud dengan lembaga agama adalah siste 1 20


m keyakinan dan praktek keagamaan dalam masyara
kat yang telah dirumuskan dan dibakukan.
Lembaga pendidikan adalah lembaga atau tempat be
rlangsungnya proses pendidikan yang dilakukan deng
an tujuan untuk mengubah tingkah laku individu ke a
rah yang lebih baik melalui interaksi dengan ligkunga
n sekitar.
10. 3 fungsi laten dari lembaga pendidikan yaitu; 1 5
1. Mengurangi pengendalian orang tua.
2. Mempertahankan sistem kelas sosial.
3. Memperpanjang masa remaja.

Jumlah 10 100

A. Mobilitas Sosial
1. Pengertian Mobilitas Sosial
Mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis, yang berarti mudah dipindahkan atau banyak
bergerak dari satu tempat ketempat yang lain. Kata sosial pada istilah tersebut mengandung makna
seseorang atau sekelompok warga dalam kelompok sosial. Mobilitas sosial adalah perpindahan
posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan yang satu kelapisan yangl ain. Seseorang yang
mengalami perubahan kedudukan (status) sosial dari suatu lapisan kelapisan lain baik menjadi lebih
tinggi maupun menjadi lebih rendah dari sebelumnya atau hanya berpindah peran tanpa mengalami
perubahan kedudukan disebut mobilitas sosial. Beberapa contoh lain mobilitas sosial dalam
kehidupan masyarakat kita, misalnya seorang pensiunan pegawai rendahan salah satu departemen
beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha dan berhasil dengan gemilang; seorang anak
pengusaha ingin mengikuti jejak ayahnya yang berhasil, lalu membuka usaha lain, namun gagal dan
akhirnya jatuh miskin. Dalam mobilitas sosial, selain terjadi perubahan dari strata bawah ke strata
atas, juga terjadi perubahan dari strata atas kestrata bawah. Mobilitas sosial dapat berupa pergerakan
sosial keatas, tetapi juga pergerakan sosial kebawah.
Mobilitas sosial menurut para ahli:
• Paul B. Horton: Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas sosial
kekelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke strata yang lainnya.
• Kimball Young dan Raymond W. Mack: Mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam
struktur sosial, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok
sosial. Struktur sosial mencakup sifat hubungan antar individu dalam kelompok dan
hubungan antara individu dan kelompoknya.
• Anthony Giddens: mobilitas sosial menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan
kelompok-kelompok diantara kedudukan-kedudukan sosial ekonomi yang berbeda.
• Horton & Hunt: mobilitassosialmerupakantindakanberpindahdarisatu kelas sosial ke
kelas sosial lainnya.
2. Bentuk-Bentuk Mobilitas Sosial
Untuk memperdalam pemahamanmu tentang mobilitas sosial kalian dapat mempelajari
berbagai bentuk mobilitas sosial. Berdasarkan bentuknya, mobilitas sosial dibedakan atas mobilitas
sosial vertikal dan mobilitas sosial horizontal. Mobilitas sosial positif/naik yaitu perubahan atau
dampak yang akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat kearah yang lebih baik.
Mobilitas sosial negatif/turunya itu perubahan atau dampak yang akan lebih mempercepat tingkat
perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih buruk.
a. Mobilitas Vertikal
Mobilitas sosial vertikal adalah perpindahan seseorang atau kelompok dari suatu kedudukan
sosial kekedudukan sosial lain yang tidak sederajat, baik pindah ketingkat yang lebih tinggi (social
climbing) maupun turun ke tingkat lebih rendah (social sinking).
1) MobilitasVertikal keAtas (Social Climbing)
Social climbing adalah mobilitas yang terjadi karena adanya peningkatan status atau
kedudukan seseorang atau naiknya orang-orang berstatus sosial rendah kestatus sosial yang lebih
tinggi. Seorang karyawan yang karena prestasinya dinilai baik kemudian berhasil menduduki
sebagai kepala bagian, manajer, bahkan direktur suatu perusahaan merupakan contoh mobilitas
sosial jenis ini. Bentuk social climbing lain misalnya terbentuknya suatu kelompok baru yang lebih
tinggidari pada lapisan sosial yang sudah ada.
2) MobilitasVertikal keBawah (Social sinking)
Social sinking merupakan proses penurunan status atau kedudukan seseorang. Proses
social sinking seringkali menimbulkan gejolak kejiwaan bagi seseorang karena ada perubahan pada
hak dan kewajibannya. Contoh, seorang pegawai diturunkan pangkatnya karena melanggar aturan
sehingga ia menjadi pegawai biasa. Contoh bacaan Kasus 2, yaitu kejadian yang menimpa Pak
Gayus, merupakan contoh social sinking dalam kehidupan sehari-hari. Social sinking dapat terjadi
karena berhalangan melaksanakan tugas, memasuki masa pensiun, turun jabatan, atau dipecat.
Social sinking, merupakan pergerakan atau perubahan status sosial dari atas ke bawah.
b. Mobilitas Horizontal
Mobilitas horizontal adalah perpindahan status sosial seseorang atau sekelompok orang
dalam lapisan sosial yang sama. Mobilitas horizontal merupakan peralihan individu atau objek-
objek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial kekelompok sosial lainnya yang sederajat. Pada
mobilitas horizontal, tidak terjadi perubahan dalam derajat kedudukan seseorang.Contoh bacaan
Kasus 3, yaitu kejadian yang menimpa Pak Zaenuri, merupakan contoh mobilitas horizontal. Pak
Zaenuri pindah kesekolah lain, namun tetap dalam jabatan sebagai kepala sekolah. Kalian dapat
menemukan contoh lain mobilitas sosial horizontal di lingkungan tempat tinggalmu.
3. Faktor-Faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
Terdapat beragam faktor yang mendorong dan terjadinya mobilitas sosial, yaitu:
a. Faktor Struktural
Semua presiden yang pernah memerintah Republik Indonesia, seperti Sukarno, Suharto,
BJHabibie, AbdurrahmanWahid, Megawati, Susilo Bambang Yudhoyono, dan JokoWidodo. Ketujuh
tokohI ndonesia tersebut berhasil mencapai status sosial yang tinggi berkat sistem demokrasi yang
berlaku dalam politik diIndonesia. Dengan sistem demokrasi, setiap warga Negara Indonesia dapat
mencapai status sosial berupa jabatan politik yang tinggi. Kedudukan yang tinggi bukan lagi
didasarkan pada keturunan, tetapi pada kemampuan hingga kemudian dipercaya menjadi pemimpin.

b. Faktor Individu
Setiap individu memiliki perbedaan dalam hal sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dua
orang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang relatif setara belum tentu menjadi berhasil
dalam melaksanakan mobilitas sosial keatas. Hal ini disebabkan keberhasilan individu sangat
ditentukan sikap dan perilaku individu tersebut. Sebagai contoh, dua orang sarjana dari perguruan
tinggi yang sama-sama melamar pekerjaan disuatu perusahaan. Hanya satu orang yang diterima
karena dianggap memiliki ambisi dan komitmen dalam hidup. Kalian dapat menemukan berbagai
contoh perbedaan individu orang-orang disekitar tempat tinggalmu, yang memengaruhi peluang
mereka mengalami mobilitas sosial ke atas.
c. Faktor Sosial
Setiap perjuangan diawali dari ketidakpuasan. Ketidakpuasan akans tatus sosial
mendorong manusia untuk terus berjuang segigih-gigihnya. Setiap manusia dilahirkan dalam status
sosial yang dimiliki oleh orangtuanya. Saat ia dilahirkan, tidak ada satu manusia pun yang dapat
memilih status. Apabila ia tidak puas dengan kedudukan yang diwariskan oleh orangtuanya, ia
dapat mencari kedudukannya sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi. Kalian tentu juga ingin
meningkatkan status sosialmu. Orangtuamu juga selalu berpesan supaya kalian belajar giat. Mereka
berharap, suatu saat kalian lebih berhasil dari orangtuamu.
d. Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong terjadinya mobilitas sosial. Keadaan ekonomi
yang baik memudahkan individu dan kelompok melakukan mobilitas sosial. Kalian dapat
memperhatikan berbagai fenomena masyarakat disekeliling kita. Masyarakat yang kondisi
ekonominya baik, cenderung lebih mudah melakukan mobilitas sosial. Dengan kondisi ekonomi
yang baik mereka mudah untuk memperoleh modal, pendidikan, dan kesempatan lainnya. Hal ini
tentu berbeda dengan masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi atau bahkan kesulitan
memenuhi kebutuhan dasarnya. Pada masyarakat yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhan
dasar, prioritas utama adalah pemenuhan kebutuhan primer.
e. FaktorPolitik
Bangsa Indonesia patut bersyukur karena memiliki stabilitas politik yang baik.
Kondisi Negara aman dan damai sehingga para pemimpin dapat menjalankan roda pembangunan
dengan baik. Semua rakyat berperan aktif dalam pembangunan. Kondisi ini tentu berbeda dengan
situasi Indonesia pada tahun 1945-1950. Pada masa tersebut, situasi politik dalam negeri tidak
menentu. Belanda masih berusaha menguasai Indonesia sehingga memilih perangbaru.
Beberapa pemberontakan juga terjadi, yang membuat pemerintah lebih sibuk mengurus keamanan
Negara dari pada meningkatkan perekonomian. Hal ini jelas memengaruhi mobilitas sosial warga
negara.
f. Kemudahan dalam Akses Pendidikan
Jika pendidikan berkualitas mudah didapat, tentu mudah juga bagi orang untuk
melakukan pergerakan/mobilitas dengan berbekal ilmu yang diperolehnya. Sebaliknya, kesulitan
dalam mengakses pendidikan yang bermutu menjadikan orang tak menjalani pendidikan yang
bagus, serta sulit untuk mengubah status karena kurangnya penguasaan ilmu pengetahuan. Apabila
kalian menginginka pendidikan setinggi-tingginya, Negara telah menyediakan berbagai
kemudahan. Untuk pendidikan SD dan SMP, Negara telah membebaskan biayadasar pendidikan.
Walaupun demikian, tentu bukan pendidikan gratis. Sebab, kalau ingin mutu sekolah semakin baik,
tentu diperlukan biaya yang tinggi juga. Untuk pendidikan tingkat menengah, beberapa daerah juga
telah membebaskan biaya pendidikan. Apabila masih terjadi kesulitan, pemerintah dan swasta
memberikan banyak beasiswa.
 Beberapa faktor penghambat mobilitas sosial adalah sebagai berikut.
a. Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai
status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit. Salah satu penyebab kemiskinan adalah pendidikan
yang rendah. Masyarakat yang berpendidikan rendah berpengaruh terhadap kualitas sumber daya
manusia. Akibatnya, tingkat kemudahan untuk mendapatkan pekerjaan terbatas. Saat ini, Negara
Indonesia masih memiliki penduduk miskin ±12%. Hal ini menjadi hambatan dalam mobilitas sosial.
Karena itulah, pemerintah berusaha mengurangi kemiskinan tersebut dengan berbagai cara. Dengan
hilangnya kemiskinan, dengan sendirinya masyarakat akan mudah mengakses berbagai fasilitas
dasar dan memudahkan mobilitas.
b. Diskriminasi
Diskriminasi berarti pembedaan perlakuan karena alas an perbedaan bangsa, suku, ras,
agama, golongan. Pada masa penjajahan, terjadi diskriminasi pemerintah Hindia Belanda terhadap
masyarakat keturunan Eropa dan masyarakat Indonesia. Dalam memperoleh pendidikan, masyarakat
Indonesia disediakan sekolah yang kualitasnya berbeda dengan sekolah-sekolah untuk orang-orang
Eropa. Hal ini tentu mempersulit mobilitas sosial rakyat Indonesia.

4. Saluran-saluran Mobilitas Sosial


Sebagai contoh, bagi seorang guru yang sedang bertugas dilembaga pendidikan, dapat
mewujudkan mobilitas sosial dilembaga pendidikan tersebut. Seorang politikus dipartai politik
dapat melakukan mobilitas sosial dipartai politik yang diikuti. Berikut ini merupakan contoh
saluran-saluran mobilitas sosial.
a. Pendidikan
Pendidikan merupakan saluran bagi mobilitas vertical yang sering digunakan karena
melalui pendidikan orang dapat mengubah statusnya. Lembaga-lembaga pendidikan pada umumnya
merupakan saluran yang konkret dari mobilitas vertikal keatas, bahkan dianggap sebagai social
elevator (perangkat) yang mengangkat seseorang dari kedudukan yang rendah kekedudukan yang
lebih tinggi. Pendidikan memberikan kesempatan pada setiap orang untuk mendapatkan kedudukan
yang lebih tinggi. Contoh, seorang anak dari keluarga miskin mengenyam sekolah sampai jenjang
perguruan tinggi. Setelah lulus, ia memiliki pengetahuan dagang dan menggunakan pengetahuannya
itu untuk berusaha. Setelah ia berhasil menjadi pedagang, secara otomatis status sosialnya juga
meningkat.
b. Organisasi Politik
Banyak contoh orang yang meniti perjuangan karir diorganisasi politik dari tingkat rendah
sampai tingkat tinggi. Sebagai contoh, Presiden Republik Indonesia pertama Ir Sukarno. Ketika
mendirikan Partai Nasional Indonesia, Sukarno tidak memiliki jabatan dipemerintahan. Namun,
melalui perjuangan politiknya, Sukarno semakin dikenal rakyat dan penjajah. Pada saat
kemerdekaan, Sukarno dipilih menjadi Presiden Republik Indonesia.
c. Organisasi Ekonomi
Organisasi yang bergerak itu antara lain dalam bidang perusahan atau pun jasa umumnya
memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi seseorang untuk mencapai mobilitas vertikal.
Organisasi ekonomi itu antara lain koperasi dan badan usaha. Tentu untuk menyejahterakan
anggotanya. Karena itu, koperasi akan melayani kebutuhan anggotanya. Koperasi sekolah tentuakan
mengutamakan pelayanan terhadap para peserta didik. Demikian juga halnya dengan koperasi pasar,
petani, nelayan, dan sebagainya. Melalui organisasi koperasi, kesejahteraan anggota dapat
diperjuangkan. Keberhasilan perjuangan koperasi mencerminkan keberhasilan perjuangan anggota-
anggotanya.
d. Organisasi Profesi
Organisasi profesi lainnya yang dapat dijadikan sebagai saluran mobilitas vertical adalah
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Dokter Indonesia(IDI), Himpunan Pengusaha
Muda Indonesia (HIPMI), dan organisasi profesi lainnya. Sebagai contoh, organisasi profesi guru
Persatuan Guru Republik Indonesia merupakan salah satu saran perjuangan para guru dalam bidang
pendidikan dan kesejahteraan guru.
5. Dampak Mobilitas Sosial
Berikut ini beberapa dampak positif terjadinya mobilitas sosial.
a. Mendorong Seseorang untuk Lebih Maju
Terbukanya kesempatan untuk pindah dari strata kestrata yang lain menimbulkan motivasi
yang tinggi pada diri seseorang untuk maju diberbagai bidang. Kalian dapat membedakan kondisi
Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan. Pada masa penjajahan, banyak rakyat kecil yang tidak
memiliki cita-cita menjadi camat, bupati, atau gubernur. Hal ini karenat idak adanya kesempatan
untuk itu. Banyak rakyat kecil kemudian berhasil menjadi pemimpin di berbagai bidang.
b. Mempercepat Tingkat Perubahan Sosial
Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat kearah yang
lebih baik. Contoh: Indonesia sedang mengalami perubahan dari masyarakat agraris kemasyarakat
industri. Perubahan ini akan lebih cepat terjadi jika didukung sumber daya manusia yang
berkualitas. Hal itu berarti perlu peningkatan kualitas pendidikan. Keberhasilan mobilitas sosial
diIndonesia berarti membuat orang Indonesia memiliki kedudukan terhormat. Cerdik cendekia yang
semakin banyak secara langsung mendorong terjadinya perubahan sosial budaya masyarakat.
Perubahan yang mudah dilihat, misalnya, pada masyarakat desa. Penduduk yang berhasil melakukan
mobilitas sosial biasanya akan memengaruhi teman-teman atau masyarakat lainnya. Hal ini berarti
secara langsung akan mendorong terjadinya perubahan sosial budaya didesat ersebut. Penduduk
yang sebagian besar berpendidikan rendah, kemudian berpendidikan tinggi akan berpengaruh
terhadap gaya hidup dan mata pencaharian mereka.
c. Meningkatkan Integrasi Sosial
Terjadinya mobilitas sosial dalam suatu masyarakat dapat meningkatkan integrasi sosial.
Contohnya, ia akan menyesuaikan diri dengan gaya hidup, nilai-nilai, dan norma-norma yang dianut
oleh kelompok orang dengan status sosial yang baru sehingga tercipta integrasi sosial. Perubahan
sosial yang terjadi pada suatu masyarakat akan mendapat respon yang berbeda dari masyarakat lain.
Respon tersebut dapat berupa tentangan, namun juga dapat berupa penerimaan. Penerimaan
pengaruh yang diakibatkan mobilitas sosial tentu merupakan salah satu contoh terjadinya integrasi
dalam masyarakat.
Berikut ini beberapa dampak negatif terjadinya mobilitas sosial.
a. TerjadinyaKonflik
Mobilitas sosial merupakan salah satu perjuangan manusia dan kelompok sosial untuk
mencapai posisi sosial yang semakin tinggi. Dalam hal ini, sangat wajar kalau kemudian timbul
persaingan, yang kerap juga memicu konflik. Dalam perjalanan kehidupan manusia, persaingan
tidak dapat dihindarkan. Persaingan selalu muncul dengan berbagai kategorinya. Bahkan, persaingan
bisa menjelma menjadi konflik. Contoh lain, perjuangan didalam partai politik dan antar partai
politik. Semua partai politik berjuang salah satunya untuk memperoleh kekuasaan. Kondisi ini tentu
menimbulkan persaingan yang kadang memunculkan konflik. Kalian tentu masih ingat peristiwa
Gerakan 30 September 1965. Peristiwa tersebut merupakan salah satu dampak negative dari ambisi
mereka, jabatan, atau kekuasaan yang lebih tinggi. Persaingan antar partai politik diIndonesia
mengakibatkan konflik yang membahayakan kelangsungan bangsa Indonesia.
b. Gangguan Psikologis
Seseorang yang memiliki jabatan kadang khawatir kehilangan jabatan. Bahkan pada saat
jabatan yang dimiliki sudah lepas, kadang ia tidak rela melepaskan jabatan tersebut. Banyak orang
yang setelah kehilangan jabatan, baik karena diganti maupun karena sudah selesai masa tugasnya
(pensiun), menjadi mudah gelisah. Individu yang mengalami keadaan seperti ini termasuk
mengalami gangguan psikologis. Hal tersebut akan membahayakan diri sendiri karena stres yang
berkepanjangan akan melahirkan berbagai penyakit psikis dan fisik lainnya. Contoh: darah tinggi,
asam lambung, insomnia merupakan penyakit yang salah satunya disebabkan gangguan psikologis.
Gangguan psikologis seperti diatas tentu tidakakan terjadi pada individu yang lapang dada
menerima keadaan,dan kemudian bertekad untuk berubah.

B. Pluralitas Masyarakat Indonesia.

Kekayaan dan keanekaragaman masyarakat Indonesia baik suku, agama, ras, pekerjaan,
danl ain-lain menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia itu bersifat plural. Kata “plural” berasal
dari bahasa Inggris yang artinya “jamak”, sedangkan “pluralitas” berarti kemajemukan. Pluralitas
masyarakat Indonesia memiliki arti yang sama dengan kemajemukan masyarakat Indonesia.
Selain istilah pluralitas, istilah lain yang berhubungan dengan keragaman, yakni
multikultutal. Multikultural berasal dari kata multi yang berarti banyak (lebih dari dua) dan culture
artinya kebudayaan. Masyarakat multicultural adalah masyarakat yang memiliki lebih dari dua
kebudayaan. Masyarakat multicultural tersusun atas berbagai budaya yang menjadi sumber nilai
bagi terpeliharanya kestabilan kehidupan masyarakat pendukungnya. Keragaman budaya tersebut
berfungsi untuk mempertahankan identitas dan integrasi sosial masyarakatnya.
1. Perbedaan Agama
Hal ini sangat penting agar dalam diri kita tumbuh sikap saling memahami dan menghargai
atau bertoleransi. contohnya, ketika umat Islam melaksanakan salat Idul fitri dilapangan, umat
beragama lain perlu memahami bahwa kegiatan di lapangan tersebut merupakan upacara
keagamaan/persembahyangan. Tentu saja, hanya pemeluk agama Islam yang melaksanakan kegiatan
salat Idul fitri.Namun demikian,pemeluk agama lain membantu menciptakan suasana agar salat
berlangsung aman dan nyaman. Toleransi dalam beragama bukan berarti kita mencampur adukkan
ajaran agama, tetapi saling menghormati dan membantu menciptakan keamanan dan kenyamanan
umat beragama lain dalam beribadah.
a. Agama Islam
Agama Islam merupakan agama yang dipeluk sebagian besar masyarakat Indonesia.
Menurut sensus tahun 2010, sebanyak 87,2% penduduk Indonesia beragama Islam.Agama Islam
diperkirakan telah sampai diIndonesia pada abad VII yang kemudian diikuti perkembangan
kerajaan-kerajaan bercorak Islam diIndonesia. Sebelum kedatangan Islam diIndonesia telah
berkembang agama Hindu dan Buddha sejak sekitar abad IV M.
b. Agama Kristen Protestan
Kristen Protestan berkembang di Indonesia selama masa colonial Belanda (VOC) sekitar
abad XVI. Pada abad XX, Kristen Protestan berkembang dengan sangat pesat, yang ditandai dengan
kedatangan para misionaris dari Eropa kebeberapa wilayah di Indonesia, seperti di wilayah barat
Papua, Sumatra Utara, Sulawesi Utara, dan Jawa.
c. Agama Kristen katholik
Kristen Katolik tiba di Indonesia saat kedatangan bangsa Portugis, yang diperkuat dengan
kedatangan bangsa Spanyol
.
d. Agama Hindu
Agama Hindu diperkirakan telah masuk ke Indonesia sejak awal abad Masehi. Pada saat
mempelajari perkembangan kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
e. Agama Buddha
Perkembangan agama Buddha diperkirakan terjadi bersamaan dengan perkembangan agama
Hindu. Kerajaan Sriwijaya di Sumatra merupakan salah satu pusat studi agama Buddha di Asia
Tenggara. Banyak sarjana dari Tiongkok dan bangsa-bangsa AsiaTimur mempelajari agama Buddha
di Sriwijaya.
f. Agama Konghucu

Kehadiran Agama Konghucu di Indonesia telah berlangsung berabad-abad lamanya.klenteng


yang biasa digunakan sebagai tempat ibadah umat Konghucu diberbagai wilayah diIndonesia.
Contoh: Kelenteng Ban Hing Kiong diManado yang didirikan pada tahun 1819, Kelenteng Boen
Tjhiang Soe di Surabaya. Umat Konghucu banyak memiliki hari penting, tetapi hari raya yang
terkenal dan telah menjadi hari libur nasional di Indonesia adalah hari raya Imlek.

2. Perbedaan Budaya
Koentjaraningrat (1996) menjelaskan bahwa kata kebudayaan berasal dari Sansekerta buddhayah,
yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti “budi” atau “kekal” .Culture adalah kata asing
yang berasal dari kata bahasa Latin colere (yang berarti “mengolah”, “mengerjakan”, dan terutama
berhubungan dengan pengolahan tanah atau bertani), memiliki makna yang sama dengan kebudayaan,
yang kemudian berkembang maknanya menjadi “segala daya upaya serta tindakan manusia untuk
mengolah tanah dan mengubah alam”.
a) Menurut Koentjaraningrat, budaya merupakan sebuah sistem gagasan dan
rasa, sebuah tindakan serta karya yang dihasilkan oleh manusia didalam
kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan kepunyaannya dengan belajar.
b) Menurut E.B. Taylor, budaya ialah suatu keseluruhan yang kompleks
meliputi kepercayaan, kesusilaan, seni, adat istiadat, hukum, kesanggupan,
dan kebiasaan lainnya yang dipelajari oleh manusia sebagai bagian dari
masyarakat.
c) Menurut Linton, budaya merupakan keseluruhan dari sikap dan pola
perilaku serta pengetahuan yang merupakan suatu kebiasaan yang
diwariskan dan dimiliki oleh suatu anggota masyarakat.
d) Menurut sosiolog J.J. Hoenigman, terdapat tiga wujud budaya,yaitu gagasan
, tindakan, dan karya.
Budaya merupakan salah satu ke khasan manusia yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Manusia selalu menghasilkan budaya karena manusia dikaruniai akal untuk
berpikir dalam rangka memperbaiki taraf hidupnya. Hal inilah yang membedakan hewan dan
manusia. Ada pun hewan menggunakan naluri. Hewan cenderung bersifat statis (menetap),
sedangkan manusia selalu berubah (dinamis).
 Banyak Hal Yang Memengaruhi Perbedaan Budaya Masyarakat Indonesia.
a. Perbedaan Lokasi
Bandingkan bentuk rumah asli masyarakat Jawa dan Kalimantan. Perbedaan kondisi alam
diJawa dan Kalimantan menyebabkan perbedaan hasil kebudayaan berupa rumah. Dan berbagai
kerajinan yang dibuat masyarakat pegunungan dengan kerajinan yang dibuat masyarakat pesisir.
b. PerbedaanAgama/Keyakinan
Agama Hindu dan Buddha banyak meninggalkan hasil kebudayan berupa patung dan relief
pada dinding-dinding candi. Hal ini tidak dapat dipisahkan dari sistem kepercayaan Hindu-Buddha
yang menjadikan candi sebagai salah satu tempat suci. Relief pada dinding-dinding candi Hindu-
Buddha biasanya juga mengandung berbagai ajaran untuk umatnya. Dan ada berbagai candi, patung,
dan relief peninggalan kerajaan masa Hindu-Buddha dipusat-pusat kerajaan tersebut.
1. Perbedaan Suku Bangsa
Bangsa Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa. Suku Jawa
adalah kelompok suku terbesar di Indonesia dengan jumlah mencapai 41% dari total populasi.
Sebagian besar suku Jawa tinggal diPulau Jawa,terutama Jawa Tengah dan Jawa Timur. Banyak dari
anggota suku ini telah bertransmigrasi dan tersebar keberbagai pulau di Nusantara bahkan
bermigrasi keluar negeri. Suku Sunda, suku Melayu, dan suku Madura.
2. Perbedaan Pekerjaan
Pekerjaan merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan. Saat ini, berbagai jenis pekerjaan baik sector formal maupun non formal.
Pekerjaan sektor formal adalah berbagai pekerjaan yang dijalankan oleh pelaku usaha resmi baik
pemerintah maupun swasta. Para karyawanp erusahaan, pegawai kantor bank, pegawai pemerintah,
dan guru merupakan contoh pekerjaan pada sector formal.
Kondisi tersebut berbeda dengan pekerjaan pemilik bengkel, petani, penjual dipasar, dan
pelaku usaha mandiri lainnya. Mereka bekerja secara mandiri, tak tergantung pada pihak lain. Sebagai
contoh, pekerjaan sebagai pedagang bakso keliling sangat tergantung pada pedagang tersebut. Hal ini
berbeda dengan orang yang bekerja sebagai karyawan perusahaan atau lembaga pemerintah.
3. Peran dan Fungsi Keragaman Budaya
Kekayaan beragam tarian tersebut menggambarkan keberagaman budaya Indonesia. Tarian
daerah sebagai salah satu kekayaan seni budaya bangsa Indonesia menjadi salah satu daya tarik
bangsa-bangsa asing. Kekayaan kesenian berupa tarian daerah menjadi salah satu daya pikat
wisatawan baik domestic maupun manca negara. Tarian daerah bukan hanya sekadar untuk dilihat,
tetapi juga mengandung makna yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Tarian daerah
diIndonesia merupakan ekspresi jiwa masyarakat Indonesia. Tarian tersebut menggambarkan nilai-
nilai penting yang dapat menjadi inspirasi dan teladan bagi masyarakat masa sekarang. Seni tari
Indonesia mengandung banyak nilai moral dan keagamaan, yang menjadi pedoman bagi perilaku
Indonesia.

 Peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembangunan nasional sebagai berikut:
a. Sebagai Daya Tarik Bangsa Asing
b. Mengembangkan Kebudayaan Nasional
c. Tertanamnya Sikap Toleransi
d. Saling Melengkapi Hasil Budaya
e. Mendorong Inovasi Kebudayaan

C. Konflik dan Integrasi dalam Kehidupan Sosial


1. Konflik dalam Kehidupan Sosial
a. Pengertian Konflik
Adapun konflik antara majikan dan buruh dapat dimasukan dalam kategori konflik
individu dengan kelompok. Contoh konflik antara kelompok dan kelompok adalah konflik para
pedagang kaki lima dengan para petugas ketertiban. Konflik bahkan dapat melibatkan dalam skala
lebih luas. Konflik antar kelompok dan juga dapat berupa konflik antar suku bahkan antar bangsa
atau antar negara. Perjuangan Negara Palestina melawan penguasaan Israel pada saat sekarang
merupakan salah satu bentuk konflik antarnegara.
 Pengertian konflik menurut ahli:

a) Menurut Robert M. Z. Lawang, konflik adalah perjuangan untuk


memperoleh hal-hal yang langka, seperti nilai, status, kekuasaan, dan
sebagainya dengan tujuan tidak hanya memperoleh keuntungan, tetapi juga
untuk menundukkan pesaingnya. Konflik terjadi karena benturan kekuatan
dan kepentingan antara satu kelompok dan kelompok lain dalam rangka
memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan (ekonomi, politik, sosial,
dan budaya) yang relatif terbatas.
b) Menurut Kartono, konflik merupakan prosessosial yang bersifat
antagonistik dan terkadang tidak bisa diserasikan karena dua belah pihak
yang berkonflik memiliki tujuan, sikap, dan struktur nilai yang berbeda,
yang tercermin dalam berbagai bentuk perilaku perlawanan, baik yang
halus, terkontrol, tersembunyi, tidak langsung, terkamuflase maupun yang
terbuka dalam bentuk tindakan kekerasan.

b. Faktor-Faktor Penyebab Konflik Sosial


Berikut ini merupakan beberapa penyebab konflik yang biasanya terjadi dalam kehidupan
manusia, yaitu:
1) Perbedaan Individu
Manusia adalah individu yang unik. Jangankan manusia yang berbeda orang tua, suku, dan
ras. Manusia yang lahir dari dalam satu rahim pun memiliki banyak perbedaan. Walaupun secara
fisik sekilas sama, seperti dalam kasus bayi kembar, belum tentu pendirian dan perasaan kedua
kembar tersebut sama. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang
nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial. Sebab, dalam menjalani hubungan sosial,
seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya. Sebagai contoh, para siswa dalam satu kelasmu
tentu berbeda tanggapannya ketika mendengarkan musik dangdut. Ada yang merasa terganggu
karena suara gendang, tetapi adapula yang merasa terhibur.
2) Perbedaan Latar Belakang Kebudayaan
Orang dibesarkan dalam lingkungan kebudayaan yang berbeda-beda. Dalam lingkup yang
lebih luas, berbagai kelompok kebudayaan bisa saja memiliki nilai-nilai dan norma-norma sosial
yang berbeda-beda. Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat mendatangkan konflik sosial, sebab
criteria tentang sopan-tidaksopan, pantas-tidak pantas, atau bahkan berguna atau tidak bergunanya
sesuatu baiki tu benda fisik maupun nonfisik bisa berbeda-beda.
3) Perbedaan Kepentingan
Bentrokan kepentingan dapat terjadi dibidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini
karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau
mengerjakan sesuatu. Manusia memiliki perasaan, pendirian, maupun latarbelakang kebudayaan
yang berbeda-beda. Dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk
tujuan yang berbeda-beda. Konflik akibat perbedaan kepentingan ini dapat pula menyangkut bidang
politik, ekonomi, sosial, dan budaya. Begitu pula dapat terjadi antarkelompok atau antara kelompok
dan individu.
4) Perubahan-Perubahan Nilai yang Cepat
Perundang-undangan atau peraturan yang sifatnya mengubah kebiasaan masyarakat
biasanya dilakukan melalui berbagai kajian terlebih dahulu. Hal ini dilakukan supaya masyarakat
tidak kaget dengan perubahan yang tiba-tiba terjadi. Contohnya, peraturan merokok ditempat umum.
Pemerintah tidak langsung memberlakukannya diseluruh masyarakatI ndonesia, tetapi dibeberapa
tempat yang terbatas terlebih dahulu, lalu perlahan-lahan terus meluas dalam rangka member
kesempatan kepada masyarakat untuk memahami peraturan tersebut.

c. Akibat-akibat Konflik Sosial


Tentang tokoh Bung Tomo dalam Pertempuran Surabaya tahun 1945. Pertempuran tersebut
merupakan salah satu contoh akibat terjadinya konflik antarnegara. Sekutu, Belanda, dan Indonesia
adalah kelompok yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Peristiwa tersebut dapat menggambarkan
salah satu akibat dari adanya konflik. Berikut inimerupakan akibat terjadinya konflik sosial.
1) Meningkatnya Solidaritas Sesama Anggota Kelompok
Dalam kasus peristiwa pertempuran Surabaya, para pejuang tidak menghiraukan perbedaan
suku, agama, organisasi politik, dan sebagainya. Mereka bahu-membahu melawan Inggris (Sekutu).
Terjadinya konflik dengan kelompok lain justru dapat meningkatan solidaritas sesama anggota
kelompok (in-groupsolidarity) yang sedang mengalami konflik dengan kelompok lain.
2) Retaknya Hubungan Antar individu atau Kelompok
Konflik yang terjadi antar individu atau antar kelompok dapat menimbulkan keretakan
hubungan. Keretakan tersebut dapat terjadi sementara ataupun permanen.
3) Terjadinya Perubahan Kepribadian para Individu
Perubahan kepribadian dapat terjadi pada kedua belah pihak yang mengalami konflik. Kedua
belah pihak dapat saling menyesuaikan atau justru masing-masing mempertahankan kebenaran yang
diyakini.
4) Rusaknya Harta Benda dan Bahkan Hilangnya Nyawa Manusia
Konflik yang berujung pada kekerasan fisik dapat menyebabkan kerusakan dan hilangnya
nyawa manusia. Sebagai contoh, konflik yang diakhiri dengan peperangan.
5) Terjadinya Akomodasi, Dominasi, Bahkan Penaklukan Salah Satu Pihak yang
Terlibat dalam Pertikaian.
d. Cara Menangani Konflik
Ada 5 cara yang biasanya digunakan individu atau kelompok dalam menyelesaikan
konflik sosial.
1) Menghindar
Kadang orang merasa tidak ada manfaatnya melanjutkan konflik dengan orang atau
kelompok lain. Hal ini mungkin disebabkan keyakinan bahwa dia tidak akan menang menghadapi
konflik. Dalam hal ini, dia mengorbankan tujuan pribadi atau pun hubungannya dengan oranglain.
Orang ini berusaha menjauhi masalah yang menimbulkan konflik ataupun orang yang bertentangan
dengannya.
2) Memaksakan Kehendak
Terdapat individu atau kelompok yang memandang bahwa pendapatnya atau idenya paling
benar. Oleh karena itu, dengan segala cara, konflik harus berakhir dengan kemenangan dipihaknya.
Karena itu, dia atau mereka berusaha menguasai lawan-lawannya dan memaksa lawan menerima
penyelesaian yang diinginkan. Tujuan pribadinya dianggap sangat penting, sedangkan hubungan
dengan orang lain kurang begitu penting. Tipe ini tidak peduli terhadap kebutuhan orang lain.
3) Menyesuaikan Kepada Keinginan Orang Lain
Terdapat individu yang ingin diterima dan disukai orang lain. Individu tersebut merasa
bahwa konflik harus dihindari demi keserasian (harmoni) dan ia yakin bahwa konflik tidak dapat
dibicarakan jika merusak hubungan baik. Individu tersebut khawatir apabila konflik berlanjut,
seseorang akan terluka dan hal itu akan menghancurkan hubungan pribadi dengan orang tersebut.
Individu tersebut mengorbankan tujuan pribadi untuk mempertahankan hubungan dengan orang
lain.
4) Tawar Menawar
Dalam proses tawar-menawar, individu akan mengorbankan sebagian tujuannya dan
meminta lawan konflik mengorbankan sebagian tujuannya juga.
5) Kolaborasi
Kolaborasi memandang konflik sebagai masalah yang harus diselesaikan. Atas dasar itu,
dicarilah cara-cara untuk mencari cara mengurangi ketegangan kedua belah pihak. Ia berusaha
memulai sesuatu pembicaraan yang dapat mengenali konflik sebagai suatu masalah dan mencari
pemecahan yang memuaskan keduanya.
2. Faktor-faktor Terbentuknya Integrasi
Integrasi sosial adalah proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat
sehingga menjadi satu kesatuan.Unsur-unsur yang berbeda tersebur dapat meliputi ras, etnis, agama,
bahasa, kebiasaan, sistem nilai, dan lain sebagainya. Ada pendapat para ahli tentang integrasi sebagai
berikut.
Menurut Baton, integrasi adalah suatu pola hubungan yang mengakui adanya
perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak memberikan fungsi penting pada perbedaan
ras tersebut
 Terjadinya integrasi sosial, yaitu sebagai berikut:
1. Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-
kebutuhan mereka.
2. Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan (konsensus) bersama mengenai nilai
dan norma.
3. Nilai dan norma sosial itu berlaku cukup lama dan dijalankan secara konsisten.

 Faktor yang memengaruhi cepat atau lambatnya proses integrasi:


1. Homogenitas kelompok. Pada masyarakat yang homogenitasnya rendah integrasi sangat
mudah tercapai, demikian juga sebaliknya.
2. Besar kecilnya kelompok. Jumlah anggota kelompok memengaruhi cepat lambatnya
integrasi karena membutuhkan penyesuaian di antara anggota.
3. Mobilitas geografis. Semakin sering anggota suatu masyarakat dating dan pergi, semakin
besar pengaruhnya bagi proses integrasi.
4. Efektifitas komunikasi. Semakin efektif komunikasi, semakin cepat pula integrasi anggota-
anggota masyarakat tercapai.

 Bentuk-bentuk integrasi sosial:


1. Integrasi normatif: integrasi yang terjadi akibat adanya norma-norma yang berlaku
dimasyarakat. Contoh: masyarakat Indonesia dipersatukan dengan semboyan Bhineka
Tunggal Ika.
2. Integrasi fungsional: integrasi yang terbentuk sebagai akibat adanya fungsi-fungsi tertentu
dalam masyrakat. Sebagai contoh, Indonesia yang terdiri dari berbagai suku
mengintegrasikan dirinya dengan melihat fungsi masing-masing: suku Bugis melaut, Jawa
bertani, Minang pandai berdagang.
3. Integrasi koersif: integrasi yang dilakukan dengan cara paksaan. Hal ini biasanya dilakukan
bila diyakini banyaknya akibat negative jika integrasi tidak dilakukan, atau pihak yang
diajak untuk melakukan integrasi sosial enggan melakukan/ mencerna integrasi.

 Proses integrasi dilakukan melalui dua hal, yaitu:


1. Asimilasi: bertemunya dua kebudayaan atau lebih yang saling memengaruhi sehingga
memunculkan kebudayaan baru dengan meninggalkan sifat asli tiap-tiap kebudayaan.
2. Akulturasi: proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengan kebudayaan
tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing(baru) sehingga kebudayaan asing (baru)
diserap/diterima dan diolah sifat asli kebudayaan penerima.
 Faktor-faktor pendorong integrasi sosial:
1. Adanya tolerasnsi terhadap kebudayaan yang berbeda.
2. Kesempatan yang seimbang dalam bidang ekonomi.
3. Adanya sikap positif terhadap kebudayaan lain.
4. Adanya sikap terbuka dari golongan yang berkuasa.
5. Adanya kesamaan dalam unsur-unsur kebudayaan.
6. Adanya perkawinan campur (amalgamasi).
7. Adanya musuh bersama dari luar.

C. Keterampilan
 Penilaian Unjuk Kerja
Instrumen Penilaian
Kuran
Sangat Tidak
Baik g
No Aspek yang Dinilai Baik Baik
(75) Baik
(100) (25)
(50)
Kesesuaian respon
1
dengan pertanyaan
Keserasian pemilihan
2
kata
Kesesuaian penggunaan
3
tata bahasa
4 Pelafalan

Kriteria penilaian (skor)


100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
Cara mencari nilai (N) = Jumalah skor yang diperoleh siswa dibagi jumlah skor
maksimal dikali skor ideal (100)

Instrumen Penilaian Diskusi


No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi
2 Kemampuan menjawab pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
4 Kemampuan menyelesaikan masalah

Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik

 Penilaian Proyek(Lihat Lampiran)


 Penilaian Produk(Lihat Lampiran)
 Penilaian Portofolio
Kumpulan semua tugas yang sudah dikerjakan peserta didik, seperti catatan, PR,
dll

Instrumen Penilain
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1
2
3
4
1. Instrumen Penilaian (terlampir)
b. Pertemuan Pertama
c. Pertemuan Kedua
d. Pertemuan Ketiga
2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
a. Remedial
Bagi peserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM),
maka guru bisa memberikan soal tambahan.

CONTOH PROGRAM REMIDI

Sekolah : ……………………………………………..
Kelas/Semester : ……………………………………………..
Mata Pelajaran : ……………………………………………..
Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..
Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..
Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..
Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..
(KD / Indikator) : ……………………………………………..
KKM : ……………………………………………..
Lampiran 7. Soal Ulangan dan Kunci Jawaban
SOAL ULANGAN

1. Berikut ini adalah arti mobilitas sosial, kecuali ...


a. Suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial lainnya
b. Gerakan dari orang perorang dan kelompok-kelompok pada kedudukan sosial
ekonomi yang berbeda
c. Gerakan perpindahan orang atau kelompok orang dari suatu tempat ke tempat
lainnya
d. Perubahan strata seseorang dari satu lapisan ke lapisan yang lain
2. Contoh berikut yang mengalami mobilitas sosial vertikal naik adalah ...
a. Parhan semula tinggal di kota dan sekarang pindah ke desa
b. Satria semula pedagang kaki lima dan sekarang memiliki toko sendiri
c. Bayu berhenti menjalankan usahanya karena terbelit hutang
d. Etik pindah rumah ke daerah lain karena ikut program transmigrasi
3. Semula Ferry adalah seorang karyawan di sebuah perusahaan asuransi kemudian
pindah bekerja ke perusahaan jasa travel sebagai kasir.
Contoh kasus di atas termasuk bentuk mobilitas sosial ...
a. verikal naik
b. vertikal turun
c. horizontal
d. diagonal
4. Perhatikan faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial di bawah ini!

1. Faktor struktural
2. Faktor ekonomi
3. Faktor kemiskinan
4. Faktor individu
5. Faktor diskriminasi

Yang termasuk faktor pendorong terjadinya mobilitas sosial yaitu nomor ...
a. 1, 2, dan 3
b. 1, 2, dan 4
c. 2, 3, dan 5
d. 3, 4, dan 5
5. Wakil kepala bagian kesiswaan mengumumkan akan dilaksanakan pemilihan
pengurus OSIS dalam waktu dekat ini dan bagi siswa-siswi yang berminat
dipersilahkan secara terbuka untuk mencalonkan diri. Kegiatan pemilihan pengurus
OSIS di atas termasuk salah satu yang dapat mendorong terjadinya mobilitas sosial
yaitu dari faktor ...
a. struktural
b. sosial
c. politik
d. pendidikan
6. Arman gagal mendapatkan pekerjaan yang ia cita-citakan sejak belajar di bangku
SMP. Pekerjaan itu berhasil didapat oleh Zaki teman sekelasnya dulu dikarenakan
riwayat pendidikan Zaki yang lebih tinggi. Arman hanya mampu melanjutkan
sekolahnya sampai tingkat SMA. Faktor penghambat kegagalan mobilitas sosial pada
Arman disebabkan karena ...
a. Kemiskinan
b. Kekeluargaan
c. Kedekatan
d. Diskriminasi
7. Yang termasuk contoh saluran mobilitas sosial pada bidang ekonomi berikut ini
adalah ...
a. Koperasi sekolah, OSIS, dan PGRI
b. Koperasi nelayan, BUMN, dan PT
c. Partai, IDI, dan HIPMI
d. Sekolah, BLK, dan Universitas
8. Penduduk suatu desa telah menyadari arti pentingnya pendidikan sehingga berdampak
terhadap peningkatan gaya hidup dan mata pencaharian mereka. Kondisi tersebut
menunjukkan hasil positif mobilitas sosial yaitu ...
a. Mendorong seseorang untuk maju
b. Meningkatkan integrasi sosial
c. Mempercepat tingkat perubahan sosial
d. Meningkatkan hasil budaya masyarakat
9. Berikut ini merupakan dampak negatif adanya mobilitas sosial adalah, kecuali ...
a. Terjadinya konflik antarpartai dalam merebut kekuasaan
b. Timbul perasaan takut, gelisah kehilangan pekerjaan atau jabatan
c. Menimbulkan penyakit darah tinggi, insomnia, dan asam lambung
d. Adanya persaingan antarkaryawan berdasarkan kinerja
10. Perayaan Waisak untuk memperingati 3 (tiga) peristiwa penting merupakan Hari Raya
Keagamaan ...
a. Islam
b. Hindu
c. Buddha
d. Konghucu
11. Perhatikan gambar berikut ini!

Gambar di atas merupakan contoh hasil kebudayaan masyarakat yang berwujud ...
a. Gagasan
b. Tindakan
c. Karya
d. warisan
12. Berikut adalah faktor yang mempengaruhi keberagaman budaya masyarakat di
Indonesia, kecuali ...
a. Perbedaan lokasi
b. Perbedaan agama
c. Perbedaan adat-istiadat
d. Perbedaan individu
13. Suku Jawa, Samin, dan Karimun berasal dari daerah ...
a. Jawa Barat
b. Jawa Tengah
c. Jawa Timur
d. Yogyakarta
14. Faktor yang menyebabkan perbedaan suku bangsa di Indonesia adalah ...
a. Tingkatan sosial
b. Tingkatan ekonomi
c. Tempat kelahiran
d. Sejarah nenek moyang
15. Segala bentuk pekerjaan dan profesi adalah sama mulianya tidak ada yang lebih
rendah atau lebih tinggi, karena ...
a. Jumlah pendapatan yang diperoleh besarnya sama
b. Sama-sama untuk memenuhi kebutuhan sendiri dan keluarga
c. Semua profesi saling membutuhkan satu sama lain
d. Pekerja dan profesional sama-sama memiliki kewajiban membayar pajak
16. Penemuan cara baru dan khas dalam mengelola lahan pertanian merupakan salah satu
peran dan fungsi keragaman budaya dalam pembangunan nasional yaitu ...
a. Sebagai daya tarik bangsa asing
b. Saling melengkapi hasil budaya
c. Tertanamnya sikap toleransi
d. Mendorong inovasi kebudayaan
17. Pluralitas budaya bangsa sebaiknya disikapi dengan ...
a. Perbedaan budaya harus dihapus dan membentuk kebudayaan yang universal
b. Kebudayaan nenek moyang diganti dengan kebudayaan baru yang lebih maju
c. Saling mendukung serta kebersamaan dalam mengembangkan kebudayaan
nasional
d. Kebudayaan daerah adalah kebudayaan kuno yang lambat laun akan hilang
18. Pernyataan berikut yang tidak sesuai dengan pengertian konflik adalah ...
a. Perjuangan memperoleh status dan kekuasaan dengan cara menundukkan
pesaingnya
b. Benturan kekuatan dan kepentingan antar satu kelompok dengan kelompok
lainnya untuk memperebutkan sumber-sumber kemasyarakatan
c. Persaingan antar individu, antara individu dengan kelompok, dan antar
kelompok untuk meraih tujuan tertentu yang dilakukan secara sehat
d. Proses sosial yang bersifat antagonistik dengan bentuk perilaku melawan dan
melakukan kekerasan
19. Yola adalah penduduk pendatang di Desa Permai. Usulannya untuk membuka usaha
hiburan menuai protes dari penduduk karena dianggap dapat mengganggu aktivitas
masyarakat.
Kasus di atas menunjukkan terjadinya konflik dikarenakan ...
a. Perbedaan individu
b. Perbedaan kepentingan
c. Perbedaan kebudayaan
d. Perbedaan pendidikan
20. Kegiatan demonstrasi persatuan buruh kepada pengelola perusahaan yang menuntut
gajinya dinaikkan termasuk ke dalam konflik antara ...
a. individu dengan individu
b. individu dengan kelompok
c. kelompok dengan kelompok
d. kemajuan dengan keadilan
21. Pertengkaran antar teman di sekolah tergolong konflik antara ...
a. kemajuan dengan keadilan
b. kelompok-dengan kelompok
c. individu dengan kelompok
d. individu dengan individu
22. Terkadang konflik membawa pengaruh positif terhadap kedua belah pihak seperti ...
a. Masing-masing pihak mempertahankan kebenaran yang diyakini
b. Meningkatnya solidaritas sesama anggota kelompok
c. Dapat saling menaklukkan antar kedua belah pihak
d. Keretakan hubungan antar individu atau kelompok
23. Tipe penyelesaian konflik dengan mengorbankan tujuan pribadi untuk
mempertahankan hubungan dengan orang lain adalah ...
a. Tawar-menawar dengan lawan konflik
b. Kolaborasi antar kedua belah pihak
c. Menghindari terjadinya sebuah konflik
d. Menyesuaikan kepada keinginan lawan konflik
24. Proses penyesuaian unsur-unsur yang berbeda dalam masyarakat sehingga menjadi
satu kesatuan disebut ...
a. mobilitas sosial
b. integrasi sosial
c. perubahan sosial
d. nilai-nilai sosial
25. Berikut yang bukan merupakan syarat terjadinya integrasi sosial menurut William F.
Ogborn dan Meyer Nimkoff adalah ...
a. Adanya rasa saling mengisi kebutuhan-kebutuhan antar anggota masyarakat
b. Terdapat konsensus bersama mengenai nilai dan norma dalam masyarakat
c. Nilai dan norma sosial yang berlaku telah lama dijalankan secara konsisten
d. Ada satu kelompok yang memegang fungsi penting dalam masyarakat secara
turun menurun

26. Masyarakat yang memiliki homogenitas tinggi cenderung mengakibatkan ...


a. integrasi masyarakat semakin cepat
b. integrasi masyarakat menjadi lambat
c. Terwujudnya keselarasan dalam masyarakat
d. Nilai dan norma dijalankan secara konsisten

27. Perhatikan pernyataan berikut!


 Rata-rata anggota kelompok masyarakat memiliki pekerjaan yang sama
 Adanya komunikasi antar anggota masyarakat secara rutin
 Desa Permai lebih besar mengalami penambahan penduduk dari arus pendatang
 Jumlah penduduk Kelurahan Agung tercatat yang terpadat
Dari pernyataan di atas yang dapat mempercepat proses terjadinya integrasi adalah nomor ...
a. 1 dan 2
b. 2 dan 3
c. 2 dan 4
d. 3 dan 4
28. Bangsa Indonesia yang dipersatukan dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika
merupakan bentuk integrasi ...
a. Koersif
b. Normatif
c. Fungsional
d. mutlak
29. Perpaduan dua kebudayaan yang saling mempengaruhi satu sama lain tanpa
menghilangkan sifat asli pada tiap-tiap kebudayaan merupakan proses integrasi
sosial ...
a. Akulturasi
b. Asimilasi
c. Kompromi
d. kolaborasi
30. Berikut ini yang bukan merupakan faktor pendorong integrasi sosial adalah ...
a. Adanya toleransi terhadap kebudayaan yang berbeda
b. Terdapat sikap terbuka dari kelompok penguasa
c. Adanya musuh yang berbeda-beda dari luar
d. Mendapatkan hak yang sama dalam bidang ekonomi
Kunci Jawaban

SOAL KUNCI JAWABAN SKOR NILAI


1 C 1 3,33
2 B 1 3,33
3 C 1 3,33
4 B 1 3,33
5 A 1 3,33
6 A 1 3,33
7 B 1 3,33
8 C 1 3,33
9 D 1 3,33
10 C 1 3,33
11 B 1 3,33
12 D 1 3,33
13 B 1 3,33
14 C 1 3,33
15 C 1 3,33
16 D 1 3,33
17 C 1 3,33
18 C 1 3,33
19 C 1 3,33
20 B 1 3,33
21 D 1 3,33
22 B 1 3,33
23 D 1 3,33
24 C 1 3,33
25 D 1 3,33
26 B 1 3,33
27 A 1 3,33
28 B 1 3,33
29 A 1 3,33
30 C 1 3,33
JUMLAH PG 30 100
Lampiran 8. Hasil Belajar Siswa

NILAI KELAS:8.1

NILAI

NO NAMA L /P KD3/BAB II
T1 T3 UH3

1 AHMAD RAFIF L 80 75 75
2 ALBRIAN JONATHAN RAMA L 85 70 78
DHANIO
3 ALVIRA DWINA KUSWINDI P 85 85 77
4 ALYSA AYU DESTIARA P 80 80 78
5 ARYA PUTRA CRISLAMIN S L 80 85 75
6 AZIZAH NURHALIZAH P 90 80 78
7 BINTANG AKBAR WINARDI L 85 85 75
8 DADANG CHANDRA WIJAYA L 85 80 76
9 DANU SUWARNA L 80 75 78
10 GADING SATRYA PRATAMA L 85 80 75
11 IBNU MUHAMAD RAFI L 85 85 80
12 JAMALI L 95 85 80
13 JIHAN ZALFA AZAHRA P 95 85 77
14 MESAKH RAFAEL L 90 85 80
HAMONANGAN SIBURIAN
15 MIA SAFITRI P 80 85 80
16 MOCH JAYA PERMADI L 80 85 77
17 MOCHAMAD NUR AFFAN L 80 80 78
HARDIANSYAH
18 MUHAMMAD AFRIZAL L 85 85 75
RAMADLAN
19 MUHAMAD MIFTAHUL HUDA L 80 75
20 MULKIARON SAPUTRA BASIT L 80 85 80
21 NAUFAL FALIH FAKHRUDIN L 80 80 80
22 NEYSA ZAHWA EQUILLA P 95 85 80
23 NURUL AISYA SUTRISNO P 90 85 78
24 REYNATA NINDYA LARASATI P 95 90 80
25 RIFAS NOFITRI ANJELIKA P 95 85 80
26 RIFQY ABDIL HANAFI L 85 85 75
27 ROBBY AGUS CAHYONO L 85 90 78
28 SABRINA AL AZAZAH P 85 85 78
29 SELLOADAM EAGLION L 80 90 75
30 SELVIANA RAHMAWATI P 80 85 80
31 SUMIATI P 90 80 78
32 YUNITA RAHMAWATI P 85 85 80
NILAI KELAS:8.2
NILAI

N NAMA P/L KD3/BAB II


O
T1 T3 UH3
1 ANDRADHIKA AFIF PUTRA L 80 75 78
SYAHRAZAD
2 ANGEL CHASILA SARI P 85 75 80
3 ARYA PRATAMA GHONAYANTA L 75 80 80
4 AURELLIA NATHANIA P 75 80 78
5 CHAIREAL YUSRI L 80 85 75
6 CHELOMITA NAJWA PUTRI P 85 80 77
7 CHOIRUL AMALA P 85 75 78
8 DAFFA ADITYA DAMARA L 85 85 80
9 DIDIK ANDIKA L 75 - 80
10 DILLA NUR FATINAH SARI P 85 85 80
11 DINDA PUTRI RAMADHANI P 80 80 77
12 EKA NOVITA SARI P 80 85 75
13 ELSA SASI RAMADHANI P 85 75 75
14 FIRGIAWAN ALI ZAMRONI L 80 75 78
15 KHAQQIKUR ROZAQ AL KAMAL L 80 85 75
16 LIA PERMATA SARI P 75 80 80
17 LILIS LINDA SARI P 75 80 75
18 MOCH FIRMANSYAH ABDILAH L 80 85 78
19 MUHAMAT ARIL L 85 85 80
20 MUHAMMAD ADITIAPRATAMA L - - 78
21 MUHAMMAD FADILLAH DIMAS L 75 - 80
NUGRAHA
22 MUHAMMAD GHAZI RAKHA L 80 80 78
BAIHAQI
23 MUKHAMAD ANDRE NUGRAHA L 75 80 75
24 NOVAL PUTRA AFANDI L 80 85 80
25 NURUL YATIM WAHYUNI P 80 80 80
26 PANDU SATRIO L 75 80 80
27 RASYA PUTRA WAHYU PRATAMA L 70 - 75
28 RENATA INGGA CINTYA P 80 85 80
29 RIFKI ARIF SAMBODO L 85 80 78
30 ROSI REGITA PRAMESTI P 85 80 80
31 SATRIO ANGGORO L 80 85 77
32 SETYO DWI KONCORO L 80 86 80
Lampiran 9. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai